kab/kota: Seoul

  • Kebiasaan Konsumsi Makan Ini Jadi Pemicu Banyak Warga Korsel Kena Kanker Usus Besar

    Kebiasaan Konsumsi Makan Ini Jadi Pemicu Banyak Warga Korsel Kena Kanker Usus Besar

    Jakarta

    Kanker kolorektal atau kanker usus besar secara umum dianggap sebagai ‘kanker Barat’ lantaran paling umum di Amerika Serikat dan Eropa. Namun dalam beberapa tahun terakhir, insidennya telah melonjak di Asia, termasuk di Korea Selatan.

    Insiden kanker kolorektal di Asia Timur telah meningkat dua hingga empat kali lipat dalam 30 tahun terakhir, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Korea Selatan kini mencatat salah satu tingkat tertinggi di dunia. Para peneliti mengaitkan hal ini dengan pergeseran pola makan Asia ke arah Barat, yang tinggi lemak, kalori, dan daging.

    Hal tersebut terungkap dalam studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Prof Kang Dae-hee dari Seoul National University College of Medicine dan Prof Shin Sang-ah dari Department of Food and Nutrition, Chung-Ang University.

    Tim peneliti menganalisis 82 studi kohort yang dilakukan di Korea Selatan, Jepang, China Taiwan, dan Singapura, dan memastikan adanya kaitan yang jelas antara pola makan bergaya Barat dengan kanker kolorektal.

    Konsumsi Makanan Daging-Minum Alkohol

    Analisis menemukan, konsumsi daging total yang lebih tinggi meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 18 persen. Daging olahan, seperti sosis dan ham, juga meningkatkan risiko hingga 18 persen. Sementara daging putih seperti ayam dan kalkun, tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kanker kolorektal secara keseluruhan, itu dikaitkan dengan peningkatan 40 persen dalam risiko kanker rektal.

    Alkohol diidentifikasi sebagai faktor risiko terkuat. Orang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram (2,05 ons) alkohol setiap hari, setara dengan dua kaleng bir (750 mililiter), dua hingga tiga gelas anggur atau setengah botol soju, memiliki risiko 64 persen lebih tinggi terkena kanker kolorektal. Risikonya konsisten di seluruh kanker usus besar dan rektal.

    Ini menandai meta-analisis skala besar pertama yang berfokus pada populasi Asia. Sebagian besar penelitian sebelumnya tentang pola makan dan risiko kanker kolorektal didasarkan pada populasi Barat.

    “Sulit untuk langsung menerapkan hasil studi Barat ke orang Asia karena perbedaan pola makan dan metode memasak,” kata Kang, dikutip dari Korea JoongAng Daily, Minggu (24/7/2025).

    “Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan dapat menjadi strategi kunci untuk mencegah kanker kolorektal di Asia.”

    Meskipun kanker kolorektal meningkat pesat di kawasan Asia, termasuk Korea Selatan, para ahli menekankan sebagian besar dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup. Mereka juga merekomendasikan untuk membatasi konsumsi daging olahan dan daging merah, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, berolahraga secara teratur, dan meningkatkan asupan sayur, buah, serta biji-bijian utuh.

    Apa Itu Kanker Kolorektal?

    Dikutip dari American Cancer Society, kanker kolorektal bermula di usus besar atau rektum. Kanker ini juga bisa disebut kanker usus besar atau kanker rektum, tergantung di mana asalnya. Kanker usus besar dan kanker rektum sering dikelompokkan bersama karena memiliki banyak kesamaan.

    Sebagian besar kanker kolorektal bermula dari pertumbuhan jaringan di lapisan dalam usus besar atau rektum. Pertumbuhan ini disebut polip.

    Polip cukup umum, terutama seiring bertambahnya usia. Kebanyakan polip bersifat jinak, atau non-kanker. Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker seiring waktu (biasanya bertahun-tahun). Peluang polip berubah menjadi kanker bergantung pada jenis polipnya. Ada berbagai jenis polip, di antaranya:

    Polip adenomatosa atau adenomatous polyps (adenoma): Jenis polip ini kadang dapat berkembang menjadi kanker. Karena itu, adenoma dianggap sebagai kondisi prakanker. Ada tiga jenis adenoma, yaitu tubular, villous, dan tubulovillous. Adenoma tubular merupakan jenis yang paling umum, sedangkan adenoma villous lebih jarang tetapi memiliki risiko lebih tinggi berubah menjadi kanker.

    Hyperplastic polyps dan inflammatory polyps:: Jenis polip ini lebih sering ditemukan, namun umumnya bukan kondisi prakanker. Meski demikian, pada orang yang memiliki polip hiperplastik berukuran besar (lebih dari 1 cm), pemeriksaan kanker kolorektal dengan kolonoskopi mungkin perlu dilakukan lebih sering.

    Sessile serrated polyps (SSP) dan traditional serrated adenomas (TSA): Jenis polip ini sering diperlakukan sama seperti adenoma karena juga memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker.

    Bagaimana Kanker Kolorektal Menyebar?

    Jika kanker terbentuk di dalam polip, seiring waktu kanker tersebut dapat tumbuh masuk ke dinding usus besar atau rektum. Dinding usus besar dan rektum terdiri dari beberapa lapisan. Kanker kolorektal biasanya dimulai di lapisan terdalam (mukosa) lalu dapat berkembang ke luar, menembus sebagian atau seluruh lapisan lainnya (lihat gambar di bawah).

