kab/kota: Semarang

  • Musrenbang Perempuan dan Anak di Kota Semarang Mulai Digelar untuk Program 2026

    Musrenbang Perempuan dan Anak di Kota Semarang Mulai Digelar untuk Program 2026

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) perempuan dan anak di Kota Semarang mulai digelar. Musrenbang perempuan dan anak ini membahas program khusus untuk kaum perempuan dan anak termasuk disabilitas. Rencana yang disusun dalam musrenbang perempuan dan anak perlu harus dikawal hingga tingkat kota agar masuk dalam program 2026. 

    Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Noegroho Edy Rijanto mengatakan, musrenbang perempuan dan anak merupakan inovasi Pemerintah Kota Semarang sebagai wadah untuk memfasilitasi perempuan dan anak. 

    “Ada kegiatan di masing-masing kelurahan. Sebelum ada musrenbang kelurahan, ada pramusrenbang, kemudian musrenbang perempuan dan anak. Hasil diskusi ini disampaikan di musrenbang kelurhaan. Ini harus dikawal hingga tingkat kita,” jelas Noegroho, Rabu (22/1/2026). 

    Menurutnya, DP3A memiliki tugas memfasilitasi agar proses berjalan sesuai jalur yang benar. DP3A juga memiliki desk untuk membahas seluruh hasil musrenbang perempuan dan anak. 

    Ada beberapa program yang tidak bisa dilakukan, misalnya kegiatan fisik. Program perempuan dan anak harus bisa berkelanjutan dan memiliki output yang jelas. 

    Program yang bisa dijalankan untuk kaum perempuan misalnya pemberdayaan UMKM, pengelolaan lingkungan melalui program bank sampah, urban farming. Sedangkan program untuk anak misalnya edukasi terkait permasalahan yang muncul di lingkungan. 

    “Melalui program-program ini diharapkan perempuan berdayaguna. Anak-anak difasilitasi melalui forum anak. Termasuk, disabilitas,” ujarnya. 

    Visi misi Wali Kota Semarang terpilih diantaranya ada program alokasi anggaran Rp 25 juta per RT. Noegroho berharap, program pemberdayaan perempuan dan anak bisa masuk dalam alokasi anggaran RT. Hanya saja, peraturan wali kota (perwal) perlu digodok oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) terlebihdahulu. 

    “Kalau dari DP3A berharap masing-masing RT pemberdayaan perempuan dan anak di masing-masing RT dijalankan disitu. Dari musrenbang kelurahan belim tentu terakomodir. Program bisa lewat CSR atau bisa dari anggaran per RT, bisa dimasukan agar perempuan dan anak harus benar-benar difasilitasi,” tuturnya. (eyf)

     
     

  • Potret Saat Bupati Grobogan Sri Sumarni Terjang Banjir di Papanrejo: Ada 8 Kecamatan Terdampak

    Potret Saat Bupati Grobogan Sri Sumarni Terjang Banjir di Papanrejo: Ada 8 Kecamatan Terdampak

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Banjir besar melanda Kabupaten Grobogan, Selasa (21/1/2025).

    Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (20/1/2025) malam membuat sejumlah sungai di Grobogan tak bisa menampung air.

    Bupati Grobogan, Sri Sumarni turun langsung ke lapangan, tepatnya di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug untuk memantau keadaan dan memberikan arahan kepada aparat setempat.

    Tanpa ragu-ragu, Sri Sumarni menerjang derasnya arus air setinggi lutut limpasan Sungai Tuntang.

    Saat ditemui awak media di lokasi banjir di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Sri Sumarni menyebut, banjir terjadi di 8 kecamatan di Kabupaten Grobogan.

    Pihaknya juga meminta semua pihak terjun untuk menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum.

    “Hujan lebat di Grobogan, di beberapa titik 8 kecamatan.”

    “Kecamatan Toroh, Purwodadi, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu, dan Kedungjati,” kata Sri Sumarni, Selasa (21/1/2025).

    “Di kota tadi saya di tengah-tengah masyarakat diungsikan membuka dapur umum.”

    “Ada Pak Kades, Pak Camat dengan perangkat desa bergerak cepat, harus turun ke bawah,” imbuhnya.

    Sementara itu Sri Sumarni juga menegaskan pentingnya Grobogan sebagai salah satu daerah penyangga pangan utama di Jawa Tengah.

    Kabupaten ini menjadi sentra produksi padi dan jagung yang sangat vital untuk pasokan pangan di daerah lainnya.

    Sebelumnya, Pemkab Grobogan juga telah melakukan penandatanganan MoU untuk meningkatkan hasil produksi padi dan jagung tahun ini, dengan harapan hasilnya melebihi tahun-tahun sebelumnya meskipun ada tantangan bencana alam seperti banjir.

    “Grobogan termasuk penyangga pangan, kemarin ada MoU supaya penambahan penghasilan padi dan jagung supaya lebih dari tahun-tahun yang lalu,” kata Sri Sumarni.

    Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir sedang dibersihkan, Rabu (22/1/2025). (TRIBUN JATENG/Fachri Sakti Nugroho)

    Pembersihan Jalur Semarang-Purwodadi

    Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir mulai dibersihkan, Rabu (22/1/2025) pagi.

    Tim gabungan membersihkan genangan air dan mengatur lalu lintas. 

    Pemadam kebakaran turut menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk menyingkirkan lumpur di jalanan.

    Sejumlah alat berat juga diturunkan untuk memperbaiki tanggul Sungai Tuntang yang jebol.

    Proses pembersihan berlangsung cepat dan diharapkan jalur tersebut dapat dibuka kembali pada sore hari.

    “Arus lalu lintas dari arah Semarang ke Purwodadi sedang kami upayakan untuk segera dilalui,” ujar Anggota Satlantas Polres Grobogan, Bripka Dedit Avo Kurniawan kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/1/2025). 

