kab/kota: Salatiga

  • Dr. Maria W. Sumarningsih Raih Gelar Doktor dari FEB UKSW dengan Predikat Cumlaude

    Dr. Maria W. Sumarningsih Raih Gelar Doktor dari FEB UKSW dengan Predikat Cumlaude

    TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Dr. Maria W. Sumarningsih, S.Pd., M.Ed., resmi menyandang gelar doktor setelah menuntaskan studi Program Doktor Manajemen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

    Meraih IPK 3,91 dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude, Dr. Maria W. Sumarningsih menjadi lulusan doktor ke-89 dari program tersebut.

    Yudisium berlangsung di Ruang Rapat FEB UKSW, Selasa (22/04/2025), dipimpin oleh Dekan FEB UKSW Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA., dan dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen pembimbing, tim penguji, serta tamu undangan dari mitra dan pemerintah daerah.

    Dr. Maria dikenal sebagai pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan juga aktif sebagai konsultan sumber daya manusia.

    Dalam disertasinya yang berjudul “Belajar Adaptasi Lintas Budaya: Studi pada Ekspatriat di Indonesia”, Dr. Maria mengangkat isu strategis yang relevan dalam dinamika global saat ini.

    Penelitian ini tidak hanya menyajikan wawasan empiris mengenai faktor-faktor yang memengaruhi adaptasi lintas budaya, kinerja, dan niat tinggal para ekspatriat di Indonesia, tetapi juga menyuguhkan pedoman praktis bagi perusahaan dalam merancang strategi ekspatriasi yang adaptif dan berkelanjutan.

    Disertasi ini membuka perspektif baru dalam kajian adaptasi lintas budaya di negara berkembang, dan menegaskan bahwa keberhasilan ekspatriat tak hanya ditentukan oleh faktor individu, tetapi juga oleh interaksi kompleks antara aspek personal, sosial, dan lingkungan eksternal.

    “Dari disertasi ini menunjukkan bahwa kecerdasan budaya, kecerdasan emosional, pengalaman internasional, dan pelatihan lintas budaya memiliki pengaruh signifikan terhadap pengalaman lintas budaya ekspatriat,” ungkapnya.

    Dr. Maria menyelesaikan disertasi ini di bawah bimbingan Profesor Christantius Dwiatmadja, S.E., M.E., Ph.D., dan Profesor Dr. Agus Sugiarto, S.Pd., M.M., dengan tim penguji yang terdiri atas Prof. Ir. Lieli Suharti, M.M., Ph.D., dan Profesor Gatot Sasongko, S.E., M.S.

    Dalam sambutannya, Dekan FEB UKSW menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah akhir, tetapi awal baru dalam pengabdian dan karya.

    “Selamat untuk pencapaiannya, ini adalah sebuah berkat. Kami berharap para alumni FEB terus berkarya dan menjadi berkat bagi gereja, bangsa, dan negara,” ujarnya.

    Sementara itu, Profesor Christantius, turut memberikan apresiasi atas kerja keras dan komitmen Dr. Maria. “Ini adalah bukti dari kesungguhan dan ketekunan dalam menjalani proses akademik. Semoga disertasi ini bermanfaat secara luas,” ungkapnya.

    Ucapan selamat dan apresiasi juga disampaikan oleh Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin, yang turut hadir dalam acara tersebut. Ia menyebut disertasi ini sebagai karya yang relevan dan penting bagi Indonesia.

    “Salatiga adalah contoh nyata akulturasi budaya, di mana perbedaan menjadi kekuatan. Kami berharap Dr. Maria bisa menjadi agen perubahan dan ikut berkontribusi membangun Salatiga dengan perspektif dan semangat baru,” katanya. (*)

  • Survey Penilaian Integritas KPK Melorot, Surabaya Jadi Kota Rentan Korupsi

    Survey Penilaian Integritas KPK Melorot, Surabaya Jadi Kota Rentan Korupsi

    Surabaya (beritajatim.com) – Kota Surabaya kini resmi masuk dalam kategori zona merah dalam Survei Penilaian Integritas (SPI) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tahun 2024. Penurunan skor yang signifikan dari tahun sebelumnya membuat Surabaya dinilai sebagai daerah dengan risiko tinggi terhadap praktik korupsi.

    Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya, Imam Syafi’i, mengaku terkejut dengan temuan tersebut. Di menjelaskan, hasil SPI tahun ini menunjukkan skor Surabaya anjlok dari 79,57 pada 2023 menjadi 72,11 pada 2024, yang berarti berada di zona merah atau kategori rentan korupsi menurut standar KPK.

    “Ya, jadi kemarin saya mendapat kabar ya. Kabar itu kemudian saya follow up dengan membuka website-nya KPK. Ternyata cukup mengagetkan yang dulu SPI KPK Kota Surabaya itu itu tahun 2023 79,57 sekarang turun menjadi 72,11 Ini turunnya agak banyak,” kata Imam di Surabaya, Selasa (6/5/2025).

    Penurunan SPI ini cukup ironis, sebab di saat yang sama skor Monitoring Center for Prevention (MCP) Kota Surabaya justru meningkat dari 97 menjadi 98. MCP sendiri merupakan indikator yang diisi langsung oleh pemerintah daerah sebagai bentuk laporan preventif pencegahan korupsi. “Yang MCP alhamdulillah kita naik. Di situ kita sudah bagus, termasuk yang terbaik lah kalau di Jawa Timur,” ujar mantan jurnalis ini.

