kab/kota: Sampang

  • Bertambah, 2 Santri Asal Sampang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        9 Oktober 2025

    Bertambah, 2 Santri Asal Sampang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga Surabaya 9 Oktober 2025

    Bertambah, 2 Santri Asal Sampang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
    Tim Redaksi
    SAMPANG, KOMPAS.com
    – Korban ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur kembali teridentifikasi. Dua korban diketahui merupakan santri asal Kabupaten Sampang.
    Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Sampang, Mohammad Hozin mengatakan, dua korban, yakni Muhammad Reza Syfai Akbar (14) asal Kecamatan Jrengik dan Abdus Somad (17) asal Kecamatan Kedungdung.
    “Iya ada tambahan dua korban yakni asal Jrengik dan Kedungdung,” ujarnya, Kamis (9/10/2025).
    Ia mengatakan, hingga saat ini sudah terdapat enam santri asal Kabupaten Sampang yang menjadi korban dari peristiwa di Buduran tersebut.
    “Total sudah enam orang. Kami belum tau apakah ada tambahan atau tidak,” ujarnya. 
    Pihaknya terus menunggu perkembangan hasil identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim di RS Bhayangkara untuk mengetahui identitas korban yang tersisa.
    “Tentu kami terus standby menunggu hasil,” katanya. 
    Sebelumnya, ada empat korban lain yang terlebih dahulu teridentifikasi, yakni Abdul Fattah (18) asal Kecamatan Jrengik dan M Ali Rahbini (19) asal Kecamatan Tambelangan, Sampang.
    Lalu, dua korban lain, yakni Khoirul Mutaqin (18) asal Kabupaten Kediri, dimakamkan di Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang dan Syaifuddin (13) asal Kecamatan Kedungdung, Sampang.
    “Semuanya sudah diterima oleh pihak keluarga dan sudah makamkan di tempatnya masing-masing,” ujarnya.
    Sebelumnya para santri tersebut sedang mengikuti shalat ashar berjemaah di mushala Ponpes Al Khoziny. Saat shalat digelar, gedung tiga lantai tersebut ambruk.
    Akibatnya, para santri yang sedang shalat menjadi korban dan terjebak dibawah reruntuhan.
    Puluhan santri berhasil diselamatkan dan puluhan lainnya meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan bangunan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Setelah Kepala BPKAD, Giliran Kepala Bappeda Jawa Timur Diperiksa KPK

    Setelah Kepala BPKAD, Giliran Kepala Bappeda Jawa Timur Diperiksa KPK

    Jakarta (beritajatim.com) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur Mohammad Yasin terkait dugaan korupsi Pengurusan Dana Hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Prov Jatim TA 2021 – 2022.

    Sebelumnya, pada Rabu (8/10/2025), KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur Sigit Panoentoen.

    “Hari ini, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur terkat dugaan tindak pidana korupsi terkait Pengurusan Dana Hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Prov Jatim tahun anggaran 2021 – 2022,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, Kamis (9/10/2025).

    Budi tidak menjelaakan terkait materi pemeriksaan terhadap Yasin. “Pemeriksaan di Gedung KPK,” ujar Budi.

    Seperti diberitakan, KPK akhirnya mengumumkan secara resmi 21 tersangka dugaan korupsi terkait pengurusan dana hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Pemerintah Provinsi Jatim Tahun Anggaran (TA) 2019-2022.

    Mereka terdiri dari empat orang penerima suap dan sisanya merupakan pemberi suap. Tersangka penerima suap yakni, Kusnadi (KUS) selaku Ketua DPRD Jatim;  Anwar Sadad (AS) selaku Wakil Ketua DPRD Jatim; Achmad Iskandar (AI) selaku Wakil Ketua DPRD Jatim; dan Bagus Wahyudiono (BGS);selaku staf AS dari Anggota DPRD Jatim atau pihak swasta.

