kab/kota: Serang

  • Jika AS Bantu Israel Serang Iran, Trump Bisa Tamat

    Jika AS Bantu Israel Serang Iran, Trump Bisa Tamat

    GELORA.CO – Peneliti kebijakan senior di Dewan Eropa untuk hubungan luar negeri, Ellie Geranmayeh, memperingatkan Presiden AS Donald Trump jika ikut campur dalam perang Israel melawan Iran.

    Mengutip CNN, Kamis (19/6/2025), Geranmayeh mengatakan Trump menghadapi keputusan penting mengambil jalur diplomatik atau perang.

    “Para pemimpin selalu punya pilihan di saat-saat seperti ini. Dia pernah mundur dari ambang perang dengan Iran, dan dia punya kemampuan melakukan lagi,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Geranmayeh mengatakan jika Trump memutuskan untuk menyerang fasilitas nuklir maka Iran akan melihat tindakan tersebut sebagai deklarasi perang.

    “Begitu kotak Pandora ini dibuka, kita tidak akan tahu arahnya. Konflik itu kemungkinan besar akan menghabiskan sisa masa jabatan Presiden Trump,” imbuh dia.

    Pakar hubungan internasional itu menegaskan bahwa jika terkait Israel dan AS, Iran tidak akan menyerah.

    Trump disebut memerintahkan Kementerian Pertahanan mengirim tiga jenis jet tempur canggih untuk membantu Israel melawan Iran. Jet-jet tempur yang dikerahkan antara lain F-16, F-22 Raptor, dan jet tempur siluman generasi kelima.

    AS juga sebelumnya mengerahkan sekitar 30 pesawat pengisian ulang bahan bakar minyak (BBM) untuk membantu jet-jet tempur Israel dalam membombardir Iran.

    Pada Selasa (17/6/2025), Trump juga mewanti-wanti AS akan menyerang Iran habis-habisan jika Iran menyerang dengan bentuk apapun terhadap militer negaranya. Dia pun meminta Teheran menyerah tanpa syarat.

    Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei tidak gentar dengan ancaman Trump.

    “Beri tahu Amerika bahwa bangsa Iran bukanlah bangsa yang akan menyerah, dan intervensi militer apa pun dari pihak mereka niscaya akan mengakibatkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki,” kata Khamenei saat pidato pada Rabu (18/6/2025).

  • Ribuan Warga Australia Menanti Dievakuasi dari Iran-Israel

    Ribuan Warga Australia Menanti Dievakuasi dari Iran-Israel

    Jakarta

    Pemerintah Australia telah mulai mengevakuasi hampir 3.000 warganya yang terjebak dalam konflik antara Israel dan Iran.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025), Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan bahwa upaya penyelamatan terhambat oleh rentetan rudal yang membuatnya “terlalu berisiko” bagi pesawat sipil untuk mendarat di kedua negara tersebut.

    Sekitar 1.500 warga Australia telah mendaftar untuk dievakuasi dari Iran, sementara lebih dari 1.200 orang berusaha keluar dari Israel, kata Wong pada Kamis (19/6).

    Wong mengatakan bahwa terlalu berisiko untuk menggunakan pesawat sipil untuk mengevakuasi warga.

    “Kami telah memanfaatkan kesempatan untuk mengeluarkan sekelompok kecil warga Australia dari Israel melalui penyeberangan perbatasan darat,” ujarnya kepada media Australia, ABC.

    “Kami berusaha untuk mencoba dan melakukan lebih banyak hal seperti itu dalam 24 jam ke depan,” imbuhnya.

    Sementara itu, pemerintah Selandia Baru mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menutup kedutaan besarnya di Iran, mengevakuasi dua anggota staf dan keluarga mereka ke Azerbaijan melalui jalur darat.

    Lihat juga Video: Kedubes RI di Teheran Siaga 1, Evakuasi WNI Disiapkan

    “Jika dan ketika ada peluang untuk membantu keberangkatan warga Selandia Baru lainnya di Iran dan Israel, kami akan segera melakukannya,” kata Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dalam sebuah pernyataan.

    Israel dan Iran dalam beberapa hari terakhir saling serang dengan serangkaian serangan rudal dan serangan balasan, yang memicu kekhawatiran akan konflik berkepanjangan yang dapat melanda Timur Tengah.

    Lihat juga Video: Kedubes RI di Teheran Siaga 1, Evakuasi WNI Disiapkan

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Netanyahu Emosi Iran Serang Rumah Sakit di Israel, Ancam Serangan Balasan

    Netanyahu Emosi Iran Serang Rumah Sakit di Israel, Ancam Serangan Balasan

    Jakarta

    Sebuah rudal Iran menghantam rumah sakit utama di Israel selatan pada Kamis dini hari, melukai banyak orang dan menyebabkan “kerusakan parah,” menurut fasilitas medis tersebut. Media Israel menayangkan rekaman jendela yang pecah dan asap hitam pekat.

    Diberitakan APNrews, rudal lainnya menghantam gedung bertingkat tinggi dan beberapa bangunan tempat tinggal lainnya di sedikitnya dua lokasi dekat Tel Aviv. Sedikitnya 40 orang terluka dalam serangan itu, menurut layanan penyelamatan Magen David Adom Israel.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk serangan itu dan berjanji akan memberikan balasan.

    “Pagi ini, para diktator teroris Iran menembakkan rudal ke Rumah Sakit Soroka di Beer Sheva dan ke warga sipil di pusat negara itu. Kami akan membuat para tiran di Teheran membayar hukuman berat,” tulis Netanyahu.