    “Karena sudah proses pembersihan puing-puing maupun perbaikan tanggul yang jebol, semoga pembersihan berjalan lancar dan arus bisa dibuka sore ini,” imbuhnya. 

    Bripka Avo juga meminta para pengguna jalan untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan tidak menerobos jalur yang ditutup.

    “Kami mengimbau kepada pengguna jalan untuk mentaati peraturan rambu lalu lintas.”

    “Kami berupaya maksimal untuk arus lalu lintas bisa dibuka pukul 15.00,” ungkap Bripka Avo.

    Rekayasa Lalu Lintas Semarang-Purwodadi

    Bagi pengguna jalan yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang disarankan untuk lewat jalur alternatif yang telah disiapkan. 

    Untuk kendaraan kecil bisa melewati Jeketro hingga Wolo. 

    “Dari arah Purwodadi, melewati jalur Wolo, Truko, Jeketro, Kemiri, Bundaran Gubug,” kata Bripka Avo. 

    Yang dari Semarang rekayasa arah sebaliknya.

    Sedangkan untuk kendaraan berat, kepolisian mengarahkan untuk melewati jalur Pantura Demak. 

    “Kendaraan berat kami alihkan lewat jalur Pantura dan sumbu roda enam ke atas lewat Pantura Demak,” pungkas Bripka Avo. 

    Bagi para pengendara yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang, disarankan untuk mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang mengenai status jalan tersebut. 

    Di sisi lain, petugas akan terus memantau situasi agar lalu lintas dapat kembali lancar tanpa hambatan.

    Diberitakan sebelumnya, tanggul Sungai Tuntang yang berada di perbatasan Kabupaten Grobogan (Tinanding) dan Demak (Kebonagung) jebol, mengakibatkan jalan Semarang-Purwodadi lumpuh total.

    Air tak hanya menutup jalan utama penghubung dua kota, namun juga menggenangi dua desa, yaitu Desa Tinanding dan Kebonagung.

    Kedua desa ini terdampak cukup parah, air merendam permukiman warga. (*)

  • Bekas Banjir di Jalan Semarang-Purwodadi Dibersihkan, Jalur Dibuka Sore Ini

    Bekas Banjir di Jalan Semarang-Purwodadi Dibersihkan, Jalur Dibuka Sore Ini

    TRIBUNJATENG.COM – Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir kini mulai dibersihkan, Rabu (22/1/2025) pagi.

    Pihak berwenang, termasuk kepolisian, telah turun tangan untuk membersihkan genangan air dan mengatur lalu lintas. 

    Pemadam kebakaran turut menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk menyingkirkan lumpur di jalanan.

    Sejumlah alat berat juga diturunkan untuk memperbaiki tanggul Sungai Tuntang yang jebol.

    Proses pembersihan berlangsung dengan cepat dan diharapkan jalur tersebut dapat dibuka kembali pada sore hari.

    Hal itu disampaikan oleh Anggota Satlantas Polres Grobogan, Dedit Avo Kurniawan kepada TribunJateng.com.

    “Arus lalu lintas dari arah Semarang ke Purwodadi kita sedang mengupayakan untuk segera dilalui,” ujar Avo saat ditemui di lokasi banjir, Rabu (22/1/2025). 

    “Karena sudah proses pembersihan puing-puing maupun perbaikan tanggul yang jebol.”

    “Semoga pembersihan berjalan lancar dan arus bisa dibuka sore ini,” imbuhnya. 

    Avo juga meminta para pengguna jalan untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan tidak menerobos jalur yang ditutup.

    “Kita mengimbau kepada pengguna jalan untuk mentaati peraturan rambu lalu lintas.”

    “Kita berupaya semaksimal mungkin untuk arus lalu lintas kita buka pukul 15.00 WIB sore,” ungkap Avo.

    Rekayasa Lalu Lintas Semarang-Purwodadi

    Bagi pengguna jalan yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang, disarankan untuk lewat jalur alternatif yang telah disiapkan. 

    Untuk kendaraan kecil bisa melewati Jeketro hingga Wolo. 

    “Dari arah Purwodadi kita melewati jalur Wolo, Truko, Jeketro, Kemiri, Bundaran Gubug,” kata Avo. 

    “Yang dari Semarang kita rekayasa arah sebaliknya,” imbuhnya.

    Sedangkan untuk kendaraan berat, kepolisian mengarahkan untuk melewati jalur Pantura Demak. 

    “Kendaraan berat kita alihkan lewat jalur Pantura dan sumbu roda enam ke atas lewat Pantura Demak,” pungkas Avo. 

    Bagi para pengendara yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang, disarankan untuk mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang mengenai status jalan tersebut. 

    Di sisi lain, petugas akan terus memantau situasi agar lalu lintas dapat kembali lancar tanpa hambatan.

    Diberitakan sebelumnya, tanggul Sungai Tuntang yang berada di perbatasan Kabupaten Grobogan (Tinanding) dan Demak (Kebonagung) jebol, mengakibatkan jalan Semarang-Purwodadi lumpuh total.

    Air tak hanya menutup jalan utama penghubung dua kota, namun juga menggenangi dua desa, yaitu Desa Tinanding dan Desa Kebonagung.

    Kedua desa ini terdampak cukup parah, air merendam pemukiman warga. (fsn)

  • 115 Kreditur Tak Lolos Verifikasi, Jumlah Utang Sritex Menyusut?

    115 Kreditur Tak Lolos Verifikasi, Jumlah Utang Sritex Menyusut?

    Bisnis.com, SEMARANG – 115 Tagihan kreditur konkuren dalam kasus kepailitan PT. Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex tidak lolos verifikasi oleh Tim Kurator. Keputusan tersebut diambil dalam agenda rapat kreditur yang berlangsung pada Selasa (21/1/2025).

