kab/kota: Seoul

  • Korsel Uji Polisi Hologram di Seoul, Warga Malah Mengira Hantu

    Korsel Uji Polisi Hologram di Seoul, Warga Malah Mengira Hantu

    Jakarta

    Kepolisian Metropolitan Seoul tengah menguji coba polisi hologram seukuran manusia untuk meningkatkan keamanan publik sekaligus mencegah kejahatan. Namun, kehadiran teknologi futuristik ini justru memicu reaksi unik dari warga Korea Selatan, banyak yang mengira sebagai penampakan hantu.

    Polisi hologram setinggi lebih dari 1,7 meter ini mulai berpatroli setiap malam dari pukul 19.00 hingga 22.00 di Taman Judong No. 3, Distrik Jung-gu, Seoul. Hologram tersebut menyiarkan pesan-pesan peringatan seperti, “Jika terjadi keadaan darurat, polisi akan segera merespons” atau “Ada kamera pengawas di mana-mana.”

    Teknologi ini dikembangkan oleh perusahaan Hologrammica, dengan tujuan memberikan efek psikologis agar warga merasa aman dan pelaku kejahatan berpikir dua kali sebelum bertindak. Hasil uji coba sejak Oktober lalu cukup positif: angka kejahatan di sekitar taman turun 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Kami akan terus memperluas pencegahan kejahatan dengan teknologi AI untuk menciptakan lingkungan taman yang aman,” ujar Ahn Dong-hyun, kepala Kantor Polisi Jungbu.

    Meski tidak bisa menangkap penjahat, polisi hologram ini dianggap efektif memberikan rasa aman dan efek jera.

    Polisi Hologram di Seoul Foto: YouTube 크랩 KLAB

    Disangka Hantu oleh Warga

    Di sisi lain, reaksi warga di media sosial justru beragam. Banyak yang menyebut polisi hologram ini mirip “orang-orangan sawah digital”.

    Tak sedikit pula yang bercanda bahwa turunnya angka kejahatan bukan karena teknologi, melainkan karena warga takut mengira itu hantu.

    “Ada polisi hantu berpatroli di taman, apa yang dipikirkan orang-orang?” tulis seorang netizen di platform X.

    Jika hasil uji coba ini terus menunjukkan tren positif, kepolisian Seoul berencana memperluas penggunaan polisi hologram ke lebih banyak area publik di masa depan.

    (afr/afr)

  • Kesaksian Pilu Pekerja Korea Utara Bagai Budak di Rusia

    Kesaksian Pilu Pekerja Korea Utara Bagai Budak di Rusia

    Jakarta

    Ribuan warga Korea Utara dikirim untuk bekerja seperti budak di Rusia. Mereka dibawa untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja akibat invasi Rusia ke Ukraina yang masih berlangsung, seperti dilaporkan BBC.

    Bantuan Pyongyang kepada Moskow semula berupa penggunaan misil, peluru artileri, dan tentara untuk melawan Ukraina.

    Kini, banyaknya pria Rusia yang tewas, masih berperang, atau melarikan diri dari negara itu membuat Moskow makin bergantung pada pekerja Korea Utara, kata pejabat intelijen Korea Selatan pada BBC.

    Enam pekerja yang namanya diubah untuk menyamarkan identitasnya menggambarkan hari kerja yang melelahkan.

    Mereka bangun pukul enam pagi dan dipaksa bekerja membangun gedung apartemen hingga pukul dua pagi, dengan hanya dua hari libur setahun.

    Harapan para pekerja ini menerima pekerjaan ke Rusia karena dijanjikan upah yang besar ketimbang di kampung halamannya. Dengan hasil kerja itu, mereka ingin lepas dari kemiskinan, membeli rumah untuk keluarga, dan memulai usaha sekembalinya dari Rusia.

    Akan tetapi, rencana itu sirna. Pendapatan mereka langsung disetor ke Korea Utara dan kehidupan selama di Rusia sama tersiksanya. “Saya merasa seperti berada di kamp kerja paksa; penjara tanpa dinding,” katanya.

    Kerja paksa, lumpuh, hingga tak boleh ke rumah sakit

    Mereka menjelaskan bagaimana para pekerja tersebut dipaksa bekerja dalam kondisi yang “mengenaskan”, dan bagaimana otoritas Korea Utara memperketat kontrol atas para pekerja untuk mencegah mereka melarikan diri.

    Salah satu pekerja, Jin, mengatakan kepada BBC ketika tiba di bagian timur Rusia, dia dikawal dari bandara ke lokasi konstruksi oleh agen keamanan Korea Utara.

    Sepanjang perjalanan, ia diperintahkan untuk tidak berbicara dengan siapa pun atau melihat apa pun.

    “Dunia luar adalah musuh kita,” kata agen tersebut kepadanya.

    Dia langsung dipaksa bekerja membangun gedung apartemen bertingkat tinggi selama lebih dari 18 jam sehari, katanya.

    Seorang pekerja konstruksi lain, Tae, mengaku tangannya kaku, tidak bisa dibuka, dan lumpuh di pagi hari setelah pekerjaan hari sebelumnya.

    “Bangun tidur terasa menakutkan, menyadari bahwa kamu harus mengulang hari yang sama lagi,” kata Tae, yang berhasil melarikan diri dari Rusia tahun lalu.

