kab/kota: Sampang

  • 5 Petani Tersambar Petir di Sampang, Satu Meninggal Dunia

    5 Petani Tersambar Petir di Sampang, Satu Meninggal Dunia

    Sampang (beritajatim.com) – Lima orang petani yang sedang beraktivitas di sawah, Dusun Duwe’ Buter, Desa Trapang, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, tersambar petir pada Minggu (21/4/2024) sore.

    Kejadian ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.

    Korban meninggal dunia adalah Rumseh (45) asal Desa Durjen, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan. Sementara empat orang lainnya, Nurhayati (39), Marsumi (36), Nuriyeh (40), dan Sunah (35), dilarikan ke Puskesmas Banyuates untuk mendapatkan perawatan medis.

    Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa naas ini terjadi saat para korban sedang bekerja di sawah milik salah satu warga bernama Qoyyimah. Sekitar pukul 16.00 WIB, cuaca tiba-tiba mendung dan hujan deras. Para petani pun memutuskan untuk pulang bersama-sama melalui pematang sawah.

    “Saat dalam perjalanan, para korban tiba-tiba tersambar petir secara bersamaan. Akibatnya, satu orang meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka,” terang Kapolsek Banyuates, AKP Sunarno, pada Senin (22/4/2024).

    Lebih lanjut, AKP Sunarno menjelaskan bahwa keempat korban yang mengalami luka-luka sempat pingsan dan kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat. “Alhamdulillah, keempat korban lainnya sudah sadarkan diri,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, Candra Romadhani Amin, mengatakan bahwa pihaknya telah memantau kejadian bencana yang mengakibatkan korban jiwa tersebut. Namun, secara resmi, pihaknya masih menunggu laporan dari pihak kecamatan.

    “Kami memantau kejadian di Banyuates. Dari lima korban, sebagian adalah warga Bangkalan,” pungkasnya.

    Peristiwa ini menjadi pengingat bagi para petani untuk selalu waspada terhadap bahaya petir saat beraktivitas di sawah, terutama saat cuaca buruk. Sebaiknya, para petani mencari perlindungan ke tempat yang aman jika terjadi hujan deras dan petir.

    Tips Aman Beraktivitas di Sawah saat Cuaca Buruk
    Hindari beraktivitas di sawah saat hujan deras dan petir.
    Carilah perlindungan ke tempat yang aman, seperti gubuk atau rumah warga.
    Jauhi pohon-pohon tinggi dan benda-benda yang tinggi lainnya.
    Jangan menggunakan alat-alat elektronik seperti handphone.
    Lepaskan semua perhiasan yang terbuat dari logam.
    Jika melihat orang lain tersambar petir, segera hubungi bantuan medis.

  • Viral Bocah 4 Tahun Tunangan di Sampang, Ini Kata Pj Gubernur dan BKKBN Jatim

    Viral Bocah 4 Tahun Tunangan di Sampang, Ini Kata Pj Gubernur dan BKKBN Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Akhir-akhir ini beredar video viral yang memperlihatkan bocah usia 4 tahun di Sampang melakukan tunangan, sebagai ikatan sebelum pernikahan.

    Mengetahui hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Timur terus berupaya mencegah perkawinan anak.

    Hal itu dilakukan dengan turun langsung melakukan sosialisasi secara masif terkait pendewasaan usia perkawinan kepada masyarakat. Upaya ini dilakukan secara simultan oleh semua pihak terutama dengan menekankan bahaya dan dampak yang ditimbulkan jika pernikahan anak masih dilakukan.

    “Kami terus masif menyosialisasikan tentang bahaya pernikahan anak. Karena pada dasarnya pernikahan anak itu lebih banyak menimbulkan masalah mulai kesehatan hingga sosial,” kata Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, Sabtu (20/4/2024).

    Anak sebagai tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa dikatakan Adhy juga memiliki peran strategis dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang maju, mandiri serta berdaya saing. Sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.

    “Maka sosialisasi pada orang tua menjadi penting. Agar sebisa mungkin pernikahan anak, pernikahan usia dini harus dihindari. Pernikahan sebaiknya dilakukan di usia yang memang sudah cukup sesuai aturan yang berlaku,” imbuh Adhy.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mengenai Proporsi Perempuan Umur 20-24 Tahun yang Berstatus Kawin atau Berstatus Hidup Bersama Sebelum Umur 18 Tahun Menurut Provinsi pada tahun 2021-2023, Jawa Timur terus mengalami penurunan. Di tahun 2021 ada di angka 10,44. Kemudian turun ke angka 9,46 di tahun 2022, dan turun lagi ke angka 8,86 di tahun 2023.

