kab/kota: Serang

  • Pergantian Rezim Iran Bisa Terjadi Imbas Serangan Israel

    Pergantian Rezim Iran Bisa Terjadi Imbas Serangan Israel

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut pergantian rezim di Iran mungkin bisa menjadi akibat dari rentetan serangan militer Israel ke negara tersebut. Netanyahu menegaskan Israel akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghilangkan “ancaman eksistensial” yang ditimbulkan Iran.

    Israel meluncurkan “Operation Rising Lion” dengan serangan mendadak pada Jumat (13/6) pagi yang memusnahkan eselon atas dalam komando militer Iran dan memicu kerusakan pada situs-situs nuklirnya. Ditegaskan oleh Tel Aviv bahwa serangannya akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan.

    Iran sendiri bersumpah untuk “membuka gerbang neraka” sebagai balasan atas rentetan serangan Israel.

    Militer Israel, seperti dilansir Reuters, Senin (16/6/2025), telah mengatakan bahwa tujuan operasi militer mereka saat ini bukanlah pergantian rezim, namun pembongkaran program rudal balistik dan nuklir Iran.

    Dalam wawancara dengan program “Special Report” dari media Amerika Serikat (AS), Fox News, pada Minggu (15/6), Netanyahu ditanya apakah pergantian rezim menjadi bagian dari operasi militer Israel terhadap Iran.

    “Bisa jadi itu menjadi hasilnya karena rezim Iran sangat lemah,” kata Netanyahu.

    “Kami siap melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuan ganda kami, untuk menyingkirkan … dua ancaman eksistensial — ancaman nuklir dan ancaman rudal balistik,” ujar PM Israel tersebut dalam salah satu wawancara pertama sejak Tel Aviv menggempur Teheran.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Israel mengatakan rentetan serangannya terhadap Iran bisa berlangsung selama berminggu-minggu. Netanyahu bahkan telah menyerukan secara terbuka kepada rakyat Iran untuk bangkit dan bersatu melawan para pemimpin ulama Islam mereka, yang disebutnya sebagai “rezim jahat dan penindas”.

    Israel dan Iran terus terlibat aksi saling serang, salah satunya pada Minggu (15/6) malam, yang menewaskan banyak orang dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.

    Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran untuk tidak menyerang target-target AS di mana pun di kawasan Timur Tengah.

    Saat ditanya soal laporan Reuters yang menyebut Trump memveto rencana Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Netanyahu mengatakan: “Saya tidak akan membahas hal tersebut”.

    Namun, dia mengatakan telah memberi tahu Trump sebelum serangan militer Israel dilancarkan terhadap Iran pada Jumat (13/6). Para pilot militer AS, sebut Netanyahu, telah membantu dalam menembak jatuh drone-drone Iran yang terbang menuju ke Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 42 WNI Terdampar di Tel Aviv, Apa Dampak Konflik Iran-Israel Bagi RI?

    42 WNI Terdampar di Tel Aviv, Apa Dampak Konflik Iran-Israel Bagi RI?

    Jakarta

    Sebanyak 42 WNI yang melakukan ziarah keagamaan dilaporkan terdampar di Tel Aviv setelah Bandara Ben Gurion ditutup menyusul memanasnya konflik Israel-Iran pada Jumat (13/06).

    Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan perwakilan diplomatik di Yordania tengah memberikan asistensi agar puluhan WNI itu bisa keluar dari Israel melalui jalan darat.

    “[Para WNI itu] seharusnya keluar lewat Tel Aviv, tetapi tidak bisa karena bandara ditutup. Mereka sedang dibantu KBRI Amman untuk melintas ke Yordania,” ujar Judha Nugraha kepada BBC News Indonesia pada Minggu (15/06).

    Saat ini, Kemenlu mencatat ada 187 WNI yang berada di seluruh wilayah Israel. Menurut Judha, sebagian besar dari mereka berada di Aravah di selatan Israel.

    Pemerintah Indonesia, sambung Judha, sudah mengimbau agar para WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Israel dan Palestina, termasuk untuk kunjungan ziarah untuk menunda niat mereka.

    “Sejak tahun lalu, wilayah Palestina dan Israel sudah ditetapkan Siaga 1 [level tertinggi kewaspadaan] oleh KBRI Amman,” tegasnya.

    Adapun di Iran, menurut Judha, KBRI Teheran sudah menetapkan status Siaga 2 sejak April 2024.

    “[Terbesar] kedua di Teheran, ada sekitar 90 WNI termasuk pelajar, pekerja migran, dan staf KBRI berikut keluarga mereka,” tutur Judha.

    Pada Jumat (13/06), pemerintah Israel menutup bandara mereka setelah melancarkan sejumlah serangan ke Iran dalam Operasi Rising Lion yang menyasar pusat nuklir, fasilitas militer, dan area berpenduduk.

    Pihak Israel mengeklaim serangan pihaknya dilakukan “atas dasar keselamatan” karena Iran dituding terus mengembangkan nuklir mereka.

    Iran mulai membalas serangan itu pada Jumat (13/06) malam melalui gempuran drone dan rudal balistik. Hingga berita ini diturunkan, gelombang serangan dari masing-masing negara masih terus berlangsung.

    ‘Belum ada permohonan evakuasi’

    BBC News Indonesia sudah menghubungi sejumlah warga Indonesia yang berada di Iran untuk menceritakan kondisi mereka di sana, tetapi mereka memilih bungkam karena sensitivitas isu.

