kab/kota: Seoul

  • Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tragedi maskapai Jeju Air yang mengalami insiden di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024), terus bertambah.

    Terbaru, sebanyak 177 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan.

    Jeju Air penerbangan 7C2216 yang tiba dari Bangkok, Thailand membawa 175 penumpang dan enam awak di dalamnya.

    Pesawat nahas itu berusaha untuk mendarat di Bandara Internasional Muan pada pukul 09.00 pagi waktu setempat sebelum akhirnya menabrak pagar pembatas bandara.

    Dua orang awak pesawat berhasil diselamatkan dan dua orang terakhir yang hilang diduga telah tewas.

    Dikutip dari The New York Times, kecelakaan pesawat yang terjadi pada Minggu pagi itu menjadi kecelakaan paling fatal pertama yang dialami oleh Jeju Air.

    Pada 2023, Jeju Air sempat menerima predikat sangat baik dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan dalam penilaian keselamatan penerbangan.

    Skor tersebut didasarkan pada jumlah kecelakaan atau hampir terjadi kecelakaan.

    Dua hari sebelum mengalami kecelakaan, pesawat Jeju Air nahas itu sempat terbang ke Beijing dari Jeju, ketika harus mengalihkan penerbangan ke Seoul.

    Pengalihan tersebut disebabkan oleh keadaan darurat medis, bukan teknis, di dalam pesawat, menurut Korps Kepolisian Bandara Internasional Incheon.

    Setelah itu, pesawat tersebut terbang 10 penerbangan antara Korea Selatan, Malaysia, Jepang, China, Taiwan, dan Thailand tanpa insiden, menurut Flightradar24, sebelum kecelakaan Minggu pagi.

    Namun, pada 2021, otoritas Korea Selatan menyelidiki Jeju Air setelah salah satu pesawatnya terbang meskipun mengalami kerusakan, menurut laporan di media berita domestik.

    Ujung salah satu sayapnya rusak saat mendarat, tetapi kru gagal menyadari kerusakan tersebut dan pesawat lepas landas lagi.

    CEO Jeju Air, Kim E-bae, meminta maaf atas kecelakaan itu dan membungkuk dalam-dalam saat memberikan pengarahan di televisi.

    Ia mengatakan pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan.

    Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama, kata Kim.

    Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok, kata Kerati Kijmanawat, presiden Bandara Thailand.

    Dikutip dari Reuters, penumpang Jeju Air termasuk dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga Korea Selatan, menurut kementerian perhubungan.

    Kecelakaan itu terjadi hanya tiga minggu setelah Jeju Air memulai penerbangan reguler dari Muan ke Bangkok dan kota-kota Asia lainnya pada 8 Desember.

    Bandara Internasional Muan adalah salah satu bandara terkecil di Korea Selatan tetapi jumlah penumpang internasionalnya melonjak hampir 20 kali lipat menjadi 310.702 dari Januari hingga November dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, menurut data pemerintah.

    “Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap membantu mereka.”

    “Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih, dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak,” kata Boeing ketika dimintai keterangan.

    Semua penerbangan domestik dan internasional di bandara Muan telah dibatalkan, Yonhap melaporkan.

    Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, tiba di lokasi kecelakaan dan mengatakan pemerintah mengerahkan semua sumber dayanya untuk menangani kecelakaan tersebut.

    Dua wanita Thailand berada di pesawat itu, berusia 22 dan 45 tahun, kata juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Houngsub, seraya menambahkan rinciannya masih diverifikasi.

    Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan terluka melalui postingannya di X, dan mengatakan ia telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk memberikan bantuan.

    Detik-detik Kecelakaan

    Foto ini menunjukkan nyala api tidak normal yang keluar dari mesin kanan pesawat seri Jeju Air Boeing 737-800 saat mendarat sebelum jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada bulan Desember 29 Agustus 2024. – Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan jatuh pada saat kedatangan, menabrak penghalang dan terbakar, menyebabkan semua kecuali dua orang dikhawatirkan tewas. (YONHAP/AFP) (AFP/-)

    Seorang saksi mata yang melihat insiden jatuhnya Jeju Air di Bandara Internasional Muan, mengatakan dirinya sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.

    Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia bahkan mendengarkan beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.

    “Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, dikutip dari Yonhap.

    Saksi lain, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Cho, mengatakan dia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” kata Cho.

    “Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjutnya.

    Saksi lainnya, Kim Yong-cheol mengatakan pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk percobaan berikutnya sebelum jatuh.

    Kim ingat dia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan.

    Kim mengatakan dia melihat ke langit dan melihat pesawat itu naik setelah gagal mendarat, sebelum dia mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit”.

    Para pejabat meyakini kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Polisi dan petugas pemadam kebakaran memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pastinya.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air ke Keluarga Sebelum Kecelakaan, Firasat Sudah Bahas Surat Wasiat

    Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air ke Keluarga Sebelum Kecelakaan, Firasat Sudah Bahas Surat Wasiat

    TRIBUNJATIM.COM – Terekam pesan terakhir yang disampaikan penumpang pesawat Jeju Air sebelum kecelakaan terjadi.