    Pekerja lain, Chan, bercerita mereka akan dipukul oleh para pengawas saat kedapatan curi-curi tidur berdiri di siang hari. “Benar-benar seperti kita sedang mati,” kata pekerja lain, Chan.

    Kang Dong-wan, seorang profesor di Universitas Dong-A Korea Selatan yang telah berkali-kali bepergian ke Rusia untuk mewawancarai pekerja Korea Utara, mengungkapkan “kondisi yang mengerikan”.

    “Para pekerja terpapar situasi yang sangat berbahaya. Pada malam hari lampu dimatikan dan mereka bekerja dalam kegelapan, dengan sedikit peralatan keselamatan.”

    Para pekerja yang berhasil melarikan diri ini juga menceritakan para pekerja dikurung di lokasi konstruksi siang dan malam dan diawasi oleh agen dari departemen keamanan negara Korea Utara.

    Kim Jong Un telah mengirimkan senjata dan tentara kepada Vladimir Putin untuk berperang di Ukraina (Getty Images)

    Mereka tidur di dalam peti kemas yang kotor, sempit, dan dipenuhi serangga. Kadang mereka juga tidur di lantai blok apartemen yang belum selesai, dengan terpal ditarik di atas kusen pintu untuk menahan dingin.

    Seorang pekerja, Nam, mengatakan pernah jatuh empat meter dari lokasi konstruksinya dan “menghancurkan” wajahnya hingga membuatnya tidak bisa bekerja. Namun, atasan mereka tidak mengizinkannya meninggalkan lokasi untuk pergi ke rumah sakit.

    Sejak kapan pekerja Korea Utara masuk ke Rusia?

    Di masa lalu, puluhan ribu warga Korea Utara bekerja di Rusia dan menghasilkan jutaan poundsterling per tahun untuk pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan rezimnya yang kekurangan dana.

    Pada 2019, PBB melarang negara-negara menggunakan pekerja-pekerja Korut untuk memotong aliran dana Kim dan menghentikan pembangunan senjata nuklirnya, sehingga kebanyakan pekerja Korut dikirim pulang.

    Namun, menurut seorang pejabat intelijen Korea Selatan, tahun lalu lebih dari 10.000 pekerja dikirim ke Rusia. Bahkan rencananya lebih dari 50.000 pekerja akan dikirim dari Pyongyang.

    Artinya, pekerja Korea Utara saat ini “ada di setiap penjuru Rusia”, kata pejabat tersebut.

    Mayoritas bekerja di proyek konstruksi berskala besar. Sebagian lainnya ditugaskan ke pabrik pakaian dan pusat IT. Hal ini melanggar larangan PBB terkait penggunaan tenaga kerja Korea Utara.

    BBC

    Data pemerintah Rusia menunjukkan bahwa lebih dari 13.000 warga Korea Utara masuk ke negara tersebut pada tahun 2024, meningkat 12 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Hampir 8.000 di antaranya masuk dengan visa pelajar, tapi menurut pejabat intelijen dan para ahli, ini merupakan taktik yang digunakan Rusia untuk menghindari larangan PBB.

    Pada bulan Juni, pejabat Rusia senior, Sergei Shoigu, untuk pertama kalinya mengakui bahwa 5.000 warga Korea Utara akan dikirim untuk membangun kembali Kursk, wilayah Rusia yang sempat direbut oleh pasukan Ukraina tahun lalu.

    KCNABunga-bunga ini dikirimkan kepada Kim Jong Un oleh berbagai perusahaan konstruksi Rusia pada bulan April, menurut media pemerintah Korea Utara

    Pejabat Korea Selatan juga mengatakan “sangat mungkin” beberapa warga Korea Utara akan segera dikerahkan untuk bekerja pada proyek rekonstruksi di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

    “Rusia saat ini mengalami kekurangan tenaga kerja yang parah, dan warga Korea Utara menawarkan solusi yang sempurna. Mereka murah, pekerja keras, dan tidak menimbulkan masalah,” kata Andrei Lankov, profesor di Universitas Kookmin di Seoul dan pakar terkemuka dalam hubungan Korea Utara-Rusia.

    Berharap hidup lebih baik

    Pekerjaan konstruksi di luar negeri ini sangat diminati di Korea Utara karena menjanjikan gaji yang lebih baik daripada pekerjaan di dalam negeri.

    Para pekerja pergi dengan harapan lepas dari kemiskinan, mampu membeli rumah untuk keluarga mereka, atau memulai usaha saat kembali. Hanya pria-pria terpilih yang berangkat meninggalkan keluarga setelah melalui seleksi ketat.

    Namun, sebagian besar penghasilan mereka langsung dikirim ke negara Korea Utara sebagai “biaya loyalitas”. Sisa penghasilan biasanya antara US$100-US$200 (Rp1,6 juta-Rp3,2 juta) per bulan dicatat dalam buku besar.

    Pekerja hanya menerima kumpulan sisa penghasilan ini saat kembali ke rumah. In taktik baru, kata para ahli, untuk mencegah mereka melarikan diri.

    Ketika para pekerja menyadari kenyataan kerja yang keras dan kurangnya upah, hal itu sangat menghancurkan.

    Tae mengatakan dia merasa “malu” ketika mengetahui bahwa pekerja konstruksi lain dari Asia Tengah dibayar lima kali lipat lebih banyak darinya untuk sepertiga pekerjaan.