    Namun, politisi NasDem ini menyebutkan hasil kontras antara hasil MCP yang tinggi dengan SPI yang anjlok. Dia pun menduga adanya potensi ketidaksesuaian atau bahkan manipulasi data dalam laporan MCP karena diisi langsung oleh pihak Pemkot Surabaya. “Pemkot itu kan kalau MCP itu yang ngisi angka-angka itu Pemkot sendiri. Artinya bisa juga itu ‘mensiasati’. Tapi mudah-mudahan enggak,” tegasnya.

    SPI sendiri disusun berdasarkan survei eksternal KPK terhadap elemen masyarakat seperti pengusaha, kontraktor, media, dan mahasiswa. Oleh karena itu, hasilnya dianggap lebih representatif terhadap persepsi dan realitas integritas birokrasi pemerintah.

    “Yang SPI itu penilaiannya karena survei, jadi KPK itu menanyai pihak-pihak yang terlibat. Mestinya antara SPI dan MCP tidak boleh berbeda kalau sama-sama objektif,” jelas Imam.

    Karena nilai SPI yang rendah tersebut, Surabaya gagal masuk dalam 10 besar kota besar dengan indeks integritas tertinggi di Indonesia. Surabaya bahkan kalah dari kota-kota seperti Yogyakarta, Denpasar, Salatiga, dan Tegal. “Ini harus dijelaskan oleh Pemkot. Kenapa MCP-nya naik, tapi SPI-nya malah turun. Itu membingungkan,” kata Imam.

    Dalam rincian SPI yang diperolehnya dari laman resmi KPK, beberapa indikator utama menunjukkan skor yang rendah. Misalnya, pengelolaan barang dan jasa (PBJ) hanya meraih 74,17, jauh di bawah skor ideal. Padahal, sektor ini dikenal rawan korupsi karena menyangkut pengadaan proyek dan anggaran publik. “Yang kecil justru pengelolaan PBJ ini. Ini harus dijadikan kompas petunjuk bagi Pemkot untuk memperbaiki yang kurang-kurang,” tegasnya lagi.

    Selain PBJ, indikator lain yang dinilai seperti integritas pelaksanaan tugas (80,09), pengelolaan anggaran (78,6), sosialisasi antikorupsi (81,26), dan transparansi (91,04) masih berada di atas batas aman, namun tetap harus dievaluasi. “Syukur kalau nilai buruk tapi kenyataannya baik. Tapi akan lebih baik kalau hasilnya objektif dan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan nyata,” pungkasnya.[asg/kun]

  • Jadwal Pemakaman Gus Alam Meninggal Hari Ini, Dimakamkan di Ponpes Al-Fadlu 2 Brangsong Kendal

    Jadwal Pemakaman Gus Alam Meninggal Hari Ini, Dimakamkan di Ponpes Al-Fadlu 2 Brangsong Kendal

    Jadwal Pemakaman Gus Alam Meninggal Hari Ini, Dimakamkan di Ponpes Al-Fadlu 2 Brangsong Kendal

    TRIBUNJATENG.COM – Inilah jadwal pemakaman Gus Alam.

    KH Alamudin Dimyati Rois atau akrab disapa Gus Alam meninggal dunia pada Selasa, 6 Mei 2025 pukul 05.40 WIB.

    Kabar duka ini menyelimuti warga Nahdliyin dan masyarakat Kendal.

    Jenazah akan disalatkan di Masjid Al Muttaqin, Kaliwungu.

    Setelah itu, Gus Alam dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Al-Fadlu 2, Srogo, Brangsong, Kendal, seusai salat Asar.

    Sebelum dimakamkan, pelepasan jenazah direncanakan dilakukan dari Pondok Jagalan.

    Gus Alam meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di KM 316 Tol Pemalang-Batang, pada Jumat, 2 Mei 2025 sekitar pukul 02.19 WIB.

    Saat itu, beliau dalam perjalanan pulang usai menghadiri pengajian Jumat Wage di Pondok Pesantren Alfadlu 4, Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Brebes.

    Mobil Toyota Innova H 1980 CM yang ditumpangi Gus Alam menabrak bagian belakang truk Fuso K 1344 K.

    Kecelakaan itu tergolong parah.

    Dua orang penumpang, Beliya Malkan dan Vica Novitasari, meninggal dunia di tempat kejadian.

    MENINGGAL – Kabar duka, Alamudin Dimyati Rois atau akrab disapa Gus Alam meninggal dunia seusai mengalami kecelakaan di tol Pemalang Jawa Tengah beberapa waktu lalu.  (istimewa/tribunjateng)

    Sementara Gus Alam dan Arya Maulana mengalami luka berat.

    Gus Alam kemudian dirawat di RS Budi Rahayu Pekalongan dalam kondisi kritis.

    Ia mengalami cedera kepala sedang, patah tulang pergelangan tangan kanan, luka di jari manis, serta robek di pelipis kiri.

    Setelah beberapa hari dirawat, nyawanya tidak tertolong.

    Semasa hidup, Gus Alam dikenal sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PKB yang aktif.

    Ia mewakili Dapil Jawa Tengah I, yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Kendal.