    Jaringan internet setempat dilaporkan tidak stabil dan sangat lambat.

    Dalam siaran pers pada Jumat (13/06), Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran mengimbau para WNI untuk “saling mengingatkan satu sama lain” terkait imbauan KBRI Teheran dan Kemenlu serta “saling menjaga komunikasi”.

    Selain itu, mereka juga meminta agar para WNI di Iran untuk “saling menenangkan dan tidak panik dalam kondisi apa pun agar memudahkan koordinasi dan melancarkan segala proses yang dilakukan KBRI Teheran dan Kemenlu.”

    IPI Iran juga mengingatkan agar para WNI untuk melakukan pengecekan di grup WNI di platform WhatsApp.

    Pihak IPI Iran mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya para korban sipil dan tokoh penting Iran dalam serangan Israel.

    Pihak IPI juga mengecam dan mengutuk serangan Israel sekaligus mengecam PBB yang mereka sebut “diam seribu bahasa” atas serangan Israel.

    Baca juga:

    Sementara itu, Judha mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan WNI-WNI di Iran.

    “Saya sampaikan bahwa para WNI kita dalam keadaan baik, tidak ada yang menjadi korban dari serangan Israel,” ujar Judha.

    “Serangan yang dilakukan Israel saat menyasar instalasi-instalasi militer dan juga kepada beberapa petinggi dari Iran. Tapi tentu kita mengantisipasi bahwa eskalasi ini dapat lebih memburuk.”

    Berdasarkan pengamatan dari KBRI Teheran, kata Judha, situasi di Teheran masih terlihat normal meski terlihat antrean BBM yang cukup panjang di beberapa tempat.

    “Tapi tidak ada panic buying. Kegiatan dan kehidupan masyarakat masih berjalan dengan normal,” ujar Judha.

    Pernyataan Judha ini selaras dengan laporan IPI Iran yang menyebut laporan sejumlah WNI di kota-kota besar Iran mengatakan “tidak ada perubahan yang signifikan” setelah serangan Israel.

    Judha mengingatkan bahwa pihak pemerintah sejak April tahun lalu sudah mengimbau agar para WNI di Iran yang tidak memiliki kepentingan esensial untuk bisa pulang secara mandiri.

    Apalagi, saat ini, konflik antara Iran dan Israel membuat wilayah udara di kawasan tersebut ditutup sehingga menghalangi penerbangan.

    Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah Soemirat, mengatakan untuk saat ini evakuasi belum perlu dilakukan bagi para WNI di Iran.

    “Namun, kita terus melakukan pematangan rencana apabila memang [evakuasi] diperlukan apabila situasi memburuk. Tentu kita berharap situasi buruk tidak terjadi,” ujar Roliansyah kepada BBC News Indonesia pada Minggu (15/06).

    Rolliansyah yang dilantik sebagai Dubes RI untuk Teheran (merangkap Turkmenistan) pada 24 Maret 2025, mengatakan sejauh ini “belum ada permohonan evakuasi” dari WNI di Iran.

    Di sisi lain, Rolliansyah menekankan bahwa pada akhirnya evakuasi merupakan pilihan dari para individu.

    “Pemerintah pada beberapa situasi konflik di beberapa tempat lain sering mengalami situasi dimana sudah menyarankan atau bahkan menyiapkan rencana evakuasi warganegara Indonesia, tapi banyak warga negara yang memutuskan untuk tidak melakukan evakuasi. Dan tentunya pemerintah harus menghargai keputusan dari masing-masing individu tersebut,” ujarnya.

    Meski begitu, Rolliansyah meminta agar para WNI terus mengabarkan situasi mereka secara berkala kepada perwakilan diplomatik setempat.

    Apakah konflik Iran dan Israel akan terus memanas?

    Asap membubung setelah ledakan terjadi di pusat kota Teheran pada 15 Juni 2025 (Getty Images)

    Pengamat hubungan internasional dari Universitas Katolik Parahyangan, Idil Syawfi, menilai potensi eskalasi konflik antara Iran dan Israel “sangat tinggi”.

    Menurut Idil, hal ini terlihat dari upaya retaliasi Israel yang menyerang depot minyak Iran serta kantor Kementerian Luar Negeri Iran di Teheran pada Minggu (15/06).

    Serangan kemudian dibalas dengan serangan misil Iran ke Haifa dan Tel Aviv.

    “Jika kita melihat pernyataan terakhir Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengirimkan pesan kepada masyarakat Iran, kita bisa tahu target utama Israel dari operasi militer ini adalah perubahan rezim di Iran,” ujar Idil kepada BBC News Indonesia.

    “Seperti diketahui Iran menjadi penyuplai dan pendukung bagi gerakan-gerakan yang menyerang Israel seperti Hamas, Houthi dan juga Hizbullah.”

    Baca juga:

    Idil menilai operasi militer yang dilakukan Israel pada Jumat (13/06) lalu sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Sebagaimana diketahui, serangan tersebut menewaskan para ilmuwan dan petinggi militer Iran.

    “Pada sisi lain, Iran tidak punya banyak pilihan selain merespon dengan serangan militer,” ujar Idil.