    Rudal tersebut menghantam Pusat Medis Soroka, yang memiliki lebih dari 1.000 tempat tidur dan menyediakan layanan bagi sekitar 1 juta penduduk di selatan Israel.

    Sebuah pernyataan rumah sakit mengatakan beberapa bagian dari pusat medis tersebut rusak dan ruang gawat darurat menangani beberapa luka ringan. Rumah sakit tersebut ditutup untuk semua pasien baru kecuali untuk kasus yang mengancam jiwa. Tidak segera jelas berapa banyak yang terluka dalam serangan itu.

    Next: Respons Menkes Israel

    Menteri Kesehatan Israel Uriel Bosso menyebut serangan itu sebagai tindakan terorisme dan pelanggaran batas.

    “Kejahatan perang oleh rezim Iran yang sengaja dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa dan tim medis yang berdedikasi untuk menyelamatkan nyawa. Kementerian Kesehatan telah bersiap sebelumnya, dan berkat tindakan segera yang kami ambil, bencana yang sangat serius dapat dihindari,” kata dia.

    Banyak rumah sakit di Israel mengaktifkan rencana darurat dalam seminggu terakhir, mengubah parkir bawah tanah menjadi lantai rumah sakit dan memindahkan pasien ke bawah tanah, terutama mereka yang menggunakan ventilator atau sulit dipindahkan dengan cepat.

    baca juga

  • Iran Tidak Gentar, Luncurkan Rudal Balistik ke Wilayah Israel, Bisa Jangkau Hingga 2.000 Kilometer

    Iran Tidak Gentar, Luncurkan Rudal Balistik ke Wilayah Israel, Bisa Jangkau Hingga 2.000 Kilometer

    GELORA.CO  – Perang antara Israel dengan Iran masih terus berlangsung hingga sekarang ini. 

    Iran pun menggunakan rudal balistik Sejjil untuk menggempur wilayah Israel sebagai serangan balasan. 

    Sebanyak tiga rudal Sejjil yang memiliki kemampuan telah diluncurkan ke wilayah Israel. 

    Hal itu berdasar keterangan dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada Rabu (18/6/2025). 

    Peluncuran rudal balistik Sejjil dalam pertempuran, dilaporkan kantor berita Tasnim jadi yang pertama. 

    Rudal Sejjil merupakan rudal balistik jarak menengah dua tingkat, dengan jangkauan maksimum 2.000 kilometer.

    Rudal Sejjil diketahui pertama kali diuji coba oleh Iran pada tahun 2008 silam.

    IRGC menyatakan bahwa operasi sebelumnya telah berhasil menghancurkan sistem pertahanan udara milik Israel. 

    Seperti serangan sebelumnya, Militer Iran menegaskan serangan rudal akan bersifat terarah dan berkelanjutan. 

    Serangan ini merupakan respons Iran terhadap dimulainya Operasi Rising Lion oleh Israel pada malam 13 Juni. 

    Operasi tersebut dilancarkan oleh Tel Aviv sebagai serangan terhadap program nuklir Iran.

    Iran pun melakukan serangan balasan hanya dalam waktu kurang dari 24 jam setelahnya. 

    Dalam beberapa hari berikutnya, kedua negara terlibat dalam saling serang lanjutan.

    Baik Israel maupun Iran mengakui telah mengalami kerusakan dan jatuhnya korban akibat serangan tersebut, meskipun keduanya menyebut dampak yang ditimbulkan masih bersifat terbatas.

    Iran peringatkan warga sipil Israel untuk mengungsi 

    Sebagaimana diberitakan Tasnim pada Kamis (19/6/2025), Iran melancarkan serangan ke-12 dalam rangkaian Operasi True Promise III.  

    Dalam pernyataan resminya, kantor hubungan masyarakat IRGC mengonfirmasi dimulainya fase terbaru operasi tersebut dan mengeluarkan peringatan keras kepada warga Israel yang tinggal di wilayah pendudukan.

    Khususnya warga sipil di wilayah Yerusalem agar segera meninggalkan kawasan tersebut demi keselamatan mereka.

    IRGC menyebut bahwa sistem pertahanan udara Israel telah dilumpuhkan dalam serangan sebelumnya, membuka celah bagi rudal dan drone Iran untuk menyasar sasaran strategis di wilayah lawan.  

    Serangan-serangan ini, menurut pernyataan tersebut, akan terus berlangsung secara tepat sasaran dan intensif.

    “Markas intelijen seperti Mossad dan Aman, serta pangkalan militer Israel, telah menjadi target utama,” tulis IRGC dalam pernyataan tersebut.  

    IRGC menegaskan bahwa rudal-rudal Iran tidak akan membiarkan musuh merasa aman, bahkan di dalam bunker bawah tanah.

    Dalam narasi yang sangat tegas, IRGC juga menyebut bahwa masyarakat Israel kini dihadapkan pada dua pilihan, bertahan dalam kondisi mencekam di tempat perlindungan atau melarikan diri dari tanah hasil perampasan historis, menurut Iran.

    Gelombang serangan balasan Iran ini dimulai sejak 13 Juni, menyusul serangan Israel yang disebut menargetkan fasilitas militer, nuklir, dan pemukiman sipil di Iran.

    Teheran mengeklaim bahwa agresi tersebut telah menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk komandan militer, ilmuwan nuklir, serta puluhan warga sipil, di antaranya wanita dan anak-anak.