    Ia adalah putra dari KH Dimyati Rois, tokoh ulama besar dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu Wal Fadhilah Kaliwungu, Kendal.

    Selain itu, Gus Alam juga mendirikan dan mengasuh Al-Fadlu Wal Fadhilah 2 sejak tahun 2017.

    Kronologi Kecelakaan

    Kronologi kecelakaan maut di ruas Tol Tol Pemalang-Batang.

    Dalam kejadian ini total korban berjumlah empat orang.

    Dua di antaranya tewas sedangkan dua yang lain luka-luka.

    Di antara korban luka adalah Alamudin Dimyati Rois (45) atau akrab disapa Gus Alam.

    Gus Alam merupakan putra ulama KH Dimyati Rois, pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadllu Wal Fadhilah Kendal. 

    Saat ini ia tercatat sebagai anggota DPR RI.

    Kecelakaan tepatnya terjadi di KM 316+000 A Tol Pemalang-Batang, atau yang masuk di wilayah Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jumat (2/5/2025) pukul 02.19 WIB.

    Empat korban merupakan sopir dan penumpang Toyota Innova yang melaju kencang dan menghantam truk Fuso

    Manajer Teknik dan Operasi tol Pemalang-Batang Yulian Fundra Kurnianto saat dihubungi Tribunjateng membenarkan adanya kejadian tersebut.

    Pihaknya menceritakan, peristiwa terjadi saat Toyota Innova bernopol H 1980 CM melaju dari arah Brebes menuju Kaliwungu di lajur dua dengan kecepatan sekitar 100 km/jam.

    “Truk Fuso bermuatan besi dengan nomor polisi K 1344 K saat itu berada di lajur satu dan melaju dengan kecepatan sekitar 60 km/jam,” kata Manajer Teknik dan Operasi tol Pemalang-Batang Yulian Fundra.

    Diduga, pengemudi Innova, Beliya Malkan, mengalami microsleep. Akibatnya, kendaraan oleng ke kiri dan menabrak bagian samping truk Fuso.

    Benturan keras membuat, Innova mengalami kerusakan parah pada bagian depan dan berhenti di bahu luar dalam posisi menghadap ke Timur.

    “Kecelakaan ini menewaskan dua orang di tempat, yakni Beliya Malkan (pengemudi Innova) dan seorang penumpang bernama Vica Novitasari, warga Ngaliyan, Semarang.”

    “Sementara dua penumpang lainnya, Ariya Maulana (37) asal Semarang dan Alamudin Dimyati Rois (45) asal Kendal, mengalami luka berat dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit berbeda,” imbuhnya.

    Pihaknya menambahkan, bahwa kondisi jalan dalam keadaan baik, tanpa lubang atau kerusakan yang memengaruhi kendaraan.

    “Kecelakaan murni disebabkan oleh faktor pengemudi yang diduga mengantuk. Tidak ada kerusakan aset jalan tol,” jelasnya. 

    (*)

     

  • 3
                    
                        Dirawat Setelah Kecelakaan di Tol Pemalang, Gus Alam Meninggal Dunia
                        Regional

    3 Dirawat Setelah Kecelakaan di Tol Pemalang, Gus Alam Meninggal Dunia Regional

    Dirawat Setelah Kecelakaan di Tol Pemalang, Gus Alam Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    KENDAL, KOMPAS.com
    – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),
    Alamudin Dimyati Rois
    atau yang akrab disapa Gus Alam, meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan intensif pascakecelakaan maut di tol Pemalang.
    Kabar duka tersebut dikonfirmasi oleh kerabat almarhum, Ali Nahdhodin, pada Selasa (6/5/2025).
    “Gus Alam
    kapundut
    sekitar jam 05.30 WIB,” ujar Ali kepada
    Kompas.com
    melalui pesan WhatsApp, Selasa.
    Ali menambahkan, jenazah putra dari KH. Dimyati Rois tersebut saat ini masih berada di Rumah Sakit Budi Rahayu, Pekalongan, tempat Gus Alam dirawat sejak insiden kecelakaan.
    “Masih di rumah sakit,” tambahnya.
    Sebelumnya, kondisi Gus Alam sempat dilaporkan membaik meski belum sadarkan diri.
    Dok. Polres Pemalang TKP: Personel Polres Pemalang menunjukkan mobil yang ditumpangi Anggota DPR RI Alamudin Dimyati Rois yang terlibat kecelakaan di tol Pemalang, Jateng, Jumat (2/5/2025) dini hari.
     