    Iran, menurut Idil, berhadapan dengan dua pilihan: pertama, serangan balasan tetapi terbatas untuk mengurangi eskalasi tetapi kredibilitas pemerintah buruk di mata masyarakat.

    Kedua, membalas dengan lebih keras, tetapi sesuai keinginan Israel agar mendapat dukungan militer dari sekutunya, termasuk AS.

    Dihubungi terpisah, pengamat Timur Tengah dari Universitas Bina Nusantara, Tia Mariatul Kibtiah, menilai ada dua alasan mengapa Israel memutuskan untuk menyerang Iran.

    Yang pertama, popularitas Netanyahu di Israel. Ketika karier politik dia sedang tidak baik-baik saja, dia akan melakukan hal tidak terduga dan di luar nalar,” ujar Tia ketika dihubungi pada Minggu (13/0).

    Selain dinilai gagal menangani Hamas, masyarakat Israel juga menilai perekonomian negara merosot menyusul konflik Gaza.

    Alasan yang kedua, kata Tia, adalah Israel ingin menghentikan negosiasi antara AS dan Iran terkait nuklir.

    Di sisi lain, Tia berpendapat bahwa konflik ini kemungkinan besar tidak akan berlanjut ke eskalasi yang lebih luas.

    Hal ini didasari oleh kepentingan keamanan negara-negara Teluk, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait, yang secara geografis berdekatan dengan area konflik dan memiliki pangkalan militer AS.

    Tia memprediksi akan muncul banyak mediator, termasuk AS, untuk menekan agar saling serang antara Iran dan Israel. Dia juga menduga AS tidak akan terlibat dalam serangan balasan oleh Israel, tetapi alih-alih a akan membantu dalam upaya menangkal rudal Iran.

    Pada Minggu (15/06), Presiden AS Donald Trump menyatakan Iran dan Israel mesti mencapai kesepakatan dan mengatakan dirinya akan memfasilitasinya.

    CBS News, mitra BBC News di AS, melaporkan Trump sebelumnya memveto rencana Isrel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

    Bagaimana dampak konflik Iran dan Israel ke Indonesia dan dunia?

    Idil mengatakan serangan Israel ke depot minyak Iran menunjukkan bahwa, selain isu nuklir, Israel juga ingin “menyakiti Iran” dalam hal energi.

    Menurut Idil, serangan Israel ini membuka opsi juga bagi Iran untuk merespons dengan menutup Selat Hormuz.

    “Selat Hormuz bisa jadi merupakan kartu yang bisa dimainkan oleh pemerintah Iran,” ujarnya.

    “Penutupan Selat Hormuz akan berimplikasi terhadap negara-negara lain, khususnya terhambatnya distribusi minyak global dan meningkatnya harga minyak.”

    Idil memprediksi harga minyak dunia akan melambung tinggi dalam pembukaan minggu depan, dan akan beranjak meningkat seiring dengan eskalasi konflik.

    “Hal ini selain karena produksi akan terhambat, distribusi juga akan sangat terbatas dikarenakan konflik ini,” ujarnya.

    Baca juga:

    Bagi Indonesia, Idil menekankan hal ini akan berdampak ke perekonomian negara mengingat sumber minyak yang paling besar berasal dari Timur Tengah yang didatangkan melalui Singapura.

    “Perlambatan ekonomi akan semakin terasa, dan kemungkinan inflasi yang saat ini tertahan akan meningkat kembali. Hal ini akan membuat pemerintah semakin kesulitan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkannya,” ujarnya.

    Pendapat senada diungkapkan Tia.

    Meskipun secara geografis Iran dan Israel jauh dari Indonesia, dia mengingatkan konflik ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia sebagai negara pengguna dan pengimpor energi yang besar.

    Apa yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia?

    Pada Jumat (13/06), Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan Indonesia secara tegas mengutuk serangan Israel terhadap Iran yang disebutnya merupakan pelanggaran hukum dan melemahkan dasar-dasar hukum internasional.

    Sugiono mengatakan serangan tersebut akan menimbulkan banyak implikasi dan akan memperburuk situasi jika semua pihak yang terkait tidak menahan diri, sebagaimana dilaporkan Antara.

    Dia menambahkan akan terus memantau situasi tersebut lebih lanjut.

    Menanggapi ini, Idil mengaku sulit untuk membayangkan posisi Indonesia dalam konflik ini.

    “Karena kita tidak bisa dibilang sebagai ‘aktor’ dan memiliki kepentingan yang tinggi dalam konflik ini. Pernyataan dari Menlu Sugiono yang mengutuk serangan Israel dan berharap yang terburuk tidak terjadi sepertinya template [standar baku] yang sudah sesuai dengan koridor dan posisi Indonesia,” ujar Idil.

    Terpisah, Tia menyarankan agar Presiden Prabowo Subianto dapat berbicara langsung dengan para pemimpin negara yang memiliki pengaruh, seperti residen AS atau negara-negara OKI, untuk menyerukan penghentian konflik.

    “Minimal ada suara Indonesia di kancah politik global, di politik internasional, bahwa kita tidak suka dengan [Iran dan Israel] saling menyerang,” tegas Tia.

    Baik Idil maupun Tia sepakat bahwa fokus Indonesia perlu terpusat pada perlindungan WNI.

    Tia menyaran agar proses evakuasi WNI sebaiknya dilanjutkan apabila serangan terus berlanjut.