    Saat sel kanker sudah mencapai dinding usus, mereka bisa menyusup ke pembuluh darah atau pembuluh limfa (saluran kecil yang membawa cairan dan sisa metabolisme). Dari sana, sel kanker dapat menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau bahkan ke organ yang lebih jauh.

    Stadium atau tingkat penyebaran kanker kolorektal ditentukan oleh seberapa dalam kanker tumbuh ke dalam dinding usus, serta apakah sudah menyebar ke luar usus besar atau rektum.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Korsel Jadi Negara dengan Kasus Kanker Usus Tertinggi di Dunia, Inikah Pemicunya?

    Korsel Jadi Negara dengan Kasus Kanker Usus Tertinggi di Dunia, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Meluasnya kebiasaan makan Barat di antara pola makan Asia, termasuk di Korea Selatan, meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar menurut sebuah studi baru.

    Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof Kang Dae-hee dari Seoul National University College of Medicine dan Prof Shin Sang-ah dari Department of Food and Nutrition, Chung-Ang University, mengumumkan pada hari Kamis, mereka telah memastikan adanya kaitan yang jelas antara pola makan bergaya Barat dan kanker kolorektal setelah menganalisis 82 studi kohort yang dilakukan di Korea Selatan, Jepang, China, Taiwan, dan Singapura.

    Kanker kolorektal secara umum dianggap sebagai ‘penyakit kanker Barat,’ yang paling banyak ditemukan di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadiannya melonjak di seluruh Asia, termasuk Korea Selatan.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kejadian kanker kolorektal di Asia Timur meningkat dua hingga empat kali lipat dalam 30 tahun terakhir.

    Korea Selatan kini mencatat salah satu tingkat kejadian tertinggi di dunia. Para peneliti mengaitkan peningkatan ini dengan pergeseran pola makan di Asia menuju gaya makan ala Barat, yang umumnya tinggi lemak, kalori, dan daging.

    Analisis menunjukkan bahwa konsumsi daging secara keseluruhan meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 18 persen. Daging olahan, seperti sosis dan ham, secara terpisah juga meningkatkan risiko sebesar 18 persen. Sementara daging putih seperti ayam dan kalkun tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kanker kolorektal secara umum, konsumsi daging tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker rektum hingga 40 persen.

    Alkohol diidentifikasi sebagai faktor risiko terkuat. Orang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram (2,05 ons) alkohol per hari, setara dengan dua kaleng bir (750 mililiter), dua hingga tiga gelas anggur, atau setengah botol soju, memiliki risiko 64 persen lebih tinggi terkena kanker kolorektal. Risiko ini konsisten baik pada kanker kolon maupun kanker rektum.

    Sebaliknya, asupan kalsium menurunkan risiko kanker kolorektal sebesar 7 persen. Produk susu dan ikan kecil yang dimakan utuh, seperti ikan teri, menjadi sumber utama. “Kalsium berikatan dengan asam lemak dan asam empedu di usus, sehingga mengurangi efek karsinogen,” jelas para peneliti.

    Pola makan yang kaya sayuran, buah, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak juga memiliki efek pencegahan. Kelompok yang termasuk dalam kategori “pola makan sehat” menunjukkan risiko kanker usus besar 15 persen lebih rendah, berkat manfaat gabungan dari serat makanan, antioksidan, dan senyawa bioaktif nabati.

    Penelitian ini merupakan meta-analisis skala besar pertama yang berfokus pada populasi Asia. Sebagian besar penelitian sebelumnya tentang diet dan risiko kanker kolorektal didasarkan pada populasi Barat.

    “Selama ini sulit untuk langsung menerapkan hasil penelitian Barat pada orang Asia karena adanya perbedaan pola makan dan cara memasak,” ujar Kang, dikutip dari Korea JoongAng Daily, Minggu (24/7/2025).

    “Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan bisa menjadi strategi penting untuk mencegah kanker kolorektal di Asia.”

    Meskipun angka kanker kolorektal meningkat pesat di kawasan ini, para ahli menekankan bahwa penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup. Mereka merekomendasikan untuk membatasi daging merah dan olahan, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, rutin berolahraga, serta meningkatkan asupan sayuran, buah, dan biji-bijian utuh.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Minimarket Jadi Tempat Mengusir Kesepian Warga Korea Selatan

    Minimarket Jadi Tempat Mengusir Kesepian Warga Korea Selatan

    Jakarta

    Hee-kyung tertawa kecil saat memasuki “minimarket penuh kasih sayang” yang baru di Seoul.

    Usianya masih 29 tahun. Namun, ia turut memanfaatkan layanan terbaru ibu kota Korea Selatan untuk mengusir kesepian. Hee-kyung pun menjadi satu-satunya anak muda yang memakai jasa tersebut mengingat sebagian besar pelanggannya berusia 40-50 tahun.

    Hee-kyung tiap hari berkunjung ke minimarket tersebut. Ia menghabiskan berjam-jam untuk sekedar ngobrol dengan pengunjung lain sembari menyantap mie instan gratis.