    Ketua DPW PKB Jawa Tengah, Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf, pada Senin (5/5/2025) menyebutkan bahwa Gus Alam masih menjalani perawatan di ruang ICU dan dalam pengawasan ketat tim medis.
    “Semakin membaik,” ujar Gus Yusuf saat itu.
    “Dalam pengawasan intensif dokter,” lanjutnya.
    Namun, meski secara medis menunjukkan kemajuan, Gus Alam belum bisa diajak berkomunikasi.
    “Belum (belum bisa diajak berkomunikasi),” ungkap Gus Yusuf.
    Ia pun sempat mengajak masyarakat untuk mendoakan kesembuhan Gus Alam.
    “Mohon doanya,” pintanya.
    Gus Alam mengalami luka serius dalam kecelakaan yang terjadi di ruas tol Pemalang–Batang, Km 315+900 jalur A, Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (2/5/2025) dini hari.
    Mobil Toyota Innova yang ditumpanginya menghantam truk fuso dari belakang.
    Dua asistennya, Vicka Novitasari dan Muhamad Balya, tewas di tempat, sementara Gus Alam menderita luka berat di bagian kepala dan tangan.
    Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Kendal, Mahfud Sodiq, menyampaikan duka mendalam atas kepergian Gus Alam.
    “Gus Alam adalah panutan kami. Dia salah satu tokoh yang ikut membesarkan PKB. Saya dan teman-teman PKB merasa kehilangan,” tuturnya.
    Alamudin Dimyati Rois lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, pada 26 Desember 1980.
    Ia merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro Semarang.
    Gus Alam telah empat kali terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah I (Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Salatiga), mulai periode 2009–2014 hingga 2024–2029.
    Putra dari ulama karismatik KH. Dimyati Rois ini dikenal ramah dan religius.
    Ia mendirikan Pondok Pesantren Al-Fadllu Wal Fadhilah 2 di Srogo, Sidorejo, Kecamatan Patebon, Kendal pada tahun 2017.
    Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Syuro DPW PKB Jawa Tengah dan Wakil Ketua Garda Bangsa.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perputaran uang Rp300 juta sehari, DPRD Salatiga tolak relokasi Pasar Pagi

    Perputaran uang Rp300 juta sehari, DPRD Salatiga tolak relokasi Pasar Pagi

    Sumber foto: Pranoto/elshinta.com.

    Perputaran uang Rp300 juta sehari, DPRD Salatiga tolak relokasi Pasar Pagi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 05 Mei 2025 – 20:58 WIB

    Elshinta.com – DPRD Kota Salatiga, Jawa Tengah menolak rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga yang akan merelokasi atau memindah Pasar Pagi di Jalan Jenderal Sudirman Salatiga ke Pasar Rejosari. Komisi B DPRD Kota Salatiga juga  merekomendasikan penolakan relokasi Pasar Pagi kepada Pemkot Salatiga. 

    Ketua DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit mengatakan, perputaran uang dan perekonomian di Pasar Pagi mencapai Rp300 juta sehari.  Dance meminta  rencana Pemkot Salatiga memindahkan Pasar Pagi ke Pasar Rejosari dikaji ulang karena dikhawatirkan akan menurunkan perputaran ekonomi.  

    “Jika harus dipindah secara psikologi pedagang tidak keberatan, namun terlebih dahulu harus dilakukan kajian terkait sarana prasarana Pasar  Rejosari memadai atau tidak seperti areal parkir yang sempit dan berada di tepi jalur utama Semarang-Solo,” jelasnya, Jumat (2/5/2025). 

    Wali Kota Salatiga Robby Hernawan  mengatakan, relokasi Pasar Pagi di Jalan Jenderal Sudirman Salatiga ke Pasar Rejosari dalam  upaya penataan pasar dan pedagang tidak banyak mengeluarkan restribusi. 

    “Selain itu kota juga lebih tertata rapi. Pemindahan Pasar Pagi untuk kepentingan yang lebih besar, yakni penataan pasar lebih baik,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Pranoto, Senin (5/5).

    Sebelumnya perwakilan pedagang Pasar Pagi sudah menemui DPRD Kota Salatiga dan Wali Kota Salatiga tentang penolakan pemindahan Pasar Pagi ke Pasar Rejosari karena Pasar Pagi juga berkontribusi untuk PAD Salatiga.

    Sumber : Radio Elshinta

  • 4
                    
                        Kampus UKSW Salatiga Bergolak, Mahasiswa dan Dosen Gelar Demonstrasi Besar-besaran
                        Regional