    Di dalam negeri, Idil mengatakan pemerintah Indonesia, khususnya pejabat bidang politik an ekonomi, harus siaga untuk menyiapkan strategi menghadapi berbagai skenario eskalasi yang muncul dari konflik Iran-Irael.

    Tonton juga Video Detik-detik Rudal Iran Hantam Bangunan di Tel Aviv

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gustiwiw Meninggal di Umur 25 Tahun, Hipertensi Juga Bisa Serang Usia Muda

    Gustiwiw Meninggal di Umur 25 Tahun, Hipertensi Juga Bisa Serang Usia Muda

    Jakarta

    Musisi dan komedian Gustiwiw meninggal dunia di usia 25 tahun. Ia disebut mengalami masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi yang memicu gangguan jantung.

    Sebelum meninggal, pria bernama asli Gusti Irawan Wibowo sempat mengeluh pusing pada temannya. Gusti juga sempat jatuh di kamar mandi dan tidak ditemukan denyut nadi lagi.

    Pemicu Tekanan Darah Tinggi di Usia Muda

    Dikutip dari Healthline, tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika aliran darah melalui arteri tetap tinggi secara terus-menerus. Kondisi ini sering disebabkan oleh penyempitan arteri yang menghambat aliran darah.

    Seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat, sehingga usia lanjut menjadi salah satu faktor risiko utama hipertensi. Namun, orang dewasa yang lebih muda juga bisa mengalami tekanan darah tinggi akibat sejumlah faktor.

    Jika tidak dikendalikan melalui perubahan gaya hidup atau pengobatan, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, jantung, otak, dan organ tubuh lainnya. Kondisi ini juga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

    Selain itu, beberapa faktor lain yang memengaruhi hipertensi di usia muda sebagai berikut.

    Obesitas: Indeks massa tubuh (BMI) lebih besar dari 25 atau rasio pinggang-pinggul lebih besar dari 0,85 mungkin merupakan faktor risiko.Konsumsi alkohol: Hasil penelitian kecil terhadap 80 orang dewasa muda di Kenya menunjukkan, menghindari alkohol mengurangi risiko hipertensi hingga 70 persen.Merokok: Studi tahun 2020 yang melibatkan 322 orang dewasa muda di Bangladesh menunjukkan, merokok tembakau merupakan faktor risiko utama yang dapat diubah untuk tekanan darah tinggi.Obat-obatan tertentu: Pil KB yang mengandung estrogen, beberapa antidepresan, dan obat antiinflamasi nonsteroid tertentu termasuk di antara obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah.Asupan garam tinggi: Mengonsumsi lebih dari 10 gram garam setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah.Kurangnya aktivitas fisik: Untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi, American Heart Association (AHA) menyarankan untuk melakukan aktivitas aerobik sedang selama 150 menit setiap minggu dan melakukan latihan kekuatan setidaknya 2 hari per minggu.Beberapa kondisi kesehatan: Penyakit ginjal, hipotiroidisme, dan sleep apnea termasuk di antara kondisi yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.Mengonsumsi daging merah: Hasil penelitian yang disebutkan sebelumnya di Kenya juga menunjukkan, orang dewasa muda yang mengonsumsi daging merah sekali atau dua kali seminggu, 77 persen lebih mungkin mengidap tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah mengonsumsi daging merah.Genetik: Menurut Centers for Disease Control and Prevention AS(CDC), seseorang juga berisiko terkena hipertensi jika ada anggota keluarga dekat mengidap kondisi tersebut sebelum usia 60 tahun.

    (suc/kna)

  • Viral Pesta di Atap Lebanon saat Rudal Israel-Iran Hujani Langit

    Viral Pesta di Atap Lebanon saat Rudal Israel-Iran Hujani Langit

    Jakarta

    Di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat antara Israel dan Iran, sebuah video viral dari Lebanon mencuri perhatian dunia. Alih-alih panik atau bersembunyi, sekelompok orang justru terlihat berpesta di atap gedung, menyaksikan hujan rudal yang melintasi langit malam.

    Video tersebut tersebar luas di media sosial X (dulu Twitter), menunjukkan suasana pesta yang tak lazim. Seorang musisi memainkan saksofon di atap sebuah hotel, sementara para tamu berdiri dari kursi mereka, mengangkat ponsel untuk merekam langit yang diterangi oleh kilatan rudal. Di latar belakang, musik tetap mengalun dimainkan oleh seorang DJ yang tetap tampil seperti tak terjadi apa-apa.

    Teks dalam video itu bertuliskan, “Sementara itu di Lebanon”, seolah menyoroti kontras mencolok antara hiburan dan kehancuran yang tengah berlangsung di kawasan tersebut.

    Suasana dalam video tersebut memunculkan berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang menyamakan adegan itu dengan orkes Titanic yang tetap bermain saat kapal karam.

    Lmaoooo

    pic.twitter.com/HdDx88AEWx

    — War Monitor (@WarMonitors) June 15, 2025

    “Memainkan musik seperti band saat Titanic tenggelam,” tulis salah satu pengguna.

    “Semuanya menyenangkan sampai akhirnya menimpa Anda,” tambah yang lain.

    “Masa-masa kelam ketika orang-orang di luar sana menikmati rudal yang jatuh di sekitar mereka seperti semacam pertunjukan,” komentar lainnya.

