kab/kota: Seoul

  • Neraka Bocor Muncul di Mana-mana, Warga Rasakan Panas Mendidih!

    Neraka Bocor Muncul di Mana-mana, Warga Rasakan Panas Mendidih!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dampak perubahan iklim makin terasa nyata. Pasalnya, gelombang panas ekstrem tengah melanda berbagai belahan dunia saat ini. Mulai dari wilayah Timur Tengah sampai ke Asia hingga Eropa, suhu udara tengah mengalami lonjakan yang cukup signifikan hingga di beberapa daerah mencatatkan rekor terpanasnya.

    Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran terhadap kenyamanan dan juga Kesehatan terhadap masyarakat global. Tak hanya itu, kekurangan air pun menjadi masalah tambahan di kala dunia sedang menghadapi gelombang panas ekstrem ini.

    Berapa Negara Tengah Menghadapi Ancaman Serius

    Di Iran misalnya, tengah menghadapi badai panas disertai krisis air yang membuat situasi kian genting. Suhu udara di beberapa wilayah tercatat melampaui 50°C sementara di ibu kota Tehran suhu udara menunjukkan angka 40°C pada 20 Juli 2025. Pemerintah Iran bahkan menetapkan hari libur nasional di Provinsi Tehran guna mengurangi penggunaan listrik dan air.

    Krisis air yang melanda Sebagian besar wilayah Selatan Iran ini diperparah oleh kesalahan kelola pada air tanah dan ditambah terjadinya penurunan curah hujan berkepanjangan. Pihak otoritas Iran telah menyerukan untuk melakukan penghematan air setidaknya hingga 20%, karena waduk utama yang menyuplai air bersih ke Tehran kini berada pada level terendah dalam satu abad terakhir.

    Sementara itu, Korea Selatan juga tengah menghadapi gelombang panas. Badan Meteorologi Korea (KMA) tengah mengeluarkan peringatan gelombang panas ekstrem untuk seluruh wilayah Seoul pada Kamis (24/7/2025) hal ini menjadikan ibu kota Korea Selatan tersebut kembali di bawah status peringatan suhu panas setelah sempat mereda selama 11 hari.

    Menurut Badan Meteorologi Korea (KMA), peringatan gelombang panas diterbitkan setelah KMA memperikarakan suhu udara akan tetap berada diatas 35 derajat Celsius selama lebih dari dua hari. Kam juga turut memperkirakan bahwa udara panas dapat menyebabkan kerusakan berskala besar.

    Saat ini, dari 183 zona cuara daratan di Korea Selatan, sebanyak 126 zona atau sekitar 69% sedang berada di dalam status peringatan gelombang panas. Sementara 51 zona atau sekitar 28% berada dalam status waspada.

    Selain Korea, Yunani juga tengah Bersiap menghadapi gelombang panas ekstrem yang dimulai pada pekan ini, suhu udara diproyeksikan akan mencapai sekitar 43 derajat Celsius. Kondisi ini mendorong pemerintah Yunani dalam mengambil langkah-langkah untuk melindungi keamanan Masyarakat, terutama pada pekerja yang bekerja di luar ruangan.

    Menurut Layanan Meteorologi Nasional Yunani (EMY), wilayah daratan utama Yunani menjadi daerah yang paling terdampak, dengan wilaya Makedonia Tengah dan Thessaly diperkirakan akan mencatatkan suhu tertinggi masing-masing 42 hingga 43 derajat Celsius.

    Sementara itu, di Athena dan Thessaloniki diperkirakan suhu udara akan berkisar antara 39 hingga 40 derajat Celsius. Serta di pulau-pulai Aegea bagian timur dan wilayah Dodecanese suhu udara juga bisa mencapai 40 derajat Celsius.

    Christos Giannaros, seorang ahli meteorologi di Observatorium Nasional Athena, menyampaikan kepada stasiun televisi negara ERT bahwa tubuh manusia kesulitan mengatur suhu dalam kondisi panas ekstrem seperti ini. Hal tersebut dapat mengganggu fungsi fisiologis penting. Gejala stres panas dapat berupa sakit kepala, pusing, keringat berlebihan, mual, muntah, serta detak jantung cepat namun lemah.

    China pun juga tengah menghadapi hal yang sama, menurut laporan dari badan meterologi China, saat ini sedang terjadi kenaikan suhu udara ekstrem yang bahkan memecahkan rekor terpanas nya pada Maret 2025 lalu.

    Suhu udara mencapai 40 derajat Celsius sejak pertengahan Juli ini. Di beberapa provinsi seperti Hubei dan Hunan suhu udara bahkan mencapai tertingginya yakni 50 derajat Celsius pada minggu lalu.