    “Yang ditolak itu ada 115 kreditur, 80-an sudah terverifikasi untuk yang [kreditur] konkuren. Belum [termasuk kreditur] separatis dan preferen, itu sudah diverifikasi sebelumnya,” jelas Nurma C.Y. Sadikin, anggota Tim Kurator dalam kasus kepailitan Sritex.

    Nurma menjelaskan bahwa rapat kreditur tersebut diagendakan untuk melakukan verifikasi tagihan piutang dari para kreditur.

    Bantahan dan sanggahan dilontarkan baik oleh pihak debitur yang diwakili manajemen grup Sritex maupun dari pihak kreditur. Nurma menyebut bahwa respon tersebut relatif wajar dalam proses verifikasi tagihan piutang.

    Dalam daftar tagihan yang diterima Tim Kurator, tercatat ada Rp32,6 triliun piutang yang ditagihkan oleh kreditur dalam kasus kepailitan Sritex.

    Dari jumlah tersebut, tagihan dari kreditur separatis tercatat sebesar Rp24,7 triliun, tagihan kreditur konkuren Rp7,2 triliun, sementara tagihan kreditur preferen di angka Rp691 miliar.

    Setelah proses verifikasi, Nurma menjelaskan bahwa ada kemungkinan nominal tagihan piutang tersebut menyusut. “Di bawah itu pasti, karena kami juga sudah memverifikasi kembali dan ada banyak tagihan yang kami tolak. [Penyebabnya] ada banyak hal, yang jelas tidak memenuhi sesuai undang-undang,” jelasnya kepada wartawan.

    Jumlah tagihan yang telah selesai diverifikasi bakal diumumkan kembali oleh Tim Kurator. Lebih lanjut, jumlah tersebut juga bakal digunakan sebagai acuan persentase suara dalam proses voting kelangsungan usaha atau Going Concern yang rencananya bakal dilangsungkan pada Kamis (30/1/2025) pekan depan.

    “Jadi kalau masalah voting, itu teknis saja sebenarnya. Mau diambil per kepala atau sistem tagihan per suara. Kalau kami sifatnya memfasilitasi, jadi mau dijadikan hari ini atau dua minggu lagi, tidak masalah dari kami. Karena itu usulan para kreditur,” jelas Denny Ardiansyah, anggota Tim Kurator.

    Denny melanjutkan bahwa apabila opsi Going Concern tersebut diambil, maka para debitur yang dalam hal ini adalah manajemen grup Sritex bakal kehilangan haknya untuk menguasai aset perusahaan yang telah diputus pailit. Tim Kurator sendiri bakal melakukan audit untuk menentukan kajian kelayakan atau feasibility studies atas opsi Going Concern tersebut.

  • KPK Periksa Wali Kota Semarang Mbak Ita dan Suaminya, Bakal Langsung Ditahan?

    KPK Periksa Wali Kota Semarang Mbak Ita dan Suaminya, Bakal Langsung Ditahan?

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita, serta suaminya yakni Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Alwin Basri, Rabu (22/1/2025). 

    Keduanya dipanggil untuk diperiksa dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Berdasarkan catatan Bisnis, keduanya merupakan dua dari total empat orang yang telah ditetapkan tersangka oleh KPK. 

    “Hari ini Rabu [22/1/2025] KPK menjadwalkan pemeriksaan terkait dugaan TPK di lingkungan pemerintah Kota Semarang. Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih atas nama AB Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah dan HGR Wali Kota Semarang,” ujar Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto kepada wartawan, Rabu (22/1/2025). 

    Adapun dua tersangka lainnya yakni Ketua Gapensi Semarang Martono serta Direktur Utama PT Deka Sari Perkasa P. Rachmat Utama Djangkar telah ditahan pekan lalu, Jumat (17/1/2025).

    “Penahanan dilakukan untuk 20 hari ke depan sampai dengan tanggal 5 Februari 2025. Kedua tersangka akan ditahan di Rutan KPK,” ujar Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).

    Tessa menjelaskan, Martono ditetapkan tersangka dan ditahan lantaran diduga menerima gratifikasi bersama dua orang tersangka lainnya yaitu Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita serta Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Alwin Basri.

    Sementara itu, tersangka Rachmat Djangkar ditetapkan tersangka dan ditahan lantaran dugaan suap pengadaan meja dan fabrikasi sekolah dasar di Dinas Pendidikan Kota Semarang.

    Pada keterangan sebelumnya, Tessa menjelaskan bahwa Ita dan Alwin telah mengonfirmasi ketidakhadirannya ke penyidik KPK Jumat lalu. Menurut Tessa, Ita tidak hadir lantaran sudah memiliki kegiatan yang terjadwal dan tidak bisa ditinggalkan. 

    Sementara itu, Alwin tidak hadir karena masih mempersiapkan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. “Keduanya minta pemeriksaan ditunda,” terang Tessa, pada keterangan terpisah. 

    Sekadar informasi, Mbak Ita dan tiga orang tersangka lainnya ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi berupa pengadaan barang dan jasa, gratifikasi serta pemerasan terhadap pegawai negeri atas insentif pemungutan pajak dan retribusi Semarang.

  • Detik-detik Mencekam saat Korban Longsor di Pekalongan Ditemukan, Mayat-mayat Kaku Penuh Lumpur – Halaman all

    Detik-detik Mencekam saat Korban Longsor di Pekalongan Ditemukan, Mayat-mayat Kaku Penuh Lumpur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN – Bencana longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah masih menyisakan duka. Korban terus ditemukan. 

    Wilayah Petungkriyono porak poranda akibat bencana tersebut.

