kab/kota: Seoul

  • Putin Puji Korut Jelang Kunjungan Pertamanya dalam 24 Tahun

    Putin Puji Korut Jelang Kunjungan Pertamanya dalam 24 Tahun

    Pyongyang

    Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan pujian ke Korea Utara (Korut) jelang kunjungannya. Ini merupakan kunjungan pertama Putin ke Korut dalam 24 tahun terakhir.

    Dilansir BBC, Selasa (18/6/2024), Putin memuji Korea Utara karena ‘dengan tegas mendukung’ perang Moskow di Ukraina. Putin diperkirakan tiba di ibu kota Korut untuk bertemu dengan Pemimpin Korut, Kim Jong Un, Selasa malam.

    Kedua pemimpin terakhir kali bertemu pada bulan September 2023 di kosmodrom Vostochny di timur jauh Rusia. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Putin ke Pyongyang sejak tahun 2000.

    Dalam surat yang diterbitkan di media pemerintah Korea Utara, Putin berjanji untuk membangun sistem perdagangan dan keamanan dengan Pyongyang ‘yang tidak dikendalikan oleh Barat’.

    Putin juga berjanji mendukung upaya Pyongyang untuk membela kepentingannya meskipun ada apa yang disebutnya sebagai ‘tekanan, pemerasan, dan ancaman militer AS’, dalam artikel yang dicetak di Rodong Sinmun, corong partai berkuasa di Korea Utara. Putin mengatakan kedua negara akan terus ‘menentang dengan tegas’ apa yang dia gambarkan sebagai ambisi Barat ‘untuk menghalangi pembentukan tatanan dunia multipolarisasi berdasarkan rasa saling menghormati keadilan’.

    Amerika Serikat mengatakan pihaknya prihatin dengan ‘mendalamnya hubungan antara kedua negara’. Kremlin sendiri menggambarkan kunjunga tersebut sebagai ‘kunjungan kenegaraan persahabatan’ dengan media Rusia melaporkan bahwa Putin dan Kim mungkin menandatangani perjanjian kemitraan, termasuk mengenai masalah keamanan, dan akan memberikan pernyataan bersama kepada media.

    Sebuah parade di alun-alun Kim Il Sung sudah disiapkan untuk menyambut Putin. Putin juga diperkirakan akan menonton konser dan mengunjungi Gereja Ortodoks Tritunggal Pemberi Kehidupan di Pyongyang, satu-satunya gereja ortodoks di Korea Utara.

    Putin diperkirakan akan tiba bersama Menteri Pertahanan baru, Andrei Belousov, sementara Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak juga akan menjadi bagian dari delegasi tersebut.

    Kim mengatakan pekan lalu bahwa hubungan dengan Rusia telah ‘berkembang menjadi hubungan kawan seperjuangan yang tidak dapat dipatahkan’.

    Dalam pertemuan mereka tahun lalu, Putin mengatakan dia melihat ‘kemungkinan’ untuk kerja sama militer dengan Korea Utara, sementara Kim berharap presiden Rusia ‘menang’ di Ukraina.

    Gedung Putih mengatakan AS prihatin dengan hubungan yang lebih erat antara Rusia dan Korea Utara.

    “Kami tidak khawatir dengan perjalanan yang dilakukan Putin,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan pada hari Senin.

    “Yang kami khawatirkan adalah semakin dalamnya hubungan antara kedua negara,” sambungnya.

    John Nilsson-Wright, kepala program Jepang dan Korea di Pusat Geopolitik Universitas Cambridge, mengatakan Putin ‘memperkuat hubungan dengan mitra lamanya dalam Perang Dingin’ dalam upaya untuk ‘melawan anggapan bahwa AS dan sekutunya telah mampu melakukan hal tersebut untuk mengisolasi Moskow’.

    “Dia memperkuat hubungan antara rezim otoriter pada saat pemerintahan demokratis berada dalam posisi defensif, menghadapi tantangan keamanan global di Timur Tengah, Asia Timur dan Ukraina,” ujarnya.

    Pada tahun 2000, di awal karir kepresidenannya, Putin bertemu dengan ayah Kim, Kim Jong Il, yang masih menjadi pemimpin tertinggi Korut. Hubungan antara kedua negara ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

    Korea Utara membutuhkan bantuan dalam bidang teknologi luar angkasa setelah kegagalannya baru-baru ini dalam menempatkan satelit mata-mata kedua ke orbit – serta makanan, bahan bakar, dan mata uang asing. Sementara, Rusia terus menghadapi kekurangan senjata dalam perangnya di Ukraina.

    Washington dan Seoul menuduh Pyongyang memasok artileri dan peralatan lainnya ke Moskow, kemungkinan besar dengan imbalan makanan, bantuan militer, dan teknologi. Baik Korea Utara maupun Rusia menyangkal adanya kesepakatan senjata.

