kab/kota: Seoul

  • Eks Ibu Negara Korsel Ditangkap, Jaksa Geledah Kantor Partai Yoon Suk Yeol

    Eks Ibu Negara Korsel Ditangkap, Jaksa Geledah Kantor Partai Yoon Suk Yeol

    Seoul

    Jaksa Korea Selatan (Korsel) menggeledah kantor pusat Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang menaungi mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yang kini dipenjara terkait kasus penetapan darurat militer. Penggeledahan ini dilakukan sehari setelah istri Yoon atau mantan Ibu Negara Korsel, Kim Keon Hee, resmi ditangkap.

    Jaksa Korsel mengatakan seperti dilansir AFP, Rabu (13/8/2025), penggeledahan kantor pusat PPP itu bertujuan untuk mengumpulkan bukti campur tangan Kim, istri Yoon, dalam pemilu parlemen. Kim diduga mencampuri proses pencalonan anggota parlemen PPP, yang melanggar undang-undang pemilu.

    Yoon mundur dari PPP pada Mei lalu setelah diberhentikan dari jabatannya, namun dia tetap mendukung capres dari partai tersebut saat pilpres dadakan yang dimenangkan oleh Lee Jae Myung dari Partai Demokrat.

    Kim yang ditangkap pada Selasa (12/8) malam waktu setempat, terjerat berbagai tuduhan termasuk manipulasi saham, campur tangan pemilu, dan korupsi.

    Penangkapan itu terjadi beberapa jam setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul meninjau permintaan jaksa agar surat perintah penangkapan diterbitkan untuk mantan Ibu Negara yang berusia 52 tahun itu.

    Jaksa menyerahkan dokumen setebal 848 halaman yang memaparkan argumen mengenai dugaan “tindakan melawan hukum” yang dilakukan Kim. Pengadilan kemudian mengabulkan permintaan jaksa dan merilis surat perintah penangkapan terhadap Kim, dengan alasan dia berisiko memanipulasi bukti.

    Penggeledahan itu menuai kecaman dari pemimpin oposisi Korsel, Song Eon Seog dari PPP, yang menyebutnya sebagai “perilaku gangster”.

    “Saya tidak dapat menahan kemarahan saya atas penindasan politik dan pembalasan kejam yang dilakukan pemerintahan Lee Jae Myung terhadap oposisi, yang dipelopori oleh jaksa penuntut khusus,” kata Song dalam konferensi pers.

    Dakwaan yang dijeratkan jaksa terhadap mantan Ibu Negara Korsel mencakup pelanggaran undang-undang pasar modal dan investasi keuangan, serta undang-undang pendanaan politik.

    Penangkapan Kim menandai kejatuhan dramatis bagi mantan pasangan nomor satu di Korsel tersebut, setelah deklarasi darurat militer yang mengejutkan oleh Yoon pada 3 Desember tahun lalu memicu kekacauan di negara tersebut.

    Yoon, yang mantan Jaksa Agung Korsel, dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya pada April lalu karena deklarasi darurat militer tersebut. Dia ditahan sejak 10 Juli lalu, dengan penyelidikan terhadap kasus-kasusnya terus berlangsung.

    Dengan penangkapan Kim, istri Yoon, maka kini Korsel memiliki mantan Presiden dan mantan Ibu Negara yang sama-sama berada di balik jeruji besi untuk pertama kalinya dalam sejarah negara tersebut.

    Para jaksa Korsel juga menggeledah sebuah perusahaan interior yang diduga terkait dengan Kim sehubungan dugaan favoritisme dalam perbaikan kantor kepresidenan semasa Yoon menjabat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Polisi Lepaskan Tembakan di Bandara Sydney dalam Penangkapan

    Polisi Lepaskan Tembakan di Bandara Sydney dalam Penangkapan

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah informasi pilihan dari sejumlah negara dalam 24 jam terakhir.

    Berita dari Australia menjadi pembuka edisi Rabu, 13 Agustus 2025.

    Polisi lepaskan tembakan di bandara Sydney

    Tembakan dilepaskan saat petugas polisi federal berusaha menangkap seorang pria di dalam terminal domestik bandara Sydney, Rabu pagi (13/08).