    Pekerja Jin masih kesal ketika mengingat bagaimana pekerja lain menyebut mereka budak. “Kalian bukan manusia, hanya mesin yang bisa bicara,” mereka mengejek.

    Pada suatu saat, manajer Jin memberitahunya bahwa dia mungkin tidak akan menerima uang saat kembali ke Korea Utara karena negara membutuhkannya. Saat itulah dia memutuskan untuk mempertaruhkan nyawanya untuk melarikan diri.

    Tae memutuskan untuk kabur setelah menonton video YouTube yang menunjukkan seberapa besar gaji pekerja di Korea Selatan.

    Suatu malam, ia mengemas barang-barangnya ke dalam kantong plastik, menyembunyikan selimut di bawah seprai tempat tidurnya agar terlihat seolah-olah ia masih tidur, dan diam-diam keluar dari lokasi konstruksi.

    Ia memanggil taksi dan menempuh ribuan kilometer melintasi negara untuk bertemu dengan seorang pengacara yang membantu mengatur perjalanannya ke Seoul.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kecil pekerja berhasil merencanakan pelarian mereka menggunakan ponsel bekas yang dilarang. Mereka membelinya dengan menabung dari uang saku harian yang mereka terima untuk rokok dan alkohol.

    BBCSejumlah buruh berhasil melarikan diri dari Rusia selama perang dan mencapai Seoul.

    Dalam upaya untuk mencegah pelarian ini, beberapa sumber memberitahu otoritas Korea Utara kini memperketat pembatasan terhadap kebebasan pekerja yang sudah terbatas.

    Menurut Prof Kang dari Universitas Dong-A, salah satu cara rezim tersebut mencoba mengendalikan pekerja selama setahun terakhir adalah dengan memaksa mereka mengikuti pelatihan ideologis dan sesi kritik diri yang lebih sering. Selama pelatihan, mereka diwajibkan menyatakan loyalitas kepada Kim Jong Un dan mencatat kelemahan mereka.

    Kesempatan langka untuk meninggalkan lokasi konstruksi juga telah dikurangi. “Para pekerja dulu bisa keluar berkelompok sekali sebulan, tetapi belakangan ini perjalanan tersebut hampir tidak ada lagi,” tambah Prof Kang.

    Kim Seung-chul, seorang aktivis berbasis di Seoul yang membantu menyelamatkan pekerja Korea Utara dari Rusia, mengatakan bahwa perjalanan tersebut kini dikontrol lebih ketat.

    “Dulu mereka diizinkan keluar berpasangan, tetapi sejak 2023 mereka harus bepergian dalam kelompok lima orang dan diawasi lebih ketat.”

    Dalam situasi ini, semakin sedikit pekerja yang berhasil melarikan diri. Pemerintah Korea Selatan memberitahu jumlah warga Korea Utara yang berhasil keluar dari Rusia setiap tahun dan tiba di Seoul telah berkurang setengah sejak 2022 – dari sekitar 20 orang per tahun menjadi hanya 10 orang.

    Andrei Lankov, pakar hubungan Korea Utara-Rusia, mengatakan tindakan ini kemungkinan sebagai persiapan untuk kedatangan lebih banyak pekerja.

    “Para pekerja ini akan menjadi warisan abadi persahabatan Kim dan Putin selama perang,” katanya, sambil menjelaskan bahwa para pekerja akan terus datang setelah perang berakhir dan penempatan pasukan serta senjata dihentikan.

    Laporan tambahan oleh Jake Kwon dan Hosu Lee

    (ita/ita)

  • Wujudkan Liburan Impian Lewat Promo BRI Consumer Expo 2025 di Bandung

    Wujudkan Liburan Impian Lewat Promo BRI Consumer Expo 2025 di Bandung

    Jakarta

    Bulan Agustus selalu identik dengan suasana Kemerdekaan. Selain perayaan dengan bendera dan karnaval, banyak orang juga memaknai merdeka sebagai kesempatan menikmati hidup lebih leluasa.

    Salah satunya lewat traveling untuk menjelajahi kota baru, mempelajari budaya asing, atau sekadar beristirahat dari rutinitas harian.

    Saat ini, traveling tidak hanya menjadi bagian gaya hidup kebutuhan sekunder. Namun menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Data Kementerian Pariwisata menunjukkan masyarakat Indonesia makin gemar berlibur, baik ke destinasi dalam negeri maupun luar negeri. Tren work from anywhere juga membuat orang ingin lebih sering berpindah kota.

    Namun, biaya yang besar sering membuat rencana liburan hanya berakhir sebagai wacana. Oleh karena itu, melalui BRI Consumer Expo 2025 menjadi jawaban bagaimana caranya liburan bisa tetap seru sekaligus hemat.

    Cashback Besar, Liburan Jadi Lebih Ringan

    Salah satu highlight utama dari acara ini adalah cashback hingga Rp 5 juta untuk setiap pembelanjaan tiket menggunakan Kartu Kredit BRI.

    Menariknya lagi, pembayaran bisa dicicil hingga 36 bulan dengan bunga 0%. Jadi, mimpi liburan besar kini bukanlah mimpi.