    Kenaikan suhu udara di China ini juga menciptakan permasalahan baru yakni melonjaknya permintaan listrik ke level tertinggi dalam sejarah, hingga menembus 1,5 miliar kilowatt. Kenaikan penggunaan Listrik ini seiring dengan meningkatnya penggunaan AC dan kipas angin untuk mengatasi kenaikan suhu udara.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wendy Red Velvet Dikabarkan Siap Comeback Solo setelah Tinggalkan SM

    Wendy Red Velvet Dikabarkan Siap Comeback Solo setelah Tinggalkan SM

    Seoul, Beritasatu.com – Wendy, personel grup K-Pop Red Velvet, dikabarkan tengah mempersiapkan comeback solo yang rencananya akan dirilis pada September 2025. Kabar ini dilaporkan secara eksklusif oleh sejumlah media Korea Selatan, Kamis (24/7/2025).

    Comeback ini akan menjadi yang pertama bagi Wendy sejak resmi meninggalkan agensi SM Entertainment pada April 2025, meski masih tergabung sebagai personel Red Velvet.  Setelah hengkang, Wendy kemudian menandatangani kontrak eksklusif dengan agensi baru, ASND sebagai penyanyi solo.

    Kembalinya penyanyi utama grup Red Velvet ke dunia musik sebagai penyanyi solo tersebu,  juga menjadi yang pertama setelah sempat rehat selama sekitar satu tahun enam bulan, sejak merilis mini album keduanya berjudul Wish You Hell pada Maret 2024.

    Hingga saat ini, pihak agensi belum memberikan pernyataan resmi terkait detail proyek maupun tanggal pasti perilisan comeback Wendy.

  • Im Si Wan ‘Squid Game’ Sumbang Rp 587 Juta untuk Korban Banjir Korea

    Im Si Wan ‘Squid Game’ Sumbang Rp 587 Juta untuk Korban Banjir Korea

    Seoul, Beritasatu.com- Bintang serial hit Squid Game, Im Si Wan menyumbangkan uang sebesar 50 juta won Korea atau sekitar Rp 587,3 juta untuk membantu upaya pemulihan kerusakan akibat banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Korea Selatan.

    Dikutip dari Allkpop, Minggu (20/7/2025), Asosiasi Bantuan Bencana Hope Bridge Korea menyampaikan, donasi dari sang aktor akan digunakan untuk membantu para korban terdampak hujan deras dan banjir yang telah menewaskan setidaknya empat orang tersebut.

    “Saya harap bantuan kecil ini dapat membantu para korban yang telah kehilangan rumah karena bencana banjir ini. Saya sungguh berharap hujan segera berhenti dan semua kerusakan bisa segera pulih,” kata Im Siwan.

    Im Si Wan dikenal sebagai salah satu aktor Korea yang aktif dalam kegiatan sosial. Ia diketahui telah beberapa kali menyalurkan bantuan melalui Hope Bridge dalam penanganan bencana alam yang melanda Korea Selatan  seperti kebakaran hutan, banjir, dan gempa bumi.

    Sekretaris Jenderal Hope Bridge Shin Hoon menyatakan, pihaknya sangat berterima kasih untuk bantuan nyata dari Im Siwan.

    “Kami berterima kasih kepada aktor Im Siwan atas ketulusan hatinya. Kami berharap lebih banyak orang akan berempati dengan penderitaan para korban dan orang-orang di sekitarnya,” ujar Hoon.

  • Tingkat Kelahiran Korsel Terendah di Dunia, Tapi Klinik Fertilitas Laku Keras

    Tingkat Kelahiran Korsel Terendah di Dunia, Tapi Klinik Fertilitas Laku Keras

    Seoul

    Meskipun menghadapi tekanan finansial dan budaya selama menjalani program IVF di Korea Selatan, Jang Sae-ryeon tetap bermimpi untuk memiliki anak (Jang Sae-ryeon)

    Ketika Kim Mi-ae memulai program bayi tabung (IVF) pada November lalu, dia tahu itu akan menjadi ujian kesabaran yang berat sesuatu yang sudah dia alami saat hamil anak pertamanya tiga tahun lalu.

    Namun, yang mengejutkannya kali ini adalah antrean yang “gila” di klinik fertilitas.

    “Ketika saya datang pada Januari, rasanya seolah-olah semua orang telah membuat resolusi tahun baru untuk punya bayi! Bahkan dengan reservasi, saya menunggu lebih dari tiga jam,” kata warga Seoul berusia 36 tahun itu.

    Ketika Korea Selatan terus berjuang dengan tingkat kelahiran terendah di dunia, klinik kesuburan semakin diminati — titik terang dalam krisis demografis negara tersebut.