    Selain itu, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mencatat data Dispensasi Kawin di Jawa Timur terus mengalami penurunan. Pada tahun 2021 sebanyak 17.151, kemudian turun11,99 persen pada tahun 2022 menjadi 15.095. Pada tahun 2023, turun lagi sebesar 18,29 persen menjadi 12.334.

    “Dispensasi kawin adalah pemberian hak kepada seseorang untuk melangsungkan perkawinan, meski belum mencapai batas minimum usia perkawinan yaitu 19 tahun. Adanya penurunan dispensasi ini sejalan dengan pencegahan perkawinan anak yang terus kita lakukan,” tuturnya.

    Berbagai sinergi program juga dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur (DP3AK Jatim), BKKBN Jatim, dan seluruh pihak terkait untuk meningkatkan perlindungan anak, memenuhi hak anak, mengendalikan kuantitas dan meningkatkan kualitas penduduk atau SDM, serta meningkatkan kualitas kesehatan anak.

    Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Timur bernomor 474.14/810/109.5/2021 tentang pencegahan perkawinan anak ditandatangani pada 18 Januari 2021.

    Selain itu, Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 85 tahun 2023 juga mengatur tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Anak Tahun 2023-2024 yang ditandatangani pada 5 Desember 2023.

    “RAD ini menjadi landasan bagi pemerintah daerah, masyarakat, orang tua, dan anak di Jawa Timur dalam rangka mencapai tujuan pencegahan perkawinan anak. Untuk itu, Pemprov Jatim melalui DP3AK juga terus mendorong kabupaten/kota untuk segera menyusun RAD,” terangnya.

    “Awal Mei nanti, kami juga akan melaunching Dashboard PPA (SIAPA PEKA) sebagai sarana transparansi data. Untuk mendorong multistakeholder agar peka dan peduli melaksanakan kolaborasi program pencegahan perkawinan anak (RAD PPA). Sehingga, mempercepat penurunan kasus perkawinan anak di Jatim,” lanjutnya.

    Terkait video viral balita usia empat tahun di Kabupaten Sampang pun, Pemprov bersama BKKBN Jawa Timur juga sudah melakukan beberapa langkah. Salah satunya, berkunjung ke rumah orang tua balita yang viral tengah melakukan pertunangan pada 16 April 2024 lalu, yaitu H. Zahri. Guna mendapatkan konfirmasi perihal viralnya postingan video pertunangan sang anak yang masih balita.

    Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati mengatakan, terkait isu pernikahan anak di Sampang setelah dikonfirmasi memang di Madura ada budaya untuk melakukan pertunangan untuk mempererat tali silaturahmi dan tali kekeluargaan.

    “Meskipun pertunangan dilakukan sekarang saat anak masih kecil, namun pernikahannya akan dilaksanakan saat anak-anak sudah lulus kuliah. Menanggapi fenomena ini, kami berharap kepada Pemerintah Daerah untuk terus menerus memberikan satu sosialisasi tentang bahaya menikah muda atau pernikahan anak,” paparnya.

    Erna menambahkan bahaya baik dari sisi kesehatan, dari sisi ekonominya dan terkait dengan stunting. Perlu diketahui bahwa faktor terbesar terjadi anak stunting karena kehamilan yang tidak diinginkan dari pernikahan anak tersebut. Dari pernikahan anak, tentu saja si ibu belum terlalu matang baik dari sisi kesehatan reproduksi maupun sisi kesiapan mental.

    Didampingi sang istri dan besan serta tokoh agama dan Muspika Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang, H. Zahri mengatakan bahwa usia sudah 7 tahun dan sudah sekolah kelas 1 SD bukan berusia 4 tahun seperti yang tengah viral.

    “Pertunangan tersebut mewujudkan ucapan kami saat di tanah suci Mekkah enak tahun yang lalu. Waktu itu, di depan Kabbah istri saya hamil dan istri besan juga sedang hamil. Kemudian terucap kesepakatan untuk saling menikahkan bila yang lahir laki-laki dan perempuan. Jadi pertunangan kemarin merupakan bentuk ikatan tali silaturahmi agar tidak terputus,” papar H. Zahri.