    Setelah Korea Utara, Putin diperkirakan akan mengunjungi Vietnam, negara Komunis dan sekutu lamanya, di mana kedua negara diperkirakan akan membahas isu-isu seperti perdagangan.

    (haf/imk)

  • Korsel Lepas Tembakan Peringatan gegara Tentara Korut Lintasi Perbatasan Lagi

    Korsel Lepas Tembakan Peringatan gegara Tentara Korut Lintasi Perbatasan Lagi

    Seoul

    Korea Selatan (Korsel) melepaskan tembakan peringatan usai lusinan tentara Korea Utara (Korut) melintasi perbatasan yang dijaga ketat. Insiden ini merupakan yang kedua dalam dua minggu terakhir ketika Pyongyang memperkuat perbatasannya dengan Korsel.

    Dilansir AFP, Selasa (18/6/2024), ledakan ranjau darat di dekat perbatasan juga melukai beberapa tentara Korea Utara. Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan Pyongyang baru-baru ini mengerahkan pasukan di daerah tersebut untuk membersihkan semak belukar dan memasang ranjau, seiring dengan memburuknya hubungan antara kedua Korea.

    Negara-negara tersebut secara teknis masih berperang karena konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata. Zona Demiliterisasi yang membagi semenanjung sudah menjadi salah satu tempat yang paling banyak mengandung ranjau di muka bumi.

    Namun, Korea Utara berupaya memperkuat hal tersebut dengan memasang lebih banyak ranjau darat. Korsel menyebut Korut hendak memperkuat jalan taktis dan menambahkan apa yang tampak sebagai penghalang anti-tank.

    Korsel mengatakan pihaknya yakin penyeberangan pada hari Selasa – seperti penyeberangan sebelumnya pada tanggal 9 Juni – tidak disengaja dan sekitar 20 hingga 30 tentara Korea Utara membawa peralatan kerja terlibat dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 08.30 waktu setempat.

    “Puluhan tentara Korea Utara melintasi Garis Demarkasi Militer hari ini… (dan) mundur ke utara setelah tembakan peringatan” dilepaskan, kata seorang pejabat JCS.

    Tentara Korea Utara yang bertugas memperkuat perbatasan telah menderita ‘banyak korban akibat insiden ledakan ranjau darat yang berulang kali’.

    Selama periode hubungan yang lebih hangat pada tahun 2018, kedua Korea memindahkan ranjau darat di sepanjang bagian perbatasan yang dijaga ketat dalam upaya meredakan ketegangan militer. Awal bulan ini, sekitar 20 tentara Korea Utara melintasi garis demarkasi militer antara kedua negara di bagian perbatasan yang ‘ditumbuhi pepohonan’.

    Penyeberangan itu terjadi ketika Korea Utara mengirimkan lebih dari seribu balon berisi sampah ke arah selatan – sebuah respons, katanya, terhadap balon-balon yang membawa propaganda anti-Pyongyang yang dikirim ke utara oleh para aktivis.

    Pemerintah Korea Selatan pada gilirannya menangguhkan perjanjian militer yang mengurangi ketegangan pada tahun 2018 dan memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan. Hal itu membuat marah Korea Utara, yang memperingatkan bahwa Seoul sedang menciptakan ‘krisis baru’.

    Ahn Chan-il, seorang pembelot yang menjadi peneliti yang menjalankan Institut Dunia untuk Studi Korea Utara, mengatakan kepada AFP bahwa militer Korea Utara sedang mencoba melakukan survei di daerah perbatasan untuk memasang lebih banyak penghalang.

    “Unit teknik dan observasi telah meningkatkan kehadiran mereka di daerah tersebut. Dipercaya bahwa tindakan tidak tertib dari mereka yang tidak terbiasa dengan ladang ranjau telah menyebabkan kecelakaan terkait ranjau ini,” ujarnya.

    profesor emeritus studi Korea Utara di Universitas Dongguk, Koh Yu-hwan, mengatakan langkah Korut itu menunjukkan tidak akan ada rekonsiliasi dengan Korsel. Dia mengatakan Korut juga memblokir jalan dan jalur kereta api.

    “Dengan memasang ranjau, Korea Utara sekali lagi menunjukkan bahwa, sesuai instruksi pemimpin tertinggi (Kim Jong Un), tidak akan ada rekonsiliasi dengan Korea Selatan,” ujarnya.

    “Korea Utara tidak memasang ranjau di seluruh garis depan, melainkan di wilayah yang mudah terlihat oleh Korea Selatan. Mereka juga memblokir jalan dan jalur kereta api yang sebelumnya merupakan wilayah kerja sama antar-Korea,” sambung Koh.

    (haf/imk)

  • Tembakan dari Korsel Buntut Tentara Korut ‘Main-main’ di Perbatasan

    Tembakan dari Korsel Buntut Tentara Korut ‘Main-main’ di Perbatasan

    Seoul

    Situasi di perbatasan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) memanas. Pihak Korsel melepaskan tembakan gara-gara tentara Korut sempat melintasi perbatasan.