    Antara 2018 dan 2022, jumlah perawatan kesuburan yang dilakukan di negara tersebut meningkat hampir 50% menjadi 200.000. Tahun lalu, satu dari enam bayi di Seoul lahir dengan bantuan perawatan kesuburan.

    “Kita memiliki generasi muda yang terbiasa mengendalikan hidupnya,” kata Sarah Harper CBE, profesor Gerontologi di Universitas Oxford.

    Kontrol tersebut, tambahnya, dapat berupa perempuan lajang yang membekukan telurnya atau mencoba program bayi tabung ketika tidak dapat hamil.

    “Pada generasi sebelumnya, ada sikap menerima bahwa hamil atau tidak hamil adalah sesuatu yang kurang direncanakan. Kini perempuan Korea mengatakan, ‘Saya ingin merencanakan hidup saya.’”

    Ini adalah kabar baik bagi pemerintah Korea Selatan, yang berusaha mengangkat negara tersebut dari krisis demografis.

    Satu dari lima orang di Korea Selatan kini berusia 65 tahun atau lebih. Sebagai proporsi dari total populasi negara, belum pernah ada jumlah bayi sesedikit ini.

    Pada 2024, tingkat kelahiran di Korea Selatan naik untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun (Getty Images)

    Negara ini telah berulang kali memecahkan rekornya sendiri sebagai negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia:

    0,98 bayi per perempuan pada 2018;

    Jika tren ini berlanjut, para ahli memperingatkan bahwa populasi 50 juta orang dapat berkurang setengahnya dalam 60 tahun.

    Namun, baru-baru ini ada alasan untuk bersikap optimis dengan hati-hati: alih-alih mencapai rekor terendah lagi, tingkat kelahiran Korea Selatan naik sedikit menjadi 0,75 pada tahun 2024kenaikan pertama dalam sembilan tahun.

    “Ini adalah kenaikan kecil, tetapi tetap berarti,” kata Seulki Choi, seorang profesor di Sekolah Kebijakan Publik dan Manajemen Institut Pengembangan Korea.

    Masih terlalu dini untuk menentukan apakah ini awal dari pembalikan yang sangat dibutuhkan atau hanya fluktuasi sementara.

    Angka kelahiran Korea Selatan tetap jauh di bawah rata-rata global sebesar 2,2. Namun, banyak pihak seperti Choi tetap optimis dengan waspada.

    “Jika tren ini berlanjut, ini bisa menandakan pergeseran jangka panjang,” kata Choi. “Kita perlu memantau bagaimana sikap generasi muda terhadap pernikahan dan memiliki anak berubah.”

    Selama bertahun-tahun, memiliki anak bukanlah hal yang ada di pikiran Park Soo-in. Dia sibuk bekerja, sering kali baru pulang dari pekerjaannya di bidang periklanan pada pukul 04:00.

    “Saya bekerja di perusahaan dengan jam lembur yang tak ada habisnya, jadi itu bahkan bukan sesuatu yang bisa saya pertimbangkan secara realistis,” kata perempuan berusia 35 tahun itu.

    Segalanya mulai berubah setelah dia menikah dua tahun lalu. Dia mendapatkan pekerjaan baru dengan jam kerja yang lebih baikdan teman-temannya mulai memiliki keturunan.

    “Melihat dan berinteraksi dengan anak-anak mereka bikin saya merasa tidak terlalu tertekan, ” katanya. “Dan melihat suami saya mengambil inisiatif, melakukan riset tentang kehamilan dan persalinan, serta menunjukkan usaha yang nyata, bikin saya yakin bahwa kita bisa melakukannya.”

    Angka kelahiran di Korea Selatan mengalami peningkatan tipis pada 2024 (Getty Images)

    Ketika Park dan suaminya mengalami kesulitan untuk memiliki anak, mereka memutuskan untuk mencoba pengobatan kesuburan. Banyak orang lain juga melakukan hal yang sama, yang memperkuat proyeksi bahwa industri yang sedang berkembang ini dapat bernilai lebih dari US$2 miliar pada 2030.

    “Ini sebenarnya merupakan sinyal penting bagi pembuat kebijakan bahwa masih ada perempuan yang ingin memulai keluarga tetapi menghadapi hambatan untuk melakukannya,” kata Jennifer Sciubba, Presiden dan CEO Population Reference Bureau, sebuah organisasi nirlaba di Washington, DC.

    “Lebih dari segalanya, ini adalah tanda bahwa orang-orang tidak mampu memenuhi keinginan mereka untuk memiliki anak.”

