kab/kota: Sampang

  • MBG Picu Volume Sampah di Sampang Meningkat

    MBG Picu Volume Sampah di Sampang Meningkat

    Sampang (beritajatim.com) – Sejak berjalannya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sampang, persoalan mulai muncul. Salah satunya yakni terjadinya lonjakan volume sampah.

    Kepala Bidang Kebersihan dan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup dan Perumahan Permukiman (DLH Perkim) Kabupaten Sampang Aulia Arif mengatakan, bahwa saat ini produksi sampah harian sudah menembus angka 27 ton, sehingga membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Gunung Maddah berada di ambang kapasitas maksimum.

    “Sejak ada MBG, volume sampah naik signifikan. Kalau tidak segera ditangani, tumpukan ini bisa meluber dan memicu bencana lingkungan,” tegasnya. Rabu (1/10/2025).

    Menurut data yang ada, terdapat 36 dapur aktif dalam program MBG, yang setiap harinya menyajikan ribuan porsi makanan. Dari aktivitas ini, sekitar 70 persen sampah yang dihasilkan berupa limbah organik seperti sisa makanan dan bahan dapur, serta limbah non-organik seperti kemasan plastik.

    ” Saat ini kami tengah merancang surat edaran dan standar operasional prosedur (SOP) teknis pengelolaan sampah dapur MBG, namun menurut Aulia, aksi langsung di lapangan jauh lebih mendesak,” pungkasnya.[sar/aje]

  • Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Bisnis.com, JAKARTA— Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep, Jawa Timur yang terasa hingga Lumajang.

    Melalui akun X resminya, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep. Dia menyebut bahwa gempa bumi di Sumenep memiliki magnitudo 6 dan dirasakan hingga ke beberapa wilayah dengan kekuatan gempa berbeda. 

    Dari data yang disampaikan, gempa dengan kategori lemah terasa di Bali, yakni Tabanan, Buleleng, Kuta, Denpasar, dan Gianyar Lalu, gempa lemah juga terasa di Banyuwangi, Bangkalan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Sidoarjo, dan Tuban. 

    Gempa lemah hingga sedang dirasakan di Situbondo, Sampang, Pamekasan dan Surabaya. Sementara itu, gempa dengan kekuatan sedang dan kuat terasa di Sumenep dan Pulau Sapudi.

    Dia menyebut bahwa gempa bumi yang terjadi adalah jenis gempa tektonik, dangkal akibat aktivitas sesar aktif di bawah laut. Gempa ini terjadi pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB dengan kedalaman 12 km yang berlokasi di laut pada jarak 58 km Sumenep. 

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujarnya. 

    Gempa ini bukanlah satu-satunya yang terjadi. Daryono mencatat ada empat gempa susulan yang terjadi pada rentang waktu yang berdekatan.

    “Hingga (Rabu, 1 Oktober 2025) pukul 00.29 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Madura-Pulau Sapudi M6 menunjukkan adanya empat aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,4,” katanya.

  • Anggaran Pusat Dipangkas, Kabupaten Sampang Kehilangan DAU Infrastruktur dan DAK Fisik 2026

    Anggaran Pusat Dipangkas, Kabupaten Sampang Kehilangan DAU Infrastruktur dan DAK Fisik 2026

    Sampang (beritajatim.com) – Pemerintah pusat resmi mengumumkan penurunan signifikan Transfer ke Daerah (TKD) untuk tahun anggaran 2026.

    Informasi tersebut disampaikan melalui surat Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor S-62/PK/2025 tertanggal 23 September 2025, sehingga langsung menyita perhatian Pemerintah Daerah (Pemda), termasuk Kabupaten Sampang.

    Menanggapi hal tersebut, dua lembaga kunci di lingkungan Pemkab Sampang, yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD), langsung bergerak cepat melakukan penyesuaian.

    Kepala Bappeda Sampang, Umi Hanik Laila mengungkapkan pihaknya akan segera melakukan rasionalisasi atas program kegiatan yang telah dirancang oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    “Penurunan TKD ini tentu sangat memengaruhi arah kebijakan dan capaian prioritas pembangunan di tahun 2026. Oleh karena itu, kami akan menyesuaikan kembali seluruh rencana kerja dan APBD sesuai dengan kondisi terbaru,” ujarnya, Selasa (30/9/2025).

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, alokasi TKD nasional untuk tahun 2026 hanya sebesar Rp650 triliun, turun drastis dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp919 triliun. Artinya, terdapat selisih penurunan sekitar Rp269 triliun secara nasional.