    “Saya tidak punya tempat lain untuk pergi jika bukan karena [toko ini],” ucap Hee-kyung.

    Sohn, 68 tahun, juga mengunjungi toko tersebut sekali seminggu untuk menonton film dan lepas sejenak dari rumahnya yang sempit.

    “[Toko-toko ini] seharusnya sudah ada sebelum saya lahir. Rasanya menyenangkan menghabiskan dua hingga tiga jam di sini,” katanya.

    Minimarket ini diluncurkan beriringan dengan kampanye “Seoul Without Loneliness” pada akhir 2024. Tujuannya, menjadi wadah bagi mereka yang kesepian dan merasa tidak diterima di berbagai tempat, kata pengelola toko.

    Apa itu ‘minimarket penuh kasih sayang’?

    Studi yang sama juga menemukan, proporsi rumah tangga beranggotakan satu orang di Seoul telah mencapai hampir 40%.

    Hal ini membuat pemerintah khawatir mengingat mereka berupaya membalikkan tren angka kelahiran dan pernikahan yang menurun tajam.

    Ketika BBC berkunjung di sebuah toko serba ada di Distrik Dongdaemun, belasan pengunjung yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari berbagai umur tengah duduk di bangku atau bersandar di beanbag. Mereka menonton film bersama.

    Toko-toko ini dirancang mirip dengan ruang tamu di rumah yang menawarkan kenyamanan dan kehangatan (Jake Kwon/ BBC)

    Lokasi Dongdaemun dipilih karena dekat dengan perumahan berpendapatan rendah dan penduduk tinggal sendirian di apartemen kecil.

    “Kami mengadakan hari film untuk mendorong ikatan sosial yang lebih erat,” bisik Kim Se-heon, manajer Divisi Penanggulangan Kesepian Kota.

    Baca juga:

    Selain mereka yang sedang bersiap menonton film, seorang perempuan tua menutup matanya sambil menikmati kursi pijat otomatis yang berbunyi mendengung di salah satu sudut. Di sisi lain, terdapat tumpukan mie instan.

    “Ramen adalah simbol kenyamanan dan kehangatan di Korea Selatan,” jelas Kim.

    Sambil menunggu mie matang, pengunjung diminta mengisi survei singkat tentang suasana hati dan kondisi hidup mereka.

    Jake Kwon/ BBCLee In-sook bekerja sebagai konselor di toko serba ada

    Tiap hari, toko ini menerima sekitar 70 hingga 80 pengunjung. Ini hanyalah sebagian kecil dari jumlah orang yang semakin banyak mengalami isolasi sosial yang ingin dijangkau oleh kota.

    Tidak hanya yang berada di Dongdaemun, toko “penuh kasih sayang” lain juga selalu menawarkan suasana hangat dan nyaman seperti kafe.

    Toko-toko ini didirikan khusus untuk menyambut mereka yang tidak diterima di tempat lain, jelas Manajer Toko Lee Bo-hyun.

    Toko-toko tersebut tidak hanya menyediakan ruang dan film, tapi juga pendingin udara selama bulan-bulan panas terik bagi warga berpenghasilan rendah dan tidak mampu membeli AC di rumah.

    Baca juga:

    Tempat ini juga dimaksudkan sebagai ruang bagi orang-orang yang kesepian agar mereka bisa menghindari stigma dan leluasa meminta bantuan.

    Pilihan nama “minimarket” adalah upaya untuk menjauhkan mereka dari klinik kejiwaan. Ini penting karena di Korea Selatan masih ada stigma terhadap orang-orang yang meminta bantuan untuk kesehatan mental, terutama di kalangan penduduk lanjut usia.

    ‘Pelarian dari kesepian’

    Sohn, 68 tahun, salah satu pelanggan tetap minimarket ini. Tiap pekan, ia datang untuk menonton film dan keluar dari rumah yang sempit.

    Selama lebih dari lima dekade, Sohn hidup merawat ibunya yang menderita aneurisma otak. Akibatnya, dia tidak pernah menikah atau memiliki anak.

    Uang yang dikumpulkan selama ini sebagian besar dialokasikan untuk perawatan ibunya. Kini, tanpa uang dan berjalan dengan tongkat sejak mengalami pendarahan otak beberapa tahun lalu, ia mengaku tidak banyak tempat untuknya.

    “Tempat-tempat membutuhkan uang, pergi ke bioskop juga membutuhkan uang,” katanya.

    Getty ImagesMakin banyak warga Korea Selatan yang merasa terisolasi secara sosial dari hasil riset

    Selain Sohn, ada Hee-kyung yang masih berusia 29 tahun. Ia kabur dari rumah dan tidak lagi berbicara dengan siapa pun dari keluarganya. Ia tinggal sendirian dan menghabiskan waktu menonton video hewan lucu di ponselnya sambil berbaring di lantai.

    Teman-teman dikenalnya secara daring melalui komunitas penggemar grup K-pop Super Junior dan mereka tinggal berjauhan. Saat ini, ia menganggur sehingga tidak memiliki rekan untuk diajak ngobrol.

    Baca juga:

    “Saya berkata pada diri saya sendiri, ‘setiap hari adalah kesempatan untuk melarikan diri dari rasa kesepian’,” kata Hee-kyung.

