Bertambah, 2 Santri Asal Sampang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
Tim Redaksi
SAMPANG, KOMPAS.com
– Korban ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur kembali teridentifikasi. Dua korban diketahui merupakan santri asal Kabupaten Sampang.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sampang, Mohammad Hozin mengatakan, dua korban, yakni Muhammad Reza Syfai Akbar (14) asal Kecamatan Jrengik dan Abdus Somad (17) asal Kecamatan Kedungdung.
“Iya ada tambahan dua korban yakni asal Jrengik dan Kedungdung,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).
Ia mengatakan, hingga saat ini sudah terdapat enam santri asal Kabupaten Sampang yang menjadi korban dari peristiwa di Buduran tersebut.
“Total sudah enam orang. Kami belum tau apakah ada tambahan atau tidak,” ujarnya.
Pihaknya terus menunggu perkembangan hasil identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim di RS Bhayangkara untuk mengetahui identitas korban yang tersisa.
“Tentu kami terus standby menunggu hasil,” katanya.
Sebelumnya, ada empat korban lain yang terlebih dahulu teridentifikasi, yakni Abdul Fattah (18) asal Kecamatan Jrengik dan M Ali Rahbini (19) asal Kecamatan Tambelangan, Sampang.
Lalu, dua korban lain, yakni Khoirul Mutaqin (18) asal Kabupaten Kediri, dimakamkan di Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang dan Syaifuddin (13) asal Kecamatan Kedungdung, Sampang.
“Semuanya sudah diterima oleh pihak keluarga dan sudah makamkan di tempatnya masing-masing,” ujarnya.
Sebelumnya para santri tersebut sedang mengikuti shalat ashar berjemaah di mushala Ponpes Al Khoziny. Saat shalat digelar, gedung tiga lantai tersebut ambruk.
Akibatnya, para santri yang sedang shalat menjadi korban dan terjebak dibawah reruntuhan.
Puluhan santri berhasil diselamatkan dan puluhan lainnya meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan bangunan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Sampang
-
/data/photo/2025/10/08/68e598d1c8a21.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bertambah, 2 Santri Asal Sampang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga Surabaya 9 Oktober 2025
-

Setelah Kepala BPKAD, Giliran Kepala Bappeda Jawa Timur Diperiksa KPK
Jakarta (beritajatim.com) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur Mohammad Yasin terkait dugaan korupsi Pengurusan Dana Hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Prov Jatim TA 2021 – 2022.
Sebelumnya, pada Rabu (8/10/2025), KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur Sigit Panoentoen.
“Hari ini, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur terkat dugaan tindak pidana korupsi terkait Pengurusan Dana Hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Prov Jatim tahun anggaran 2021 – 2022,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, Kamis (9/10/2025).
Budi tidak menjelaakan terkait materi pemeriksaan terhadap Yasin. “Pemeriksaan di Gedung KPK,” ujar Budi.
Seperti diberitakan, KPK akhirnya mengumumkan secara resmi 21 tersangka dugaan korupsi terkait pengurusan dana hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Pemerintah Provinsi Jatim Tahun Anggaran (TA) 2019-2022.
Mereka terdiri dari empat orang penerima suap dan sisanya merupakan pemberi suap. Tersangka penerima suap yakni, Kusnadi (KUS) selaku Ketua DPRD Jatim; Anwar Sadad (AS) selaku Wakil Ketua DPRD Jatim; Achmad Iskandar (AI) selaku Wakil Ketua DPRD Jatim; dan Bagus Wahyudiono (BGS);selaku staf AS dari Anggota DPRD Jatim atau pihak swasta.
Sementara 17 tersangka sebagai pihak pemberi, yakni :
1) Mahud (MHD) selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Timur 2019 – 2024;
2) Fauzan Adima (FA) selaku Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Sampang Periode 2019 – 2024;
3) Jon Junaidi (JJ) selaku Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Periode 2019 – 2024;
4) Ahmad Heriyadi (AH), Ahmad Affandy (AA), dan Abdul Motollib (AM) selaku pihak swasta dari Kabupaten Sampang;
5) Moch. Mahrus (MM) selaku pihak swasta di Kabupaten Probolinggo, yang saat ini menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2024-2029;
6) A. Royan (AR) dan Wawan Kristiawan (WK) selaku pihak swasta dari Tulungagung;
7) Sukar (SUK) selaku mantan Kepala Desa dari Kabupaten Tulungagung;
8) Ra. Wahid Ruslan (RWR) dan Mashudi (MS) selaku pihak swasta dari Kabupaten Bangkalan;
9) M. Fathullah (MF) dan Achmad Yahya (AY) selaku pihak swasta dari Kabupaten Pasuruan;
10)Ahmad Jailani (AJ);selaku pihak swasta dari Kabupaten Sumenep;
11)Hasanuddin (HAS) selaku pihak swasta dari Kabupaten Gresik yang sekarang menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2024 – 2029;
12)Jodi Pradana Putra (JPP) selaku pihak swasta dari Kabupaten Blitar. Menurut Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, perkara ini merupakan pengembangan dari kegiatan tangkap tangan pada Desember 2022, terhadap STS (Sahat Tua P. Simanjuntak, red) selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) periode 2019-2024.
“Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan penyidikan, maka berdasarkan kecukupan alat bukti, KPK kemudian menetapkan 21 orang sebagai Tersangka,” kata Asep, Kamis (2/10/2025).
Dia menambahkan, dalam perkara ini terungkap bahwa, selain penyusunan aspirasi tidak berbasis pada kebutuhan riil masyarakat, anggaran yang disiapkan untuk program pokok pikiran (Pokir) juga justru “dikutip” oleh oknum-oknum tertentu.
“Alhasil, kualitas program yang dilaksanakan menjadi tidak optimal. Demikian halnya, jika program tersebut berbentuk pembangunan proyek fisik, maka kualitas dan spesifikasinya tidak sesuai dengan standar,” ujar Asep. (tok/ted)
-