    Tiket & Paket Tour dengan Harga Bersahabat
    Bagi pecinta wisata budaya dan kota modern, ada tiket ke Tokyo mulai Rp 5,2 juta, atau ke Seoul Rp 5,4 juta. Paket tour juga tersedia:

    8 hari Tokyo mulai Rp 16,9 juta.6 hari Seoul Rp 13 juta.10 hari Eropa Rp 32,4 juta.8 hari New York Rp 45 juta.

    Harga ini jauh lebih kompetitif. Apalagi sudah termasuk beberapa fasilitas perjalanan sehingga tidak perlu pusing mengurus detail sendiri. Untuk pengunjung yang pertama kali ke luar negeri, paket semacam ini sangat membantu.

    Kesempatan Ibadah Umrah Lebih Mudah

    Selain destinasi wisata, ada juga paket umrah 9 hari dengan pilihan Quad, Triple, atau Double. Harganya mulai Rp 29,45 juta hingga Rp 32,45 juta yang lengkap dengan jadwal keberangkatan di September, Oktober, dan November 2025.

    Promo ini bisa menjadi kesempatan terbaik bagi Anda yang sudah lama merencanakan ibadah namun terkendala biaya. Melalui sistem cicilan perjalanan spiritual pun bisa lebih terjangkau tanpa harus menunggu tabungan terkumpul terlalu lama.

    Tiket Citilink Spesial

    Untuk yang lebih suka menjelajahi destinasi dalam negeri, BRI bekerja sama dengan Citilink menghadirkan tiket promo untuk liburan di top destinasi loka dan destinasi paling top di Asia Tenggaral. Melalui penawaran harga tersebut liburan akhir pekan terasa semakin mungkin diwujudkan.

    Belanja Tiket Online Jadi Hemat dengan Traveloka

    Bagi yang lebih suka transaksi online, tersedia 4 kode promo khusus di Traveloka App. Diskonnya bervariasi sesuai nominal transaksi:

    Rp 100 ribu untuk transaksi minimal Rp 1 juta (khusus Kartu Kredit BRI Wonderful Indonesia)Rp 250 ribu untuk transaksi minimal Rp 5,5 jutaRp 1 juta untuk transaksi minimal Rp 15 jutaRp 2 juta untuk transaksi minimal Rp 25 juta (khusus Kartu Kredit BRI Wonderful Indonesia).

    Kode promo hanya bisa digunakan 1 kali per pengguna per bulan dan berlaku selama periode 15-17 Agustus 2025. Pastikan detail kartu kredit BRI Anda sudah tersimpan di aplikasi sebelum checkout agar promo dapat dipakai tanpa kendala.

    Semua berlaku hanya dengan memasukkan kode tertentu dan menggunakan Kartu Kredit BRI. Jadi meski tidak sempat hadir di Bandung, nasabah tetap bisa menikmati promo dari mana saja.

    Bonus dari Merchant Mitra

    Suasana expo makin meriah dengan promo tambahan di merchant mitra. Belanja gadget di Erafone bisa hemat Rp 250 ribu, makan bersama keluarga di The Duck King diskon 50%, atau beli perlengkapan rumah di Electronic City dengan potongan hingga Rp 1 juta.

    Semua bisa dilakukan dengan kartu kredit yang sama, sehingga pengalaman belanja jadi menyeluruh: dari liburan, belanja rumah tangga, hingga kuliner.

    Tips Maksimalkan Promo BRI Consumer Expo

    Supaya tidak bingung, berikut beberapa tips:

    1. Rencanakan destinasi lebih awal: datang ke lokasi expo dengan gambaran liburan yang ingin diambil.

    2. Manfaatkan cicilan: gunakan fasilitas 0% agar anggaran lebih ringan.

    3. Gunakan satu kartu utama: supaya transaksi tidak terbagi dan cashback maksimal.

    4 Catat kode promo online: jika tidak bisa hadir di lokasi, gunakan Traveloka.

    5. Jangan lupa merchant lain: kadang potongan di resto atau elektronik bisa sama berharganya dengan tiket promo.

    Liburan bukan hanya tentang pergi jauh, tapi juga memberi diri sendiri ruang untuk beristirahat dan menemukan perspektif baru. Melalui hadirnya BRI Consumer Expo 2025 – Merdeka Travelling, kesempatan itu kini terasa lebih dekat.

    Cashback besar, tiket murah, paket tour menarik, hingga promo umrah membuat perjalanan impian lebih realistis. Belum lagi tambahan diskon merchant yang menambah keseruan belanja. Jadi, jika Anda sudah lama menunda rencana liburan karena alasan biaya, inilah saat yang tepat untuk mewujudkannya.

    Bagi yang belum memiliki Kartu Kredit BRI, Anda dapat segera mengajukan melalui laman bbri.id/applyccbri dan rasakan berbagai keuntungannya. Info selengkapnya mengenai detail program dan event Consumer Expo Bandung 2025 dapat dilihat di link berikut ini.

    (akd/akd)

  • Bertemu Utusan Presiden Korsel, Prabowo Terima Undangan Kenegaraan ke Seoul

    Bertemu Utusan Presiden Korsel, Prabowo Terima Undangan Kenegaraan ke Seoul

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Utusan Khusus Presiden Korea Selatan (Korsel), Cho Jung-sik. Kunjungan itu dalam rangka memperkuat kemitraan strategis khusus kedua negara.