    Hee-Kyung adalah salah satu dari 20.000 orang yang mengunjungi empat minimarket khusus ini sejak tempat itu dibuka pada Maret. Kota tersebut awalnya memperkirakan hanya 5.000 pengunjung pada tahun pertama.

    Mengapa kesepian meningkat?

    Perubahan yang dialami Korea Selatan sangat drastis: dalam satu generasi, negara ini berubah dari masyarakat agraris yang dilanda perang menjadi ekonomi yang maju.

    Beberapa dekade lalu, keluarga besar dengan enam hingga delapan anak tinggal di bawah satu atap adalah hal lazim.

    Namun, migrasi ke kota selama bertahun-tahun telah memperkecil ukuran keluarga dan mengubah tempat seperti Seoul menjadi kota metropolis yang karut marut.

    Getty ImagesWarga Korea Selatan yang telah lanjut usia dan merasa kesepian terus meningkat berdasarkan laporan

    Perumahan yang tidak terjangkau, biaya hidup yang meningkat, dan jam kerja yang melelahkan telah membuat semakin banyak anak muda menolak pernikahan atau menjadi orang tua.

    Di sisi lain, warga lansia merasa diabaikan oleh anak-anak muda yang berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan.

    “Anda tahu pepatah, makanan paling tidak enak adalah yang dimakan sendirian? Saya bertanya kepada orang-orang tua yang datang ke sini apakah mereka makan dengan baik. Mereka akan menangis hanya karena ditanya pertanyaan itu,” kata Lee In-sook, konselor di toko tersebut.

    Baca juga:

    In-sook pun memahami tidak enaknya sendirian setelah bercerai dan anak-anaknya yang sudah dewasa meninggalkan rumah.

    Pertama kali Hee-kyung, yang usianya sekitar sama dengan anak In-sook, datang ke toko, dia langsung menarik perhatiannya.

    Seperti banyak pengunjung lain, Hee-kyung diam pada hari pertama, hampir tidak berbicara dengan orang lain. Pada kunjungan kedua, dia mulai berbicara dengan In-sook.

    Bagaimana cara pemerintah mengatasi kesepian?

    Jumlah warga lansia yang meninggal seorang diri terus meningkat. Acap kali jenazah mereka tidak ditemukan sampai berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian.

    Kondisi ini membuat pejabat Kota Seoul cukup khawatir dan mengambil tindakan.

    Misi tersebut segera diperluas untuk menangani kesepian. Namun, Seoul bukan yang pertama melakukannya.

    Pada 2018, UK menunjuk pejabat setingkat menteri untuk menangani kesepian warga. Jepang bahkan mendirikan lembaga untuk menangani masalah kesepian yang semakin parah selama pandemi Covid-19.

    Fenomena menarik diri sepenuhnya dari masyarakat cukup umum di Jepang sehingga memiliki nama khusus: hikikomori. Di Korea Selatan, jumlah anak muda yang secara sukarela memisahkan diri dari masyarakat yang sangat kompetitif dan menuntut makin meningkat.

    “Mungkin pandemi yang menyebabkan hal ini,” kata Lee Yu-jeong, yang mengelola salah satu program anti-kesepian di Seoul.

    Dia menyoroti ketika anak-anaknya tetap berkutat dengan ponsel pintar saat teman-teman mereka berkunjung.

    “Orang-orang saat ini mengungkapkan betapa sulitnya memiliki jaringan pertemanan. Kesepian telah menjadi sesuatu yang perlu ditangani sebagai masalah masyarakat.”

    Langkah pertama adalah membuka layanan hotline bagi orang-orang yang membutuhkan seseorang untuk diajak bicara. Survei nasional pada tahun 2023 menemukan bahwa sepertiga dari orang dewasa Korea tidak memiliki siapa pun untuk dimintai bantuan dalam urusan rumah tangga atau diajak bicara saat merasa sedih.

    Konselor-konselor menawarkan panggilan selama 40 menit untuk membahas topik apa pun. Park Seung-ah melakukan tiga panggilan sehari dari kubikelnya.

    “Saya terkejut melihat begitu banyak anak muda yang menginginkan sesi ini. Mereka ingin berbagi beban di dada mereka, tetapi seringkali ada dinamika kekuasaan dengan orang tua atau teman-teman mereka. Jadi mereka datang kepada kami.”

    Baca juga:

    Toko-toko “penuh kasih sayang” pun segera bermunculan, sebuah lokasi fisik di mana orang-orang yang kesepian diterima.

    Namun, beberapa pengunjung terlihat canggung saat mereka masuk untuk pertama kalinya. Kondisi ini diperparah oleh pengalaman isolasi mereka.

    Pengunjung sering merasa tidak nyaman berbicara dengan orang lain atau makan bersama pada awalnya, kata Manajer Toko Lee.

    “Kesepian yang khas, jika berulang selama berhari-hari, berbulan-bulan, dan setengah tahun akan menjelma lebih dari sekadar perasaan,” ucap Lee.

    “Orang-orang itu mulai menghindari tempat-tempat yang ramai. Banyak yang bertanya apakah mereka bisa membawa ramen untuk dibawa pulang karena mereka tidak mau makan bersama orang lain.”

    Lee akan mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak perlu berbicara. Mereka bisa duduk di meja yang sama dan makan mie.

