kab/kota: Semarang

  • Ahmad Dhani Kena Tipu Kanit Jarantas Polrestabes Surabaya Gadungan

    Ahmad Dhani Kena Tipu Kanit Jarantas Polrestabes Surabaya Gadungan

    Surabaya (beritajatim.com)- Pemuda Benowo berinisial KK harus mendekam di sel tahanan usai mengaku sebagai Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya. Hal itu dilakukan untuk menipu Dwi Ahmad Dani, sekuriti asal Parang, Magetan yang baru saja kehiangan sepeda motor.

    Dengan mengaku sebagai Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya, KK meminta sejumlah uang agar bisa menemukan sepeda motor Dwi Ahmad Dani.

    Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan dengan bermodal kaos hitam bertuliskan Jatanras, pistol mainan dan borgol, KK berhasil mengelabui Ahmad Dani bahwa ia adalah seorang Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya. KK dan Ahmad Dani awalnya bertemu di rumah seseorang berinisal E. Saat itu keduanya berniat untuk mengambil motor gadaian milik mereka masing-masing.

    “KK dan korban sama-sama menggadaikan motor di E. Pertama ketemu saat hendak mengambil motor namun E tidak berada di rumah. Sehingga keduanya saling ngobrol,” kata Hendro Sukmono, Rabu (29/05/2024).

    Keduanya lantas bertemu kembali kemudian hari tepatnya di sebuah warung kopi di Jalan Balongsari. Pada pertemuan kedua itu, KK membawa pistol mainan dan borgol serta mengaku sebagai Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya.

    Tersangka menawarkan sepeda motor Honda Scoopy seharga 5 juta. KK membohongi korban untuk membayar uang tunai Rp 3 juta dengan alasan sebagai uang muka pembayaran. Dengan segala bujuk rayu, Ahmad Dani lantas percaya dan menyerahkan uang Rp 3 juta kepada KK dengan perjanjian sisa uang akan di transfer.

    “Namun setelah penyerahan uang tersebut, justru tidak ada kabar lebih lanjut dari tersangka. Hingga korban melaporkan kejadian itu,” beber Hendro.

    Berdasarkan laporan polisi yang dibuat korban, Tim Jatanras Polrestabes Surabaya langsung melakukan penyelidikan, hingga berhasil menangkap pelaku di Jalan Semarang, Surabaya. Setelah diamankan dan menjalani pemeriksaan, diketahui bahwa KK berhasil melakukan pengambilan 4 motor dari tempat gadai di wilayah Menganti, Gresik berbekal akal bulusnya mengaku sebagai Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya.

    “Pelaku KK dalam penyamarannya telah melakukan pengambilan empat unit motor dari tempat gadai di wilayah Menganti, Gresik. Kini dia sudah kami ditahan,” terang Alumni Akpol 2005 itu.

    Dari kasus ini, disita barang bukti dari polisi gadungan tersebut, berupa 2 pistol, kaos bertuliskan Jatanras hingga borgol. Sementara itu, KK dalam video klarifikasinya meminta maaf kepada masyarakat Surabaya khususnya institusi kepolisian karena sudah mengaku sebagai Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya dan melakukan penipuan.

    “Dengan kejadian ini saya sudah merugikan korban dan Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya. Sehingga saya minta maaf dan semoga tidak ada yang meniru aksi saya,” tutupnya. [ang/aje]

  • Mahasiswi UINSA yang Tewas Ternyata Gagal Dijambret

    Mahasiswi UINSA yang Tewas Ternyata Gagal Dijambret

    Surabaya (beritajatim.com) – Tas mahasiswi UINSA yang tewas saat mengejar jambret di Jalan Semarang ternyata gagal diambil oleh kedua pelaku. Tas berisi handphone, dompet dan kabel cas itu ditemukan tepat di Jalan Arjuno dalam kondisi tali terputus tepat di lokasi Maya Dwi Ramadhani (21) menjadi korban jambret.

