kab/kota: Seoul

  • Penyidik dan Jaksa Dihadang Saat Masuk ke Rumah Presiden Korsel

    Penyidik dan Jaksa Dihadang Saat Masuk ke Rumah Presiden Korsel

    Jakarta

    Penyidik Korea Selatan (Korsel) memasuki kediaman Presiden Yoon Suk Yeol dan mengeluarkan surat perintah penangkapan terkait pengumuman darurat militer beberapa waktu lalu. Penyidik dan jaksa harus melewati barikade keamanan yang super ketat untuk masuk ke rumah Yoon.

    “Eksekusi surat perintah penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” ujar Kantor Investigasi Korupsi (CIO) dilansir AFP, Jumat (3/1/2025).

    Penyidik CIO termasuk jaksa senior Lee Dae-hwan dibiarkan melewati barikade keamanan yang ketat untuk memasuki kediaman Yoon guna melaksanakan penangkapan. Namun, mereka dihadang oleh militer.

    “Mereka dihadang oleh unit militer di dalam setelah masuk,” ujar kantor berita Yonhap dalam laporan AFP.

    Hingga saat ini belum jelas apakah Tim Keamanan Kepresidenan, yang masih melindungi Yoon sebagai kepala negara, akan mematuhi perintah penyidik atau tidak.

    Dalam laporan AFP, suasana di sekitar kediaman Yoon sangat ramai. Belasan bus polisi dan ratusan polisi berseragam berbaris di luar kompleks di pusat kota Seoul.

    Sekitar 2.700 polisi dan 135 bus polisi telah dikerahkan ke daerah tersebut untuk mencegah bentrokan, setelah pendukung Yoon berhadapan dengan demonstran anti-Yoon pada Kamis.

    Terbaru, dilihat di Kantor berita Yonhap, Tim Keamanan Kepresidenan menolak penggeledahan yang dilakukan penyidik di kediaman Yoon. Namun, belum ada laporan rinci mengenai itu.

    (zap/imk)

  • Polisi Korsel Larang CEO Jeju Air Berpergian ke Luar Negeri

    Polisi Korsel Larang CEO Jeju Air Berpergian ke Luar Negeri

    Jakarta

    Polisi Korea Selatan melakukan penggeledahan di kantor Jeju Air dan kantor operator Bandara Internasional Muan sebagai bagian dari penyelidikan atas kecelakaan yang menewaskan 179 orang. Polisi Korsel juga telah melarang CEO Jeju Air untuk berpergian ke luar negeri.

    Dilansir Reuters, Jumat (3/1/2025), penyidik kepolisian menggeledah kantor operator bandara dan otoritas penerbangan kementerian transportasi di wilayah barat daya Muan, serta kantor Jeju Air di Seoul pada Kamis (2/1).

    Pejabat kepolisian setempat menyebut, penyidik berencana menyita dokumen dan materi terkait pengoperasian dan perawatan pesawat, serta pengoperasian fasilitas bandara.

    Pejabat tersebut juga mengatakan polisi telah melarang CEO Jeju Air Kim E-bae dan pejabat lain yang tidak disebutkan namanya untuk meninggalkan negaranya.

    Polisi menyebut mereka yang dilarang berpergian ke luar negeri itu sebagai saksi kunci yang berpotensi menghadapi dakwaan yang menyebabkan kematian karena kelalaian, yang dapat dihukum hingga lima tahun penjara atau denda hingga 20 juta won ($13.600).

    Sementara itu, Direktur Jeju Air menyebut pihak Jeju Air akan bekerja sama dengan kepolisian.

    Diketahui, Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di Korea Selatan bagian barat daya, mengalami kecelakaan pada Minggu (29/12/2024). Sebanyak 179 orang tewas dan 2 orang selamat akibat insiden itu.

    Tim investigasi masih mengusut penyebab kecelakaan tersebut. Konversi data dari perekam suara kokpit ke berkas audio, yang dapat memberikan informasi penting tentang menit-menit terakhir penerbangan, telah selesai dilakukan pada hari Kamis.