    Sementara itu, Iran menegaskan bahwa serangan balasannya telah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur militer, intelijen, dan industri Israel.

    Iran juga telah luncurkan rudal hipersonik

    Sebelumnya, Iran juga telah meluncurkan rudal hipersonik Fattah-1 ke wilayah Israel pada Rabu (18/6/2025) dini hari waktu setempat, dalam eskalasi terbaru konflik antara dua musuh bebuyutan di Timur Tengah.

    Peluncuran ini dilakukan beberapa jam setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, menyerukan “penyerahan tanpa syarat” dari Iran.

    Dikutip dari AFP, Rabu (18/6/2025), Garda Revolusi Iran menyatakan serangan ini merupakan bagian dari gelombang ke-11 Operasi Honest Promise 3.

    Mereka mengeklaim rudal hipersonik tersebut telah berulang kali mengguncang tempat perlindungan di kota Tel Aviv, pusat komersial utama Israel.

  • Peringatan Bencana BMKG Belum Jadi Prioritas di Beberapa Wilayah Banten

    Peringatan Bencana BMKG Belum Jadi Prioritas di Beberapa Wilayah Banten

    Jakarta

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menyampaikan beberapa wilayah belum menjadikan peringatan dari BMKG sebagai prioritas dalam mitigasi bencana. Akibatnya, terjadi banjir dan bencana lain yang sebenarnya bisa dicegah.

    “Kita sudah melihat dengan mata kepala sendiri, prediksi yang disampaikan BMKG ternyata nyata adanya,” ucap Kepala BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana, di Kota Serang, Kamis (19/6/2025).

    “Tapi memang di beberapa lokasi, ini belum menjadi prioritas mitigasi. Harusnya, informasi yang disampaikan BMKG dijadikan dasar kita dalam melakukan mitigasi,” ujarnya.

    Diketahui, BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem pada 15 hingga 18 Juni. Pada 17 Juni, hujan deras disertai angin kencang terjadi sore hingga malam di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Serang, dan Kabupaten Lebak, yang mengakibatkan banjir.

    “Kalau kita lihat kejadian berulang di suatu tempat, ini mengindikasikan bahwa penanganan belum maksimal. Padahal, dari sisi intensitas hujan, dari dulu sampai sekarang sama saja,” katanya.

    Untuk banjir yang terjadi di Serang, dan Rangkasbitung, menurut Nana, disebabkan oleh buruknya sistem drainase. Saluran air tidak mampu menampung debit air hujan.

    Ia pun mengingatkan agar Pemda lebih memperhatikan peringatan dari BMKG. Pemerintah daerah, termasuk BPBD kabupaten/kota, harus sigap dalam melakukan langkah mitigasi.

    “BMKG ini, kalau dalam manajemen bencana, posisinya pada tahap pra-bencana. Artinya, fungsinya adalah kesiapsiagaan. Ini penting. Bukan hanya saat bencana terjadi, tapi yang lebih penting adalah ketika ada informasi awal dari BMKG, Pemda bisa langsung melakukan aksi nyata,” ujarnya.

    (aik/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 19 Juni 2025, BMKG: Mayoritas Diguyur Hujan Ringan – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 19 Juni 2025, BMKG: Mayoritas Diguyur Hujan Ringan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang, hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada hari ini, Kamis (19/6/2025).

    Dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Prakirawan Sentia Arianti menerangkan secara umum cuaca itu terjadi di daerah konvergensi memanjang dari perairan Barat Bengkulu hingga Lampung, dari Sulawesi Selatan hingga Selat Makassar dan di laut Sulawesi, Laut Jawa.

    “Lalu perairan selatan Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, perairan utara Kalimantan, Laut Banda, perairan utara Maluku Utara, Papua Pegunungan dan di Samudera Pasifik utara Papua,” terang Sentia, melansir Antara, Kamis (19/6/2025).

    Menurut dia, kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi.

    Karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, di antaranya Bengkulu, Palembang, Bandarlampung, Samarinda, Palangka Raya, Banjarmasin, Mamuju, Kendari, Sorong, Nabire dan Merauke.

    “Sementara, beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan hingga sedang yaitu Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Serang, Jakarta, Semarang, Mataram, Kupang,” terang dia.

    “Lalu Tanjung Selor, Pontianak, Manado, Gorontalo, Palu, Makassar, Ternate, Ambon, Manokwari, Jayapura, dan Jayawijaya,” sambung Sentia.

     

    Masakan yang diolah kali ini sangat cocok menemani kita pagi atau malam hari, terlebih jika cuaca sedang dingin setelah hujan. Dengan bahan utama kacang hijau, Bubur Kacang Hijau sangat mudah untuk diolah.

  • WhatsApp Disebut Mata-Mata Israel, Warga Iran Diminta Hapus

    WhatsApp Disebut Mata-Mata Israel, Warga Iran Diminta Hapus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran lewat otoritas televisinya meminta agar masyarakat menghapus WhatsApp dari ponselnya. Pemerintah Iran mengklaim aplikasi pesan milik Meta itu mengumpulkan informasi dan dikirimkan ke Israel.

    Sejak beberapa waktu lalu, Iran dan Israel terlibat perang yang cukup panas. Kedua negara terlibat saling serang yang mengakibatkan sejumlah orang meninggal termasuk beberapa orang penting di masing-masing negara.