    Milah (44) ibunda korban mengatakan, ada saksi mata kunci dalam peristiwa penjambretan itu. Saksi saat itu naik ojek online tepat di belakang korban. Saksi yang tidak diketahui identitasnya itu melihat kedua pelaku jambret memepet sepeda motor korban dari arah kiri. Saat itu, tas korban dicantolkan di pundak kiri. Kedua pelaku lantas menarik tas Maya hingga talinya putus.

    “Saksi itu pekerja kantoran. Anak saya dijambret beberapa meter sebelum Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Tas selempangnya itu jatuh. Tapi, anak saya tetap mengejar karena mungkin tasnya berhasil dijambret,” kata Milah, Minggu (26/05/2024).

    Saksi saat itu sempat meneriaki Maya. Namun, korban tetap memacu sepeda motor Honda PCX merahnya mengejar dua pelaku yang mengendarai sepeda motor kopling.

    Saksi yang enggan namanya disebut itu lantas mengambil tas yang jatuh dan berusaha mengejar Maya. Namun, saat di persimpangan Jalan Arjuna-Jalan Semarang, saksi bingung kemana arah Maya mengejar jambretnya.

    “Sempat diklakson-klakson sama saksi dan Ojolnya. Namun, mungkin anak saya sudah fokus sama jambretnya. Dia ga berhenti. Akhirnya tas anak saya sempat dibawa pulang oleh saksi,” imbuh Milah.

    Saksi saat itu sampai rumah sekitar pukul 00.15 dini hari. Tas milik Maya itu berbentuk persegi panjang 10×5 sentimeter berwarna abu-abu.

    Sekitar pukul 01.30 ponsel Maya yang dibawa saksi berbunyi. Ternyata yang menghubungi adalah kekasih Maya. Dari percakapan telepon itu, saksi bercerita kalau Maya menjadi korban penjambretan. Tas milik Maya saat ini berada di rumah saksi di Jalan Dupak. Pacar Maya pun lantas menghubungi ayah korban.

    “Suami,anak saya yang pertama dan pacar Maya yang ke Dupak. Sampai di Dupak lalu mereka mencari keberadaan Maya. Mereka nyari berpencar,” tutur penjual sayur di Pasar Tembok itu.

    Pencarian berakhir ketika kakak korban mencari lewat aplikasi GPS yang terkoneksi dengan sepeda motor Maya. Saat itu, dari pencarian GPS ditemukan lokasi sepeda motor Maya berada di Polsek Bubutan. Mereka pun akhirnya sama-sama menuju Polsek Bubutan.

    Sesampainya di Polsek Bubutan, anggota polisi yang piket menyampaikan bahwa Maya menjadi korban kecelakaan di Jalan Semarang. Maya saat itu dilaporkan kritis dan langsung dilarikan ke RSUD dr. Soetomo. Ayah Maya lantas mengabari Milah untuk segera berangkat ke RSUD dr. Soetomo.

    Sesampainya di RSUD dr. Soetomo, Keluarga Maya mencari di IGD RSUD dr. Soetomo. Pikiran mereka, Maya masih menjalani pemeriksaan intensif di salah satu ruangan. Setelah mencari dan tidak menemukan Maya, Keluarga lantas bertanya ke petugas jaga. Oleh petugas jaga, keluarga Maya dibawa ke salah lorong di luar IGD.

    “Saya melihat anak saya sudah ditutup kain putih. Itu saya sudah menangis, dada saya sesak. Petugas bilang Maya sudah dinyatakan meninggal dunia. Saya pandangi rambut dan wajahnya sambil saya tutup hati saya bilang; Ya Allah, Nak, kamu masuk surga,” tutur Milah sambil terisak.

    Kini, pihak keluarga masih menunggu hasil kerja dari polisi untuk memburu pelaku. Walaupun ternyata tidak ada barang milik Maya yang hilang, namun suara Maya tidak mungkin akan terdengar lagi oleh Milah selama-lamanya. [ang/but]

  • Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Keajaiban datangnya tidak bisa diperkirakan. Keajaiban hanya datang ketika manusia terus berusaha tanpa mengenal lelah. Dalam kasus tewasnya Maya Dwi Ramadhani (21) Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang tewas saat mengejar jambret. Keajaiban datang kepada kakak kandung Maya yang saat itu kebingungan mencari lokasi keberadaan adik gadisnya.