    Kondisi pasca banjir bandang dan longsor sangat mengerikan.

    Tim SAR gabungan yang berjibaku melakukan pencarian korban terus 

    Medan yang ekstrem, kekurangan air bersih, dan cuaca buruk menjadi tantangan besar dalam evakuasi.

    Agus Yusuf, anggota tim SAR Bumi Santri Pekalongan, menceritakan pengalamanya membantu evakuasi korban longsor.

    Begini detik-detik mencekam saat membantu evakuasi korban longsor.

    “Kabar pertama longsor terjadi Senin (20/1/2025) malam bersamaan dengan banjir bandang di Kedungwuni dan Wonopringgo,” ungkap Agus Yusuf, Selasa (21/1/2025).

    Ia menjelaskan, tim SAR Bumi Santri memilih menunda perjalanan ke Petungkriyono karena kondisi malam hari yang berbahaya.

    Tim akhirnya berangkat ke lokasi pada Selasa pagi bersama Basarnas Semarang, BPBD, PMI, dan relawan lainnya.

    Setelah perjalanan 2 jam melalui jalur Wanayasa-Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, tim tiba di Petungkriyono dan langsung berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

    Dari titik terakhir yang dapat dilalui kendaraan, tim harus berjalan kaki sejauh 5 km di jalan berlumpur, penuh batu, dan pohon tumbang.

    “Jembatan utama Petungkriyono terputus. Kondisi longsor di berbagai titik semakin menyulitkan evakuasi,” tambah Agus.

    Cuaca yang tidak menentu juga menjadi kendala.

    Relawan bencana saat mengevakuasi korban bencana di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/1/2025). (Dokumentasi BNPB)

    Kabut tebal mengurangi jarak pandang hingga 10 meter, sementara hujan deras mengguyur dari siang hingga sore.

    Korban yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi terbujur kaku dan penuh lumpur.

    Beruntung, sebagian besar korban masih dapat dikenali warga sekitar untuk proses identifikasi.

    Saat ini, alat berat belum bisa mencapai lokasi karena akses yang sulit.

    Proses evakuasi terpaksa dilakukan secara manual.

    Agus mengungkapkan, hingga malam hari ditemukan jenazah perempuan di Desa Kayupuring, namun belum bisa dievakuasi karena medan terjal dan hujan deras.

    Data sementara menunjukkan 18 korban meninggal dunia, 10 korban luka-luka, serta kerusakan parah pada lima rumah yang rata dengan tanah.

    “Kondisi terparah ada di kafe kopi dan tempat pemancingan di Desa Kasimpar, dengan 25 orang di lokasi saat kejadian. Hanya satu orang selamat, yakni Munandar Rifki (20), meski mengalami patah tulang dan luka berat,” ungkap Agus.

    Ia berharap cuaca mendukung agar pencarian korban longsor dapat dilanjutkan keesokan harinya.

    Hujan Deras Jadi Kencala Evakuasi

    Pencarian dan evakuasi korban longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. (Tribunjateng/Dina Indriani)

    Proses evakuasi korban longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, masih terus berlangsung.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi, mengungkapkan bahwa cuaca hujan yang terus mengguyur wilayah Pekalongan memperburuk upaya evakuasi.

    Selain itu, akses menuju lokasi longsor juga terhalang oleh tumpukan tanah yang cukup besar.

    “Untuk ke depannya, yang masih tertimbun tanah lebih dalam, kami berharap ada dukungan dari alat berat. Namun, proses mencapainya tidak mudah. Apalagi, di lokasi yang terendam, terdapat juga banjir, sehingga penyelesaiannya harus dilakukan secara bertahap,” ujar Bergas pada Selasa (21/1/2025).

    Upaya pencarian dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk relawan, Basarnas, dan petugas BPBD Jawa Tengah. Bergas menegaskan bahwa waktu sangat terbatas mengingat kondisi cuaca yang semakin tidak menentu.

    “Kita tetap melakukan pencarian karena waktunya tidak panjang. Kita kejar-kejaran dengan cuaca, tidak bisa saling menunggu,” tambahnya.

    Menurut relawan PMI, Eko Purwanto, proses evakuasi korban juga terhambat oleh sulitnya akses menuju lokasi longsor. Kendaraan roda empat tidak dapat mencapai titik bencana, sehingga upaya evakuasi memakan waktu lebih lama.

    “Saat ini, kami sudah menyiapkan tempat pengungsian untuk menghindari bencana susulan. Namun, informasi mengenai korban yang hilang masih simpang siur, dan kami terus berkoordinasi untuk mendapatkan kepastian,” kata Eko.

    Bencana longsor mengakibatkan dua rumah dan sejumlah kendaraan tertimbun tanah. Akses jalan menuju Desa Kasimpar terputus setelah dua jembatan rusak. Sebanyak 10 orang yang mengalami luka-luka telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

    Berdasarkan informasi dari BNPB, wilayah Pekalongan masih berpotensi hujan selama tiga hari ke depan, hingga Kamis, 23 Januari 2025.

    BNPB mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor, terutama di dekat tebing, untuk waspada dan memeriksa kondisi tanah secara berkala.

    “Warga juga diimbau untuk mencari lokasi evakuasi jika hujan turun lebih dari dua jam,” ungkap BNPB dalam siaran persnya.

    Titik Lain Longsor di Pekalongan

    Sekda Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, menjelaskan bahwa longsor juga terjadi di beberapa titik lain di wilayah tersebut, termasuk di Desa Tlogohendro dan Gumelem.

    Longsor telah memutus akses menuju Petungkriyono, dan tim SAR gabungan sedang berupaya mengirimkan bantuan logistik ke daerah terdampak.