    Polisi federal Australia (AFP) mengatakan mereka datang setelah ada permintaan bantuan dari sebuah maskapai penerbangan karena pria berusia 41 tahun tersebut “berperilaku mencurigakan” di konter check-in.

    “Hari ini … ketika petugas mencoba berbicara dengan pria itu, ia diduga menjadi agresif secara verbal dan fisik, dan kemudian ditangkap,” ujar Scott Raven dari AFP.

    Saat penangkapan, AFP mengatakan salah satu senjatanya tidak sengaja ditembakkan.

    Kemudian peluru yang ditembakkan bersarang di oven salah satu kafe di terminal, hanya satu meter dari tempat senjata tersebut ditembakkan.

    Kebakaran hutan melanda tujuan wisata di seluruh Eropa

    Petugas pemadam kebakaran di Spanyol, Portugal, Yunani, Turki, dan kawasan Balkan sedang berjuang mengatasi kebakaran hutan, akibat gelombang panas yang menyebabkan suhu udara di atas 40 derajat Celcius.

    Menurut para ilmuwan, pemanasan global menyebabkan wilayah Mediterania mengalami musim panas yang lebih panas dan kering, diikuti kebakaran hutan yang melonjak setiap tahun.

    “Kami sedang dimasak hidup-hidup, ini tidak bisa terus berlanjut,” kata Alexandre Favaios, seorang wali kota di Portugal.

    Di pinggiran ibu kota Spanyol, Madrid, kebakaran menewaskan seorang pria, melalap beberapa rumah dan peternakan, tetapi berhasil dipadamkan pada hari Selasa (12/08), kata otoritas regional.

    Korsel perintahkan penangkapan istri mantan presiden

    Penyidik sedang berupaya mendakwa Kim Keon Hee atas berbagai dugaan kejahatan, termasuk penyuapan, manipulasi saham, dan campur tangan dalam pemilihan kandidat.

    Tim investigasi yang dipimpin oleh Jaksa Khusus Min Joong-ki, yang ditunjuk pada bulan Juni oleh Presiden liberal baru Lee Jae Myung, menginterogasi Kim selama sekitar 7 jam pekan lalu sebelum menangkapnya.

    Permintaan penangkapan dari jaksa khusus diterbitkan kemarin jelang tengah malam (12/08), setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul mempertimbangkan risiko Kim menghilangkan barang bukti.

    Kim akan ditahan di pusat penahanan di Seoul selatan, terpisah dari fasilitas penahanan suaminya, mantan presiden Yoon.

    Penyiksaan sistematis diduga terjadi di fasilitas penahanan Myanmar

    Temuan penyelidik yang didukung PBB mengatakan mereka menemukan bukti penyiksaan sistematis yang dilakukan pasukan keamanan Myanmar dan mengidentifikasi beberapa pelaku paling senior.

    Mekanisme Investigasi Independen untuk Myanmar (IIMM) sudah berbicara dengan 1.300 narasumber dalam penelitian di balik temuan terbarunya.

    IIMM sedang menyelidiki pelanggaran di Myanmar sejak 2011, termasuk kejahatan yang dilakukan terhadap minoritas Muslim Rohingya pada tahun 2017 ketika ratusan ribu orang terpaksa melarikan diri dari tindakan keras militer, serta pelanggaran sejak kudeta.

    Seorang juru bicara pemerintah Myanmar yang didukung militer tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuters.

  • Eks Ibu Negara Korsel Ditahan Kejaksaan Terkait Kasus Dugaan Korupsi

    Eks Ibu Negara Korsel Ditahan Kejaksaan Terkait Kasus Dugaan Korupsi

    Jakarta

    Mantan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, ditangkap atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi. Kim Keon Hee kini ditahan jaksa.

    “Surat perintah penangkapan terhadap Kim telah dikeluarkan,” kata jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan singkat sebagaimana laporan Yonhap yang dilansir AFP, Rabu (13/8/2025).

    Penangkapan itu terjadi beberapa jam setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul meninjau permintaan surat perintah penangkapan dari jaksa. Hingga akhirnya surat perintah itu dikabulkan dengan alasan risiko perusakan barang bukti.