    Jam sudah menunjukan pukul 01.30 WIB, Maulidia Eka bingung mencari keberadaan adiknya yang baru saja menjadi korban Jambret di Jalan Arjuno pada Kamis (23/05/2024) malam. Saat itu, Maulidia baru saja mendapatkan informasi dari saksi yang melihat adiknya di Jambret. yang diketahui oleh Maulidia, dua pelaku jambret gagal membawa tas milik adiknya. Tas itu lalu diamankan saksi dan kembali diambil oleh Maulidia di rumah saksi di Jalan Dupak.

    Perempuan berusia 23 tahun itu melihat barang-barang yang diamankan seperti dompet, Iphone dan chargernya benar milik adiknya. Walaupun barang adiknya ditemukan, pikiran Maulidia kalut. karena Maya tidak diketahui keberadaanya. Maulidia pun memutuskan untuk mencari adiknya berkeliling di sekitar Jalan Arjuno.

    Waktu terus berlalu, angin malam semakin menusuk ke dalam tulang. Maulidia saat itu bersama ibunya Millah menyusuri jalan Tanjung Perak hingga ke BG Junction. Mereka berkeliling melewati Pom Bensin Bubutan hingga Jalan Pahlawan.

    Sambil keliling, Maulidia tersadar bahwa motor Honda PCX Merah yang dikendarai adiknya dipasangi oleh GPS. Ia pun membuka aplikasi GPS itu untuk menemukan lokasi sepeda motor Maya. Asumsinya, sepeda motor Honda PCX itu masih dikendarai oleh Maya.

    “Namun, karena aplikasi GPS nya akhir-akhir ini belum dibayar, jadi ga bisa kelacak posisinya dimana,” kata Milah, ibu kandung dari Maya, Minggu (26/05/2024).

    Selama satu jam lebih Maulidia dan Millah mencari Maya namun tidak menemukan hasil. Aplikasi GPS itu merupakan satu-satunya cara agar Maya cepat ditemukan, pikir Maulidia. Maulidia tidak berhenti memencet aplikasi GPS-nya.

    Rasa lelah fisik dan pikiran sudah mulai menyerang. Harapan untuk menemukan Maya sudah semakin menipis.

    Di sela-sela rasa pasrah itu, keajaiban datang. Tiba-tiba aplikasi GPS yang sudah tidak dibayar dan tidak bisa digunakan itu menunjukan dimana letak sepeda motor Maya. Lokasinya berada di kantor Polsek Bubutan. Maulidia bersama Milah pun langsung menuju kantor Polsek Bubutan.

    Sesampainya di kantor Polsek Bubutan, Maulidia dan Milah menemukan sepeda motor honda PCX merah milik Maya. Namun tetap keberadaan Maya tidak ditemukan.

    Mereka pun menanyakan keberadaan Maya ke anggota Polsek Bubutan. Bak disambar petir, Maulidia kaget ketika anggota Polsek Bubutan memberi tahu bahwa Maya dalam kondisi kritis karena kecelakaan usai mengejar jambret di Jalan Semarang.

    Maya kritis setelah pelaku jambret bisa menendang sepeda motor Honda PCX yang dikendarai Maya. Maya lalu terlempar ke sisi kanan. disaat yang bersamaan, ada mobil yang melintas. Tubuh Maya lantas terlindas mobil. Sekujur tubuh Maya pun luka-luka.

    “Saya melihat ada jahitan baru di tulang rusuk dekat ketiaknya. Lalu di bagian punggung anak saya itu memar semua,” tutur Milah dengan nafas berat menahan tangis.

    Oleh petugas Polsek Bubutan, Mauilidia dan Milah diarahkan menuju RSUD dr. Soetomo karena Maya dievakuasi dalam kondisi kritis setelah dengan luka pendarahan di kepala.