    Sulitnya hamil hanyalah salah satu hambatan. Di balik krisis populasi Korea Selatan terdapat berbagai tekanan sosial dan finansial mulai dari norma patriarki yang menempatkan sebagian besar tanggung jawab pengasuhan anak pada perempuan hingga jam kerja yang panjang dan biaya pendidikan yang tinggi yang membuat banyak orang muda enggan memiliki anak.

    Bagi sebagian orang, impian tersebut hanya tertunda. Lebih dari setengah penduduk Korea Selatan mengatakan mereka ingin memiliki anak tetapi tidak mampu membiayainya, menurut laporan PBB. Saat perempuan Korea Selatan melahirkan anak pertama, usia rata-rata mereka adalah 33,6 tahun salah satu yang tertinggi di dunia.

    “Jika melihat ke belakang, mungkin lebih baik memulai lebih awal,” kata Park. “Tapi secara realistis sekarang terasa seperti waktu yang tepat. Di akhir usia 20-an, saya tidak memiliki kemampuan finansial untuk memikirkan pernikahan atau anak.”

    Hal yang sama berlaku bagi Kim, yang menghabiskan tiga tahun menabung untuk pernikahan dan empat tahun lagi untuk memiliki anak.

    “Orang-orang menghabiskan masa mudanya untuk belajar, mencari pekerjaan, dan menghabiskan uang untuk mempersiapkan hidup. Dan saat mereka siap untuk menetap, seringkali sudah terlambat,” katanya. “Tapi semakin lama menunda, semakin sulit [untuk hamil], baik secara fisik maupun emosional.”

    Bagi mereka yang memilih bayi tabung, proses mencoba hamil juga menjadi jauh lebih mahal.

    “Sulit untuk mengatakan berapa tepatnya biaya IVF karena sangat bervariasi tergantung pada orang dan siklusnya,” kata Kim. “Ini adalah pengeluaran besar dan tidak terduga yang benar-benar dapat mempengaruhi keuangan Anda.”

    Sebagai bagian dari upaya terkoordinasi untuk meningkatkan tingkat kelahiran, pemerintah Korea Selatan telah memperluas dukungan untuk perawatan kesuburan. Seoul kini memberikan subsidi hingga 2 juta won Korea ($1.460; Pound 1.100) untuk pembekuan sel telur dan 1,1 juta won untuk setiap perawatan bayi tabung

    Namun, meskipun ada subsidi pemerintah, Kim mengatakan dia menghabiskan lebih dari 2 juta won pada Januari untuk bayi tabung sebagian besar untuk biaya tambahan yang tidak ditanggung subsidi, seperti suplemen dan tes tambahan.

    Dan dengan kurang dari setengah siklus bayi tabung yang berhasil, biaya dapat menumpuk dengan cepat.

    Hal ini juga dialami oleh Jang Sae-ryeon di Provinsi Jeolla bagian barat daya. Perempuan berusia 37 tahun ini memulai pengobatan kesuburan dua tahun lalu dan telah menjalani lima siklus IVF, masing-masing menghabiskan sekitar 1,5 juta won.

    “Saya berharap semuanya berhasil setelah satu atau dua kali mencoba, tapi bagi kebanyakan orang, itu tidak terjadi,” katanya. “Tanpa uang, Anda tidak bisa melanjutkan. Itu kenyataannya. Dan menurut saya, itulah bagian yang paling membuat frustrasi.”

    Tantangan yang sama beratnya, kata mereka, adalah tekanan di tempat kerja saat berkomitmen pada jadwal bayi tabung yang padat.

    Meskipun perusahaan di Korea Selatan menawarkan beberapa hari cuti untuk perawatan kesuburan, mereka mengatakan bahwa dalam praktiknya sulit untuk memanfaatkannya. Kim mengatakan dia menjalani IVF untuk anak pertamanya tanpa mengambil cuti sama sekali. Jang, sementara itu, mengatakan rekan kerjanya meminta dia menunda perawatannya.

    “Hal itu membuat saya merasa bahwa IVF dan pekerjaan penuh waktu tidak bisa dipadukan,” kata Jang. “Jadi saya resign. Tapi setelah keluar, saya mengalami kesulitan finansial. Hal itu membuat saya harus resign lagi dan mencari pekerjaan baru.”

    Tekanan finansial dan budaya seperti itu mungkin telah meredam impian banyak orang Korea Selatan untuk memiliki anak, tetapi tidak bagi Jang.

    Dia masih menangis saat mengingat dua kehamilan di awal pernikahannya keduanya berakhir dengan keguguran.

    “Anda tahu, kan, orang bilang saat punya anak, Anda merasa cinta yang tak terbatas?” katanya. “Saya pikir memiliki anak yang mirip dengan kami berdua dan membangun keluarga bersama adalah salah satu bentuk kebahagiaan terbesar yang bisa dirasakan seseorang.”