    Dengan penangkapan tersebut, Korea Selatan kini memiliki mantan presiden dan Ibu Negara yang keduanya berada di balik jeruji besi — kasus pertama dalam sejarah negara tersebut.

    Dakwaan terhadap Kim mencakup pelanggaran hukum pasar modal dan investasi keuangan, serta hukum dana politik. Kim Keon Hee diketahui istri dari mantan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol yang juga ditahan karena deklarasi darurat militernya.

    “Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah meskipun saya bukan orang penting,” kata Kim saat tiba di kantor kejaksaan pada hari Rabu.

    Masalah mengenai dugaan manipulasi saham ini sebenarnya bukan masalah baru. Banyak isu yang beredar bahwa Kim memiliki peran dalam kasus manipulasi saham.

    Selain itu, sebuah video yang direkam pada tahun 2022 juga menunjukkan Kim menerima tas tangan Dior dari seorang penggemar yang mengaku dirinya sendiri kembali memicu kritik publik. Dia juga dituduh mencampuri proses pencalonan anggota parlemen dari partai Yoon, yang melanggar hukum pemilu Korsel.

    Simak Video: Susul Suaminya, Mantan Ibu Negara Korsel Ditahan

    (zap/yld)

  • Korsel Kerahkan Raksasa Teknologi untuk Saingi AI China dan AS

    Korsel Kerahkan Raksasa Teknologi untuk Saingi AI China dan AS

    Seoul

    Korea Selatan menugaskan beberapa perusahaan terbesar dan startup domestik untuk membangun model AI nasional yang sebagian besar menggunakan teknologi dalam negeri. Mereka ingin menjaga agar negara tersebut tetap sejajar dengan AS dan China.

    Proyek ini akan menampilkan kekuatan teknologi Korsel, mulai dari semikonduktor hingga software. Seoul berupaya menciptakan industri AI yang hampir mandiri dan memposisikan diri sebagai alternatif China dan AS.

    “Meski AI berdaulat merupakan tren yang berkembang, pendekatan Korsel berbeda. Negara ini bertujuan menggabungkan dominasinya dalam produksi chip memori dengan pengembangan AI lokal,” ujar Nick Patience, pimpinan The Futurum Group, kepada CNBC yang dikutip detikINET.

    Kementerian Sains dan TIK (MSIT) mengumumkan lima konsorsium untuk mengembangkan model AI. Salah satunya dipimpin SK Telecom, raksasa telekomunikasi Korea dan termasuk perusahaan game Krafton, startup chip Rebellions serta perusahaan lain. Ada tim lain dipimpin beberapa perusahaan terkemuka di sana, termasuk LG dan Naver.

    “Kami sedang melalui titik penting dalam pengembangan teknologi. Jadi Korea di tingkat nasional, berfokus untuk memastikan bahwa kami meletakkan fondasi teknis agar daya saing kami terjaga. Korea punya banyak entitas yang akan unggul menciptakan industri AI yang besar,” ujar Kim Taeyoon dari SK Telecom.

    Misalnya, SK Hynix memproduksi memori bandwidth tinggi (HBM) yang krusial bagi produk Nvidia. Samsung juga pemain memori besar. SK Telecom telah memperluas bisnisnya ke data center. Sementara Rebellions, bagian konsorsium SKT, mengembangkan chip yang dirancang menangani beban kerja AI.

    Adapun Samsung punya bisnis manufaktur chip sendiri. “Ini berarti negara ini memiliki seluruh rangkaian AI, mulai chip hingga cloud hingga model AI, dan juga mendapat keuntungan dari komunitas peneliti AI canggih yang kuat yang aktif menerbitkan makalah dan mengamankan paten,” kata Patience.

    Mengingat kerumitan rantai pasokan teknologi, tidak ada satu negara pun dapat melakukannya sendiri. Konsorsium tersebut akan tetap mengandalkan GPU dari perusahaan Amerika Serikat Nvidia

    Sementara itu, SK Telecom akan melatih model yang dikembangkannya pada superkomputer Titan milik sendiri, yang terdiri dari GPU Nvidia, serta pusat data AI yang sedang dikembangkan bersama Amazon.