    Penurunan alokasi tersebut juga berdampak langsung pada Kabupaten Sampang. DAU dan DBH turun sebesar Rp34 miliar, DAK Non Fisik berkurang sekitar Rp9,5 miliar, sementara Dana Desa terpangkas hingga Rp25,6 miliar.

    Lebih dari itu, Sampang dipastikan tidak mendapatkan alokasi DAU Infrastruktur maupun DAK Fisik, yang selama ini menjadi tumpuan pembangunan fisik daerah.

    “Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah,” pungkas Umi Hanik. [sar/ian]

  • Mahkamah Agung Mutasi 760 Hakim, Perkuat Integritas dan Profesionalisme Peradilan

    Mahkamah Agung Mutasi 760 Hakim, Perkuat Integritas dan Profesionalisme Peradilan

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahkamah Agung (MA) merombak jajaran pimpinan hakim pengadilan negeri di berbagai daerah dengan jumlah promosi dan mutasi mencapai 760 hakim. Langkah ini diumumkan dalam rapat Ditjen Badan Peradilan Umum sebagai upaya memperkuat pelaksanaan tugas peradilan yang profesional, transparan, akuntabel, dan berintegritas.

    Menurut keterangan resmi dari website MA RI, promosi jabatan tidak hanya didasarkan pada kemampuan manajerial dan prestasi, tetapi juga melalui profiling rekam jejak integritas yang dilakukan Badan Pengawasan (Bawas) MA RI. Para hakim yang dipromosikan juga telah lulus fit and proper test pimpinan pengadilan.

    Beberapa nama baru menempati jabatan penting, di antaranya Dr. Riki Perdana Raya Waruwu, S.H., M.H., Koordinator Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MA RI yang juga Staf Khusus Ketua Kamar Pengawasan MA RI. Ia ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Karawang Kelas 1B. Riki dikenal aktif sebagai dosen, penulis jurnal ilmiah, dan Redaktur Pelaksana Majalah Digital MA RI (MARINews), serta sebelumnya meraih peringkat kedua terbaik dalam fit and proper test calon pimpinan pengadilan.

    Selain itu, Irwan Rosady, S.H., M.H., Kepala Bagian Perundang-Undangan Biro Hukum dan Humas MA RI, dipercaya menjabat Wakil Ketua PN Pandeglang Kelas 1B. Irwan yang kerap mendampingi juru bicara MA dalam konferensi pers, pernah bertugas sebagai hakim di PN Rangkasbitung.

    Dari Bawas MA RI, nama Wahyu Sudrajat, S.H., M.H.LI., ditunjuk sebagai Wakil Ketua PN Wonosari Kelas 1B. Ia dikenal sebagai penulis opini hukum di berbagai media serta salah satu pemohon uji materi PP Nomor 94 Tahun 2012, dan pernah mendapat penghargaan kolumnis favorit dari HukumOnline.com.

    Untuk PN Kelas 1A, sosok Sinta Gaberia Pasaribu, S.H., M.H., yang kini menjabat Ketua PN Garut Kelas 1B, dipromosikan sebagai Wakil Ketua PN Serang Kelas 1A. Sinta dikenal sebagai srikandi pengadilan dengan rekam jejak prestasi kepemimpinan sekaligus aktif dalam edukasi hukum melalui Podcast Podium milik Ditjen Badilum MA RI.

    Dalam jajaran promosi hakim tinggi, nama Wahyu Iman Santoso, S.H., M.H., yang pernah memimpin majelis hakim perkara Ferdy Sambo, turut mendapat penugasan baru. Dari Ketua PN Bandung Kelas 1A Khusus, ia dipromosikan menjadi Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Makassar.

    Selain jabatan pimpinan, terdapat pula hakim yang dipercaya menduduki posisi Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MA RI. Salah satunya Adji Prakoso, S.H., M.H., hakim PN Sampang yang aktif menulis jurnal ilmiah dan artikel populer. Ia juga merupakan kontributor MARINews dengan 195 artikel sejak Januari 2025 serta terlibat dalam penelitian Pustrajak Diklat Kumdil MA RI.

    Dengan adanya mutasi dan promosi besar ini, Mahkamah Agung menegaskan harapan agar tata kelola peradilan umum semakin kuat dalam menjunjung integritas, profesionalisme, dan pelayanan hukum kepada masyarakat. [uci/beq]

  • Viral Warga Sampang Ngamuk di Depan RSUD, Pihak Rumah Sakit Beri Penjelasan

    Viral Warga Sampang Ngamuk di Depan RSUD, Pihak Rumah Sakit Beri Penjelasan

    Sampang (beritajatim.com) – Sebuah insiden terjadi di depan pintu masuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Mohammad Zyn, Kabupaten Sampang. Kejadian ini viral di media sosial setelah beredar video yang memperlihatkan seorang warga mengamuk karena tidak diperbolehkan masuk ke rumah sakit oleh petugas keamanan.