    4 Kampus UKSW Salatiga Bergolak, Mahasiswa dan Dosen Gelar Demonstrasi Besar-besaran Regional

    Kampus UKSW Salatiga Bergolak, Mahasiswa dan Dosen Gelar Demonstrasi Besar-besaran
    Tim Redaksi
    SALATIGA, KOMPAS.com –
    Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mengalami gejolak setelah mahasiswa dan dosen dari tiga fakultas melakukan aksi demonstrasi dengan agenda masing-masing.
    Ribuan mahasiswa dan dosen dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) menuntut peningkatan
    fasilitas perkuliahan
    dengan mengenakan kaus berwarna biru.
    Mereka membawa spanduk dan mobil yang dilengkapi
    sound system
    , serta melakukan orasi sambil berjalan kaki menuju kampus di Jalan Kartini dari kampus di Jalan Diponegoro.
    Dekan FTI,
    Prof. Danny Manongga
    , mengungkapkan bahwa fasilitas yang ada saat ini tidak memadai untuk menunjang perkuliahan.
    “Kita fakultas besar, menyumbang banyak pendapatan. Tapi yang ada saat ini, fasilitas internet saja amburadul,” ujarnya, Senin (5/5/2025).
    Danny juga menyoroti bahwa banyak usulan kegiatan dan peningkatan fasilitas yang diajukan fakultas, termasuk rencana promosi, dicoret oleh Rektor.
    “Karena itu, kami juga minta ada audit keuangan,” tambahnya.
    Ia menilai perilaku arogansi dari pimpinan UKSW telah menciptakan keresahan di kalangan mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik.
    “Kami bahkan menilai FTI ini dijadikan sapi perah oleh pimpinan melalui tindakan penggunaan anggaran yang tidak berpihak pada sivitas akademika FTI UKSW,” paparnya.
    Lebih lanjut, Danny meminta pimpinan UKSW untuk menghentikan tindakan arogansi dan membina komunikasi yang baik.
    Ia juga menekankan perlunya revitalisasi fasilitas di FTI, pengelolaan keuangan yang berpihak pada kepentingan sivitas akademika, serta pengelolaan beasiswa yang transparan dan adil.
    Klemens Imanuel, Ketua Senat Mahasiswa FTI UKSW, menambahkan bahwa sebagai fakultas dengan mahasiswa terbanyak, fasilitas di FTI sangat tidak memadai.
    “Kampus kami terpisah dengan kampus induk, bahkan letaknya di perbukitan. Koneksi WIFI-nya sangat buruk. Padahal ini fakultas teknologi, kalau internet dan komputer saja tidak menunjang, bagaimana mahasiswanya bisa kritis, kreatif, dan inovatif,” ungkapnya.
    Sementara itu, mahasiswa dan dosen dari Fakultas Hukum dan Fakultas Teologi juga melakukan demonstrasi di kampus Jalan Diponegoro.
    Mereka menyoroti perilaku arogan pimpinan UKSW yang menciptakan suasana tidak nyaman di kampus.
    Sebelumnya, pada Jumat (2/5/2025), mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum UKSW melakukan demonstrasi di area kampus dan
    longmarch
    sejauh lebih kurang satu kilometer menuju kantor Rektorat di Kampus UKSW Kartini.
    Koordinator aksi, Rezky Passiuola, menjelaskan bahwa demonstrasi dilakukan sebagai respons terhadap kesewenang-wenangan rektorat.
    “Kami selama ini sudah diam melihat polah pimpinan universitas, namun dengan adanya pergantian dekan dan jajaran, mahasiswa FH satu suara menyatakan menolak,” ungkapnya.
    Rezky menyoroti penggantian pejabat lama, termasuk Dekan Prof. Dr. Umbu Rauta dan beberapa kepala program studi, yang menurutnya janggal.
    “SK Rektor per tanggal 30 April 2025 tersebut dikeluarkan pada pukul 23.00 WIB dan langsung berlaku pada 1 Mei 2025. Penggantian itu tidak mencerminkan nilai-nilai Satya Wacana yang mengedepankan keadilan dan moralitas,” tegasnya.
    Aksi demonstrasi ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan sivitas akademika UKSW dan menuntut perhatian serius dari pimpinan universitas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ular Dua Meter Bersembunyi di Dekat Area Main Anak-anak di Salatiga
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        4 Mei 2025

    Ular Dua Meter Bersembunyi di Dekat Area Main Anak-anak di Salatiga Yogyakarta 4 Mei 2025

    Ular Dua Meter Bersembunyi di Dekat Area Main Anak-anak di Salatiga
    Tim Redaksi
    SALATIGA, KOMPAS.com
    – Berniat bersih-bersih di area perumahan, seorang petugas kebersihan malah menemukan ular berukuran besar.
    Ular yang bersembunyi di rerumputan tersebut akhirnya dievakuasi petugas Damkar Kota
    Salatiga
    .
    Asih Budi Lestari, Kepala Seksi Pemadaman dan Penyelamatan pada Bidang Damkar Kota Salatiga, mengatakan ular yang diamankan petugas adalah jenis
    sanca kembang
    dengan panjang dua meter.
    “Tidak ada laporan ular tersebut memangsa ternak warga, untuk persembunyian ular diperkirakan di sekitar semak-semak,” ujarnya, Minggu (4/5/2025).
    Budi menjelaskan,
    evakuasi ular
    tersebut berdasarkan laporan warga.
    Pada Minggu (4/5/2025) pukul 16.41 WIB, seorang petugas kebersihan perumahan sedang melaksanakan bersih-bersih di area bawah Perum Graha Veteran, Jalan Karangkepoh II, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
    “Saat itu, dia melihat ada ular besar bersembunyi di rerumputan. Lalu warga dari perumahan tersebut mendatangi Markas Damkar Kota Salatiga untuk meminta bantuan evakuasi,” kata Budi.
    Menurut Budi, pertimbangan ular dievakuasi karena tempat bersembunyi ular tersebut dekat dengan taman bermain untuk anak-anak.
    “Demi
    keamanan warga
    dan anak-anak, akhirnya ular tersebut dievakuasi,” ungkapnya.
    Budi menambahkan, meski tidak ada kesulitan saat mengevakuasi ular sanca tersebut, petugas sempat kewalahan.
    Ada tiga petugas yang bekerja keras menangkap ular tersebut.
    Dia mengimbau warga untuk selalu waspada dan rutin membersihkan lingkungan agar tidak ada hewan liar yang masuk ke area permukiman warga.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Mahasiswa dan Dosen FH UKSW Demo Tolak Pergantian Dekan, Tuding Rektorat Sewenang-wenang
                        Regional