    Konsep AI berdaulat adalah gagasan bahwa model dan layanan AI, yang dianggap memiliki kepentingan strategis, harus dibangun di dalam negeri dan dijalankan pada server yang berlokasi di dalam negeri.

    “Semua negara besar makin khawatir tentang kedaulatan AI karena AS dan China bersaing mendominasi AI. Mengingat pengaruh AI makin besar pada sektor penting seperti perawatan kesehatan, keuangan, pertahanan, dan pemerintahan, negara-negara tidak dapat menyerahkan kendali atas kecerdasan digital ke entitas asing.” kata Patience.

    (fyk/fay)

  • Mantan Ibu Negara Korsel Segera Susul Suami di Tahanan

    Mantan Ibu Negara Korsel Segera Susul Suami di Tahanan

    Seoul

    Mantan Ibu Negara Korea Selatan (Korsel), Kim Keon Hee, terancam ditahan oleh jaksa. Kim bakal menyusul suaminya, mantan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol yang telah ditahan lebih dulu.

    Dilansir AFP, Kamis (7/8/2025), Kim diinterogasi jaksa pada Rabu (6/8) waktu setempat dan terancam ditangkap. Dia diperiksa terkait serangkaian dugaan tindak pidana, termasuk manipulasi saham hingga penyuapan.

    Interogasi terhadap Kim dilakukan saat Yoon masih ditahan atas penetapan darurat militer pada Desember 2024. Darurat militer itu memicu kekacauan di Korsel hingga membuat Yoon dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya.

    Kim dituduh berkolusi dengan para trader untuk menaikkan harga saham sebuah perusahaan antara tahun 2009 dan tahun 2012 lalu. Dia juga diduga menerima hadiah mewah saat suaminya menjabat Presiden, termasuk handbag bermerek senilai USD 2.200 yang diduga melanggar undang-undang antikorupsi Korsel.

    Jaksa Ajukan Surat Penangkapan

    Jaksa Korsel kemudian mengajukan surat perintah penangkapan untuk Kim sehari setelah menginterogasinya. Jika dikabulkan oleh pengadilan, maka surat perintah itu akan menandai pertama kalinya dalam sejarah Korsel di mana seorang mantan Presiden dan mantan Ibu Negara sama-sama ditangkap.

    “Kami telah mengajukan surat perintah penangkapan untuk Kim pada pukul 13.21 waktu setempat,” kata jaksa khusus Korsel, Oh Jung Hee, dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025).

    Kim Keon Hee (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)

    Laporan media lokal Korsel menyebut Kim membantah tuduhan-tuduhan tersebut selama pemeriksaan. Kontroversi telah sejak lama menyelimuti Kim, dengan banyak pertanyaan masih belum terjawab mengenai dugaan perannya dalam manipulasi saham. Sebuah video yang direkam tahun 2022 menunjukkan Kim menerima tas tangan mereka Dior dari seorang penggemar hingga memicu kritikan publik.

    Dia juga dituduh mencampuri proses pencalonan anggota parlemen dari partai yang menaungi Yoon, yang terindikasi sebagai pelanggaran undang-undang pemilu yang berlaku di Korsel.

    Kim Minta Maaf

    Kim telah menyampaikan permohonan maaf kepada publik. Dia mengatakan bakal bersikap kooperatif.

    “Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah meskipun saya bukan orang penting. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini,” ucap Kim.

    Para pendukung Kim dan Yoon juga berkumpul di luar kantor kejaksaan, dengan mengibarkan bendera nasional Korsel dan memegang poster bertuliskan ‘Para penyidik harus adil’.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/fas)

  • Peringatan Keras Trump, Bangun Pabrik di AS atau Dihantam Tarif 100%

    Peringatan Keras Trump, Bangun Pabrik di AS atau Dihantam Tarif 100%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Upaya Presiden AS Donald Trump untuk menggenjot manufaktur dalam negeri lewat penerapan tarif masih terus berlanjut. ‘Korban’ terbarunya adalah industri semikonduktor.