    Maulidia dan Milah pun menuju rumah sakit. Di sepanjang jalan, Milah dan Maulidia tidak berhenti mengucap permohonan kepada sang Khalik agar Maya diberi keselamatan.

    Sesampainya di Rumah Sakit dr Soetomo Maulidia mencari keberadaan adiknya di IGD. Namun ternyata Maya sudah dipindah ke salah satu lorong dalam kondisi tertutup kain putih.

    “Di situ saya sudah histeris. Saya lihat rambut dan pakaiannya benar anak saya. Sambil menutup kainnya, saya bilang;ya Allah Surga kamu, Nak,” ucap Milah sambil menangis.

    Kini keluarga akan medesak dan berdoa agar pelaku jambret yang menyebabkan Maya tewas segera ditangkap. Keluarga akan terus berusaha sampai keajaiban datang. Sama seperti ketika notifikasi GPS yang sudah tidak bisa muncul karena tidak dibayar kembali muncul normal. Keluarga akan terus menunggu keajaiban sembari mendoakan Maya agar tenang di sisi Allah SWT. [ang/but]

  • Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Mahasiswi UINSA Surabaya Tewas saat Kejar Jambret, Keluarga Belum Lapor Polisi

    Surabaya (beritajatim.com) – Pihak keluarga dari Maya Dwi Ramdani, mahasiswi UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) Surabaya yang tewas saat mengejar jambret di Jalan Semarang, Kamis (23/05/2024) malam belum melapor ke pihak kepolisian.

    Diketahui, Maya menjadi korban penjambretan saat melintas di Jalan Arjuno. Saat itu, Maya mengendarai Honda PCX L 2657 ME untuk mengejar dua pelaku jambret yang mengendarai sepeda motor kopling.

    “Keluarga masih belum melapor karena masih berduka. Namun, kita sudah memeriksa satu saksi dan mengamankan CCTV dari lokasi,” kata Kapolsek Sawahan Kompol Domingos de Ximenes saat dikonfirmasi beritajatim.com, Jumat (24/5/2024) malam.

    Dari rekaman CCTV yang diamankan polisi mengetahui bahwa pelaku berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor berkopling. Saat ini Polsek Sawahan masih bekerja untuk menemukan dua pelaku jambret yang membuat mahasiswi Prodi Manajemen Dakwah UINSA itu tewas dengan menderita cidera otak ringan dan pendarahan pada kepala bagian kanan.

    “Kami masih memeriksa dan melakukan pendalaman untuk mengungkap pelaku. mohon bersabar,” imbuh Domingos.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono memastika anggotanya akan bekerja maksimal untuk mengejar pelaku jambret yang menewaskan mahasiswi UINSA itu. Sehingga, keamanan dan ketertiban masyarakat Kota Surabaya bisa kondusif.

    “Perkara jambret tetap kami atensi karena sangat meresahkan. Kami pastinya akan bekerja maksimal untuk masyarakat kota Surabaya,” pungkas Hendro.

    Diketahui, Maya sempat dilarikan ke RSUD dr. Soetomo dalam kondisi kritis oleh BPBD Kota Surabaya. Namun, setelah mendapatkan perawatan intensif oleh tim dokter, Maya menghembuskan nafas terakhir dan dinyatakan meninggal. Saat ini, jenazah Maya sudah dikebumikan oleh keluarga. [ang/suf]

  • Keajaiban di Kasus Jambret yang Tewaskan Mahasiswi UINSA Surabaya

    Mahasiswi UINSA Surabaya Tewas saat Kejar Jambret, Ini Barang yang Ditemukan

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswi UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) Surabaya, Maya Dwi Ramdani tewas saat mengejar jambret di Jalan Semarang, Kamis (23/5/2024) malam. Ia menjadi korban jambret di Jalan Arjuno, Sawahan arah ke Jalan Semarang.