    Video yang sudah ditonton hampir 10 juta kali ini muncul di tengah memuncaknya konflik bersenjata antara Iran dan Israel. Dalam beberapa hari terakhir, kedua negara terlibat dalam aksi saling serang yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Israel meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap sasaran militer dan nuklir Iran dalam “Operasi Singa yang Bangkit”, yang menurut laporan media Iran telah menewaskan sedikitnya 128 orang dan melukai lebih dari 900 lainnya.

    Sebagai balasan, Iran mengaktifkan “Operasi True Promise III”, meluncurkan lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke wilayah Israel. Serangan itu mengakibatkan setidaknya 10 korban jiwa dan lebih dari 200 luka-luka di pihak sipil.

    Lebanon, yang berbatasan langsung dengan Israel dan memiliki kelompok bersenjata Hizbullah yang pro-Iran, berada dalam posisi yang sangat rentan. Tahun lalu, negara ini juga sempat terkena dampak serangan udara Israel setelah Hizbullah menyerang menyusul konflik di Gaza.

    Meski berada di tengah potensi bahaya, momen pesta di atap gedung Lebanon menjadi simbol ironi: kehidupan yang terus berjalan, bahkan saat dunia di sekelilingnya dilanda konflik bersenjata.

    (afr/afr)

  • Melihat Reaksi AS dan China di Tengah Panasnya Perang Israel Vs Iran

    Melihat Reaksi AS dan China di Tengah Panasnya Perang Israel Vs Iran

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran terus memanas. Sejumlah negara, khususnya China dan Amerika Serikat turut berkomentar terkait perang kedua negara tersebut.

    Berdasarkan catatan detikcom, Senin (16/6/2025), eskalasi konflik antara Israel dan Iran telah memasuki hari ketiga. Konflik kedua negara tersebut diawali dengan gelombang serangan besar-besaran Tel Aviv terhadap lebih dari 200 target nuklir dan militer di berbagai wilayah Iran pada Jumat (13/6) pagi.

    Teheran pun membalas serangan Israel. Iran membalas dengan rentetan serangan drone dan rudal pada Jumat (13/6) malam dan Sabtu (14/6) pagi yang menargetkan wilayah Israel.

    Pada Sabtu (14/6) dini hari, Angkatan Udara Israel turut merespons. Militer Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

    Saling balas serang antara kedua negara ini pun telah memakan korban dari kedua negara. Berbagai pihak akhirnya buka suara terkait konflik tersebut. Berikut reaksi China dan Amerika Serikat:

    China Sebut Israel Langgar Kedaulatan Iran

    Foto: Permukiman di Israel kena rudal Iran (REUTERS/Ammar Awad)

    Pemerintah China mulanya merespons keras serangan rudal militer Israel ke kota Teheran. China mengutuk tindakan itu sebagai pelanggaran kedaulatan Iran.

    “Tiongkok mengutuk pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran dan menentang meningkatnya konflik dan meluasnya bentrokan,” kata Utusan China untuk PBB, Fu Cong, dilansir CNN, Sabtu (14/6).

    Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (13/6). Fu Cong mengatakan pemerintahan China menekankan eskalasi di kawasan Timur Tengah tidak akan menguntungkan pihak manapun.

    “Kami mendesak Israel untuk segera menghentikan semua tindakan militer yang berisiko untuk menghindari eskalasi ketegangan lebih lanjut,” tambahnya.

    China Telepon Menlu Israel dan Menlu Iran

    Foto: Menlu China Wang Yi (AFP/WANG ZHAO)

    Tak cuma mengutuk, China melalui Menteri Luar Negeri Wang Yi menghubungi pihak Israel dan Iran. Wang Yi menelepon Menlu kedua negara.

    Dilansir Aljazeera, Minggu (15/6), dalam panggilan teleponnya dengan Menlu Israel, Gideon Saar, Wang mengatakan China jelas menentang pelanggaran hukum internasional oleh Israel dengan menyerang Iran dengan kekerasan. Wang Yi menyebut serangan itu terjadi ketika masyarakat internasional masih mencari solusi politik untuk masalah nuklir Iran.

    Ia menyerukan agar diplomasi didahulukan. Sebab, menurutnya jalan diplomatik untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran belum habis dan menambahkan bahwa “kekuatan tidak dapat membawa perdamaian abadi”.

    Wang Yi juga menelpon Menlu Iran Abbas Araghchi. Wang mengatakan bahwa China mengutuk “pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran” dan menentang “serangan brutal” yang menargetkan pejabat Iran.

    Ia juga mengatakan bahwa China mendukung Iran dalam menjaga kedaulatannya dan mengecam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Dia mengatakan bahwa serangan itu “menciptakan preseden berbahaya yang dapat menimbulkan konsekuensi bencana”.

    Amerika Serikat Minta Perang Dihentikan

    Foto: Donald Trump (REUTERS/Leah Millis)

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat telepon dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pembicaraan itu, kata Trump, dirinya dan Putin sepakat perang Israel dan Iran harus diakhiri.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (15/6), mulanya Trump mengatakan Putin meneleponnya untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Setelah itu, Putin membahas mengenai perang Israel dengan Iran.

    Donald Trump mengatakan dirinya dan Putin telah sepakat perang antara Iran dan Israel harus diakhiri. Trump, katanya, juga telah menjelaskan kepada Putin bahwa perang Israel dan Iran memang harus diakhiri.