    Lihat juga Video: 23 Ribu Bayi Lahir di Korea Selatan, Naik 11 Persen dari Tahun Lalu

    (nvc/nvc)

  • Pemerintah Korsel catat tekanan penurunan imbas tarif AS

    Pemerintah Korsel catat tekanan penurunan imbas tarif AS

    Seoul (ANTARA) – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (18/7) terus mencatat tekanan penurunan pada ekonomi negara Asia itu yang disebabkan oleh pengenaan tarif Amerika Serikat (AS) dan terhambatnya pemulihan permintaan domestik.

    Dalam laporan bulanannya, yang disebut Green Book, Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korsel mengatakan ekonomi negara itu telah berada dalam tekanan penurunan, seperti melambatnya ekspor, karena memburuknya kondisi eksternal yang disebabkan oleh penerapan tarif AS.

    Kementerian tersebut mengungkapkan bahwa ekonomi negara sedang menghadapi perlambatan dalam pemulihan konsumsi dan investasi konstruksi, serta isu minimnya ketersediaan lapangan kerja yang terus berlanjut, terutama bagi kelompok-kelompok rentan.

    Namun, pihak kementerian mengatakan tanda-tanda positif mulai muncul, seperti sentimen konsumen yang membaik.

    Meski demikian, kekhawatiran masih membayangi ekonomi global mengingat pemberlakuan tarif AS telah menyebabkan dampak buruk pada lingkungan perdagangan serta menyebabkan volatilitas terus membayangi pasar keuangan global.

    Sentimen di kalangan konsumen terhadap situasi ekonomi menunjukkan peningkatan dalam tiga bulan berturut-turut pada Juni, terkait dengan ekspektasi terhadap pelantikan pemerintahan Lee Jae-myung pada 4 Juni dan rencana anggaran tambahannya untuk menggenjot permintaan konsumen.

    Ekspor naik 4,3 persen pada Juni dari setahun sebelumnya, berkat permintaan semikonduktor yang lebih tinggi, tetapi pengiriman ke AS mempertahankan tren penurunan selama tiga bulan berturut-turut.

    Penjualan retail, yang mencerminkan konsumsi swasta, turun 0,2 persen pada Mei dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, dan investasi konstruksi anjlok 20,8 persen pada periode tersebut.

    Jumlah lapangan kerja naik 183.000 pada Juni dari tahun sebelumnya, dan tingkat pengangguran turun 0,1 poin persentase menjadi 2,8 persen. Harga-harga konsumen naik 2,2 persen pada Juni secara tahunan, lebih cepat dari kenaikan 1,9 persen pada Mei.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Siasat Pemerintah Korsel usai Lebih dari 3 Ribu Warganya ‘Mati Kesepian’

    Siasat Pemerintah Korsel usai Lebih dari 3 Ribu Warganya ‘Mati Kesepian’

    Jakarta

    Lebih dari 3.600 orang meninggal karena kesepian pada 2023, di Seoul, Korea Selatan. Ini merupakan kasus orang yang meninggal dalam kesendirian, jenazah baru ditemukan pasca berhari-hari hingga hitungan bulan setelah meninggal.

    Pemerintah setempat akhirnya membentuk sebuah pusat di Dongdaemun, sebelah timur Seoul, yang ditujukan untuk orang-orang merasa kesepian. Tempat inilah yang disebut ‘mind convenience stores’ atau semacam toko serba ada (toserba).

    Eom Mi-hui menjadi salah satu orang yang menikmati fasilitas tersebut. Wanita itu duduk di spa kaki infra-red dengan ekspresi puas di wajahnya.

    “Rasanya sangat nyaman. Badan saya sedang tidak enak, jadi saya rasa spa kaki bisa membantu,” tutur wanita 53 tahun itu yang dikutip dari The Guardian.

    Inilah toko serba ada atau ‘mind convenience stores’ bagi warga kesepian. Mereka dapat duduk dengan nyaman, menikmati hidangan sederhana, menonton film, atau sekadar menghabiskan waktu bersama.

    Orang-orang tidak perlu berbicara. Idenya adalah bahwa interaksi pasif sekalipun dapat membantu memerangi epidemi kesepian di kota ini. Konselor pun tersedia bagi mereka yang membutuhkan dukungan lebih mendalam.

    Survei Seoul Institute tahun 2022 menemukan bahwa 62 persen satu orang dalam sebuah rumah tangga mengalami kesepian. Sementara perkiraan kota menunjukkan 130.000 anak muda menderita isolasi sosial.