    Dilansir AFP, Selasa (11/6/2024), Korsel menuding beberapa tentara Korut yang bekerja di zona demarkasi militer (DMZ) sempat melintasi perbatasan. Korsel pun berang dengan aksi itu.

    “Beberapa tentara Korea Utara yang bekerja di DMZ di front tengah sempat melintasi Garis Demarkasi Militer,” kata militer Korsel, JCS dalam sebuah pernyataan, mengacu pada garis kendali di perbatasan antara kedua Korea yang dijaga ketat.

    “Setelah militer kami mengeluarkan siaran peringatan dan tembakan peringatan, mereka mundur ke utara,” katanya, seraya menambahkan bahwa insiden itu terjadi pada 9 Juni lalu.

    Korsel menyatakan tidak ada pergerakan aneh lain yang terlihat di lokasi itu. Militer Korsel terus memantau dengan cermat pasukan di perbatasan.

    “Terlepas dari mundurnya tentara Korea Utara setelah tembakan peringatan kami, tidak ada pergerakan tidak biasa yang terlihat,” kata JCS, seraya menambahkan bahwa militer memantau dengan cermat pasukan di dekat perbatasan.

    Ketegangan Terus Meningkat

    Ketegangan antara kedua Korea terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini merupakan titik terendah dalam hubungan keduanya dalam beberapa tahun terakhir.

    Kedua negara secara teknis masih berperang sejak konflik 1950-1953. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Korut telah mengirimkan ratusan balon berisi sampah seperti puntung rokok dan tisu toilet ke arah Korsel. Korut menyebut aksi itu sebagai balasan atas balon-balon yang membawa propaganda anti-Pyongyang yang dikirim ke utara oleh para aktivis Korsel.

    Aktivis Korsel kembali membalas ‘serangan’ balon sampah dari Korut dengan mengirim balon berisi USB berisi musik K-Pop. Mereka juga menyertakan rekaman pidato Presiden Korsel.

    Pemerintah Korsel telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer yang dibuat untuk mengurangi ketegangan pada tahun 2018. Korsel pun memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan sebagai tanggapan terhadap balon sampah Korut tersebut.

    Hal ini membuat marah Korea Utara. Korut memperingatkan bahwa Seoul sedang menciptakan ‘krisis baru’. Militer Korsel mengaku telah mendeteksi tanda-tanda bahwa Korut juga memasang pengeras suara mereka sendiri.

    Korea Utara telah menggunakan pengeras suara di sepanjang perbatasan sejak tahun 1960-an, yang biasanya menyiarkan pujian terhadap keluarga Kim. Namun, Korut menghentikan penggunaannya pada tahun 2018 ketika hubungan kedua negara menghangat.

    Para ahli telah memperingatkan bahwa keputusan untuk membatalkan perjanjian tahun 2018 dan memulai kembali siaran melalui pengeras suara dapat mempunyai implikasi yang serius.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/taa)

  • Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Jakarta

    Korea Utara mengirimkan lagi sekitar 600 balon berisi sampah melintasi perbatasan. Militer Korea Selatan mengatakan sampah tersebut berisi puntung rokok hingga plastik, kini personel keamanan berupaya mengumpulkan balon-balon tersebut saat mendarat.

    “Korea Utara telah kembali meluncurkan balon sampah ke arah Korea Selatan,” kata Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/2/2024).

    Balon berisi sampah itu dikirim ke perbatasan arah Korsel sejak sekitar jam 8 malam (11.00 GMT) Sabtu malam.

    Kemudian hingga sekitar pukul 10 pada Minggu pagi ini, “sekitar 600 balon telah diidentifikasi, dengan sekitar 20 hingga 50 balon per jam bergerak di udara,” tambahnya.

    Balon-balon tersebut mendarat di provinsi-provinsi Korea Selatan bagian utara, termasuk ibu kota Seoul dan wilayah Gyeonggi yang berdekatan, yang secara kolektif merupakan rumah bagi hampir setengah populasi Korea Selatan.

    Korea Utara mulai mengirimkan ratusan balon yang membawa kantong-kantong sampah pada awal pekan ini. Korsel lalu menganggap tindakan tersebut sebagai balon “kelas rendah”. Korsel memperingatkan akan adanya tindakan balasan yang tegas kecuali Pyongyang menghentikan provokasi “tidak rasional” tersebut.

    JCS mengatakan sejak kampanye dimulai pada hari Selasa, sekitar 900 balon telah diluncurkan.

    “Militer kami melakukan pengawasan dan pengintaian dari titik peluncuran balon, melacaknya melalui pengintaian udara, dan mengumpulkan puing-puing yang jatuh, dengan memprioritaskan keselamatan publik,” katanya.

    “Kami mendesak masyarakat untuk menghindari kontak dengan limbah balon yang jatuh dan melaporkannya ke unit militer atau kantor polisi terdekat,” tambahnya.