    9 Mahasiswa dan Dosen FH UKSW Demo Tolak Pergantian Dekan, Tuding Rektorat Sewenang-wenang Regional

    Mahasiswa dan Dosen FH UKSW Demo Tolak Pergantian Dekan, Tuding Rektorat Sewenang-wenang
    Tim Redaksi
    SALATIGA, KOMPAS.com –
    Ratusan mahasiswa dan dosen Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (
    UKSW
    )
    Salatiga
    melakukan demonstrasi di area kampus dan longmarch sejauh kurang lebih satu kilometer ke kantor Rektorat yang berada di Kampus UKSW Kartini, Jumat (2/5/2025).
    Dalam aksinya, selain melakukan orasi mahasiswa juga menempelkan selebaran yang berisikan ketidakpuasan atas pergantian dekan dan jajarannya yang dilakukan oleh Rektor UKSW.
    Para mahasiswa dan dosen FH UKSW kompak mengenakan pakaian berwarna hitam.
    Koordinator aksi, Rezky Passiuola mengatakan demonstrasi dilakukan karena kesewenang-wenangan rektorat.
    “Kami selama ini sudah diam melihat polah pimpinan universitas, namun dengan adanya pergantian dekan dan jajaran, mahasiswa FH satu suara menyatakan menolak,” ungkapnya.
    Pejabat lama yang diberhentikan, yakni:
    “Menurut kami janggal. Karena SK Rektor per tanggal 30 April 2025 tersebut dikeluarkan pada pukul 23.00 WIB dan langsung berlaku pada 1 Mei 2025. Penggantian itu tidak mencerminkan nilai-nilai Satya Wacana yang mengedepankan keadilan dan moralitas,” kata Rezky.
    Menurutnya, mahasiswa yang melakukan demo bukanlah penggemar dekan ataupun jajaran yang diganti.
    “Secara personal kami tidak memiliki keterkaitan, hanya kami tidak ingin ada penyalahgunaan kekuasaan di kampus ini,” ungkapnya.
    Rezky menyatakan dampak pergantian tersebut pasti akan dirasakan oleh mahasiswa.
    “Karena itu kami menolak pergantian dekan dan akan berjuang agar mereka dikembalikan ke jabatannya,” paparnya.
    Sementara dosen FH UKSW Krisna Djaja Darumurti mengatakan, setiap keputusan pasti memiliki dampak baik dan buruk.
    “Namun keputusan pergantian dekan yang dilakukan mendadak ini tidak hanya itu, tapi juga memiliki daya rusak,” ujarnya.
    “Alasannya adalah pergantian dekan dan jajaran itu tidak melalui pertimbangan rasional. Dan ini yang akhirnya disadari oleh mahasiswa hingga kemudian mereka bergerak dan melakukan aksi hari ini,” kata Krisna.
    Krisna menyampaikan, keputusan Rektor UKSW ini menganggu proses perkuliahan mahasiswa.
    “Karena tentu setelah aksi ini, akan ada aksi lanjutan. Sehingga karena mereka menyuarakan kebenaran yang diyakininya, mereka tidak kuliah, ada suasana tidak nyaman karena pergantian ini,” paparnya.
    Menurutnya, agar situasi kondusif tercipta lebih baik Rektor UKSW mencabut surat keputusan penggantian Dekan FH UKSW dan jajaran.
    “Itu sejalan dengan kebenaran yang disuarakan mahasiswa Fakultas Hukum,” kata Krisna.
    Sementara Rektor UKSW Prof Intyas Utami saat dikonfirmasi melalui ponsel terkait tuntutan mahasiswa dan dosen FH UKSW belum memberikan respons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • FBS UKSW Rayakan Hari Kartini, Hari Bumi, dan Hari Buku dalam Simfoni Aksi dan Refleksi

    FBS UKSW Rayakan Hari Kartini, Hari Bumi, dan Hari Buku dalam Simfoni Aksi dan Refleksi

    TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Dalam semangat merayakan ketiga peringatan penting yang berlangsung berurutan, Hari Kartini (21 April), Hari Bumi (22 April), dan Hari Buku dan Hak Cipta (23 April), Program Studi S1 Sastra Inggris (Sasing) dan S1 Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menggelar sebuah rangkaian kegiatan yang menyatukan seni, sastra, dan kepedulian terhadap Ibu Pertiwi, Sabtu (26/04/2025).

    Bertajuk “Merajut Sastra dan Seni, Merawat Ibu Pertiwi,” kegiatan ini diselenggarakan di Pendopo dan Mini Theater DPRD Kota Salatiga sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis ke-24 FBS UKSW.

    Kegiatan ini diikuti puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan perwakilan lembaga terkait seperti Komunitas Salatiga Peduli, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, serta Wecakala Garda Lingkungan UKSW.

    Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Salatiga Drs. Valentino T. Hariwibowo, M.M, dan Kepala Dinas Pendidikan Salatiga Nunuk Dartini, S. Pd., M.Si.

    Dalam pelaksanaan kegiatan ini, nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan, literasi, serta kesetaraan gender diolah dalam harmoni seni dan sastra dengan menyuguhkan talk show, workshop ecopoetry, hingga parade musikalisasi puisi. Kolaborasi antara prodi Sastra Inggris dan Seni Musik ini menjadi bentuk nyata semangat lintas disiplin yang berakar pada kepedulian terhadap bumi, perempuan, dan pengetahuan.