    Sudah berbulan-bulan sejak Hee-kyung menjadi salah satu pendatang baru yang pendiam. Kini, ia akrab dengan In-sook. Ketika In-sook bercerita tentang putrinya, suaranya tercekat tiba-tiba.

    “Aku akan memelukmu,” kata Hee-kyung dengan tegas. Dia berjalan dari sisi lain ruangan dan memeluk In-sook.

    Tonton juga Video: Jajan di Minimarket Ala Korea

    (ita/ita)

  • Maling Uang Rp 207 Miliar Tertangkap Gegara Buang Sampah Sembarangan

    Maling Uang Rp 207 Miliar Tertangkap Gegara Buang Sampah Sembarangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Pepatah tersebut mungkin cocok bagi buronan penipuan kripto asal Korea Selatan. Pelarian seorang tersangka penipu mata uang kripto selama lima tahun akhirnya tertangkap saat membuang sampah sembarangan di dekat stasiun kereta api di Seoul.

    Melansir dari situs BBC Internasional, kepolisian setempat mengatakan bahwa mereka hanya berniat menangkap pria tersebut karena membuang puntung rokok sembarangan.

    Namun, kecurigaan muncul saat pria berusia 60 tahun tersebut memohon kepada pihak kepolisian untuk memberikan kesempatan satu kali dan mencoba melarikan diri.

    Bahkan, pria tersebut juga menolak untuk menunjukkan kartu identitasnya, berpura-pura menerima telepon dan menawarkan uang kepada polisi sebagai imbalan untuk melepaskannya.

    Setelah diinterogasi, polisi menemukan bahwa dia dicari karena diduga menipu 17,7 miliar won atau setara dengan Rp 207 miliar dari 1.300 orang melalui penipuan mata uang kripto.

    Saat ini, Ia memiliki surat perintah penangkapan untuk 10 tuduhan yang berkaitan dengan dugaan penipuan mata uang kripto, termasuk penipuan.Pria tersebut telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul, yang telah memimpin penyelidikan terhadapnya.

    Sebagai informasi, meningkatnya kejahatan terkait mata uang kripto telah memicu kekhawatiran pemerintah di seluruh dunia. Menurut perusahaan analitik blockchain Chainalysis, platform mata uang kripto kehilangan US$2,2 miliar karena pencurian pada tahun 2024, sementara pelaku kejahatan menerima sekitar US$40,9 miliar dalam bentuk mata uang kripto.

    Tahun lalu, polisi Korea Selatan juga menangkap lebih dari 200 orang karena diduga mencuri US$ 240 juta dalam apa yang diyakini sebagai penipuan investasi mata uang kripto terbesar di negara itu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Buronan Penipu Kripto Tertangkap Gara-gara Buang Sampah Sembarangan

    Buronan Penipu Kripto Tertangkap Gara-gara Buang Sampah Sembarangan

    Jakarta

    Pelarian seorang penipu kripto asal Korea Selatan harus terhenti setelah buron selama lima tahun. Ia tertangkap setelah melakukan kesalahan yang sangat sepele yaitu membuang sampah sembarangan.

    Kepolisian Korea Selatan mengatakan mereka hanya berniat menahan pria tersebut karena membuang puntung rokok sembarangan di dekat stasiun kereta Silim di distrik Gwanak, Seoul. Menurut pernyataan resmi polisi, mereka melihat pria itu tiba-tiba berlari setelah membuang sampah sembarangan pada Rabu (20/8) kemarin pukul 11.30.

    Namun polisi menjadi curiga setelah pria itu memohon untuk dilepaskan ‘sekali ini saja’ dan mencoba melarikan diri dengan memanggil taksi. Pria itu juga menolak menunjukkan kartu identitas resminya, berpura-pura membuat panggilan telepon, dan berupaya menyuap polisi agar dibebaskan.

    Setelah diselidiki, polisi menemukan pria itu merupakan buronan karena diduga menipu 1.300 orang melalui penipuan kripto. Pria itu mengantongi 17,7 miliar Won atau sekitar Rp 208,2 miliar dari ribuan korbannya.

    Pria yang hanya dikenal dengan inisial nama belakang A itu menjalankan aksinya antara tahun 2018 dan 2019, sebelum bersembunyi pada tahun 2020.

    Pria berusia 60 tahunan itu memiliki surat perintah penangkapan untuk 10 dakwaan terkait penipuan dan penganiayaan. Saat ini pria itu telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul untuk diselidiki lebih lanjut.

    Meningkatnya kejahatan terkait mata uang kripto telah memicu kekhawatiran dari berbagai pemerintah di seluruh dunia. Menurut perusahaan analitik blockchain Chainalysis, platform mata uang kripto telah kehilangan USD 2,2 miliar akibat pencurian pada tahun 2024.

    Sementara itu, pelaku kejahatan membawa kabur sekitar USD 40,9 miliar dalam bentuk mata uang kripto, seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/8/2025).

    Tahun lalu, kepolisian Korea Selatan menahan lebih dari 200 orang karena diduga mencuri USD 240 juta. Kasus ini diyakini sebagai kasus penipuan investasi kripto terbesar yang pernah diungkap di Korea Selatan.