    Dari Informasi yang dihimpun beritajatim.com, petugas yang melakukan evakuasi tidak menemukan handphone beserta dompet yang berisikan identitas di lokasi tewasnya mahasiswi  itu. Dari data laporan yang dikeluarkan oleh command center 112, petugas hanya menemukan tas warna ungu berisikan alat-alat make up dan sepeda motor Honda PCX L 2657 ME yang dikendarai Maya.

    “Tidak ada saksi yang mengetahui peristiwa penjambretan itu secara utuh. Kami baru memeriksa satu saksi dan mengamankan rekaman CCTV di sekitar lokasi,” ujar Kapolsek Sawahan Kompol Domingos de Ximenes, Jumat (24/5/20240 malam.

    Dari informasi yang dihimpun, Maya saat itu melintas di Jalan Arjuno usai bertransaksi bahan untuk kegiatan Jumat berkah. Dua pelaku yang mengendarai sepeda motor berkopling berhasil merampas tas Maya. Korban yang kaget langsung mengejar dua pelaku yang mengarah ke Jalan Semarang.

    Saat berada di Jalan Semarang, tidak ada yang tahu pasti bagaimana Maya bisa jatuh dan tergeletak. Warga sekitar dan pengendara yang kebetulan melintas hanya mendengar suara sepeda motor yang jatuh dan teriakan dari Maya.

    Sejumlah warga sekitar hanya mengetahui Maya yang mengenakan baju lengan panjang warna abu-abu dan celana hitam sudah tergeletak di pinggir jalan Semarang tepatnya di depan Indomaret dengan luka pendarahan di bagian kepala kanan.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono berkomitmen untuk segera menangkap pelaku jambret yang menewaskan mahasiswi UINSA itu. dirinya akan mengerahkan anggotanya untuk segera menangkap pelaku. “Perkara jambret tetap kami atensi karena sangat meresahkan warga Kota Surabaya,” pungkasnya.

    Diketahui, dalam waktu sebulan telah terjadi 2 kali peristiwa jambret di Jalan Arjuno. Aksi pertama terjadi di dekat simpang empat Jalan Arjuno-Jalan Pasar Kembang. Dalam peristiwa itu, korban berhasil mempertahankan tasnya dan pelaku kabur setelah diteriaki.

    Peristiwa kedua dialami oleh Maya, Mahasiswi program studi Manajemen Dakwah yang dikenal sebagai aktivis kampus itu menjadi korban jambret oleh dua pelaku mengendarai sepeda motor kopling. Maya sempat mengejar kedua pelaku sebelum akhirnya jatuh di Jalan Semarang dan mengalami pendarahan kepala. [ang/suf]

  • Jalan Arjuno Lokasi Favorit Pelaku Jambret, Mahasiswi Tewas Jadi Korban

    Jalan Arjuno Lokasi Favorit Pelaku Jambret, Mahasiswi Tewas Jadi Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Jalan Arjuno Surabaya tampaknya masih menjadi tempat favorit bagi para pelaku jambret untuk melancarkan aksinya. Terbaru, Mahasiswi UINSA Maya Dwi Ramdani tewas di Jalan Semarang setelah sebelumnya menjadi korban jambret di Jalan Arjuno, Kamis (23/05/2024) malam. Maya reflek mengejar pelaku sampai ke Jalan Semarang dan terjatuh di jalan.

    Kapolsek Sawahan, Kompol Domingos de Fatima Ximenes mengatakan dalam sebulan terakhir sudah ada 2 kejadian jambret di Jalan Arjuno. Pada aksinya yang pertama, pelaku gagal melakukan aksinya setelah korban berhasil menarik kembali tas miliknya. Kejadian itu terjadi di dekat perempatan Jalan Arjuno-Jalan Pasar Kembang.

    “Di sepanjang jalan (Arjuno) itu sudah kejadian 2 kali. Kemarin beberapa waktu sempat terjadi namun pelaku gagal,” kata Domingos, Jumat (24/05/2024).

    Domingos menjelaskan, Jalan Arjuno tampaknya menjadi favorit para pelaku jambret karena track jalan yang lurus dan panjang. Kalaupun korban mengejar pelaku, banyak jalan tembusan untuk kabur. Selain itu, penerangan di Jalan Arjuno juga redup jika malam hari.

