kab/kota: Samarinda

  • Peringatan Dini BMKG Cuaca Indonesia Kamis 17 Juli 2025: Berpotensi Hujan Ringan hingga Lebat – Page 3

    Peringatan Dini BMKG Cuaca Indonesia Kamis 17 Juli 2025: Berpotensi Hujan Ringan hingga Lebat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Kamis (17/7/2025).

    Dikutip dari laman resmi BMKG, Prakirawan Sentia Arianti mengatakan, secara umum daerah konvergensi memanjang di Laut Filipina dan perairan timur Filipina, Samudra Hindia barat Lampung, Laut Andaman, Laut Aceh, Laut China Selatan, Laut Halmahera, dan Laut Banda.

    “Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi,” kata BMKG dikutip dari Antara, Kamis (17/7/2025).

    Oleh karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, di antaranya Merauke.

    Sementara itu, lanjut Sentia, cuaca beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan, yaitu Bengkulu, Palembang, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Serang, Tanjung Selor, Samarinda, Palangkaraya, Banjarmasin, Palu, Mamuju, Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya.

    “Ada pun cuaca Indonesia di beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan, meliputi Banda Aceh, Padang, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Jambi, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Denpasar, Kupang, Pontianak, Manado, Gorontalo, Kendari, Makassar, dan Manokwari,” papar dia.

    “Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0,5 hingga 2,5 meter,” sambung Sentia.

     

    Musim kemarau tapi nyatanya hujan deras masih mengguyur. Menyikapi fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem yang masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang.

  • Samarinda, Tepian Harmoni Kehidupan di Antara Aliran Mahakam yang Tak Pernah Tidur

    Samarinda, Tepian Harmoni Kehidupan di Antara Aliran Mahakam yang Tak Pernah Tidur

    Di kota ini, tepian tidak hanya berarti batas air dan daratan, tetapi juga pertemuan berbagai peradaban dan kebudayaan. Pasar-pasar tradisional dipenuhi dengan aroma rempah-rempah khas Banjar, masakan Bugis yang kaya rasa, seni ukir Dayak yang magis, serta kesenian Jawa yang membaur dalam kehidupan masyarakat urban.

    Festival budaya kerap diselenggarakan untuk merayakan keragaman ini, dan menjadikan Samarinda sebagai miniatur toleransi dan persaudaraan yang berakar dari kehidupan di tepi sungai. Di sisi lain, perkembangan ekonomi dan urbanisasi Samarinda turut memperkuat citra kota ini sebagai Kota Tepian yang dinamis.

    Kawasan tepian Mahakam tidak hanya menjadi lokasi hunian dan dermaga, tetapi juga diubah menjadi ruang publik yang representatif seperti Tepian Mahakam sebuah ruang terbuka yang dipenuhi taman, tempat bersantai, pertunjukan seni, hingga wisata kuliner yang menjadi primadona di akhir pekan.

    Pemerintah kota sadar betul akan nilai strategis dan estetika dari kawasan tepian sungai ini, sehingga revitalisasi dilakukan untuk menata ulang kawasan tersebut menjadi wajah kota yang modern namun tetap menyimpan nuansa kearifan lokal.

    Dari sinilah terlihat bagaimana Samarinda membangun dirinya dengan tetap memelihara identitas historis dan geografisnya sebagai kota tepian, yang tidak hanya bersahabat dengan sungai, tetapi juga menghidupi dan menjadikannya sebagai pusat keseimbangan sosial dan ekologis kota.

    Lebih dari itu, Samarinda sebagai Kota Tepian juga menyimpan simbol harapan dan transformasi. Dari sebuah kota kecil yang dulunya hanyalah perkampungan nelayan dan pelabuhan sungai, kini ia tumbuh menjadi salah satu pusat perekonomian terbesar di Kalimantan Timur, sekaligus penyangga utama bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada tidak jauh dari wilayahnya.

    Di sinilah makna tepian juga mendapat dimensi baru dan bukan hanya soal posisi fisik, tetapi juga sebagai ambang perubahan dan peluang masa depan. Kota ini berada di tepian sejarah besar, sebagai bagian penting dalam transformasi Indonesia ke arah pembangunan yang lebih hijau, berkelanjutan, dan berkeadilan.

    Peran Samarinda pun semakin strategis, dan warga kota ini memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan sungai yang telah membesarkan mereka.

    Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa julukan Kota Tepian yang melekat pada Samarinda adalah ungkapan penuh makna yang merangkum kekayaan alam, sejarah sosial, pluralitas budaya, dan semangat kolektif masyarakat dalam menjalani kehidupan di tengah arus zaman yang terus berubah.

    Kota ini bukan hanya terletak di tepi sungai, melainkan berada di tepian harapan, tepian kebangkitan, dan tepian perubahan besar yang akan membentuk wajah Kalimantan masa depan.

