kab/kota: Roma

  • Paus Fransiskus Beri Bantuan Alat Medis saat ke Vanimo Papua Nugini

    Paus Fransiskus Beri Bantuan Alat Medis saat ke Vanimo Papua Nugini

    Jakarta

    Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, berkunjung ke salah satu daerah terpencil, Vanimo, di Papua Nugini. Dalam kunjungan itu, Paus Fransiskus mengirimkan perlengkapan medis dan bantuan lainnya.

    Dilansir Reuters, Minggu (8/9/2024), Paus Fransiskus menempuh perjalanan sejauh 1.000 km (620 mil) menggunakan pesawat kargo C-130 yang disediakan oleh Angkatan Udara Kerajaan Australia. Paus Fransiskus tiba bersama rombongan kecil di Vanimo, sebuah kota kecil berpenduduk sekitar 12.000 orang di sudut barat laut pulau utama PNG, tanpa air bersih dan listrik yang langka.

    Paus Fransiskus yang berusia 87 tahun itu membawa ratusan kilogram barang untuk membantu mendukung penduduk setempat. Hal itu disampaikan juru bicara Vatikan Matteo Bruni.

    Bruni mengatakan barang-barang itu termasuk berbagai obat-obatan, pakaian, mainan dan alat musik untuk anak-anak sekolah.

    Paus Fransiskus mengunjungi negara dengan 600 pulau tersebut sebagai bagian dari lawatannya selama 12 hari ke empat negara di Asia Tenggara dan Oseania, yang merupakan lawatan terpanjang selama 11 tahun masa kepausannya.

    Dia datang ke Vanimo atas undangan para misionaris lokal dari Institut Katolik Inkarnate Word. Paus Fransiskus memuji keindahan alam Vanimo.

    “Anda melakukan sesuatu yang indah, dan penting bagi Anda untuk tidak ditinggalkan sendirian,” kata Fransiskus kepada kerumunan orang, yang diperkirakan oleh Vatikan berjumlah 20.000 orang, yang terdiri dari para misionaris dan umat Katolik dari Vanimo dalam sebuah pertemuan di luar paroki katedral berpanel kayu berlantai satu di kota itu.

    Di Vanimo, Paus meminta umat Katolik setempat untuk bekerja “mengakhiri perilaku yang merusak seperti kekerasan, perselingkuhan, eksploitasi, penyalahgunaan alkohol dan narkoba, kejahatan yang memenjarakan dan merampas kebahagiaan begitu banyak saudara dan saudari kita,” ujarnya.

    Pendeta Tomas Ravaioli, salah seorang misionaris, mengatakan ia tidak percaya Paus benar-benar datang ke Vanimo.

    “Ia menepati janjinya untuk datang,” kata pendeta itu. “Kami tidak percaya. Di usianya sekarang, ia telah melakukan upaya yang sangat besar,” kata Ravaioli.

    Sebelum menuju Vanimo, Paus Fransiskus memimpin Misa pada hari Minggu dengan sekitar 35.000 orang di sebuah tempat olahraga di Port Moresby, ibu kota negara tersebut. Ia memberi tahu penduduk setempat bahwa meskipun mereka mungkin berpikir bahwa mereka tinggal di “tanah yang jauh dan terpencil”, Tuhan dekat dengan mereka.

    Paus akan kembali ke Port Moresby pada Minggu malam setelah menghabiskan sekitar dua setengah jam di Vanimo. Dalam perjalanan pulang pergi, Paus akan terbang sekitar 2.000 km (1.200 mil) selama sekitar empat jam.

    Paus Fransiskus akan mengunjungi PNG hingga hari Senin sebagai bagian dari lawatannya yang pertama kali mencakup kunjungan ke Indonesia. Ia akan melanjutkan perjalanan ke Timor Timur, lalu Singapura sebelum kembali ke Roma pada tanggal 13 September.

    (yld/idn)

  • Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia, Biasa Antar Penumpang ke AS

    Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia, Biasa Antar Penumpang ke AS

    Jakarta

    Paus Fransiskus ke Indonesia pakai pesawat komersil, adalah fakta yang tak terbantahkan. Pesawatnya biasa antar penumpang bolak-balik Italia dan Amerika.

    Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan apostolik dan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, 3-6 September 2024. Dia sudah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (3/9/2024).

    Sri Paus terbang ke Indonesia dengan pesawat komersil ITA Airways dari jenis Airbus A330-941 atau disebut juga A339. Ini adalah pesawat komersil aktif. Hal ini terbukti dalam data yang ditelusuri detikINET dari Flightradar24, aplikasi penyedia data penerbangan sedunia.

    Pesawat Paus Fransiskus dengan nomor penerbangan khusus AZ4000 ini punya kode registrasi pesawat EI-HJS. Nah, Flightradar24 menyimpan data penerbangan EI-HJS ini dalam 7 hari terakhir sebagai berikut:

    27 Agustus 2024: AZ762 Roma-Rio de Janeiro28 Agustus 2024: AZ673 Rio de Janeiro-Roma29 Agustus 2024: AZ640 Roma-San Francisco29 Agustus 2024: AZ641 San Francisco-Roma30 Agustus 2024: AZ610 Roma-New York30 Agustus 2024: AZ611 New York-Roma2 September 2024: AZ4000 Roma-Jakarta

    Rupanya memang pesawat ITA Airways dengan kode registrasi EI HJS biasa dipakai membawa penumpang dari Roma, Italia ke sejumlah tujuan di Benua Amerika.