    “Jalan Arjuno itu kan track nya lurus. Lalu penerangannya kan juga kurang. Itu yang dibuat pelaku menjadi celah biar bisa beraksi. Selain itu jalan untuk kabur juga banyak. Bisa masuk Pakis, Petemon sampai Jalan Semarang,” imbuh Domingos.

    Selain itu, menurut analisa Domingos selama menjadi Kapolsek Sawahan, pelaku jambret kerap kali menjadikan ibu-ibu dan perempuan remaja menjadi sasaran. Oleh sebab itu, ia menghimbau kepada masyarakat Surabaya khususnya perempuan untuk tidak keluar pada jam rawan. “Himbauan kita itu keluar tidak kepentingan jangan keluar sampai tengah malam. Remaja perempuan itu jadi incaran. Kebanyakan menjadi korban itu ibu-ibu atau remaja perempuan,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa kejahatan jalanan seperti jambret selalu menjadi perhatian khusus pihaknya. Karena kejahatan jalanan seperti jambret meresahkan warga Kota Surabaya dan berpeluang besar menghilangnkan nyawa. “Perkara jambret tetap kami atensi. Krn sangat meresahkan,” tegasnya.

    Diketahui, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas di RSUD dr. Soetomo setelah jatuh dari motornya pada Kamis (23/05/2024) malam di Jalan Semarang. Sebelum jatuh dari motornya, Mahasiswi bernama Maya Dwi Ramdani itu menjadi korban jambret di Jalan Arjuno dan memutuskan untuk mengejar pelaku jambret sampai di Jalan Semarang. Dari keterangan saksi di lapangan diduga pelaku berjumlah 2 orang dan mengendarai sepeda motor berkopling. (ang/kun)

  • Mahasiswi Surabaya Tewas Kecelakaan Usai Dijambret

    Mahasiswi Surabaya Tewas Kecelakaan Usai Dijambret

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas di RSUD dr. Soetomo setelah jatuh dari motornya pada Kamis (23/5/2024) malam di Jalan Semarang. Sebelum jatuh dari motornya, mahasiswi bernama Maya Dwi Ramdani itu menjadi korban jambret di Jalan Arjuno dan memutuskan untuk mengejar pelaku jambret sampai di Jalan Semarang.

    Parno salah satu saksi di lokasi mengatakan bahwa Maya saat itu melaju dari arah Jalan Pasar Kembang menuju ke arah Jalan Semarang. Saat melintas di Jalan Arjuno, korban dipepet dua orang yang mengendarai sepeda motor kopling.

    “Pelaku dua orang mas. Saat itu korban sempat teriak lalu dikejar sendiri sama korban,” kata Parno, Jumat (24/5/2024) malam.

    Saat tiba di Jalan Semarang, korban kehilangan kendali atas motornya karena terserempet mobil hingga terjatuh. Korban terjatuh ke arah trotoar jalan. Maya sempat dilarikan ke RS Soewandi sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD dr. Soetomo dan meninggal dunia pada Jumat (24/05/2024) subuh.

    Sementata itu, Kapolsek Sawahan Kompol Domingos Xe Ximenes mengatakan pihaknya sudah mengetahui kejadian penjambretan itu. Saat ini polisi masih menganalisa rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi untuk menangkap pelaku.

    “Tadi kami sudah minta rekaman CCTV. Saat ini masih kami selidiki untuk menangkap pelaku,” kata Domingos.

    Domingos menjelaskan sampai saat ini keluarga belum membuat laporan di Polsek Sawahan. Namun, pihaknya tetap menyelidiki kasus ini agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.

    “Keluarga belum melapor karena masih berduka. Namun, kita sudah melakukan pemeriksaan pada 1 saksi dan mengamankan CCTV di lokasi,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja maksimal untuk menangkap pelaku. Apalagi, kejahatan jambret merupakan tindakan yang meresahkan warga Kota Surabaya.