    “Jembatan untuk akses utama terputus, lalu longsor juga masih ada. Kemungkinan yang bisa dilewati adalah melalui Wanyasa, Banjarnegara,” jelas Yulian.

    Yulian juga mengungkapkan bahwa salah satu korban yang meninggal adalah Sekdes Kasimpar.

    “Satu keluarga, yang sudah ditemukan, sekdes dan anaknya, meninggal dunia,” ungkapnya.

    Desa Kasimpar menjadi lokasi dengan jumlah korban terbanyak akibat longsoran tebing yang menimbun rumah-rumah warga, termasuk rumah Sekdes.

    Meskipun data jumlah pengungsi belum dapat dipastikan, Yulian melaporkan bahwa beberapa warga telah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sementara pihaknya terus menyiapkan dapur umum untuk membantu warga terdampak.

    “Sementara ada yang mengungsi, tapi datanya belum ada. Ini kami sedang menyiapkan dapur umum. Nanti akan kami update lagi datanya,” tambah Yulian. Sebagian warga yang mengungsi memilih berlindung di rumah keluarga atau tetangga terdekat.

    Hingga Rabu 22 Januari, 600 Petugas Gabungan Dikerahkan

    Sebanyak 600 petugas gabungan dan empat anjing pelacak dikerahkan pada hari kedua evakuasi dan pencarian korban hilang longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Rabu (22/1/2025).

    Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf. Rizky Aditya, mengungkapkan bahwa operasi pembersihan dan pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan.

    “Yang akan kita bersihkan yang pertama adalah akses menuju lokasi, di sana ada tiga titik longsoran kecil di jalan.

    Tim gabungan tersebut terdiri dari 600 personel dan empat anjing pelacak,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Letkol Inf Rizky Aditya menjelaskan bahwa upaya pencarian difokuskan di dua lokasi utama, yaitu rumah Pak Carik dan Cafe Allo.

    Selain itu, tim juga menyusuri aliran sungai yang menuju ke Sungai Welo, karena dikhawatirkan ada korban yang hanyut terbawa arus.

    “Kejadian ini mengakibatkan banyak korban, jadi di bawah sana ada dua rumah, yaitu rumah pendeta dan rumah Pak Carik, serta satu kafe. Ketiga bangunan utama ini menjadi pusat bencana,” tambahnya.

    Rumah Pak Carik menjadi tempat berteduh sementara bagi orang-orang yang menuju ke Petungkriyono ketika hujan deras turun.

    Mereka merasa aman berlindung di sana karena lokasinya jauh dari tebing. 

    Sedangkan di Cafe Allo, sedang berlangsung acara keluarga yang juga menunggu hujan reda.

    Sementara itu, rumah pendeta yang juga terdampak longsor tidak terdapat penghuni saat kejadian.

    Desa Kasimpar yang berada di dekat lokasi longsor dinyatakan aman, longsor tidak merusak pemukiman di desa tersebut. 

    Letkol Inf Rizky menyebut fokus pencarian berada di rumah Pak Carik dan Cafe Allo, dengan perkiraan sementara jumlah korban yang berada di lokasi tersebut sekitar 20 hingga 30 orang.

    (TribunJateng.com/Kompas.com)

  • Proses Evakuasi Korban Longsor di Pekalongan Dilanjut, Rumah Pak Carik Jadi Fokus Utama – Halaman all

    Proses Evakuasi Korban Longsor di Pekalongan Dilanjut, Rumah Pak Carik Jadi Fokus Utama – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Proses evakuasi dan pencarian korban hilang dalam bencana longsor di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kembali dilanjut Rabu (22/1/2025) pagi.

    Selain pencarian korban, petugas gabungan juga melakukan pembersihan supaya sejumlah titik mudah diakses.

    Demikian yang disampaikan Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf. Rizky Aditya.

    “Yang akan kita bersihkan yang pertama adalah akses menuju lokasi, di sana ada tiga titik longsoran kecil di jalan,” ujarnya, Rabu, dikutip dari TribunJateng.com.

    Ia menuturkan, total ada 600 personel gabungan dan empat anjing pelacak dalam proses pencarian ini.

    “Tim gabungan tersebut terdiri dari 600 personel dan empat anjing pelacak,” tuturnya.

    Mengutip TribunJateng.com, upaya pencarian hari ini difokuskan ke rumah Pak Carik dan Cafe Allo.

    Aliran sungai juga ditelusuri karena dikhawatirkan ada korban yang terbawa arus.

    “Kejadian ini mengakibatkan banyak korban, jadi di bawah sana ada dua rumah, yaitu rumah pendeta dan rumah Pak Carik, serta satu kafe,”

    “Ketiga bangunan utama ini menjadi pusat bencana,” tambahnya.

    Rumah Pak Carik jadi titik fokus lantaran lokasi tersebut dijadikan tempat berteduh sementara bagi orang-orang yang menuju Petungkriyono ketika hujan deras.

    Mereka merasa aman karena di rumah Pak Carik jauh dari tebing.

    Sedangkan di Cafe Allo, sedang berlangsung acara keluarga yang juga menunggu hujan reda.

    Sementara itu, rumah pendeta yang juga terdampak longsor tidak terdapat penghuni saat kejadian.

    “Adapun yang longsor adalah rumah yang berada di bawahnya dan kafe tersebut.

    “Saat ini, kita masih berfokus pada pencarian sembilan orang yang hilang. Mudah-mudahan tidak ada tambahan jumlah korban hilang,” pungkasnya.

    Sementara itu, untuk bantu pencarian, Basarnas Semarang juga menerbangkan drone thermal dan unit anjing SAR.

    “Untuk pencarian hari ini akan masih dilakukan di sekitar area longsor. Kami akan mengerahkan drone thermal dan juga unit anjing SAR,” kata Budiono, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Rabu (22/1/2025).