    Pesawat yang berisikan 181 penumpang itu terbakar setelah keluar dari landasan pacu di sebuah bandara di Muan, Korea Selatan.

    Dalam percakapan dengan keluarga, penumpang tersebut membahas soal surat wasiat.

    Terungkap pula penyebab pesawat sempat menghentikan sementara perjalanannya, hal itu terkait dengan adanya burung di bagian sayap pesawat.

    Kabar kecelakaan ini menjadi perbincangan di sosial media.

    Sebuah pesawat penumpang yang membawa 181 orang terbakar setelah keluar dari landasan pacu di sebuah bandara di Kabupaten Muan, Korea Selatan bagian barat daya, pada hari Minggu (29/12/2024), menyebabkan sedikitnya 62 orang tewas, dengan jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat, kata pihak berwenang.

    Dilansir TribunJatim.com via Serambinews.com dari kantor berita Yonhap News pada Minggu (29/12/2024), kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 9:07 pagi, ketika penerbangan Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak dinding pagar di Bandara Internasional Muan di Kabupaten Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul.

    Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa 62 orang tewas, dengan jumlah korban yang diperkirakan akan meningkat tajam.

    Satu penumpang dan satu anggota kru berhasil diselamatkan.

    Sebanyak 181 orang, termasuk enam anggota kru, berada di dalam pesawat yang sedang dalam perjalanan kembali dari Bangkok.

    Sebagian besar penumpang adalah orang Korea, kecuali dua warga negara Thailand.

    Video yang disiarkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat mencoba mendarat tanpa roda pendarat yang dikeluarkan.

    Pesawat tergelincir di tanah, menabrak dinding beton sebelum meledak dan terbakar.

    Pesawat hampir hancur total akibat ledakan tersebut.

    Pihak berwenang telah memadamkan api, dan operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan di lokasi kecelakaan.

    Pesawat Yeti Airlines (Koreaboo)

    Sekitar 80 petugas pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

    Pihak berwenang mencurigai bahwa kegagalan roda pendarat, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Mereka telah memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.

    Pelaksana Presiden Choi Sang-mok menginstruksikan pejabat untuk melakukan segala upaya dalam operasi penyelamatan.

    Choi sedang dalam perjalanan menuju lokasi kecelakaan, kata pejabatnya.

    Kantor kepresidenan mengatakan bahwa mereka akan mengadakan rapat darurat dengan pejabat senior pada pukul 11:30 pagi untuk membahas tanggapan pemerintah terhadap kecelakaan pesawat tersebut.

    Rapat akan dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan Chung Jin-suk.

    Pelaksana Komisaris Jenderal Kepolisian Nasional Lee Ho-young juga memerintahkan pejabat untuk mengerahkan semua sumber daya yang tersedia dan bekerja sama dengan pemadam kebakaran serta agen terkait lainnya untuk membantu upaya penyelamatan.

    Detik-detik pesawat Jeju Air kecelakaan tergelincir (Tribunnews.com)

    Sementara itu, sebuah pesan terakhir dari penumpang yang terlibat dalam kecelakaan tersebut viral di media sosial.

    Dilansir TribunJatim.com dari Koreaboo via TribunJabar.ID, Minggu (29/12/2024), seorang anggota keluarga dari salah satu penumpang membagikan tangkapan layar pesan KakaoTalk sebelum kehilangan kontak. 

    Dalam obrolannya, anggota keluarga tersebut mengatakan belum berhasil menghubungi penumpang tersebut sejak saat itu. 

    Berikut isi pesan tersebut:

    Penumpang: Kami sedang menahan.

    Penumpang: Seekor burung masuk ke sayap…

    Keluarga: Hah?

    Penumpang: …jadi kami belum bisa mendarat.

    Keluarga: Sejak kapan?

    Penumpang: Barusan.

    Penumpang: Haruskah aku membuat surat wasiat?

    Dengan begitu dugaan kecelakaan pesawat setelah menabrak seekor burung.

    Namun, belum ada informasi yang dapat diverifikasi. 

    Pihak berwenang di lokasi kejadian dan pakar penerbangan masih menyelidiki penyebab kecelakaan.

    Sementara itu, pembaruan dari Bandara Internasional Muan mengonfirmasi setidaknya 62 korban jiwa. 

    “Dari 181 orang di dalam pesawat, 2 telah berhasil diselamatkan, sementara sebagian besar lainnya diduga meninggal dunia,” ungkap Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam, dikutip dari Yonhap.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Potret Proses Evakuasi Korban Kecelakaan Maut Jeju Air di Korea

    Potret Proses Evakuasi Korban Kecelakaan Maut Jeju Air di Korea

    Dilaporkan Reuters, Minggu (29/12/2024) pagi waktu Korea Selatan, pesawat Jeju Air keluar landasan dan menabrak dinding di Bandara Internasional Muan. Insiden terjadi pukul 9:07 pagi saat Melansir laporan Yonhap News, pesawat Jeju Air diketahui lepas landas dari Bangkok, Thailand untuk menuju Bandara Internasional Muan, sekitar 288 kilometer dari Seoul. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

     

  • Kemlu Pastikan Tidak Ada Penumpang WNI dalam Kecelakaan Jeju Air di Korsel

    Kemlu Pastikan Tidak Ada Penumpang WNI dalam Kecelakaan Jeju Air di Korsel

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada WNI yang menjadi penumpang pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Korea Selatan.