    Sementara 17 tersangka sebagai pihak pemberi, yakni :

    1) Mahud (MHD) selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Timur 2019 – 2024;

    2) Fauzan Adima (FA) selaku Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Sampang Periode 2019 – 2024;

    3) Jon Junaidi (JJ) selaku Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Periode 2019 – 2024;

    4) Ahmad Heriyadi (AH), Ahmad Affandy (AA), dan Abdul Motollib (AM) selaku pihak swasta dari Kabupaten Sampang;

    5) Moch. Mahrus (MM) selaku pihak swasta di Kabupaten Probolinggo, yang saat ini menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2024-2029;

    6) A. Royan (AR) dan Wawan Kristiawan (WK) selaku pihak swasta dari Tulungagung;

    7) Sukar (SUK) selaku mantan Kepala Desa dari Kabupaten Tulungagung;

    8) Ra. Wahid Ruslan (RWR) dan Mashudi (MS) selaku pihak swasta dari Kabupaten Bangkalan;

    9) M. Fathullah (MF) dan Achmad Yahya (AY) selaku pihak swasta dari Kabupaten Pasuruan;

    10)Ahmad Jailani (AJ);selaku pihak swasta dari Kabupaten Sumenep;

    11)Hasanuddin (HAS) selaku pihak swasta dari Kabupaten Gresik yang sekarang menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2024 – 2029;

    12)Jodi Pradana Putra (JPP) selaku pihak swasta dari Kabupaten Blitar. Menurut Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, perkara ini merupakan pengembangan dari kegiatan tangkap tangan pada Desember 2022, terhadap STS (Sahat Tua P. Simanjuntak, red) selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) periode 2019-2024.

    “Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan penyidikan, maka berdasarkan kecukupan alat bukti, KPK kemudian menetapkan 21 orang sebagai Tersangka,” kata Asep, Kamis (2/10/2025).

    Dia menambahkan, dalam perkara ini terungkap bahwa, selain penyusunan aspirasi tidak berbasis pada kebutuhan riil masyarakat, anggaran yang disiapkan untuk program pokok pikiran (Pokir) juga justru “dikutip” oleh oknum-oknum tertentu.

    “Alhasil, kualitas program yang dilaksanakan menjadi tidak optimal. Demikian halnya, jika program tersebut berbentuk pembangunan proyek fisik, maka kualitas dan spesifikasinya tidak sesuai dengan standar,” ujar Asep. (tok/ted)

  • Suasana Duka Iringi Pemakaman Tiga Santri Asal Sampang Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Suasana Duka Iringi Pemakaman Tiga Santri Asal Sampang Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Sampang (beritajatim.com) – Isak tangis keluarga pecah di sejumlah desa di Kabupaten Sampang, Madura. Tiga santri muda asal daerah itu menjadi bagian dari korban meninggal dunia dalam tragedi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Diiringi doa dan linangan air mata, ketiga jenazah dipulangkan dari RS Bhayangkara Surabaya menuju rumah duka masing-masing. Proses pemulangan dilakukan dengan pengawalan ketat dari kepolisian serta petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang.

    Suasana haru menyelimuti setiap langkah peti jenazah yang dibalut kain putih. Warga tampak berdiri di sepanjang jalan, menyambut kepulangan para santri yang gugur di tengah menuntut ilmu agama.

    Kepala BPBD Sampang, Fajar Arif, membenarkan bahwa ketiga korban telah dimakamkan di kampung halamannya masing-masing. Mereka adalah Khoirul Mustakim Safim Tojasari (18) dari Desa Taman, Kecamatan Sreseh; Muhammad Reza Syfai Akbar (14) dari Desa Kotah, Kecamatan Jrengik; dan Syafiuddin (15) dari Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung.

    “Jenazah langsung dimakamkan dalam suasana penuh duka. Salah satunya, Syafiuddin, dimakamkan di Dusun Burnih Oloh, Desa Pajeruan,” ujar Fajar Arif, Kamis (9/10/2025).

    Menurut Fajar, hingga 6 Oktober 2025, sudah ada lima santri asal Kabupaten Sampang yang tercatat meninggal dunia akibat peristiwa tragis itu. Ia juga mengungkapkan bahwa masih terdapat 34 kantong jenazah di RS Bhayangkara Surabaya yang belum teridentifikasi.

    “Kemungkinan masih ada korban lain asal Sampang. Tim DVI Polda Jatim terus berupaya melakukan proses identifikasi,” tambahnya.

    Seperti diketahui Tragedi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny terjadi pada Senin siang, 29 September 2025, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai dasar.

    Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, struktur bangunan tiga lantai itu tiba-tiba runtuh dan menimpa para santri yang sedang beribadah dengan khusyuk.