    Meskipun sudah bertunangan, H. Zahri menegaskan bahwa kedua belah keluarga telah sepakat untuk menikahkan kedua anak tersebut setelah mereka sama-sama lulus kuliah.

    “Jadi, tidak langsung dinikahkan saat masih kecil. Kami sebagai orang tua juga ingin melihat anak-anak kami menjadi orang sukses dan melihat mereka bisa mewujudkan cita-citanya, “tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sampang, Nasrukha mengatakan Pemerintah Kabupaten Sampang langsung melakukan kunjungan dan memberikan sosialisasi agar tidak menikahkan anak dibawah usia yang sudah ditetapkan oleh perundang-undangan.

    “Kami memberikan pendampingan dan perlindungan anak. Jadi hak-hak anak harus dipenuhi. Pemkab Sampang akan selalu memantau dan memberikan konseling terhadap anak dan keluarga,” terangnya.

    Salah satu Tim Pendampingan Keluarga (TPK), Samatun mengatakan pihaknya langsung mendatangi rumah H. Zahri setelah mengetahui viralnya video pertunangan tersebut.

    “Tentunya kami tim pendamping keluarga akan terus melakukan pendampingan agar tumbuh kembang anak tersebut tidak terganggu dan memberikan sosialisasi tentang program pendewasaan usia pernikahan kepada keluarga agar anak-anak menikah di usia yang sudah dewasa,” pungkasnya. (tok/ian)

  • Warga Desa Jeruk Porot Sampang Swadaya Perbaiki Jalan Rusak

    Warga Desa Jeruk Porot Sampang Swadaya Perbaiki Jalan Rusak

    Sampang (beritajatim.com) – Warga Desa Jeruk Porot, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Madura, berinisiatif untuk memperbaiki jalan desa mereka secara swadaya.

    Hal ini dilakukan karena selama bertahun-tahun, jalan tersebut tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, meskipun merupakan jalan desa yang penting sebagai penghubung antar kecamatan.

    Kerusakan jalan di Desa Jeruk Porot sudah berlangsung selama 10 tahun. Jalan berlubang dan becek saat hujan, sehingga membahayakan pengguna jalan, terutama para siswa yang harus memutar mencari jalan alternatif untuk pergi ke sekolah.

    “Kasihan para murid sekolah yang sepatunya kotor sebelum sampai di sekolah. Selain itu, ada beberapa korban kecelakaan karena tergelincir saat melalui jalan itu,” ujar Hariyanto, salah satu warga Desa Jeruk Porot, Kamis (18/4/2024).

    Melihat kondisi ini, para pemuda di desa tersebut tergerak untuk memperbaiki jalan dengan cara patungan. Mereka berharap banyak warga yang dapat membantu, baik dengan dana maupun tenaga, agar perbaikan jalan desa ini dapat segera diselesaikan.

    Upaya swadaya warga Desa Jeruk Porot ini merupakan contoh nyata kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan keselamatan bersama. Diharapkan pemerintah daerah setempat dapat segera mengambil langkah untuk membantu menyelesaikan perbaikan jalan tersebut, sehingga akses jalan di desa tersebut menjadi lebih aman dan nyaman bagi masyarakat. (ted)

  • Termasuk Malang Raya, Warga Jatim Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem 16-21 April 2024

    Termasuk Malang Raya, Warga Jatim Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem 16-21 April 2024

    Malang (beritajatim.com) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan cuaca ekstrem hujan lebat di sejumlah daerah Jawa Timur (Jatim) mulai 16 april hingga 21 April 2024. BMKG mengimbau masyarakat Jatim agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.

    Kepala Stasiun BMKG Kelas I Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan memperkirakan bahwa cuaca ekstrem bakal terjadi sampai 21 April 2024. Pada periode tersebut berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti puting beliung, hujan es, hujan lebat, banjir, tanah longsor, maupun angin kencang.

    Masyarakat dan instansi terkait dihimbau agar waspada terhadap peningkatan kecepatan angin dan hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan. Termasuk di Malang Raya.

    “Kami harap masyarakat dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang,” ungkap Taufik dilansir dari laman BMKG Juanda pada Rabu (17/4/2024).