    Lihat juga Video ‘Sebab Korsel Analisis Black Box Jeju Air yang Kecelakaan di AS’:

    (yld/lir)

  • Presiden Korsel Bakal Ambil Langkah Hukum Usai Rumah Didatangi Penyidik

    Presiden Korsel Bakal Ambil Langkah Hukum Usai Rumah Didatangi Penyidik

    Seoul

    Pengacara Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan akan mengambil tindakan hukum usai kediaman Yoon didatangi penyidik kantor investigasi korupsi untuk menjalankan surat perintah penangkapan. Pengacara Yoon menilai surat itu ilegal dan tidak sah.

    Dilansir Yonhap News Agency, Jumat (3/1/2025), penyidik memasuki kediaman Presiden Yook sejak dini hari tadi. Mereka datang untuk menahan Yoon atas kegagalannya memberlakukan darurat militer bulan lalu.

    Kedatangan penyidik telah diblokir oleh pasukannya di dekat kediaman. Pendukung garis keras juga berada di depan kediaman Yook di ibu kota Seoul itu.

    Salah satu perwakilan hukum Yoon, Yun Gap-geun, mengatakan pelaksanaan surat perintah penangkapan itu ilegal. Sebab, kata dia, saat ini pihak Yoon mengajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi Korsel.

    “Pelaksanaan surat perintah yang ilegal dan tidak sah tidak sah,” kata Yun Gap-geun kepada Yonhap.

    “Karena prosedur keberatan terhadap surat perintah tersebut sedang berlangsung di Mahkamah Konstitusi dan pengadilan, (kami) akan mengambil tindakan hukum atas situasi yang tidak sah dari pelaksanaan surat perintah ilegal tersebut,” katanya.

    Tim pembela Yoon telah mengajukan perintah untuk menangguhkan surat perintah tersebut ke Mahkamah Konstitusi. Mereka juga menyampaikan keberatan terhadap pelaksanaan surat perintah tersebut ke Pengadilan Distrik Barat Seoul.

    (lir/yld)

  • 2.700 Polisi Dikerahkan untuk Jemput Paksa Presiden Korsel Yoon

    2.700 Polisi Dikerahkan untuk Jemput Paksa Presiden Korsel Yoon

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sekitar 2.700 aparat kepolisian dikerahkan ke kawasan kediaman Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Ibu Kota Seoul hari ini, Jumat (3/1) untuk menjemput paksa Presiden Yoon.

    Kepolisian setempat juga mengerahkan sebanyak 135 bus berjaga di daerah itu.

    AFP melaporkan pengerahan polisi itu terjadi saat tim penyidik dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korsel tiba di kediaman Yoon untuk menahan sang presiden.

    Penahanan itu berkaitan dengan deklarasi darurat militer Yoon pada 3 Desember lalu, yang membuat gaduh negara tersebut.

    Menurut jurnalis AFP di lokasi, para penyidik terlihat sudah memasuki kediaman Yoon. Penyidik CIO termasuk jaksa senior Lee Dae-hwan tampak diizinkan melewati barikade keamanan ketat untuk memasuki kediaman Yoon.

    “Eksekusi surat perintah penangkapan untuk Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” demikian keterangan CIO, dikutip Jumat (3/1).

    Puluhan bus polisi dan ratusan polisi sementara itu juga terlihat berbaris di jalan di luar kompleks kediaman Presiden.

    Yoon sudah bersembunyi di kediamannya sejak pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada awal pekan ini. Ia bersumpah bakal “melawan” pihak berwenang yang berusaha menginterogasinya soal darurat militer.

    Tidak jelas apakah pasukan pengamanan presiden, yang masih melindungi Yoon sebagai kepala negara, akan mematuhi surat perintah penyidik atau tidak.

    Jika berhasil ditahan, Yoon akan dibawa ke kantor CIO di Gwacheon dekat Seoul untuk diinterogasi.

    (blq/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Penyidik Korsel Datangi Kediaman Presiden Yoon Suk Yeol untuk Penangkapan

    Penyidik Korsel Datangi Kediaman Presiden Yoon Suk Yeol untuk Penangkapan

    Seoul

    Penyidik Korea Selatan tiba di luar kediaman Presiden Yoon Suk Yeol pada Jumat dini hari waktu setempat. Penyidik datang untuk melakukan penangkapan buntut deklarasi darurat militer.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), mobil-mobil yang membawa penyelidik melaju di luar kediamannya di pusat kota Seoul, yang diiringi oleh banyak polisi. Sementara pendukung garis keras pemimpin yang dimakzulkan itu berdiri di luar kediaman Yoon.