    Tim SAR gabungan dari BPBD, Basarnas, dan TNI-Polri langsung bergerak cepat melakukan evakuasi sepanjang sore hingga malam hari.

    Puluhan santri berhasil diselamatkan, namun puluhan lainnya ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan.

    Hingga kini, proses  identifikasi korban masih terus dilakukan untuk memastikan seluruh santri tertangani dengan layak dan keluarga korban mendapat kepastian. (ted)

  • Tragedi Al Khoziny: Ketika 67 Santri Meninggal dalam Perjalanan Spiritual

    Tragedi Al Khoziny: Ketika 67 Santri Meninggal dalam Perjalanan Spiritual

    Surabaya (beritajatim.com) – Enam puluh lebih hati ibu terguncang mendengar putranya tidak selamat dari tempat paling saktral, ruang menimba ilmu agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.

    Tangis dan doa-doa tidak merubah ketetapan dari Sang Maha Berkehendak. Doa, yang telah mereka munajatkan sejak hari Senin, 29 September 2025 sore.

    Sebanyak 67 jiwa santri berpulang ke pangkuan-Nya dalam keadaan tragis dan mulia. 67 santri itu tertimbun bangunan tiga lantai, serta musala yang runtuh, di tengah khusyuknya Shalat Ashar berjamaah di rakaat ketiga.

    Sejak Senin (29/9) lalu hingga hari Selasa (7/10/225), kabar duka terus menghujam ke dasar hati paling dalam dari seorang ibu. Para ibu menelan kenyataan pahit. Dengan mata-mata sembab, ibu, wanita paling tangguh, menghitung satu – persatu informasi korban yang ditemukan petugas hingga genap 67.

    Pencarian ditutup pada pagi ini, setelah sembilan hari petugas Tim SAR berjibaku; mencacah beton bangunan runtuh, mengangkat puluhan raga yang telah membusuk, diiringi lantunan Ayat Suci yang menggema, berkumandang di komplek-kompleks pesantren.

    17 korban sudah diidentifikasi identitasnya oleh kepolisian. Sementara 50 masih belum diketahui.

    Dari puluhan korban meninggal dunia ada satu di antaranya yang ditemukan bersujud, ia Catur Rafi Okta, meninggal pada saat posisi sujud di rakaat ketiga dan tertimpa runtuhan beton. Sebelum dia sempat melanjutkan rakaat keempat dalam salat ashar.

    Keluarga Rafi, Novita Tri Endah (26), mengatakan bahwa Rafi akan genap berusia 18 tahun, hari ini. Kenyataan dia sudah tiada di hari ulang tahunnya adalah duka yang sangat mendalam; bagi Novita dan keluarga.

    “Ulang tahun, aku pengen ngasih surprise lah apa, pengen beliin kue tart ke pondok apa gitu-gitu, lah kok dikasih kabar (duka) ini dulu,” jelas Novita Tri, kakak perempuan Rafi, pada Selasa (7/10/2025).

    Ia juga menyampaikan, kepribadian adiknya Rafi adalah yang paling taat dalam beribadah. Ia baru masuk ke Ponpes Al – Khoziny di Sidoarjo setelah lulus sekolah SMP, atas kemauan dan cita-citanya yang ingin menjadi Ustaz serta mengajar mengaji keponakannya.

    “(Saya) trauma banget. Beton-beton itu berada di punggungnya, Basarnas juga ke sini, dikasih tahu fotonya,” urainya di rumah duka, Sawahan Surabaya.

    Novita mengatakan, pihaknya sangat mendukung Rafi untuk memperdalam ilmu agama di pesantrennya. Dia mengungkapkan bahwa jarang ada libur pondok. Namun ketika libur Maulid Nabi beberapa hari lalu Rafi pulang, dan Novita merasa ada gelagat berbeda dari adiknya, yang membuat ia khawatir.

    Diceritakan, bahwa saat Rafi pulang ke rumah dia banyak bercerita. Ia secara berturut-turut meminta dibelikan jajan makanan ringan. Bahkan saat sehari sebelum ia kembali ke pesantren, Rafi minta untuk dibelikan pakaian putih (baju) lengan panjang dan minyak wangi. Dan meminta berfoto keluarga.