    Peringatan dini ini dikeluarkan karena sebagian besar wilayah Jatim berada pada peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Suhu permukaan laut di perairan Jatim masih hangat yang dapat menyebabkan peningkatan pasokan uap air di atmosfer.

    Analisis udara atas menunjukkan atmosfer kondisi labil dan lembab mulai dari lapisan bawah sampai atas. Taufiq juga menyebut gangguan gelombang atmosfer equatorial Rossby sehingga mendukung terbentuknya awan konvektif masif di wilayah Jatim.

    Adapun daerah yang mendapat peringatan dini tiga diantaranya berada di wilayah Malang Raya, yaitu Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang. Selain itu himbauan juga berlaku untuk Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang, Kota Kediri, Kabupaten Lumajang, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan.

    Berlaku juga untuk Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kota Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tuban, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.

    “Maka dari itu, kepada pemudik yang akan kembali ke perantauan diharap berhati-hati dan waspada. Ikuti arahan dan himbauan pemerintah,” tegasnya.

    Masyarakat yang bertempat tinggal daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir diharapkan waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem. [dan/aje]

     

  • Sadis! Pembacokan di Sampang Duga Motif Asmara

    Sadis! Pembacokan di Sampang Duga Motif Asmara

    Sampang (beritajatim.com) – Seorang pria inisial H diamankan polisi karena diduga merupakan pelaku pembunuhan terhadap korban inisial IA yang dibacok saat di jalan raya Dusun Toragan, Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang.

    Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Dedy Deli R, membenarkan bahkan pihaknya mengamankan satu tersangka inisial H.

    “Inisial H ini diamankan saat berada di jalan raya Kedungdung, Sampang,” terangnya, Rabu (17/4/2024).

    Dedy menjelaskan, selain tersangka H, kemungkinan akan ada tersangka lainya. Sebab, palaku diduga lebih dari satu orang.

    “Kita masih melakukan pengembangan, dagaan palaku lebih dari satu orang, dan berdasarkan keterangan H. Motifnya sakit hati atau cemburu,” imbuhnya.

    Informasi yang berkembang di kalangan masyarakat dugaan kuat mengarah pada motif asmara. Yakni korban diduga menjalin hubungan dengan istri tersangka.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Warga Dusun Tarogan, Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura. Digegerkan oleh kasus penganiayaan dengan senjata tajam hingga mengakibatkan seorang pria mengalami luka bacok dan tergeletak di pingir jalan raya, sekitar pukul 17.00 WIB, Minggu (14/4/2024).

    Informasi yang berhasil dihimpun korban penganiayaan yakni inisial IA warga Desa Banyusokah, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.

    Saat itu korban sedang mengendarai sepeda motor Scoopy dari arah timur ke barat, ternyata korban dibuntuti oleh mobil Avanza warna putih. Sesampainya di tempat kejadian perkara. Pelaku turun dari mobil lalu menganiaya korban.

    Korban sempat lari namun dikejar oleh pelaku lainya dan melakukan penganiayaan serupa. Setelah itu pelaku meninggalkan korban yang telah mengalami luka bacok.

    Warga yang berada di lokasi, kemudian menolong korban dan mengevakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis namun nyawanya tidak tertolong.[sar/aje]

  • Keponakan di Bangkalan Tega Aniaya Paman Hingga Meninggal

    Keponakan di Bangkalan Tega Aniaya Paman Hingga Meninggal

    Bangkalan (beritajatim.com) – Muslihin (44) warga Dusun Lebak, Desa Arosbaya, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Sampang tega menganiaya pamannya hingga meninggal dunia.

    Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, kejadian penganiayaan itu berlangsung tadi malam. Korban yakni Baihaki (58) warga Desa Glagga, Kecamatan Arosbaya.

    “Kejadiannya tadi malam sekitar pukul 19.00 WIB, untuk korban sudah dievakuasi dan kondisinya meninggal dunia,” ujarnya, Senin (16/4/2024).

    Ia mengatakan, kejadian itu bermula saat keduanya cekcok mulut. Pelaku diduga tersinggung dengan ucapan korban hingga akhirnya korban dianiaya oleh pelaku.

    “Diduga pelaku tersinggung dan sempat cekcok mulut dengan korban hingga terjadi penganiayaan itu,” tambahnya.