    “Dia merasa, seperti saya, perang antara Israel dan Iran ini harus diakhiri, dan saya sudah menjelaskan bahwa perangnya juga harus diakhiri,” kata Trump di Truth Social, merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina.

    Amerika Serikat Tegaskan Tak Terlibat

    Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI

    Selain itu, Donald Trump juga meminta agar AS tak dilibatkan dalam serangan Israel terhadap Iran. Trump memperingatkan hal ini kepada Iran.

    Dilansir CNN, Minggu (15/6), Trump mengatakan AS “tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Iran, malam ini” dalam sebuah posting di platform media sosialnya Truth Social Minggu (15/6) pagi. Dia mengeluarkan peringatan kepada Teheran agar tidak melibatkan negaranya dalam konflik tersebut.

    “Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” kata Trump.

    “Namun, kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini,” tambah Trump.

    Lihat juga Video dari Udara: Israel Dibuat Bak Gaza, Gedung-gedung Hancur

    Halaman 2 dari 5

    (maa/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Isu Politik-Hukum Terkini: Jakarta Beri Subsidi Transjabodetabek

    Isu Politik-Hukum Terkini: Jakarta Beri Subsidi Transjabodetabek

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah isu politik dan hukum pada Minggu (15/6/2025) menjadi perbincangan hangat pembaca. Berita terkait subsidi Transjabodetabek menarik perhatian pembaca Beritasatu.com.

    Isu politik dan hukum lainnya, yakni polemik kepemilikan empat pulau antara Aceh dan Sumut, Presiden Prabowo Subianto yang melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura, upaya kriminalisasi terhadap mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait tudingan ijazah palsu, hingga status kewarganegaraan dalang bom Bali Hambali.

    Isu Politik-Hukum Terkini Beritasatu.com

    1. Jakarta Beri Subsidi Transjabodetabek, Netizen Sindir Dedi Mulyadi

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung kembali menarik perhatian publik dengan kebijakan subsidi transportasi. Subsidi sebesar Rp 11.500 per penumpang diberikan untuk layanan Transjabodetabek demi menekan tarif dari semestinya Rp 15.000 menjadi lebih terjangkau.

    Dengan adanya subsidi dari Jakarta, maka setiap penumpang Transjabodetabek hanya membayar Rp 3.500, sisanya ditanggung oleh APBD Jakarta. Kebijakan ini pun menuai banyak pujian dari warga Jakarta.

    Namun, tak sedikit pula warganet yang mempertanyakan beban anggaran yang harus ditanggung Jakarta, terutama ketika layanan tersebut menjangkau wilayah luar, seperti Bogor. Komentar pun bermunculan di media sosial, yang membandingkan kinerja Pramono dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

    2. Polemik 4 Pulau Aceh Memanas, PDIP dan Demokrat Saling Serang

    Polemik pemindahan kewilayahan empat pulau dari Aceh ke Sumatera Utara (Sumut) memicu tensi politik antara tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat. Kritik tajam dilontarkan Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, yang dinilai mengambil keputusan sepihak dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1999.

    Pernyataan Rapidin Simbolon itu mendapat respons keras dari Anggota DPR Fraksi Demokrat, Hinca Pandjaitan. Ia menyebut, tudingan tersebut tidak berdasar dan logikanya salah. Hinca menjelaskan keputusan terkait pulau ini telah bergulir sejak lama, jauh sebelum Bobby Nasution menjabat Gubernur Sumatera Utara.

    3. Presiden Prabowo Bertolak ke Singapura untuk Kunjungan Kenegaraan

    Presiden Prabowo Subianto bertolak ke Singapura pada Minggu (15/6/2025) sore dalam rangka kunjungan kenegaraan bersama rombongan terbatas. Presiden Prabowo dan rombongan lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 18.20 WIB.

    Kunjungan ini menjadi momen strategis untuk memperkuat kemitraan Indonesia–Singapura di berbagai sektor. Keberangkatan Presiden dilepas oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Selain Wapres, turut hadir dalam pelepasan tersebut Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    4. Polemik Ijazah, Kuasa Hukum Tuding Upaya Kriminalisasi terhadap Jokowi

    Polemik mengenai keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus diungkit meski pihak kepolisian telah menghentikan penyelidikan kasus tersebut. Polisi sebelumnya sudah memutuskan kasus tersebut sudah selesai dan tidak mengandung unsur tindak pidana.

    Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan menilai ada upaya kriminalisasi terhadap Jokowi di balik desakan sejumlah pihak yang ingin membuka kembali polemik tersebut. Menurutnya, proses hukum telah dilakukan secara menyeluruh dan hasilnya menyatakan ijazah Jokowi terbukti asli.

    5. Status Kewarganegaraan Hambali Dalang Bom Bali Belum Dapat Dipastikan

    Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengatakan status kewarganegaraan Hambali hingga kini belum dapat dipastikan secara hukum. Sejak 2003, Hambali ditahan oleh otoritas Amerika Serikat di fasilitas Guantanamo Bay, Kuba.

    Hambali dituduh oleh militer Amerika Serikat terlibat dalam serangkaian tindakan terorisme internasional di berbagai negara. Dia juga dituding menjadi aktor intelektual kasus bom Bali 2002. Hambali dikabarkan kini sedang diadili oleh pengadilan militer Amerika Serikat setelah lebih dari 20 tahun ditahan di Guantanamo.