    Pesawat ini tidak ada jadwal penerbangan pada 31 Agustus dan 1 September 2024. Tampaknya ia diistirahatkan dan dipersiapkan untuk membawa penumpang VVIP yaitu pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia.

    Agenda Paus Fransiskus selama di Indonesia adalah menemui Presiden Jokowi dan perwakilan masyarakat Indonesia, serta acara di Kedubes Vatikan dan Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga. Itu dilakukan pada Rabu, 4 September 2024.

    Pada Kamis, 5 September 2024 ada pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal. Sore harinya ada misa suci di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Pada Jumat, 6 September 2024, Paus akan meninggalkan Indonesia dan terbang ke Papua Nugini.

    Jika perjalanan apostolik Paus Fransiskus sudah selesai, pesawat ITA Airways dengan kode registrasi EI-HJS tampaknya akan kembali ke tugas aslinya. Ia terbang mengantar penumpang dari Roma ke sejumlah kota di Benua Amerika.

    (fay/fyk)

  • Memantau Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia Pakai Flightradar24

    Memantau Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia Pakai Flightradar24

    Jakarta

    Indonesia menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Kita bisa memantau pesawatnya lewat aplikasi Flightradar24.

    Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan apostolik dan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, 3-6 September 2024. Agendanya sangat padat mulai dari bertemu Presiden Jokowi sampai dengan misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno.

    Paus terbang ke Indonesia menggunakan pesawat komersil ITA Airways. Kita bisa memantau perjalanan penerbangannya dengan aplikasi Flightradar24 seperti dicoba detikINET, Selasa (3/9/2024).

    Informasi perjalanan Paus terbuka untuk publik, sehingga kita bisa dengan mudah mencarinya. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia ini terbang dengan ITA Airways dengan nomor penerbangan AZ4000.

    Jalur penerbangan Paus Fransiskus ke Jakarta (Foto: Screenshot/Flightradar24)

    Data dari Flightradar24 menyebutkan Sri Paus terbang dengan pesawat Airbus A330-941 atau disebut juga A339. Ini adalah varian terbaru dari seri A330.

    Paus Fransiskus terbang dari Bandara Roma Fiumicino, Roma, Italia pada Senin (2/9) pukul 17.32 waktu setempat. Dia dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 11.06 WIB. Saat berita ini ditulis, pesawat sedang menuju posisi mendarat.

    Dalam data Flightradar24, Paus Fransiskus dan rombongannya terbang dari Roma melintasi Bulgaria, Turki, lalu ke Iran, Pakistan dan India. Pesawat lalu melintasi Samudra Hindia, menyusuri Selat Malaka dan ke arah Jakarta.

    Selamat datang Paus Fransiskus di Indonesia!

    (fay/fyk)

  • Paralimpiade 2024, Apa yang Menarik Diketahui?

    Paralimpiade 2024, Apa yang Menarik Diketahui?

    Jakarta

    Pesta olahraga Paralimpiade Paris dimulai 28 Agustus. Paralimpiade diharapkan akan mencatat kisah sukses seperti Olimpiade yang berakhir beberapa pekan lalu.

    “Kami sangat senang mendapati elemen keajaiban yang sama seperti Olimpiade, tetapi diterapkan dalam mode Paralimpiade, di tempat ikonik yang sama, untuk menampilkan atlet-atlet terbaik di dunia,” kata Tony Estanguet, ketua panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024.

    Tim Rusia dan Belarus boleh bertanding tanpa bendera

    Sekitar 4.000 atlet berlaga di 22 cabang olahraga di Paralimpiade, 98 atlet asal Rusia dan Belarusia juga mendapat izin bertanding. Namun karena sanksi perang Ukraina, para atlet ini hanya diperbolehkan bertanding sebagai atlet netral tanpa bendera negara asalnya.

    Tim dari kedua negara ini tidak mengikuti upacara pembukaan dan lagu kebangsaan tidak akan dimainkan jika mereka menang.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    “Mereka tidak pantas berada di sana,” kata Friedhelm Julius Beucher, Presiden Asosiasi Olahraga Penyandang Disabilitas Jerman (DBS), mengkritik pemberian izin bertanding itu.

    “Jika Olimpiade dan Paralimpiade seharusnya mengirimkan pesan perdamaian, maka agresor yang menyerang negara lain dan menyebabkan kematian serta kehancuran di negara tersebut tidak boleh diberi kesempatan untuk bersaing dengan atletnya bersama dengan atlet Ukraina.”

    Tim pengungsi terbesar di Paralimpiade

    Menurut pihak penyelenggara, beberapa hari sebelum upacara pembukaan lebih dari 50% dari sekitar 3,4 juta tiket untuk 164 kompetisi telah terjual.

    Penyelenggara telah menginvestasikan sekitar 125 juta euro selama tujuh tahun terakhir untuk menjadikan kota metropolitan Prancis lebih inklusif. Gedung-gedung publik dan transportasi lokal dibuat lebih mudah diakses. Untuk tunanetra, 10.400 modul akustik telah dipasang di perempatan jalan.