    Akhir tahun lalu, Wali Kota Oh Se-hoon meluncurkan inisiatif ‘Seoul tanpa kesepian’, sebuah program lima tahun yang menginvestasikan ratusan miliar won untuk mengatasi ini.

    “Tingkat kebahagiaan yang rendah, tingkat bunuh diri yang tinggi, dan depresi semuanya berkaitan dengan kesepian. Kita perlu mengatasi kesepian itu sendiri,” kata Oh Se-hoon.

    Perwakilan departemen anti-kesepian baru di Seoul, Kim Se-heon mengatakan kebijakan kesepian yang sebelumnya berlaku di negara itu ditujukan bagi orang-orang di negara-negara terisolasi yang berada di titik krisis.

    “Namun, kami menyadari bahwa kami perlu mengatasi kesepian itu sendiri, yaitu dengan keadaan emosional subjektif yang ada sebelum isolasi dan penarikan diri,” lanjutnya.

    Eom merupakan seorang wanita yang tinggal sendiri dan berjuang melawan masalah kesehatan mental. Ia merasa sedih bila tinggal di rumah, yang menurutnya bisa memperburuk keadaan.

    “Tidak ada tempat untuk pergi, dan hanya memakai sepatu saja bisa sulit. Tapi, saat ada tempat seperti ini, saya berpikir akan ke sana (mind convenience stores), dan keluar terasa lebih mudah,” terangnya.

    Cabang di Dongdaemun adalah salah satu dari empat lokasi toserba yang telah resmi dibuka pada Maret 2025. Konsep toserba ini sengaja untuk menghindari stigma sekaligus mengambil nilai budaya Korea.

    Pyeonuijeom adalah tempat umum di lingkungan tempat orang-orang mampir sepanjang hari untuk membeli camilan atau minuman. Keakraban ini membuat tempat di Dongdaemun terasa mudah diakses.

    “Tempat ini seperti perpaduan kafe dan toko serba ada,” beber Eom.

    Tempat yang Bersahabat

    Di lokasi Dongdaemun, pengunjung mengisi penilaian kesepian singkat yang terdiri dari lima pertanyaan sebelum menggunakan fasilitas. Mereka dapat menyajikan mi instan, dengan frekuensi makan tergantung pada tingkat isolasi mereka yang dinilai.

    Pria bernama Lee Won-tae (51) mengungkapkan bahwa pusat tersebut dengan cepat menjadi bagian dari rutinitas hariannya. Sebab, baru di daerah ini ia masih membangun koneksi, ia berkunjung hampir setiap hari sebagai bagian dari rutinitas berjalan kaki untuk mengatasi masalah kakinya.

    “Saya belum punya banyak teman dekat. Saya sering berjalan, tetapi saat saya melangkah terlalu jauh, rasanya sulit. Saya datang ke sini, istirahat sejenak, lalu melanjutkan perjalanan,” ujarnya.

    Won-tae tidak mencari sosialisasi yang intens. Tempat itu menjadi lokasi beristirahat yang tepat baginya.

    Konseling Bagi Pengunjung

    Yoo Dong-heon, pekerja sosial yang mengelola pusat Dongdaemun dan memberikan konseling kepada pengunjung, mengatakan permintaan telah melampaui semua ekspektasi dengan peningkatan jumlah pengunjung harian yang stabil.

    “Orang-orang datang tidak hanya dari distrik lain di Seoul tetapi juga dari kota-kota di luar ibu kota, termasuk Gimpo, Uijeongbu, dan bahkan Ansan,” kata Dong-heon.

    “Pagi ini, seseorang datang dan telah mencoba bunuh diri beberapa kali, dengan luka yang masih terlihat di tangannya. Untuk orang-orang seperti itu, kami segera menghubungkan mereka dengan layanan kesejahteraan,” tambahnya.

    Menurut sukarelawan konselor aktivitas penyembuhan di pusat tersebut, Lee In-sook, pemulihan untuk kondisi kesepian ini panjang dan sulit. Tetapi, sekarang ia menggunakan pengalaman pribadinya untuk membimbing orang lain.

    Ia bekerja di pusat tersebut seminggu sekali. In-sook mengungkapkan pendekatannya pada orang-orang yang datang diperlukan kesabaran.

    “Beberapa orang datang ke sini dan awalnya tidak mau berbicara dengan orang asing. Itu normal,” terang In-sook.