  • Bara Perang Israel Vs Iran Menyasar Kilang Minyak

    Bara Perang Israel Vs Iran Menyasar Kilang Minyak

    Teheran

    Konflik panas antara Israel dan Iran belum mereda. Kedua negara ini kini saling serang rudal dengan menargetkan fasilitas kilang minyak.

    Konflik panas ini bermula dari serangan mendadak Israel ke wilayah Iran pada Jumat (13/6). Militer Israel melancarkan serangan rudal ke kota Teheran.

    Serangan itu menghancurkan sejumlah bangunan di Teheran. Beberapa petinggi militer hingga ilmuwan nuklir Iran dilaporkan meninggal dunia.

    Tak berselang lama, Iran mulai melancarkan serangan balasan ke Israel pada Jumat (13/6) siang. Dalam serangan balasan pertama, ada 100 rudal yang dilepaskan militer Iran ke wilayah Israel. Pihak Israel mengklaim berhasil mencegat serangan rudal tersebut.

    “Iran meluncurkan sekitar 100 drone ke wilayah Israel, yang sedang kami upayakan untuk dicegat,” kata juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin kepada wartawan, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (13/6).

    Keduanya pun terus melakukan aksi saling kirim rudal. Kali ini, mereka menyasar fasilitas minyak negara masing-masing.

    Bagaimana dampak serangan ini? Baca halaman selanjutnya.

    Israel Serang Depot Minyak Iran

    Foto: Ilustrasi serangan Israel ke Iran (REUTERS/Majid Asgaripour

    Israel menyerang depot minyak Shahran di Teheran. Namun, Iran mengatakan situasinya terkendali.

    Dilansir Reuters, Minggu (15/6/2025), serangan Israel itu terjadi pada Sabtu (14/6). Iran mengatakan volume bahan bakar yang menjadi sasaran tidak banyak.

    “Volume bahan bakar di tangki yang menjadi sasaran tidak banyak, dan situasinya sepenuhnya terkendali,” kata kantor berita SHANA milik kementerian perminyakan Iran melaporkan.

    Iran terus melancarkan serangan balasan terhadap Israel. Serangan terbaru yakni di Tel Aviv dan Yerusalem.

    Dilansir kantor berita Al Jazeera, Minggu (15/6/2025), beberapa ledakan terdengar di Tel Aviv dan Yerusalem setelah militer Israel mengumumkan serangan baru oleh Iran. Mengutip para saksi, Reuters melaporkan serangkaian ledakan di kedua kota.

    “Saat ini Tel Aviv sedang mengalami pengeboman hebat, dengan beberapa ledakan besar terdengar,” kata reporter Israel Haggai Matar dalam sebuah posting media sosial.

    Sirine di Tel Aviv sebelumnya dilaporkan meraung-raung. Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan rudal. Al Jazeera melaporkan langit Tel Aviv dihujani rudal.

    Terdengar sirine meraung di atas Yerusalem dan Haifa. Sirene serangan udara saat ini berbunyi di seluruh Israel.

    Militer Israel mengatakan pihaknya mendeteksi rudal yang diluncurkan dari Iran. Militer Israel menyerukan warga Israel untuk memasuki wilayah yang dilindungi hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    Israel dan Iran Saling Serang Kilang Minyak

    Foto: Israel menahan rudal Iran (AFP)

    Israel dan Iran terus saling mengirim serangan rudal. Kali ini, kedua negara sama-sama menargetkan kilang minyak.

    Dilansir Aljazeera, Minggu (15/6/2025), kementerian perminyakan Iran mengatakan kilang minyak di Isfahan diserang oleh Israel. Namun, kilang minyak tetap aktif sepenuhnya

    Kantor berita semi-resmi ISNA melaporkan bahwa semua unit operasional, fasilitas, dan departemen kilang minyak berada dalam kondisi stabil .

    “Para karyawan kompleks ini, dengan upaya dan komitmen mereka yang terus-menerus, melanjutkan proses produksi dan penyediaan bahan bakar ke negara itu tanpa gangguan,” bunyi pernyataan yang dikutip kantor berita tersebut.

    Pernyataan itu muncul setelah serangan yang dilaporkan terjadi di kota itu.

    Iran juga menyerang kilang minyak Haifa Israel. Serangan ini menyebabkan kerusakan.

    Perusahaan Israel, Bazan, yang mengoperasikan kilang minyak di kota utara Haifa mengatakan telah terjadi kerusakan “lokal” pada jaringan pipa dan jalur transmisi di kompleks itu selama serangan Iran semalam, menurut media Israel.

    Perusahaan itu mengatakan kilang minyaknya terus beroperasi. Walaupun begitu beberapa fasilitas lain telah ditutup. Dikatakan bahwa mereka masih menilai implikasi kerusakan tersebut.

    Laporan itu muncul ketika media Israel mengatakan pasukan Iran telah menembakkan sekitar 80 rudal ke Israel semalam, termasuk 40 di bagian utara negara itu, tempat Haifa berada.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi Israel Tangkap 2 Warga Yahudi Diduga Jadi Intelijen Iran

    Polisi Israel Tangkap 2 Warga Yahudi Diduga Jadi Intelijen Iran

    Jerusalem

    Polisi Israel telah menangkap dua warga negara Yahudi yang diduga bekerja untuk badan intelijen Iran. Israel dan Iran diketahui tengah saling serang secara besar-besaran sejak Jumat lalu.