    76 tahun Paralimpiade

    Pada musim panas tahun 1948, ahli saraf Jerman Ludwig Guttmann, menyelenggarakan kompetisi pertama untuk atlet kursi roda di London, yang ia sebut Stoke Mandeville Games. Kompetisi ini menjadi cikal bakal Paralimpiade yang pertama kali diadakan di Roma pada tahun 1960 dengan diikuti 400 atlet dari 23 negara. Sejak itu, Paralimpiade diselenggarakan setiap empat tahun sekali.

    Pada tahun 1976, Paralimpiade Musim Dingin pertama dalam sejarah diadakan di Swedia, dan sejak itu juga diadakan setiap empat tahun sekali. Sejak 1988, Paralimpiade diadakan di lokasi yang sama dengan Olimpiade karena kesepakatan antara Komite Paralimpiade Internasional (IPC) dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).

    Minat media kian meningkat

    Jumlah atlet yang berpartisipasi di Paralimpiade terus meningkat, demikian juga dengan minat media. Tim Jerman sendiri akan mengerahkan 143 atlet di 18 dari 22 cabang olahraga. Paralimpiade

    “Tekanan media semakin besar dan pertanyaan dalam wawancara menjadi semakin universal,” atlet parasprinter Johannes Floors mengatakan dalam wawancara dengan DW tentang perkembangan Paralimpiade.

    Ini bukan lagi hanya tentang keterbatasan fisik seseorang, tetapi juga tentang orangnya, karakternya, motivasinya, kata juara Paralimpiade Tokyo 2021 itu. “Semakin banyak latar belakang yang menarik.”

    Bagi atlet renang dan juara dunia Elena Semechin, Paralimpiade lebih dari sekadar kompetisi olahraga. “Saya juga melihat ini sebagai duta, sebagai panutan bagi orang lain. Itulah mengapa lebih penting bagi saya untuk bisa mewakili Jerman dan olahraga kita di Olimpiade,” kata peraih medali emas di Tokyo itu dalam wawancara dengan DW.

    Lebih banyak fasilitas aksesibilitas

    “Lapangan umum, jalan, trotoar, dan tempat penyeberangan pejalan kaki dirancang sedemikian rupa agar lebih mudah diakses pengguna kursi roda,” jelas Laurent Michaud yang mengepalai Desa Olimpiade. “Ini sesuai dengan standar aksesibilitas universal yang diperlukan untuk pembangunan perkotaan baru.”

    Di Desa Olimpiade, hanya apartemen yang memiliki setidaknya satu kamar mandi ramah disabilitas yang digunakan. Di area luar ruangan, rintangan yang sulit ditandai dengan warna terang dan jalur landai untuk pengguna kursi roda dibangun di tempat kompetisi.

    Pembahasan mengenai kualitas air Sungai Seine juga akan berlanjut di Paralimpiade. Seperti halnya Olimpiade, lomba renang triathlon akan berlangsung di sungai yang berada di pusat kota Paris ini. Namun, berbeda dengan Olimpiade, tidak ada kompetisi renang perairan terbuka di Paralimpiade.

    “Tentu saja kami berharap kesuksesan,…. Tentu saja dalam perolehan medali, tetapi juga dalam penempatan posisi,” kata Karl Quade, Chef de Mission Paralimpiade, kepada DW. “Kami berharap banyak, banyak atlet di sana akan tampil sesuai kemampuan terbaik mereka.”

    (ae/yf)

    (ita/ita)

  • Masjid Istiqlal Jadi Persinggahan Pertama Paus Fransiskus di Indonesia

    Masjid Istiqlal Jadi Persinggahan Pertama Paus Fransiskus di Indonesia

    Jakarta

    Meski menderita ragam masalah kesehatan dan semakin bergantung pada kursi roda, jadwal Paus Fransiskus begitu padat selama kunjungannya ke empat negara: Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini dan Singapura.

    Ia akan memulai perjalanannya di Jakarta pada tanggal 3 September. Tanggal 4 September ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.

    Keesokan harinya, Paus Fransiskus, yang dikenal karena sangat mempromosikan dialog agama, berkunjung ke Masjid Istiqlal dan akan bertemu dengan delegasi dari Islam, Buddha, Konghucu, Hindu, Katolik, dan Protestan.

    Masjid Istiqlal, yang berarti kemerdekaan dalam bahasa Arab, adalah yang terbesar di Asia Tenggara, dengan luas lebih dari 9 hektare. Namanya selalu mengingatkan akan perjuangan melawan penjajah Belanda yang memerintah selama hampir 350 tahun.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Susuri Terowongan Silaturahmi

    Di seberang masjid tersebut terdapat Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga bergaya neogotik Katolik Roma di Jakarta. Kedekatan kedua rumah ibadah tersebut merupakan simbol bagaimana agama dapat hidup berdampingan secara damai,

    Masjid dan katedral terhubung oleh jalan bawah tanah yang dikenal sebagai “Terowongan Silaturahmi,” sepanjang sekitar 28 meter dan dibentuk seperti gerakan jabat tangan untuk melambangkan toleransi beragama. Paus diperkirakan akan berjalan melalui terowongan tersebut.