    Dilansir dari Antara pada Minggu (29/12/2024), Direktur Jenderal PWNI Judha Nugraha mengatakan melalui pesan singkat bahwa berdasarkan informasi informal yang diperoleh, tidak terdapat penumpang WNI dalam pesawat tersebut.

    Kemlu dan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Seoul terus memantau kecelakaan pesawat yang terjadi di Bandara Internasional Muan itu, kata dia.

    Judha menambahkan bahwa KBRI tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat terkait musibah tersebut.

    Sebelumnya, dalam laporan terbaru Kantor Berita Yonhap, Minggu (29/12/2024) kecelakaan yang terjadi pada pagi pukul 09.07 waktu setempat itu disebabkan kerusakan roda sehingga pesawat keluar dari landasan pacu saat mendarat. 

    Kondisi tersebut membuat pesawat bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul.

    Setidaknya hanya 2 orang orang yang saat ini baru berhasil diselamatkan dari kecelakaan yaitu seorang penumpang dan seorang awak pesawat yang keduanya wanita. Keduanya berhasil diselamatkan tak lama setelah kecelakaan dan dirawat di sebuah rumah sakit di Mokpo. 

    Sementara itu, semua orang yang hilang diduga telah tewas, kata otoritas pemadam kebakaran, seraya menambahkan bahwa mereka beralih ke operasi pencarian untuk menemukan jenazah. Kamar jenazah sementara telah didirikan di dalam bandara Muan untuk memakamkan jenazah para korban.

  • Drama Korsel Tak Berkesudahan, Giliran Presiden Sementara Dimakzulkan

    Drama Korsel Tak Berkesudahan, Giliran Presiden Sementara Dimakzulkan

    Seoul

    Drama politik di Korea Selatan (Korsel) seolah tak berkesudahan. Setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan, kini giliran Presiden sementara, Han Duck-soo yang dicopot dari jabatannya.

    Politik Korsel berada dalam kondisi tak menentu usai Yoon mengumumkan darurat militer pada 3 Desember 2024. Darurat militer itu kemudian dicabut setelah Parlemen Korsel menggelar rapat darurat dan pemungutan suara yang meminta Presiden mencabut darurat militer.

    Setelah itu, situasi langsung berbeda. Demonstrasi menuntut agar Yoon dilengserkan dan diadili atas penerapan darurat militer terjadi. Majelis Nasional Korea Selatan akhirnya memakzulkan Yoon pada 14 Desember 2024.

    Kini, Mahkamah Konstitusi Korsel menggelar sidang terkait pemakzulan Yoon. Sidang itu akan menjadi penentu keabsahan pemakzulan Yoon dari kursi kepresidenan.

    Belum tuntas urusan pemakzulan Yoon, Parlemen Korsel kembali mengambil langkah mengejutkan. Pihak oposisi yang mendominasi Parlemen menggulirkan proses pemakzulan terhadap Han.

    Partai Demokrat yang merupakan oposisi utama telah menetapkan Malam Natal sebagai batas waktu bagi Han mengumumkan dua undang-undang khusus untuk menyelidiki pemberlakuan darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol. Demokrat juga mendesak UU untuk mengusut tuduhan korupsi yang melibatkan istri Yoon, Kim Keon Hee.

    Han telah menolak tuntutan oposisi dan bersikeras pada perjanjian bipartisan untuk kedua undang-undang tersebut. Pemimpin oposisi, Park Chan-dae, menyebut sikap Han ‘tidak memberi kita pilihan lain selain menafsirkannya sebagai niatnya untuk melanjutkan pemberontakan dengan menunda proses hukum’.

    “Kami akan segera memulai proses pemakzulan terhadap Han,” ujarnya dilansir AFP Selasa (24/12/2024).

    Oposisi saat ini berupaya membuat dua badan investigasi independen khusus untuk menyelidiki deklarasi darurat militer Yoon dan urusan kontroversial ibu negara Kim, termasuk dugaan penyuapan. Yoon saat ini juga sedang diselidiki oleh tim gabungan yang terdiri dari polisi, kementerian pertahanan, dan penyidik antikorupsi.

    Oposisi mengatakan hanya perlu mayoritas sederhana di parlemen yang beranggotakan 300 orang untuk memakzulkan Han, karena ini adalah ambang batas untuk menjadi anggota kabinet. Namun, Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa berpendapat bahwa mayoritas dua pertiga diperlukan karena Han saat ini menjabat sebagai penjabat presiden.

    Presiden Sementara Dimakzulkan

    Foto: Han Duck-soo (REUTERS/YONHAP NEWS AGENCY)

    Pada Jumat (27/12/2024), Parlemen Korsel memakzulkan Han Duck-soo. Pemakzulan dilakukan setelah pemungutan suara.