    Dilihat dari laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Jumat (15/8/2025), pertemuan berlangsung Kamis (14/8) kemarin. Cho Jung-sik sendiri merupakan anggota parlemen senior Korsel dari Partai Demokrat Korea.

    “Dalam pertemuan tersebut, Utusan Khusus ROK meneruskan salam hangat dan komitmen Presiden ROK, Lee Jae-myung, untuk bersama-sama Presiden RI menguatkan Kemitraan Strategis khusus kedua negara,” tulis keterangan Kemlu RI.

    Dalam kesempatan itu, Cho Jung-sik juga menyampaikan undangan dari Lee Jae-myung. Undangan yang diberikan untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Ibu Kota Korea Selatan, Seoul.

    “Selain itu, Utusan Khusus ROK juga menyampaikan undangan dari Presiden ROK kepada Presiden RI untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Seoul,” ujarnya.

    Sugiono juga mengapresiasi komitmen pemerintah ROK dan mendorong peningkatan investasi perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia yang saat ini tercatat lebih dari 2.300 entitas. Sugiono dan Cho Jung-sik juga bertukar pandangan mengenai isu-isu di Kawasan.

    Seentara, Cho Jung-sik mengapresiasi peran penting Indonesia di Kawasan, termasuk dalam mendorong penguatan kemitraan ASEAN-ROK.

    (dek/idn)

  • Korut Tak Minat Berbaikan, Presiden Korsel Bilang Gini

    Korut Tak Minat Berbaikan, Presiden Korsel Bilang Gini

    Seoul

    Presiden Korea Selatan (Korsel), Lee Jae Myung, berjanji untuk “menghormati” sistem politik Korea Utara (Korut). Lee juga bertekad untuk membangun “kepercayaan militer” antara Seoul dan Pyongyang.

    Janji tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (15/8/2025), disampaikan Lee sehari setelah Korut menyatakan mereka tidak berminat untuk memperbaiki hubungan dengan Korsel, negara tetangganya.

    Lee telah berjanji untuk membangun hubungan dengan Korut dan mengupayakan dialog tanpa prasyarat sejak terpilih menjadi Presiden Korsel pada Juni lalu. Langkah ini berkebalikan dengan kebijakan pendahulunya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yang agresif.

    Berbicara dalam acara peringatan pembebasan Korsel dari penjajahan Jepang, Lee mengatakan bahwa pemerintah Korsel “akan mengambil langkah-langkah konsisten untuk secara substansial mengurangi ketegangan dan memulihkan kepercayaan” dengan Korut.

    Peringatan pembebasan Korsel dari Jepang yang jatuh pada 15 Agustus ini, menurut Institut Nasional untuk Pendidikan Unifikasi Seoul, menjadi satu-satunya hari libur umum yang dirayakan di Korut dan Korsel.

    “Kami menegaskan rasa hormat kami terhadap sistem Korea Utara saat ini,” kata Lee, sembari menambahkan bahwa Seoul “tidak berniat melakukan tindakan-tindakan permusuhan”.

    “Saya berharap Korea Utara akan membalas upaya kami untuk memulihkan kembali kepercayaan dan menghidupkan kembali dialog,” ucapnya.

    Pidato Lee itu disampaikan sehari setelah Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, mengatakan Pyongyang “tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan” dengan Seoul.

    Dia juga membantah laporan yang menyebut Korut sedang mencopot pengeras suara atau speaker propaganda di perbatasan kedua negara.

    Militer Korsel mengatakan pada Juni lalu bahwa kedua negara telah menghentikan siaran propaganda di sepanjang zona demiliterisasi. Pekan lalu, militer Seoul menambahkan bahwa pihaknya mendeteksi pasukan Korut sedang mencopot pengeras suara yang ada di perbatasan.

    Lihat juga Video ‘Korsel Bongkar Pengeras Suara Anti-Korut di Perbatasan’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 80 Tahun Usai PD II, Kaisar Jepang Sampaikan Penyesalan Mendalam

    80 Tahun Usai PD II, Kaisar Jepang Sampaikan Penyesalan Mendalam

    Tokyo

    Kaisar Jepang Naruhito mengungkapkan “penyesalan mendalam” saat peringatan 80 tahun Tokyo menyerah dalam Perang Dunia II. Dalam peringatan itu, Kaisar Naruhito merenungkan masa lalu Jepang dan mengharapkan kehancuran akibat perang tidak akan pernah terulang kembali.

    Dalam peringatan yang digelar di arena indoor Nippon Budokan di pusat kota Tokyo, seperti dilansir AFP, Jumat (15/8/2025), Kaisar Naruhito didampingi oleh Permaisuri Masako. Sang Kaisar Jepang menyampaikan pidato bernada muram, di mana dia mengatakan dirinya merasakan “rasa duka yang mendalam dan baru”.

    “Pikiran saya bersama banyak orang yang kehilangan nyawa mereka yang berharga dalam perang terakhir dan keluarga mereka yang berduka,” ucap Kaisar Naruhito yang berusia 65 tahun.

    “Merenungkan masa lalu kita dan mengingat rasa penyesalan yang mendalam, saya sungguh berharap agar kehancuran akibat perang tidak akan pernah terulang kembali,” ujarnya.

    Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba, juga menyampaikan pidato dalam peringatan yang sama. Ishiba, dalam pidatonya, bertekad untuk “menjaga kenangan pahit perang… mewariskannya kepada generasi mendatang, dan mengupayakan tindakan menuju perdamaian abadi”.