    Trump mengatakan AS akan menerapkan tarif hingga 100% untuk impor semikonduktor. Ketetapan itu akan dikecualikan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki fasilitas manufaktur atau berkomitmen untuk membangun manufaktur di AS.

    Ucapan Trump tersebut berbarengan dengan pengumuman Apple yang menambah investasi di sektor manufaktur AS sebesar US$100 miliar hingga 4 tahun ke depan. Jumlah investasi itu meningkatkan komitmen dari yang sebelumnya US$500 miliar menjadi US$600 miliar.

    “Untuk perusahaan seperti Apple yang telah berkomitmen membangun [manufaktur] di AS, tak akan diberlakukan [tarif],” kata Trump di Kantor Oval Gedung Putih, dikutip dari Reuters, Kamis (7/8/2025).

    Namun, Trump memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan tidak boleh mencoba mengelak dari janji pembangunan pabrik di AS.

    “Jika, karena suatu alasan, Anda mengatakan sedang membangun tetapi tidak membangun, maka kami akan menjumlahkannya kembali, terakumulasi, dan kami akan menagih Anda di kemudian hari, Anda harus membayar, dan itu sudah pasti,” Trump menegaskan.

    Namun, komentar tersebut bukanlah pengumuman tarif resmi, dan masih banyak yang belum jelas tentang bagaimana perusahaan dan negara-negara di seluruh dunia akan terdampak.

    Pernyataan Trump tentang usulan tarif 100% untuk chip muncul tepat sebelum pungutan AS sebesar 10% hingga 50% mulai berlaku pada pekan ini untuk banyak barang dari puluhan mitra dagang.

    Tarif semikonduktor dan barang teknologi utama lainnya telah menjadi subjek penyelidikan keamanan nasional AS, yang hasilnya diperkirakan akan diumumkan pada pertengahan Agustus mendatang.

    Pernyataan Trump ini langsung memicu serangkaian reaksi dari negara-negara yang memiliki kekuatan dalam industri chip. Utusan perdagangan utama Korea Selatan mengatakan produsen chip utama Samsung Electronics dan SK Hynix tidak akan dikenakan tarif 100%.

    Korea Selatan disebut akan mendapatkan pungutan paling menguntungkan untuk semikonduktor berdasarkan kesepakatan perdagangan antara Washington dan Seoul. Samsung dan SK Hynix menolak berkomentar.

    Di sisi lain, presiden industri semikonduktor Filipina, Dan Lachica, mengatakan rencana Trump akan “menghancurkan” negaranya.

    Selain itu, Malaysia yang merupakan pemain besar dalam pengujian dan pengemasan chip secara global turut bereaksi. Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz memperingatkan parlemen bahwa negaranya akan berisiko kehilangan pasar utama di AS jika produknya menjadi kurang kompetitif akibat pengenaan tarif ini.

    Menteri Dewan Pembangunan Nasional Taiwan, Liu Chin-ching, mengatakan kepada wartawan pada Kamis (7/8) waktu setempat bahwa perusahaan-perusahaan Taiwan telah membangun pabrik di AS atau membeli perusahaan AS yang memiliki pabrik lokal, serta berkolaborasi dengan produsen chip AS untuk melawan potensi tarif chip.

    Produsen kontrak chip Taiwan, TSMC, diperkirakan relatif aman karena memiliki pabrik di AS, sehingga pelanggan utama seperti Nvidia kemungkinan besar tidak akan menghadapi kenaikan biaya tarif untuk chip buatan AS.

    Nvidia, yang memproduksi unit pemrosesan grafis AI mutakhir, juga berencana untuk berinvestasi ratusan miliar dolar di AS. TSMC tidak segera menanggapi permintaan komentar, dan juru bicara Nvidia menolak berkomentar.

    “Perusahaan besar dan kaya uang tunai yang mampu membangun di AS akan menjadi yang paling diuntungkan. Ini adalah survival of the largest,” kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di perusahaan penasihat investasi Annex Wealth Management.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mantan Ibu Negara Korsel Segera Susul Suami di Tahanan

    Jaksa Ajukan Surat Perintah Penangkapan untuk Mantan Ibu Negara Korsel

    Seoul

    Jaksa Korea Selatan (Korsel) mengajukan surat perintah penangkapan untuk mantan Ibu Negara Kim Keon Hee, sehari setelah menginterogasinya atas serangkaian tuduhan, termasuk penyuapan dan manipulasi saham.