    Tuduhan Iran itu tidak disertai dengan bukti yang spesifik. Namun mereka menuding WhatsApp mengumpulkan data pribadi, termasuk lokasi dan komunikasi terakhir, lalu membagikannya kepada Israel.

    WhatsApp bersama banyak aplikasi lain sebenarnya telah dilarang selama bertahun-tahun di Iran. Namun banyak masyarakat yang masih menggunakannya dengan proksi atau jaringan VPN.

    Pihak WhatsApp sendiri membantah tuduhan tersebut. Perusahaan menyatakan aplikasi menggunakan teknologi enkripsi dari ujung ke ujung yang memastikan tidak siapapun bisa membaca pesan kecuali pengguna itu sendiri.

    “Kami tidak melacak lokasi pasti Anda, kami tidak menyimpan catatan soal siapa saja yang mengirim pesan dan tidak melacak pesan pribadi yang dikirim orang satu sama lain,” kata WhatsApp dikutip dari Arabnews, Kamis (19/6/2025).

    “Kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah manapun,” WhatsApp menegaskan.

    Pihak WhatsApp juga khawatir dengan laporan tersebut menjadi alasan memblokir layanan. Mengingat aplikasi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

    “Kami khawatir laporan palsu ini akan jadi alasan memblokir layanan kami saat orang-orang membutuhkannya,” jelas WhatsApp.

    Arabnews juga melaporkan Iran telah memberlakukan pembatasan sementara di internet pada hari Jumat lalu. Banyak situs dan aplikasi tidak bisa diakses.

    Pihak berwenang telah meminta masyarakat meminimalkan penggunaan peralatan yang terhubung dengan internet. Selain itu juga mengambil pencegahan yang tepat secara online.

    Pegawai negeri dan tim keamanan telah dilarang menggunakan perangkat yang terhubung selama serangan udara Israel. Mulai dari smartphone, jam tangan hingga laptop.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Iran-Israel Lanjutkan Serangan, Trump Pertimbangkan Campur Tangan AS

    Iran-Israel Lanjutkan Serangan, Trump Pertimbangkan Campur Tangan AS

    Jakarta

    Iran dan Israel terus saling melancarkan serangan pada Rabu (18/06) malam, sementara Presiden AS Donald Trump menimbang sejauh mana AS akan terlibat.

    Pertikaian kedua negara memasuki hari keenam, menjadikannya konfrontasi paling sengit dalam sejarah mereka dan memicu kekhawatiran akan perang berlarut-larut yang bisa melanda Timur Tengah.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah menyerang lebih dari 20 target militer di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu (18/06) malam.

    IDF menyebut telah menghantam “situs nuklir dan rudal kunci” di Teheran yang digambarkannya sebagai lokasi yang “memicu program senjata Iran dan serangan terhadap warga sipil Israel.”

    IDF menambahkan telah mengidentifikasi rudal yang diluncurkan dari Iran. Pertahanan udara ‘Iron Dome’ Israel diketahui efektif mencegat mayoritas rudal.

    Sebelumnya, Trump menyatakan “Bisa saja saya lakukan, bisa juga tidak,” saat ditanya apakah AS akan bergabung dalam serangan Israel ke Iran.

    Presiden AS itu menambahkan: “Tidak ada yang tahu apa yang ingin saya lakukan. Tapi saya bisa katakan ini: Iran sedang dalam banyak masalah dan ingin bernegosiasi.”

    Sejauh ini, AS belum meminta izin penggunaan pangkalan Inggris di Siprus atau Diego Garcia untuk kemungkinan serangan, lapor koresponden BBC Jonathan Beale.

    Pemimpin tertinggi Iran juga memperingatkan Trump tentang “kerugian yang tak terpulihkan” jika AS campur tangan dalam serangan Israel.

    Saling serang di dunia maya

    Getty ImagesDalam foto yang disediakan oleh Kantor Pemimpin Tertinggi Iran ini, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menyampaikan pidato di siaran televisi nasional pada 18 Juni 2025 di Teheran, Iran.

    Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan “perang dimulai” melalui serangkaian unggahan di media sosial X.

    Dia juga menulis dalam unggahan berbeda bahwa Iran “tidak akan pernah berkompromi dengan Zionis”.

    “Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Zionis,” demikian bunyi terjemahan unggahan tersebut.

    Unggahan Khamenei mengemuka setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyebut soal keberadaan dirinya.

    EPASistem pertahanan udara ‘Kubah Besi’ milik Israel menangkal gempuran rudal Iran ke Tel Aviv, pada Selasa (17/06).

    Trump menulis: “Kami tahu persis di mana sosok yang disebut ‘Pemimpin Tertinggi’ itu bersembunyi.”

    “Ia adalah target yang mudah, tetapi aman di sana – Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya untuk saat ini.”

    Trump kemudian menulis dalam unggahan berikutnya: “MENYERAH TANPA SYARAT!”

    Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa “semua orang harus segera mengungsi dari Teheran”.

    Baca juga:

    Hingga saat ini pertikaian antara Iran maupun Israel tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

    Justru sebaliknya, kedua kubu terus bertukar serangan rudal balistik.

    Kepala staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, memperingatkan penduduk Israel “terutama Tel Aviv dan Haifa perlu dievakuasi sesegera mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka”.

    Di sisi lain, tentara Israel memperingatkan penduduk di Distrik 18 Teheran bahwa akan ada serangan terhadap infrastruktur militer Iran di wilayah tersebut.