    Peringatan serupa juga digelar di kuil kontroversial, Kuil Yasukuni, yang ada di Tokyo, dengan dihadiri puluhan ribu orang yang mengantre panjang di tengah terik matahari untuk memberikan penghormatan mereka pada Jumat (15/8) waktu setempat.

    Seorang menteri kabinet Jepang termasuk di antara mereka yang mengunjungi Kuil Yasukuni, yang menghormati 2,5 juta tentara Jepang yang gugur sejak akhir abad ke-19, tetapi juga mengabadikan para penjahat perang yang telah dihukum.

    Kunjungan ke Yasukuni oleh para pejabat pemerintah telah membuat marah negara-negara yang menjadi korban kekejaman militer Jepang, terutama China dan Korea Selatan (Korsel).

    Ishiba, yang merupakan politisi moderat di Jepang, menurut kantor berita Kyodo News, mengirimkan persembahan adat ke Yasukuni.

    Tidak ada PM Jepang yang mengunjungi Yasukuni sejak tahun 2013, ketika kunjungan mendiang mantan PM Shinzo Abe, yang saat itu aktif menjabat, memicu kemarahan di Beijing dan Seoul, dengan kecaman diplomatik yang langkah dilontarkan oleh sekutu dekatnya, Amerika Serikat (AS).

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Uluran Tangan Korsel Agar Baikan Ditepis Adik Kim Jong Un

    Uluran Tangan Korsel Agar Baikan Ditepis Adik Kim Jong Un

    Jakarta

    Uluran tangan Korea Selatan (Korsel) ditepis Korea Utara (Korut). Adik pimpinan Korut Kim Jong Un, Kim Yo Jong, bersikeras tidak mau berbaikan dengan tetangganya itu.

    Dirangkum detikcom dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/8/2025), Korut dalam pernyataan barunya membantah laporan militer Korsel yang menyatakan Pyongyang telah mencopot pengeras suara propaganda di sepanjang perbatasan. Korut menegaskan tidak akan pernah mencopot pengeras suara itu.

    “Kami tidak pernah mencopot pengeras suara yang terpasang di wilayah perbatasan dan tidak bersedia mencopotnya,” kata Kim Yo Jong, adik perempuan penguasa Korea Utara Kim Jong Un, sebagaimana laporan KCNA.

    Namun, Kim Yo Jong menegaskan upaya Korsel untuk ‘meredakan ketegangan’ antara Korut dan Korsel melalui kabar penyingkiran pengeras suara propaganda di sisi perbatasan adalah sia-sia. Dia mengatakan hubungan Korut dan Korsel akan tetap seperti ini di masa mendatang.

    “Baru-baru ini, Korea Selatan telah mencoba menyesatkan opini publik dengan mengatakan bahwa ‘tindakan niat baik’ dan ‘kebijakan peredaan’-nya mendapat respons, serta menciptakan opini publik bahwa hubungan DPRK-Korea Selatan sedang ‘dipulihkan’,” katanya.

    “Kami telah mengklarifikasi pada beberapa kesempatan bahwa kami tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan, dan pendirian serta sudut pandang yang konklusif ini akan ditetapkan dalam konstitusi kami di masa mendatang,” sambungnya.

    Diketahui, sejak terpilih pada Juni lalu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung telah berjanji untuk mendekati Korea Utara yang bersenjata nuklir dan mengupayakan dialog tanpa prasyarat, sebuah pembalikan dari pendahulunya yang keras kepala.

    Korea Selatan telah menyiarkan K-pop dan laporan berita dengan keras ke Korea Utara sebagai tanggapan terhadap Pyongyang yang menyiarkan suara-suara aneh dan meresahkan di sepanjang perbatasan yang telah menjadi gangguan besar bagi penduduk lokal Korea Selatan.

    Sebelumnya, militer Korsel beberapa waktu lalu melaporkan kedua negara telah menghentikan siaran propaganda di sepanjang zona demiliterisasi. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pada 5 Agustus mereka telah mulai menyingkirkan pengeras suara dari sisi perbatasannya sebagai “langkah praktis yang bertujuan untuk membantu meredakan ketegangan dengan Korea Utara”.

    Mengenai pencopotan pengeras suara yang dilakukan Korsel itu, Kim Yo Jong mengaku tidak peduli. Dia menegaskan hubungan Korsel dan Korut tidak akan berubah.

    “Terlepas dari apakah Korea Selatan menarik pengeras suaranya atau tidak, menghentikan siaran atau tidak, menunda latihan militernya atau tidak, dan mengurangi skalanya atau tidak, kami tidak peduli dan tidak tertarik pada mereka,” kata Kim.

    “Saya yakin bahwa kebijakan Seoul terhadap DPRK tetap tidak berubah dan tidak akan pernah berubah,” imbuhnya.

    Kedua negara secara teknis masih berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

    Simak juga Video: Korsel Copot Pengeras Suara Anti-Korut di Perbatasan, Ingin Baikan?