    Di tepi Mahakam yang tenang namun dalam itu, Samarinda berdiri dengan keanggunannya sendiri yaitu sebagai kota yang menjadikan tepian bukan sebagai batas, melainkan sebagai jembatan menuju harmoni, kemajuan, dan masa depan yang lebih cerah.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Kronologi Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38

    Jakarta

    Kanker saluran empedu umumnya dialami oleh mereka yang berusia 45 hingga 50 tahun ke atas. Namun karena sejumlah faktor tertentu, kondisi ini juga bisa dialami oleh mereka yang berusia muda. Seperti misalnya Agatha, wanita asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang terkena kanker saluran empedu stadium 4 di usia 38 tahun.

    Keluhan yang dirasakan Agatha juga awalnya mirip dengan penyakit maag biasa, ditandai dengan nyeri perut bagian atas.

    Gejala yang Dirasakan Agatha

    Di bulan Maret 2024, ia merasakan nyeri di bagian lambung yang muncul berulang. Ia sempat tiga kali ke unit gawat darurat dan diberi suntikan obat maag. Namun keluhan yang dirasakan tak kunjung membaik, justru semakin berat.

    Bukan hanya sakit perut, Agatha mulai mengalami demam hampir setiap hari, tubuhnya terasa lemas, dan kulitnya mulai menguning. Ia juga merasakan gatal di telapak tangan dan kaki yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

    Dirinya juga mengalami nyeri perut terasa di bagian kanan atas, disertai keluhan lain seperti buang air besar yang berminyak, telapak kaki terasa panas, hingga penurunan berat badan yang cukup drastis.

    Ketika berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam di Samarinda, ia sempat didiagnosis hanya mengalami gangguan ringan pada organ hati. Namun Agatha merasa ada yang tidak beres.

    “Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha.

    Setelah memeriksakan diri lebih lanjut, hasil USG menunjukkan adanya batu empedu. Ia diberi obat penghancur batu, tetapi kondisinya tidak membaik. Ia kemudian bertemu dokter spesialis gastroenterohepatologi dan disarankan untuk menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).

    Hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati. Agatha lalu dirujuk ke dokter bedah digestif di Samarinda, yang menyebut kondisi tersebut kemungkinan merupakan kelainan bawaan atau genetik.

    Memutuskan Berobat ke Jakarta

    Melihat gejala yang terus memburuk, Agatha memutuskan untuk melanjutkan pengobatan ke Jakarta pada Agustus 2024. Saat itu, kondisinya sudah sangat lemah dan ia harus menggunakan kursi roda.

    Di Jakarta, seluruh pemeriksaan diulang. Pada September 2024, Agatha menjalani operasi pertamanya. Hasil patologi anatomi menyatakan ia mengidap kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma) yang sudah menyebar ke hati.

    Setelah operasi, kondisinya sempat membaik. Namun pada November, gejala kembali muncul. Kulit dan matanya menguning, urine berubah warna seperti teh, terutama jika tubuhnya kelelahan.

    Memasuki Januari 2025, Agatha kembali ke Jakarta dalam kondisi lebih buruk. Berat badannya turun total hingga 10 kg. Ia mengalami mual, muntah, tidak nafsu makan, sesak napas, demam dan menggigil hampir setiap hari.

    “Saya baru tau dan dokter baru menjelaskan hasil PA tahun sebelumnya (Sept 24) bahwa pada waktu itu saya terkena kanker saluran empedu sudah metastasis (menyebar) ke liver,” ucap Agatha.

    Pada Februari 2025, Agatha menjalani operasi kedua berupa prosedur bypass lambung dan usus (Longmire Procedure). Dari pemeriksaan jaringan yang diambil, ditemukan bahwa sel kanker sudah menyebar ke bagian usus dua belas jari (duodenum).

    Kemungkinan Pemicunya

    Dari penelusuran riwayat kesehatan, Agatha pernah menjalani operasi kista hati di usia 3 tahun, serta bypass usus. Ia juga memiliki riwayat pengangkatan tumor jinak di payudara. Kondisi ini membuat dokter meyakini bahwa Agatha memiliki kecenderungan genetik terhadap pertumbuhan tumor.

    Dalam kesehariannya, Agatha mengakui memiliki pola makan yang kurang sehat. Ia jarang mengonsumsi buah dan sayur, sering mengonsumsi mi instan, bakso, kopi susu kekinian, dan makanan tinggi pengawet, seperti makanan kaleng. Ia juga cenderung kurang minum air putih dan sering mengonsumsi makanan tinggi lemak.

    Kondisi Terkini Agatha

    Untuk mencegah penyumbatan saluran empedu, pada Mei 2025 Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) dan dipasang tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan. Pada bulan Juni 2025, ia memilih menjalani imunoterapi, setelah mempertimbangkan bahwa kemoterapi memiliki kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

    Setelah imunoterapi, kondisinya perlahan membaik. Ia tak lagi bergantung pada kursi roda. Meski masih ada rasa gatal dan sedikit kekuningan di kulit, Agatha merasa tubuhnya jauh lebih kuat. Ia dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Agustus 2025 untuk mengganti stent.

    “Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta,” ucapnya lagi.

    Apa Itu Kanker Saluran Empedu?

    Kanker saluran empedu atau istilah medisnya cholangiocarcinoma adalah jenis kanker yang terbentuk di saluran ramping (saluran empedu) yang membawa cairan pencernaan empedu. Saluran empedu menghubungkan hati ke kantong empedu dan usus halus.

    Dokter Spesialis Hematologi Onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan kanker saluran empedu sebagian besar terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun.

    Kanker saluran empedu sering kali pada stadium awal umumnya tak memicu gejala yang signifikan. Gejala baru muncul jika kanker sudah memasuki stadium lanjut.

    Prof Ikhwan mengatakan, gejala kanker saluran empedu stadium lanjut kerap kali disamakan dengan masalah pencernaan biasa seperti maag lantaran memicu nyeri perut.

    Adapun perbedaan utama antara nyeri maag dan gejala kanker saluran empedu terletak pada durasi dan respons terhadap pengobatan. Pasien biasanya mengeluh mual, kembung, atau rasa penuh di perut bagian atas, mirip seperti gejala sakit maag.

    Namun, keluhan tersebut bersifat kronis dan tak kunjung membaik meski sudah mengonsumsi obat lambung dalam waktu lama.

    “Tapi udah lama diobati bolak-balik, kok masih begitu-begitu aja? Maka dokter harusnya dokter atau orang yang merasa itu harus lebih aware ya. Bukan hanya memikirkan oh ini maag biasa gitu ya. Jadi harus datang ke dokter dan dokternya harus atau pasiennya juga merasa perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025).

    Selain nyeri perut, Prof Ikhwan menyebut ada sejumlah gejala kanker saluran empedu yang juga bisa dialami pasien. Antara lain:

    kulit dan mata menguningdemamgatal pada kulitpenurunan berat badan

    “Kadang-kadang keluhannya cuma seperti kembung-kembung, begah, seperti gejala maag pada awal-awal. Terus diobati saja, minum obat maag, dan dilakukan terus-terusan,” sambungnya.

    “Tapi pada suatu ketika, ketika sudah lanjut, baru mulai terlihat gejala seperti kulit menguning dan sebagainya. Maka, kita perlu lebih aware dengan kondisi ini supaya pasien yang datang ke kita, ke dokter, berada pada stadium yang masih bisa diobati,” ucapnya lagi.

    Penyebab Kanker Saluran Empedu

    Dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan memang ada beberapa kasus kanker saluran empedu ditemukan pada usia muda. Biasanya hal ini berhubungan dengan genetik.

    “Biasanya berhubungan dengan genetik, jadi memang sudah ada gennya dari lahir. (0:20) Ya kanker-kanker yang memang sudah gennya dari lahir, dia ketemunya pada usia yang lebih muda,” tuturnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/8).

    “Nah, pada organ-organ yang lain, misalnya yang tadi saya sebutkan ya, pada saluran empedu juga ada modelnya. Karena ada penyakit saluran empedu yang memang dibawa dari lahir. Yang akhirnya juga berlanjut bisa menjadi kanker,” katanya lagi.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Joe Biden Kanker Prostat dengan Skor Gleason 9, Apa Artinya?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/kna)

  • BMKG peringatkan ada potensi hujan di sejumlah kota pada awal pekan

    BMKG peringatkan ada potensi hujan di sejumlah kota pada awal pekan

    logo BMKG

    BMKG peringatkan ada potensi hujan di sejumlah kota pada awal pekan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 14 Juli 2025 – 08:37 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan beragam intensitas dalam beberapa periode di awal pekan ini di sejumlah kota di Indonesia, termasuk yang ada di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

    Prakirawan BMKG Azhari Putri dalam prakiraan cuaca daring diikuti dari Jakarta Senin menyampaikan, terdapat potensi hujan ringan di Banda Aceh, Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Bengkulu dan Bandarlampung, serta hujan intensitas sedang di Medan dan hujan disertai petir. 

    Sementara itu, jelasnya, BMKG memprakirakan cuaca di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yaitu cerah berawan di Denpasar, berawan di Kupang dan terdapat potensi hujan intensitas ringan di Mataram.

    Potensi hujan juga terdapat di wilayah Kalimantan, dengan kemungkinan hujan ringan di wilayah Pontianak dan Samarinda serta hujan disertai petir di Tanjung Selor, Palangka Raya, dan Banjarmasin.

    Dia juga menjelaskan BMKG memprakirakan potensi hujan ringan di Gorontalo dan Makassar di Pulau Sulawesi. Di periode yang sama terdapat juga potensi hujan intensitas sedang di Manado, Palu, Mamuju dan Kendari.

    Selanjutnya di Indonesia bagian timur, BMKG memperingatkan terdapat potensi hujan ringan di Ternate, Sorong, Manokwari, Jayapura, Jayawijaya dan Merauke. Serta potensi curah hujan sedang di wilayah Ambon dan Nabire.

    Sumber : Antara

  • Ini Dia Nur Afifah Balqis, Wanita Cantik yang Jadi Koruptor Termuda di Indonesia

    Ini Dia Nur Afifah Balqis, Wanita Cantik yang Jadi Koruptor Termuda di Indonesia

    GELORA.CO – Nama Nur Afifah Balqis kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet.

    Perempuan muda asal Balikpapan, Kalimantan Timur, ini viral di media sosial usai dijuluki sebagai koruptor termuda di Indonesia. 

    Di usianya yang baru 24 tahun saat itu, ia telah resmi mendekam di balik jeruji besi akibat keterlibatannya dalam kasus korupsi besar bersama seorang kepala daerah.

    Nur Afifah yang merupakan mantan Bendahara Umum DPC Partai Demokrat Balikpapan, dijatuhi hukuman penjara selama 4 tahun 6 bulan, serta denda sebesar Rp 300 juta, subsider 4 bulan kurungan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Samarinda. Putusan tersebut dibacakan pada Senin, 26 September 2022.

    Saat ini, perempuan yang dulu dikenal aktif di media sosial itu menjalani masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Tenggarong, Kalimantan Timur. 

    Ia terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan mantan Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Abdul Gafur Mas’ud, yang juga divonis 5 tahun 6 bulan penjara, serta denda dengan nilai yang sama.

    Kasus korupsi yang menjerat Nur Afifah bukan perkara kecil. Ia dan Abdul Gafur Mas’ud terbukti menerima suap dari berbagai proyek pengadaan barang dan jasa serta pengurusan perizinan di lingkungan Pemkab PPU untuk periode 2020–2022.

    Jumlah uang suap yang diterima mencapai angka fantastis, yakni sekitar Rp 5,7 miliar.

    Dalam persidangan, majelis hakim menyatakan bahwa Nur Afifah melanggar Pasal 12 huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001. Ia juga terbukti melanggar sejumlah pasal dalam KUHP, antara lain Pasal 18, Pasal 55 ayat (1) ke-1, dan Pasal 64 ayat (1).

    Siapa Nur Afifah Balqis?

    Karier Nur Afifah di dunia politik terbilang cukup melesat. Lahir pada tahun 1997 di Kota Balikpapan, ia mulai bergabung dengan Partai Demokrat di usia muda dan langsung dipercaya memegang posisi penting sebagai bendahara umum DPC Demokrat Balikpapan.

    Ia dikenal cukup dekat dengan Abdul Gafur Mas’ud, yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPC Demokrat Balikpapan sekaligus Bupati Penajam Paser Utara.

    Kedekatan politik itu kemudian merembet ke dalam urusan keuangan. Dalam sidang terungkap bahwa Abdul Gafur kerap menggunakan ATM milik Nur Afifah untuk menerima uang suap dan melakukan berbagai transaksi mencurigakan.

    Tak hanya itu, Afifah juga diminta untuk mengelola dana operasional pribadi Abdul Gafur yang tersebar di beberapa rekening. Artinya, keterlibatannya tidak sekadar administratif, tapi aktif dalam aliran dana hasil korupsi.

    Dengan kekayaan yang di atas rata-rata gadis di usianya, Afifah bisa hidup mewah. 

    Sebelum ditangkap KPK, perempuan yang memiliki hobi traveling itu aktif di media sosial dan membagi konten, termasuk kegiatan Partai Demokrat melalui akun Instagramnya @nafgis_.

    Dia pernah mengunggah foto bersama Abdul Gafur di depan sebuah mobil BMW pada 20 Desember 2021. (*)

  • sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu

    sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu

    Logo BMKG

    BMKG: sebagian besar wilayah RI hujan ringan pada Minggu
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 13 Juli 2025 – 10:05 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan ringan akan mengguyur sebagian besar wilayah ibu kota provinsi di Indonesia pada Minggu.

    Prakirawan BMKG Zen Putri pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta menyampaikan, diawali dari Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan hujan ringan di wilayah Banda Aceh, Medan, dan Pekanbaru.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai dengan petir di Kota Padang dan Tanjung Pinang,” katanya.

    Masih di Pulau Sumatera, cuaca diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung, sedangkan masyarakat di Kota Bengkulu dan Pangkal Pinang diminta waspada hujan petir.

    Beralih ke Pulau Jawa, cuaca diprakirakan berawan tebal di Kota Surabaya, sementara hujan ringan berpotensi terjadi wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta.

    Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diprediksi berawan di Kota Denpasar, berawan tebal di Kota Mataram, dan hujan ringan di wilayah Kota Kupang.

     

    Selanjutnya bergeser ke Pulau Kalimantan, cuaca diprakirakan berawan di Banjarmasin, berawan tebal di Samarinda, serta hujan ringan di wilayah Samarinda.

    “Waspadai hujan petir yang dapat terjadi di Tanjung Selor dan Pontianak,” ucap Putri.

    Kemudian untuk Pulau Sulawesi, cuaca diprakirakan berawan tebal di Makassar dan Gorontalo, serta hujan ringan di wilayah Manado, Palu, Mamuju, dan Kendari.

    Bergerak ke wilayah Indonesia bagian timur, cuaca diprediksi hujan ringan di wilayah Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, dan Jayawijaya.

    “Sementara Kota Nabire, Jayapura, dan Merauke diprakirakan hujan dengan intensitas sedang,” tuturnya.

    Putri juga menyampaikan potensi peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot diprediksi terdapat di perairan utara Aceh, Samudra Hindia barat Sumatera, Samudra Hindia barat daya Banten, dan Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat.

    Kemudian, di Laut Timor dan Laut Arafura juga mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah-wilayah tersebut.

    Selain itu, BMKG juga memperingatkan potensi banjir rob yang dapat terjadi di pesisir Kepulauan Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan.

    Sumber : Antara

  • Dijadwalkan 14 Juli 2025, Peluncuran Sekolah Rakyat di Samarinda Berpeluang Tertunda

    Dijadwalkan 14 Juli 2025, Peluncuran Sekolah Rakyat di Samarinda Berpeluang Tertunda

    JAKARTA – Peluncuran program rintisan Sekolah Rakyat di Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang dijadwalkan pada 14 Juli 2025 berpeluang mengalami penundaan.

    Menurut Wali Kota Samarinda Andi Harun di Samarinda, Sabtu, penundaan kegiatan peluncuran bukan hal yang substansial dan hanya bersifat teknis.

    “Kalau soal penundaan itu hanya soal teknis. Karena prinsipnya Pemerintah Kota Samarinda sudah sangat siap melaksanakan kegiatan Sekolah Rakyat,” kata Andi Harun seperti dilansir dari ANTARA.

    Berdasarkan informasi, alasan penundaan karena belum siapnya fasilitas dasar di dua lokasi pelaksanaan yang menjadi kewenangan Pemprov Kaltim, yakni di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kaltim dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas BPVP Provinsi Kaltim.

    Andi Harun menegaskan, pada prinsipnya Pemkot Samarinda siap melaksanakan program nasional tersebut, hal itu dibuktikan dengan adanya penandatangan kerja sama sama antara Pemkot Samarinda dengan Pemerintah Pusat.

    “Saya sudah mengutus Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Asli Nuryadin, untuk menghadiri penandatanganan kerja sama di Jakarta pada Kamis, 10 Juli lalu,” jelasnya.

    Andi Harun menjelaskan kesiapan pelaksana Sekolah Rakyat di Kota Tepian sudah mencakup hingga persiapan siswa yang akan mengikuti program tersebut.

    “Seandainya tidak ditunda kami siap, karena dengan fasilitas yang dimiliki pemkot bisa saja kita alihkan sementara sembari menunggu kesiapan penuh dua lokasi yang telah ditetapkan,” jelasnya.

    Andi Harun menegaskan, jika diperlukan Pemkot Samarinda siap bekerja sama dan turut membantu dalam melengkapi fasilitas pendukung pelaksanaan Sekolah Rakyat.

    “Pemerintah kota juga siap bantu. Tapi ini semua tidak mengurangi semangat kita untuk menyukseskan program Bapak Presiden soal Sekolah Rakyat,” tegasnya.

  • Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Kanker saluran empedu atau cholangiocarcinoma adalah jenis kanker yang terbentuk pada saluran empedu, saluran tipis yang membawa cairan empedu dari hati ke kantong empedu dan usus halus.

    Kondisi ini umumnya dialami oleh individu berusia di atas 50 tahun, meskipun dapat terjadi pada usia yang lebih muda. Salah satu contohnya adalah Agatha, seorang wanita asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang terdiagnosis kanker saluran empedu stadium 4 pada usia 38 tahun.

    Agatha mengatakan, gejala pertama muncul pada Maret 2024. Ia mengalami gejala yang mirip seperti sakit maag biasa. Dalam waktu satu bulan, ia tiga kali mengunjungi instalasi gawat darurat dan menerima terapi injeksi obat lambung. Namun, gejala tidak menunjukkan perbaikan dan justru disertai demam serta penurunan kondisi umum.

    Terlebih, ia juga mengalami gejala berupa gatal hebat di telapak tangan dan kaki, yang menyebar ke seluruh tubuh. Kulitnya tampak menguning, bagian putih mata berubah warna, dan telapak kakinya sering terasa panas. Buang air besar sesekali tampak berminyak, tubuhnya cepat lelah, dan demam serta menggigil terjadi hampir setiap hari. Ia juga mulai merasakan nyeri tajam di bagian kanan atas perut, tepat di bawah tulang rusuk.

    “Dokter pertama, spesialis dalam di Samarinda, mengatakan bahwa saya hanya mengidap sedikit gangguan hati. Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha saat dihubungi detikcom, Selasa (8/7/2025).

    “Namun kondisi tidak kunjung membaik, semakin menguning hingga badan lemas sampai saya tidak bisa kerja dan aktivitas normal, BB turun drastis (waktu itu dalam sebulan saya turun 3 kg), sering sesak napas,” sambungnya.

    Agatha kemudian berkonsultasi dengan dokter spesialis gastroenterohepatologi yang menyarankannya menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP).

    Hasil awal menunjukkan adanya batu yang menyumbat saluran empedu utama, serta kelainan pada struktur hati. Agatha menyebut, kondisi ini yang dialami disebut dokter langka dan sulit ditangani. Dokter juga menduga kondisi dialami adalah kelainan genetik, kemungkinan bawaan sejak lahir.

    Lantaran merasa pelayanan medis di daerahnya kurang memadai, dan dalam kondisi yang semakin memburuk, Agatha memutuskan untuk melanjutkan pengobatan di Jakarta pada Agustus 2024.

    Dalam kondisi sangat lemah dan harus menggunakan kursi roda, ia menjalani pemeriksaan ulang. Operasi pertama dilakukan pada September 2024, dan hasil patologi anatomi (PA) menunjukkan adanya kanker ganas di saluran empedu yang telah menyebar ke hati (metastasis).

    “Di Jakarta kemudian rawat inap karena infeksi/peradangan lagi di saluran empedu. Dan di sinilah saya baru tahu dan dokter baru menjelaskan hasil PA tahun sebelumnya (Sept 24) bahwa pada waktu itu saya terkena kanker saluran empedu sudah metastasis (menyebar) ke liver,” imbuh Agatha.

    “Karena badan saya tetap kuning dan tidak kunjung sembuh, dilakukan operasi kembali oleh dr bedah digestif RSPAD, yaitu by pass lambung dan usus (longmire procedure) di bulan Februari 25. ada jaringan yang diambil utk uji lab (PA), dan ditemukan bahwa sel kanker tidak hanya menyebar ke liver tapi juga ke duodenum (usus dua belas jari),” sambung Agatha.

    Apa pemicunya?

    Agatha mengatakan, dokter menduga penyebab utama kanker saluran empedu yang ia alami berkaitan dengan faktor genetik atau kelainan bawaan. Pada usia 3 tahun, wanita yang kini berusia 39 tahun itu pernah menjalani operasi untuk mengangkat kista di hati dan tindakan bypass usus.

    Menurut dokter, lanjut Agatha, kemungkinan besar penyakit tersebut kembali muncul. Selain itu, Agatha juga memiliki riwayat beberapa kali menjalani operasi pengangkatan tumor jinak di payudara, sehingga tubuhnya diduga memiliki kecenderungan genetik yang mendukung pembentukan jaringan abnormal.

    “Jadi badan saya seperti lahan subur untuk tumor, seperti itu,” kata Agatha.

    Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan yang tidak seimbang juga berperan sebagai pemicu. Agatha mengakui ia memiliki pola hidup yang tak sehat, seperti jarang mengonsumsi sayur dan buah, sering mengonsumsi makanan tak sehat seperti bakso, mi instan, serta kopi instan dalam kemasan, hingga kopi kekinian.

    “Saya bukan penggemar makanan dan minuman manis. sperti kopi, itu selalu double shot dan less sugar, tapi karena susu (lemak) dan kopi membuat saya jadi kurang minum air putih,” ucapnya lagi.

    Senada, dokter spesialis hematologi onkologi, Prof Dr dr Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, mengatakan memang ada beberapa kasus kanker saluran empedu ditemukan pada usia muda. Biasanya hal ini berhubungan dengan genetik.

    “Biasanya berhubungan dengan genetik, jadi memang sudah ada gennya dari lahir. (0:20) Ya kanker-kanker yang memang sudah gennya dari lahir, dia ketemunya pada usia yang lebih muda,” tuturnya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/8).

    “Nah, pada organ-organ yang lain, misalnya yang tadi saya sebutkan ya, pada saluran empedu juga ada modelnya. Karena ada penyakit saluran empedu yang memang dibawa dari lahir. Yang akhirnya juga berlanjut bisa menjadi kanker,” katanya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Inikah Pemicunya?

    Cerita Wanita Samarinda Kena Kanker Saluran Empedu Stadium 4 di Usia 38, Dikira Maag

    Jakarta

    Seorang wanita berdomisili di Samarinda, Kalimantan Timur, membagikan kisahnya yang didiagnosis kanker saluran empedu stadium 4 di usia yang masih muda, yakni 38 tahun. Wanita bernama Agatha itu tak menyangka gejala seperti maag yang dirasakan menjadi awal dari perjalanan panjang melawan kanker saluran empedu stadium akhir.

    Agatha mengatakan, awalnya ia mengalami nyeri di lambung, seperti sakit maag biasa. Selama sebulan, ia bahkan sempat tiga kali keluar masuk UGD. Meski telah mendapatkan pengobatan, kondisi Agatha tak kunjung membaik, bahkan semakin memburuk.

    “Tiga kali juga diinject dan didiagnosa hanya sakit maag, namun yang terakhir setelah di-inject obat maag, maag tidak kunjung sembuh, malah semakin parah dan disertai demam,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (8/7/2025).

    Wanita yang kini berusia 39 tahun itu juga mengalami gejala berupa rasa nyeri yang mengarah ke bagian kanan atas perut, tepat di bawah rusuk, gatal-gatal di telapak tangan dan kaki, lalu merambat ke seluruh tubuh, bahkan ia juga merasakan perubahan warna kulit menjadi kuning hingga gelap, cepat lelah, serta mengalami demam dan menggigil hampir setiap hari.

    Beberapa dokter spesialis penyakit dalam di Samarinda awalnya mendiagnosisnya hanya mengalami gangguan ringan pada hati. Namun, Agatha merasa ada yang tidak beres.

    “Karena saya tidak puas dengan hasilnya, saya cek ke dokter spesialis dalam lainnya dan di-USG abdomen, ditemukan ada batu empedu. dan saya diberi obat penghancur batu empedu,” ucap Agatha.

    “Namun Kondisi tidak kunjung membaik, semakin menguning hingga badan lemas sampai saya tidak bisa kerja dan aktivitas normal, BB turun drastis (waktu itu dalam sebulan saya turun 3 kg), sering sesak napas, kemudian saya cek ke dokter Gastroentero Hepatologi, dan diarahkan untuk Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP),” lanjutnya.

    Hasil MRCP menunjukkan terdapat batu yang menyumbat saluran empedu utama dan ditemukan kelainan struktur hati. Agatha lalu dirujuk ke dokter bedah digestif di Samarinda, yang menyebut kondisi tersebut kemungkinan merupakan kelainan bawaan atau genetik.

    Merasa pengobatan wilayahnya terlalu lambat dengan kondisi yang terus melemah menggunakan kursi roda, Agatha akhirnya memutuskan untuk ke Jakarta pada Agustus 2024 untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Di sana, seluruh pemeriksaan diulang. Pada September 2024, ia menjalani operasi pertama, dan hasil patologi anatomi (PA) menunjukkan adanya tumor ganas di saluran empedu yang sudah menyebar ke hati.

    “Kemudian kami pulang. kondisi saya juga semakin membaik. namun bulan November muncul gejala kembali, yaitu kulit saya mulai menguning sampai ke mata saya. Urine juga kuning pekat seperti teh. hal ini terjadi terutama jika kondisi tubuh saya terlalu lelah,” tuturnya.

    Keadaan semakin memburuk dan pada pertengahan Januari 2025, Agatha kembali ke Jakarta dalam kondisi yang sangat lemah. Berat badannya turun hingga total 10 kilogram, bahkan ia juga mengalami mual, muntah, demam menggigil, sesak napas, dan kelelahan ekstrem.

    Saat dirawat inap di Jakarta, Agatha baru benar-benar mendapatkan penjelasan dari dokter bahwa sejak September 2024 ia telah terdiagnosis kanker saluran empedu yang telah menyebar ke hati (metastasis) atau stadium 4.

    Pada Februari 2025, ia kembali menjalani operasi kedua berupa prosedur by pass lambung dan usus (Longmire Procedure). Dari jaringan yang diambil saat operasi, diketahui bahwa sel kanker juga telah menyebar ke duodenum atau usus dua belas jari.

    “Jadi waktu saya umur 3 tahun itu saya pernah dioperasi karena kista di hati dan usus di bypass. nah kata dokter, kemungkinan penyakit yang dulu itu mengamuk atau muncul lagi setelah puluhan tahun. tapi sebelumnya saya juga sudah beberapa kali operasi angkat tumor jinak di payudara,” sambungnya.

    “Jadi badan saya seperti lahan subur untuk tumor, seperti itu,” ungkapnya lagi.

    Pada akhir Mei 2025, Agatha menjalani prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) dan dipasang tiga stent di saluran empedu untuk mencegah penyumbatan. Pada bulan Juni 2025, ia memilih menjalani imunoterapi, setelah mempertimbangkan bahwa kemoterapi memiliki kemungkinan keberhasilan yang sangat kecil.

    “Seharusnya dengan kondisi gatal-gatal seperti ini saya sudah harus kontrol ke dokter dan kemungkinan ganti stent, namun posisi saya masih di Samarinda, paling lambat awal bulan depan saya kembali lagi ke Jakarta,” ucapnya.

  • Tutup Perayaan HUT Ke-45 Dekranas, Mendagri Apresiasi Kiprah Perajin Indonesia

    Tutup Perayaan HUT Ke-45 Dekranas, Mendagri Apresiasi Kiprah Perajin Indonesia

    Tutup Perayaan HUT Ke-45 Dekranas, Mendagri Apresiasi Kiprah Perajin Indonesia
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menutup perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (
    Dekranas
    ) di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (11/7/2025).
    Acara tersebut digelar sejak Rabu (9/7/2025) dan dihadiri ribuan perajin dari seluruh penjuru Nusantara.
    Tito pun mengapresiasi kiprah perajin yang telah berkontribusi bagi kemajuan budaya dan peningkatan perekonomian daerah sekaligus.
    Sektor
    usaha mikro kecil dan menengah
    (
    UMKM
    ) pun dinilai semakin kuat. Hal ini terbukti dari keberhasilan melewati pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
    “Saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi selain mengucapkan terima kasih. Saya kira teman-teman yang hadir juga seluruh masyarakat Indonesia senang dengan adanya kegiatan-kegiatan yang berjalan lancar,” ujar Tito dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (13/7/2025).
    Tito menjelaskan, saat pandemi Covid-19 berlangsung, kondisi perekonomian pemerintah daerah (pemda) sempat terpuruk.
    Namun, saat itu perekonomian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terjaga berkat geliat ekonomi di sektor UMKM. Dengan kata lain, kata Tito, UMKM berperan sebagai tulang punggung ekonomi.
    Tito menambahkan, Dekranas berkontribusi penting dalam memajukan UMKM. Sektor tersebut juga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memiliki potensi pasar yang besar.
    Berdasarkan data Zion Market Research per 10 Juli 2025, dari segi pendapatan, nilai pasar seni dan kerajinan global pada 2024 mencapai Rp 359 triliun.
    Sejumlah riset juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam ekspor produk kerajinan.
    Hal itu tecermin dari pengakuan dunia terhadap Indonesia sebagai negara dengan kekayaan ragam kerajinan tangan. Meski begitu, kiprah tersebut perlu diperkuat agar Indonesia dapat masuk 10 negara eksportir produk kerajinan terbesar di dunia.
    “Ini tantangan bagi Indonesia.
    Market-
    nya besar. Indonesia dikenal yang paling beragam,” kata Tito.
    Menurut Tito, Indonesia memiliki sejumlah daerah dengan potensi besar dalam pengembangan industri kerajinan.
    Daerah-daerah tersebut antara lain adalah Provinsi Jawa Timur, Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Papua, Riau, serta Sulawesi Utara.
    Setiap daerah juga diharapkan dapat memperkuat potensinya sehingga mampu bersaing di tingkat global.
    Pada kesempatan itu, Mendagri juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Kota Balikpapan, dan Samarinda yang telah sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan secara optimal.
    Ia berharap, berbagai upaya yang dilakukan dapat terus mendukung eksistensi para perajin di Indonesia.
    “Terima kasih kepada panitia yang telah bekerja keras. Tidak mudah untuk membuat kegiatan nasional yang dimobilisasi seperti ini. Banyak yang
    happy
    , saya tahu, sudah datang membawa kenangan masing-masing,” ujar Tito.
    Sebagai informasi, acara tersebut turut dihadiri Ketua Harian Dekranas Tri Tito Karnavian, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Restuardy Daud, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, Ketua Dekranasda Kaltim Sarifah Suraidah Rudy, dan Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji.
    Kemudian, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, Ketua Dekranasda Balikpapan Nurlena Rahmad Mas’ud, Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Kaltim, serta para pengurus Dekranasda dari seluruh Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.