    Budiono kepada TribunJateng.com menuturkan, ada tiga unit yang dikerahkan untuk melakukan pencarian korban banjir di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono.

    Ia menuturkan, sebenarnya korban dari Desa Kasimpar ada sembilan orang yang dilaporkan hilang.

    Namun, justru yang banyak adalah korban dari orang-orang yang sedang melintas dan berteduh di rumah Pak Carik Desa Kasimpar.

    Rumah Pak Carik sendiri disapu longsor pada Senin (20/1/2025).

    “Selain itu longsor juga menimpa sebuah kafe yang cukup penuh pengunjung dan juga sebuah pemancingan.”

    “Namun data tersebut masih bisa berkembang mengingat daerah longsoran merupakan area lintasan Pekalongan Dieng, sehingga dimungkinkan ada pengguna jalan yang tertimpa longsor, dan juga pengunjung kafe, serta yang berteduh di rumah pak Carik,” imbuhnya.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJateng.com, Dina Indriani/Indra Dwi Purnomo)

  • Perjalanan Kereta Api Terkendala, Banjir di Grobogan Belum Surut

    Perjalanan Kereta Api Terkendala, Banjir di Grobogan Belum Surut

    Bisnis.com, JAKARTA — Perjalanan kereta api dari arah Jakarta menuju Surabaya mengalami kendala akibat banjir yang menggenangi wilayah Grobogan, Jawa Tengah.

    Akibat genangan banjir rel di perlintasan antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati sepanjang 100 meter masih belum bisa dilintasi kereta api.

    “Luapan banjir mengakibatkan gogosan di jalur sepanjang 100 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter di kedua jalur rel,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo dilansir dari Antara, Rabu (22/1/2025).

    Puluhan petugas dari bagian prasarana Daop Semarang, kata dia, telah diterjunkan beserta material pendukung perbaikan jalur tersebut.

    Ia menjelaskan empat rangkaian KA mengangkut batu kricak pengganti material di lokasi yang tergerus banjir.

    Selain itu, terdapat satu lagi rangkaian KA membawa material besi rel, bantalan beton, dan perlengkapan lainnya.

    Akibat terputusnya jalur di wilayah Grobogan, lanjut dia, PT KAI masih memberlakukan pola operasi memutar untuk KA yang melintas di wilayah Pantura Jawa Tengah tersebut.

    Ia mengatakan setidaknya 11 rangkaian kereta jarak jauh maupun dekat yang dialihkan sebagian rute perjalanannya melalui Solo.

    Selain itu, kata dia, perjalanan tujuh KA yang melintas di wilayah Daop Semarang juga dibatalkan akibat bencana tersebut.
    “Dua perjalanan KA Argo Bromo Anggrek relasi Jakarta-Surabaya maupun sebaliknya dibatalkan,” katanya.

    Ia memastikan bea tiket yang sudah dibeli oleh para calon penumpang KA yang keberangkatannya dibatalkan akan dikembalikan 100 persen.

    Sebelumnya, Hujan dengan durasi panjang mengguyur berbagai wilayah di Jawa Tengah sejak Senin (20/1) malam hingga Selasa (21/1) mengakibatkan bencana alam di sejumlah daerah.

  • Riuh Rendah Opsi ‘Going Concern’ di Rapat Kreditur Kepailitan Sritex

    Riuh Rendah Opsi ‘Going Concern’ di Rapat Kreditur Kepailitan Sritex

    Bisnis.com, JAKARTA — Seorang pria mendorong troli berisi dokumen masuk ke ruang rapat Pengadilan Niaga Semarang, Selasa (21/1/2025). Dokumen itu tersusun rapi di dalam sebuah kotak besar dan koper warna hitam. Salah satu kotak bertuliskan ‘Tagihan/Piutang ke Sritex SWA unit 2’.

    Sementara itu, di dalam ruang rapat, puluhan orang sudah duduk menunggu. Mereka memenuhi ruangan. Namun perhatian seisi ruangan seketika tertuju ke sosok laki-laki berambut tipis yang mengenakan kemeja berwarna biru dengan kain warna hitam yang melingkar di lengan kirinya. Kain hitam yang bentuknya mirip dengan ban lengan kapten sepakbola itu dibubuhi kata-kata: Selamatkan Sritex!

    Sosok pria berkemeja biru itu adalah Iwan Kurniawan Lukminto. Dia adalah generasi kedua Lukminto, keluarga konglomerat yang mengendalikan gurita bisnis Sritex Group. Iwan menjabat sebagai Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Emiten tekstil berkode SRIL itu sedang menghadapi prahara usai diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.

    “Kami menghormati proses hukum [pailit] ini,” kata Iwan di Pengadilan Niaga Semarang, Selasa (21/1/2024).

    Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. Iwan Kurniawan LukmintoPerbesar

    Iwan saat itu menghadiri rapat verifikasi kreditur Sritex. Rapat tersebut digelar sebagai salah satu proses kepailitan Sritex. Ini adalah kehadiran perdananya. Iwan sebelumnya absen dalam rapat verifikasi kreditur pada Selasa pekan lalu. Tidak jelas alasannya apa, karena manajemen Sritex hanya mengutus salah satu direkturnya. Hakim Pengawas kepailitan Sritex, Haruno Patriadi kemudian memutuskan menunda agenda rapat sampai Selasa (21/1/2025) kemarin.

    Suasana rapat penuh dengan hiruk pikuk. Rapat berlangsung 8 jam dari pukul 10.00 WIB – 18.00 WIB. Kubu debitur Sritex dan kreditur berbeda sikap mengenai skema yang akan ditempuh terkait kepailitan Sritex. Kubu debitur (kreditur) ingin supaya opsi going concern atau kelangsungan usaha tidak perlu diambil secara voting. Sementara itu, pihak kreditur meminta sebelum keputusan going concern ditempuh, perlu terlebih dahulu audit secara menyeluruh terlebih dahulu.