    Halaman 2 dari 3

    (whn/ygs)

  • Roda Berputar bagi Kim Keon Hee, Dulu Ibu Negara Korsel Kini di Sel

    Roda Berputar bagi Kim Keon Hee, Dulu Ibu Negara Korsel Kini di Sel

    Jakarta

    Nasib Ibu Negara Korea Selatan (Korsel), Kim Keon Hee, berputar 180 derajat. Dari menjabat sebagai Ibu Negara Korea Selatan (Korsel), kini Kim harus mendekam di balik jeruji besi tahanan.

    Kim ditangkap atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi. Kim kini ditahan jaksa.

    “Surat perintah penangkapan terhadap Kim telah dikeluarkan,” kata jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan singkat sebagaimana laporan Yonhap yang dilansir AFP, Rabu (13/8/2025).

    Kim Keon Hee. Foto: via REUTERS/JUNG YEON-JE

    Penangkapan itu beberapa jam setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul meninjau permintaan surat perintah penangkapan dari jaksa. Surat perintah itu akhirnya dikabulkan dengan alasan risiko perusakan barang bukti.

    Dengan penangkapan tersebut, Korea Selatan kini memiliki mantan presiden dan Ibu Negara yang keduanya berada di balik jeruji besi — kasus pertama dalam sejarah negara tersebut.

    Tonton juga video “Susul Suaminya, Mantan Ibu Negara Korsel Ditahan” di sini:

    Dakwaan terhadap Kim mencakup pelanggaran hukum pasar modal dan investasi keuangan, serta hukum dana politik. Beredar juga kalau Kim memiliki peran dalam kasus manipulasi saham.

    Dalam kasusnya, Kim dituduh berkolusi dengan para trader untuk menaikkan harga saham sebuah perusahaan antara tahun 2009 dan tahun 2012 lalu.

    Kim Keon Hee. Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji

    Selain itu, sebuah video yang direkam pada tahun 2022 juga menunjukkan Kim menerima tas tangan Dior dari seorang penggemar yang mengaku dirinya sendiri kembali memicu kritik publik. Tas mewah tersebut ia terima saat suaminya masih menjabat sebagai Presiden Korsel. Hadiah tersebut diduga melanggar undang-undang antikorupsi Korsel.

    Dia juga dituduh mencampuri proses pencalonan anggota parlemen dari partai Yoon, yang melanggar hukum pemilu Korsel.

    Kim Minta Maaf

    Kim telah menyampaikan permohonan maaf kepada publik. Dia mengatakan bakal bersikap kooperatif.

    “Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah meskipun saya bukan orang penting. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini,” ucap Kim.

    Kantor Partai Yoon Suk Yeol Digeledah

    Jaksa Korea Selatan (Korsel) menggeledah kantor pusat Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang menaungi mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Penggeledahan dilakukan sehari setelah istri Yoon, Kim Keon Hee, resmi ditangkap.

    Penggeledahan kantor pusat PPP itu untuk mengumpulkan bukti campur tangan Kim, dalam pemilu parlemen. Kim diduga mencampuri proses pencalonan anggota parlemen PPP, yang melanggar undang-undang pemilu.

    Kim Keon Hee. Foto: Dok. People Power Party

    Yoon sendiri mundur dari PPP pada Mei lalu setelah diberhentikan dari jabatannya. Namun dia tetap mendukung capres dari partai tersebut saat pilpres dadakan yang dimenangkan oleh Lee Jae Myung dari Partai Demokrat.

    Penggeledahan itu menuai kecaman dari pemimpin oposisi Korsel, Song Eon Seog dari PPP, yang menyebutnya sebagai “perilaku gangster”.

    “Saya tidak dapat menahan kemarahan saya atas penindasan politik dan pembalasan kejam yang dilakukan pemerintahan Lee Jae Myung terhadap oposisi, yang dipelopori oleh jaksa penuntut khusus,” kata Song dalam konferensi pers.

    Dakwaan yang dijeratkan jaksa terhadap mantan Ibu Negara Korsel mencakup pelanggaran undang-undang pasar modal dan investasi keuangan, serta undang-undang pendanaan politik.

    Penangkapan Kim menandai kejatuhan dramatis bagi mantan pasangan nomor satu di Korsel tersebut, setelah deklarasi darurat militer yang mengejutkan oleh Yoon pada 3 Desember tahun lalu memicu kekacauan di negara tersebut.

    Yoon, yang mantan Jaksa Agung Korsel, dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya pada April lalu karena deklarasi darurat militer tersebut. Dia ditahan sejak 10 Juli lalu, dengan penyelidikan terhadap kasus-kasusnya terus berlangsung.

    Para jaksa Korsel juga menggeledah sebuah perusahaan interior yang diduga terkait dengan Kim sehubungan dugaan favoritisme dalam perbaikan kantor kepresidenan semasa Yoon menjabat.

    Tonton juga video “Liontin-Tas Mewah yang Bawa Eks Ibu Negara Korsel ke Penjara” di sini:

    Halaman 2 dari 4

    (isa/isa)

  • Putin Telepon Kim Jong Un Sebelum Bertemu Trump, Bahas Apa?

    Putin Telepon Kim Jong Un Sebelum Bertemu Trump, Bahas Apa?

    Moskow

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, melakukan percakapan telepon dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, sebelum pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, digelar di Alaska pada Jumat (15/8) mendatang. Apa yang dibahas keduanya?

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, seperti dilansir Reuters, Rabu (13/8/2025), mengungkapkan bahwa Putin memberikan informasi terbaru mengenai rencana pembicaraan antara dirinya dan Trump pekan ini.

    Kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), juga melaporkan soal percakapan telepon kedua pemimpin itu, namun tanpa menyebutkan soal rencana pertemuan Putin-Trump.

    Kim Jong Un dan Putin, menurut laporan KCNA, membahas perkembangan hubungan kedua negara di bawah perjanjian kemitraan strategis yang ditandatangani tahun lalu.

    Disebutkan oleh KCNA dalam laporannya bahwa kedua pemimpin “menegaskan tekad mereka untuk memperkuat kerja sama di masa depan”.

    Putin, sebut laporan KCNA, menyampaikan apresiasinya atas bantuan Korut dalam “membebaskan” wilayah Kursk di Rusia bagian barat dalam perang melawan Ukraina.

    Disebutkan juga bahwa Putin juga mengapresiasi “keberanian, kepahlawanan, dan semangat pengorbanan diri yang ditunjukkan oleh para personel Tentara Rakyat Korea” — nama resmi militer Korut.

    Berdasarkan laporan intelijen Korea Selatan (Korsel), Korut telah mengirimkan lebih dari 10.000 tentaranya untuk mendukung operasi militer Rusia di bagian barat wilayahnya dalam konflik dengan Ukraina.

    Laporan intelijen Seoul menambahkan bahwa Pyongyang diyakini sedang merencanakan pengerahan pasukan lainnya ke Rusia.

    Sementara itu, pertemuan puncak antara Trump dan Putin yang dijadwalkan pada Jumat (15/8) di Alaska akan membahas perang Ukraina yang berkecamuk sejak Februari 2022, yang dipicu oleh invasi skala besar oleh Moskow. Pertemuan itu menjadi bagian dari upaya Trump untuk mengakhiri perang tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Eks Ibu Negara Korsel Ditangkap, Jaksa Geledah Kantor Partai Yoon Suk Yeol

    Eks Ibu Negara Korsel Ditangkap, Jaksa Geledah Kantor Partai Yoon Suk Yeol

    Seoul

    Jaksa Korea Selatan (Korsel) menggeledah kantor pusat Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang menaungi mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yang kini dipenjara terkait kasus penetapan darurat militer. Penggeledahan ini dilakukan sehari setelah istri Yoon atau mantan Ibu Negara Korsel, Kim Keon Hee, resmi ditangkap.

    Jaksa Korsel mengatakan seperti dilansir AFP, Rabu (13/8/2025), penggeledahan kantor pusat PPP itu bertujuan untuk mengumpulkan bukti campur tangan Kim, istri Yoon, dalam pemilu parlemen. Kim diduga mencampuri proses pencalonan anggota parlemen PPP, yang melanggar undang-undang pemilu.

    Yoon mundur dari PPP pada Mei lalu setelah diberhentikan dari jabatannya, namun dia tetap mendukung capres dari partai tersebut saat pilpres dadakan yang dimenangkan oleh Lee Jae Myung dari Partai Demokrat.

    Kim yang ditangkap pada Selasa (12/8) malam waktu setempat, terjerat berbagai tuduhan termasuk manipulasi saham, campur tangan pemilu, dan korupsi.

    Penangkapan itu terjadi beberapa jam setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul meninjau permintaan jaksa agar surat perintah penangkapan diterbitkan untuk mantan Ibu Negara yang berusia 52 tahun itu.

    Jaksa menyerahkan dokumen setebal 848 halaman yang memaparkan argumen mengenai dugaan “tindakan melawan hukum” yang dilakukan Kim. Pengadilan kemudian mengabulkan permintaan jaksa dan merilis surat perintah penangkapan terhadap Kim, dengan alasan dia berisiko memanipulasi bukti.

    Penggeledahan itu menuai kecaman dari pemimpin oposisi Korsel, Song Eon Seog dari PPP, yang menyebutnya sebagai “perilaku gangster”.

    “Saya tidak dapat menahan kemarahan saya atas penindasan politik dan pembalasan kejam yang dilakukan pemerintahan Lee Jae Myung terhadap oposisi, yang dipelopori oleh jaksa penuntut khusus,” kata Song dalam konferensi pers.

    Dakwaan yang dijeratkan jaksa terhadap mantan Ibu Negara Korsel mencakup pelanggaran undang-undang pasar modal dan investasi keuangan, serta undang-undang pendanaan politik.

    Penangkapan Kim menandai kejatuhan dramatis bagi mantan pasangan nomor satu di Korsel tersebut, setelah deklarasi darurat militer yang mengejutkan oleh Yoon pada 3 Desember tahun lalu memicu kekacauan di negara tersebut.

    Yoon, yang mantan Jaksa Agung Korsel, dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya pada April lalu karena deklarasi darurat militer tersebut. Dia ditahan sejak 10 Juli lalu, dengan penyelidikan terhadap kasus-kasusnya terus berlangsung.

    Dengan penangkapan Kim, istri Yoon, maka kini Korsel memiliki mantan Presiden dan mantan Ibu Negara yang sama-sama berada di balik jeruji besi untuk pertama kalinya dalam sejarah negara tersebut.

    Para jaksa Korsel juga menggeledah sebuah perusahaan interior yang diduga terkait dengan Kim sehubungan dugaan favoritisme dalam perbaikan kantor kepresidenan semasa Yoon menjabat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)