    Yoon yang telah diskors dari tugasnya oleh anggota parlemen akan menjadi presiden pertama yang menjabat dalam sejarah Korea Selatan yang ditangkap.

    Dari pantauan AFP, puluhan bus polisi dan ratusan polisi berseragam berjejer di jalan di luar kompleks di pusat kota Seoul.

    “Pelaksanaan surat perintah penangkapan untuk Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” kata Kantor Investigasi Korupsi, yang sedang menyelidiki pernyataan darurat militer Yoon, dengan para penyelidik dan polisi terlihat memasuki kediaman presiden.

    Sementara Kantor berita Yonhap melaporkan sekitar 2.700 polisi dan 135 bus polisi telah dikerahkan ke daerah tersebut untuk mencegah bentrokan, setelah para pendukung Yoon berhadapan dengan demonstran anti-Yoon di daerah tersebut pada hari Kamis.

    Yoon memberikan pernyataan darurat militer pada 3 Desember tahun lalu yang menyebabkan pemakzulannya dan membuatnya menghadapi kemungkinan penangkapan, pemenjaraan atau, yang terburuk, hukuman mati.

    Tidak jelas apakah Dinas Keamanan Presiden, yang masih melindungi Yoon sebagai kepala negara yang sedang menjabat, akan mematuhi surat perintah penyelidik.

    (lir/lir)

  • 2.700 Polisi Dikerahkan untuk Jemput Paksa Presiden Korsel Yoon

    Yoon Suk Yeol Bakal Dijemput Paksa Penyidik Korsel Pagi Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tim penyidik Korea Selatan telah tiba di depan kediaman Yoon Suk Yeol pada Jumat (3/1) dini hari waktu setempat, untuk menahan presiden yang dimakzulkan tersebut usai tiga kali mangkir dari pemeriksaan.

    Dilansir Korea Times, penyidik dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korsel tiba di kediaman Yoon untuk melaksanakan surat perintah penahanan terkait penetapan darurat militer pada awal Desember lalu.

    Penyidik dari CIO tiba di kediaman Yoon di pusat kota Seoul pagi ini sekitar pukul 6 waktu setempat, setelah bertolak dari kantor lembaga tersebut di Gwacheon.

    Lantaran surat perintah penahanan akan berakhir pada Senin (6/1), spekulasi muncul bahwa CIO akan menahan Yoon paling cepat pada hari ini.

    Sebelumnya pada Kamis (2/1), penyidik CIO sempat menunda penahanan Yoon karena ribuan pendukung menggelar unjuk rasa di depan kediaman sang presiden untuk mencegah penangkapan. Polisi kemudian membubarkan paksa sekitar 30 pendukung usai mereka menerobos barikade polisi.

    CIO meminta surat perintah penahanan setelah Yoon mangkir dalam ketiga panggilan pemeriksaan. Badan tersebut juga meminta surat perintah untuk menggeledah kediaman presiden.

    Tim pembela Yoon mengatakan tidak dapat menerima surat perintah penahanan dan menyebutnya “ilegal dan tidak sah”.

    Pengadilan Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan Yoon pada Selasa (31/12), atas tuduhan mendalangi deklarasi darurat militer dan penyalahgunaan kekuasaan.

    (dna/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air, Cari Dokumen Operasional Boeing  737 usai Kecelakaan Tragis – Halaman all

    Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air, Cari Dokumen Operasional Boeing  737 usai Kecelakaan Tragis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi Korea Selatan menggeledah kantor maskapai penerbangan Jeju Air setelah insiden kecelakaan tragis yang menimpa pesawat Jeju Air 7C2216 jenis Boeing 737-800.

    Dilansir The Guardian, penggeledahan dilakukan sebagai bagian dari investigasi atas kecelakaan hari Minggu (29/12/2024), yang menewaskan 179 orang.

    Adapun penggeledahan ini dilakukan pihak berwenang setempat untuk mencari dan menyita dokumen yang terkait dengan pengoperasian dan pemeliharaan pesawat Boeing 737-800.

    “Sehubungan dengan kecelakaan pesawat operasi pencarian dan penyitaan sedang dilakukan mulai pukul 09.00 pagi pada tanggal 2 Januari di tiga lokasi,” demikian pernyataan polisi Korea Selatan.

    “Polisi berencana untuk segera dan tegas menentukan penyebab dan tanggung jawab atas kecelakaan ini sesuai dengan hukum dan prinsip,” lanjut mereka.

    Merespons penggrebekan itu, Song Kyeong-hoon, Direktur Jeju Air, mengatakan maskapai siap bekerja sama dengan polisi untuk mengungkap tragedi itu.

    Tak hanya kantor Jeju Air, penggeledahan juga dilakukan di Bandara Internasional Muan.

    Pejabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan tindakan harus segera diambil jika penyelidikan mengungkap ada masalah dengan model pesawat tersebut.

    “Karena ada kekhawatiran publik yang besar tentang model pesawat yang sama yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan dan lembaga terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan,” kata Choi.

    Korsel Gelar Inspeksi Massal

    Lebih lanjut, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan serupa, Pemerintah Korea Selatan berencana untuk menginspeksi semua pesawat jenis Boeing 737-800 yang dioperasikan di negeri tersebut.

    Seorang pejabat Kementerian Transportasi Korsel menyatakan pemerintah bakal melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui apakah seluruh maskapai penerbangan telah mengikuti aturan dengan benar.

    Dikutip dari NPR, inspeksi tersebut rencananya akan mencakup pemeriksaan terhadap tingkat pemanfaatan pesawat.

    Kemudian ada pemeriksaan penerbangan, hingga penelusuran terhadap catatan pemeliharaan pesawat.

    Sejauh ini jenis Boeing 737-800 yang dioperasikan secara luas oleh maskapai bertarif rendah (LCC) di Korea Selatan seperti Jeju Air sebanyak 39 pesawat.

    Sementara itu, maskapai LCC lain yang mengoperasikan Boeing 737-800 ada T’way Air dengan 27 pesawat, Jin Air dengan 19 pesawat.

    Sementara, Eastar Jet dengan 10 pesawat, dan Air Incheon dengan dua pesawat.

    Korsel Umumkan Masa Berkabung

    Sebelumnya, Choi Sang Mok mengumumkan hari berkabung nasional selama tujuh hari buntut kecelakaan pesawat Jeju Air.

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati terdalam kami terhadap keluarga para korban dalam tragedi tak terduga ini,” kata Choi pada Minggu, seperti dikutip Yonhap.

    Choi mengatakan hari berkabung nasional akan berlangsung selama tujuh hari mulai Minggu hingga Sabtu (4/1/2025).

    Ia juga menetapkan Muan sebagai zona khusus bencana sehingga perlu mendapat bantuan negara, lantaran tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air menjadi insiden penerbangan paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan. 

    Untuk menghormati masa berkabung nasional atas tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air pemerintah kota Seoul melarang pertunjukan kembang api pada malam pergantian tahun baru.

    Adapun penangguhan pesta itu berlangsung selama enam bulan.

    Termasuk bagi para perusahaan yang akan menggelar pertunjukan kembang api di Sungai Han.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Pemerintah Korea Terbitkan Larangan Bepergian untuk CEO Jeju Air – Halaman all

    Pemerintah Korea Terbitkan Larangan Bepergian untuk CEO Jeju Air – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) melalui Kepolisian Provinsi Jeolla Selatan, yang sedang menyelidiki bencana Jeju Air, resmi menerbitkan larangan bepergian bagi CEO Jeju Air, Kim E-bae pada Kamis (2/1/2025).

    Larangan ini diterbitkan sebagai tindak lanjut investigasi terkait jatuhnya pesawat Jeju Air  7C2216 yang membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan pada hari Minggu (29/12/2024).

    Pemerintah Korsel memutuskan untuk mengambil tindakan ini karena Kim E-bae dinilai sebagai saksi kunci dalam penyelidikan tragedi tersebut.

    Keputusan ini juga diambil Kepolisian Provinsi Jeolla Selatan guna menginvestigasi dugaan terkait kelalaian pekerjaan yang mengakibatkan kematian dari pihak Jeju Air.

    Pada hari yang sama, pihak polisian juga melakukan penggeledahan dan penyitaan di menara kontrol dan kantor operasional Bandara  Internasional Muan.

    Polisi berencana mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas bencana Jeju Air berdasarkan analisis barang-barang yang disita.

    Adapun penggeledahan di Bandara Internasional Muan yang dimulai dari Kamis pagi  ini dilakukan bersama dengan Kepolisian Provinsi Jeonnam.

    Penyelidik juga dikirim ke kantor cabang Muan Administrasi Penerbangan Regional Busan dan kantor pusat Jeju Air di Seoul untuk mengamankan materi terkait.

    Dikutip dari Yonhap, sampai saat ini pihak berwenang belum menetapkan satu orang pun sebagai tersangka berdasarkan investigasi awal.

    Pihak kepolisian juga sedang meninjau materi terkait komunikasi antara menara kontrol dan pilot selama 10 menit sebelum kecelakaan.

    Selain itu, kepolisian juga akan menginvestigasi pembangunan struktur tembok localizer yang dipasang di akhir landasan pacu.

    Tembok tersebut dinilai menjadi penyebab utama kecelakaan pesawat tersebut berujung dengan kematian hampir semua penumpangnya.

    Mereka juga telah mengamankan rekaman CCTV dari sekitar landasan pacu yang memungkinkan untuk menentukan jalur pergerakan pesawat dan situasi sesaat sebelum kecelakaan terjadi.

    Investigasi Libatkan Tenaga Ahli dari AS

    Tak hanya diinvestigasi oleh pemerintah Korsel, Amerika Serikat (AS) juga akan turut membantu menganalisa tragedi jatuhnya pesawat maskapai Jeju Air tersebut.

    Hal ini diutarakan oleh  Joo Jong-wan, Direktur Divisi Kebijakan Penerbangan dari  Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korsel pada Rabu (1/1/2025).

    Dikutip dari Yonhap, Jog-Wan menyatakan tenaga ahli dari AS akan membantu analisa data rekaman kotak hitam jatuhnya penerbangan pesawat Jeju Air yang sukar dianalisa.

    Jadwal pasti pengiriman perekam data penerbangan tersebut akan ditentukan melalui konsultasi dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB)

    Seperti yang diketahui sebelumnya, alat kotak hitam perekam data penerbangan pesawat Jeju Air B737-800 di Bandara Internasional Muan sudah ditemukan oleh tim evakuasi.

    Namun demikian, kotak hitam yang ditemukan dari puing-puing pesawat tersebut dilaporkan mengalami kerusakan eksternal dengan hilangnya konektor yang menghubungkan unit penyimpanan data dengan sumber daya listrik.

    Karena fasilitas teknologi yang belum memadai untuk menganalisa data hasil ekstraksi dari perangkat yang mengalami kerusakan komponen tersebut, Korsel pun memutuskan untuk mengirimkan temuannya ke AS. 

    “Kami telah memutuskan bahwa pengambilan data dari perekam data penerbangan yang rusak di sini tidak memungkinkan,” ujar

    “Oleh karena itu, kami telah bersepakat dengan NTSB untuk mengirimkannya ke AS dan menganalisisnya di sana.” sambung Jong-wan.

    NTSB tak akan bekerja sendirian dalam menganalisa data jatuhnya pesawat maskapai Jeju Air.

    Pihak Kementerian mengaku mereka akan mengirimkan sejumlah ahli dari Korsel untuk turut berpartisipasi dalam proses analisis di AS, tambahnya.

    Meski ada kendala dalam alat yang merekam data penerbangan, pihak berwenang Korsel sebelumnya telah berhasil mengambil data dari perekam suara kokpit, yang ditemukan dalam kondisi relatif lebih baik, dan mulai mengonversinya menjadi file suara, ujar Jong-wan.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Ultah Usia 80 Tahun, Kakek Merana Ditinggal 9 Keluarga Jadi Korban Jeju Air: Terpisah Selamanya

    Ultah Usia 80 Tahun, Kakek Merana Ditinggal 9 Keluarga Jadi Korban Jeju Air: Terpisah Selamanya

    TRIBUNJATIM.COM – Sungguh miris nasib seorang kakek berusia 80 tahun yang keluarganya tewas dalam peristiwa kecelakaan pesawat Jeju Air.

    Seorang pria berusia 80 tahun berduka di hari ulang tahunnya karena kehilangan keluarga.

    Sebelumnya, ia hendak merayakan ulang tahunnya bersama keluarga.

    Namun takdir berkata lain, keluarganya yang terdiri dari 9 orang jadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air.

    Sebelumnya 9 keluarganya tersebut menaiki pesawat hendak pergi menemui lansia tersebut.

    Dikutuip TribunJatim.com via TribunnewsMaker.com dari Sanook.com, Kamis (2/1/2025), mereka yang seharusnya akan mengadakan pesta ulang tahun justru berakhir tragis. 

    Semuanya tewas dalam kecelakaan Jeju Air.

    Sebelumnya diberitakan, penerbangan Jeju Air yang berangkat dari Bangkok menuju ke Bandara Muan di Korea Selatan terdapat insiden dimana sistem pendaratan tidak dapat berfungsi dengan baik pada 29 Desember 2024.

    Pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat namun terbakar. 

    Dari 181 penumpang dan awak, hanya dua yang selamat.

    Dua orang yang selamat dalam insiden maut tersebut merupakan awak kabin.

    Seorang pria berusia 80 tahun dari Distrik Yeongkwang Provinsi Jeollanam-do sedih mengetahui bahwa 9 kerabatnya ada dalam penerbangan tersebut. 

    Ia mengungkapkan, awalnya ia berniat merayakan ulang tahunnya. 

    Tapi sekarang ia harus berpisah selamanya.

    Pesawat Jeju Air alami kecelakaan jatuh di Bandara Internasional Musan di Kota Musan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024) pukul 09.07 waktu setempat. (X/NazNazirul)

    Jeju Air penerbangan 7C2216 membawa 175 penumpang dan enam awak, termasuk dua penumpang Thailand dan sisanya warga Korea. 

    Banyak dari mereka yang bepergian bersama keluarga mereka. 

    Seorang pria berusia 80 tahun bergegas ke bandara setelah mendengar berita tersebut.

    Ia mengatakan bahwa kesembilan kerabatnya telah terbang dari Bangkok untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 80, namun kini mereka tidak lagi mempunyai kesempatan itu.

    Kerabat lainnya, yakni berusia 64 tahun, juga merasa sedih dan mengatakan putra, istri, dan cucunya pergi berlibur satu keluarga beranggotakan tiga orang, namun mereka terpisah selamanya. 

    Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa menantu perempuannya adalah pramugari Jeju Air.

    Ini ucapan pertama dari pramugari Jeju Air yang selamat dari kecelakaan, kaget tiba-tiba sudah di rumah sakit.

    Seperti yang diketahui, terjadi kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 terjadi saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 09.03.

    Pesawat Jeju Air tersebut terbakar usai tergelincir dari landasan pacu dan menghantam pagar beton.

    Pendaratan tidak sempurna karena roda pendaratan depannya tampaknya tidak dapat digunakan.

    Namun, penyebab pasti kecelakaan pesawat Jeju Air masih diselidiki dan akan memakan waktu.

    Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan, pesawat itu adalah jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun yang sedang dalam perjalanan kembali dari Bangkok, Thailand.

    Semua penumpang, kecuali dua dari 181 orang di dalam pesawat tewas, kata badan pemadam kebakaran Korea Selatan.

    Dilansir euronews, empat dari korban tewas adalah awak pesawat, sisanya penumpang.

    Petugas darurat menyelamatkan dua orang, keduanya anggota kru, ke tempat yang aman.

    Petugas kesehatan mengatakan mereka dalam keadaan sadar dan tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa.

    Satu dari dua orang yang selamat, Lee (33), mengatakan kepada dokter bahwa dia “sudah diselamatkan” ketika dia terbangun di rumah sakit, demikian laporan Kantor Berita Yonhap.

    Lee bekerja sebagai pramugari di pesawat Jeju Air yang jatuh pada Minggu pagi.

    Layanan darurat awalnya membawa Lee ke rumah sakit di kota terdekat Mokpo, selatan Seoul.

    Namun, Lee kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota.

    “Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, Minggu, seperti diberitakan The Guardian.

    Lee saat ini sedang dalam perawatan intensif setelah dokter mendiagnosisnya dengan beberapa patah tulang dan risiko kelumpuhan.

    “Dia sudah bisa berkomunikasi sepenuhnya,” kata Ju.

    “Belum ada tanda-tanda kehilangan ingatan atau semacamnya,” jelasnya.

    Para pejabat mengatakan, pilot mengirimkan sinyal marabahaya sesaat sebelum pesawat melewati ujung landasan pacu.

    Rekaman yang ditayangkan oleh saluran televisi Korea Selatan menunjukkan pesawat tergelincir — dan tampaknya tanpa roda pendaratan yang terpasang.

    Pesawat itu melewati landasan pacu dan menabrak pembatas, memicu ledakan api.

    Rekaman menunjukkan gumpalan asap tebal mengepul dari pesawat, yang dilalap api.

    Diberitakan AP News, Jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun itu tiba dari Bangkok ketika kecelakaan terjadi pada pukul 09.03 pagi hari Minggu di Kota Muan.

    Pekerja telah mengambil data penerbangan dan perekam suara kokpit dari kotak hitam pesawat, yang akan diperiksa oleh ahli pemerintah yang menyelidiki penyebab kecelakaan dan kebakaran, kata pejabat senior Kementerian Perhubungan Joo Jong-wan.

    Pesawat yang dioperasikan oleh Jeju Air tersebut membawa 181 penumpang dan awak.

    Dari jumlah tersebut, total 179 orang tewas dalam kecelakaan dan kebakaran yang terjadi; hanya dua awak yang selamat.

    Kim E-bae, presiden Jeju Air, membungkuk dalam-dalam bersama pejabat senior perusahaan lainnya saat ia meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan.

    Ia mengatakan merasa “bertanggung jawab penuh” atas insiden tersebut.

    Boeing juga menyampaikan belasungkawa dan mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa pihaknya siap mendukung perusahaan dalam menangani kecelakaan tersebut.

    Pemerintah Korea Selatan kemudian menyatakan Muan sebagai zona bencana khusus.

    Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya.

    Namun, ada beberapa kemungkinan petunjuk.

    Lee Jeong-hyeon, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, mengatakan para pekerja tengah menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan, termasuk apakah pesawat itu ditabrak burung.

    Pejabat Kementerian Perhubungan mengatakan menara pengawas bandara mengeluarkan peringatan tabrakan burung kepada pesawat sesaat sebelum pesawat itu hendak mendarat dan memberikan izin kepada pilotnya untuk mendarat di area yang berbeda.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Polisi Korsel Gerebek Kantor-Bandara Jeju Air usai Kecelakaan Tragis

    Polisi Korsel Gerebek Kantor-Bandara Jeju Air usai Kecelakaan Tragis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polisi Korea Selatan menggerebek kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan pada Kamis (2/1) untuk menyelidiki kecelakaan fatal maskapai ini yang menewaskan 179 orang.

    Pihak berwenang melakukan operasi pencarian dan penyitaan di Bandara Muan, kantor penerbangan regional, dan kantor Jeju Air di Seoul.

    “Sehubungan dengan kecelakaan pesawat operasi pencarian dan penyitaan sedang dilakukan mulai pukul 09.00 pagi pada tanggal 2 Januari di tiga lokasi,” demikian pernyataan polisi yang diikirim ke AFP.

    “Polisi berencana untuk segera dan tegas menentukan penyebab dan tanggung jawab atas kecelakaan ini sesuai dengan hukum dan prinsip,” lanjut mereka.

    Polisi juga menyatakan surat perintah penggeledahan telah dikeluarkan.

    Menurut media Korsel Yonhap, surat perintah itu disetujui atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian.

    Korsel juga mengumumkan akan memeriksa semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai mereka dengan fokus pemeriksaan pada roda pendaratan.

    Penjabat presiden Korea Selatan , Choi Sang-mok, mengatakan tindakan harus segera diambil jika penyelidikan mengungkap ada masalah dengan model pesawat tersebut.

    Pihak berwenang sebelumnya mengatakan 101 pesawat dengan model yang sama dioperasikan oleh enam maskapai penerbangan berbeda.

    “Karena ada kekhawatiran publik yang besar tentang model pesawat yang sama yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan dan lembaga terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan,” kata Choi.

    Dia lalu berujar, “Jika ditemukan masalah selama pemeriksaan, segera ambil tindakan perbaikan.”

    Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 mengalami kecelakaan hingga menewaskan 179 dari 181 penumpang.

    Insiden itu merupakan bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di Korea Selatan.

    Pihak berwenang Korsel telah menyelesaikan ekstraksi data awal untuk perekam suara kokpit. Namun, perekam data penerbangan rusak dan harus dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]