kab/kota: Seoul

  • Balon Sampah Korut Picu Kebakaran Atap Gedung di Korsel

    Balon Sampah Korut Picu Kebakaran Atap Gedung di Korsel

    Jakarta

    Sebuah balon sampah dari Korea Utara mendarat di atap sebuah gedung di Seoul, ibu kota Korea Selatan dan menyebabkan kebakaran. Insiden ini terjadi di antara ribuan balon sampah yang telah dikirim Korut ke Korsel sepanjang tahun ini, yang memicu kampanye propaganda balasan.

    “Sekitar pukul 9:04 malam (1204 GMT) pada hari Minggu, kebakaran terjadi di atap sebuah gedung komersial empat lantai di distrik Barat Seoul,” kata Kantor Pemadam Kebakaran Gangseo, Seoul dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Senin (16/9/2024).

    Api berhasil dipadamkan dalam waktu 18 menit dan 15 mobil pemadam kebakaran serta 56 personel dikerahkan, kata pemadam kebakaran, seraya menambahkan tidak ada korban jiwa.

    Militer Korea Selatan mengatakan pada Senin (16/9), Pyongyang meluncurkan sekitar 120 balon berisi sampah ke perbatasan pada Minggu malam, menyusul 50 balon sampah yang dikirim pada Sabtu lalu.

    Sekitar 40 balon telah mendarat di Korea Selatan, terutama di provinsi Gyeonggi dan Seoul, kata Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS).

    Kantong-kantong yang diikatkan pada balon-balon itu berisi “sebagian besar sampah kertas dan plastik”, kata JCS, seraya menambahkan bahwa balon-balon itu tidak menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat.

    Korea Utara telah mengirim lebih dari 5.000 balon berisi sampah ke selatan sejak Mei lalu. Korut mengatakan bahwa balon-balon itu merupakan balasan atas balon-balon propaganda yang diluncurkan oleh para aktivis Korea Selatan.

    Sebagai tanggapan, Seoul telah menangguhkan kesepakatan militer untuk mengurangi ketegangan dengan Pyongyang, dan memulai kembali beberapa siaran propaganda dari pengeras suara di sepanjang perbatasan.

    “Beberapa balon sampah Korea Utara memiliki pengatur waktu termal yang berpotensi menyebabkan kebakaran jika tidak terpisah dengan benar saat kabel pemanas diaktifkan, yang berfungsi untuk melepaskan balon dari muatannya,” kata juru bicara JCS, Lee Chang-hyun kepada wartawan.

    Lee juga mengatakan “menembak jatuh balon di udara meningkatkan risiko jatuhnya puing atau material berbahaya, jadi untuk saat ini, pendekatan yang dianggap paling aman adalah mengumpulkannya dengan cepat setelah jatuh secara alami”.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Korut Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek, Jatuh ke Laut Timur

    Korut Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek, Jatuh ke Laut Timur

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) menembakkan sejumlah rudal balistik jarak pendek ke perairan timur semenanjung Korea hari ini. Hal itu terjadi setelah beberapa hari Korut dilaporkan memperingati hari jadi negara itu.

    Dilansir AFP, Kamis (12/9/2024), Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan pihaknya telah mendeteksi beberapa “rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan ke Laut Timur sekitar pukul 07:10 dari Pyongyang hari ini (Rabu 22.10 GMT),” mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

    Dikatakan pihaknya sedang menganalisis rincian peluncuran tersebut dan “berbagi informasi mengenai rudal balistik Korea Utara dengan pihak berwenang AS dan Jepang, sambil memperkuat pengawasan dan kewaspadaan dalam persiapan untuk peluncuran lebih lanjut”.

    Respons Pemerintah Jepang

    Kementerian Pertahanan Jepang juga mengkonfirmasi peluncuran setidaknya satu rudal balistik Korea Utara. Pemerintah Jepang juga memperingatkan penjaga pantai dan kapal-kapal untuk berhati-hati.

    Ini adalah uji coba senjata pertama yang dilakukan Pyongyang sejak 1 Juli, dan terjadi beberapa hari setelah negara terisolasi dan bersenjata nuklir itu merayakan ulang tahun penting berdirinya rezim yang berkuasa.

    Diketahui, Korea Utara secara teratur meluncurkan rudal sekitar tanggal 9 September, hari pendiriannya, termasuk melakukan uji coba nuklir kelima pada hari yang sama pada tahun 2016. Uji coba nuklir keenam di negara itu dilakukan pada 3 September 2017.

    “Korea Utara akan terus memperkuat kekuatan nuklirnya yang mampu sepenuhnya mengatasi setiap tindakan ancaman yang dilakukan oleh negara-negara saingannya yang mempunyai senjata nuklir,” kata Kim Jong Un kala itu.

    (zap/yld)

  • 60 Negara Dukung Penggunaan AI pada Militer, China Abstain

    60 Negara Dukung Penggunaan AI pada Militer, China Abstain

    Jakarta

    Setidaknya 60 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), pada Selasa (10/09) telah menandatangani “cetak biru tindakan” untuk mengatur penggunaan kecerdasan buatan (AI) di medan perang agar lebih bertanggung jawab.