    “Perkara jambret tetap kami atensi. Krn sangat meresahkan,” tutupnya. [ang/beq]

  • Alip Budiarto: Tagana Difabel Semarang yang Tak Kenal Lelah Membantu Korban Bencana

    Alip Budiarto: Tagana Difabel Semarang yang Tak Kenal Lelah Membantu Korban Bencana

    Jakarta (beritajatim.com) – “Dimana ada bencana, di situ ada Mas Alip”. Ungkapan tersebut tepat menggambarkan dedikasi dan pengabdian seorang Tagana bernama Alip Budiarto asal Kota Semarang.

    Alip Budiarto, difabel tuna daksa, telah bergabung dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Semarang sejak tahun 2017.

    Meskipun keterbatasan fisiknya, Alip tak pernah gentar terjun ke lapangan saat terjadi bencana di daerahnya. Bagi Alip, membantu orang lain yang sedang kesusahan adalah sebuah kebanggaan tersendiri.

    “Selama jadi anggota Tagana, saya sudah menangani beberapa bencana di Kota Semarang, terutama banjir dan tanah longsor. Dengan kondisi fisik saya yang terbatas, yang bisa saya lakukan adalah membantu di dapur umum seperti mengiris cabai, bawang putih, bawang merah, dan sebagainya”, kata Alip.

    Rekan Alip sekaligus Ketua Tagana Kota Semarang, Erwinda, mengaku bangga dengan kegesitan Alip saat menangani bencana. Menurutnya, Alip selalu hadir dan berperan nyata di setiap penanganan bencana, meskipun dengan kondisi fisiknya yang terbatas. “Tekad, semangat dan pengabdiannya pantas menjadi contoh bagi siapapun. Sebagai Ketua Tagana Kota Semarang saya hormat dan bangga kepada Mas Alip,” ujarnya berterus terang.

    Dedikasi Alip yang luar biasa dalam penanganan bencana pun mendapatkan apresiasi. Pada tahun 2022, Alip menerima penghargaan dari Menteri Sosial, Tri Rismaharini.

    Kisah Alip ini menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk berkarya dan membantu orang lain. Semangat dan pengabdiannya patut dicontoh dan diteladani. (ted)

  • Satlantas Polres Tuban Bersama LLAJ Rekayasa Arus Lalin untuk Nobar Semifinal Timnas Indonesia Vs Uzbekistan

    Satlantas Polres Tuban Bersama LLAJ Rekayasa Arus Lalin untuk Nobar Semifinal Timnas Indonesia Vs Uzbekistan

    Tuban (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban yang bakal menyelenggarakan nonton bareng (nobar) pertandingan Semifinal Piala AFC U-23 antara Timnas Indonesia melawan Uzbekistan di Rest Area Tuban Abirama nanti malam, Sat Lantas Polres Tuban bersama LLAJ lakukan rekayasa arus lalu lintas di kawasan tersebut. Senin (29/04/2024).

    Meski jadwal kick off pukul 21.00 Wib, namun masyarakat diperbolehkan datang lebih awal pada pukul 19.00 Wib dan berdasarkan jadwal Bupati Tuban bersama Forkopimda bakal hadir ditengah-tengah masyarakat.

    Menurut Kanit Turjawali, Sat Lantas Polres Tuban, Ipda Garmani saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa tujuan dilakukan rekayasa arus lalu lintas di kawasan tersebut, agar tidak menimbulkan kemacetan, sebab melihat lokasi nobar yang berada di kawasan Jalan Nasional Pantura.

    “Untuk kendaraan roda empat dari arah selatan atau pun timur dialihkan ke Jalan Letda Sucipto. Sementara Jalan Teuku Umar (patung ke utara) ditutup,” terang Garmani.

    Selain itu, kata Garmani bahwa penutupan jalan Teuku Umar dilakukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di kawasan sekitar lokasi nobar yang berpotensi menimbulkan kemacetan.