    Beberapa saat setelah peringatan disampaikan, ledakan telah dilaporkan terjadi di beberapa bagian ibu kota Iran, menurut laporan media Iran seperti disampaikan kantor berita Reuters.

    Getty ImagesAsap mengepul setelah Israel dilaporkan menyerang sebuah gedung yang digunakan oleh media pemerintah Iran di Teheran, pada 16 Juni 2025.

    Hingga Rabu (18/06) Kementerian Kesehatan Iran mengatakan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka dalam serangan udara Israel sejak Jumat (13/06).

    Adapun Israel mengatakan sedikitnya 24 orang tewas akibat serangan Iran selama periode yang sama.

    Perhitungan berbeda disampaikan Organisasi nirlaba Aktivis Hak Asasi Manusia di Iran (HRANA) yang melacak korban sejak serangan dimulai pada Jumat (13/06).

    Menurut HRANA, sebanyak 224 warga sipil tewas, dengan 188 orang terluka.

    Sebanyak 109 anggota militer tewas dan 123 orang terluka, kata organisasi itu.

    HRANA juga mencatat sebanyak 119 orang tewas, dan 335 orang terluka, yang belum teridentifikasi.

    Total korban di Iran, menurut HRANA, mencapai 452 orang tewas dan 646 orang terluka.

    BBC

    Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa ia dapat mencapai kesepakatan diplomatik dengan Iran guna mengakhiri konflik. “Begitu saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu,” kata Trump merujuk KTT G7 di Kanada. KTT tersebut akan berakhir pada Selasa (17/06).

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan di media sosial bahwa jika Trump “sungguh-sungguh dalam berdiplomasi” dan ingin menghentikan pertempuran, “Hanya perlu satu panggilan telepon dari Washington untuk membungkam” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Namun, ia memperingatkan bahwa jika AS “terperosok” dalam konflik, hal itu akan “menghancurkan prospek solusi yang dinegosiasikan”.

    BBC EPAKawasan permukiman di Ramat Gan, dekat Tel Aviv, Israel, hancur akibat gempuran rudal Iran, pada Sabtu (14/06).

    Israel membuat klaim bahwa serangannya telah mengenai ratusan lokasi, termasuk markas besar Kementerian Pertahanan Iran, Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan, fasilitas nuklir Natanz, dan fasilitas nuklir Isfahan.

    Rudal Israel juga menghantam kilang minyak dan kapal tanker minyak Shahran, di Iran.

    Video yang dipublikasikan oleh warga Iran di media sosial dan telah diautentikasi oleh BBC Verify menunjukkan kebakaran besar di depot minyak sebelah barat laut ibu kota Teheran itu.

    EPATerjadi antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar di Teheran, kemarin.

    Dari pantauan video-video yang diunggah di media sosial dalam beberapa hari terakhir menunjukkan antrean bahan bakar dan lalu lintas saat orang-orang mencoba meninggalkan ibu kota.

    Di sisi lain, pesan-pesan Israel yang meminta orang-orang untuk mengungsi dari kota-kota merupakan bagian dari “operasi psikologis musuh”, kata juru bicara pemerintah Iran.

    Fatemeh Mohajerani juga menegaskan bahwa internet Iran telah “diperlambat” untuk “memerangi serangan siber” di negara tersebut.

    Menteri Pertahanan Israel telah memperingatkan bahwa penduduk Teheran akan “membayar harga” atas serangan Iran terhadap warga Israel dan meminta penduduk untuk mengungsi.

    Rencana membunuh Ayatollah Khamenei dan pergantian rezim

    Di tengah baku serang antara Israel dan Iran, muncul kabar bahwa Presiden AS Donald Trump menolak rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menurut tiga pejabat AS kepada CBS News, mitra BBC di AS.

    Seorang pejabat AS mengatakan Israel memiliki kesempatan untuk membunuh Khamenei. Namun, Trump menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa itu bukan “ide yang bagus”.

    Para pejabat itu mengatakan percakapan antara Netanyahu dan Trump terjadi setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran pekan lalu. Penolakan Trump terhadap usulan tersebut pertama kali dilaporkan oleh kantor berita Reuters.

    EPARudal balistik Iran menghantam kawasan permukiman di Rishon LeZion, dekat Tel Aviv, Israel, Sabtu (14/06).

    Selama wawancara dengan Fox News, Netanyahu tidak secara langsung mengonfirmasi atau membantah laporan Reuters.

    “Ada begitu banyak laporan palsu tentang percakapan yang tidak pernah terjadi dan saya tidak akan membahasnya,” katanya. “Tetapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa saya pikir kami melakukan apa yang perlu kami lakukan. Saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik untuk Amerika Serikat dan saya tidak akan membahasnya,” kata Netanyahu.

    Baca juga:

    Dalam wawancara dengan Fox News, Benjamin Netanyahu ditanya apakah perubahan rezim di Iran merupakan bagian dari upaya Israel.

    “Itu bisa jadi hasilnya, karena rezim Iran sangat lemah,” katanya.

    Netanyahu mengeklaim rezim Iran saat ini tidak “memiliki rakyat”, dan mengatakan “80% rakyat” ingin menggulingkan pemerintah Iran.

    Ia juga mengatakan, “rakyat Persia dan orang Yahudi telah memiliki persahabatan lama”, dan menambahkan, “keputusan untuk bertindak, untuk bangkit saat ini adalah keputusan rakyat Iran”.