    Sementara itu, Pemerintah kota Seoul mengirimkan peringatan teks kepada warga Korsel pada hari Sabtu. Pemerintah kota Seoul memperingatkan adanya “benda tak dikenal yang dianggap sebagai selebaran propaganda Korea Utara”.

    Pyongyang membela atas pelepasan balon-balon tersebut awal pekan ini. Korut mengatakan bahwa “hadiah tulus” tersebut adalah pembalasan atas balon-balon yang dikirim ke Korea Utara dengan tujuan propaganda melawan pemimpin Kim Jong Un.

    (yld/gbr)

  • Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Amarah Korsel Gara-gara Balon Raksasa Isi Tinja dari Korea Utara

    Jakarta

    Korea Selatan (Korsel) menyampaikan kemarahannya kepada Korea Utara (Korut) yang dituduh telah mengirimkan balon udara berisi berbagai benda, termasuk kotoran atau tinja. Balon-balon tersebut melintasi perbatasan negara dan jatuh di wilayah Korsel.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/5/2024), otoritas Korsel yang merasa berang dengan Korut. Mereka menyebut tindakan negara tetangganya itu sebagai aksi rendahan dan berbahaya.

    Unit persenjataan dan peledak militer Korsel, serta tim tanggap perang kimia dan biologi, dikerahkan. Tim itu memeriksa dan mengumpulkan benda-benda yang dijatuhkan oleh balon-balon udara dari Korut tersebut.

    This photo provided by South Korea Defense Ministry, shows balloons with trash presumably sent by North Korea, in South Chungcheong Province, South Korea, Wednesday, May 29, 2024. In another sign of tensions between the war-divided rivals, South Korea’s Joint Chiefs of Staff said North Korea also has been flying large numbers of balloons carrying trash toward the South since Tuesday night, in an apparent retaliation against South Korean activists for flying anti-Pyongyang propaganda leaflets across the border. (South Korea Presidential Office via AP) Foto: (South Korea Presidential Office via AP)

    Otoritas Seoul juga merilis peringatan agar penduduk setempat menjauh dan melaporkan penampakan apa pun kepada otoritas berwenang.

    Hingga Rabu (29/5) waktu setempat, menurut laporan media lokal yang mengutip sumber-sumber militer, lebih dari 150 balon udara terdeteksi. beberapa di antaranya telah mendarat di atas tanah dan yang lainnya masih berada di udara.

    Sejumlah foto yang dirilis oleh militer Korsel pada Rabu (29/5) waktu setempat menunjukkan balon-balon berukuran besar mengudara dengan kantong plastik terpasang pada bagian bawahnya.

    Beberapa foto lainnya menunjukkan sampah berserakan di sekitar balon-balon yang terjatuh, dengan kata-kata berbunyi “kotoran” tertulis pada salah satu kantong plastik itu.

    Pada Minggu (26/5), Wakil Menteri Pertahanan Korut merilis pernyataan yang isinya bersumpah untuk menggunakan “kekuatan yang kuat untuk mempertahankan diri” dan memperingatkan bahwa “gundukan kertas bekas dan kotoran” akan dikirimkan ke Korsel sebagai respons atas “barang-barang kotor” dari negara itu.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pengiriman Balon Udara Antara Korsel dan Korut

    Balon-balon udara seringkali dikirimkan oleh para aktivis Korsel ke wilayah Korut, dengan beberapa aksi semacam itu dipimpin oleh para pembelot Korut.

    Balon-balon semacam itu biasanya membawa selebaran berisi pesan-pesan kritis terhadap Pyongyang, yang kemudian memicu ketegangan antara kedua negara yang bertetangga, termasuk insiden ketika Korut dilaporkan berusaha menembak jatuh balon-balon dari Korsel.

    Korut memberikan reaksi kemarahan terhadap balon-balon yang dikirimkan para aktivis Korsel ke wilayahnya. Balon-balon itu juga memuat informasi soal masyarakat demokratis di Korsel dan bahkan disertai USB yang berisi video musik K-pop.

    Pemerintah Korsel berupaya menghentikan para aktivis yang melakukan aksi semacam itu, dengan alasan bahwa tindakan tersebut tidak membantu dalam memajukan perdamaian dan membahayakan keselamatan para penduduk di dekat perbatasan kedua negara.

    Larangan mengirimkan balon ke Korut sempat diberlakukan tahun 2021 lalu, namun kemudian dinyatakan inkonstitusional oleh pengadilan tinggi Korsel, karena dianggap melanggar prinsip kebebasan berpendapat.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

  • Geger Tentara AS Ditahan di Rusia, Gimana Ceritanya?

    Geger Tentara AS Ditahan di Rusia, Gimana Ceritanya?

    Washington DC

    Seorang tentara Amerika Serikat (AS) ditangkap saat mengunjungi kekasihnya di kota pelabuhan Vladivostok, Rusia. Tentara berusia 34 tahun ini dituduh mencuri dari kekasihnya tersebut, dan saat ini berada dalam tahanan otoritas Rusia.