    “Minta foto sama aku. Sama mbakku juga, sama anakku. Aku bilang gak usah aneh-aneh ae!. “Ayo mbak foto, nanti kalau mbak lagi kangen aku lihat fotoku” (kata Rafi). Itu juga dia foto terakhir,” jelas Novita sendu.

    Selain itu, Rafi saat sudah tiba di pondok sempat melakukan panggilan telepon ke rumah, diterima sama ayahnya. Rafi bilang uang saku masih ada, dan tidak minta kiriman uang, sebab katanya dia sebentar lagi mau pulang. “Pulangnya itu masih lama. Satu tahun hanya tiga kali, waktu ada libur Maulid Nabi, Puasa (Ramadhan), serta Hari Raya,” cetus Novita kala itu.

    “Ternyata. Pulangnya itu (dimaksud Rafi) pulang ke Rahmatullah,” tutup Novita.

    Berpulangnya puluhan santri saat menunaikan ibadah perjalanan spiritual salat ini menjadi duka mendalam bagi banyak pihak. Terutama ibu, pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, serta jutaan wali santri lain di seluruh Indonesia.

    ​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan.

    Berdasarkan data Basarnas hari Selasa (9/10/2025), total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 171 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 67 orang meninggal dunia, di mana delapan di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    Sementara 17 korban santri Ponpes Al Khoziny yang berhasil teridentifikasi identitasnya, sebagai berikut:

    1. Maulana Alfan Ibrahimavic, 15 tahun, alamat Pabean Cantikan, Surabaya.
    2. Muhammad Soleh, 22 tahun, alamat Jalan Madura, Kabupaten Bangka Belitung.
    3. Muhammad Mashudulhaq, 14 tahun, alamat Kalikendang, Dukuh Pakis, Surabaya.
    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, alamat Putat Jaya Sekolahan, Surabaya.
    5. M Agus Ubaidillah, 14 tahun, alamat Gresik Gudukan, Krembangan, Surabaya.

    6. Firman Noor, 16 tahun, alamat Tembok Lor III, Surabaya.
    7. M Azka Ibadurrahman, 13 tahun, alamat Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya.
    8. Daul Milal, 15 tahun, alamat Sidokapasan, Surabaya.
    9. Nurudin, 13 tahun, alamat Karang Gayam, Blega, Bangkalan.
    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, alamat Jalan Dapuan Baru 1, Surabaya.

    11. Moh Royhan Mustofa, 17 tahun, alamat Jl. KH Syadhali Makhdi, RT 01, RW 02, Kabupaten Bangkalan.
    12. Abdul Fattah, 18 tahun, alamat Asem Manunggal, Sampang.
    13. Wasiur Rohib, 17 tahun, alamat Jalan Gayungan 8 GG Mawar 14/B Surabaya.
    14. Mohammad Aziz Pratama Yudistira, 16 tahun alamat Kp. Pulo Kapuk Mekar Mukti Cikarang Utara, Bekasi.
    15. Moh Dafin, 13 tahun, alamat Jl Banowati Selatan II/20 RT 007, RW001 Bulu Lor, Semarang.

    16. M Ali Rahbini, 19 tahun, alamat Dsn. Plasah, Birem, Tambelang, Sampang.
    17. Sulaiman Hadi, 15 tahun, alamat Morleke, Kolla Modung, Bangkalan. (rma/ian)

  • Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Santri Asal Sampang Korban Runtuhnya Ponpes di Sidoarjo

    Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Santri Asal Sampang Korban Runtuhnya Ponpes di Sidoarjo

    Sampang (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar almarhum Abdul Fattah (18), seorang santri asal Dusun Pendeh, Desa Asem Nonggal, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.

    Abdul Fattah menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam insiden runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

    Menanggapi laporan dari BPBD Provinsi Jawa Timur terkait adanya korban jiwa asal Sampang, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sampang langsung bergerak cepat untuk memberikan pendampingan dan pengawalan terhadap jenazah korban.

    “BPBD Sampang berkoordinasi dengan pihak BPBD Jawa Timur guna memastikan jenazah dapat dipulangkan dengan aman hingga proses pemakaman selesai,” ujar Kalaksa BPBD Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman, Selasa (7/10/2025).

    Jenazah tiba di rumah duka pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.40 WIB. Prosesi pemakaman kemudian dilangsungkan tak lama setelahnya, tepat pukul 00.00 WIB dan selesai sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

    Suasana haru dan penuh duka menyelimuti keluarga serta warga sekitar yang turut mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.