Suasana Duka Iringi Pemakaman Tiga Santri Asal Sampang Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Sampang (beritajatim.com) – Isak tangis keluarga pecah di sejumlah desa di Kabupaten Sampang, Madura. Tiga santri muda asal daerah itu menjadi bagian dari korban meninggal dunia dalam tragedi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Diiringi doa dan linangan air mata, ketiga jenazah dipulangkan dari RS Bhayangkara Surabaya menuju rumah duka masing-masing. Proses pemulangan dilakukan dengan pengawalan ketat dari kepolisian serta petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang.
Suasana haru menyelimuti setiap langkah peti jenazah yang dibalut kain putih. Warga tampak berdiri di sepanjang jalan, menyambut kepulangan para santri yang gugur di tengah menuntut ilmu agama.
Kepala BPBD Sampang, Fajar Arif, membenarkan bahwa ketiga korban telah dimakamkan di kampung halamannya masing-masing. Mereka adalah Khoirul Mustakim Safim Tojasari (18) dari Desa Taman, Kecamatan Sreseh; Muhammad Reza Syfai Akbar (14) dari Desa Kotah, Kecamatan Jrengik; dan Syafiuddin (15) dari Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung.
“Jenazah langsung dimakamkan dalam suasana penuh duka. Salah satunya, Syafiuddin, dimakamkan di Dusun Burnih Oloh, Desa Pajeruan,” ujar Fajar Arif, Kamis (9/10/2025).
Menurut Fajar, hingga 6 Oktober 2025, sudah ada lima santri asal Kabupaten Sampang yang tercatat meninggal dunia akibat peristiwa tragis itu. Ia juga mengungkapkan bahwa masih terdapat 34 kantong jenazah di RS Bhayangkara Surabaya yang belum teridentifikasi.
“Kemungkinan masih ada korban lain asal Sampang. Tim DVI Polda Jatim terus berupaya melakukan proses identifikasi,” tambahnya.
Seperti diketahui Tragedi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny terjadi pada Senin siang, 29 September 2025, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai dasar.
Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, struktur bangunan tiga lantai itu tiba-tiba runtuh dan menimpa para santri yang sedang beribadah dengan khusyuk.
Tim SAR gabungan dari BPBD, Basarnas, dan TNI-Polri langsung bergerak cepat melakukan evakuasi sepanjang sore hingga malam hari.
Puluhan santri berhasil diselamatkan, namun puluhan lainnya ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan.
Hingga kini, proses identifikasi korban masih terus dilakukan untuk memastikan seluruh santri tertangani dengan layak dan keluarga korban mendapat kepastian. (ted)
-

Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Santri Asal Sampang Korban Runtuhnya Ponpes di Sidoarjo
Sampang (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar almarhum Abdul Fattah (18), seorang santri asal Dusun Pendeh, Desa Asem Nonggal, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.
Abdul Fattah menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam insiden runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Menanggapi laporan dari BPBD Provinsi Jawa Timur terkait adanya korban jiwa asal Sampang, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sampang langsung bergerak cepat untuk memberikan pendampingan dan pengawalan terhadap jenazah korban.
“BPBD Sampang berkoordinasi dengan pihak BPBD Jawa Timur guna memastikan jenazah dapat dipulangkan dengan aman hingga proses pemakaman selesai,” ujar Kalaksa BPBD Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman, Selasa (7/10/2025).
Jenazah tiba di rumah duka pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.40 WIB. Prosesi pemakaman kemudian dilangsungkan tak lama setelahnya, tepat pukul 00.00 WIB dan selesai sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Suasana haru dan penuh duka menyelimuti keluarga serta warga sekitar yang turut mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.
Sejumlah pihak, termasuk jajaran Forkopimcam Jrengik, juga hadir dalam prosesi pemakaman sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap keluarga yang ditinggalkan. “Alhamdulillah seluruh proses berjalan lancar tanpa hambatan,” inbuhnya.
Sekedar diketahui, Mochammad Mashudulhaq (14) putra Martuki warga Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, juga dinyatakan meninggal dalam tragedi ambruknya asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Sehingga dua santri asal Sampang menjadi korban tragedi tersebut.[sar/kun]




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372758/original/055142500_1759759258-IMG_20251006_192153__1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