    Langkah tersebut diambil saat mantan Presiden Yoon Suk Yeol, suami Kim, masih ditahan terkait penetapan darurat militer pada Desember tahun lalu, yang menangguhkan pemerintahan sipil sebelum dibatalkan oleh parlemen. Buntut darurat militer tersebut, Yoon dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya.

    “Kami telah mengajukan surat perintah penangkapan untuk Kim pada pukul 13.21 waktu setempat,” kata jaksa khusus Korsel, Oh Jung Hee, dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025).

    Dakwaan yang dijeratkan terhadap Kim, sebut Oh, mencakup pelanggaran undang-undang pasar modal dan investasi keuangan, serta undang-undang pendanaan politik.

    Jika dikabulkan oleh pengadilan, maka surat perintah itu akan menandai pertama kalinya dalam sejarah Korsel di mana seorang mantan Presiden dan mantan Ibu Negara sama-sama ditangkap.

    Pengajuan surat perintah penangkapan itu dilakukan jaksa segera setelah Kim menjalani pemeriksaan selama berjam-jam sehari sebelumnya, atau pada Rabu (6/8) waktu setempat. Kim sempat menyampaikan permohonan maaf kepada publik sebelum memasuki kantor jaksa khusus di Seoul untuk menjalani pemeriksaan.

    “Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah meskipun saya bukan orang penting. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini,” ucapnya.

    Dalam kasus yang menjeratnya, Kim dituduh berkolusi dengan para trader untuk menaikkan harga saham sebuah perusahaan antara tahun 2009 dan tahun 2012 lalu.

    Dia juga diduga menerima sejumlah hadiah mewah saat suaminya masih aktif menjabat, termasuk tas tangan bermerek senilai US$ 2.200 — yang melanggar undang-undang antikorupsi.

    Laporan media lokal Korsel menyebut Kim membantah tuduhan-tuduhan tersebut selama pemeriksaan.

    Kontroversi telah sejak lama menyelimuti Kim, dengan banyak pertanyaan masih belum terjawab mengenai dugaan perannya dalam manipulasi saham. Sebuah video yang direkam tahun 2022 menunjukkan Kim menerima tas tangan mereka Dior dari seorang penggemar, yang memicu kritikan publik.

    Dia juga dituduh mencampuri proses pencalonan anggota parlemen dari partai yang menaungi Yoon, yang terindikasi sebagai pelanggaran undang-undang pemilu yang berlaku di Korsel.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Pembelot Korut Nekat Berenang Lintasi Perbatasan Laut Demi Capai Korsel

    Pembelot Korut Nekat Berenang Lintasi Perbatasan Laut Demi Capai Korsel

    Seoul

    Seorang pembelot Korea Utara (Korut) nekat berenang melintasi perbatasan laut dengan Korea Selatan (Korsel). Sang pembelot Korut itu berhasil diselamatkan oleh militer Korsel dan kini dalam penahanan otoritas Seoul.

    Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025), mengatakan bahwa seorang pembelot Korut itu berhasil berenang melintasi perbatasan maritim de-facto di lepas pantai barat Semenanjung Korea pada 30 Juli malam hari.

    Selama berenang, dia mengikatkan tubuhnya pada styrofoam yang mengapung.

    Perbatasan maritim itu dikenal sebagai Garis Batas Utara dan terkadang menjadi rute bagi para pembelot Korut yang nekat berenang ke Pulau Ganghwa yang ada di wilayah Korsel.

    Seorang pejabat militer Korsel, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada wartawan bahwa “militer mengidentifikasi invididu tersebut di dekat bagian utara batas tengah” perbatasan maritim kedua Korea.

    Menurut pejabat militer Korsel tersebut, pembelot Korut itu melambaikan tangan meminta bantuan dan mengatakan dirinya ingin membelot ke Korsel ketika ditanya oleh seorang perwira Angkatan Laut Korsel.