    “Tetapi secara bertahap, seiring mereka terbiasa dengan tempat ini, mereka mulai merasa nyaman untuk berbagi,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kesepian Ternyata Tingkatkan Risiko Pikun”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Taeil Eks ‘Nct’ Ajukan Banding Seusai Divonis 3,5 Tahun Penjara

    Taeil Eks ‘Nct’ Ajukan Banding Seusai Divonis 3,5 Tahun Penjara

    Seoul, Beritasatu.com- Moon Taeil, mantan anggota grup K-Pop Nct dilaporkan telah  mengajukan banding atas putusan pengadilan, meskipun pada persidangan sebelumnya ia telah mengakui bersalah atas kasus pemerkosaan yang ia lakukan.  

    Dilansir dari Allkpop, Jumat (18/7/2025) Taeil mengajukan banding pada Rabu (16/7/2025) menyusul putusan awal dalam persidangan yang dipimpin oleh Hakim Lee Hyun Kyung di Pengadilan Distrik Pusat Seoul yang menjatuhkan hukuman penjara selama tiga tahun enam bulan.

    Selain Taeil, jaksa penuntut umum juga mengajukan banding karena menilai vonis tersebut terlalu ringan. Sebelumnya, jaksa menuntut hukuman tujuh tahun penjara.

    “Jenis kejahatan ini sangat serius dan tercela secara moral,” ujar jaksa.

    Pada Selasa (10/7/2025) Taeil langsung ditahan setelah dijatuhi vonis bersama dua terdakwa lainnya. Berdasarkan Undang-Undang tentang Kasus Khusus Mengenai Hukuman Kejahatan Seksual, ketiganya dinyatakan bersalah atas tindakan pemerkosaan.

    Pengadilan mengungkapkan, ketiga terdakwa termasuk Taeil memanfaatkan korban yang sedang dalam kondisi tidak sadar.

    “Para terdakwa memanfaatkan kondisi korban yang tidak berdaya untuk melakukan kejahatan tersebut. Sifat pelanggaran ini sangat mengerikan. Akibatnya, korban diyakini mengalami trauma psikologis yang signifikan,” bunyi pernyataan pengadilan.

    Sebagai informasi, selain hukuman penjara tiga tahun enam bulan,  pengadilan juga memerintahkan Taeil beserta dua orang pelaku lainnya untuk menyelesaikan 40 jam program pendidikan terkait kekerasan seksual.

    Sebelumnya, Taeil dan dua orang temannya tersebut diadili atas tuduhan kekerasan berat. Dalam persidangan, ketiganya mengakui telah memperkosa bersama-sama seorang korban perempuan berkewarganegaraan China dalam keadaan mabuk pada Juni 2024.

  • Korsel Dilanda Banjir, 4 Orang Tewas dan 5 Ribu Orang Mengungsi

    Korsel Dilanda Banjir, 4 Orang Tewas dan 5 Ribu Orang Mengungsi

    Jakarta

    Hujan deras yang mengguyur selama 3 hari mengakibatkan banjir di Korea selatan. Sebanyak 4 orang tewas dan lebih dari 5.000 orang mengungsi akibat banjir tersebut.

    Dilansir Reuters, Jumat (18/7/2025), banjir tersebut juga menghancurkan properti dan infrastruktur Korsel. Berdasarkan keterangan Kementerian Keamanan, beberapa wilayah di selatan, termasuk kota Gwangju, dilanda hujan deras yang memecahkan rekor, lebih dari 400 milimeter (16 inci) dalam 24 jam terakhir hingga Jumat pagi.

    Sebanyak empat orang tewas dan satu orang masih hilang akibat banjir. Dua orang terjebak di dalam mobil di jalanan yang banjir, dan seorang lainnya tewas di ruang bawah tanah yang terendam banjir di Provinsi Chungcheong Selatan bagian tengah.

    Selain itu pejabat pemadam kebakaran menyebut, seorang pengemudi juga tewas setelah tembok pinggir jalan setinggi 10 meter (33 kaki) roboh menimpa kendaraan yang sedang bergerak pada hari Rabu di Osan, sekitar 44 kilometer (27 mil) selatan Seoul.

    Peringatan hujan deras masih diberlakukan di sebagian besar wilayah barat dan selatan negara itu. Layanan cuaca juga mengimbau warga untuk berhati-hati terhadap tanah longsor dan banjir hingga Sabtu.

    Sementara itu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dijadwalkan mengadakan pertemuan darurat mengenai cuaca pada hari ini.

    (yld/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • UMKM Bali ikuti pameran di Korsel perluas pangsa pasar 

    UMKM Bali ikuti pameran di Korsel perluas pangsa pasar 

    Denpasar (ANTARA) –

    Tujuh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Bali binaan Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara mengikuti pameran bisnis di Korea Selatan untuk memperluas pangsa pasar.

    “Pameran itu langkah tepat untuk produk UMKM dalam negeri mendapat akses pasar ekspor,” kata Manajer Komunikasi, Relasi dan TJSL Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Denpasar, Bali, Kamis.