    Umar mengakui bahwa “masyarakat yang semakin plural” seperti Indonesia dapat menghadapi lebih banyak tantangan, “tetapi kita perlu tahu bahwa kita hidup bersama di bawah Tuhan.”

    Dikutip dari Associated Press, meskipun konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama, selama beberapa tahun terakhir persepsinya sebagai negara muslim moderat telah dirusak oleh intoleransi yang meluas, mulai dari tuduhan penistaan agama, hingga diskriminasi terhadap LGBTQ. Ada juga laporan tentang kekerasan terhadap minoritas agama, dan beberapa kelompok agama tidak dapat memperoleh izin pembangunan tempat ibadah.

    Cantika Syamsinur, seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang baru saja selesai salat di Masjid Istiqlal dan sedang dalam perjalanan menuju katedral, mengatakan ke kantor berita AP, bahwa ia menyambut baik kunjungan Paus dan pertemuan lintas agama tersebut. “Ada banyak agama di Indonesia dan saya harap kita saling menghormati,” ujarnya.

    Penantian panjang

    Paus Fransiskus akan menjadi pemimpin Gereja Katolik ketiga yang mengunjungi Indonesia. Perjalanan tersebut awalnya direncanakan untuk tahun 2020 tetapi dibatalkan karena pandemi COVID-19. “Empat tahun penantian itu cukup lama,” kata Susyana Suwadie yang mengepalai Museum Katedral, seraya menambahkan bahwa ia diliputi perasaan emosional saat menunggu kunjungan Paus Fransiskus. “Momen bersejarah yang penting ini akhirnya terjadi.”

    Beberapa kalangan berharap pertemuan lintas agama Paus akan mendorong perubahan di tingkat akar rumput. Thomas Ulun Ismoyo, seorang imam Katolik yang juga juru bicara Komite Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, mengatakan bahwa para pemimpin agama di Indonesia memegang peranan yang sangat penting karena massa mendengarkan mereka.

    Ia berharap kunjungan Paus “akan menghasilkan sesuatu yang baik” dan mengadvokasi dunia yang lebih baik, di mana kemanusiaan dan keadilan sosial dijunjung tinggi. Andi Zahra Alifia Masdar, seorang mahasiswa berusia 19 tahun di Jakarta, sependapat: “Kita bisa lebih menerima satu sama lain, lebih toleran, dan mampu hidup berdampingan, tidak selalu berselisih,” pungkasnya.

    ap/hp (AP, AFP)

    (ita/ita)

  • 3 Perempuan Terlupakan Tapi Berpengaruh pada Pengetahuan Soal Mesir Kuno

    3 Perempuan Terlupakan Tapi Berpengaruh pada Pengetahuan Soal Mesir Kuno

    Jakarta

    Pada era 1800-an, tiga perempuan mengubah pengetahuan dan pemahaman khalayak luas tentang Mesir Kuno untuk selamanya. Namun, mengapa warisan mereka masih diabaikan?

    Pada tahun 1864, penulis perjalanan asal Inggris, Lucie Duff Gordon, berdiri di rumahnya di atas Kuil Luxor. Ia memandang ke luar jendela di seberang tepi barat Sungai Nil yang mengarah ke pegunungan Libya.

    Wajahnya disengat sinar matahari kala mendengarkan hiruk-pikuk suara unta yang melenguh, keledai yang meringkik, dan anjing yang menggonggong dari bawah rumahnya.

    Ia sedang merindukan keluarganya yang telah dia tinggalkan di London ketika sedang memulihkan diri dari gejala tuberkulosis di tengah cuaca gurun Mesir yang panas.

    Lucie tinggal di di Maison de France atau Rumah Prancis, yang dibangun oleh pasukan militer di daerah tersebut sekitar tahun 1815. Dia sangat mencintai rumah yang disebutnya sebagai “Istana Theban” dan menulis surat kepada keluarganya dari balkonnya setiap hari.

    Surat-surat dari Mesir ini, yang secara rinci menceritakan kesehariannya di negara tersebut, diterbitkan setahun kemudian ke dalam sebuah buku.

    Di situ, Lucie menuliskan dengan sangat detail dan gamblang mengenai kondisi politik di Mesir, adat istiadat, serta hubungannya dengan tetangga-tetangganya di Mesir.

    Kisah perjalanan dan kehidupan Lucie di Mesir sebagai seorang perempuan Inggris yang mandiri segera menginspirasi pelancong perempuan lain untuk mengikuti jejaknya.

    Setidaknya lebih dari satu dekade kemudian, novelis Amelia Edwards, yang tergerak oleh pengalaman Lucie, mengunjungi Mesir dan menerbitkan catatan perjalanan terlarisnya berjudul A Thousand Miles up the Nile.

    Karya Amelia, pada gilirannya, membangkitkan minat Emma Andrews, seorang pelancong Amerika kaya yang memajukan arkeologi di Mesir pada awal abad ke-20 dengan mendanai puluhan penggalian makam – banyak di antaranya masih dipelajari hingga saat ini.

    Meskipun ketiga perempuan ini awalnya bepergian ke negara itu sebagai turis, masing-masing memberikan dampak yang mendalam pada Egyptology (studi ilmiah tentang Mesir Kuno).