    Dalam video tersebut, warga yang diketahui merupakan keluarga pasien terlihat emosi dan meluapkan kekesalannya kepada petugas keamanan (satpam). Ia mengaku telah memiliki kartu pengunjung, namun tetap tidak diizinkan masuk dengan alasan kartu yang dimilikinya tidak sesuai.

    “Terus kalau tidak sama, siapa yang salah? Kan kartu ini dari sini, bukan saya buat sendiri,” teriak warga tersebut dalam video yang beredar, Senin (29/9/2025).

    Mengklarifikasi insiden tersebut, Humas RSUD Sampang, Amin Jakfar Sodik, menegaskan bahwa petugas keamanan hanya menjalankan tugas sesuai prosedur yang berlaku di rumah sakit. Ia menjelaskan, kejadian bermula ketika keluarga pasien datang di luar jam besuk untuk menjenguk keluarganya yang dirawat.

    Petugas keamanan menahan warga itu karena kedatangannya tidak sesuai dengan waktu kunjungan resmi. Tak lama kemudian, keluarga pasien dari dalam ruangan datang dan memberikan kartu pengunjung, namun tidak dilakukan secara bergantian sesuai aturan. Kondisi ini membuat petugas tetap tidak mengizinkan masuk, hingga akhirnya memicu keributan kecil di depan pintu rumah sakit.

    “Namun tidak berlangsung lama. Pihak rumah sakit segera memberikan penjelasan kepada keluarga pasien terkait aturan kunjungan yang berlaku, sehingga situasi bisa segera dikendalikan,” tandasnya. [sar/beq]

  • Mensos Ajak Kepala Daerah Se-Madura Jadikan DTSEN Pedoman Program

    Mensos Ajak Kepala Daerah Se-Madura Jadikan DTSEN Pedoman Program

    Jakarta

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan pentingnya berpedoman pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dalam penyelenggaraan program. Dia pun mengajak para Kepala Daerah Se-Madura untuk menyukseskan program Sekolah Rakyat.

    Hal itu diungkapkan olehnya saat menghadiri kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Sekolah Rakyat dan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, hari ini. Acara ini turut dihadiri oleh Anggota Komisi VIII DPR RI Dapil Jatim XI Madura Ansari, Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Wakil Bupati Bangkalan Fauzan Jafar, serta Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Sosial dan pilar-pilar sosial dari Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang.

    “Jadi dengan data tunggal yang sama ini, kita ingin mempertajam sasaran, lalu setelah itu kita intervensi secara bersama-sama, keroyokan. Kita ingin peningkatan kesejahteraan sosial pulau Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan, penurunan kemiskinannya lebih signifikan,” kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Dalam paparannya, Gus Ipul menjelaskan tiga mandat Presiden Prabowo. Hal itu bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.

    “Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, ada tiga prioritas yang dipesankan oleh Bapak Presiden Prabowo, kaitannya dalam mengentaskan kemiskinan,” ujarnya.

    “Kita harus sama-sama punya ini, pemahaman yang sama terhadap DTSEN ini dulu,” tuturnya.

    Dia mengatakan DTSEN bersifat dinamis, pemutakhiran penting dilakukan untuk menjaga keakuratan data.

    Gus Ipul mengajak para Kepala Daerah dan pilar-pilar sosial yang hadir untuk membantu melakukan pemutakhiran data. Pemutakhiran data dilakukan melalui dua jalur yaitu jalur formal dan partisipatif.

    “Maka itu sekarang kita sama-sama ayo memutakhirkan data, saya ingin ngajak kita bantu BPS, BPS tidak bisa sendirian, BPS perlu tangan-tangan sambungan, untuk supaya kita memperoleh data yang lebih valid,” ujarnya.

    Jalur pemutakhiran formal dilakukan melalui musyawarah di Desa lalu dilanjutkan ke Dinas Sosial. Sedangkan, jalur partisipatif dibuka supaya masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam proses pemutakhiran melalui aplikasi-aplikasi yang telah disediakan seperti Cek Bansos.

    “Semua ikut mengawasi dan berpartisipasi, kita buka jalur partisipasi, jalur partisipasi lewat aplikasi namanya Cek Bansos, masukkan, usul, atau sanggah,” urainya.

    Pemutakhiran diharapkan bisa membuat DTSEN lebih valid sehingga program atau bantuan yang disalurkan bisa tepat sasaran.