    Seperti dilansir Associated Press, Selasa (7/5/2024), sejumlah sumber pejabat AS, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa tentara yang ditahan di Rusia itu bernama Gordon Black (34), berpangkat Staff Sergeant dan ditugaskan di Korea Selatan (Korsel).

    Black disebut sedang dalam proses pemulangan ke Fort Cavazos di Texas saat penahanan ini terjadi.

    Menurut para pejabat AS itu, Black yang berstatus sudah menikah ini, ternyata pergi ke Rusia untuk menemui kekasihnya sejak lama. Penahanan Black ini semakin memperumit hubungan antara AS dan Rusia yang telah bersitegang seiring berlarut-larutnya perang di Ukraina beberapa tahun terakhir.

    Juru bicara Angkatan Darat AS, Cynthia Smith, membenarkan bahwa seorang tentara AS ditahan di Vladivostok, yang menjadi lokasi pelabuhan utama militer dan komersial Rusia di perairan Pasifik. Smith menyebut tentara AS itu ditahan sejak Kamis (2/5) pekan lalu atas tuduhan melakukan pelanggaran kriminal.

    Dia menambahkan bahwa otoritas Rusia telah memberitahu pemerintah AS soal penahanan itu, dan pihak Angkatan Darat AS telah mengabarkannya kepada keluarga sang tentara.

    “Departemen Luar Negeri AS memberikan dukungan konsuler yang layak kepada tentara di Rusia,” ucap Smith dalam pernyataannya.

    Lihat juga Video ‘Polisi Bongkar Tenda Massa Pro-Palestina di Universitas Virginia AS’:

    Menurut para pejabat AS yang dikutip Associated Press, wanita Rusia yang menjadi kekasih Black itu pernah tinggal di Korsel. Pada musim gugur lalu, wanita itu dan Black terlibat pertengkaran.

    Setelah itu, wanita Rusia tersebut meninggalkan Korsel. Namun, tidak diketahui apakah wanita Rusia itu terpaksa pergi atau apakah ada peran otoritas berwenang Seoul dalam masalah ini.

    Para pejabat AS itu juga mengatakan bahwa Black, yang seorang prajurit infanteri, tidak memberitahu unitnya jika dia akan pergi ke Rusia, dan tidak mendapatkan izin apa pun untuk pergi ke negara tersebut.

    Menurut para pejabat AS itu, Black pada dasarnya sedang cuti karena dia meninggalkan Korsel untuk dipindahkan kembali ke kampung halamannya di Fort Cavazos.

    Tidak diketahui secara jelas apakah personel militer AS secara khusus dilarang bepergian ke Rusia, meskipun Departemen Luar Negeri AS sangat mengimbau warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke negara tersebut.

    Rusia diketahui menahan sejumlah warga AS di penjara-penjaranya, termasuk seorang pejabat eksekutif perusahaan keamanan bernama Paul Whelan dan seorang wartawan Wall Street Journal bernama Evan Gershkovich. Pemerintah AS menanggap keduanya ditahan secara tidak sah oleh Rusia dan telah berusaha menegosiasikan pembebasan mereka.

    Lihat juga Video ‘Polisi Bongkar Tenda Massa Pro-Palestina di Universitas Virginia AS’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Skandal Tas Mewah Ibu Negara Korsel Diusut Kejaksaan

    Skandal Tas Mewah Ibu Negara Korsel Diusut Kejaksaan

    Jakarta

    Jaksa Agung Korea Selatan (Korsel) memerintahkan stafnya untuk membentuk tim khusus menyelidiki tuduhan yang menjerat Ibu Negara, Kim Keon Hee. Publik memang sedang digegerkan atas tuduhan Kim menerima tas mewah.

    Seperti dilansir kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, Senin (6/5/2024), sejumlah sumber hukum yang dikutip Yonhap melaporkan bahwa Jaksa Agung Lee One Seok menyampaikan instruksi penyelidikan dalam rapat rutin dengan kepala kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul, Song Kyung Ho, pada Kamis (2/5) pekan lalu.

    Lee disebut meminta penyelidikan secara cepat terhadap tuduhan yang menyebut sang Ibu Negara Korsel menerima tas tangan mewah merek Christian Dior dari seorang pendeta berkewarganegaraan Korea-Amerika pada September 2022 lalu. Tas mewah itu diperkirakan seharga 3 juta Won atau setara Rp 35,3 juta.

    Kim Keon Hee pun dihujani kecaman usai skandal tas mewah Dior itu mencuat ke publik.

    Terlebih, sang pendeta ternyata secara diam-diam merekam dengan kamera tersembunyi ketika Kim Keon Hee menerima hadiah tas mewah itu. Rekaman video itu dipublikasikan oleh outlet media lokal Korsel pada November tahun lalu.