    Namun, sekitar 30 negara yang mengirimkan perwakilan ke KTT di Korea Selatan itu, termasuk Cina, tidak mendukung dokumen pedoman tersebut.

    Pedoman ini berisikan semua penerapan AI di bidang militer yang akan lebih “etis dan berorientasi pada kemanusiaan.” Dokumen itu juga memeriksa penilaian risiko terhadap apa yang harus dilakukan dan seberapa pentingnya peran pengawasan manusia.

    “Keterlibatan manusia juga perlu dipertahankan dalam pengembangan, pengerahan, dan penggunaan AI di ranah militer ini, termasuk langkah-langkah yang tepat dan saling berkaitan dengan penilaian dan pengawasan manusia dalam penggunaan kecerdasan buatan ini,” katanya.

    Pemerintah Belanda mengatakan bahwa fokus pertemuan itu adalah rancangan pedoman yang “berorientasi pada tindakan”, termasuk diskusi tentang perkembangan teknologi di dunia saat ini, seperti pesawat tak berawak berkemampuan AI yang diluncurkan oleh Ukraina.

    Kebutuhan untuk menghentikan penggunaan AI agar tidak dimanfaatkan untuk mengembangkan senjata pemusnah massal oleh berbagai entitas, termasuk kelompok teroris, juga menjadi rincian yang ditambahkan ke dokumen terbaru tersebut.

    Ukraina termasuk di antara negara-negara yang ikut menandatangani pedoman terbaru ini, begitu juga anggota-anggota NATO seperti Prancis, Jerman, dan Inggris. Namun, akibat dari invasinya ke Ukraina, Rusia tidak diundang ke pertemuan tersebut dan tidak juga ikut menandatanganinya.

    Seberapa realistiskah kesepakatan baru ini?

    “Kami sedang membuat langkah konkret lebih lanjut,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Belanda Ruben Brekelmans kepada kantor berita Reuters. “Tahun lalu … lebih banyak tentang penciptaan pemahaman bersama, kali ini kami lebih mengarah pada pengambilan tindakan.”

    “Kita juga harus realistis bahwa kita tidak akan pernah bisa memaksa seluruh dunia untuk ikut bergabung,” tambah Brekelmans, menanggapi jumlah negara yang tidak ikut menandatangani pedoman tersebut.

    “Bagaimana kita menghadapi kenyataan bahwa tidak semua pihak akan patuh? … Itu adalah dilema rumit yang juga harus kita bahas,” ungkapnya.

    “Langkah maju yang bertahap”

    “Belum ada prinsip dan kesepakatan,” unggah Brekelmans pada akunnya di media sosial X/Twitter. “Hal ini diperlukan untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab. Dan untuk menghadapi negara-negara yang melanggar aturan.”

    Giacomo Persi Paoli, kepala Program Keamanan dan Teknologi di Institut Penelitian Perlucutan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDIR), mengatakan bahwa mungkin akan menjadi kontraproduktif jika kita terburu-buru membuat peraturan yang tidak disetujui semua pihak.

    “Cetak biru ini merupakan langkah kemajuan yang bertahap,” kata Paoli, seraya menambahkan, “dengan melangkah terlalu kedepan, terlalu cepat, ada risiko yang sangat tinggi kalau banyak negara tidak ingin terlibat.”

    KTT di Seoul ini digelar bersama-sama oleh Belanda, Singapura, Kenya, dan Inggris untuk memungkinkan diskusi antarpemangku kepentingan yang tidak didominasi oleh satu negara atau entitas tertentu.

    (kp/hp)

    (ita/ita)

  • Di Balik Pornografi Deepfake yang Menyasar Siswi di Ratusan Sekolah Korsel

    Di Balik Pornografi Deepfake yang Menyasar Siswi di Ratusan Sekolah Korsel

    Jakarta

    Pada Sabtu (31/08) lalu, sebuah pesan Telegram muncul di ponsel Heejin dari orang yang tidak dia kenal.

    “Foto-foto dan informasi pribadi Anda sudah bocor. Ayo kita bicarakan,” bunyi pesan itu.

    Ketika mahasiswa tersebut membuka pesan tersebut, dia menerima foto dirinya yang diambil saat masih sekolah beberapa tahun yang lalu.

    Lalu ada satu foto lagi, yang sebenarnya adalah foto yang sama. Tetapi yang satu ini eksplisit secara seksual dan palsu.

    Heejin, bukan nama sebenarnya, merasa ketakutan. Dia tidak merespons pesan itu, tapi gambar-gambar tersebut terus berdatangan.

    Di dalam foto-foto itu, wajahnya ditempelkan pada tubuh yang sedang melakukan hubungan seks menggunakan teknologi deepfake yang canggih.

    Deepfake semacam ini, yang menggabungkan wajah orang sungguhan dengan tubuh palsu yang eksplisit secara seksual, semakin banyak dibuat menggunakan kecerdasan buatan.

    Namun, Heejin bukanlah satu-satunya.

    Dua hari sebelumnya, jurnalis Korea Selatan, Ko Narin telah mempublikasikan berita terbesar dalam kariernya.

    Baru-baru ini terungkap bahwa polisi sedang menyelidiki jaringan pornografi palsu di dua universitas besar. Ko meyakini ada lebih banyak lagi jaringan serupa.

    Dia mulai menelusuri media sosial dan menemukan puluhan grup obrolan di aplikasi Telegram, di mana para penggunanya membagikan foto-foto perempuan yang mereka kenal.

    Mereka menggunakan perangkat lunak AI untuk mengubahnya menjadi foto-foto porno palsu dalam hitungan detik.

    “Setiap menit orang-orang mengunggah foto perempuan yang mereka kenal dan meminta foto tersebut diubah menjadi deepfake,” kata Ko.

    Ko menemukan bahwa kelompok-kelompok ini tidak hanya menargetkan mahasiswa. Ada grup-grup yang menargetkan siswa SMA, bahkan SMP.

    Jika banyak konten yang dibuat menggunakan gambar seorang siswa tertentu, maka akan ada ruang obrolan sendiri khusus orang itu. Ruang obrolan itu diberi nama “ruang penghinaan” atau “ruang teman dari teman”. Biasanya ada syarat yang ketat untuk masuk ke ruang-ruang itu.

    Laporan Ko di surat kabar Hankyoreh telah mengejutkan masyarakat Korea Selatan.

    Pada Senin, polisi mengumumkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menyelidiki Telegram, mengikuti langkah pihak berwenang Prancis yang baru-baru ini mendakwa pendiri Telegram asal Rusia atas kejahatan yang berkaitan dengan aplikasi tersebut.

    Pemerintah telah berjanji akan menindak tegas mereka yang terlibat, dan presiden telah menyerukan agar anak-anak muda mendapatkan edukasi yang lebih baik.

    Telegram menyatakan bahwa mereka “secara aktif memerangi konten berbahaya di platform-nya, termasuk pornografi ilegal,” dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada BBC.

    Proses yang sistematis dan terencana

    BBC telah melihat deskripsi dari ruang-ruang obrolan ini. Salah satunya meminta para anggotanya untuk mengunggah lebih dari empat foto, dilengkapi dengan nama, usia, dan daerah tempat tinggal mereka.

    “Saya kaget melihat betapa sistematis dan terorganisirnya proses ini,” kata Ko.

    “Hal yang paling mengerikan yang saya temukan adalah sebuah grup yang isinya siswa di bawah umur di sebuah sekolah dengan lebih dari 2.000 anggota,” ujar dia.

    Beberapa hari setelah artikel Ko diterbitkan, para aktivis perempuan juga mulai menelusuri Telegram dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada.

    Pada akhir pekan itu, lebih dari 500 sekolah dan universitas sudah teridentifikasi menjadi target.

    Belum bisa dipastikan berapa banyak orang yang menjadi korban, namun banyak di antaranya diyakini berusia di bawah 16 tahun. Sebagian besar terduga pelakunya adalah remaja.

    Heejin mengaku mengalami kecemasan parah ketika mengetahui skala krisis dari kasus ini. Dia khawatir berapa banyak orang yang mungkin telah melihat foto deepfake-nya.

    Awalnya, dia menyalahkan dirinya sendiri.

    “Saya tidak bisa berhenti berpikir apakah ini terjadi karena saya mengunggah foto-foto saya ke media sosial, apakah saya semestinya lebih berhati-hati?”

    Sejumlah perempuan dan remaja di Korea Selatan telah menghapus foto-foto mereka dari media sosial atau menonaktifkan akun mereka karena takut akan dieksploitasi lebih lanjut.

    “Kami frustasi dan marah karena kami harus membatasi penggunaan media sosial ketika kami tidak melakukan kesalahan,” kata seorang mahasiswa, Ah-eun yang teman-temannya menjadi korban.

    Aplikasi Telegram berada di jantung skandal ini. Telegram bersifat privat dan pesan-pesannya dienkripsi.

    Aplikasi ini berbeda dengan situs publik lainnya yang dapat diakses dengan mudah oleh otoritas, lalu bisa mengajukan permintaan agar foto-foto semacam itu dihapus.

    Para penggunanya sering kali anonim, ruang-ruang obrolannya juga bisa diatur dalam mode “rahasia”, dan konten-kontennya bisa dihapus dengan cepat tanpa meninggalkan jejak.

    Fitur ini telah membuat Telegram menjadi ruang yang bagus bagi tindak-tindak kriminal.

    Baca juga:

    Pendiri aplikasi ini, Pavel Durov, telah didakwa di Prancis pada pekan lalu karena terlibat dalam sejumlah kejahatan yang berkaitan dengan aplikasi ini, termasuk memungkinkan penyebaran pornografi anak.

    Namun, para aktivis perempuan menuduh pihak berwenang di Korea Selatan terlalu lama membiarkan pelecehan seksual di Telegram karena negara ini pernah menghadapi krisis serupa sebelumnya.

    Pada tahun 2019, terungkap bahwa sebuah jaringan seks menggunakan Telegram untuk memaksa perempuan dan anak-anak membuat dan membagikan foto-foto eksplisit secara seksual.

    Pada saat itu, polisi meminta bantuan Telegram untuk membantu penyelidikan mereka, tetapi aplikasi ini mengabaikan ketujuh permintaan mereka.

    Meskipun pelaku utama akhirnya dijatuhi hukuman lebih dari 40 tahun penjara, tidak ada penindakan terhadap platform tersebut karena kekhawatiran seputar penyensoran.

    “Mereka menghukum para pelaku utama tetapi mengabaikan situasinya, dan saya rasa ini telah memperburuk situasi,” kata Ko.

    BBCGrup obrolan semacam ini menawarkan pembuatan gambar deepfake. Di bagian bawah tertulis “jika Anda meminta seseorang untuk dipermalukan, kami akan melakukannya”

    Park Jihyun, mantan mahasiswa jurnalistik yang mengungkap jaringan seks itu pada 2019, telah menjadi advokat politik untuk korban-korban kejahatan seks digital.

    Dia mengatakan sejak skandal deepfake ini terbongkar, murid-murid dan orang tua telah meneleponnya beberapa kali sehari sambil menangis.

    “Mereka melihat sekolah mereka masuk ke dalam daftar yang dibagikan di media sosial dan mereka ketakutan,” kata Jihyun.

    Sebelum krisis ini terkuak, Lembaga Advokasi untuk Korban Kekerasan Seksual Online Korea Selatan (ACOSAV) mengatakan bahwa jumlah anak di bawah umur yang menjadi korban pornografi deepfake sudah meningkat tajam.

    Pada tahun 2023, mereka mendampingi 86 korban remaja. Angka itu melonjak menjadi 238 korban hanya dalam delapan bulan pertama tahun ini.

    Dalam sepekan terakhir saja, 64 korban remaja lainnya juga melapor.

    Salah satu petinggi ACOSAV, Park Seonghye, mengatakan bahwa selama sepekan staf-stafnya dibanjiri telepon dan bekerja sepanjang waktu.

    “Ini keadaan darurat berskala besar bagi kami, seperti situasi perang,” kata dia.

    “Dengan teknologi deepfake terbaru, sekarang ada lebih banyak rekaman daripada sebelumnya, dan kami khawatir ini akan terus meningkat.”

    Selain memberikan konseling kepada korban, ACOSAV juga melacak konten berbahaya dan bekerja sama dengan platform-platform daring untuk menghapusnya.

    Park mengatakan bahwa ada beberapa kasus di mana Telegram bisa menghapus konten atas permintaan mereka.

    “Jadi bukannya ini tidak mungkin,” kata dia.

    Melalui sebuah pernyataan, Telegram mengatakan kepada BBC bahwa moderator mereka “secara proaktif memonitor ranah publik dari aplikasi tersebut, menggunakan AI dan menerima laporan pengguna untuk menghapus jutaan konten setiap hari yang melanggar ketentuan layanan Telegram”.

    Sementara itu, organisasi-organisasi perempuan mengakui bahwa teknologi AI baru ini mempermudah eksploitasi terhadap korban. Menurut mereka, ini hanyalah wujud misogini terbaru yang terjadi secara daring di Korea Selatan.

    Pertama, perempuan menjadi sasaran gelombang pelecehan verbal secara daring. Kemudian muncul epidemi kamera mata-mata, di mana perempuan direkam diam-diam di toilet umum dan ruang ganti.

    “Akar masalah dari situasi ini adalah seksisme struktural dan solusinya adalah kesetaraan gender,” bunyi sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh 84 organisasi perempuan.

    Ini adalah kritik langsung terhadap Presiden Yoon Suk Yeol yang menolak eksistensi struktural seksisme, memotong anggaran untuk kelompok-kelompok pendamping korban, dan menghapus kementerian kesetaraan gender.

    Getty Images

    Lee Myung-hwa, yang menangani pelaku pelecehan seksual berusia muda, sepakat bahwa walaupun terkuaknya kasus deepfake tampak tiba-tiba, situasi ini telah lama mengintai.

    “Bagi remaja, deepfake telah menjadi bagian dari budaya mereka, dianggap sebagai permainan atau lelucon,” kata konselor yang mengelola Aha Seoul Youth Cultural Centre.

    Lee mengatakan bahwa sangat penting untuk mendidik anak-anak muda.

    Dia merujuk pada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa ketika Anda memberi tahu pelaku soal kesalahan yang mereka lakukan, mereka menjadi lebih memahami apa yang tergolong pelecehan seksual, dan itu membuat mereka tidak mengulanginya.

    Sementara itu, pemerintah menyatakan akan memperkuat penindakan kriminal terhadap pelaku yang membuat dan membagikan foto-foto deepfake, juga akan menghukum mereka yang melihat konten pornografi tersebut.

    Hal ini menyusul kritik bahwa tidak cukup banyak pelaku yang dihukum.

    Salah satu masalahnya, mayoritas pelaku adalah remaja yang biasanya diadili di pengadilan anak di mana mereka mendapat hukuman yang lebih ringan.

    Sejak ruang-ruang obrolan ini terungkap, banyak yang telah ditutup, tetapi hampir pasti ada ruang-ruang baru yang menggantikan.

    Sebuah ruang penghinaan telah dibuat untuk menargetkan para jurnalis yang meliput berita ini.

    Ko, yang mengungkap kasus ini, mengatakan bahwa hal ini telah membuatnya tidak bisa tidur.

    “Saya terus memeriksa grup-grup itu untuk melihat apakah foto saya telah diunggah,” katanya.

    Kecemasan yang sama telah meliputi hampir setiap gadis remaja dan perempuan muda di Korea Selatan.

    Ah-eun, seorang mahasiswa, mengatakan bahwa hal itu telah membuatnya curiga terhadap kenalan laki-lakinya.

    “Saya tidak bisa memastikan siapa orang-orang yang melakukan kejahatan semacam ini di belakang saya, tanpa saya ketahui,” kata dia.

    Saya menjadi sangat waspada saat berinteraksi dengan orang lain, dan itu tidak baik.”

    Laporan tambahan oleh Hosu Lee dan Suhnwook Lee

    Baca juga:

    (ita/ita)

  • Balon Sampah Korut Picu Kebakaran Atap Gedung di Korsel

    Memanas! Korut Lagi-lagi Kirim Ratusan Balon Sampah ke Korsel

    Seoul

    Korea Utara (Korut) kembali mengirimkan ratusan balon yang membawa sampah ke wilayah Korea Selatan (Korsel). Ini menjadi yang terbaru dari serangkaian insiden yang terjadi lintas perbatasan kedua negara yang terus bersitegang ini.

    Laporan Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS), seperti dilansir AFP, Kamis (5/9/2024), menyebut Pyongyang meluncurkan sekitar 420 balon sampah pada Rabu (4/9) malam, yang diikuti dengan peluncuran balon-balon sampah lainnya pada Kamis (5/9) pagi waktu setempat.

    Sekitar 20 balon sampah di antaranya, menurut JCS, telah mendarat di wilayah Korsel, terutama di area Provinsi Gyeonggi Utara dan ibu kota Seoul.

    Militer Korsel menyatakan bahwa kantong yang terpasang pada balon-balon udara dari Korut itu “sebagian besar berisi sampah kertas dan plastik”, dan menurut analisis militer, sampah itu tidak menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat.

    Ini merupakan babak ke-13 pengiriman balon sampah dari Korut ke wilayah Korsel sejak akhir Mei lalu.

    Peluncuran terbaru ini terjadi ketika hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, di mana Pyongyang baru-baru ini mengumumkan penempatan 250 peluncur rudal balistik ke area perbatasan selatannya.

    Korut tercatat telah mengirimkan lebih dari 3.800 balon sampah ke wilayah Korsel sejak Mei lalu, dengan alasan bahwa balon-balon itu merupakan pembalasan atas balon propaganda yang dikirimkan para aktivis Seoul melintasi perbatasan.

    Sebagai respons, otoritas Korsel menangguhkan perjanjian militer yang mengurangi ketegangan dengan Korut, dan memulai kembali sejumlah siaran propaganda dari pengeras suara di sepanjang perbatasan.

    Pada Rabu (4/9), para pejabat Seoul menggelar pembicaraan tingkat tinggi dengan para pejabat Amerika Serikat (AS) soal langkah menangkal ancaman Korut.

    “Korea Utara tidak berhenti mengembangkan kemampuan nuklir dan rudalnya, dan baru-baru ini terus melakukan provokasi dengan mengganggu sistem GPS atau meluncurkan balon sampah,” ucap Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Kim Hong Kyun, kepada wartawan.

    “Dalam situasi ini, kedua negara tidak bisa mengesampingkan kemungkinan Korea Utara melakukan provokasi besar sebelum dan sesudah pemilihan presiden AS,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Eks Presiden Korsel Jadi Tersangka, Diduga Cari Jabatan untuk Menantu

    Eks Presiden Korsel Jadi Tersangka, Diduga Cari Jabatan untuk Menantu

    Seoul

    Jaksa Korea Selatan (Korsel) mengidentifikasi mantan Presiden Moon Jae In sebagai tersangka dalam kasus suap. Kasus ini melibatkan dugaan perlakuan istimewa terhadap menantu laki-laki Moon dalam mendapatkan jabatan tinggi di sebuah maskapai penerbangan.

    Sebagai imbalan, pemerintahan era Moon diduga mengatur penunjukan penting terhadap seorang politisi Korsel yang mendirikan maskapai penerbangan yang menjadi tempat menantu Moon bekerja tersebut. Dugaan praktik suap itu terjadi beberapa tahun lalu, namun penyelidikannya masih berproses hingga kini.

    Seperti dilansir The Korea Herald dan Straits Times, Senin (2/9/2024), penyelidikan terhadap potensi keterlibatan Moon dalam kasus suap itu dipimpin oleh Divisi Kriminal 3 dari Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju.

    Status Moon sebagai tersangka tercantum dalam surat perintah penggeledahan terhadap kediaman putrinya, Moon Da Hye. Perintah penggeledahan itu telah dilaksanakan jaksa distrik Jeonju pada 30 Agustus lalu. Saat ini, putri Moon dan suaminya, yang hanya disebut sebagai Seo, telah bercerai.

    Penggeledahan itu bermula dari aduan yang diajukan empat tahun lalu mengenai kecurigaan pelanggaran hukum dalam perekrutan Seo, atau menantu Moon, dalam menduduki jabatan direktur eksekutif pada maskapai Thai Eastar Jet.

    Maskapai berbujet rendah itu didirikan oleh seorang politisi bernama Lee Sang Jik, yang juga mantan anggota parlemen Korsel selama dua periode dari Partai Demokratik yang berkuasa pada era pemerintahan Moon.

    Penyelidikan kasus ini berfokus pada dugaan keterkaitan antara perekrutan Seo sebagai pejabat maskapai Thai Eastar Jet dengan penunjukan Lee sebagai Kepala Badan UKM dan Startup Korea, atau disebut juga sebagai Kosem.

    Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang kini berkuasa di Korsel dan kelompok sipil Justice People yang berbasis di Seoul mengajukan empat aduan antara September 2020 hingga April 2021, dengan tuduhan adanya dugaan praktik quid pro quo.

    Lee ditunjuk menjadi Presiden Kosme pada Maret 2018, beberapa bulan sebelum Seo bergabung dengan Thai Eastar Jet pada Juli tahun yang sama. Kurangnya pengalaman Seo dalam industri penerbangan, ditambah dengan kesulitan keuangan maskapai tersebut, telah menimbulkan kecurigaan adanya keterlibatan kantor kepresidenan dalam pengangkatannya.

    Jaksa-jaksa Korsel menduga penunjukan Lee sebagai Presiden Kosme mungkin telah diputuskan dalam pertemuan informal sekretariat kepresidenan pada akhir tahun 2017 lalu.

    Pihak kejaksaan menduga Moon dan istrinya telah memberikan dukungan finansial kepada keluarga putri mereka selama beberapa waktu, namun menghentikan dukungan finansial itu setelah Seo dipekerjakan oleh Thai Eastar Jet.

    Jika dukungan finansial itu dihentikan setelah Seo mendapatkan jabatan di maskapai itu, maka para jaksa Korsel meyakini bahwa tunjangan dari Thai Eastar Jet, termasuk gaji dan tempat tinggal, yang didapatkan Seo dapat dianggap sebagai suap kepada Moon.

    Para jaksa memperkirakan Seo menerima total sebesar 223 juta Won, atau setara Rp 2,5 miliar, sebagai gaji dan biaya relokasi ke Thailand antara Juli 2018 hingga April 2020, yang mereka anggap sebagai suap kepada Moon yang saat itu masih aktif menjabat Presiden Korsel.

    Oleh karena itu, para jaksa Korsel mengindikasikan dalam surat perintah penggeledahan rumah putri Moon bahwa sang mantan Presiden Korsel itu diduga menerima sejumlah uang tersebut sebagai suap dari Lee.

    Seo telah diinterogasi tiga kali oleh jaksa Korsel sepanjang tahun 2014 sebagai saksi, dan secara konsisten mempertahankan haknya untuk tetap diam.

    Cho Hyun Ock, yang merupakan mantan sekretaris kepresidenan senior bidang personalia para era pemerintahan Moon, telah didakwa atas dugaan penyalahgunaan kekuasaan terkait kasus tersebut. Beberapa mantan pejabat kantor kepresidenan era pemerintahan Moon lainnya juga telah diinterogasi.

    Namun kritikan muncul yang menyebut penyelidikan kasus yang menyeret Moon itu bermotif politik. Cho, ketika menghadiri pemeriksaan di kantor Kejaksaan Distrik Jeonju pada 31 Agustus lalu, menuduh penyelidikan terhadap Moon dan keluarganya bertujuan mengalihkan perhatian dari kecurigaan seputar Presiden Yoon Suk Yeol dan istrinya, Kim Keon Hee.

    Belum ada tanggapan dari pemerintahan Yoon atas tuduhan itu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Indonesia Kalah 0-2 dari Thailand, Netizen Soroti Wasit

    Indonesia Kalah 0-2 dari Thailand, Netizen Soroti Wasit

    Jakarta

    Timnas Indonesia U-20 kalah dari Timnas Thailand pada laga kedua turnamen Seoul Earth on Us 2024. Para suporter memberikan semangat di media sosial, sambil mengkritik wasit.

    Garuda Muda tumbang dengan skor akhir 0-2 di Mokdong Stadium, Jumat (30/8/2024). Indonesia kebobolan satu gol akibat tendangan Caelan Tanadon dari jarak dekat dan Ratthaphum Chotmuangpak menjaringkan bola pada masa injury time babak kedua.

    Dengan hasil ini, Indonesia mengoleksi satu kemenangan dan satu kekalahan di ajang Seoul Earth on Us 2024. Sebelumnya, Indonesia menang atas Argentina.

    Pertandingan ini menjadi atensi dan mengundang reaksi netizen Indonesia. Dipantau detikINET, tagar #TimnasDay menggema sejak tengah hari dengan 2.665 tweet diikuti dengan Thailand (180 ribu tweet).

    Netizen agak kecewa dengan wasit yang menabrak pemain Indonesia berujung terobosan pemain Thailand yang menjadi gol kedua mereka. Selebihnya, para suporter Garuda Muda memberikan apresiasi dan semangat untuk Timnas U-20 agar lebih baik lagi di pertandingan ketiga.

    Inilah beberapa kicauan mereka di lini masa X/Twitter:

    “Definisi ga boleh sombong, Argentina bisa di sikat 2-1. Sama tim langganan model Thailand malah K.O. 2-0 🥲 but its okay, permainan king indo udah bagus banget si. #TimnasDay,” kata @shau***.

    “Apresiasi buat #TimnasU19 yg pantang menyerah #TimnasDay,” ujar @vyby***.

    “Wasitnya ordal tapi tetap semangat indo #TimnasDay 💪🔥,” kata @TukoImba*** menyindir wasit.

    “Terimakasih sudah berusaha. Itu pelajaran berharga. #TimnasDay,” kata @bugs_b***.

    “Walau kalah tapi kocak banget Thai mainnya gol karena kesalahan wasit #TimnasDay,” komentar @putrist***.

    (fay/fyk)

  • Nekat! Tentara Korut Seberangi Perbatasan untuk Membelot ke Korsel

    Nekat! Tentara Korut Seberangi Perbatasan untuk Membelot ke Korsel

    Seoul

    Seorang tentara Korea Utara (Korut) membelot ke Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (20/8) pagi waktu setempat. Tentara Korut ini nekat menyeberang perbatasan militer di bagian timur Semenanjung Korea.

    Laporan kantor berita Korsel, Yonhap New Agency, yang mengutip militer Korsel, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/8/2024), menyebut tentara Korut itu kedapatan menyeberang ke area Goseong di pantai timur Korsel yang berbatasan dengan wilayah Korut.

    Penjaga perbatasan Korsel langsung menahan tentara Korut tersebut, setelah memantau pergerakannya.

    Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa pihak militer telah menahan seseorang yang diyakini sebagai warga negara Korut di front timur, dan otoritas berwenang mempertanyakan motifnya menyeberang perbatasan.

    Pejabat Kementerian Pertahanan Korsel itu menolak untuk memberikan informasi lebih detail.

    Yonhap News Agency melaporkan tentara Korut yang membelot itu berpangkat Sersan Staf.

    Aksi pembelotan ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi sepanjang tahun ini. Awal Agustus ini, seorang warga negara Korut membelot ke Korsel dengan menyeberangi perbatasan maritim de-facto yang disebut sebagai Garis Batas Utara di perairan Laut Kuning — perbatasan laut yang disengketakan di pantai barat.

    Disebutkan media lokal Korsel pada saat itu bahwa ada dua warga Korut yang berusaha membelot melalui pulau perbatasan Gyodong, yang berjarak kurang dari lima kilometer dari wilayah Korut. Namun Militer Korsel hanya mengamankan salah satu warga Korut itu.

    Lihat juga Video ‘Rancangan Sendiri, Kim Jong Un Pamer Sistem Rudal Balistik Taktis Baru’:

    Aksi pembelotan warga Korut dengan melintasi perbatasan dianggap berisiko dan relatif jarang terjadi. Sebagian besar warga Korut yang membelot biasanya melalui jalur darat ke wilayah China terlebih dahulu, atau memasuki negara ketiga seperti Thailand, sebelum akhirnya sampai ke Korsel.

    Puluhan ribu warga Korut melarikan diri ke wilayah Korsel sejak Semenanjung Korea terpecah akibat perang tahun 1950-an silam. Jumlah orang yang berhasil membelot sempat mengalami penurunan secara signifikan dibandingkan tahun 2020 setelah Korut menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.

    Laporan menyebut Pyongyang memberlakukan perintah tembak di tempat di sepanjang perbatasan darat dengan China pada saat itu.

    Namun, menurut data otoritas Seoul pada Januari lalu, jumlah pembelot Korut yang berhasil mencapai Korsel meningkat tiga kali lipat sepanjang tahun lalu, yakni mencapai 196 orang, dengan lebih banyak diplomat elite dan pelajar Korut yang berusaha melarikan diri — tercatat naik dari 67 orang dari tahun 2022.

    Lihat juga Video ‘Rancangan Sendiri, Kim Jong Un Pamer Sistem Rudal Balistik Taktis Baru’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tangkal Ancaman Korut, Korsel-AS Latihan Militer Bersama

    Tangkal Ancaman Korut, Korsel-AS Latihan Militer Bersama

    Seoul

    Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) mulai menggelar latihan militer tahunan pada Senin (19/8) waktu setempat. Latihan militer pada musim panas tahun ini bertujuan meningkatkan kesiapan kedua negara yang bersekutu itu dalam menangkal ancaman senjata dan siber Korea Utara (Korut).

    Seperti dilansir Reuters, Senin (19/8/2024), latihan militer gabungan bernama Ulchi Freedom Shield yang akan berakhir pada 29 Agustus mendatang itu, digelar ketika Korut berupaya memajukan program nuklir dan rudal mereka, serta mencoba meluncurkan satelit mata-mata.

    Pernyataan yang dirilis militer Korsel dan AS menyebut latihan gabungan itu akan mencerminkan “ancaman realistis” di semua domain, termasuk ancaman rudal Korut juga gangguan GPS, serangan siber, dan sejumlah pembelajaran lainnya dari insiden baru-baru ini.

    Dituturkan sejumlah pejabat setempat bahwa Korsel secara terpisah akan menggelar latihan pertahanan sipil Ulchi yang dipimpin pemerintah secara serentak, berdasarkan skenario serangan nuklir oleh Korut.

    Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, saat berbicara dalam rapat kabinet, mendesak sikap kesiapan menyeluruh terhadap Korut, dan menyebut negara tetangganya itu sebagai “negara paling ceroboh dan tidak rasional di dunia”.

    “Seperti yang terlihat di Ukraina dan konflik di Timur Tengah, perang bisa pecah kapan saja,” kata Presiden Yoon.

    “Sifat perang juga telah berubah dari masa sebelumnya, dilakukan dalam bentuk hybrid yang menggabungkan perang biasa, perang tidak teratur, dan perang siber, dan bahkan perang opini publik dan perang psikologis dengan menggunakan berita palsu,” cetusnya.

    Sekitar 19.000 tentara Korsel akan berpartisipasi dalam latihan gabungan dengan AS tersebut, serupa dengan tahun lalu. Latihan militer itu melibatkan 48 babak pelatihan lapangan gabungan, yang mencakup manuver lapangan, tembakan langsung, dan latihan amfibi.

    Korut telah sejak lama mengecam Korsel dan sekutunya karena memicu ketegangan dengan melakukan latihan militer, dan menyebut latihan gabungan semacam itu sebagai latihan perang nuklir.

    Baik Seoul maupun Washington menyebut latihan militer gabungan itu bersifat defensif dan merupakan respons terhadap ancaman Pyongyang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Korut Banjir, Korsel Coba Tawarkan Bantuan Tapi Tak Ditanggapi

    Korut Banjir, Korsel Coba Tawarkan Bantuan Tapi Tak Ditanggapi

    Jakarta

    Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mencoba menghubungi Korea Utara (Korut) untuk menawarkan bantuan kemanusiaan, menyusul laporan kematian dan kerusakan parah yang disebabkan oleh banjir. Namun, Korsel belum menerima tanggapan dari Korut.

    Kementerian unifikasi Seoul mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka bersedia untuk “segera memberikan” bantuan kemanusiaan kepada “korban bencana Korea Utara” yang terkena dampak hujan lebat.

    Kementerian tersebut berusaha menghubungi Korea Utara untuk mengajukan tawaran bantuan melalui saluran komunikasi kantor penghubung Korea, tetapi Pyongyang belum menanggapi, kata Seoul pada hari Jumat.

    “Kami tidak akan membuat asumsi tentang situasi tersebut dan menantikan tanggapan segera (dari Korea Utara) atas tawaran kami,” kata Kim In-ae, wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/8/2024).

    Korea Utara awal minggu ini mengatakan “hujan deras yang memecahkan rekor” melanda wilayah perbatasan utara dekat China pada 27 Juli, yang mengakibatkan “krisis serius yang menyebabkan lebih dari 5.000 penduduk terisolasi di zona yang rentan terhadap banjir”.

    Pada hari Rabu, Pyongyang mengatakan banyak “gedung publik, fasilitas, jalan raya, dan rel kereta api, termasuk lebih dari 4.100 rumah tinggal dan hampir 3.000 hektar lahan pertanian” terendam banjir di wilayah Sinuiju dan Uiju.

    Pada hari yang sama, media pemerintah Korea Utara mengatakan pemimpin Kim Jong Un “mengusulkan untuk menghukum keras” pejabat yang mengabaikan tugas pencegahan bencana mereka, yang telah menyebabkan kematian atau cedera yang tidak disebutkan “yang tidak dapat dibiarkan”.

    Sebuah laporan oleh TV Korea Selatan, Chosun, juga mengatakan ratusan orang bisa saja tewas.

    Kim telah terlihat dalam beberapa video minggu ini menerjang banjir dengan menaiki perahu karet, mengawasi operasi penyelamatan yang melibatkan helikopter militer.

    Hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun ini. Namun, Kementerian Unifikasi pada hari Kamis (1/8) menyatakan “simpati yang mendalam” untuk para korban banjir di Korea Utara.

    Pyongyang secara sepihak memutus semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi dengan Seoul pada tahun 2020, dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang tidak digunakan lagi di sisi perbatasannya.

    Saluran kantor penghubung antar-Korea dipulihkan pada tahun 2021, tetapi Korea Utara belum menanggapi panggilan hotline tersebut sejak April 2023.

    Menurut kementerian unifikasi, meskipun Korea Utara tidak memberikan tanggapan, Seoul telah berupaya berkomunikasi dengan Korea Utara melalui saluran tersebut dua kali sehari, setiap hari.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)