    (vmp/vmp)

  • Kim Jong Un Beri Penghargaan ke Tentara Korut yang Perang Lawan Ukraina

    Kim Jong Un Beri Penghargaan ke Tentara Korut yang Perang Lawan Ukraina

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memberikan penghargaan kepada tentara-tentara Pyongyang yang berperang bersama Rusia melawan Ukraina. Kim Jong Un bahkan berlutut di depan potret para prajurit Korut yang gugur dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.

    Tidak hanya itu, seperti dilansir AFP, Jumat (22/8/2025), Kim Jong Un juga sempat memeluk seorang tentara Korut yang emosional dalam seremoni pemberian penghargaan. Momen-momen itu terlihat dalam foto-foto terbaru yang dirilis oleh media pemerintah Korut pada Jumat (22/8) waktu setempat.

    Foto-foto seremoni itu menunjukkan Kim Jong Un yang terharu sedang memberikan medali, menempatkannya di samping potret para tentara yang gugur dan menghibur tentara lainnya yang kembali dari perang melawan Ukraina.

    Kim Jong Un memuji para tentara Korut itu sebagai “pahlawan” yang mengorbankan masa muda dan nyawa mereka.

    Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) dan negara-negara Barat menyebut Korut mengirimkan lebih dari 10.000 tentaranya ke Rusia pada tahun 2024 — terutama ke wilayah Kursk — beserta peluru artileri, rudal, dan sistem rudal jarak jauh.

    Sekitar 600 tentara Korut di antaranya, menurut laporan intelijen Seoul, telah gugur dan ribuan tentara lainnya luka-luka dalam pertempuran bersama Rusia melawan pasukan Ukraina.

    Dalam seremoni yang digelar di markas besar Partai Buruh Korea di Pyongyang, foto-foto tentara Korut yang gugur beserta nama mereka dipajang di atas panggung.

    Kim Jong Un, menurut laporan kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA), memuji mereka sebagai tentara yang “mengagumkan” yang “pulang dengan penuh kehormatan” setelah bertahan dari “hujan peluru dan bom perang hidup-mati di negeri asing”.

    Salah satu foto yang dirilis KCNA menunjukkan Kim Jong Un yang emosional sedang memeluk seorang tentara yang juga tampak terharu, membenamkan wajahnya di dada sang pemimpin Korut saat seremoni berlangsung.

    Satu foto lainnya menunjukkan Kim Jong Un berlutut di depan potret seorang tentara yang gugur untuk memberikan penghormatan, dan meletakkan medali serta bunga di samping foto mereka.

    Menurut KCNA, Kim Jong Un secara pribadi menganugerahkan gelar “pahlawan DPRK” — nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea — kepada para komandan yang bertempur dalam operasi di luar negeri, dan yang disebut telah “memberikan prestasi yang luar biasa”.

    Ditambahkan KCNA bahwa pemimpin Korut itu juga meletakkan bunga di memorial wall dan bertemu dengan keluarga tentara yang gugur.

    Korut baru mengonfirmasi soal pengerahan tentaranya untuk mendukung perang Rusia melawan Ukraina pada April lalu, dan mengakui tentara-tentaranya tewas dalam pertempuran di sana.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Sentilan Korut ke Korsel yang Katanya Ingin Baikan

    Sentilan Korut ke Korsel yang Katanya Ingin Baikan

    Jakarta

    Wacana normalisasi hubungan dua negara bersaudara di Semenanjung Korea masih terbilang jauh. Pasalnya, Korea Utara (Korut) mengecam Korea Selatan (Korsel) dengan anggapan bermuka dua karena menggelar latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS).

    Korut menilai kepemimpinan Korsel memiliki karakter ganda. Alasannya Korsel mengupayakan pendekatan diplomatik dengan Pyongyang, sekaligus latihan militer bareng dengan AS.

    Dilansir AFP, Rabu (20/8), sentilan itu dilontarkan oleh Kim Yo Jong, adik perempuan dari pemimpin Korut Kim Jong Un, saat Seoul dan Washington memulai latihan gabungan tahunan pada Senin (18/8) waktu setempat.

    “Latihan militer gabungan terkini (Korea Selatan), yang kembali dilakukan dengan kedok isyarat rekonsiliasi, melibatkan peninjauan rencana operasional baru yang bertujuan untuk segera menghapus kemampuan nuklir dan rudal kami,” kata Kim Yo Jong seperti dikutip kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA).

    Latihan gabungan itu, sebut Kim Yo Jong, juga mengungkapkan niat Seoul untuk memperluas “serangan ke wilayah republik kami”.

    “Ini adalah bagian yang dengan jelas menunjukkan karakter ganda dari otoritas Seoul, yang bermuka dua di balik layar,” cetusnya, merujuk pada Presiden Korsel Lee Jae Myung dan pemerintahannya.

    Korut Tak Ingin Perbaiki Hubungan

    Pada pekan lalu, militer Korsel menyatakan Pyongyang telah mencopot pengeras suara propaganda di sepanjang perbatasan dalam upaya perbaikan hubungan. Membantah, Korut menegaskan tidak akan pernah mencopot pengeras suara itu.

    “Kami tidak pernah mencopot pengeras suara yang terpasang di wilayah perbatasan dan tidak bersedia mencopotnya,” kata Kim Yo Jong, adik perempuan penguasa Korea Utara Kim Jong Un, sebagaimana laporan KCNA yang dilansir AFP, Kamis (14/8).

