kab/kota: Seoul

  • Eks Menhan Era Presiden Yoon Bela Darurat Militer: untuk Kewaspadaan

    Eks Menhan Era Presiden Yoon Bela Darurat Militer: untuk Kewaspadaan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pihak mantan menteri pertahanan Korea Selatan membela keputusan Presiden Yoon Suk Yeol yang mengumumkan darurat militer dan menyebabkan gejolak politik di negeri tersebut pada awal Desember 2024.

    Mantan menteri pertahanan Korea Selatan, Kim Yong Hyun, termasuk pihak yang diperiksa dengan tudingan pemberontakan terkait keputusan Presiden Yoon mengumumkan darurat militer.

    Kim termasuk pejabat pertama dari serangkaian pejabat Korea yang ditangkap dengan tuduhan tersebut. Reuters menyebut Kim berpeluang menjadi orang pertama yang menghadapi dakwaan atas tuduhan menjadi tokoh utama dalam deklarasi darurat militer.

    Menurut pengacara Kim dalam konferensi pers pada 26 Desember 2024, darurat militer enam jam tersebut adalah keputusan yang diperlukan untuk membasmi elemen-elemen anti-negara yang mengancam demokrasi negara itu.

    “Darurat militer diberlakukan untuk meningkatkan kewaspadaan, dan yang sangat jelas adalah tidak ada korban jiwa dan pasukan ditarik dengan tertib setelah darurat militer dicabut,” kata pengacara Yoo Seung-soo kepada wartawan.

    Yoo menyebut Presiden Yoon menolak upaya Kim untuk memberlakukan jam malam sebagai bagian dari darurat militer. Hal itu disebut sebagai bukti presiden tidak bermaksud mencelakai publik.

    Pengacara lainnya, Rhee Ha-sang, menyebut tuduhan pemberontakan terhadap Kim dan Yoon sebagai aksi “menggelikan” dan mengabaikan kewenangan presiden untuk memberlakukan darurat militer bila dianggap perlu.

    Reuters menyebut Kim sempat mencoba mengakhiri hidupnya pada 11 Desember lalu, setelah drama darurat militer yang kemudian menyebabkan Presiden Yoon dimakzulkan pada 14 Desember.

    Ia mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas kegaduhan akibat keputusan tersebut. Namun ia menilai bahwa penyelidikan terhadap dirinya dan presiden adalah aksi ilegal.

    Sementara itu, Presiden Yoon masih mengabaikan panggilan kedua kalinya dari tim investigasi gabungan terkait deklarasi darurat militer yang menimbulkan kegaduhan politik di Korea Selatan.

    Yoon tidak hadir di Kantor Penyelidikan Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) di Gwacheon, Rabu (25/12), seperti yang diminta hingga pukul 10.00 waktu Seoul.

    Ketidakhadiran Yoon tersebut menjadi yang kedua kalinya dilakukan mantan jaksa agung itu setelah pada 17 Desember 2024. Yoon menghadapi dakwaan sebagai pemimpin pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan melalui deklarasi darurat militer.

    (Reuters/end)

  • Korea Selatan Resmi Menjadi Negara dengan Masyarakat ‘Super Tua’

    Korea Selatan Resmi Menjadi Negara dengan Masyarakat ‘Super Tua’

    Jakarta

    Korea Selatan resmi menyandang gelar sebagai masyarakat ‘super tua’ atau super-aged society. Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel pada 24 Desember mengumumkan persentase penduduk yang berusia 65 tahun atau lebih telah melampaui 20 persen dari total populasi negara tersebut.

    Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), masyarakat super tua adalah masyarakat yang lebih dari 20 persen penduduknya berusia 65 tahun atau lebih. Dikutip dari The Strait Times, jumlah warga Korsel yang berusia 65 tahun atau lebih mencapai 10,24 juta jiwa, yang mencakup 20 persen dari total populasi yang saat ini mencapai 51,22 juta jiwa.

    Menurut Kementerian Dalam Negeri, jumlah wanita lebih banyak dibandingkan pria di antara mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Dari keseluruhan populasi di Korsel, 17,83 persen pria dan 22,15 persen wanita merupakan warga lanjut usia, yang menunjukkan perbedaan sebesar 4,32 persen.

    Berdasarkan wilayah, Jeolla Selatan tercatat sebagai provinsi dengan penduduk berusia 65 tahun ke atas tertinggi, yakni sebesar 27,18 persen. Diikuti oleh Gyeongsang Utara sebesar 26 persen, Gangwon sebesar 25,33 persen, dan Jeolla Utara sebesar 25,23 persen.

    Di ibu kota Seoul, penduduk berusia 65 tahun ke atas menyumbang 19,41 persen dari total populasi.

    “Pemerintah sangat perlu membentuk kementerian yang berfokus pada populasi yang bertugas memberlakukan tindakan respons mendasar dan sistematis,” ujar salah seorang pejabat kementerian dikutip dari Strait Times, Rabu (25/12/2024).

    Pejabat itu juga merujuk pada rencana pemerintah sebelumnya untuk meluncurkan kementerian baru guna mengatasi krisis demografi.

    (ath/kna)

  • Presiden Yoon Suk Yeol Mangkir Lagi dari Panggilan KPK Korsel

    Presiden Yoon Suk Yeol Mangkir Lagi dari Panggilan KPK Korsel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden yang termakzul, Yoon Suk Yeol, kembali mangkir dari panggilan tim investigasi gabungan terkait deklarasi darurat militer yang menimbulkan kegaduhan politik di Korea Selatan beberapa waktu lalu.

    Yoon tidak hadir di Kantor Penyelidikan Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) di Gwacheon, Rabu (25/12), seperti yang diminta hingga pukul 10.00 waktu Seoul.

    Panggilan tersebut merupakan bagian dari investasi gabungan atas darurat militer yang gagal pada 3 Desember dan menyebabkan kekisruhan politik di Korea Selatan.

    Ketidakhadiran Yoon tersebut menjadi yang kedua kalinya dilakukan mantan jaksa agung itu setelah pada 17 Desember 2024. Yoon menghadapi dakwaan sebagai pemimpin pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan melalui deklarasi darurat militer.

    Sebuah tim investigasi gabungan yang terdiri dari CIO, polisi, dan unit investigasi kementerian pertahanan kemudian dibentuk untuk menyelidiki drama keputusan tersebut.

    Usai diabaikan Yoon, dilaporkan Yonhap, CIO saat ini berencana untuk menunggu kemungkinan kehadiran Yoon di kemudian hari.

    Pada 24 Desember, pengacara Yoon, Seok Dong-hyeon mengatakan kliennya memprioritaskan proses pemakzulannya di Mahkamah Konstitusi. Yoon juga disebut berencana mengeluarkan pernyataan soal posisinya dalam persidangan setelah Hari Natal.

    Presiden Yoon Suk Yeol sebelumnya dituding menyalahgunakan kekuasaan sebagai presiden untuk menerapkan darurat militer. Dia juga dituding mengerahkan militer untuk menggeruduk Majelis Nasional Korsel dan menangkap sejumlah tokoh kunci di parlemen.

    Langkah Yoon justru menjadi bumerang. Penolakan masif dari masyarakat dan partai oposisi mendesaknya untuk mencabut darurat militer.

    Selain itu, Majelis Nasional Korsel menyampaikan mosi pemakzulan. Mosi itu l didukung 204 dari 300 anggota Majelis Nasional Korsel. Dukungan pemakzulan juga datang dari PPP. Selain itu, ada 85 orang menolak, 3 abstain, 8 suara tidak sah. Pemakzulan Yoon berlanjut ke Mahkamah Konstitusi (MK).

    (Tim/end)

  • 3 Ribu Tentara Korut Tewas di Rusia, Pasukan Baru Siap Kirim

    3 Ribu Tentara Korut Tewas di Rusia, Pasukan Baru Siap Kirim

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim lebih dari 3.000 tentara Korea Utara tewas atau terluka dalam perang di wilayah Kursk, Rusia.

    “Menurut data awal, jumlah tentara Korea Utara yang tewas di Kursk telah mencapai 3.000 orang,” kata Zelensky di kanal Telegram pada Senin (23/12), dikutip Radio Free Asia.

    Dia juga memperingatkan Korut bisa mengirim lebih banyak personel dan peralatan militer untuk membantu Rusia melawan Ukraina.

    “Ada risiko mengirim tentara tambahan dan peralatan militer ke militer Rusia dari Korea Utara,” ujar Zelensky.

    Zelensky lalu mengkritik komunitas internasional yang dianggap tak tegas menyikapi pengerahan pasukan Korut ke Rusia.

    Jumlah tentara Korut yang tewas kali ini berbeda dengan yang disampaikan Korea Selatan. Sebelumnya, Seoul menyebut pasukan Korut yang tewas atau terluka sekitar 1.100 personel.

    Mereka juga mendeteksi tanda-tanda Korut akan mengirim pasukan dan senjata tambahan ke Rusia.

    Menurut penilaian intelijen Korsel, Korut saat ini bersiap memasok peluncur roket 240 mm dan artileri 170 mm.

    “Ada pula beberapa tanda Korut mulai memproduksi dan memasok drone bunuh diri, yang pertama kali dikenalkan saat Kim Jong Un inspeksi pada November,” demikian menurut Kepala Staf Gabungan Korsel.

    Kehadiran tentara Korut di Rusia terus menjadi sorotan. Sejumlah komunitas internasional menyampaikan kekhawatiran mereka karena tindakan itu bisa mengganggu stabilitas global.

    Hubungan Rusia dan Korut menguat usai Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi ke Ukraina.

    Hubungan kedua negara ini kian kuat usai mereka meneken pakta pertahanan yang bisa membuat salah satu negara mengirim pasukan saat negara lain terancam.

    (gas/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Korsel Sebut Korut Akan Tambah Tentara dan Drone Bunuh Diri ke Rusia

    Korsel Sebut Korut Akan Tambah Tentara dan Drone Bunuh Diri ke Rusia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) menyebut Korea Utara sedang bersiap untuk mengirim tambahan tentara hingga peralatan militer ke Rusia.

    Mengutip dari Yonhap, salah satu jenis alat militer yang akan dikirim ke Rusia adalah pesawat nirawak (drone) berkemampuan bunuh diri atau kamikaze.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia terlibat perang dengan Ukraina perihal penguasaan wilayah negara masing-masing.

    Sebelumnya, Korut disebut telah mengirimkan juga pasukannya ke Rusia untuk membantu penyerangan ke wilayah Australia.

    “Penilaian keseluruhan dari berbagai intelijen menunjukkan Korea Utara sedang bersiap untuk merotasi atau menambah penempatan pasukan [di Rusia], sementara saat ini sedang menyuplai peluncur roket 240 milimeter dan artileri self-propelled 170 mm,” kata Kepala Staf Gabungan (JCS).

    JCS menyatakan drone bunuh diri itu adalah salah satu cita-cita dari pemimpin Korut, Kim Jong-un.

    “Ada juga beberapa tanda (Korea Utara) bergerak untuk memproduksi dan menyuplai drone bunuh diri, yang pertama kali terungkap selama inspeksi langsung Kim Jong-un pada bulan November,” tambah JCS, yang mengaitkan langkah itu dengan upaya Korea Utara untuk mendapatkan pengalaman perang praktis dan memodernisasi sistem senjata konvensionalnya.

    Mengutip dari Euro News, tiga negara yakni Kyiv (Ukraina), Washington (Amerika Serikat), dan Seoul (Korsel) sebelumnya menyebut ada sekitar 12.000 pasukan Korut di Jerman. Dari jumlah tersebut, saat ini diperhitungkan ada 1.100 di antaranya tewas atau terluka.

    Identitas palsu militer Rusia

    Bukan hanya itu, Kyiv menuding Rusia telah memberi kartu identitas militer palsu untuk para pasukan dari Korut.

    Pasukan khusus Ukraina (SOF) dalam pesan via aplikasi pengirim pesan–baik dari WA maupun siaran langsung– mengeluarkan pernyataan dan foto dokumen yang disita setelah tiga tentara Korea Utara diduga tewas di wilayah Kursk pada akhir pekan lalu.

    Dokumen identifikasi militer mereka “tidak memiliki semua prangko dan foto, nama patronimik diberikan dengan cara Rusia, dan tempat lahirnya ditandatangani sebagai Republik Tuva,” kata pernyataan itu.

    Tuva merujuk pada wilayah Rusia di Siberia selatan yang berbatasan dengan Mongolia. .

    Namun, tanda tangan pada dokumen tersebut menggunakan bahasa Korea, yang ‘menunjukkan asal usul sebenarnya dari tentara tersebut.;

    (Antara/kid)

    [Gambas:Video CNN]

  • 1.000 Tentara Korut Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukraina

    1.000 Tentara Korut Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukraina

    Jakarta

    Lebih dari 1.000 tentara Korea Utara (Korut) tewas atau terluka dalam perang Rusia dengan Ukraina. Demikian disampaikan Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan pada hari Senin (23/12).

    Angka baru tersebut disampaikan menyusul laporan oleh badan mata-mata Seoul kepada anggota parlemen minggu lalu, yang mengatakan sedikitnya 100 tentara Korea Utara telah tewas sejak memasuki pertempuran pada bulan Desember.

    Pyongyang telah mengirim ribuan tentara untuk memperkuat militer Rusia, termasuk ke wilayah perbatasan Kursk, tempat pasukan Ukraina merebut wilayah tersebut awal tahun ini.

    “Melalui berbagai sumber informasi dan intelijen, kami menilai bahwa pasukan Korea Utara yang baru-baru ini terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina telah menderita sekitar 1.100 korban,” kata JCS dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Senin (23/12/2024).

    “Kami khususnya tertarik pada kemungkinan pengerahan tambahan tentara Korea Utara untuk membantu upaya perang Rusia,” ujarnya.

    Pyongyang dilaporkan “bersiap untuk rotasi atau pengerahan tambahan tentara”, kata JCS.

    Intelijen juga menunjukkan bahwa Korea Utara yang bersenjata nuklir “memproduksi dan menyediakan drone-drone yang dapat menghancurkan diri sendiri” ke Rusia, untuk lebih membantu Moskow dalam perangnya melawan Ukraina, tambah JCS.

  • Makin Banyak Warga Korsel Ogah Punya Anak, Terbanyak gegara Ini

    Makin Banyak Warga Korsel Ogah Punya Anak, Terbanyak gegara Ini

    Jakarta

    Hampir separuh orang dewasa di Korea Selatan buka-bukaan soal keinginannya untuk tidak mempunyai anak. Mereka percaya bahwa menjalani hidup tanpa anak adalah hal yang wajar.

    Temuan tersebut mengungkapkan preferensi gaya hidup tanpa anak lebih umum di kalangan wanita. Khususnya, mereka yang berusia 20-an dan pekerja non-reguler dengan pekerjaan tidak stabil.

    Laporan tersebut dipresentasikan di Forum Populasi, diadakan di Seoul pada hari Jumat (20/12/2024), yang diselenggarakan oleh Institut Kesehatan dan Sosial Korea (KIHASA). Acara tersebut berfokus pada tema ‘Hasil Persepsi Publik tentang Masyarakat Usia Kelahiran Rendah dan Menua: Berfokus pada Pernikahan, Persalinan, dan Nilai-Nilai Generasi’.

    Dikutip dari The Korea Times, KIHASA mengumpulkan survei dari 4.000 pria dan wanita yang berusia 19 hingga 79 tahun di seluruh negeri, antara tanggal 3-6 Desember 2024.

    Hasil Survei

    Hasilnya menunjukkan lebih dari separuh, atau 53,6 persen responden, mengatakan mereka tidak keberatan untuk tidak memiliki anak. Sementara hanya 30,2 persen yang mengatakan memiliki anak lebih baik daripada tidak memiliki anak.

    Sisanya, sekitar 10,3 persen mengatakan mereka harus punya anak.

    Jumlah perempuan yang menjawab tidak keberatan hidup tanpa anak adalah 63,5 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari 41,2 persen laki-laki.

    Secara keseluruhan, sikap negatif terhadap persalinan ditemukan lebih umum di kalangan perempuan berusia 20-an, dan kelompok berpenghasilan rendah. Bahkan, jika mereka memiliki pasangan, 69,3 persen merasa negatif tentang rencana kelahiran tambahan.

    Di antara pasangan tersebut, sekitar 36,2 persen dari mereka tidak memiliki anak. Hanya 19,2 persen yang mengatakan akan melahirkan, sementara 11,5 persen mengatakan tidak tahu.

    Alasan Warga Korea Tak Ada Rencana Punya Anak

    Ada beberapa alasan yang membuat warga Korea tidak ingin mempunyai anak, yakni:

    Faktor usia sebesar 20,5 persen.Biaya perawatan anak sebesar 18,2 persen.Kondisi ekonomi sebesar 16 persen.Merasa tidak percaya diri untuk menjadi orang tua sebesar 10,3 persen.

    “Kondisi ekonomi seperti pekerjaan, biaya perumahan dan tunjangan anak berdampak negatif pada pernikahan dan persalinan,” kata Kim Eun-jung, seorang peneliti asosiasi di KIHASA.

    “Penting untuk menciptakan lapangan kerja yang baik, menstabilkan biaya perumahan dan meringankan beban biaya tunjangan anak seperti biaya pendidikan swasta,” tuturnya.

    (sao/naf)

  • Unjuk Rasa Tandingan atas Pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Diadakan di Seoul

    Unjuk Rasa Tandingan atas Pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Diadakan di Seoul

    JAKARTA – Demonstran yang mendukung dan menentang Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengadakan unjuk rasa yang berjarak beberapa ratus meter di Seoul pada Sabtu, 21 Desember 2024, waktu setempat.

    Unjuk rasa itu digelar tepat seminggu setelah Presiden Yoon dimakzulkan atas deklarasi darurat militer yang berlaku dalam waktu singkat.

    Kekuasaan Yoon ditangguhkan, tetapi ia tetap menjabat. Ia belum mematuhi berbagai panggilan dari pihak berwenang yang menyelidiki apakah darurat militer, yang ia nyatakan pada akhir 3 Desember 2024 dan dicabut beberapa jam kemudian, merupakan pemberontakan.

    Ia juga belum menanggapi upaya untuk menghubunginya oleh Mahkamah Konstitusi, yang memutuskan apakah akan mencopotnya dari jabatan atau mengembalikan kekuasaan kepresidenannya.

    Pengadilan berencana untuk mengadakan sidang persiapan pertamanya pada Jumat, 27 Desember 2024.

    Unjuk rasa pro dan anti-Yoon pada Sabtu, 21 Desember 2024, diadakan di Gwanghwamun, jantung ibu kota. Tidak ada bentrokan hingga pukul 4 sore.

    Puluhan ribu pengunjuk rasa anti-Yoon, yang didominasi oleh orang-orang berusia 20-an dan 30-an, berkumpul sekitar pukul 3 sore, melambaikan lightstick K-Pop dan poster bertuliskan seperti “Tangkap! Penjarakan! Kepala pemberontakan Yoon Suk Yeol” diiringi alunan lagu K-pop yang menarik.

    “Saya ingin bertanya kepada Yoon bagaimana dia bisa melakukan ini terhadap demokrasi di abad ke-21. Saya pikir jika dia benar-benar memiliki hati nurani, dia harus mundur,” kata pengunjuk rasa bernama Cho Sung-hyo yang berusia 27 tahun, dilansir Reuters.

    Beberapa ribu pengunjuk rasa pro-Yoon, terutama orang-orang lebih tua dan lebih konservatif yang menentang pemecatan Yoon dan mendukung pemulihan kekuasaannya, telah berkumpul sejak sekitar tengah hari.

    “Pemilihan umum (parlemen) yang curang ini menggerogoti negara ini. Pada intinya adalah kekuatan sosialis komunis. Jadi, sekitar 10 dari kami berkumpul dan mengatakan hal yang sama. Kami benar-benar menentang pemakzulan,” kata Lee Young-su, seorang pengusaha berusia 62 tahun.

    Yoon telah mengutip klaim peretasan pemilu dan simpatisan pro-Korea Utara yang anti-negara sebagai pembenaran untuk memberlakukan darurat militer, yang telah dibantah oleh Komisi Pemilihan Umum Nasional.

  • Diam-diam Meriam Andalan Kim Jong Un Telah Sampai di Rusia – Halaman all

    Diam-diam Meriam Andalan Kim Jong Un Telah Sampai di Rusia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Korea Utara kembali ketahuan memberi dukungannya kepada Rusia, kali ini negara pimpinan Kim Jong Un tersebut terciduk sedang mengirim senjata swa gerak (SPG) M1989 Koksan 170 mm.

    Media militer Army Recognition mengungkapkan kabar tersebut didapatkan dari media sosial Telegram di mana muncul rekaman pengangkutan senjata tersebut dari Korea Utara menuju Rusia dengan kereta api.

    Rekaman tersebut diposting pada 19 Desember lalu. Ini mengikuti penampakan sebelumnya dari sistem artileri ini sekitar sebulan yang lalu, ketika foto pertama kehadiran mereka di Rusia muncul pada 20 November 2024. 

    Meski belum terkonfirmasi kebenarannya, media tersebut menganalisa bahwa kemunculan senjata tersebut secara berulang menunjukkan trasfer aset militer yang sedang berlangsung sebagai bagian dari perluasan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia.

    Bahkan Erurasian Times mengungkapkan bahwa M1989 telah terlihat di kereta-kereta di kota Krasnoyarsk, Rusia bagian tengah, yang mungkin menuju garis depan di Ukraina. 

    Sementara media sosial lainnya X menyebutkan bahwa Pyongyang telah mengirimkan sebanyak 50 unit senjata jenis howitzer tersebut.

    Meski senjata ini hanyalah howitzer, akan tetapi dianggap bukan senjata sembarangan. Pasalnya M1989 Koksan memiliki beberapa keunggulan dibanding meriam sejenis lainnya.

    M1989 dilengkapi dengan meriam kaliber 170 mm yang dipasang pada rangka beroda, sehingga mudah dibawa di medan berat.

    Meski ukurannya sangat besar dibanding yang lain, senjata ini mampu menjangkau sasaran yang lebih jauh.

    Mesin ini memiliki laras Kanone 18 17 cm buatan Jerman yang dipasang pada meriam S-23 180 mm buatan Soviet, yang memberikannya daya tembak lebih besar melalui peningkatan daya ledaknya. 

    Kalibernya yang besar berarti ia menggabungkan peluru antitank yang kuat dengan muatan peledak tinggi yang besar, dengan radius kerusakan selongsong peluru 9 unit SI. 

    M1989 dapat menembakkan peluru konvensional hingga sejauh 40 kilometer dan proyektil berbantuan roket hingga sejauh 60 kilometer, sehingga menjadikannya aset berharga untuk serangan strategis. 

    Penamaan Koksan

    Eurasian Times menyebutkan sejarah senjata ini, Koksan yang merupakan senjata kuno yang pertama kali ditemukan di kota Koksan, Korea Utara, pada tahun 1978. I

    ntelijen Barat memberinya nama tidak resmi berdasarkan kota tempat pertama kali ditemukannya. Nama resmi senjata Korea Utara tersebut adalah Chuch’ep’o atau Meriam Juche.

    Varian asli M-1978 menggunakan rangka tank Tipe 59 buatan China. Varian M-1989 memiliki rangka yang lebih baik, mirip dengan 2S7 Pion buatan Soviet.

    Kaliber 177 mm yang tidak biasa pada senjata ini kemungkinan besar dapat dijelaskan dengan baik berdasarkan asal usulnya—senjata ini dapat dikembangkan dari artileri Jerman pada Perang Dunia II dengan kaliber yang sama atau senjata pertahanan pantai Rusia. 

    Andalan Kim Jong Un

    Senjata ini menjadi salah satu artileri paling tangguh andalan Kim Jong Un. Di Korut sendiri, dengan jarak tembak sejauh ini maka dengan mudah bisa menjangkau Seoul Korea Selatan, musuh abadi Korut.

    Meski demikian, sistem pertahanan ini memiliki kelemahan juga. Di antaranya adalah laju tembakan yang lambat, hanya mampu menembakkan satu hingga dua peluru setiap lima menit karena ukuran amunisinya yang besar. 

    Sistem ini mulai dikenal selama Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an, yang digunakan dalam misi tembakan balasan berkelanjutan dan pengeboman jarak jauh.

    Korea Utara dan Rusia saat ini terus meningkatkan kolaborasi militer di tengah peperangan dengan Ukraina dan ketegangan global.

    Tangkap layar memperlihatkan pasukan Korea Utara berlindung di balik pepohonan di wilayah Kursk, Rusia (Telegram Zelenskiy / Official)

    Dalam kerja sama militer tersebut Korea Utara diketahui mengirimkan jutaan butir peluru ke Rusia selama peperangan melawan Rusia.

    Dukungan lainnya yang diketahui adalah pengiriman ribuan pasukan dari Prongyang membantu Moskow memerangi pasukan Kiev, yang tersekam di Kursk, bagian dari Rusia yang diinvasi oleh Ukraina.

    Intelijen Inggris menyakini bahwa jumlah pasukan Korea Utara di Rusia telah mencapai 11.000 personel dan siap di terjunkan ke garis depan peperangan. Bahkan sebagiannya lagi telah ikut bertempur di Kursk.

    Kini Korut terciduk mengirimkan howitzer M1989 Koksan yang dipastikan bakal memperkeruh ketegangan yang telah ada. (Eurasian Times/Army Recognition)

  • Gading Marten Masih Turuti Keinginan Gisel, Bakal Liburan ke Korea Selatan Boyong Keluarga Besar

    Gading Marten Masih Turuti Keinginan Gisel, Bakal Liburan ke Korea Selatan Boyong Keluarga Besar

    TRIBUNJATIM.COM – Artis Gading Marten kini memboyong mantan istri, Gisella Anastasia dan Gempita Noura Marten untuk liburan bersama.

    Meski hubungan Gading dengan Gisel sudah bukan suami istri lagi, namun mereka sudah berencana untuk menikmati libur Natal dan Tahun Baru 2025.

    Mereka berencana akan liburan ke Korea Selatan.

    Gading Marten mengaku tak hanya bertiga, namun juga mengajak keluarga besar.

     “Rencananya mau liburan ke Korea Selatan sama Gisel dan Gempi,” kata Gading Marten ketika ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.

    “Rencananya sama oma juga ke Korea, jadi gak bertigaan. Gempi pasti excited banget, karena dia selalu menantikan momen liburan karena bareng sama mama papanya,” ucapnya.

    Alasan Gading liburan ke Korea karena mengikuti keinginan Gisel dan Oma yang mau pergi ke Negeri Ginseng itu Karena ingin berbagi kebahagiaan dengan Gempi, ia pun mengikuti keinginan Gisel.

    “Jadi semua diatur sama Gisel dari tiket sampai jalan-jalan disana. Paling sih ya kami ke Seoul dan beberapa kota lainnya. Kebetulan belum pernah kesana juga, jadi nikmatin aja nanti,” jelasnya.

    “Rencananya kami akan berangkat tanggal 25 Desember 2024 dan balik ke Indonesia di Januari,” sambungnya.

    Gading Marten mengakui berlibur bersama Gisella Anastasia dan Gempi selalu menyenangkan, meskipun ia dan Gisel tidak lagi menjadi suami istri.

    “Pasti ya liburan ini jadi masa-masa yang menyenangkan,” ujar Gading Marten. (ARI)

    Gading Marten sadar diri di pekerjaan

    Gading Marten berbicara soal pekerjaan menjadi artis di usianya yang tak lagi muda.

    Seperti diketahui, usia mantan suami Gisella Anastasia ini sudah menginjak 42 tahun.

    Dia juga mengaku banyak artis muda yang lebih berbakat darinya.

    Lantas, apakah Gading Marten akan menurunkan honor artisnya?

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Gading merenung ketika bertambahnya usia, ia takut saat ini honornya terlalu tinggi sehingga sulit bersaing dengan yang lebih muda.

    “Oh iya, apa gue kemahalan kali ya. Kalau harga tuh negosiasi,” beber Gading Marten di kawasan Menteng Jakarta Pusat, belum lama ini.

    “Kita kerjain, kita ibaratnya kasih harga sesuai dengan apa yang kita tawarin. Kita bisa kasih segini (tinggi), lu bisa nggak kasih yang sama?,” ujarnya.

    Meski begitu, Gading mengatakan bahwa ia tetap menjaga standar dan tidak akan merendahkan kualitas dirinya hanya untuk mengejar pekerjaan.

    “Ibaratnya juga jangan jadi kayak, singa kan nggak mungkin makan rumput ya kan,” ungkapnya.

    “Nggak mungkin dia nurunin diri ‘gue makan rumput kali ya’. Makanya kita mesti tahu, porsi kita di mana, tempat kita di mana,” lanjut Gading.

    Menurut Gading, menghargai diri sendiri menjadi kunci penting untuknya menjajaki karir di dunia hiburan.

    “Kalau orang nggak menghargai kita, harus diri kita sendiri yang menghargai diri sendiri,” tegasnya.

    Diisukan akan menikah dengan Medina Dina

    Sinyal Gading Marten akan menikahi Medina Dina kini semakin kuat.

    Keduanya belakangan memang kerap diisukan memiliki hubungan spesial.

    Hal ini menjadi sorotan lantaran ayah Gempi sendiri sudah menduda selama lima tahun.

    Baru-baru ini, ayah Gading, Roy Marten, membeberkan bukti keseriusannya menikah lagi.

    Menurut Roy Marten selama ini Gading Marten tidak pernah mengenalkan wanita ke keluarganya meski banyak perempuan yang dekat dengan ayah Gempi.

    Namun, kata Roy Marten, kali ini Gading Marten membawa Medina Dina untuk dikenalkan kepadanya.

    Roy Marten menilai sikap Gading Marten itu menunjukan hubungannya dengan Medina Dina sudah pada tahap serius.

    Diketahui Gading Marten telah mengenalkan Medina Dina kepada sang ayah, Roy Marten.

    Menurut Roy, selama ini Gading hanya memperkenalkan wanita yang dekat dengannya jika hubungan tersebut sudah menunjukkan keseriusan.

    “Banyak wanita yang dekat dengan Gading, tapi baru kali ini dia mengenalkan. Itu terjadi saat pembukaan restorannya di kawasan PIK,” kata Roy Marten di Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

    Proses perkenalan Medina kepada keluarga Gading dilakukan dengan cara yang unik.

    “Gading membawanya, mengenalkan, lalu sengaja meninggalkan Medina bersama kami. Dari situ saya bisa menilai bahwa dia cantik dan memiliki kepribadian yang ramah,” ujar Roy.

    Roy menambahkan bahwa belum ada pembicaraan soal pernikahan antara Gading dan Medina.

    “Namun, perkenalan ini adalah langkah yang menunjukkan hubungan mereka semakin serius,” imbuhnya.

    Roy juga menegaskan bahwa dalam keluarganya, restu bukanlah hal yang utama.

    “Bukan soal restu, apakah setuju atau tidak. Semua keputusan ada di tangan Gading. Dialah yang akan menjalani hidupnya dan berhak menentukan kebahagiaan bersama wanita yang dicintainya,” jelas Roy.

    Selain itu, Medina Dina diketahui sempat ikut dalam liburan ke Belanda bersama Gading. 

    Dalam momen tersebut, hadir pula mantan istri Gading, Gisella Anastasia, anak mereka, Gempi, serta sejumlah rekan artis lainnya.

    Ternyata, isu pernikahan itu juga sudah didengar oleh Gisel.

    Meski begitu, wanita yang akrab disapa Gisel ini tak mau berkata banyak.

    Ia hanya mengaku Medina sudah dikenalkan ke dalam lingkaran keluarga.

    “Ntar gue salah ngomong lagi, tapi (Gading Marten) sudah mengenalkan (ke Medina Dina),” ujar Gisel dilansir dari Banjarmasinpost.co.id.

    Tak hanya itu, Gisel juga menyinggung soal calon istri Gading.

    Menurutnya, siapapun calon istri Gading haruslah sosok yang sayang dengan anaknya, Gempita Nora Marten.

    Gisel mengatakan anak tetap menjadi prioritas dirinya dan sang mantan suami.

    “Yang pasti, kalau kami punya pasangan, pasti cerita ke Gempi,” kata Gisel, sambil menambahkan bahwa ia berharap hubungan apapun yang dijalani oleh Gading tetap memberikan dampak positif bagi Gempi.

    “Yang penting (Gempi) disenengin aja dan dia harus sayang ke Gempi,” lanjutnya.

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.