    “Ini terus terang dalam rangka penguatan reformasi penyaluran Bansos. Kenapa, karena selama ini, ditengarai banyak Bansos yang tidak tepat sasaran,” katanya.

    Selain mempertajam sasaran, Gus Ipul menekankan pentingnya perubahan paradigma dari pemberian bantuan sosial ke pemberdayaan, mengurangi ketergantungan pada bansos. “Maka di era Presiden Prabowo ingin memperkuat pemberdayaannya ini,” ujar Gus Ipul.

    Pada pertemuan ini, Gus Ipul juga mengajak para Kepala Daerah untuk menyukseskan program Sekolah Rakyat. Di Bangkalan, pada 30 September mendatang akan diresmikan Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) 51 Bangkalan yang mengampu siswa jenjang SD dan SMP.

    “Mungkin sekarang orang masih ragu, mungkin orang sekarang masih was-was. Tapi setelah Sekolah Rakyat ini operasional, dengan dukungan penuh dari Presiden, pada masa-masa yang akan datang, Insyaallah akan orang mulai berebut untuk Sekolah Rakyat,” tuturnya.

    Sekolah Rakyat adalah sekolah gratis berasrama bagi anak-anak dari keluarga miskin yang masuk pada desil 1 dan 2 DTSEN. Gus Ipul menekankan tidak boleh ada titipan dalam rekrutmen siswa Sekolah Rakyat.

    “Tapi untuk itu saya ngajak waspada, bahwa yang bisa sekolah disini tetap adalah mereka-mereka yang di desil satu yang miskin ekstrim dan miskin. Kita harus konsisten disitu. Jangan ada sogok menyogok, jangan ada suap-menyuap, jangan ada titipan-titipan,” jelasnya.

    Di Sekolah Rakyat tidak hanya diajarkan pelajaran akademik, namun juga ada pelatihan keterampilan dan pendidikan karakter termasuk nilai-nilai keagamaan. Gus Ipul memastikan Sekolah Rakyat khususnya di wilayah Madura akan bekerja sama dengan ulama-ulama dan pengasuh pesantren.

    “Kita semua undang untuk ikut mengawal juga pendidikan agamanya,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Curanmor di Halaman Masjid Gegerkan Warga Sampang, Pelaku Ternyata Dua Santri

    Curanmor di Halaman Masjid Gegerkan Warga Sampang, Pelaku Ternyata Dua Santri

    Sampang (beritajatim.com) – Aksi pencurian motor kembali meresahkan warga Desa Tlagah, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Kali ini, sebuah sepeda motor milik warga raib meski diparkir di area masjid.

    Kejadian bermula saat korban bernama Mabrur memarkir Honda Vario miliknya di halaman Masjid Dusun Tlagah Timur untuk melaksanakan sholat Asar. Tiba-tiba, suara motor miliknya terdengar menyala.

    Saat keluar, ia mendapati kendaraannya sudah hilang. Kunci kontak yang disimpan di bawah pijakan kaki sebelah kanan motor juga ikut dibawa kabur pelaku.

    Korban sempat berteriak meminta bantuan warga untuk mengejar pelaku, namun gagal. Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke Polsek Banyuates. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi berhasil mengamankan pelaku di wilayah Panggung, Kabupaten Sampang.

    Kedua pelaku diketahui masih berstatus pelajar di sebuah pondok pesantren di Sampang. Keduanya juga masih di Bawah umur.

    Kapolsek Banyuates, Iptu Siswanto, membenarkan penangkapan tersebut. Ia menegaskan barang bukti sepeda motor curian sudah diamankan, sementara pelaku kini menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    “Kami imbau kepada warga untuk lebih waspada memarkir motornya meski di area Masjid, karena kejahatan tidak memangdang tempat dan waktu,” tandasnya. [sar/beq]

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]

  • Pencurian Uang Rp50 Juta di Sampang, Pelaku Diduga Sudah Mengincar Korban

    Pencurian Uang Rp50 Juta di Sampang, Pelaku Diduga Sudah Mengincar Korban

    Sampang (beritajatim.com) – M. Sholeh, seorang warga Desa Batoporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, menjadi korban pencurian uang tunai sebesar Rp50 juta yang ia simpan di dalam jok sepeda motor.

    Uang tersebut baru saja ia tarik dari Bank BCA Cabang Sampang bersama saudaranya, ZA. Dana itu rencananya akan digunakan untuk membeli sapi dan keperluan acara haul 1.000 hari keluarga mereka.

    Sholeh menceritakan, setelah menarik uang tunai, mereka sempat mampir ke beberapa toko untuk membeli perlengkapan, seperti peci, lampu, dan terakhir ke toko rokok. Saat itulah, pencurian terjadi.