    Pada Desember tahun lalu, outlet media Korsel mengajukan aduan terhadap Kim Keon Hee dan suaminya, Presiden Yoon Suk Yeol, kepada jaksa setempat atas dugaan menerima suap. Namun hanya ada sedikit kemajuan yang terlihat dalam penyelidikan jaksa Korsel pada saat itu.

    Instruksi penyelidikan dari Jaksa Agung Korsel itu disampaikan setelah Partai Kekuatan Rakyat, yang berkuasa di negara tersebut, mengalami kekalahan telak dalam pemilu parlemen bulan lalu.

    Partai Demokrat sebagai oposisi utama berjanji akan mengusulkan penyelidikan khusus terhadap berbagai tuduhan yang menjerat Ibu Negara Korsel, setelah sidang baru Majelis Nasional dimulai bulan ini.

    Tak hanya soal tuduhan menerima tas mewah, Ibu Negara juga terjerat terjerat tuduhan memanipulasi harga saham perusahaan dealer mobil BMW di Korsel, atau Deutsch Motors Inc, antara tahun 2009 hingga tahun 2012 lalu.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pada Januari lalu, pimpinan oposisi Korsel, Lee Jae Myung, selaku ketua Partai Demokrat menuduh Presiden Yoon mencampuri dan menutupi kasus dugaan gratifikasi yang melibatkan istrinya.

    “Presiden tidak hanya gagal berkomunikasi dengan publik, tetapi juga secara aktif terlibat dalam menyembunyikan kecurigaan seputar Ibu Negara, campur tangan terang-terangan dalam urusan partai, dan ikut campur dalam pemilu,” kata Lee pada saat itu.

    Presiden Yoon sendiri, pada Februari lalu, menyebut sang istri gagal untuk “menolak secara dingin” sang pemberi hadiah, namun dia tidak menyampaikan permintaan maaf apa pun kepada publik Korsel.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Intelijen Korsel Beberkan Rencana Korut Serang Kedutaannya

    Intelijen Korsel Beberkan Rencana Korut Serang Kedutaannya

    Seoul

    Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) membeberkan rencana Korea Utara (Korut) untuk melancarkan serangan “teroris” menargetkan para pejabat diplomatik dan warga negara Korsel di luar negeri. Rencana serangan ini mendorong Seoul menaikkan level kewaspadaan pada misi diplomatiknya di sebanyak lima negara.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (3/5/2024), Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel mengungkapkan bahwa pihaknya baru-baru ini “mendeteksi banyak tanda bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan serangan teroris terhadap staf kedutaan atau warga negara kami di berbagai negara”.

    “Seperti China, Asia Tenggara, dan Timur Tengah,” sebut NIS dalam pernyataannya pada Jumat (3/5) waktu setempat.

    “Korea Utara telah mengirimkan agen-agennya ke negara-negara ini untuk memperluas pengintaian terhadap Kedutaan Besar Korea Selatan dan juga terlibat dalam aktivitas spesifik seperti mencari warga Korea Selatan yang berpotensi menjadi target teroris,” ungkap pernyataan NIS tersebut.

    Badan intelijen Korsel, dalam pernyataannya, menyebut hal itu tampaknya terkait dengan gelombang pembelotan warga elite Korut yang terjebak di luar negeri selama pandemi virus Corona (COVID-19), dan kini berusaha menghindari pulang ke negaranya setelah Pyongyang melonggarkan kontrol perbatasan yang ketat.

    Korut menganggap pembelotan sebagai tindak kejahatan serius dan diyakini telah memberikan hukuman berat kepada para pelanggar, keluarga mereka, dan bahkan orang-orang yang terkait insiden tersebut.

    Para pejabat Kedutaan Besar Korut, menurut laporan NIS, mungkin mengirimkan laporan palsu yang menyalahkan “faktor eksternal” atas pembelotan sukarela dari rekan-rekan mereka, dalam upaya menghindari hukuman.

    Akibatnya, sebut NIS, Pyongyang mungkin “merencanakan pembalasan” terhadap staf Kedutaan Besar Korsel dengan alasan seperti itu.

    Lihat juga Video ‘Korut Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang’:

    Dengan adanya informasi itu, maka Kementerian Luar Negeri Korsel mengumumkan pihaknya telah menaikkan status peringatan antiterorisme di sebanyak lima misi diplomatiknya di luar negeri, yakni Kedutaan Besar di Kamboja, Laos dan Vietnam, juga konsulat di Vladivostok, Rusia dan di Shenyang, China.

    Baik Seoul maupun Pyongyang sama-sama memiliki kedutaan besar atau konsulat di kelima lokasi tersebut.

    Menurut Kementerian Unifikasi di Seoul, Korut memiliki hubungan diplomatik dengan lebih dari 150 negara, namun jumlah misi diplomatik yang dijalankan di luar negeri telah menyusut sejak tahun 1990-an karena kendala keuangan.