    Febri menjelaskan, korban dianiaya pelaku menggunakan senjata tajam. Namun, pelaku juga mengalami luka di bagian tangan dan keduanya dibawa ke rumah sakit.

    “Korban diautopsi dan pelaku dibawa ke RSUD Syamrabu karena sama mengalami luka,” terangnya.

    Febri juga menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan pengembangan kasus penganiayaan keponakan kepada pamannya ini, termasuk mengungkap motif dibalik penganiayaan tersebut. [sar/beq]

  • Arus Balik, Sopir Bus di Sampang Dites Urine

    Arus Balik, Sopir Bus di Sampang Dites Urine

    Sampang (beritajatim.com) – Sopir bus antarkota beserta kru menjalani tes urine yang digelar oleh Polres Sampang dan Dinas Perhubungan (Dishub) setempat bertepatan dengan arus balik lebaran 2024, Senin (15/4/2024).

    Hal itu untuk mencegah adanya penyalahgunaan narkotika yang bisa memicu terjadinya kecelakaan di jalan raya.

    Kapolres Sampang, AKBP Siswantoro mengatakan, tes urine dan pengecekan kendaraan ini karena jadwal pemberangkatan bus antarkota meningkat dan bertepatan dengan puncak arus balik.
    “Tes urine dan pemeriksaan kendaraan ini dilakukan di area terminal Trunojoyo,” kata Siswantoro.

    Ia menambahkan, kegiatan itu diantaranya untuk memastikan para sopir beserta kernetnya dalam kondisi sehat termasuk kendaraan yang diperiksa dalam kondisi layak jalan.

    “Kita pastikan semua kru bus dalam kondisi sehat sehingga bisa memberikan pelayanan yang nyaman dan aman bagi para penumpang,” imbuhnya.

    Dalam pemeriksaan dan tes urine tersebut tidak ditemukan yang positif memakai narkoba, “Sampai saat ini hasil pemeriksaan nihil. Apabila diketahui ada kru bus yang hasil test urine positif kami akan tindak lanjuti sesuai aturan,” tandasnya. [sar/suf]

  • Halal Bihalal Bani Haji Yusuf Jombang: Dari Sepasang Menjadi Ratusan

    Halal Bihalal Bani Haji Yusuf Jombang: Dari Sepasang Menjadi Ratusan

    Jombang (beritajatim.com) – Halal bihalal digelar oleh keluarga besar Bani Haji Yusuf di Dusun Ponggok Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang. Keluarga ini terus beranak-pinak hingga saat ini jumlahnya mencapai 600 orang atau 180 KK (kepala keluarga).

    Keluarga Bani H Yusuf rutin melakukan halal bihalal setiap lebaran ke-empat. Tempatnya berpindah-pindah sesuai dengan urutan keluarga. “Tahun ini di rumah H Khudori, Dusun Ponggok. Untuk tahun depan di rumah ibu Muhhassonah Surabaya,” ujar Sekretaris Hippubay (Himpunan Putra Putri Bani Yusuf), Hanif Ashar, Minggu (14/4/2024).

    Halal bihalal yang bertempat di rumah H Khudori berlangsung meriah. Sanak keluarga dan handai taulan sejak pagi mengalir ke rumah yang berdesain lawas tersebut. Mereka duduk di kursi yang sudah disediakan.

    Sebuah tulisan halal bihalal keluarga besar Bani Haji Yusuf juga terpajang di rumah itu. Acara diawali dengan doa untuk leluhur. Kemudian pembukaan disampaikan oleh KH Mujatahid dari Pagerwojo Perak Jombang.

    Kiai Mujathid menjelaskan tentang silsilah keluarga. Yakni, Haji Yusuf adalah seorang yang berasal dari Demak Jawa Tengah. Kemudian berkelana ke Jombang untuk menyiarkan agama Islam. H Yusuf menyunting Hj Rohmah. Mereka tinggal di Dusun Ponggok Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo.

    Dari perkawinan itu, mereka dikaruniai tujuh orang anak. Masing-masing; Hj Dewi Maryam, H Ahyat Dimyati, H Maskur, Hj Nafiatin, Mar’ah, Zahid Yusuf, serta Hj Asfiyah. Tujuh orang ini semuanya sudah wafat.