    Netanyahu mengatakan bahwa, kalaupun Iran setuju untuk berhenti menembakkan rudal ke Israel sebagai bagian dari kesepakatan apa pun, itu tidak berarti Teheran akan berhenti mengembangkan kemampuan nuklir.

    “Masalahnya di sini bukan de-eskalasi. Masalahnya di sini bukan gencatan senjata. Masalahnya adalah menghentikan hal-hal yang mengancam kelangsungan hidup kita,” katanya.

    Sebagai pengingat, Iran telah berulang kali membantah bahwa mereka memiliki program senjata nuklir.

    Iran balas serangan Israel

    ReutersAsap membumbung di tengah serangan rudal Iran ke Tel Aviv, Israel, pada Jumat (13/06).

    Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Iran membalas serangan Israel dengan melancarkan gempuran rudal balistik terhadap “puluhan target, pusat militer, dan pangkalan udara” di Israel. Iran menamai operasi itu “True Promise 3”.

    Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memperingatkan bahwa pasukan Iran akan “bertindak dengan kekuatan” terhadap Israel.

    Dalam tulisan di media sosial X, ia memperingatkan Israel “tidak akan lolos tanpa cedera dari kejahatan ini”.

    Di Yerusalem dan Tel Aviv, terdapat laporan bunyi ledakan dan kilatan cahaya terang saat sistem pertahanan ‘Kubah Besi’ Israel berusaha mencegat serangan itu.

    Beberapa rudal Iran dilaporkan menghantam beberapa tempat, termasuk di Tel Aviv dan Ramat Gan, kota dekat Tel Aviv.

    Reuters Serangan rudal Iran menghantam bangunan di Ramat Gan, Israel, pada Jumat (13/06). Reuters Sejumlah korban luka-luka akibat serangan rudal Iran ke Kota Ramat Gan, Israel, pada Jumat (13/06). ReutersSistem pertahanan udara Kubah Besi menangkal sejumlah serangan rudal Iran di Tel Aviv, pada Jumat (13/06).

    Menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Avichay Adraee, Iran meluncurkan kurang dari 100 rudal dalam dua gelombang ke Israel.

    Dalam sebuah posting di X, ia mengeklaim sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat atau gagal mencapai target.

    “Ada sejumlah kecil bangunan yang terkena serangan, beberapa karena pecahan peluru dari operasi intersepsi,” tambahnya.

    Sebanyak 40 orang dirawat di rumah sakit Israel setelah serangan Irandua di antaranya dalam kondisi kritis.

    Israel gempur puluhan lokasi di Iran

    Militer Israel memulai serangan ke puluhan lokasi di berbagai wilayah Iran, pada Jumat (13/06).

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan serangan Israel “menyasar ke jantung program pengayaan nuklir Iran”. Dalam serangan itu, kepala Garda Revolusi Iran dilaporkan tewas.

    “Israel meluncurkan Operasi Rising Lion, operasi militer yang ditargetkan untuk menangkal ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel,” kata Netanyahu pada Jumat (13/06).

    “Operasi ini akan terus berlanjut sampai berapapun hari yang diperlukan untuk menghilangkan penyebarannya.”

    “Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah mengambil langkah-langkah yang belum pernah diambil sebelumnya, langkah-langkah untuk mempersenjatai uranium yang diperkaya ini,” tambahnya.

    “Jika tidak dihentikan, Iran dapat memproduksi senjata nuklir dalam waktu yang sangat singkat. Bisa jadi satu tahun. Bisa jadi dalam beberapa bulan, kurang dari satu tahun. Ini adalah bahaya yang jelas dan nyata bagi kelangsungan hidup Israel.”

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan serangan ke sejumlah lokasi di Iran mengungkap “sifat keji” Israel.

    Dia menambahkan, Israel “telah menyiapkan nasib pahit untuk dirinya sendiri, yang pasti akan diterimanya” dengan melakukan serangan ke Iran.

    Seorang juru bicara angkatan bersenjata Iran mengatakan bahwa AS dan Israel akan membayar “harga yang mahal” untuk serangan tersebut.

    “Angkatan bersenjata pasti akan menanggapi serangan Zionis ini,” kata juru bicara militer Iran, Abolfazl Shekarchi, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

    Presiden AS Donald Trump mengaku telah mengetahui rencana Israel menyerang Iran. Namun, dia menegaskan bahwa militer AS tidak berperan dalam operasi tersebut.

    “Iran tidak dapat memiliki bom nuklir dan kami berharap untuk kembali ke meja perundingan. Kita lihat saja nanti,” katanya kepada Fox News.

    “Ada beberapa orang dalam kepemimpinan yang tidak akan kembali,” katanya, seraya mencatat bahwa AS telah mengonfirmasi bahwa beberapa pemimpin Iran telah tewas dalam serangan tersebut.

    Kepala Garda Revolusi dan ilmuwan nuklir Iran dilaporkan tewas

    Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, tewas dalam serangan Israel, demikian dilaporkan media pemerintah Iran.

    Ia termasuk di antara beberapa pemimpin senior yang tewas dalam serangan Israel.

    Hossein Salami mungkin adalah pemimpin Iran paling senior yang tewas dalam serangan Israel.

    Salami pertama kali bergabung dengan Garda Revolusi pada 1980 saat Perang Iran-Irak.

    Seiring dengan kenaikan pangkatnya di militer, ia makin dikenal karena retorikanya yang keras terhadap AS dan sekutu-sekutunya.