    Akhir tahun lalu, Korut menutup beberapa kedutaannya termasuk di negara sekutu utamanya di Afrika, seperti Angola dan Uganda, serta di sejumlah negara mulai dari Spanyol hingga Hong Kong.

    Langkah itu dinilai oleh Seoul sebagai pertanda memburuknya kondisi perekonomian negara tersebut. Namun Pyongyang membela diri dengan menyebutnya sebagai perampingan birokrasi.

    Sementara itu, laporan Kementerian Unifikasi Seoul menyebut sebanyak 196 pembelot Korut tiba di wilayah Korsel sepanjang tahun lalu, dengan sekitar 10 pembelot di antaranya berasal dari kalangan elite Pyongyang seperti diplomat dan anak-anak mereka.

    Angka itu, menurut Seoul, merupakan yang tertinggi untuk jumlah pembelotan elite Korut ke Korsel sejak tahun 2017 lalu.

    Lihat juga Video ‘Korut Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • ZeroBaseOne Gelar Global Tour Pertama, Jakarta Masuk List!

    ZeroBaseOne Gelar Global Tour Pertama, Jakarta Masuk List!

    Surabaya (beritajatim.com) – ZeroBaseOne, boy band yang telah mencuri perhatian ribuan penggemar K-pop di seluruh dunia, siap untuk melangkah ke panggung global dengan tur pertama mereka yang dinanti-nantikan.

    Diberi nama “2024 ZeroBaseOne The First Tour”, tur ini menandai langkah pertama mereka menjelajahi dunia sejak terbentuknya grup ini pada bulan Juli 2023 melalui program audisi bergengsi “Boys Planet” Mnet.

    Mengawali perjalanan dengan gemilang, ZeroBaseOne akan memulai serangkaian konser di Seoul, mengguncang KSPO Dome mulai dari tanggal 20 hingga 22 September. Tetapi itu baru awalnya.

    Grup yang beranggotakan sembilan talenta berbakat ini akan menjelajahi Asia, menyebarkan pesona mereka kepada penonton yang tak sabar menantikan di berbagai kota. Rute internasional mereka mencakup Singapura pada tanggal 28 September, Bangkok pada tanggal 5 Oktober, Manila pada tanggal 12 Oktober, Jakarta pada tanggal 26 Oktober, dan Macau pada tanggal 2 dan 4 November.

    Penggemar di Jepang juga akan dihibur dengan penampilan langsung mereka di Aichi dari tanggal 29 November hingga 1 Desember, sebelum menutup tur dengan gemerlap di Kanagawa pada tanggal 4 dan 5 Desember.

    Dengan total 14 pertunjukan di delapan kota yang berbeda, ZeroBaseOne bertekad untuk membawa energi panggung mereka yang memukau dan lagu-lagu yang menghanyutkan ke penggemar di seluruh dunia.

    Anggota-anggota mereka, antara lain Zhang Hao, Sung Han-bin, Seok Matthew, Ricky, Park Gun-wook, Kim Tae-rae, Kim Gyu-vin, Kim Ji-woong, dan Han Yu-jin, siap untuk mengejutkan penonton dengan penampilan yang luar biasa dan karisma yang tak tertandingi.

    Tur ini bukan hanya menjadi momen penting bagi ZeroBaseOne, tetapi juga menjanjikan pengalaman tak terlupakan bagi penggemar yang telah lama menantikan kesempatan untuk menyaksikan idolanya secara langsung.

    Jadi, sambutlah kehadiran ZeroBaseOne dengan meriah saat mereka memulai petualangan musik yang menggetarkan ini, menerangi panggung dan mengukir tempat khusus di hati para penggemar di seluruh Asia! [ian]

  • Anak Muda Korsel Siap Perang Jika Korut Menyerang

    Anak Muda Korsel Siap Perang Jika Korut Menyerang

    Jakarta

    Anak muda di Korea Selatan (Korsel) telah menyiapkan diri jika perang pecah dengan Korea Utara (Korut). Salah satunya dilakukan oleh Kim Jung-ho yang telah menyiapkan perlengkapan bertahan hidup di rumahnya.

    Pria berusia 30 tahun itu merasa perlengkapannya cukup untuk bertahan selama 72 jam saat keadaan darurat.

    Selain air dan makanan darurat seperti nasi kering, Kim juga menyiapkan peta dan kompas kalau-kalau infrastruktur dasar seperti jaringan telepon seluler dan transportasi publik gagal berfungsi.

    Kim bahkan mengemas rompi pelindung dan masker gas. Kim berpikir lebih baik dia menyiapkan diri jika saja peralatan pelindung militer Korea Selatan tidak cukup. Apalagi, Kim adalah satu dari 3,1 juta orang pasukan cadangan militer.

    “Saya tinggal di jantung kota Seoul. Membayangkan semuanya bisa hilang dalam sekejap hanya dengan satu misil membuat bulu kuduk ini merinding,” ujar mahasiswa pasca sarjana itu.