    Operasi penyelamatan pembelot Korut itu, menurut militer Seoul, memakan waktu sekitar 10 jam, dengan individu itu diselamatkan pada 31 Juli dini hari, sekitar pukul 04.00 waktu setempat.

    Kementerian Pertahanan Korsel menambahkan bahwa pembelot Korut itu kini dalam penahanan dan telah menyatakan keinginan untuk membelot.

    Pulau Ganghwa, yang terletak di barat laut Seoul, merupakan salah satu wilayah Korsel yang letaknya paling dekat dengan Korut, dengan beberapa bagian laut di sekitarnya hanya berjarak 10 kilometer dari perbatasan laut antara kedua negara.

    Puluhan ribu warga Korut telah melarikan diri ke wilayah Korsel sejak semenanjung tersebut terbagi akibat perang pada tahun 1950-an silam. Kebanyakan mereka yang kabur nekat melintasi jalur darat ke wilayah China terlebih dahulu, lalu memasuki negara ketiga seperti Thailand sebelum akhirnya tiba di Korsel.

    Pembelotan melintasi perbatasan darat antara kedua Korea relatif jarang terjadi, karena area tersebut diselimuti hutan lebat, dipenuhi ranjau, dan diawasi oleh pasukan militer kedua negara.

    Tonton juga Video: Pembelot Kirim Pesan Anti-Pyongyang-Flashdisk Isi Drakor ke Korut

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Mantan Ibu Negara Korsel Diinterogasi Jaksa, Terancam Ditangkap

    Mantan Ibu Negara Korsel Diinterogasi Jaksa, Terancam Ditangkap

    Seoul

    Mantan Ibu Negara Korea Selatan (Korsel), Kim Keon Hee, diinterogasi jaksa pada Rabu (6/8) waktu setempat dan terancam ditangkap. Istri mantan Presiden Yoon Suk Yeol ini diperiksa terkait serangkaian dugaan tindak pidana, termasuk manipulasi saham hingga penyuapan.

    Interogasi terhadap Kim, seperti dilansir AFP, Rabu (6/8/2025), dilakukan saat suaminya, Yoon, masih ditahan atas penetapan darurat militer pada Desember tahun lalu, yang memicu kekacauan di Korsel hingga membuat Yoon dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya.

    Tidak hanya melakukan interogasi, para jaksa Korsel juga diperkirakan akan mengajukan surat perintah penangkapan untuk Kim setelah pemeriksaan dilakukan pada Rabu (6/8) waktu setempat, yang dimulai tak lama setelah pukul 10.00 waktu setempat.

    Jika dikabulkan, maka surat perintah penangkapan itu akan menandai pertama kalinya dalam sejarah Korsel di mana seorang mantan presiden dan mantan Ibu Negara ditangkap.

    Dalam kasus yang menjeratnya, Kim dituduh berkolusi dengan para trader untuk menaikkan harga saham sebuah perusahaan antara tahun 2009 dan tahun 2012 lalu.

    Dia juga diduga menerima sejumlah hadiah mewah saat suaminya menjabat, termasuk handbag bermerek senilai US$ 2.200 — yang melanggar undang-undang antikorupsi.

    Mantan Ibu Negara Korsel, Kim Keon Hee, berjalan sambil menundukkan kepala saat menghadiri pemeriksaan jaksa Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji Purchase Licensing Rights

    Kim menyampaikan permohonan maaf kepada publik sebelum memasuki kantor jaksa khusus di Seoul untuk menjalani pemeriksaan.

    “Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah meskipun saya bukan orang penting. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini,” ucapnya.

    Pemeriksaan Kim menarik perhatian media secara besar-besaran, dengan para jurnalis lokal mengikuti kendaraan yang ditumpanginya saat menuju ke kantor kejaksaan pada Rabu (6/8) pagi.

    Para pendukung Kim dan Yoon juga berkumpul di luar kantor kejaksaan, dengan mengibarkan bendera nasional Korsel dan memegang poster bertuliskan “Para penyidik harus adil”.