    Suara Perempuan dalam Seni dan Sastra

    Mengawali rangkaian, talk show bertema “Perempuan dan Alam dalam Seni-Sastra” menghadirkan Manager of International Relations Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Agus Dwi Hastutik, S.S., sebagai narasumber. Diskusi hangat ini dimoderatori oleh Wakil Dekan FBS Dr. Deta Maria Sri Darta, M. Hum., yang mengajak peserta untuk merefleksikan bagaimana sastra dan seni dapat menjadi media perjuangan dalam isu lingkungan dan kesetaraan.

    Dalam paparannya, Agus Dwi Hastutik menekankan bahwa krisis iklim adalah isu global yang sangat berdampak pada komunitas akar rumput, terutama perempuan. “Perempuan memiliki peran sentral dan sebagai garda terdepan sebagai dalam menjaga bumi. Mereka adalah penjaga dan pengelola sumber daya, dan penyambung nilai-nilai adat,” tegas Agus Dwi Hastutik yang merupakan alumni Prodi Sastra Inggris FBS ini. 

    Ia mendorong generasi muda untuk membangun kesadaran kritis dan aktif terlibat dalam komunitas atau gerakan lingkungan. “Sebagai mahasiswa, milikilah pemikiran yang kritis, peka terhadap apa yang terjadi di sekitar, dan jangan menjadi apatis terhadap isu-isu lingkungan,” pesannya. Dalam kesempatan itu, ia juga berbagi bahwa selama berkuliah di FBS, ia dibekali keterampilan berbahasa Inggris serta kemampuan berpikir kritis, dua bekal penting yang terus ia terapkan dalam dunia kerja.

    Seusai talk show, para peserta mengikuti Workshop Penulisan Eco Poetry, sebuah ruang kreatif yang membuka kesempatan untuk menuangkan kepedulian terhadap bumi melalui untaian puisi. Karya-karya yang dihasilkan kemudian dipresentasikan, dan ke depannya akan dihimpun menjadi sebuah buku karya mahasiswa.

    Kegiatan dilanjutkan dengan Parade Musikalisasi Puisi bertajuk “Kidung Senja Ibu Pertiwi” yang digelar di Mini Theater DPRD. Mahasiswa Seni Musik dan Sastra Inggris berkolaborasi dalam menghidupkan karya yang telah dibuat Prodi Sastra Inggris lewat alunan nada dan suara. Beberapa karya merupakan adaptasi dari buku karya mahasiswa Sastra Inggris yang nantinya akan didaftarkan hak ciptanya.

    Sinergi untuk Kota dan Negeri

    Dekan FBS UKSW, Drs. Agastya Rama Listya, M.S.M., Ph.D., menyampaikan bahwa pemilihan lokasi di luar kampus merupakan strategi agar kegiatan ini lebih menjangkau masyarakat luas. “Ini adalah kesempatan emas untuk menyatukan semangat Kartini, cinta bumi, dan literasi dalam satu wadah. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat Salatiga,” ujarnya.

    Membuka kegiatan ini, Kepala Kesbangpol Kota Salatiga Drs. Valentino T. Hariwibowo, M.M, turut menyampaikan apresiasinya. “Kami menyambut baik prakarsa mahasiswa ini. Merawat bumi dan menjunjung kesetaraan gender adalah isu global, dan kami bangga bahwa Salatiga turut menjadi bagian dari percakapan ini,” katanya.

    Sementara itu, Koordinator Kegiatan, Dr. Purwanti Kusumaningtyas, M.Hum., menegaskan bahwa kegiatan ini adalah perwujudan tema besar Dies Natalis FBS: merajut kekuatan antar prodi dan menjangkau elemen masyarakat. “Kami ingin memperkuat pesan bahwa perayaan ini bukan sekadar simbolik, tetapi juga aksi nyata. Kami bersyukur mendapat dukungan dari komunitas, dinas-dinas terkait, dan sekolah-sekolah di Salatiga,” ujarnya.

    Ruang Inspirasi dan Aksi

    Mahasiswa Sastra Inggris FBS, Mahadewi Kayla Kusuma, menyebut bahwa kegiatan ini sangat inspiratif. “Sebagai mahasiswa sastra, saya melihat kegiatan ini sebagai bekal penting untuk mengimplementasikan nilai sastra dalam dunia kerja. Yang paling menarik adalah bagaimana perempuan dari berbagai usia memainkan peran penting dalam merawat bumi,” tuturnya. Rinaldy, mahasiswa lainnya, menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan menjaga bumi, seraya mengingat kembali keterlibatannya dalam gerakan 1.000 penanaman pohon di Merbabu pada tahun 2023.

    Kegiatan ini membuktikan bahwa sastra dan seni bukan hanya wacana, tetapi bisa menjadi kekuatan transformasi sosial. Kegiatan ini juga menjadi bukti dukungan UKSW dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, SDGs ke-5 kesetaraan gender, SDGs ke 13 penanganan perubahan iklim, SDGs 15 menjaga ekosistem daratan, dan SDGs 17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Salam Satu Hati UKSW! (*)

  • UKSW Luncurkan Pre-University Course untuk Mahasiswa Timor Leste, Perkuat Kerja Sama Internasional

    UKSW Luncurkan Pre-University Course untuk Mahasiswa Timor Leste, Perkuat Kerja Sama Internasional

    TRIBUNJATENG.COM – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui peluncuran program Pre-University Course (PUC) untuk mahasiswa Timor Leste.

    Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (28/04/2025) di Balairung Universitas dan Rumah Noto, menandai tonggak baru dalam kerja sama pendidikan lintas negara yang telah terjalin sejak era 1970-an.

    Program PUC dirancang khusus untuk membekali mahasiswa Timor Leste yang akan menempuh studi di UKSW, dengan fokus pada penguasaan bahasa Indonesia untuk keperluan akademik, keterampilan belajar, literasi digital, hingga penguatan dasar-dasar akademis lainnya.

    Peluncuran ini dimotori oleh Direktorat Kerja Sama (DIKER) bersama Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), khususnya Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris, dengan dukungan penuh dari pimpinan universitas.

    Dalam sambutannya, Ketua Project Management Unit (PMU) Profesor Dr. (H.C.) Willi Toisuta, Ph.D., menegaskan bahwa keterlibatan UKSW dalam pembangunan Timor Leste merupakan bagian dari panggilan sejarah yang panjang dan penuh tanggung jawab. 

    “Sejak dekade 1970-an, UKSW telah berkontribusi dalam perencanaan pembangunan daerah Timor Leste dan hingga kini banyak lulusan kami yang memegang posisi strategis, baik sebagai rektor, menteri, maupun ketua badan akreditasi nasional,” ungkap Profesor Willy yang juga merupakan Rektor UKSW Periode 1983-1993.

    Ia menambahkan bahwa kerja sama ini kini berlanjut melalui penguatan pendidikan bahasa Indonesia untuk kebutuhan umum dan akademik, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia di Dili.

    Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian (WR KK) UKSW Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy dalam pidatonya saat membuka secara resmi kegiatan ini, menyampaikan rasa syukur dan tekad kuat universitas untuk terus memperluas jejaring kerja sama internasional. 

    “Hari ini kita menanam benih strategis untuk masa depan. Pre-University Course ini adalah langkah penting tidak hanya untuk Timor Leste, tetapi juga bagi kontribusi UKSW dalam diplomasi pendidikan Indonesia,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa Timor Leste akan menjadi bagian penting dari komunitas UKSW dan berpeluang menerima berbagai program beasiswa, termasuk dalam skema beasiswa SWIS (Satya Wacana International Scholarship).

    Pendampingan sukses

    Direktur DIKER Dr. Toar Sumakul, S.Pd, M.A., menjelaskan bahwa PUC merupakan program pendampingan komprehensif, mencakup tahap pre dan post-studi. “Kami tidak hanya membekali mereka sebelum memasuki perkuliahan, tetapi juga akan mendampingi mereka hingga sukses menyelesaikan studi,” paparnya. Program ini berlangsung selama sepuluh minggu dan ke depan akan dibuka lebih luas bagi seluruh mahasiswa Timor Leste di Indonesia.

    Sebagai bagian penguatan program, disampaikan Dr. Toar bahwa atas inisiasi UKSW pekan depan dijadwalkan pembukaan resmi program Bahasa Indonesia Tujuan Akademik (BITA) di Kedutaan Besar Indonesia di Dili, Timor Leste, yang akan dihadiri langsung oleh Rektor dan jajaran universitas.

    Program ini diikuti oleh sepuluh mahasiswa Timor Leste yang tercatat sebagai peserta PUC angkatan pertama. Mereka berasal dari berbagai program studi, mulai dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI), dengan Chester Alexandro Cardoso yang mengambil S1 Teknik Informatika dan Chrysander Razvanito Ivano Moniz Cardoso yang memilih S1 Bisnis Digital. Dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), terdapat Lou Manuela Claudia Belo de Castro, Elvis da Costa Pinto, dan Nenci Maria Sofia Sarmento yang mengambil S1 Ilmu Keperawatan. Sementara itu, dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM), Celciana da Costa Silva terdaftar di program S1 Hubungan Internasional. Dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), terdapat Jesnia Madalena Gomes Ximenes yang memilih S1 Seni Musik, serta Geovanio Inacio Barros yang terdaftar di S1 Pendidikan Bahasa Inggris. Adapun Jessie Angel Marçal Zega yang memilih S1 Psikologi Fakultas Psikologi, dan Juvencia Alves Rocha dari S1 Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Selain itu, empat mahasiswa Timor Leste angkatan 2024 juga turut hadir dalam acara ini. Saat ini, terdapat 21 mahasiswa aktif asal Timor Leste yang tengah menempuh pendidikan di UKSW di berbagai fakultas. Acara ini juga turut dihadiri oleh dosen dari FTI, FIK, FISKOM, dan FBS.

    Dalam sesi berbagi kesan, Jesnia Madalena Gomes Ximenes dari Program Studi Seni Musik FBS mengungkapkan rasa syukurnya bergabung di UKSW. “Saya sangat senang, suasana di UKSW sejuk dan orang-orangnya ramah. Saya ingin belajar musik secara mendalam untuk mengembangkan industri musik di Timor Leste,” tuturnya. Sementara itu, Chester Alexandro Cardoso dari Program Studi Teknik Informatika FTI, menyampaikan harapannya untuk meningkatkan keterampilan dan memperluas jejaring pertemanan selama masa studi di UKSW.

    Melalui peluncuran PUC, UKSW tidak hanya menegaskan kiprahnya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan, tetapi juga memperluas panggung pengabdiannya di ranah global, menjadi mitra strategis dalam membangun generasi masa depan Timor Leste. 

    Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (*)