    Dan dengan melakukan itu, mereka tidak hanya membentuk pandangan kita tentang salah satu peradaban terpenting di dunia kuno, tapi juga menggambarkan bagaimana wisatawan bepergian ke Mesir pada pergantian abad ke-20.

    AlamyTulisan Amelia Edwards yang menggugah dan ilustrasi yang hidup menarik banyak wisatawan ke Mesir.

    Dari November 1873 hingga Maret 1874, Amelia dan rekannya Lucy Renshaw berlayar menyusuri Sungai Nil dengan perahu kecil, Philae.

    Mereka mengunjungi semua situs yang direkomendasikan dalam panduan perjalanan Murray: piramida Giza; piramida Saqqara; pemakaman Beni Hasan; kuil Dendera; kuil-kuil di Luxor; Lembah Para Raja dan makam-makam lain di Thebes; ditambah situs-situs di Esna, Aswan, dan Abu Simbel.

    Kegiatan untuk melestarikan situs-situs ini belum dimulai, jadi sebagian besar tempat yang mereka kunjungi rusak. Amelia berniat mengubahnya.

    Pada bulan Maret itu, para perempuan ini tinggal beberapa minggu di Luxor. Amelia tertarik dengan bekas rumah yang sempat ditinggali Lucie Duff Gordon.

    Namun, saat dia melihat tumpukan batu bata di atas kuil, ia terkejut dengan kondisinya.

    Setelah nyaris ambruk karena diterjang banjir dari Sungai Nil, rumah kesayangan Lucie yang disebut sebagai “istana Theban” kini hampir tidak layak huni.

    Amelia lantas memanjat masuk dan menuju jendela, melihat ke luar sungai dan dataran Theban di sisi lain.

    Menyaksikan apa yang dilihat Lucie, Amelia menulis bahwa pemandangan itu, “memperindah ruangan dan menyulap reyotnya rumah ini menjadi sangat elok”.

    Baca juga:

    Ia bermimpi bahwa dia bisa tinggal di sana: “Andai saja saya memiliki pemandangan yang indah ini, dengan keindahan cahaya, warna, dan ruang yang tak terbatas, serta sejarah dan misterinya… selalu ada di depan jendelaku”.

    Itu adalah satu-satunya perjalanan Amelia ke Mesir, tapi catatan perjalanannya yang puitis mengundang banyak pelancong perempuan lainnya ke negara tersebut.

    Diterbitkan pada tahun 1877, A Thousand Miles up the Nile akan menjadi salah satu buku perjalanan terlaris sepanjang masa.

    Isi buku itu sebagian berupa jurnal perjalanan dan sebagian lagi sejarah yang diteliti dengan baik. Narasi Amelia sangat jelas menggambarkan pemandangan di sepanjang Sungai Nil.

    Akan tetapi, Amelia tidak hanya merekomendasikan pengunjung untuk berhenti melihat monumen dan situs-situs yang ada; dia menganjurkan pelestarian tempat-tempat itu kepada generasi mendatang.

    Baca juga:

    Popularitas bukunya secara efektif menjadikan piramida Giza, Lembah Para Raja, dan makam-makam lain yang sekarang terkenal sebagai tempat persinggahan penting bagi para pelancong yang ingin ke Mesir untuk 50 tahun ke depan.

    Tapi yang lebih penting dari itu, jangkauan buku Amelia yang luas di antara para sarjana, telah menghasilkan penelitian atau kajian dari situs-situs tersebut hingga sekarang.

    Keberhasilan buku Amelia juga mendorongnya untuk ikut mendirikan Egypt Exploration Society (EES) pada 1882.

    Terinspirasi oleh tujuannya melakukan eksplorasi guna melestarikan monuman di Mesir, ESS mengumpulkan dana dari para donatur untuk penggalian.

    Para donatur ini, yang sebagian besar berasal dari kelas menengah Inggris, menerima laporan penggalian dan lokasinya setiap tahun. Laporan-laporan ini -yang berisi peta, daftar, gambar, dan pengetahuan baru- telah mendidik dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang Mesir Kuno selama hampir 150 tahun.

    AlamyBuku Amelia Edwards juga mendorong paket liburan lengkap ke Mesir.

    Buku A Thousand up the Nile juga secara bersamaan mendorong dan diuntungkan oleh munculnya paket liburan yang menawarkan wisata arkeologi.

    Dimulai pada tahun 1855, perusahaan perjalanan dengan nama yang sama milik pengusaha Inggris, Thomas Cook, mulai mengajak orang-orang untuk berlibur dengan paket lengkap di seluruh Eropa.

    Karena populer di kalangan kelas menengah atas dan aristokrat, paket wisata ini mendorong orang-orang untuk bepergian ke destinasi seperti Athena dan Roma – tidak hanya menjelajahi budaya kontemporer mereka, tapi juga menyaksikan monumen-monumen kuno mereka serta mempelajari pentingnya sejarah mereka.

    Jadi Anda menghabiskan banyak uang untuk liburan, demikian argumennya, Anda harus belajar dari tempat-tempat itu dan mendukung ekonomi lokal juga.