    Terlebih karena sebagian jalan di sebelah utara juga akan difungsikan sebagai lokasi parkir kendaraan umum. “Untuk lokasi kendaraan umum kami pusatkan di lapangan sebelah barat Hotel Mustika dan halaman kantor LLAJ DLHP Tuban,” terang dia.

    Sedangkan, untuk kendaraan dari arah Semarang atau barat, masih bisa melintas di Jalan RE Martadinata (utara rest area). Namun demikian, jika kondisi arus lalu lintas di sekitar rest area padat, maka kendaraan dari Terminal Baru Tuban akan dialihkan ke Jalan Soekarno-Hatta (menuju ring road).

    “Kami mengimbau kepada masyarakat yang akan Nobar Timnas di Rest Area Tuban supaya tetap mematuhi aturan lalu lintas. Kemudian ikuti petunjuk lokasi parkir dari petugas. Sehingga lalu lintas tetap tertib dan lancar,” pungkasnya. [ayu/ian]

  • Pemkab Gelar Nobar Semifinal Piala Asia U-23 di Tuban Abirama

    Pemkab Gelar Nobar Semifinal Piala Asia U-23 di Tuban Abirama

    Tuban (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban akan menyelenggarakan nonton bareng (Nobar) Semifinal Piala Asia U-23 Indonesia vs Uzbekistan pada Senin (29/04) malam nanti berlokasi di Tuban Abirama Jalan RE Martadinata Tuban.

    Adapun persiapan yang telah dilakukan, mulai dari pemasangan videotron, serta sejumlah lampu di taman juga dicabut guna mencegah terjadinya kerusakan infrastruktur, mengingat Tuban Abirama baru saja diresmikan.

    Selain itu, sejumlah tempat sampah juga ditambahkan di setiap titik untuk mencegah masyarakat tidak membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan Tuban.

    Dalam nobar tersebut berdasarkan jadwalnya Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky bersama dengan Forkopimda Tuban juga akan hadir, meski jadwal kick off pukul 21.00 Wib, masyarakat diperbolehkan datang lebih awal yakni pukul 19.00 WIB.

    Menurut Kepala Satpol PP dan Damkar Gunadi mengungkapkan, persiapan untuk nobar nanti malam pihaknya akan menerjunkan 40 personel untuk keamanan di Tuban Abirama dan sekitarnya.

    “Kemudian ditambah keamanan dari Polsek Kota dan Jenu,” terang Gunadi.

    Masih kata Gunadi, keamanan akan dilakukan secara terbuka dan tertutup, karena lokasi Tuban Abirama berada di pinggir jalan nasional dan tidak memiliki pintu masuk atau pagar.

    “Pengamanan akan dilakukan di luar dan di dalam kawasan Tuban Abirama,” bebernya.

    Selain itu, pihaknya juga mewanti-wanti ketika ada masyarakat yang membawa petasan, sajam, atau minuman keras, sehingga bakal dilakukan pengecekan oleh petugas keamanan.

    “Saya yakin tidak hanya supporter saja yang datang, namun juga masyarakat yang ingin menikmati suasana Tuban Abirama di waktu malam,” ungkap Gunadi.

    Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) pada DLHP Tuban, Imam Isdarmawan juga menambahkan, bahwa pihaknya melakukan rekayasa lalulintas. Adapun penutupan jalan dilakukan dari simpang 4 patung Letda Sucipto ke utara. Sedangkan, untuk lalulintas arah Surabaya-Semarang akan dialihkan ke Letda Sucipto.

    “Untuk kantong parkir disediakan di lapangan depan kantor PDI-P Tuban sebelah utara halaman kantor LLAJ. serta, di sepanjang Jalan Teuku Umar dari sisi barat,” ujar Imam sapanya.

    Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak memarkir kendaraannya di sepanjang pintu utara dan barat Tuban Abirama. Tak hanya itu warga sekitar juga diperbolehkan membuka parkir asalkan masih di wilayah pemukiman, tidak di jalan nasional.

    “Masyarakat boleh-boleh saja membuka lahan parkir asal jangan di jalan nasional tidak boleh,” pungkasnya. [ayu/ted]