    Sejumlah pihak, termasuk jajaran Forkopimcam Jrengik, juga hadir dalam prosesi pemakaman sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap keluarga yang ditinggalkan. “Alhamdulillah seluruh proses berjalan lancar tanpa hambatan,” inbuhnya.

    Sekedar diketahui, Mochammad Mashudulhaq (14) putra Martuki warga Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, juga dinyatakan meninggal dalam tragedi ambruknya asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Sehingga dua santri asal Sampang menjadi korban tragedi tersebut.[sar/kun]

  • Tim DVI Polda Jatim Identifikasi 17 Korban Ponpes Al-Khoziny

    Tim DVI Polda Jatim Identifikasi 17 Korban Ponpes Al-Khoziny

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 17 korban Ponpes Al-Khoziny berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol Wahyu Hidajati, menyampaikan, dari total 17 korban yang berhasil diidentifikasi tersebut, delapan di antaranya berhasil diidentifikasi pada Senin (6/10/2025).

    Delapan kantong jenazah tersebut terdiri dari tujuh jenazah utuh dan satu bagian tubuh (body part). Setelah dilakukan pencocokan data antemortem (AM) dan postmortem (PM), delapan kantong jenazah tersebut cocok dengan tujuh nomor AM yang berbeda.

    Berikut identitas korban yang berhasil diidentifikasi:

    PM RSB B-001: Moh. Royhan Mustofa, laki-laki, 17 tahun, alamat Jl. KH Syadhali Makhdi, Bangkalan. Teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.
    PM RSB B-020: Abdul Fattah, laki-laki, 18 tahun, alamat Asem Manunggal. Teridentifikasi melalui gigi, medis, dan properti.
    PM RSB B-026: Wasiur Rohib, laki-laki, 17 tahun, alamat Jl. Gayungan, Surabaya. Teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.
    PM RSB B-027: Mohammad Aziz Pratama Yudistira, laki-laki, 16 tahun, alamat Bekasi, Jawa Barat. Teridentifikasi melalui gigi, medis, dan properti.
    PM RSB B-034 dan BP-033: Moh. Dafin, laki-laki, 13 tahun, alamat Semarang, Jawa Tengah. Teridentifikasi melalui medis dan properti.
    PM RSB B-037: M. Ali Rahbini, laki-laki, 19 tahun, alamat Sampang, Jawa Timur. Teridentifikasi melalui sidik jari, gigi, dan medis.
    PM RSB B-040: Sulaiman Hadi, laki-laki, 15 tahun, alamat Bangkalan, Jawa Timur. Teridentifikasi melalui sidik jari, medis, dan properti.

    Dengan tambahan ini, total korban yang berhasil diidentifikasi hingga saat ini mencapai 17 orang dari 59 kantong jenazah yang telah diterima tim DVI.

    “Proses operasi DVI masih terus berjalan. Kami akan terus melakukan pendalaman data antemortem dan postmortem untuk mengidentifikasi korban lainnya,” ujar Kombes Pol Wahyu Hidajati.

    Tim DVI Polda Jatim terus berupaya maksimal mempercepat proses identifikasi agar jenazah korban dapat segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. [uci/beq]

  • Daftar Nama 17 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diidentifikasi

    Daftar Nama 17 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diidentifikasi

    Bisnis.com, SURABAYA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim) telah berhasil mengidentifikasi korban lainnya dari peristiwa robohnya bangunan musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

    Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M Khusnan menyebut, tim DVI berhasil mengidentifikasi 8 kantong jenazah, yang terdiri atas 7 jenazah utuh dan satu body part atau potongan tubuh.

    “Tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi terhadap 8 kantong jenazah. Yang terdiri dari 7 jenazah dan 1 body part,” ujar Khusnan, Selasa (7/10/2025).

    Khusnan menjelaskan, proses identifikasi terhadap jenazah korban tersebut melibatkan serangkaian metode pencocokan data ante mortem dan post mortem.

    “Tim menggabungkan data ante mortem yang dikumpulkan dari keluarga korban, seperti catatan medis, gigi, sidik jari, dan properti pribadi, dengan data post mortem yang diperoleh dari pemeriksaan jenazah,” ucap Khusnan.