    Isu going concern menjadi tema yang sesitif dalam proses kepailtan Sritex. Rencana pengambilan opsi ini meunai pro dan kontra. Tim kurator Sritex menemukan berbagai macam kejanggalan selama proses kepailitan. Kurator, misalnya, menyoroti sikap debitur Sritex yang tidak kooperatif selama proses kepailitan. Operiasional perusahaan masih dikendalikan oleh keluarga Lukminto. Selain itu ada juga dugaan ‘aktivitas ilegal” yang dilakukan Sritex dengan bantuan Bea Cukai.

    Soal yang terakhir, pihak Sritex berdalih bahwa ‘aktivitas ilegal’ tersebut dilakukan semata-mata untuk melaksanakan amanah pemerintah. ”Kami berpegangan bahwa kami memegang amanah dari pemerintah bahwa operasional kita harus normal. Harus berjalan dengan normal. Jadi, apapun upaya itu akan terus kita usahakan supaya setiap bulan kami tetap bisa tetap menggaji seluruh karyawan,” ucap Iwan Lukminto.

    Dalam catatan Bisnis, pemerintah memang tetap mengizinkan Sritex beroperasi untuk menghindari PHK. Kendati kalau mengacu kepada Pasal 16 ayat 1 Undang-undang (UU) No.37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), kewenangan pengelolaan harta atau aset debitur pailit berada di tangan kurator sejak pengucapan putusan pailit.

    Demo buruh Sritex di depan Pengadilan Niaga SemarangPerbesar

    Selain dihadiri para kreditur dan debitur, agenda rapat itu juga diikuti oleh perwakilan buruh grup Sritex. Dalam pengamatan Bisnis di lapangan, ada ratusan buruh yang mengikuti aksi di depan Pengadilan Negeri Semarang. Kelompok tersebut mengenakan kaos hitam bertuliskan “Selamatkan Sritex” di punggung. Tak hanya di halaman depan, beberapa buruh dengan pakaian yang sama juga terlihat di sekitar Ruang Sidang Kusumah Atmadja, tempat pelaksanaan rapat kreditur.

    “Seluruh karyawan pengin kerja. Kalau skema going concern berjalan, maka bisniskan akan normal kembali,” ujar perwakilan buruh Slamet Kaswanto.

    Aksi serupa juga sempat dilakukan oleh perwakilan buruh PT. Bitratex Industries, anak usaha Sritex yang juga digugat pailit. Bedanya, buruh yang berada di bawah payung Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nusantara (FKSPN) itu meminta Pengadilan Negeri Semarang dan Tim Kurator untuk menolak opsi Going Concern yang coba diajukan debitur.

    “Going Concern bukanlah solusi yang tepat buat kami, karyawan PT. Bitratex Industries. Karena sebelum dinyatakan pailit, yang kami lihat dan kami rasakan kondisi perusahaan tidak sedang baik-baik saja,” jelas Nanang Setyono, Ketua FKSPN Jawa Tengah sekaligus perwakilan PT. Bitratex Industries, Selasa (21/1/2025).

    Namun demikian, dalam agenda hari ini, 1.070 pekerja di PT. Bitratex Industries enggan untuk kembali menggelar aksi penolakan Going Concern. Meskipun demikian, Nanang menegaskan sikap pekerja yang akan terus mengawal kasus kepailitan Sritex grup tersebut “Pasukan yang menuntut pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak saya hadirkan. Kata polisi khawatir bentrok,” jelas Nanang.

    Adapun rapat yang berlangsung kurang lebih 8 jam tersebut, menghasilkan sejumlah kesepakatan. Pertama, belum ada verifikasi total mengenai jumlah piutang karena hasi verifikasi baru 83 kreditur yang terverifikasi dan 115 ditolak karena tidak memenuhi syarat. Kedua, Kamis pekan depan akan melakukan voting untuk pembahasan going concern. Namun demikian, seandainya skema going concern gugur, kurator akan fokus ke penyelesaian kepailitan Sritex. “Tim kurator siap memfasilitasi semua opsi,” ungkap Tim kurator di pengadilan.

  • Cerita Tim SAR Longsor Petungkriyono Pekalongan, Lalui Medan Berat hingga Ungkap Kondisi Korban – Halaman all

    Cerita Tim SAR Longsor Petungkriyono Pekalongan, Lalui Medan Berat hingga Ungkap Kondisi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang anggota Tim SAR Gabungan menceritakan pengalaman mencekam ketika pencarian korban longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

    Seperti diketahui, bencana longsor dan banjir bandang melanda wilayah Pekalongan pada Senin (20/1/2025). 

    Bencana terjadi ketika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Petungkriyono. 

    Akibatnya, korban longsor Pekalongan sementara mencapai 18 orang hingga Selasa  (21/1/2025) petang.

    Agus Yusuf, anggota tim SAR Bumi Santri Pekalongan, turut membantu evakuasi korban longsor longsor Petungkriyono. 

    Cuaca buruk, medan terjal yang dilalui pun menjadi tantangan besar dalam proses evakuasi. 

    Menurut Agus, kondisi pasca banjir bandang dan longsor, porak poranda.

    “Kabar pertama longsor terjadi Senin (20/1/2025) malam bersamaan dengan banjir bandang di Kedungwuni dan Wonopringgo,” ungkap Agus Yusuf, Selasa (21/1/2025), dilansir TribunJateng.com.

    Ia menjelaskan, tim SAR Bumi Santri memilih menunda perjalanan ke Petungkriyono karena kondisi malam hari yang berbahaya.

    Kondisi Jalan Berlumpur, Penuh Batu dan Pohon Tumbang

    Tim berangkat ke lokasi pada Selasa pagi bersama Basarnas Semarang, BPBD, PMI, dan relawan lainnya.

    Agus menceritakan, tim tiba di Petungkriyono setelah perjalanan 2 jam melalui jalur Wanayasa-Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Tim pun berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

    Dikatakan Agus, Dari titik terakhir yang dapat dilalui kendaraan, tim masih harus berjalan kaki sejauh 5 km di jalan berlumpur, penuh batu, dan pohon tumbang.

    “Jembatan utama Petungkriyono terputus. Kondisi longsor di berbagai titik semakin menyulitkan evakuasi,” tambah Agus.

    Selain itu, cuaca yang tidak menentu juga menjadi kendala.

    Kabut tebal mengurangi jarak pandang hingga 10 meter, sementara hujan deras mengguyur dari siang hingga sore.

    Masih mengutip Tribun Jateng, korban yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi terbujur kaku dan penuh lumpur.

    Meski begitu, masih ada sebagian besar korban masih dapat dikenali warga sekitar untuk proses identifikasi.

    Karena alat berat belum bisa mencapai lokasi, terpaksa proses evakuasi terpaksa dilakukan secara manual.

    Agus mengungkapkan, hingga malam hari ditemukan jenazah perempuan di Desa Kayupuring. Namun, belum bisa dievakuasi karena medan terjal dan hujan deras.

    “Kondisi terparah ada di kafe kopi dan tempat pemancingan di Desa Kasimpar, dengan 25 orang di lokasi saat kejadian. Hanya satu orang selamat, yakni Munandar Rifki (20), meski mengalami patah tulang dan luka berat,” ungkap Agus.

    Ia berharap, cuaca mendukung agar pencarian korban longsor dapat dilanjutkan di hari berikutnya.

    Pengalaman menanggulangi situasi darurat di Pekalongan ini, rupanya juga diceritakan oleh Eko Purwanto, relawan Palang Merah Indonesia (PMI).

    Awalnya, Eko menerima laporan masyarakat terkait korban patah tulang di rumah penduduk, imbas tanah longsor.

    “Kami menerima laporan dari masyarakat tentang seorang korban yang mengalami patah tulang di rumah penduduk. Segera, tim Puskesmas bergegas menuju lokasi untuk memastikan kondisi korban,” kata Eko diwawancarai Kompas.tv. 

    Setibanya di lokasi, mereka menemukan korban dengan luka sayat dan patah pada lengan atas.

    Tim segera memberikan pertolongan pertama sebelum meminta bantuan masyarakat untuk menandu korban ke Puskesmas.

    Saat ini, kondisi korban stabil dan mampu berkomunikasi.

    “Dokter mengatakan bahwa ini adalah tindakan awal, dan korban akan dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut,” tambahnya.

    Wilayah Pekalongan, Jawa Tengah dilanda banjir dan tanah longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi pada Senin (20/1/2025). (Tribunnews.com)

    Proses Evakuasi Cukup Menantang

    Eko mengatakan, proses evakuasi berlangsung cukup menantang, perlu waktu 4 jam.

    “Kami menerima informasi dari penduduk setempat yang sudah melakukan evakuasi awal. Dari waktu bencana terjadi hingga evakuasi selesai, butuh waktu sekitar empat jam,” ceritanya

    Bahkan, Tim PMI dan masyarakat harus melewati jalan yang sulit akibat longsor. Kendaraan roda empat pun tidak dapat mencapai lokasi.

    Untuk penanganan lebih lanjut, Eko menyebut, pihaknya juga menggelar pengungsian sementara untuk menghindari bencana susulan. 

    Hingga saat ini, Desa yang terdampak parah adalah Desa Kasimpar.

    Diketahui, bencana longsor dan banjir bandang di Pekalongan terjadi ketika hujan mengguyur wilayah Kecamatan Petungkriyono pada Senin, kemarin. 

    Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi, korban longsor Pekalongan sementara sebanyak 18 orang hingga Selasa petang.

    “Sebanyak 18 jiwa telah dievakuasi dan ditemukan meninggal dunia. Sedangkan 9 orang diperkirakan masih tertimbun dan dalam pencarian. Sedangkan 10 orang alami luka-luka,” ucap Bergas. 

    Adapun untuk bangunan rumah yang mengalami kerusakan, masih dalam pendataan. 

    “(Jumlah) pengungsi masih dalam pendataan,” tutur Bergas.

    Angka korban jiwa tersebut, juga disampaikan Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BNPB Bambang Surya Putra.

    Data BPBD Provinsi Jateng sementara, 8 orang masih dalam pencarian.

    “Laporan yang masuk dari BPBD Provinsi Jateng dan BPBD Pekalongan, 18 orang meninggal dunia dan 8 orang masih dalam pencarian,” katanya dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (21/1/2025) petang.

    Terkait bencana ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal menerjunkan tim untuk melakukan asesmen, Rabu (22/1/2025).

    Tim ini akan menilai, termasuk menentukan tempat aman, untuk memberikan rekomendasi kepada kepala daerah setempat terkait status kedaruratan.

    Bambang mengatakan, lokasi kejadian yang cukup jauh menjadi kendala evakuasi.

    Selain itu, curah hujan yang masih tinggi juga menyulitkan tim SAR gabungan mencari korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cerita Haru Tim SAR Longsor Petungkriyono Pekalongan, Mayat-mayat Sudah Kaku Penuh Lumpur dan TribunBanyumas.com dengan judul Besok Kirim Tim Asesmen, BNPB: Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan 18 Orang

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJateng.com/Indra Dwi Purnomo, TribunBanyumas/Rika Irawati, Kompas.com)