    UMKM binaan itu telah melalui kurasi dengan produk unggulan khas daerah Bali yang ditampilkan kepada pelaku bisnis dan publik di Pameran Koima Seoul, Korea Selatan.

    Tujuh UMKM itu yakni Haluan Bali, Dian Art, Bali Ayu, Dede Satoe, Bali Conservana, Bali Pure dan Bali Honey dengan membawa produk unggulan mulai dari fesyen, aksesori, makanan olahan hingga produk spa.

    Total ada 23 pelaku UMKM tanah air yang diboyong ke negeri ginseng itu untuk pameran bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Korea Selatan.

    Salah satu UMKM asal Pulau Dewata itu yakni Bali Pure yang merupakan salah satu mitra binaan yang berasal dari Kabupaten Buleleng, Bali.

    UMKM itu memamerkan produk herbal yaitu minyak kelapa organik, produk perawatan tubuh, bahkan mendapatkan penawaran untuk menjajaki potensi kerja sama dengan pengusaha di Korea Selatan.

    Ada pun performa penjualan untuk produk UMKM Indonesia terjual lebih dari 80 persen dan potensi transaksi menembus lebih dari Rp500 juta.

    Sementara itu, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul Ali Andhika Wardhana mengapresiasi BUMN bidang minyak dan gas bumi itu dan Kementerian Perdagangan yang telah membawa UMKM binaan terbaiknya di Seoul.

    “Ini tentunya sebagai bentuk dukungan kepada para UMKM dengan berbagai produk unggulannya untuk dapat menembus pasar global khususnya di Korea Selatan,” kata Ali Andhika.

    Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bomber Nuklir AS Wara-wiri Dekat Korut, Kim Jong Un Ancam Begini

    Bomber Nuklir AS Wara-wiri Dekat Korut, Kim Jong Un Ancam Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Utara (Korut) menuduh Amerika Serikat (AS) mengancam perdamaian regional di sekitar kawasan Asia Timur. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Kebijakan Kementerian Pertahanan Korut, Minggu (13/7/2025).

    Dalam pernyataannya, Pyongyang mengklaim bahwa kegiatan militer gabungan antara AS dan kedua sekutunya, Korea Selatan dan Jepang, merupakan “faktor bahaya utama” yang meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea. Pasalnya, Washington membawa pesawat pengebom B-52H, Tokyo membawa F-2, dan Seoul membawa dua jet tempur KF-16.

    “Merupakan hak kedaulatan kami untuk mengambil tindakan balasan terhadap tindakan militer provokatif seperti langkah-langkah untuk memperkuat aliansi militer multilateral yang mengancam keamanan kawasan dan latihan militer gabungan yang jelas-jelas bersifat agresif,” demikian peringatan pernyataan tersebut dikutip Newsweek.

    Kementerian Pertahanan Korut juga menyatakan bahwa angkatan bersenjata negara tersebut tetap berada dalam “kesiapsiagaan militer yang konstan” untuk melawan apa yang disebutnya “provokasi kolektif” oleh AS dan sekutunya, mencegah agresi mereka, dan menanggapi “tindakan perang”.

    “Kami menyatakan keprihatinan yang mendalam atas tindakan permusuhan (AS, Jepang, dan Korea Selatan) yang terus-menerus melakukan tindakan militer yang provokatif dan mengancam,”

    “Sementara dengan sengaja mengabaikan masalah keamanan (Korut) dan memperingatkan dengan tegas konsekuensi serius yang akan ditimbulkannya terhadap situasi regional,” tuturnya.

    Pesawat pengebom B-52H mampu membawa hingga 70.000 pon persenjataan, seperti bom dan rudal, menurut Angkatan Udara AS. Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, 46 dari 76 pesawat pengebom B-52H berkemampuan nuklir, sementara sisanya hanya bersenjata konvensional.

    Belum jelas apakah pesawat pengebom AS yang berpartisipasi dalam latihan gabungan tersebut berkemampuan nuklir. Namun, setiap pesawat B-52H yang berkemampuan nuklir dapat membawa hingga 20 rudal jelajah AGM-86B yang diluncurkan dari udara.

    Atas pengerahan armada ini, Komando Indo-Pasifik AS mengatakan bahwa niatnya hanya untuk melindungi wilayah Indo-Pasifik menjadi tempat yang kondusif dan bebas dari ancaman.

    “Komitmen teguh kami menumbuhkan kepercayaan, memperkuat kerja sama, dan memperkuat tekad serta kemampuan kolektif untuk menjaga keamanan dan stabilitas di Indo-Pasifik,” paparnya.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]