    Perusahaan Thomas Cook melebarkan sayapnya ke Mesir pada tahun 1869, menyediakan wisata arkeologi di Afrika Utara untuk masyarakat umum – dan bagi perempuan yang ingin melancong sendiri dengan aman.

    Baca juga:

    Pada akhir tahun 1880-an, perusahaan Cook memandu lebih dari 5.000 orang menyusuri Sungai Nil setiap tahun -menjejaki perjalanan Amelia kala itu.

    Berkat popularitas liburan pelancong itu, perusahaan Cook pun memegang kendali atas perjalanan perahu menelusuri Sungai Nil untuk semua pengunjung.

    Di tahun 1889, kira-kira 15 tahun setelah Amelia meninggalkan Mesir, Emma Andrews dan pasangannya Theodore Davis (dua jutawan Amerika dan kolektor arkeologi) tiba di Mesir dengan membawa buku Amelia serta beberapa brosur Cook.

    Pasangan itu adalah anggota cabang EES di Amerika, yang telah menyebar ke Amerika Serikat hanya beberapa tahun setelah didirikan.

    Terinspirasi oleh catatan perjalanan Amelia, mereka segera menyewa dan melengkapi rumah perahu pribadinya untuk melakukan perjalanan pertama menyusuri sungai.

    Baca juga:

    Brosur Cook dan buku A Thousand Miles up the Nile memandu pasangan ini saat mereka berlayar ke hulu dan kemudian kembali ke hilir Sungai Nil.

    Mereka berhenti di semua lokasi yang disarankan Amelia (dan brosur Cook).

    Seperti Lucie Duff Gordon dan Amelia sebelumnya, mereka langsung jatuh cinta dengan Mesir. Pasangan ini lantas melakukan perjalanan ke hulu Sungai Nil setiap tahun selama 25 tahun setelahnya.

    Mereka adalah turis arkeologi sejati: anggota kelas atas yang ingin berlibur sambil mempelajari situs-situs kuno yang mereka temui.

    Keduanya juga membeli artefak kuno, mengumpulkan koleksi mereka sendiri.

    Emma mengaku terinspirasi oleh perjalanannya sendiri dan nasihat Amelia dari catatannya yang berisi: “Kita selalu belajar dan selalu ada lebih banyak yang harus dipelajari; kita selalu mencari dan selalu ada lebih banyak yang harus ditemukan.”

    Dari tahun 1900 hingga mereka meninggalkan Mesir pada 1914, Emma dan Davis akan membayar dan secara pribadi menggali sekitar 25 hingga 30 makam di Lembah Para Raja, termasuk beberapa penyelidikan arkeologi paling penting di negara tersebut.

    AlamyEmma Andrews dan rekannya membayar dan menggali sekitar 25 hingga 30 makam di Lembah Para Raja, termasuk makam Yuya dan Thuya.

    Undang-undang penggalian di Mesir pada saat itu mengharuskan sebagan besar artefak disimpan di Museum Kairo, sedangkan duplikatnya menjadi milik pribadi pelindung atau arkeolog.

    Pada tahun 1905, pasangan Emma dan Davis serta kru mereka menemukan makam nomor 46, makam Yuya dan Thuya, orang tua Ratu Tiye (istri pertama Firaun Amenhotep III) serta kakek buyut Tutankhamun.

    Kala itu, makam ini adalah makam Mesir yang paling terawat yang pernah ditemukan, dengan sebagian besar peralatan pemakaman masih ada di dalamnya.

    Penutup peti mati yang menakjubkan masih dipajang di Kairo dan kereta perang yang utuh – yang kedua dari jenisnya pernah ditemukan – berada tepat di belakang mereka.

    Artefak-artefak tersebut penting, tapi buku harian Emma sangat penting bagi pengetahuan kita tentang situs-situs tersebut.

    Baca juga:

    Catatannya memberikan penjelasan rinci tentang aktivitasnya dan Davis selama seperempat abad.

    Dia sangat cermat mencatat penggalian yang dilakukan mereka, lengkap dengan peta dan laporan harian tentang pengunjung maupun artefak yang mereka temukan.

    Davis menggunakan banyak buku harian Emma dalam laporan situsnya yang diterbitkan sendiri, tapi tidak pernah memberikan penghargaan yang pantas kepada Emma.

    Namun yang terpenting, Emma memasukkan dalam catatannya orang-orang yang diabaikan oleh begitu banyak penulis pria: pekerja Mesir, pedagang barang antik, kapten kapal dan awak kapal.

    Bagi Emma, itu semua adalah dasar untuk memahami sejarah Mesir selama berabad-abad.

    AlamyEmma Edwards menyumbangkan sebagian besar koleksinya ke Museum Seni Metropolitan Kota New York namun tidak pernah mendapatkan penghargaan yang layak atas karyanya.

    Warisan Emma masih tersimpan di Museum Seni Metropolitan Kota New York.

    Dia dan Davis masing-masing menyumbangkan sebagian besar koleksi mereka – lebih dari 1.600 artefak Mesir – dan kekayaan mereka ke Museum Seni Metropolitan.

    Setiap tahun, jutaan pengunjung melihat artefak tersebut, seperti guci kanopik dari makam kontroversial KV 55.

    Tapi akibat dari aktivitas penggalian Davis yang buruk, para arkeolog masih belum bisa menyimpulkan siapa yang menyimpan sisa-sisa mumi di dalamnya.

    Di Museum itu juga terdapat botol air berhias yang telah dipugar dari prosesi pemakaman Raja Tutankhamun, salah satu dari sedikit artefak Tutankhamun di luar Mesir.

    Hasil kerja Emma bahkan membuat fragmen-fragmen kehidupan dan kematian Mesir kuno ini bisa diakses oleh para sarjana dan anak-anak sekolah, dan memberikan pandangan ‘langka’ kepada negara Barat tentang bagaimana orang Mesir kuno menghormati orang yang telah mati.

    Ketertarikan dan pemahaman kita soal Mesir kuno sekarang sebagian besar dipengaruhi oleh tiga perempuan yang terlupakan ini.

    Seperti halnya para pelancong sekaligus arkeolog pria, karya mereka tidak lepas dari kontroversi: mereka adalah orang-orang yang relatif kaya bisa bepergian, menetap, dan mendapatkan keuntungan secara profesional dari Mesir dengan memindahkan artefak kuno dari tanah air bersejarah mereka.

    Namun, warisan mereka yang sering diabaikan telah meletakkan dasar ilmu pengetahuan Mesir Kuno modern dan memengaruhi pemahaman kita tentang ‘dunia kuno’ sejak awal mulanya.

    Kathleen Sheppard adalah seorang profesor di Fakultas Sejarah dan Ilmu Politik di Missouri S&T dan penulis buku Women in the Valley of the Kings.

    Artikel ini dapat Anda baca dalam versi bahasa Inggris berjudul The female travellers who shaped the ancient world pada BBC Travel

    (ita/ita)

  • Pemerintahan Baru Inggris Beri Lampu Hijau Jika ICC Tangkap Netanyahu

    Pemerintahan Baru Inggris Beri Lampu Hijau Jika ICC Tangkap Netanyahu

    Jakarta

    Inggris di bawah pemerintahan baru yang dipimpin Partai Buruh, akan memiliki sikap berbeda dengan sebelumnya soal Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah menangkap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu telah diduga melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir The Guardian, Selasa (9/7/2024), pada tahun 2021 lalu, ICC memutuskan bahwa meskipun Palestina bukan negara berdaulat, ICC memiliki yurisdiksi atas dugaan pelanggaran Statuta Roma, piagam fundamental ICC, di wilayah Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.

    Dalam pengajuan kepada ICC yang disampaikan pemerintahan sebelumnya di bawah mantan PM Rishi Sunak, Inggris menyebut ICC tidak memiliki yurisdiksi atas warga negara Israel. Upaya London menghalangi ICC merilis perintah penangkapan itu diajukan pada 10 Juni lalu, namun baru diungkap dua minggu lalu oleh ICC.

    Majelis pra-peradilan ICC memberikan waktu kepada Inggris hingga 12 Juli untuk mengajukan gugatan secara penuh. Namun kini tampaknya sangat kecil kemungkinannya bahwa pemerintahan baru Inggris akan meneruskan gugatan itu, sehingga menghilangkan potensi penundaan untuk keputusan ICC soal perintah penangkapan tersebut.

    PM Keir Starmer Batalkan Upaya Sunak

    Pemerintahan baru Inggris yang dipimpin PM Keir Starmer dilaporkan akan membatalkan upaya, yang diajukan pemerintahan sebelumnya, untuk menunda ICC dalam mengambil keputusan dalam menerbitkan surat perintah penangkapan bagi Netanyahu.

    Perkembangan terbaru ini mencuat ketika Starmer mengatakan kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, bahwa dirinya meyakini rakyat Palestina memiliki hak yang tidak bisa disangkal atas negara Palestina.

    Dalam percakapan telepon dengan Abbas pada Minggu (7/7) waktu setempat, Starmer berbicara soal “penderitaan yang berkelanjutan dan hilangnya banyak nyawa” di Jalur Gaza.

    Dia juga berbicara via telepon dengan Netanyahu untuk menguraikan kebutuhan yang “jelas dan mendesak” bagi gencatan senjata di Jalur Gaza.

    “Dia menambahkan bahwa penting juga untuk memastikan kondisi jangka panjang bagi solusi dua negara yang sudah ada, termasuk memastikan Otoritas Palestina memiliki sarana keuangan untuk beroperasi secara efektif,” demikian seperti disampaikan otoritas London membahas percakapan Starmer dan Abbas.

    Dalam percakapan telepon itu, Starmer juga menyebut situasi di perbatasan utara Israel, di mana pasukan Tel Aviv terlibat serangan lintas perbatasan dengan Hizbullah, “sangat memprihatinkan” dan “penting bagi semua pihak untuk bertindak dengan hati-hati”.

    Para pejabat Partai Buruh menjelaskan bahwa mereka terus meyakini jika ICC, yang berkedudukan di Den Haag, memiliki yurisdiksi atas Jalur Gaza.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Soal Palestina

    Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (9/7/2024), Starmer berbicara via telepon dengan Abbas dan Netanyahu pada Minggu (7/7) waktu setempat. Dalam percakapan telepon itu, Starmer pada dasarnya membahas hal yang tidak jauh berbeda, yakni soal mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Namun secara khusus, menurut juru bicara Downing Street atau kantor PM Inggris, Starmer membahas soal komitmen negaranya dalam mengakui negara Palestina sebagai bagian dari proses yang menghasilkan solusi dua negara berdampingan dengan Israel.