    Praktis, yang hadir dalam halal bihal dalam rangka Hari Raya Idulfitri 1445 H adalah generasi ketiga atau cucu dan seterusnya. Mereka tersebar di berbagai daerah. Mulai Jombang hingga kota-kota lainnya di Jatim dan luar Jawa.

    KH Ahmad Masduqi Abdurrohman Al Hafidz

    KH Masduqi Abdurrahman Al Hafid saat memimpin doa di Pesantren Tambakberas Jombang

    Salah satu cucu Haji Yusuf yang saat ini menjadi kiai sepuh di Jombang adalah KH Ahmad Masduqi Abdurrohman Al Hafidz, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Roudhotu Tahfidzil Qur’an (PPRTQ) Kecamatan Perak Kabupaten Jombang Jawa Timur.

    Gelar Al Hafid tersebut disematkan di belakang namanya karena Kiai Masduqi adalah penghafal Alquran. Bahkan Kiai Masduqi merupakan penghafal Alquran generasi pertama di Jombang. Kiai Masduqi lahir di Dusun Ponggok Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang.

    Dia merupakan anak ke-5 dari delapan bersaudara, pasangan KH Abdurrohman Bahri dengan Nyai Dewi Maryam. Sejak kecil Kiai Masduqi sudah mencintai ilmu agama. Awalnya, dia belajar agama dari sang ayah, yakni KH Abdurrohman Bahri.

    Setelah itu belajar Alquran kepada Kiai Munawir Pedes Kecamatan Perak. Oleh Kiai Munawir, Masduqi kecil direkomendasikan untuk belajar kepada KH Dahlan Kholil, seorang ahli Alquran dari PPDU (Pondok Pesantren Darul Ulum) Rejoso Kecamatan Peterongan Jombang.

    Dari Pesantren Rejoso, putra dari pasangan KH Abadurrahman Bahri dan Nyai Dewi Mariyam ini melanjutnya nyantri ke pesantren Assaidiyah Sampang Madura di bawah asuhan R KH Mohammad Said Ismail. Kiai Isma’il diriwayatkan sudah hafal Alquran di usia 10 tahun.

    Saat nyantri di pondok pesantren Sampang, Kiai Masduqi seangkatan dengan Mbah Mangli Magelang (almarhum KH Hasan Asya’ri). Lalu meneruskan lagi nyantri di pondok pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. Juga pernah nyantri di KH Umar Zahid Semelo. Kemudian mendirikan Pondok Pesantren Perak pada tahun 1965.

    Sudah ribuan orang alumni PPRTQ Kecamatan Perak. Kebanyakan dari mereka juga mendirikan pondok pesantren. Kini pesantren yang didirikan Kiai Masduqi semakin berkembang. Santrinya sekitar 300 orang.

    Seiring laju waktu, selain mengkhususkan mendalami hafalan Alquran serta ‘ulumul Qur’an, PPRTQ Kecamatan Perak juga mendirikan lembaga pendidikan lain. Di antaranya, TPQ Ar Rahman, KB (Kelompok Bermain) Dewi Maryam, TK Islam Dewi Maryam, SD Islam Ar Rahman, SMP Islam Ar Rahman. Ar Rahman dan Dewi Maryam diambil dari nama kedua orangtua Kiai Masduqi.

    Namun untuk halal bihalal pada Minggu (14/4/2024), Kiai Masduqi berhalangan hadir karena sedang pemulihan dari sakit. Namun sang istri, Nyai Maisaroh beserta anak dan cucunya hadir di acara tersebut. Mereka bersilaturahmi dengan keluarga besarnya.

    “Ayah (Kiai Masduqi) tidak bisa hadir. Sedang pemulihan dari sakit. Sebenarnya beliau sangat ingin untuk hadir di acara halal bihalal Bani Haji Yusuf ini. Salam untuk seluruh keluarga,” ujar Machin, anggota DPRD Jombang, yang merupakan menantu dari Kiai Masduqi.

    Selain Kiai Masduqi, cucu dari Haji Yusuf lainnya yang pernah menjadi tokoh di Kabupaten Jombang adalah almarhum H Mukhlas Abdurrohman. Semasa hidup, H Mukhlas pernah menjabat sebagai anggota DPRD Jombang dari Golkar. Yakni semasa Orde Baru. Dia juga pengusaha sukses di zamannya.