    Dilansir AFP dan Reuters, Majelis Nasional Korsel menggelar rapat untuk mencopot Han dari jabatannya. Peristiwa ini menjadi drama baru dalam krisis politik yang dipicu oleh deklarasi darurat militer oleh Yoon yang mengejutkan dunia.

    Anggota parlemen oposisi ingin Han, yang juga Perdana Menteri, dicopot dari jabatannya dengan alasan dia menolak tuntutan untuk menyelesaikan proses pemakzulan Yoon dan membawanya ke pengadilan.

    “Hari ini Partai Demokrat kami memakzulkan Perdana Menteri Han Duck-soo sesuai dengan perintah rakyat,” kata pemimpin Partai Demokrat Lee Jae-myung.

    Dalam dokumen mosi pemakzulan yang diajukan ke parlemen, oposisi mengatakan Han ‘sengaja menghindari penyelidikan khusus untuk menyelidiki mereka yang terlibat dalam pemberontakan dan telah dengan jelas menyatakan niatnya untuk menolak pengangkatan tiga hakim Mahkamah Konstitusi’.

    Tindakan tersebut, menurut pihak oposisi telah ‘melanggar tugas pejabat publik untuk menegakkan hukum dan melayani publik’.

    Anggota parlemen dari partai berkuasa Korsel pun memprotes dengan lantang dalam rapat pemungutan suara pemakzulan. Para anggota parlemen mulai berteriak-teriak dengan marah dan mengacungkan tangan mereka dan beberapa di antara mereka berlari ke arah ketua Majelis Nasional setelah dia mengatakan bahwa hanya mayoritas sederhana yang dibutuhkan untuk melanjutkan pemakzulan.

    Ketua Majelis Nasional Korsel, Woo Won-shik, mengatakan hanya mayoritas sederhana, yakni 151 suara, yang diperlukan untuk memakzulkan Han. Hal itu disampaikan setelah ada kebingungan mengenai jumlah suara yang dibutuhkan, karena 200 suara diperlukan untuk memakzulkan seorang presiden.

    “Saya umumkan bahwa usulan pemakzulan Perdana Menteri Han Duck-soo telah disetujui. Dari 192 anggota parlemen yang memberikan suara, 192 memilih untuk memakzulkan,” kata Woo Won-shik.

    Oposisi utama Partai Demokrat mengungkap langkah untuk memakzulkan Han setelah dia menolak untuk segera menunjuk tiga hakim untuk mengisi kekosongan di Mahkamah Konstitusi, dengan alasan hal itu akan melampaui perannya. Dengan Han yang ditangguhkan, Menteri Keuangan Choi Sang-mok akan mengambil alih jabatan presiden sementara berdasarkan hukum.

    Korea Selatan menyaksikan pemakzulan dua kepala negara dalam waktu kurang dari 2 minggu, yang akan semakin mengguncang situasi politiknya yang dinamis. Ini juga menandai pertama kalinya Korea Selatan memakzulkan seorang presiden sementara.

    Usai dimakzulkan, Han mengatakan dia sedih dengan apa yang terjadi di Korsel. Namun, dia tetap menerima hasilnya.

    “Saya menghormati keputusan parlemen dan untuk menghindari kekacauan dan ketidakpastian lebih lanjut, saya akan menangguhkan tugas saya sesuai dengan hukum yang relevan,” katanya.

    Dia mengatakan dirinya akan menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi untuk meninjau mosi pemakzulan. Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, yang telah menolak pemakzulan Han yang dipimpin oposisi, mengatakan telah mengajukan petisi konstitusional.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/lir)

  • Mata Uang Won Anjlok Jadi Terendah dalam 16 Tahun Terakhir Imbas Krisis Politik – Halaman all

    Mata Uang Won Anjlok Jadi Terendah dalam 16 Tahun Terakhir Imbas Krisis Politik – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Mata uang Korea Selatan Won anjlok ke level terendah selama 16 tahun terakhir, buntut krisis politik yang semakin memanas pasca pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol, Jumat (27/12/2024).

    Mengutip dari The Korea Times, Won Korea pada perdagangan intraday di tutup di level 1.467,5 per dolar, atau turun sekitar 2,7 won dari sesi sebelumnya. 

    Nilai ini merupakan yang terendah sejak 13 Maret 2009, dimana saat itu mata uang anjlok 1.483,5 won efek krisis keuangan global.

    Tak hanya mata uang won saja yang mengalami penurunan, sejumlah saham unggulan di bursa Korsel turut anjlok karena aksi jual besar-besaran oleh investor asing dan institusional. Membuat Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 1,02 persen dan ditutup pada level 2.404,77.

    Kemerosotan ini terjadi setelah krisis politik meningkat di Korea Selatan saat Majelis Nasional akan memberikan suara atas usulan pemakzulan pada penjabat Presiden Han Duck-soo.

    “Volatilitas meningkat di tengah sepinya perdagangan akhir tahun. Dalam situasi seperti itu, upaya otoritas untuk menenangkan pasar tidak akan berdampak besar pada pasar,” kata Kwon Ah-min, analis dari NH Investment & Securities.

    Adapun pemakzulan dilakukan kurang dari dua pekan setelah Presiden Yoon Suk Yeol dicopot dari jabatannya karena deklarasi darurat militer.

    Han Duck-soo yang sebelumnya merupakan Perdana Menteri (PM) Korea Selatan, ditunjuk untuk mengambil alih peranan Presiden Yoon Suk-yeol yang dimakzulkan, karena upaya Darurat Militer pada 3 Desember.

    Han seharusnya memimpin negara di tengah kekacauan politik. Namun, anggota parlemen oposisi berargumen, ia menolak tuntutan untuk menyelesaikan proses pemakzulan Yoon.

    Anggota parlemen dari partai Yoon dan Han, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), memprotes pengumuman Pemimpin Majelis Nasional Woo Won-shik yang mengumumkan hanya 151 suara yang diperlukan untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pemakzulan.

    Dalam mosi pemakzulan yang diajukan ke parlemen, oposisi menyebut Han sengaja menghindari penyelidikan khusus untuk tokoh-tokoh yang terlibat dalam pemberontakan.

    Dia juga disebut menolak pengangkatan tiga hakim Mahkamah Konstitusi, tindakan Han lantas membuat oposisi berspekulasi bahwa Han Duck Soo berupaya memperlambat proses hukum terhadap Yoon.

    Partai Demokrat menyebut penolakan Han menyetujui calon hakim sebagai indikasi niat buruk untuk melanjutkan pemberontakan. Imbas masalah ini pemakzulan Perdana Menteri Han Duck-soo telah disetujui parlemen Korsel. Dari 192 anggota parlemen yang memberikan suara, 192 memilih untuk memakzulkan.

    Pemerintah Korsel Siap Suntik Likuiditas

    Meski saat ini Won tengah tersungkur, namun sejumlah analis memproyeksi bahwa nilai tukar won-dolar akan kembali normal bulan depan, kendati ada juga kemungkinan won melemah lebih lanjut hingga menembus level 1.500 won atau lebih rendah jika risiko politik berlanjut, pakar tersebut menambahkan.

    Untuk mengantisipasi dampak dari amblasnya won dan volatilitas pasar saham Korsel, Bank Sentral Korea Selatan mulai memobilisasi dana darurat sebesar 10 triliun won atau sekitar 7 miliar dollar AS.

    “Kami siap untuk mengerahkan dana stabilisasi pasar saham senilai 10 triliun won kapan saja dan langkah-langkah stabilisasi pasar lainnya,” kata Kepala Komisi Layanan Keuangan atau Financial Services Commission (FSC) Kim Byoung-hwan.

    Tak hanya itu otoritas juga akan memantau secara ketat mata uang asing dari perusahaan keuangan lokal dan mengambil langkah-langkah untuk menyuntikkan likuiditas yang cukup ke pasar mata uang jika diperlukan.

    Menteri Keuangan Choi Sang-mok turut turun tangan meyakinkan para investor, berjanji bahwa pemerintah akan mengambil setiap langkah yang mungkin untuk menstabilkan pasar keuangan dan valuta asing, termasuk menyediakan likuiditas tanpa batas jika diperlukan.

     

  • Mata Uang Won Anjlok Jadi Terendah dalam 16 Tahun Terakhir Imbas Krisis Politik – Halaman all

    Mata Uang Won Anjlok, Jadi yang Terendah Dalam 16 Tahun Efek Krisis Politik Korsel  yang Memanas – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Mata uang Korea Selatan Won anjlok ke level terendah selama 16 tahun terakhir, buntut  krisis politik yang semakin memanas pasca pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol, Jumat (27/12/2024).

    Mengutip dari The Korea Times, Won Korea pada perdagangan intraday \di tutup di level 1.467,5 per dolar, atau turun sekitar 2,7 won dari sesi sebelumnya. Nilai ini merupakan yang terendah sejak 13 Maret 2009, dimana saat itu mata uang anjlok 1.483,5 won efek krisis keuangan global.

    Tak hanya mata uang won saja yang mengalami penurunan, sejumlah saham unggulan di bursa Korsel turut anjlok karena aksi jual besar-besaran oleh investor asing dan institusional. Membuat Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 1,02 persen dan ditutup pada level 2.404,77.

    Kemerosotan ini terjadi setelah krisis politik meningkat di Korea Selatan saat Majelis Nasional akan memberikan suara atas usulan pemakzulan pada penjabat Presiden Han Duck-soo.

    “Volatilitas meningkat di tengah sepinya perdagangan akhir tahun. Dalam situasi seperti itu, upaya otoritas untuk menenangkan pasar tidak akan berdampak besar pada pasar,” kata Kwon Ah-min, analis dari NH Investment & Securities.

    Adapun pemakzulan dilakukan kurang dari dua pekan setelah Presiden Yoon Suk Yeol dicopot dari jabatannya karena deklarasi darurat militer.

    Han Duck-soo yang sebelumnya merupakan Perdana Menteri (PM) Korea Selatan, ditunjuk untuk mengambil alih peranan Presiden Yoon Suk-yeol yang dimakzulkan, karena upaya Darurat Militer pada 3 Desember.

    Han seharusnya memimpin negara di tengah kekacauan politik. Namun, anggota parlemen oposisi berargumen, ia menolak tuntutan untuk menyelesaikan proses pemakzulan Yoon.

    Anggota parlemen dari partai Yoon dan Han, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), memprotes pengumuman Pemimpin Majelis Nasional Woo Won-shik yang mengumumkan hanya 151 suara yang diperlukan untuk meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pemakzulan.

    Dalam mosi pemakzulan yang diajukan ke parlemen, oposisi menyebut Han sengaja menghindari penyelidikan khusus untuk tokoh-tokoh yang terlibat dalam pemberontakan.

    Dia juga disebut menolak pengangkatan tiga hakim Mahkamah Konstitusi, tindakan Han lantas membuat oposisi berspekulasi bahwa Han Duck Soo berupaya memperlambat proses hukum terhadap Yoon.

    Partai Demokrat menyebut penolakan Han menyetujui calon hakim sebagai indikasi niat buruk untuk melanjutkan pemberontakan. Imbas masalah ini pemakzulan Perdana Menteri Han Duck-soo telah disetujui parlemen Korsel. Dari 192 anggota parlemen yang memberikan suara, 192 memilih untuk memakzulkan.

    Pemerintah Korsel Siap Suntik Likuiditas

    Meski saat ini Won tengah tersungkur, namun sejumlah analis memproyeksi bahwa nilai tukar won-dolar akan kembali normal bulan depan, kendati ada juga kemungkinan won melemah lebih lanjut hingga menembus level 1.500 won atau lebih rendah jika risiko politik berlanjut, pakar tersebut menambahkan.

    Untuk mengantisipasi dampak dari amblasnya won dan volatilitas pasar saham Korsel, Bank Sentral Korea Selatan mulai memobilisasi dana darurat sebesar 10 triliun won atau sekitar 7 miliar dollar AS.

    “Kami siap untuk mengerahkan dana stabilisasi pasar saham senilai 10 triliun won kapan saja dan langkah-langkah stabilisasi pasar lainnya,” kata Kepala Komisi Layanan Keuangan atau Financial Services Commission (FSC) Kim Byoung-hwan.

    Tak hanya itu otoritas juga akan memantau secara ketat mata uang asing dari perusahaan keuangan lokal dan mengambil langkah-langkah untuk menyuntikkan likuiditas yang cukup ke pasar mata uang jika diperlukan.

    Menteri Keuangan Choi Sang-mok turut turun tangan meyakinkan para investor, berjanji bahwa pemerintah akan mengambil setiap langkah yang mungkin untuk menstabilkan pasar keuangan dan valuta asing, termasuk menyediakan likuiditas tanpa batas jika diperlukan.

     

  • Usia Setengah Abad Masih Awet Muda, Artis Akui Sering Oplas sampai Habis Rp1 M: Saya Senang, Lakukan

    Usia Setengah Abad Masih Awet Muda, Artis Akui Sering Oplas sampai Habis Rp1 M: Saya Senang, Lakukan

    TRIBUNJATIM.COM – Penyanyi yang dikenal Diva Indonesia ini masih awet muda meski usai sudah setengah abad lebih.

    Ternyata rahasianya, diakui sang penyanyi, ia sering melakukan operasi plastik atau oplas.

    Ia melakukan hal tersebut bukan untuk orang lain, melainkan diri sendiri.

    Sosok penyanyi diva tersebut ialah Titi DJ.

    Titi DJ jadi salah satu musisi senior, yang berhasil menjaga penampilannya tetap cantik dan awet muda.

    Langkah Titi DJ yang menjaga kecantikan wajahnya membuat masyarakat iri, di usianya yang hampir setengah abad pun masih terlihat awet muda.

    Titi DJ pun diketahui menjaga kecantikan dan bisa awet muda dengan cara operasi plastik (oplas) di Korea.

    “Tips awet muda dan cantik aku, ya ditarik-tarik (oplas),” kata Titi DJ ketika ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, belum lama ini, dikutip dari Warta Kota pada Jumat (27/12/2024).

    Titi pun saat ini masih tetap menjaga hasil oplasnya.

    Hal tersebut dikarenakan dirinya tak mau terlena dengan hasil oplas yang sudah membuatnya cantik, sehingga dirinya tak mau merawat lagi kecantikannya.

    “Touch up saja menjaga apa yang sudah dijalankan,” ucap wanita berusia 58 tahun itu.

    Meski begitu, Titi bahagia bisa tetap cantik dan awet muda meski dibantu dengan oplas.

    Titi DJ. (Instagram)

    Baginya tak ada yang salah untuk mempercantik diri apapun caranya.

    “Ya pokoknya saya merasa happy dulu untuk diri sendiri, saya surgary, perawatan, merawat diri buat diri sendiri bukan buat orang lain,” jelasnya 

    Kedepan Titi DJ belum berencana mau operasi plastik lagi untuk wajahnya. 

    Sebab, ia sudah senang dengan hasil yang sudah dilakukannya saat ini.

    “Kalau saya senang dengan apa yang sudah saya lakukan ya oke,” ujar Titi DJ.

    Selain bahagia, mantan istri Bucek Depp itu juga menerapkan pola hidup sehat hingga menghindari mengonsumsi alkohol dan tidak merokok. 

    “Rajin makan makanan sehat dan olahraga, hingga cukup istirahat,” ujar pelantun Sang Dewi itu.

    Sebagai pelengkap, Titi DJ menjalani operasi antiaging di Seoul, Korea Selatan, pada Januari 2023. 

    Ia sengaja melakukan operasi supaya wajahnya tetap terlihat awet muda meski masuk kategori lansia. 

    Titi DJ harus merogoh koceknya hampir Rp 1 miliar untuk melakukan operasi antiaging di Negeri Ginseng tersebut.

    “Sebelum usia 50 tahun sudah ingin antiaging surgery, face lip, forehead lip, dan neck lip,” kata Titi DJ. 

    Titi DJ hanya ingin terlihat lebih segar dan memesona hingga awet muda sampai rela mengeluarkan banyak uang untuk menjalani operasi di Seoul.

    Titi DJ sebenarnya sudah berencana masuk meja operasi di tahun 2020 sebelum datang pandemi.

    Titi DJ. (Instagram.com/@ti2dj)

    Namun ketika siap berangkat, pemerintah Korea Selatan menutup kedatangan wisatawan masuk ke negaranya.

    Titi DJ menyebutkan bahwa wajahnya mulai terlihat banyak kerutan sebelum operasi dilakukan.

    Titi DJ sampai harus memoleskan make up tebal untuk menutupi kerutannya saat tampil didepan banyak orang.

    “Pekerjaan mengharuskan saya harus selalu pakai make-up,” kata Titi DJ.

    Pelantun Sang Dewi itu sampai menghabiskan waktu tiga pekan selama di Seoul hingga melakukan operasi antiaging di area leher, bibir, kantung mata, dan filler.

    Operasi dilakukan selama enam jam.

    “Tadinya keningku ini dekok-dekok dan nggak rata sampai banyak kerutan,” ucap Titi DJ.

    Sementara itu, Barbie Kumalasari akui dirinya telah melakukan operasi plastik di bagian wajah.

    Operasi itu baru saja dilakukan di bagian hidung dan kelopak mata.

    Barbie juga mengaku bukan pertama kali oplas.

    Namun sudah sembilan kali.

    Kumalasari melakukan oplas di bagian hidung dan kelopak mata.

    Ternyata ia melakukan oplas lantaran hidungnya diledek terlalu besar.

    “Jadi udah mau akhir tahun banyak yang komplain hidung aku kelihatannya lebih besar,” kata Kumalasari di Pagi Pagi Ambyar.

    Hal tersebut membuat wanita berusia 42 tahun ini, memutuskan untuk oplas kembali.

    “Kayaknya ini momen yang tepat. Kalau udah Januari tahun baru banyak kerjaan baru aku. Sudahlah sekalian saja mumpung akhir tahun. Aku konsultasi ke dokter,” ujarnya.

    “Memang benar ada bekas filler turun sedikit, akhirnya aku minta ubah bentuk dan akhirnya aku mengubah kelopak mata aku lebih besar. Sekalian dua operator,” jelas Kumalasari.

    Kumalasari harus merogoh kocek ratusan juta untuk mengubah bentuk hidung dan kelopak matanya.

    Ia pun menegaskan jika memakai uang pribadi bukan diendorse.

    “Rp 120 jutaan, uang sendiri,” ujarnya.

    Artis sensasional ini melakukan oplas dengan dokter Indonesia.

    “Di Jakarta karena aku nggak suka di luar negeri ya karena banyak juga teman operasi di luar negeri gagal-gagal juga,” katanya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Oposisi Resmi Ajukan Mosi Pemakzulan Plt Presiden Korsel, Ini Alasannya

    Oposisi Resmi Ajukan Mosi Pemakzulan Plt Presiden Korsel, Ini Alasannya

    Seoul

    Oposisi Korea Selatan (Korsel) telah secara resmi mengajukan mosi pemakzulan terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Presiden Han Duck Soo, yang menggantikan Presiden Yoon Suk Yeol yang telah dimakzulkan parlemen.

    Mosi pemakzulan ini, seperti dilansir AFP, Kamis (26/12/2024), diajukan setelah Han menolak untuk menyetujui penunjukan hakim-hakim baru untuk Mahkamah Konstitusi (MK) Korsel guna menuntaskan proses pencopotan Yoon dari jabatannya.

    Korsel dilanda krisis politik ketika Yoon, yang dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Presiden Korsel usai dimakzulkan parlemen, mengumumkan penetapan darurat militer secara mengejutkan pada awal Desember lalu.

    Buntut dari tindakannya itu, Yoon dicopot dari jabatannya oleh parlemen Korsel pada 14 Desember lalu yang secara bulat menyetujui pemakzulannya. Namun masih dibutuhkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memperkuat keputusan parlemen dan menyelesaikan proses pemakzulan terhadap Yoon.

    Tapi Han yang menjabat sebagai Plt Presiden Korsel menolak untuk menyetujui penunjukan tiga calon hakim untuk mengisi posisi total sembilan hakim Mahkamah Konstitusi. Penolakan Han ini pada dasarnya menghambat proses untuk mencopot Yoon dari jabatannya.

    Oleh karena itu, Partai Demokrat, sebagai oposisi utama di Korsel, kini berupaya untuk juga memakzulkan Han.

    “Kami telah mengajukan mosinya… dan akan melaporkannya ke sidang pleno hari ini,” ucap salah satu anggota parlemen Korsel, Park Sung Joon, saat berbicara kepada wartawan di gedung Majelis Nasional Korsel pada Kamis (26/12) waktu setempat. Dia merujuk pada tindakan terhadap Han.

  • Perempuan Ada di Garis Depan Protes Darurat Militer Korsel

    Perempuan Ada di Garis Depan Protes Darurat Militer Korsel

    Seoul

    Saat pengunjuk rasa berhadapan dengan tentara bersenjata di luar Majelis Nasional Korea Selatan pada malam tanggal 3 Desember, terlihat jelas bahwa sesuatu yang tidak terduga sedang terjadi. Tak lama setelah Presiden Yoon Suk Yeol muncul di televisi untuk mengumumkan darurat militer, warga mulai berdatangan memprotes langkah itu. Ada yang berbeda dalam perlawanan warga kali ini.

    Massa kelihatan bergerak menyanyikan lagu-lagu K-pop favorit sepanjang malam. Mereka terus bernyanyi sampai pagi sambil mengangkat plakat protes terhadap Yoon dan deklarasi darurat militer. Di garis depan protes ada banyak perempuan.

    Beberapa perkiraan media menunjukkan sekitar 40 persen demonstran adalah perempuan dalam kelompok usia dari belasan hingga 40-an. Analis mengatakan, generasi perempuan baru ini mungkin siap untuk memainkan peran yang lebih besar dalam menetapkan agenda dan haluan negara.

    “Perempuan secara historis merupakan orang luar dalam wacana politik,” kata Hyobin Lee, profesor politik dan etika di Universitas Nasional Chungnam.

    “Proporsi politisi perempuan di Korea Selatan sangat rendah, dengan hanya 17,1% anggota Majelis Nasional adalah perempuan.”

    “Hal ini mencerminkan pengucilan perempuan yang mengakar kuat dalam politik,” katanya kepada DW. “Bahkan ada pepatah Korea kuno, ‘Jika ayam berkokok, rumah tangga akan runtuh,’ yang menyiratkan bahwa perempuan tidak boleh menyuarakan pendapat dalam masalah politik.”

    Yoon ingin redam gerakan feminisme

    Kaum pria berusia 20-an dan 30-an selama ini yang mendorong kemenangan presiden Yoon Suk Yeol pada bulan Mei 2022. Selama kampanye pemilu presiden, Yoon menentang apa yang disebutnya “gelombang feminisme” dan berjanji untuk menghapus Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga. Setelah terpilih, Yoon segera menghapus kuota gender.

    “Karena kebijakannya, banyak perempuan — terutama perempuan muda — tidak mendukung Yoon dalam pemilihan presiden. Memang ada ketidaksukaan, ada jurang pemisah antara laki-laki dan perempuan dalam kelompok usia ini selama beberapa tahun,” katanya kepada DW.

    “Secara budaya laki-laki lebih aktif [di depan publik] dalam masyarakat Korea Selatan dan harus bersaing dengan laki-laki lain untuk mendapatkan pekerjaan. Tetapi sekarang, lebih banyak perempuan yang memasuki dunia kerja, akibatnya persaingan itu menjadi lebih ketat,” katanya.

    “Banyak laki-laki juga kesal karena mereka harus berdinas wajib militer, sementara perempuan tidak harus melakukannya.”

    Perempuan menemukan suara mereka

    Profesor Hyobin Lee meyakini, generasi baru perempuan Korea Selatan punya rasa percaya diri lebih besar, dan mereka tidak akan mau kembali ke situasi masa lalu.

    “Generasi ini belum pernah mengalami protes seperti yang terjadi pada tahun 1980-an,” katanya.

    “Bagi generasi ini, protes adalah hal baru, dan mereka mulai menerimanya sebagai cara untuk mengekspresikan suara mereka,” kata Lee.

    “Itu menjadi alat untuk mengekspresikan diri.”

    Dia yakin perubahan itu akan bertahan lama. “Perempuan sejak dulu mungkin tidak berada di garis depan kegiatan politik atau sosial, tapi mereka selalu bekerja tanpa lelah untuk masyarakat dan negara dari balik layar,” katanya.

    “Namun, generasi muda berbeda. Mereka tumbuh tanpa mengalami diskriminasi gender yang nyata dan terbiasa mengekspresikan diri. Jika generasi ini terus tumbuh dan menegaskan suara mereka, saya yakin ada potensi yang signifikan untuk partisipasi dan representasi perempuan yang lebih besar.”

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    Lihat juga Video ‘Presiden Yoon Dimakzulkan, Pemimpin Partai Berkuasa Korsel Mundur’:

    (nvc/nvc)