    Namun, Kim Yo Jong menegaskan upaya Korsel untuk ‘meredakan ketegangan’ antara Korut dan Korsel melalui kabar penyingkiran pengeras suara propaganda di sisi perbatasan adalah sia-sia. Dia mengatakan hubungan Korut dan Korsel akan tetap seperti ini di masa mendatang.

    Kim Jong Un meminta tentara Korut mempersiapkan diri untuk perang. (AFP)

    “Baru-baru ini, Korea Selatan telah mencoba menyesatkan opini publik dengan mengatakan bahwa ‘tindakan niat baik’ dan ‘kebijakan peredaan’-nya mendapat respons, serta menciptakan opini publik bahwa hubungan DPRK-Korea Selatan sedang ‘dipulihkan’,” katanya.

    “Kami telah mengklarifikasi pada beberapa kesempatan bahwa kami tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan, dan pendirian serta sudut pandang yang konklusif ini akan ditetapkan dalam konstitusi kami di masa mendatang,” sambungnya.

    Sejak terpilih pada Juni lalu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung telah berjanji untuk mendekati Korea Utara yang bersenjata nuklir dan mengupayakan dialog tanpa prasyarat, hal berbeda dari pendahulunya yang keras kepala.

    Kata Presiden Korsel soal Korut Ogah Baikan

    Presiden Lee Jae Myung berjanji untuk menghormati sistem politik Korut. Lee juga bertekad untuk membangun kepercayaan militer antara Seoul dan Pyongyang.

    Janji tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (15/8), disampaikan Lee sehari setelah Korut menyatakan mereka tidak berminat untuk memperbaiki hubungan dengan Korsel, negara tetangganya.

    Lee telah berjanji untuk membangun hubungan dengan Korut dan mengupayakan dialog tanpa prasyarat sejak terpilih menjadi Presiden Korsel pada Juni lalu. Langkah ini berkebalikan dengan kebijakan pendahulunya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yang agresif.

    Presiden Korsel Lee Jae-myung dan istrinya Kim Hye-kyung. (REUTERS/Lee Jin-man)

    Berbicara dalam acara peringatan pembebasan Korsel dari penjajahan Jepang, Lee mengatakan bahwa pemerintah Korsel “akan mengambil langkah-langkah konsisten untuk secara substansial mengurangi ketegangan dan memulihkan kepercayaan” dengan Korut.

    Peringatan pembebasan Korsel dari Jepang yang jatuh pada 15 Agustus ini, menurut Institut Nasional untuk Pendidikan Unifikasi Seoul, menjadi satu-satunya hari libur umum yang dirayakan di Korut dan Korsel.

    “Kami menegaskan rasa hormat kami terhadap sistem Korea Utara saat ini,” kata Lee, sembari menambahkan bahwa Seoul “tidak berniat melakukan tindakan-tindakan permusuhan”.

    “Saya berharap Korea Utara akan membalas upaya kami untuk memulihkan kembali kepercayaan dan menghidupkan kembali dialog,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 3

    (rfs/lir)

  • Heboh Polisi Dikira Hantu hingga Orang-orangan Sawah, Kok Bisa?

    Heboh Polisi Dikira Hantu hingga Orang-orangan Sawah, Kok Bisa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan punya cara unik untuk menurunkan tingkat kejahatan. Bukan dengan patroli, namun kepolisian di Seoul memasang polisi hologram di sudut jalan Taman Judong setiap malamnya.

    Hologram itu hasil buatan perusahaan teknologi Hologrammica. Tingginya lebih dari 170 cm, mirip seperti tinggi manusia kebanyakan dan dimodelkan manusia sesungguhnya.

    Pemasangan hologram telah dilakukan pada Oktober lalu. Pengunjung jalan itu bisa melihatnya pada pukul 19:00 hingga 22:00 waktu setempat.

    Pihak kepolisian mengatakan angka kejahatan menurun 22% sejak hologram polisi dipasang. Angka itu membandingkan data dari jam yang sama sebelum dan sesudah hologram diaktifkan.

    Teknologi itu memang tidak bisa menangkap siapapun. Namun, pihak kepolisian mengatakan kehadirannya bisa mencegah keputusan buruk dari masyarakat.

    “Setelah diperiksa lebih dekat, orang itu bukan orang sungguhan. Namun ada persepsi kehadiran polisi saja sudah memberikan efek jera yang signifikan,” jelas polisi dalam keterangan resminya, dikutip dari Vice, Rabu (20/8/2025).

    Nampaknya efek psikologis yang ditimbulkan oleh kehadiran polisi itu berdampak besar. Rencananya penggunaan hologram akan diperluas ke wilayah lain.

    Vice melaporkan berbagai pendapat muncul setelah polisi hologram itu muncul. Sejumlah pengguna internet menyebutnya bermanfaat dan berteknologi tinggi.

    Namun, sejumlah pengguna lain menilainya berbeda. Ada yang menyamakannya seperti orang-orangan sawah yang menyala hingga hantu.

    “Ada hantu polisi berpatroli di sekitar ini, apa yang dipikirkan orang-orang?” jelas seorang pengguna.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rojali Sudah Sampai Korea, Kelakuannya Keterlaluan

    Rojali Sudah Sampai Korea, Kelakuannya Keterlaluan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena “cagongjok” tengah menjadi sorotan di Korea Selatan. Istilah ini merujuk pada orang-orang yang menjadikan kafe sebagai tempat belajar atau bekerja dalam waktu lama.

    Dilansir The Korea Herald, cagongjok merupakan gabungan kata “cafe,” “gongbu” (belajar), dan “jok” (suku/kelompok). Istilah ini secara langsung berarti sekelompok orang yang belajar di kafe.

    Fenomena ini makin terlihat di Seoul maupun kota lain. Banyak kafe dipenuhi orang yang membawa peralatan bekerja seperti laptop, PC, headphone, bahkan printer, meski meja tersebut sejatinya diperuntukkan untuk lebih banyak orang.

    Hal ini menimbulkan perdebatan tentang etika penggunaan ruang publik di kafe. Sebagian orang kesal karena rombongan jarang beli (Rojali) ini sering menguasai kursi berjam-jam hanya dengan hanya membeli satu minuman.

    Pengguna lain menyebut, kebiasaan orang bekerja berjam-jam di kafe membuatnya berhenti datang ke cafe seperti Starbucks.

    “Kalau kamu tidak mampu menyewa ruang kantor, dan Starbucks cukup bodoh membiarkanmu menjadikan tempat itu sebagai kantor hanya dengan membeli minuman berkafein penuh gula yang bahkan kualitasnya biasa saja, silakan saja,” tulis seorang pengguna Reddit.

    Fenomena ini akhirnya membuat Starbucks Korea turun tangan. Perusahaan kopi global itu memperbarui kebijakannya agar pengalaman pelanggan di gerainya tetap nyaman.

    “Laptop dan perangkat pribadi kecil tetap diperbolehkan. Namun pelanggan diminta tidak membawa komputer desktop, printer, atau barang besar lain yang bisa membatasi tempat duduk dan mengganggu ruang bersama,” ujar juru bicara Starbucks Korea, dikutip dari BBC, Selasa (19/8/2025).

    Starbucks menegaskan tetap berkomitmen menjadi tempat yang ramah untuk menikmati kopi dan interaksi, tempat di mana komunitas bisa tumbuh di setiap cangkir, percakapan, dan kunjungan.

    Namun, meski pernyataannya terdengar halus, banyak yang menganggap langkah Starbucks ini sejalan dengan sentimen publik terhadap mereka yang dituding “menguasai” kursi kafe.

    Kebijakan Starbucks di Korea Selatan ini juga mencerminkan tren global, termasuk di Inggris, tempat beberapa kedai kopi telah menerapkan aturan khusus untuk membatasi pekerja jarak jauh agar tidak terlalu lama “menguasai” meja dan menghambat perputaran pelanggan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kim Jong Un Serukan Peningkatan Kemampuan Senjata Nuklir Korut!

    Kim Jong Un Serukan Peningkatan Kemampuan Senjata Nuklir Korut!

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan “perluasan cepat” kemampuan senjata nuklir negaranya. Dia pun menyinggung tentang latihan militer Amerika Serikat-Korea Selatan yang sedang berlangsung, yang menurutnya dapat “memicu perang”.

    “Hubungan militer AS-Korea Selatan yang semakin intensif dan aksi pamer kekuatan merupakan manifestasi paling jelas dari keinginan mereka untuk memicu perang,” kata Kim seperti dikutip kantor berita resmi Korut, KCNA, dilansir AFP, Selasa (19/8/2025).

    “Situasi yang ada saat ini mengharuskan kita untuk membuat perubahan radikal dan cepat dalam teori dan praktik militer yang ada serta perluasan nuklirisasi yang cepat,” ujarnya.

    Komentar tersebut disampaikan saat Kim melihat kapal perusak angkatan laut, Choe Hyon, pada hari Senin (18/8) dan menerima laporan tentang sistem persenjataan kapal perang tersebut.

    Ia menyatakan kepuasannya bahwa “tugas-tugas utama untuk menjadikan angkatan laut berteknologi tinggi dan bersenjata nuklir berjalan sesuai rencana” menjelang target penilaian pada bulan Oktober, demikian menurut KCNA.

    Diketahui bahwa Amerika Serikat dan Korea Selatan pada hari Senin (18/8) memulai latihan gabungan tahunan, yang bertujuan untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi ancaman dari Korea Utara yang bersenjata nuklir.

    Latihan selama 11 hari tersebut mencakup “beberapa acara latihan tembak langsung berskala besar,” demikian pernyataan Angkatan Darat AS. Latihan gabungan itu disebut sebagai “latihan yang berorientasi pertahanan”.

    Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung pada hari Jumat lalu berjanji untuk “menghormati” sistem politik Korea Utara dan membangun “kepercayaan militer”. Ini disampaikannya sehari setelah Pyongyang mengatakan tidak berminat untuk memperbaiki hubungan dengan Seoul.

    Lee telah berjanji untuk mengupayakan dialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat sejak terpilih pada bulan Juni, sebuah perubahan sikap dari presiden Korsel sebelumnya yang berpandangan keras.

    Pidato Lee disampaikan sehari setelah adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengatakan Korea Utara “tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan” dengan Korea Selatan.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)