    “Di tengah perang dengan Iran… petugas telah menangkap dua warga negara Yahudi Israel karena dicurigai telah menjalankan misi untuk Iran dalam beberapa hari terakhir,” kata pernyataan polisi dan badan keamanan Israel dalam sebuah pernyataan bersama, dilansir AFP, Senin (16/6/2025).

    “Kami melihat kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan oleh kerja sama dengan musuh Iran, yang menggunakan informasi yang diberikan oleh orang-orang Israel itu untuk menyakiti Israel,” tambahnya.

    Mereka memperingatkan masyarakat Israel agar tidak melakukan kontak dengan pihak asing, terutama saat ini Israel sedang berperang dengan Iran.

    Serangan Israel berusaha untuk menghancurkan kemampuan pertahanan Iran dan melumpuhkan program nuklirnya. Serangan Israel menghantam fasilitas nuklir dan militer, serta menewaskan komandan tinggi, ilmuwan atom, dan warga sipil Iran.

    Tembakan rudal balasan Iran menewaskan sedikitnya 10 orang di Israel, sehingga jumlah korban tewas bertambah menjadi 13 orang sejak dimulainya respons militer pada Jumat kemarin, dengan 380 orang dilaporkan terluka.

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Permukiman di Teheran Iran, 5 Orang Tewas

    Israel Serang Permukiman di Teheran Iran, 5 Orang Tewas

    Teheran

    Serangan Israel menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Teheran, Iran. Ada 5 orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.

    “Sebuah bangunan tempat tinggal menjadi sasaran di pusat kota Teheran, menewaskan lima orang,” kata penyiar televisi pemerintah Iran, dilansir AFP, Senin (16/6/2025).

    Jumlah korban tewas memungkinkan bertambah karena serangan itu menghantam daerah padat penduduk di Teheran bagian tengah.

    Ledakan dahsyat mengguncang daerah itu sedikitnya dua kali, dengan selang waktu beberapa menit. Ledakan itu menyebabkan kepulan asap hitam pekat ke langit.

    Kerumunan orang bergegas ke lokasi ledakan di dekat Kementerian Komunikasi Iran tersebut. Serangan itu terjadi di tengah baku tembak sengit antara Iran dan Israel.

    Pada Jumat lalu, Israel melancarkan serangan yang telah menewaskan komandan militer dan ilmuwan nuklir, serta menyerang pangkalan militer, lokasi nuklir, dan daerah permukiman di Iran.

    Media Iran mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel pada Jumat dan Sabtu sedikitnya 128 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan melaporkan bahwa sekitar 900 orang lainnya terluka.

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polemik 4 Pulau Aceh Memanas, PDIP dan Demokrat Saling Serang

    Polemik 4 Pulau Aceh Memanas, PDIP dan Demokrat Saling Serang

    Medan, Beritasatu.com – Polemik pemindahan kewilayahan empat pulau dari Aceh ke Sumatera Utara (Sumut) memicu tensi politik antara tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat.

    Kritik tajam dilontarkan Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, yang dinilai mengambil keputusan sepihak dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1999.

    “Saya sangat menyayangkan tindakan Menteri Dalam Negeri yang memutuskan sepihak tanpa alasan dan dasar yang jelas,” ujar Rapidin Simbolon kepada wartawan, Sabtu (14/6/2025).

    Rapidin menegaskan, tidak ada urgensi memindahkan kepemilikan pulau tersebut dari Aceh ke Sumatera Utara. Ia bahkan menyebut tindakan Mendagri seolah menghidupkan “masa lalu yang tidak baik”.

    Tidak berhenti di situ, Rapidin mencurigai adanya motif ekonomi di balik pemindahan kewenangan atas keempat pulau tersebut, khususnya terkait keberadaan tambang nikel.

    “Saya curiga jangan-jangan ada tambang nikel di empat pulau ini. Jangan sampai dimainkan seperti Blok Medan di Maluku,” tudingnya.

    Sebagai mantan Bupati Samosir, Rapidin Simbolon mengimbau agar Pemprov Sumut lebih fokus pada pembangunan daripada memicu konflik wilayah.

    Pernyataan Rapidin Simbolon itu mendapat respons keras dari Anggota DPR Fraksi Demokrat, Hinca Pandjaitan. Ia menyebut, tudingan tersebut tidak berdasar dan logikanya salah.

    “Aneh rasanya membaca statemen Rapidin. Tudingannya tidak mendasar dan logikanya salah,” kata Hinca Pandjaitan kepada wartawan, Minggu (15/6/2025).

    Hinca menjelaskan keputusan terkait pulau ini telah bergulir sejak lama, jauh sebelum Bobby Nasution menjabat Gubernur Sumatera Utara.

    “Isu ini sudah dibahas sejak 2007. Bahkan Kemendagri menetapkannya pada 2022 saat Bobby Nasution masih menjadi Wali Kota Medan,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Hinca menegaskan keempat pulau tersebut nantinya akan masuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), yang dipimpin oleh Masinton Pasaribu, kader PDIP sendiri.

    “Jadi yang kelola nanti juga kader PDIP. Tidak ada yang dirugikan, justru tetap dalam lingkaran partai yang sama,” bebernya.