    Diketahui, Ibu kota Korsel terletak 30 mil atau sekitar 48 kilometer di utara zona demiliterisasi yang didirikan tahun 1953 ketika perjanjian gencatan senjata Perang Korea ditandatangani.

    Akan tetapi, ketegangan di Semenanjung Korea belakangan ini kian meningkat. Korea Utara yang bersenjata nuklir sudah melakukan empat uji coba rudal balistik untuk tahun ini saja.

    Pada April, Korut mengeklaim berhasil menguji coba rudal hipersonik berbahan bakar padat baru yang dapat mencapai Guam.

    Simak halaman selanjutnya>>

    Lihat juga Video: Seusai Diprotes Netizen, Bea Cukai Serahkan Alat Belajar Hibahan ke SLB

    Kim termasuk ke dalam sekelompok kecil anak muda Korsel yang sudah mempersiapkan diri di tengah potensi perang dengan Korut. Meski kecil, jumlah kelompok ini terus bertambah.

    Sekitar 900 orang sudah bergabung ke setidaknya empat grup di Kakao, aplikasi pesan instan paling populer di Korsel.

    Secara terpisah, komunitas persiapan perang “The Survival School Daum Cafe” yang sudah ada sejak tahun 2010 saat ini jumlah anggotanya lebih dari 25.000 orang.

    Meningkatnya jumlah orang Korsel yang siap berperang baru-baru ini menyoroti berkembangnya kegelisahan tentang hubungan antar-Korea seiring kian agresifnya Korut.

    Januari silam, pemimpin Korut Kim Jong-un melabeli Korsel sebagai musuh utama mereka. Kim Jong-un pun menyatakan bahwa reunifikasi damai kedua Korea menjadi mustahil.

    Nam Sung-wook, dosen ekonomi politik di Universitas Korea, menyebut hal ini “belum pernah terjadi sebelumnya”. Ini berarti Korut bisa jadi menggunakan senjata nuklir terhadap Korsel karena negara itu tak lagi dipandang sebagai saudara seetnis.

    Survei dari Institut Kajian Media Publik KBS menunjukkan lebih dari 75% responden merasa cemas atas situasi keamanan saat ini. Angka ini meningkat 19% dari tahun 2021 saat survei dimulai.

    Berbagai konflik global seperti perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas juga membuat anak muda Korea lebih peka terhadap berkembangnya risiko geopolitik, imbuh Woo Seong-yeop yang menjadi admin “The Survival School – Daum Cafe”.

    Salah satu grup chat yang disebut di awal artikel dibentuk ketika perang Ukraina pecah. Jumlah anggotanya meningkat 10 kali lipat menjadi 500 orang dalam kurun dua tahun.

    “Sebelumnya tidak terbersit di benak saya untuk mempersiapkan diri kalau-kalau perang pecah. Tapi lihatlah keadaan dunia sekarang. Sejumlah perang sudah terjadi,” ujar Park Hwi bin, seorang instruktur kebugaran.

    Sebagian anggota ingin meninggalkan negara sebelum konflik pecah dengan Korut. Beberapa strategi mereka demi mengamankan tempat tinggal di negara-negara yang lebih aman antara lain belajar bahasa asing, menabung, dan melatih keterampilan baru.

    “Saya dengar kita bisa dapat izin tinggal permanen di Paraguay dengan biaya sebesar 10 juta won (sekitar Rp117 juta),” tulis seorang anggota grup.

    Sebagian besar warga Korea menilai orang-orang “siap perang” ini terlalu sensitif. Bahkan Ibu Kim sendiri mengomeli putranya karena “buang-buang uang” untuk perlengkapan bertahan hidup.

    “Walaupun hubungan antara Korea Utara dan Selatan saat ini tidaklah bagus, saya tidak pernah khawatir soal perang dan menjalani hidup seperti biasa,” cetus Lee Young-ah, seorang staf pemasaran berusia 28 tahun kepada BBC.

    Korsel kini berkembang menjadi negara demokrasi yang makmur dan hidup, sekalipun dua Korea secara teknis masih berperang.

    Woo berpendapat bahwa karena sudah berpuluh-puluh tahun hidup dengan damai, kebanyakan orang Korsel “apatis terhadap perang” yang dapat berujung ke “sikap masa bodoh”.

    Dia pun menambahkan bahwa sikap khalayak umum terhadap orang-orang yang “siap perang” perlahan-lahan berubah akibat meningkatnya tensi geopolitik.

    Kim pun membela diri: “Kalau Anda naik pesawat, mereka menyiapkan alat-alat keamanan, kan? Nah, membeli perlengkapan keamanan sama saja seperti mengencangkan tali sabuk pengaman.”

    Park menganalogikan persiapan untuk perang seperti membeli produk asuransi. Namun, seperti halnya banyak bentuk asuransi, tidak ada yang mau menggunakannya.

    Halaman 2 dari 2

    (dwia/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini