kab/kota: Seoul

  • Apa Wewenang KPK Korsel yang ‘Ngotot’ Mau Tangkap Presiden Yoon?

    Apa Wewenang KPK Korsel yang ‘Ngotot’ Mau Tangkap Presiden Yoon?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Masa-masa sulit tengah menghinggapi Badan antikorupsi Korea Selatan yakni Kantor Investigasi Korupsi untuk pejabat tinggi (CIO), setelah gagal menangkap Presiden yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol pekan lalu.

    Yoon menghadapi tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan wewenang terkait deklarasi militer pada 3 Desember. CIO, dalam hal ini, berusaha menginvestigasi tuduhan tersebut.

    Namun, Yoon selalu mangkir dari panggilan CIO. Lembaga ini lantas meminta pengadilan mengeluarkan surat perintah penahanan dan dikabulkan.

    Pekan lalu, CIO menggerebek kediaman Yoon tetapi mereka gagal karena dihalangi pendukung, polisi, hingga pasukan pengamanan presiden (Paspampres).

    Mereka lalu meminta bantuan polisi untuk menangkap Yoon. Namun, polisi menolak permintaan itu dan menuduh CIO tak punya dasar hukum yang kuat.

    Apa tugas CIO yang terlihat “ngoyo” mau menangkap Yoon?

    CIO memimpin tim investigasi gabungan yang mencakup polisi hingga Kementerian Pertahanan terkait dakwaan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasan oleh Yoon serta pihak yang terlibat dalam deklarasi militer.

    Dalam situs resmi, CIO didirikan untuk memberantas berbagai kejahatan koruptif yang dilakukan pejabat tinggi seperti presiden atau anggota keluarganya.

    Mereka menginvestigasi tindakan seperti penyalahgunaan wewenang, penyuapan, pembuatan dokumen publik palsu, serta pemberian dan penerimaan dana politik secara ilegal.

    Kepala Jaksa CIO, Oh Dong Woon, juga mengatakan sebagai otoritas investigasi independen, kantor ini didedikasikan untuk memerangi korupsi di kalangan pejabat publik tinggi.

    “Khususnya mereka yang terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran antikorupsi,” ujar Oh dalam situs resmi CIO.

    Oh, lebih lanjut, mengatakan CIO menghadapi banyak tantangan, tetapi tetap teguh menjaga independensi politik dan netralitas.

    CIO, kata dia, terus melakukan investigasi menyeluruh guna mendorong transparansi nasional dan menumbuhkan kepercayaan terhadap lembaga publik.

    Di luar tujuan mulia CIO, lembaga ini memiliki hak penyidikan dan penuntutan yang terbatas.

    CIO tak punya wewenang menuntut presiden dan harus merujuk kasus yang ditangani ke kantor kejaksaan guna mengambil tindakan termasuk dakwaan setelah pemeriksaan rampung, demikian dikutip Reuters.

    Dalam kasus Yoon, CIO sudah mengantongi surat perintah penahanan dari Pengadilan Distrik Seoul. Surat itu berlaku hingga hari ini dan disebut akan meminta perpanjangan.

    Yoon ogah patuhi CIO

    Namun, surat perintah penahanan itu tak diindahkan Yoon dan timnya. Mereka menganggap CIO tak punya wewenang menangani kasus presiden.

    Tim hukum Yoon merujuk Undang-Undang Prosedur Pidana yang menetapkan daftar panjang pejabat tinggi dan pelanggaran yang bisa diselidiki. Dalam UU tersebut tak tertuang kata pemberontakan.

    Para pengacara Yoon juga menuduh surat perintah itu inkonstitusional karena mengecualikan dua klausul Undang-Undang Prosedur Pidana yakni pembatasan penyitaan dan penggeledahan di tempat yang memiliki informasi militer rahasia atau pejabat publik yang punya rahasia resmi.

    Surat tersebut lanjut mereka juga tak punya dasar hukum jelas.

    Pihak Yoon lalu mengajukan pengaduan dan perintah ke Mahkamah Konstitusi untuk meninjau keabsahan surat perintah tersebut.

    MK kemudian menyatakan akan mulai meninjau pengaduan dan perintah yang diajukan usai hakim ditunjuk.

    CIO sebelumnya sudah menegaskan pengadilan memberi amanat ke mereka untuk menangani kasus Yoon dengan mendapat surat perintah penangkapan. Otomatis dua klausul di UU Prosedur Pidana tak berlaku karena surat perintah terbatas pada penangkapan bukan penyitaan harta kekayaan.

    Selain menghadapi tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan wewenang, Yoon sedang menunggu nasib status presiden.

    MK saat ini menggodok keabsahan pemakzulan dari parlemen. Jika sah, Yoon lengser dari kursi presiden, jika dianggap ilegal dia kembali menggenggam kekuasaan.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Anak Shin Tae-yong Buka Suara Ayahnya Dipecat PSSI, Bilang Begini

    Anak Shin Tae-yong Buka Suara Ayahnya Dipecat PSSI, Bilang Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemberhentian Shin Tae-yong sebagai Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia mengundang beragak komentar dari berbagai pihak.

    Di platform X, kata kunci ‘Shin Tae-yong’ merajai trending topic dengan menghimpun lebih dari 96.000 post, menyusul pengumuman pemecatannya oleh Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) pada hari ini, Senin (6/1/2025).

    Banyak netizen Indonesia yang menyayangkan pemecatan tersebut. Tak jarang pula yang mendoakan Shin Tae-yong dan berterima kasih atas upayanya selama ini membimbing Skuad Garuda hingga mampu beberapa kali mencetak rekor kemenangan.

    Tak cuma netizen, respons juga datang dari anak Shin Tae-yong, Shin Jae-won. Melalui unggahan di Instagram Story-nya, Shin Jae-won membagikan prestasi yang diraih Shin Tae-yong selama melatih Tim Merah Putih.

    “Ia (Shin Tae-yong) menaikkan 50 peringkat [Timnas Indonesia] di FIFA dalam 5 tahun dan mencapai peringkat 3 di Kualifikasi Piala Dunia, lalu sekarang malah dipecat” tulis Shin Jae-won dalam unggahan Instagram Story miliknya, dikutip Senin (6/1/2025).

    “Kamu (Shin Tae-yong) mengalami masa yang sulit. Keluarga kita tahu bahwa ayah telah melakukan yang terbaik buat Indonesia,” ia menambahkan.

    Shin Jae-won merupakan pemain sepak bola yang bergabung di FC Seoul pada 2019 silam. Saat ini, ia bermain dalam FC Seongnam sebagai penyerang.

    Tak cuma di Instagram Story, Shin Jae-won juga mengungkapkan kekecewaannya di kolom komentar Instagram PSSI yang mengumumkan pengakhiran kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih Indonesia.

    “Apa yang terjadi? Ia [Shin Tae-yong] telah menempatkan Indonesia pada tahap ini dan begini cara kalian memperlakukannya. Good job PSSI, kalian akan menyesal atas keputusan ini,” tulis Shin Jae-won.

    (fab/fab)

  • Polisi Respons Permintaan KPK Korsel Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

    Polisi Respons Permintaan KPK Korsel Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polisi Korea Selatan buka suara soal Kantor Investigasi Korupsi (CIO) yang meminta bantuan mereka untuk menangkap Presiden yang dimakzulkan parlemen Yoon Suk Yeol.

    Senior di Polisi Nasional Korsel (NOI), Baek Dong Heum, menyebut permintaan penangkapan itu dilakukan secara sepihak dan tak punya dasar hukum.

    “Setelah melakukan peninjauan internal, kami menegaskan bahwa permintaan badan anti korupsi secara hukum kontroversial,” kata Baek, dikutip Korea Times, Senin (6/1).

    Dia lalu berujar, “Kami akan terus berkonsultasi dengan CIO terkait penerapan surat penangkapan.”

    CIO sebelumnya menyatakan meminta polisi menangkap Yoon usai gagal pekan lalu.

    Para investigator CIO meminta polisi mengambil alih karena kesulitan yang mereka hadapi dalam menangkap Yoon.

    Wakil Direktur CIO Lee Jae Seung mengatakan mereka akan meminta perpanjangan surat perintah penangkapan.

    Lee juga mengatakan akan berkonsultasi dengan polisi soal waktu perpanjangan surat perintah itu.

    Sementara itu, tim hukum Yoon mengecam tindakan CIO.

    “Memantau investigasi CIO yang tak punya dasar secara hukum menimbulkan keraguan soal kualifikasi dan kemampuan mereka sebagai lembaga negara,” kata Yun.

    Pekan lalu, CIO berencana menangkap Yoon di kediamannya di Seoul. Namun, di tempat itu ribuan pendukung dan polisi bersiaga dan badan tersebut gagal menangkap dia.

    Yoon dalam penyelidikan terkait deklarasi darurat militer pada 3 Desember lalu. Dia dituduh melakukan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.

    CIO sudah tiga kali memanggil Yoon, tetapi dia selalu absen. Lembaga itu lalu meminta pengadilan mengeluarkan surat penangkapan.

     

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Profil Pemain Utama Drakor When The Phone Rings yang Singgung Konflik Palestina-Israel

    Profil Pemain Utama Drakor When The Phone Rings yang Singgung Konflik Palestina-Israel

    Jakarta, Beritasatu.com –  Drama Korea (drakor) When The Phone Rings mencuri perhatian publik, tidak hanya karena alur ceritanya yang mendalam, tetapi juga karena menyinggung konflik Palestina-Israel. Lalu, siapa pemain utama drakor When The Phone Rings?

    Kontroversi episode 12 ini bermula dari sebuah adegan yang menampilkan karakter Na Yu Ri (diperankan oleh Jang Gyu Ri) melaporkan tentang insiden yang melibatkan dua negara fiksi, “Paltima” dan “Izmael” yang dengan cepat diidentifikasi oleh penonton sebagai alusi terhadap Palestina dan Israel.

    “Serangan udara Paltima berlangsung di Izmael di mana warga negara Korea diculik oleh militan bersenjata,” ujar Na Yu Ri dalam episode tersebut.

    Penggambaran konflik fiksi ini memicu kemarahan warganet, dengan banyak penonton di dalam negeri dan luar negeri mengkritik serial drama tersebut karena dinilai salah menggambarkan situasi Israel-Palestina.

    Di balik kontroversinya, para pemain utama drakor When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok (memerankan Baek Sa-eon) dan Chae Soo-bin (memerankan Hong Hee-joo), membawa karakter-karakter ini hidup dengan akting yang memukau.

    Sebagai pemeran utama, mereka berhasil membuat drama ini penuh makna. Berikut ini profil pemeran utama drakor When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin.

    Profil Yoo Yeon-seok
    Yoo Yeon-seok, yang lahir di Seoul pada 11 April 1984, adalah salah satu aktor Korea Selatan yang serba bisa. Ia menempuh pendidikan sarjana dan magister di Universitas Sejong, dengan fokus pada bidang perfilman. Bergabung dengan agensi KingKong by Starship, dia dikenal karena kemampuannya untuk membawakan berbagai genre peran dengan sangat baik.

    Debut Yoo Yeon-seok dimulai pada 2003 dalam film Oldboy sebagai pemeran kecil. Setelah menyelesaikan wajib militernya pada 2007, dia kembali aktif di dunia seni peran. Pada 2008, dia tampil di drama General Hospital 2, yang membuka jalan untuk kariernya di dunia televisi. Penampilannya di film, seperti Re-encounter (2011), Architecture 101 (2012), dan A Werewolf Boy (2012) semakin memperlihatkan bakat aktingnya.

    Titik balik kariernya terjadi pada 2013 melalui peran Chilbong di drama Reply 1994. Kesuksesan drama tersebut menjadikannya salah satu aktor papan atas di Korea. Ia kemudian tampil di berbagai proyek besar, seperti film The Royal Tailor (2014), Perfect Proposal (2015), dan The Beauty Inside (2015). Dia juga pernah menjadi pemeran utama drama Warm and Cozy. Ia juga semakin terkenal berkat aktingnya yang memukau sebagai dokter pada drama Hospital Playlist (2020) dan Dr Romantic (2016).

    Selain di layar kaca dan layar lebar, Yoo Yeon-seok juga aktif dalam teater musikal dan acara varietas, termasuk menjadi pembawa acara Blue Dragon Awards selama lima tahun berturut-turut.

    Dalam drakor When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok memerankan karakter yang kompleks dan penuh emosi, beradu akting dengan aktris berbakat, Chae Soo-bin.

    Profil Chae Soo-bin
    Chae Soo-bin, yang memiliki nama lahir Bae Soo-bin, lahir di Anyang-si, Gyeonggi-do pada 10 Juli 1994. Ia dikenal karena pesona wajahnya yang memikat dan kemampuan aktingnya yang luar biasa. Chae Soo-bin adalah lulusan Universitas Konkuk, dengan jurusan teater dan film.

    Chae Soo-bin memulai kariernya pada 2012 di dunia musikal. Namanya mulai dikenal setelah ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang sutradara saat dia sedang berjalan di jalan. Kesempatan itu membawanya ke debut film My Dictator (2014). Sejak itu, kariernya terus berkembang, dan pada 2015, dia sukses membintangi tiga drama sekaligus dalam satu tahun.

    Namanya semakin melejit setelah membintangi drama Rebel: Thief Who Stole the People (2017), yang membawanya meraih penghargaan Excellence Award di MBC Drama Awards. Drama lain yang memperkuat reputasinya termasuk I’m Not a Robot (2017) dan Where Stars Land (2018). Kini, Chae Soo-bin kembali menjadi sorotan berkat perannya di When The Phone Rings, di mana dia berhasil menunjukkan kemampuan akting yang matang dan mendalam.

    Kolaborasi Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin
    Kolaborasi Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin pada drakor When The Phone Rings menjadi daya tarik utama drama ini. Keduanya berhasil membawakan karakter dengan emosi yang kuat. Dengan pengalaman mereka dalam berbagai genre, penampilan mereka membawa drama ini menjadi salah satu karya yang layak untuk dinikmati.

    Sebagai pemain utama When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin membuktikan kualitas akting mereka dengan menghadirkan cerita yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan dampak emosional bagi penonton. Drama ini mempertegas posisi mereka sebagai aktor dan aktris papan atas Korea Selatan.

  • Penyelidik Korsel Berupaya Perpanjang Perintah Penangkapan Yoon Suk Yeol

    Penyelidik Korsel Berupaya Perpanjang Perintah Penangkapan Yoon Suk Yeol

    Seoul

    Para penyelidik Korea Selatan (Korsel) yang berupaya menangkap Presiden Yoon Suk Yeol, yang berstatus nonaktif usai dimakzulkan parlemen, berniat meminta perpanjangan masa berlaku untuk surat perintah penangkapan terhadapnya.

    Surat perintah penangkapan terhadap Yoon, terkait penyelidikan darurat militer, yang diterbitkan pengadilan Korsel pekan lalu akan habis masa berlakunya pada Senin (6/1) waktu setempat. Upaya penangkapan terhadapnya gagal dilakukan dengan sang presiden nonaktif itu bersembunyi di dalam kediamannya.

    Yoon, yang mantan Jaksa Agung Korsel ini, telah tiga kali menolak panggilan pemeriksaan dalam penyelidikan darurat militer yang diumumkannya awal Desember lalu. Upaya penangkapan dilakukan aparat berwenang Korsel pekan lalu dengan melibatkan ratusan polisi, namun dihalangi para petugas keamanan yang melindungi Yoon.

    Para penyelidik dari Kantor Investigasi Korupsi Korsel atau CIO, seperti dilansir AFP, Senin (6/1/2025), mengatakan pihaknya akan meminta perpanjangan surat perintah yang akan berakhir pada Senin (6/1) tengah malam waktu setempat.

    “Keabsahan surat perintah itu berakhir hari ini. Kami berencana meminta perpanjangan dari pengadilan hari ini,” ucap Wakil Direktur CIO, Lee Jae Seung, saat berbicara kepada wartawan setempat.

    Dia menambahkan bahwa pihaknya telah meminta bantuan pihak kepolisian untuk menangkap Yoon karena kesulitan yang dihadapi para penyelidik CIO. Dia juga mengatakan dirinya akan berkonsultasi dengan kepolisian mengenai waktu perpanjangan surat perintah penangkapan.

    Pekan lalu, ketegangan terjadi selama berjam-jam saat ratusan petugas keamanan yang melindungi Yoon memaksa para penyelidik untuk menunda upaya penangkapan karena kekhawatiran akan situasi keamanan.

  • Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis

    Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis

    Anda sedang membaca rangkuman Dunia Hari Ini, yang menyajikan laporan yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 6 Januari 2024, kami awali dari Australia.

    Etihad Airways batal lepas landas

    Petugas pemadam kebakaran bandara bergegas ke landasan pacu setelah penerbangan Etihad Airways EY461 ke Abu Dhabi yang membawa hampir 300 orang “tidak bisa lepas landas”, Minggu malam kemarin.

    “Layanan Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Penerbangan menanggapi permintaan dari pesawat dan mengerahkan busa pemadam kebakaran sebagai tindakan pencegahan,” kata juru bicara Bandara Melbourne.

    “Semua penumpang turun dari pesawat dan diangkut dengan bus ke terminal kemarin malam,” tambahnya.

    Pesawat tetap berada di landasan pacu hingga Senin pagi, sementara penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab gangguan roda.

    Perselisihan Israel dan Hamas soal sandera

    Pihak Israel dan Hamas berselisih soal perincian kesepakatan untuk menghentikan perang di Jalur Gaza dan memulangkan para sandera ke rumah mereka.

    Pejabat Palestina mengatakan selama akhir pekan kemarin setidaknya 100 orang tewas akibat serangan Israel yang intensif.

    Pihak Hamas mengatakan mereka menyetujui daftar 34 sandera Israel untuk dikembalikan sebagai bagian dari kesepakatan, yang bisa mengarah pada gencatan senjata.

    Namun, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Hamas belum memberikan daftar sandera.

    Upaya penahanan presiden Korsel terus berlangsung

    Badan antikorupsi Korea Selatan meminta pihak kepolisian mengambil alih upaya penahanan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan setelah para penyelidiknya gagal menahannya.

    Pekan lalu, upaya menahan Presiden Yoon gagal, setelah hampir 5 jam bersitegang dengan petugas keamanan presiden.

    Para penyelidik Korea Selatan yang mencoba menangkap Yoon mengatakan mereka akan meminta perpanjangan surat perintah penangkapan.

    Pengadilan Distrik Barat Seoul mengeluarkan surat perintah penahanan untuk presiden Yoon pada tanggal 31 Desember, setelah ia menghindari beberapa permintaan penyidik untuk diinterogasi terkait tuduhan pemberontak dengan sempat memberlakukan darurat militer meski hanya sebentar.

    Salju lebat di Eropa dan Amerika

    Salju lebat dan hujan es menyebabkan gangguan di seluruh Eropa pada hari Minggu, khususnya di Inggris dan Jerman, sehingga beberapa bandara terpaksa menangguhkan penerbangan.

    Di Inggris utara, ada kekhawatiran jika akses ke sejumlah kawasan dan komunitas akan terputus karena salju yang lebat.

    Salju dan es juga menyebabkan gangguan di Jerman, hingga pihak otoritas mengeluarkan peringatan bagi pengemudi dan pejalan kaki, serta meminta warga tinggal di rumah.

    Sementara itu, salju tebal, es, disertai angin, dan suhu yang sangat rendah menimbulkan kondisi perjalanan yang berbahaya di sebelah tengah Amerika Serikat pada hari Minggu.

  • Penutupan Bandara Muan Diperpanjang Seminggu, Investigasi Kecelakaan Jeju Air Berlanjut – Halaman all

    Penutupan Bandara Muan Diperpanjang Seminggu, Investigasi Kecelakaan Jeju Air Berlanjut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penutupan Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, akan diperpanjang selama satu minggu.

    Bandara Internasional Muan dijadwalkan dibuka kembali pada Selasa (7/1/2025).

    Namun, pada Senin (6/1/2025), pemerintah Korea Selatan mengatakan akan memperpanjang penutupan Bandara Internasional Muan hingga 14 Januari 2025, dikutip dari Indian Express.

    Hal ini lantaran tim investigasi akan melanjutkan penyelidikan terkait kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 penumpang pada Minggu (29/12/2024), lalu.

    Penutupan Bandara Internasional Muan yang berkepanjangan akibat kecelakaan pesawat Jeju Air telah menimbulkan dampak signifikan bagi maskapai penerbangan yang beroperasi di sana, dikutip dari Chosun Biz.

    Dua maskapai utama, Jeju Air dan Jin Air, terpaksa dihentikan sementara semua jadwal penerbangan mereka dari bandara tersebut.

    Kedua maskapai belum bisa membuka jadwal reservasi penerbangan ke berbagai rute internasional maupun domestik yang biasa mereka layani.

    Jin Air, yang melayani rute penerbangan dari Muan ke Jepang dan Taiwan, terpaksa menunda seluruh operasinya. 

    Sementara itu, Jeju Air menghadapi tantangan lebih besar karena mengoperasikan lebih banyak rute, termasuk ke Jeju, Jepang, Taiwan, Tiongkok, Thailand, dan Malaysia. 

    Sementara, beberapa pengamat mengatakan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka kembali bandara setelah pemeliharaan fasilitas bandara, termasuk riset lokal yang rusak akibat kecelakaan, dikutip dari Maeil Busines Newspaper.

    Investigasi Masih Berlangsung

    Tim investigasi gabungan terus mempercepat upaya mengungkap penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air, yang tercatat sebagai insiden udara paling mematikan di Korea Selatan. 

    Pada Senin, dua penyelidik dari Korea Selatan akan berangkat ke Amerika Serikat membawa perekam data penerbangan (FDR) untuk dianalisis lebih lanjut oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

    Perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) adalah dua komponen kotak hitam yang memuat informasi penting terkait kondisi pesawat sebelum kecelakaan.

    Sabtu lalu, tim investigasi berhasil mengumpulkan transkrip lengkap dari perekam suara kokpit yang ditemukan di pendingin pesawat Boeing 737-800. 

    Namun, belum jelas apakah hasil transkrip tersebut akan dipublikasikan.

    Analisis Mesin Pesawat Dilakukan Bersama Perwakilan GE

    Selain kotak hitam, penyelidik juga telah mengambil dua mesin pesawat selama akhir pekan sebagai bagian dari penyelidikan menyeluruh. 

    Proses ini dilakukan dengan melibatkan perwakilan dari General Electric (GE), perusahaan pembuat mesin pesawat tersebut. 

    Investigasi terhadap mesin bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kegagalan teknis yang berkontribusi terhadap kecelakaan fatal tersebut.

    Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air 

    Pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air, dengan rute Seoul-Muan mengalami kecelakaan, 29 Desember 2024.

    Pesawat ini dipenuhi wisatawan dalam paket wisata Natal.

    Saat pesawat take off hingga pukul 08.57 pagi waktu setempat tampak baik-baik saja.

    Namun beberapa saat kemudian pengawas lalu lintas udara di bandara internasional Muan, melihat sesuatu yang mengkhawatirkan.

    Mengetahui ada hal yang tidak beres dalam penerbangan tersebut, pengawas mengirimkan peringatan tabrakan burung melalui radio ke kokpit. 

    Beberapa detik kemudian, pilot mengumumkan “mayday, mayday, mayday”.

    Seorang pria yang sedag memancing di pantai terdekat mengatakan ia menyaksikan insiden tersebut.

    Ia mengatakan terdapat sekelompok burung yang menabrak mesin sisi kanan pesawat.

    Kemudian terdengar suara ledakan keras dari pesawat dan percikan api.

    Tepat pada pukul 09.03 pagi, pesawat tersebut tergelincir karena roda pendaratan yang tak berfungsi di sepanjang landasan pasu.

    Hingga akhirnya pesawat menabrak struktur bantuan navigasi yang terbuat dari beton dan dinding pembatas.

    Tabrakan itu menimbulkan ledakan dan puing-puing berserakan.

    Sayangnya, 179 orang dari total 181 jiwa, dinyatakan meninggal dunia.

    Insiden ini menjadikan kecelakaan udara paling mematikan dalam sejarah penerbangan sipil Korea Selatan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Pesawat Jeju Air Jatuh di Korsel

  • Ada di Korsel Saat Korut Luncurkan Rudal, Menlu AS Lontarkan Kecaman

    Ada di Korsel Saat Korut Luncurkan Rudal, Menlu AS Lontarkan Kecaman

    Seoul

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken sedang berkunjung ke Korea Selatan (Korsel) ketika Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal balistik dari wilayahnya yang kemudian jatuh ke lautan. Blinken mengecam keras peluncuran rudal Pyongyang tersebut.

    Kecaman itu, seperti dilansir AFP, Senin (6/1/2025), disampaikan Biden bersama-sama dengan Menlu Korsel Cho Tae Yul saat menggelar konferensi pers gabungan di Seoul pada Senin (6/1) waktu setempat.

    “Kami mengecam peluncuran rudal DPRK hari ini, yang merupakan pelanggaran lainnya terhadap banyak resolusi Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)” ucap Blinken dalam konferensi pers tersebut, menggunakan nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.

    Militer Korsel sebelumnya melaporkan Korut meluncurkan rudal balistik dari wilayahnya pada Senin (6/1) waktu setempat. Disebutkan bahwa rudal yang itu jatuh ke perairan Laut Timur, atau yang juga disebut sebagai Laut Jepang.

    Aktivitas peluncuran rudal itu merupakan yang pertama dilakukan Pyongyang pada tahun ini.

    Laporan militer Korsel menyebut rudal Korut itu mengudara sejauh 1.100 kilometer sebelum jatuh ke lautan. Seoul mengatakan pihaknya “memperkuat pengintaian dan kewaspadaan” untuk aktivitas peluncuran lebih lanjut.

    Militer Korsel menambahkan bahwa pihaknya juga “berkoordinasi erat dengan AS dan Jepang” mengenai peluncuran rudal Korut tersebut.

    Lihat Video ‘Korut Tembakan Rudal Balistik saat Menlu AS Kunjungi Korsel’:

  • KPK Korsel Minta Bantuan Polisi Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

    KPK Korsel Minta Bantuan Polisi Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

    Jakarta, CNN Indonesia

    Penyelidik dari Kantor Investigasi Korupsi (CIO) atau KPK Korea Selatan meminta polisi menangkap Presiden yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol usai gagal menangkap dia pekan lalu.

    Para investigator CIO meminta polisi mengambil alih karena kesulitan yang mereka hadapi dalam menangkap Yoon.

    Wakil Direktur CIO Lee Jae Seung mengatakan mereka akan meminta perpanjangan surat perintah penangkapan.

    “Masa berlaku surat perintah itu berakhir hari ini. Kami berencana meminta perpanjangan dari pengadilan hari ini,” kata Lee, dikutip AFP Senin (6/1).

    Lee juga mengatakan akan berkonsultasi dengan polisi soal waktu perpanjangan surat perintah itu. Namun, polisi belum menerima permintaan tersebut.

    Pekan lalu, CIO berencana menangkap Yoon di kediaman di di Seoul. Namun, di tempat itu ribuan pendukung dan polisi bersiaga. Mereka juga kesulitan karena dihalangi Paspampres.

    Meski dimakzulkan Yoon masih berstatus presiden dan Paspampres wajib memberikan perlindungan. Dia hanya kehilangan wewenang dan tugas untuk mengurusi urusan dalam negeri dan luar negeri.

    CIO pada akhirnya gagal menangkap dan dilaporkan kembali melakukan upaya serupa pada 6 Januari.

    Yoon sedang sedang dalam penyelidikan terkait deklarasi darurat militer pada 3 Desember lalu. Dia dituduh melakukan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.

    CIO sudah tiga kali memanggil Yoon, tetapi dia selalu absen. Lembaga itu lalu meminta pengadilan mengeluarkan surat penangkapan.

    Di luar itu, Yoon sedang menunggu nasib soal status presiden yang digodok Mahkamah Konstitusi untuk menentukan dari sisi hukum. Jika sah, dia akan lengser dari kursi presiden, tetapi jika dianggap ilegal dia kembali memegang kekuasaan.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Badan Anti-Korupsi Korea Selatan Desak Polisi Tangkap Yoon Suk Yeol

    Badan Anti-Korupsi Korea Selatan Desak Polisi Tangkap Yoon Suk Yeol

    Seoul

    Badan Anti-Korupsi Korea Selatan (Korsel) telah meminta polisi untuk mengambil alih eksekusi surat perintah penangkapan untuk Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, pada Senin (6/01). Sebelumnya upaya penangkapan gagal dilakukan pada Jumat (3/1). Saat itu, para pengawal Yoon membentuk rantai manusia untuk memblokir akses para penyelidik.

    Tim penyelidik gabungan dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) dan polisi sedang menyelidiki tuduhan bahwa Yoon mendalangi pemberontakan dengan pemberlakuan darurat militer yang hanya berlangsung singkat.

    Dalam pernyataannya kepada wartawan, CIO telah mengirimkan pemberitahuan kepada polisi untuk mengambil alih wewenang. Langkah ini dilakukan di tengah rasa frustrasi para pengkritik Yoon terhadap CIO karena hingga saat ini belum juga mengeksekusi surat perintah penangkapan, yang berakhir pada Senin, 6 Januari 2025.

    Melansir Reuters, seorang pejabat polisi mengatakan bahwa mereka sedang “meninjau hukum secara internal” menyusul permintaan dari CIO.

    Pengacara Yoon berargumen bahwa pasukan anti-korupsi yang memimpin investigasi kriminalnya tidak memiliki wewenang di bawah hukum Korea Selatan untuk menyelidiki kasus apa pun yang melibatkan tuduhan pemberontakan.

    Pengadilan Distrik Barat Seoul pada Minggu (5/1) menolak keberatan yang diajukan oleh tim hukum Yoon yang berusaha untuk membatalkan surat perintah penangkapan presiden dan menggeledah kediaman resminya.

    Melansir AP, tim kuasa hukum Yoon mengatakan bahwa mereka akan mengajukan tuntutan terhadap Kepala Jaksa Penuntut Umum Badan Anti-korupsi Korsel, Oh Dong-woon, dan sekitar 150 penyelidik dan petugas polisi yang terlibat dalam upaya penahanan pada Jumat (3/1), yang menurut mereka melanggar hukum.

    Menteri Luar Negeri AS akan berkunjung ke Korea Selatan

    Melansir Reuters, di tengah ketegangan politik yang sedang berlangsung, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan mengunjungi Korea Selatan pada minggu ini. Menurut Departemen Luar Negeri AS, Blinken akan bertemu dengan para pejabat senior pemerintah untuk menegaskan kembali aliansi dengan Seoul.

    Kunjungannya dilakukan setelah deklarasi darurat militer yang dilakukan oleh Yoon bulan lalu membuat Korea Selatan mengalami kekacauan politik, yang memicu kecaman dari para pejabat di Washington.

    CIO sendiri adalah lembaga independen yang diluncurkan pada Januari 2021 untuk menyelidiki pejabat tinggi termasuk presiden dan anggota keluarga mereka, tetapi tidak memiliki wewenang untuk mengadili presiden.

    Sebaliknya, CIO diwajibkan oleh hukum untuk merujuk kasus tersebut ke kantor kejaksaan untuk mengambil tindakan apa pun termasuk dakwaan setelah pemeriksaan selesai.

    Yoon sebut akan “berjuang sampai akhir” untuk tak digulingkan

    Melansir AP, Pengadilan Distrik Barat Seoul pada Selasa (31/12) telah mengeluarkan surat perintah untuk menahan Yoon dan surat perintah terpisah untuk menggeledah kediamannya setelah Yoon menolak hadir untuk diinterogasi terkait dekrit darurat militer yang dikeluarkannya pada tanggal 3 Desember 2024. Namun, mengeksekusi surat perintah tersebut menjadi rumit selama Yoon masih berada di kediaman resminya.

    Yoon telah bersumpah untuk “berjuang sampai akhir” melawan upaya untuk menggulingkannya. Meskipun darurat militer hanya berlangsung beberapa jam, hal ini memicu gejolak yang mengguncang politik, diplomasi, dan pasar keuangan Korsel selama berminggu-minggu dan mengekspos kerapuhan demokrasi Korea Selatan di tengah masyarakat yang sangat terpolarisasi.

    Kekuasaan kepresidenan Yoon dibekukan setelah Majelis Nasional yang didominasi oleh oposisi memilih untuk memakzulkannya pada tanggal 14 Desember 2024, dengan menuduhnya melakukan pemberontakan, dan nasibnya sekarang berada di tangan Mahkamah Konstitusi, yang sedang mempertimbangkan apakah akan secara resmi mencopot Yoon dari jabatannya atau mengembalikan jabatannya.

    Jumat (3/1), puluhan penyidik badan anti-korupsi dan polisi gagal menahan Yoon. Setelah melewati unit militer yang menjaga kediaman Yoon, para penyelidik dan polisi berhasil mendekat sekitar 218 meter dari kediaman Yoon, tapi dihentikan oleh barikade yang terdiri dari sekitar 10 kendaraan dan sekitar 200 anggota pasukan keamanan presiden dan tentara. Namun, tak bisa dipastikan apakah saat itu Yoon berada di dalam kediamannya.

    Dalam sebuah pesan video pada Minggu (5/1), Kepala Dinas Keamanan Kepresidenan, Park Jong-joon, mengatakan bahwa mereka memiliki kewajiban hukum untuk melindungi presiden yang sedang menjabat. Park mengatakan bahwa ia menginstruksikan anggotanya untuk tidak menggunakan kekerasan dan menyerukan kepada badan anti-korupsi dan polisi untuk mengubah pendekatan mereka.

    Pengacara Yoon pun berargumen bahwa penahanan dan penggeledahan terhadap presiden tidak dapat dilakukan di kediamannya karena adanya undang-undang yang melindungi lokasi yang berpotensi terkait dengan rahasia militer tanpa persetujuan orang yang bertanggung jawab, yaitu Yoon sendiri.

    Ratusan warga Korsel berunjuk rasa di dekat kediaman Yoon

    Sejak Senin (6/1) dini hari, selama berjam-jam, ratusan warga Korea Selatan berunjuk rasa di dekat kediaman Yoon dengan membungkus diri mereka dengan tikar berlapis perak untuk melawan suhu yang sangat dingin. Ini adalah malam kedua protes berturut-turut dilakukan para demonstran yang menyerukan penggulingan dan penangkapan Yoon.

    Sejak Minggu (5/1), ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan yang bersalju di Seoul untuk berunjuk rasa, baik mendukung dan menentang penangkapan Yoon.

    “Kita harus membangun kembali fondasi masyarakat kita dengan menghukum presiden yang telah mengingkari konstitusi,’ kata Yang Kyung-soo, Pemimpin Konfederasi Serikat Buruh Korea, kelompok buruh utama yang turut serta dalam aksi unjuk rasa tersebut.

    “Kita harus menjatuhkan penjahat Yoon Suk Yeol dan menangkap serta menahannya sesegera mungkin,” tambahnya.

    Unjuk rasa pro Yoon

    Tidak jauh dari demonstrasi anti-Yoon terdapat kelompok pendukung yang memegang spanduk bertuliskan “Kami akan berjuang untuk Presiden Yoon Suk Yeol.”

    Plakat lainnya bertuliskan “Hentikan Pencurian” – frasa yang dipopulerkan oleh para pendukung Presiden AS terpilih Donald Trump setelah ia kalah dari Joe Biden dalam Pemilu AS 2020.

    Mereka mengecam pemakzulannya dan berjanji untuk memblokir setiap upaya untuk menahannya.

    mel/rs (Reuters, AP)

    (nvc/nvc)