    Tonton juga video “Momen Eks Ibu Negara Korsel Menunduk-Minta Maaf” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Inflasi Korea Selatan Melandai, Peluang Pemangkasan Suku Bunga Meningkat

    Inflasi Korea Selatan Melandai, Peluang Pemangkasan Suku Bunga Meningkat

    Bisnis.com, JAKARTA — Laju inflasi konsumen Korea Selatan melambat pada Juli 2025, memperkuat peluang bagi bank sentral negara itu untuk melanjutkan siklus pelonggaran suku bunga di tengah kekhawatiran dampak ekonomi dari kenaikan tarif AS.

    Berdasarkan data resmi yang dirilis Selasa (5/8/2025), indeks harga konsumen (IHK) Korea Selatan naik 2,1% secara tahunan pada Juli, melambat dari kenaikan 2,2% pada Juni. Angka tersebut sesuai dengan estimasi konsensus para ekonom yang disurvei Bloomberg.

    Sementara itu, inflasi inti—yang tidak memasukkan harga makanan dan energi—tetap berada di level 2% pada Juli, sama seperti bulan sebelumnya, menurut Statistik Korea.

    “Meski inflasi masih sedikit di atas target Bank of Korea [BOK], ada ruang untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, mengingat ekonomi belum beroperasi pada kapasitas penuh dan tekanan inflasi masih relatif stabil,” kata Ekonom Barclays Bank PLC. Bumki Son, dikutip dari Bloomberg.

    Pelemahan tekanan harga terjadi hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menyetujui penerapan tarif impor sebesar 15% terhadap sebagian besar produk Korea Selatan.

    Kesepakatan di menit-menit akhir itu mencegah skenario terburuk berupa tarif 25% seperti yang sempat diancam Presiden Donald Trump, namun tetap lebih tinggi dibanding tarif umum sebelumnya sebesar 10%. Ekspor tahunan Korea Selatan setara lebih dari 40% terhadap produk domestik bruto (PDB) negara itu.

    Dewan kebijakan Bank of Korea dijadwalkan kembali menggelar rapat pada 28 Agustus, setelah menahan pelonggaran suku bunga selama dua bulan terakhir. Beberapa ekonom memprediksi pemangkasan 25 basis poin bulan ini. 

    Dalam pertemuan Juli, dewan mencatat perlunya menyeimbangkan antara menahan dampak negatif tarif AS terhadap ekonomi dan upaya mencegah lonjakan harga properti yang bisa memicu peningkatan utang rumah tangga.

    Gubernur BOK Rhee Chang Yong dalam beberapa waktu terakhir menegaskan komitmennya menjaga stabilitas ekonomi di tengah guncangan eksternal, sambil mewanti-wanti bahwa stimulus berlebihan dapat memicu spekulasi properti dan memperburuk beban utang rumah tangga yang sudah tinggi.

    “Menurut kami, pemangkasan suku bunga pada Oktober akan lebih tepat, mengingat mulai terlihat tanda-tanda pemulihan ekonomi, adanya perbedaan pandangan di internal dewan soal stabilitas keuangan, serta inflasi ekspektasi yang hanya naik tipis pada Juli, menandakan bahwa pelonggaran lebih lanjut tidak akan terlalu dini,” ujar Son.

    Pasar perumahan masih panas bulan lalu, tetapi laju kenaikan harga mulai melambat. Harga apartemen di Seoul naik 0,12% pada pekan yang berakhir 28 Juli, turun dari puncaknya 0,43% pada Juni, menurut data dari Korea Real Estate Board.

    Selain itu, penguatan nilai tukar won terhadap dolar AS dalam beberapa bulan terakhir juga memberikan ruang lebih bagi otoritas untuk melonggarkan kebijakan. Mata uang Korea Selatan tercatat sebagai salah satu yang mencatat penguatan terbesar terhadap dolar sepanjang tahun ini.

    Secara rinci, harga makanan dan minuman nonalkohol naik 3,5% secara tahunan pada Juli, sedangkan biaya transportasi turun 0,2%. Harga pendidikan meningkat 2,6%, sementara biaya perumahan, air, listrik, dan bahan bakar naik 1,8%. Harga makanan dan akomodasi tercatat naik 3,2%.