    “Setelah tarik tunai kami mampir ke beberapa toko. Beli peci, lampu, dan terakhir ke toko rokok. Waktu itulah kejadian pencuriannya,” ungkap Sholeh kepada wartawan pada Rabu (24/9/2025).

    Menurut Sholeh, pelaku yang mengenakan kemeja kotak-kotak, celana panjang, dan masker tampak sudah mengintai gerak-geriknya. Dalam hitungan kurang dari satu menit, pelaku berhasil membobol jok sepeda motor dan mengambil kantong plastik hitam yang berisi uang tunai. Aksi tersebut baru diketahui ketika pemilik toko berteriak melihat pelaku kabur sambil membawa plastik berisi uang.

    Sholeh mengungkapkan bahwa karena uang tersebut adalah milik saudaranya, ia sempat menunda pelaporan ke pihak kepolisian dan memilih mencari pinjaman lebih dulu agar acara hajatan tetap bisa dilaksanakan.

    “Sudah saya serahkan rekaman CCTV ke polisi sebagai bukti. Kami sangat berharap pelaku segera tertangkap, apalagi lokasi ini dikenal rawan pencurian,” tambahnya.

    Plh Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji Waluyo, membenarkan adanya laporan tersebut. “Benar, pada Kamis siang sekitar pukul 13.00 WIB, telah terjadi pencurian dengan pemberatan di pinggir Jalan Raya Komis,” katanya.

    Eko menjelaskan bahwa pelaku diduga sudah mengincar korban sebelumnya. Saat sepeda motor diparkir di depan toko, pelaku langsung bertindak cepat dengan membuka jok motor tanpa diketahui korban. “Untuk saat ini, kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan oleh Satreskrim Polres Sampang,” tambahnya.

    Kapolsek Kedungdung, Iptu Syafriwanto, juga membenarkan insiden tersebut. “Kami sudah menindaklanjuti dan melakukan penyelidikan,” terangnya.

    Ia menambahkan, rekaman CCTV yang beredar di sejumlah grup WhatsApp menunjukkan pelaku mengenakan kemeja kotak-kotak, celana panjang, dan masker. Pelaku tampak berjalan santai keluar dari toko dan mendekati motor milik pengunjung. Dalam sekejap, ia membuka jok motor dan mengambil kantong plastik hitam berisi uang tunai. [sar/suf]

  • Aktivis Perempuan Demo di Polres Sampang, Desak Kasus Pencabulan Anak Ditangani Serius

    Aktivis Perempuan Demo di Polres Sampang, Desak Kasus Pencabulan Anak Ditangani Serius

    Sampang (beritajatim.com) – Ratusan aktivis perempuan dari berbagai organisasi menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Polres Sampang, Rabu (24/9/2025). Mereka menuntut kepolisian agar serius menangani kasus dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang.

    Dalam orasinya, demonstran menuding Polres Sampang tidak menunjukkan keseriusan dalam menindaklanjuti laporan warga. Mereka juga menilai aparat cenderung lamban dalam menangani kasus kekerasan seksual.

    “Jika dalam waktu dekat tidak ada progres nyata, kami akan datang lagi dengan massa yang lebih besar,” tegas Juhairiyah, salah satu orator aksi.

    Pendemo mencurigai adanya permainan internal di tubuh kepolisian yang membuat kasus jalan di tempat. Mereka menilai aparat baru bertindak ketika kasus sudah viral di media sosial. “Lebih dari dua bulan kasus ini seperti jalan di tempat. Kami khawatir ada permainan,” ujarnya.

    Kekecewaan juga diungkapkan Mistiyah (55), nenek dari salah satu korban pencabulan. Ia merasa kehilangan kepercayaan terhadap penanganan kasus yang menimpa cucunya. “Selama dua bulan ini tidak ada kabar apa-apa. Saya minta tolong kepada Pak Polisi, tangkap pelaku yang sudah berbuat tidak senonoh terhadap cucu saya,” pintanya.

    Menanggapi aksi massa, Kapolres Sampang AKBP Hartono membantah anggapan bahwa pihaknya tidak serius menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak. Ia menegaskan semua laporan tetap dipantau dan ditangani sesuai prosedur.

    Namun, Hartono mengakui ada kendala teknis dalam proses penyelidikan, salah satunya laporan yang sering baru masuk setelah kasus viral sehingga pelaku keburu melarikan diri.

    “Kalau memang ada anggota yang bermain-main atau menghalangi penanganan kasus, silakan dilaporkan. Saya pastikan akan ditindak. Tidak ada yang akan saya lindungi,” tandasnya. [sar/beq]