    Sejak tahun 2000-an, ia telah dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB dan AS atas keterlibatannya dalam program nuklir dan militer Iran.

    Dia menjabat sebagai kepala Garda Revolusi pada 2024 ketika Iran melancarkan serangan militer langsung pertamanya terhadap Israel, dengan mengerahkan lebih dari 300 pesawat nirawak dan rudal.

    Ketika ketegangan dengan Israel meningkat dalam beberapa hari terakhir, Salami mengatakan pada Kamis (12/06) bahwa Iran “sepenuhnya siap untuk segala skenario, situasi, dan keadaan”.

    “Musuh mengira mereka dapat melawan Iran dengan cara yang sama seperti mereka melawan warga Palestina yang tak berdaya yang dikepung Israel,” katanya. “Kami teruji dalam perang dan berpengalaman.”

    Selain Hossein Salami, media pemerintah Iran menyebutkan bahwa Mohammad Bagheri, kepala staf Angkatan Bersenjata Iran, tewas dalam serangan Israel.

    Korban berikutnya adalah Gholamali Rashid, komandan Markas Pusat Khatam-al Anbiyaperusahaan konstruksi yang bernaung di bawah Korps Garda Revolusi Iran.

    Dua ilmuwan nuklir senior juga tewas dalam serangan Israel.

    Salah satunya adalah Fereydoon Abbasi, mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI). AEOI bertanggung jawab atas fasilitas nuklir Iran.

    Abassi selamat dari upaya pembunuhan di Teheran pada 2010.

    Sosok berikutnya adalah Mohammad Mehdi Tehranchi, rektor Universitas Islam Azad di Teheran. Dia disebut-sebut terlibat dalam program senjata nuklir Iran.

    Lokasi mana saja yang menjadi target Israel?

    Seorang pejabat militer Israel mengatakan bahwa serangan itu diarahkan ke puluhan lokasi di berbagai wilayah Iran. Targetnya adalah lokasi rudal jarak jauh Iran dan segala fasilitas yang terkait dengan program nuklir, kata pejabat itu.

    Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkap puluhan pesawat tempur terlibat dalam “tahap pertama” terhadap “target nuklir” di berbagai wilayah Iran.

    Salah satu lokasi yang menjadi target, kata Netanyahu, adalah fasilitas pengayaan uranium di Kota Natanz, sekitar 225 km sebelah selatan Teheran, ibu kota Iran.

    Stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa markas besar Garda Revolusi di Teheran turut menjadi sasaran serangan Israel.

    Media lokal juga melaporkan api dan asap keluar dari lokasi tersebut.

    Garda Revolusi Islam adalah cabang Angkatan Bersenjata Iran dan salah satu organisasi paling kuat di negara itu.

    BBC

    Iran telah lama menyatakan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil. Iran memiliki beberapa fasilitas nuklir, beberapa di antaranya telah menjadi sasaran serangan Israel.

    Namun, banyak negaraserta Badan Energi Atom Internasional (IAEA)tidak yakin bahwa program nuklir Iran hanya untuk tujuan sipil.

    Pekan ini, Dewan Gubernur IAEA secara resmi menyatakan Iran melanggar kewajiban nonproliferasinya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun.

    Mereka mengutip “banyak kegagalan” Iran untuk memberikan jawaban lengkap tentang keberadaan bahan nuklir yang tidak dilaporkan serta persediaan uranium yang telah diperkaya.

    Laporan IAEA sebelumnya menyebut Iran telah memperkaya uranium hingga kemurnian 60%, cukup mendekati uranium tingkat senjata untuk membuat sembilan bom nuklir.

    Iran mengatakan resolusi itu “politis”.

    Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters yang mengutip Nour Newslembaga pemberitaan di bawah pemerintah Iranledakan terdengar di timur laut Teheran.

    Reporter BBC juga mendapat informasi dari orang-orang di Teheran yang mengonfirmasi ledakan tersebut.

    Media pemerintah Iran melaporkan bahwa Israel telah menyerang area pemukiman di Teheran dan beberapa kota lainnya.

    Kantor berita Reuters mengutip stasiun TV pemerintah Iran yang menyebutkan bahwa sejumlah anak-anak termasuk di antara korban tewas.

    Kondisi darurat di Israel, AS mengeklaim tidak terlibat

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga menetapkan keadaan darurat di Israel.

    “Setelah serangan preventif terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat nirawak terhadap Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan segera terjadi,” begitu bunyi pengumuman keadaan darurat tersebut.

    Akibat serangan itu, semua penerbangan di bandara internasional utama di Teheran telah ditangguhkan, menurut media pemerintah Iran.

    Bandara Internasional Imam Khomeini terletak sekitar 30 km di barat daya ibu kota Iran.

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio membuat klaim bahwa negaranya tidak terlibat dalam serangan tersebut.

    “Malam ini, Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan tersebut,” kata Rubio.

    “Israel memberi tahu kami bahwa mereka yakin tindakan ini diperlukan untuk membela diri,” ujarnya.

    “Presiden Trump telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi pasukan AS dan tetap berhubungan erat dengan mitra regional kami. Saya tegaskan: Iran tidak boleh menargetkan kepentingan atau personel AS,” kata Rubio.