    Sudah Berlangsung 22 Tahun

    Halal bihalal keluarga besar Bani Haji Yusuf Jombang, Minggu (14/4/2024)

    Sekretaris Hippubay (Himpunan Putra Putri Bani Yusuf), Hanif Ashar mengucapkan syukur tak terhingga karena acara berlangsung lancar. Dia juga tak henti berucap sykur, karena upaya menjalin silarurahmi keluarganya terus berjalan. Bahkan pada 2024 ini halan bihalal Bani Haji Yusuf sudah memasuki tahun yang ke-22.

    Ada hal berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam halal bihalal tersebut para undangan mendapatkan souvenir berupa kalender. Gambarnya adalah foto kakek dan nenek mereka. Juga foto halal bihalal pada tahun-tahun sebelumnya.

    Acara yang berlangsung meriah ini diakhiri dengan foto bersama dan saling berjabat tangan. Semuanya diliputi kegembiraan. Merajut silturahmi bersama sanak keluarga. Kini, jumlah mereka ratusan, meski awalnya hanya sepasang: H Yusuf dan Hj Rohmah. [suf]

  • Sadis! Pembacokan di Sampang Duga Motif Asmara

    Warga Sampang Dibuntuti Avanza Lalu Kepala Dibacok

    Sampang (beritajatim.com) – Warga Dusun Tarogan, Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura. Digegerkan oleh kasus penganiayaan dengan senjata tajam usai dibuntuti mobil jenis Avanza. Akibat aksi ini  mengakibatkan seorang pria mengalami luka bacok dan tergeletak di pingir jalan raya, sekitar pukul 17.00 WIB, Minggu (14/4/2024).

    Informasi yang berhasil dihimpun beritajatim.com, korban penganiayaan yakni inisial IA warga Desa Banyusokah, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.

    Saat itu korban sedang mengendarai sepeda motor Scoopy dari arah timur ke barat, ternyata korban dibuntuti oleh mobil Avanza warna putih. Sesampainya di tempat kejadian perkara. Pelaku turun dari mobil lalu menganiaya korban.

    Korban sempat lari namun dikejar oleh pelaku lainya dan melakukan penganiayaan. Setelah itu pelaku meninggalkan korban yang telah mengalami luka bacok.

    Warga yang berada di lokasi, kemudian menolong korban dan mengevakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis namun nyawanya tidak tertolong.

    Kapolsek Robatal, AKP Siswanto membenarkan adanya penganiayaan tersebut dan korban telah meninggal.

    “Kita masih melakukan penyelidikan dan memburu pelaku,” pungkasnya.[sar/aje]

  • H+4 Diprediksi Puncak Arus Balik di Sampang

    H+4 Diprediksi Puncak Arus Balik di Sampang

    Sampang (beritajatim.com) – Bertepatan dengan berakhirnya cuti bersama dan libur hari raya Idul Fitri 1445 Hiriyah, arus balik Lebaran di jalan raya nasional di Kabupaten Sampang, mengalami peningkatan.

    “Hari ini arus lalu lintas di Sampang padat lancar,” terang, Kasat Lantas Polres Sampang, AKP Rukimin, Minggu (14/4/2024).

    Ia menbahkan, berdasarkan pantauan di lapangan prediksi puncak arus balik diperkirakan berlangsung hari ini. Namun, bisa saja Senin besok lantaran di Sampang mempunyai tradisi merayakan tujuh hari pasca Idul Fitri. Sehingga, pemudik belum balik hingga Lebaran Ketupat.

    “Sebagian pemudik belum balik hingga Lebaran ketupat,” imbuhnya.

    Terpisah menurut Yanto, pemudik asal Ketapang mengaku juga belum balik ke perantauan lantaran menunggu momen hari raya ketupat. Sebab, saat itu juga menjadi ajang silaturahmi keluarga besar terutama yang tidak sempat bertemu saat Idul Fitri kemarin.

    “Biasanya Lebaran ketupat ini juga menjadi momen silaturahmi karena kemarin tidak bisa ketemu, sehingga warga biasanya balik setelah tujuh hari pasca Lebaran Idul Fitri, selain itu di hari raya ketupat kita saling berbagi ketupat dengan tetangga dan famili,” pungkasnya.[sar/aje]