    Berdasarkan hasil pencocokan data yang telah dilakukan tim DVI pada Senin (6/10/2025) malam, terdapat tujuh jenazah yang berhasil teridentifikasi.

    Khusnan menjelaskan dua kantong jenazah bernomor PM RSB B033 dan B034 ternyata milik satu korban, atas nama Moh Dafin.

    Hal tersebut diketahui setelah hasil rekonsiliasi menunjukkan kecocokan antara bagian tubuh dan data keluarga korban.

    Sementara itu, Kabid DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Kombes Pol Wahju Hadijati mengatakan, dari seluruh kantong jenazah yang diterima pihaknya, tidak semuanya dalam kondisi utuh.

    “Ada yang terpisah antara badan dan anggota tubuh lainnya. Namun, hasil pencocokan memastikan itu satu orang,” ungkap Wahju.

    Hingga Senin (6/10/2025) malam, dari 59 kantong jenazah yang telah diterima oleh tim DVI Polda Jatim, total sebanyak 17 korban telah berhasil diidentifikasi.

    Daftar Nama 17 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny

    Daftar korban meninggal dunia tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo yang telah berhasil dievakuasi dan teridentifikasi: 

    1. Maulana Alfan, 15 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo

    2. Mochammad Mashudul Haq, 14 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RSUD R.T Notopuro Sidoarjo 

    3. Muhammad Soleh, 22 tahun, warga Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RSUD R.T Notopuro Sidoarjo 

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo 

    5. Moch Agus Ubaidillah, 14 tahun, warga Krembangan, Surabaya. Teridentifikasi Kamis (2/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo 

    6. Firman Nur, 16 tahun, warga Tembok Lor Surabaya 

    7. Muhammad Azka Ibadurrahman, 13 tahun, warga Kenjeran, Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (4/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    8. Daul Milal, 15 tahun, warga Sidokapasan Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (4/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    9. Nurudin, 13 tahun, warga Bangkalan. Teridentifikasi Minggu (5/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Minggu (5/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    11. Moh Royhan Mustofa, 17 tahun, warga Bangkalan. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    12. Abdul Fattah, 18 tahun, warga Asem Manunggal, Sampang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    13. Wasiur Rohib, 17 tahun, warga Gayungan, Surabaya. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    14. Mohammad Aziz Pratama Yudistira, 16 tahun, warga Cikarang Utara, Bekasi. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    15. Moh Dafin, 13 tahun, warga Bulu Lor, Semarang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    16. M Ali Rahbini, 19 tahun, warga Tambelang, Sampang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    17. Sulaiman Hadi, 15 tahun, warga Kolla Modung, Bangkalan. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

  • Tim DVI Identifikasi 17 Jenazah Baru Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Tim DVI Identifikasi 17 Jenazah Baru Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Surabaya (beritajatim.com) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Mabes Polri berhasil mengidentifikasi 17 jenazah korban tragedi runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Khusnan Marzuki, menyampaikan bahwa dari total 61 kantong jenazah yang telah diterima hingga pukul 21.00 WIB, tim berhasil mengidentifikasi 17 di antaranya.

    “Jenazah yang berhasil diidentifikasi langsung kita serahkan ke keluarga,” kata Khusnan, Senin (6/10/2025).

    Dari total tersebut, lima jenazah teridentifikasi di Rumah Sakit Sidoarjo, sementara sisanya di RS Bhayangkara. Mereka yang berhasil teridentifikasi antara lain Maulana Alfan Ibrahimavic asal Pabean Cantikan, Muhammad Soleh asal Bangka Belitung, Muhammad Mashudulhaq asal Dukuh Pakis, Rafi Catur Okta Mulya asal Putat Jaya, dan M Agus Ubaidillah asal Gresik Gudukan.

    Selain itu, Firman Noor asal Tembok Lor, M Azka Ibadurrahman asal Jalan Randu, Daud Milal asal Jalan Sidokapasan, Nurudin asal Bangkalan, Ahmad Rijalul asal Jalan Dapuan Baru, M Royhan Mustofa asal Bangkalan, Abdul Fattah asal Sampang, Wasiur Rohib asal Gayungan, M Aziz Pratama asal Bekasi, M Daffin asal Semarang, MnAlinRahbunj asal Tambelang, dan Sulaiman Hadi asal Bangkalan juga telah berhasil diidentifikasi.

    “Semua yang sudah teridentifikasi cocok dengan data pembanding yang telah dikumpulkan oleh tim DVI dari keluarga,” jelas Khusnan.

    Hingga kini, tim DVI terus bekerja untuk mengidentifikasi sisa jenazah yang telah dievakuasi dari lokasi reruntuhan bangunan. Proses identifikasi dilakukan secara teliti melalui pencocokan data antemortem dan postmortem agar seluruh korban dapat segera diketahui identitasnya. (ang/ian)

  • 7 Jenazah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Teridentifikasi Lagi, Ini Daftarnya

    7 Jenazah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Teridentifikasi Lagi, Ini Daftarnya

    Liputan6.com, Jakarta – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur, kembali berhasil mengidentifikasi delapan kantong jenazah, yang terdiri dari tujuh jenazah dan satu body part, korban tragedi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran, Sidoarjo.

    “Tim DVI Polda Jatim telah melaksanakan identifikasi terhadap delapan kantong jenazah yang terdiri dari tujuh jenazah dan satu body part. Dari delapan kantong tersebut, tujuh di antaranya cocok dengan nomor antemortem,” kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) M Khusnan di Surabaya, Senin (6/10/2025).

    Ia merinci, korban yang berhasil diidentifikasi antara lain:

    1. Moh. Royhan Mustofa (17) asal Jalan KH. Syadhali, Makhdi, RT 1, RW 2, Kelurahan Banyuayuh, Kamal, Bangkalan.

    2. Abdul Fattah (18) asal Asem Manunggal.

    3. Wasiyur Rohib (17) asal Jalan Gayungan 8 Gang Mawar 14/53 Surabaya.

    4. Muhammad Aziz Pratama Yudistira (16) asal KP. Pulo Kapuk Mekar Mukti, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat.

    5. Moh Dafin (13) asal Jalan Banowati Selatan 11/20, RT 007, RW 001, Bulu Lor, Semarang. 6. Muhammad Ali Rahbini (19) asal Dusun Plasah, Birem, Tambelang, Sampang.

    7. Sulaiman Hadi (15) asal Morleke, Kolla Modung, Bangkalan.

     

  • Pelaku Pencabulan Anak yang DPO Dua Tahun Ditangkap Saat Dirawat di RSUD Sampang

    Pelaku Pencabulan Anak yang DPO Dua Tahun Ditangkap Saat Dirawat di RSUD Sampang

    Sampang (beritajatim.com) – Setelah lebih dari dua tahun menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO), seorang kakek berinisial TP (55), yang diduga melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur pada Februari 2022, akhirnya berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polres Sampang.

    Penangkapan itu terjadi setelah tim Opsnal Satreskrim Polres Sampang mengidentifikasi keberadaannya saat sedang menjalani perawatan di RSUD Ketapang.

    Kasus ini bermula pada Desember 2023 ketika keluarga korban melaporkan tindak kejahatan tersebut kepada pihak kepolisian. Setelah laporan diterima, pelaku langsung melarikan diri dan menjadi buronan. Namun, setelah lebih dari dua tahun, pelaku yang diketahui merupakan warga Desa Pandiyangan, Kecamatan Robatal, Sampang, akhirnya ditangkap.

    Plh. Kasi Humas Polres Sampang, AKP Eko Puji Waluyo, mengungkapkan bahwa TP saat ditangkap sedang menjalani perawatan medis akibat penyumbatan pembuluh darah. “Saat ditangkap terduga sedang dirawat karena mengalami penyumbatan pembuluh darah,” ujarnya, Senin (6/10/2025).

    Dalam pemeriksaan lebih lanjut, TP mengakui perbuatannya. Dia menyebutkan bahwa tindakannya dilakukan berulang kali, dimulai ketika orang tua korban bekerja di Malaysia. Perbuatan bejat tersebut akhirnya terungkap setelah korban berani melaporkan kejadian yang dialaminya.

    TP kini resmi ditahan di Mapolres Sampang dan dijerat dengan Pasal 81 ayat (1) dan Pasal 82 ayat (1) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak, jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

    “Tidak ada tempat aman bagi pelaku kejahatan seksual, meski bersembunyi bertahun-tahun sekalipun,” tambah AKP Eko Puji Waluyo menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak akan membiarkan pelaku kejahatan seksual bersembunyi. [sar/suf]