    Berita ini akan diperbarui secara berkala

    Tonton juga Video Ancaman Khamenei ke AS Jika Ikut Campur Konflik Iran-Israel

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rudal Balistik Iran Rontokkan Iron Dome, Ini Penjelasan Pakar

    Rudal Balistik Iran Rontokkan Iron Dome, Ini Penjelasan Pakar

    Jakarta

    Iran diyakini memilik stok rudal balistik yang paling beragam dan paling banyak di Timur Tengah. Kemampuan itu mereka tunjukkan dalam serangan balasan ke Israel yang berhasil menembus Iron Dome dan sistem pertahanan lainnya.

    Serbuan rudal dan drone Iran meramaikan langit di Israel. Dikutip detikINET dari ABC, sebagian dari senjata itu mampu lolos dari pertahanan canggih Israel, membunuh setidaknya 13 orang dan melukai ratusan lainnya.

    Iran telah mengembangkan rudal jarak jauh selama beberapa dekade dan semakin canggih, sebagian besar diproduksi domestik. Menurut perkiraan AS, Iran memiliki sekitar 3.000 rudal balistik sebelum serangan ke Israel.

    Kepala Komando Pusat AS Kenneth McKenzie memperingatkan soal semakin besar dan canggihnya kekuatan rudal Iran. “Rudal Teheran, dikombinasikan dengan potensi nuklirnya, menimbulkan tantangan pencegahan yang kompleks,” katanya.

    Rudal balistik seperti yang diluncurkan Iran jauh lebih sulit dicegat dan gelombang rudal yang diluncurkan secara bersamaan dapat membanjiri pertahanan udara. Rudal itu meluncur ke langit dan menghujam target dengan cepat.

    Beberapa versi lebih baru telah ditingkatkan akurasi dan teknologinya, memungkinkan rudal mengubah jalur selama penerbangan. Rudal Kheibar Shekan misalnya, dilengkapi dengan sirip kontrol dan navigasi satelit, yang meningkatkan presisi dan memungkinkannya bermanuver.

    Bulan lalu, menteri pertahanan Iran juga meluncurkan rudal balistik Qassem Basir, mengklaim rudal itu dirancang untuk menghindari sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan AS. Selain rudal, Iran juga menggunakan drone serang Shahed untuk membantu mengalahkan pencegat rudal Israel.

    Israel mengklaim telah mencegat sebagian besar senjata yang diluncurkan Iran. Tetapi sebagian rudal berhasil menembus sistem pertahanan udara berlapis-lapis negara itu.

    Rudal Iran menghantam pusat kota Tel Aviv dan kota-kota di utara negara itu. Israel mengatakan sedikitnya 13 orang tewas dan ratusan lainnya terluka.

    Pertahanan udara Israel termasuk Iron Dome, yang ditujukan untuk ancaman jarak pendek. Iron Dome adalah salah satu sistem pertahanan udara paling efektif. Ada David’s Sling, Arrow 2, dan Arrow 3 untuk pertahanan rudal jarak menengah dan jauh. Israel juga memiliki sistem Patriot AS yang jangkauannya sekitar 160 km.

    Profesor Stephan Fruehling dari ANU’s Strategic and Defence Studies Centre mengatakan tidak ada sistem yang sepenuhnya anti gagal, termasuk milik Israel yang berhasil ditembus Iran.

    “Sebagian (rudal) akan selalu berhasil menembus. Dan bahkan jika Anda menghancurkan rudal balistik, hulu ledaknya masih dapat jatuh dan meledak,” kata Profesor Fruehling.

    Untuk menghentikan rudal balistik, Israel mengandalkan sistem Arrow 2 dan Arrow I3. Jika sistem tersebut gagal mencegat, Iron Dome dapat berfungsi sebagai cadangan. Jadi mengapa rudal bisa menembusnya?

    “Ini merupakan kegagalan seluruh sistem pertahanan udara terpadu Israel, Namun sangat sulit untuk mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi atau 100% sempurna ketika mereka menembakkan salvo 50 hingga 100 rudal balistik sekaligus,” sebut Travis Hawley, seorang analis keamanan.

    Saksikan juga Blak-blakan: Agus Andrianto ‘Bersih-bersih’ Lapas dari HP dan Narkoba

    (fyk/afr)

  • AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran terus membara menyusul saling serang terjadi dari kedua musuh bebuyutan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana evakuasi warganya dari Israel.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), duta besar AS untuk Israel mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warga Amerika melalui udara dan laut saat perang Israel dengan Iran berkecamuk untuk hari keenam.

    Kedutaan sedang “mengerjakan penerbangan evakuasi & keberangkatan kapal pesiar” untuk “warga negara Amerika yang ingin meninggalkan Israel,” tulis Duta Besar Mike Huckabee di X.

    Sementara itu, anggota keluarga staf diplomatik Inggris di Israel telah “ditarik sementara” karena Iran dan Israel terus saling tembak, kata kementerian luar negeri Inggris pada Rabu (18/6).

    Keluarga staf yang bekerja di kedutaan Inggris di Tel Aviv dan konsulat di Yerusalem “ditarik sementara sebagai tindakan pencegahan”, kata Kantor Luar Negeri, seraya menambahkan bahwa staf di misi tersebut tetap tinggal.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa sedang mempertimbangkan apakah AS akan bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran. Trump mengaku kesabarannya sudah habis.

    Berbicara saat menyaksikan pemasangan tiang bendera baru di Gedung Putih, Trump menambahkan bahwa kesabarannya “sudah habis” terhadap Iran dan mengulangi seruannya agar “menyerah tanpa syarat.”

    “Saya dapat memberi tahu Anda ini, bahwa Iran memiliki banyak masalah, dan mereka ingin berunding.”

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini