Indra menyebut, sebelum ada portal, akses masuk wilayah itu terbuka tanpa pengawasan. Kini, portal hanya dapat diakses warga yang telah mendaftarkan sidik jarinya. Kamera pengawas juga terpasang di sejumlah titik strategis.
“Ini bisa dicontoh oleh lingkungan lain. Jika diterapkan luas, angka curanmor bisa turun drastis,” ucap dia.
Lurah Gunung Sari, Uun SW, menyebut inovasi tersebut merupakan penyempurnaan dari program keamanan yang sudah ada sebelumnya. Dia bilang, keterlibatan mahasiswa KKN Unila membuat sistem lebih modern dan efektif.
“Awalnya portal digembok, lalu ditingkatkan dengan fingerprint agar lebih praktis dan aman,” kata Uun.
Ketua RT 011, Edi Herwanto, menjelaskan ide portal sidik jari berawal dari keresahan warga setelah beberapa kali kehilangan sepeda motor.
Warga kemudian bergotong royong mengumpulkan biaya. Dari empat akses jalan, tiga sudah dipasangi portal digital, satu lainnya dalam tahap perencanaan.
Mahasiswa KKN Unila, Satriawan mengatakan ide itu muncul setelah mendengar keluhan warga yang pernah kehilangan dua motor sekaligus dalam satu malam.
“Kami berkolaborasi dengan warga untuk menyempurnakan sistem ini,” katanya.
Marsidi, salah satu warga, menyambut baik langkah tersebut.
“Sistem fingerprint ini menambah rasa aman. Mudah-mudahan tidak ada lagi kasus pencurian,” jelas Marsidi.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5349005/original/037811000_1757909192-Barang_Bukti.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)






:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4282762/original/020847200_1672918086-Jawa_dan_Bali_Masuki_Puncak_Musim_Hujan-IQBAL_4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/09/08/68bebee88dcb4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