    Starmer menyebut pengakuan bagi negara Palestina merupakan “hak yang tidak bisa disangkal bagi rakyat Palestina”.

    “Perdana Menteri memberikan informasi kepada Presiden Abbas mengenai prioritas-prioritas mendesaknya, termasuk mengamankan gencatan senjata, pemulangan para sandera, peningkatan dan percepatan bantuan kemanusiaan, dan dukungan keuangan untuk Otoritas Palestina,” demikian pernyataan yang dirilis kantor PM Inggris.

    “Membahas pentingnya reformasi, dan memastikan legitimasi internasional bagi Palestina, Perdana Menteri mengatakan bahwa kebijakannya sejak lama soal pengakuan untuk berkontribusi pada proses perdamaian tidak berubah, dan itu adalah hak rakyat Palestina yang tidak bisa disangkal,” imbuh pernyataan itu.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

  • Pemerintahan Baru Inggris Beri Lampu Hijau Jika ICC Tangkap Netanyahu

    Pemerintahan Baru Inggris Beri Lampu Hijau Jika ICC Tangkap Netanyahu

    Jakarta

    Inggris di bawah pemerintahan baru yang dipimpin Partai Buruh, akan memiliki sikap berbeda dengan sebelumnya soal Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah menangkap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu telah diduga melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir The Guardian, Selasa (9/7/2024), pada tahun 2021 lalu, ICC memutuskan bahwa meskipun Palestina bukan negara berdaulat, ICC memiliki yurisdiksi atas dugaan pelanggaran Statuta Roma, piagam fundamental ICC, di wilayah Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.

    Dalam pengajuan kepada ICC yang disampaikan pemerintahan sebelumnya di bawah mantan PM Rishi Sunak, Inggris menyebut ICC tidak memiliki yurisdiksi atas warga negara Israel. Upaya London menghalangi ICC merilis perintah penangkapan itu diajukan pada 10 Juni lalu, namun baru diungkap dua minggu lalu oleh ICC.

    Majelis pra-peradilan ICC memberikan waktu kepada Inggris hingga 12 Juli untuk mengajukan gugatan secara penuh. Namun kini tampaknya sangat kecil kemungkinannya bahwa pemerintahan baru Inggris akan meneruskan gugatan itu, sehingga menghilangkan potensi penundaan untuk keputusan ICC soal perintah penangkapan tersebut.

    PM Keir Starmer Batalkan Upaya Sunak

    Pemerintahan baru Inggris yang dipimpin PM Keir Starmer dilaporkan akan membatalkan upaya, yang diajukan pemerintahan sebelumnya, untuk menunda ICC dalam mengambil keputusan dalam menerbitkan surat perintah penangkapan bagi Netanyahu.

    Perkembangan terbaru ini mencuat ketika Starmer mengatakan kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, bahwa dirinya meyakini rakyat Palestina memiliki hak yang tidak bisa disangkal atas negara Palestina.

    Dalam percakapan telepon dengan Abbas pada Minggu (7/7) waktu setempat, Starmer berbicara soal “penderitaan yang berkelanjutan dan hilangnya banyak nyawa” di Jalur Gaza.

    Dia juga berbicara via telepon dengan Netanyahu untuk menguraikan kebutuhan yang “jelas dan mendesak” bagi gencatan senjata di Jalur Gaza.

    “Dia menambahkan bahwa penting juga untuk memastikan kondisi jangka panjang bagi solusi dua negara yang sudah ada, termasuk memastikan Otoritas Palestina memiliki sarana keuangan untuk beroperasi secara efektif,” demikian seperti disampaikan otoritas London membahas percakapan Starmer dan Abbas.

    Dalam percakapan telepon itu, Starmer juga menyebut situasi di perbatasan utara Israel, di mana pasukan Tel Aviv terlibat serangan lintas perbatasan dengan Hizbullah, “sangat memprihatinkan” dan “penting bagi semua pihak untuk bertindak dengan hati-hati”.

    Para pejabat Partai Buruh menjelaskan bahwa mereka terus meyakini jika ICC, yang berkedudukan di Den Haag, memiliki yurisdiksi atas Jalur Gaza.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Soal Palestina

    Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (9/7/2024), Starmer berbicara via telepon dengan Abbas dan Netanyahu pada Minggu (7/7) waktu setempat. Dalam percakapan telepon itu, Starmer pada dasarnya membahas hal yang tidak jauh berbeda, yakni soal mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Namun secara khusus, menurut juru bicara Downing Street atau kantor PM Inggris, Starmer membahas soal komitmen negaranya dalam mengakui negara Palestina sebagai bagian dari proses yang menghasilkan solusi dua negara berdampingan dengan Israel.

    Starmer menyebut pengakuan bagi negara Palestina merupakan “hak yang tidak bisa disangkal bagi rakyat Palestina”.

    “Perdana Menteri memberikan informasi kepada Presiden Abbas mengenai prioritas-prioritas mendesaknya, termasuk mengamankan gencatan senjata, pemulangan para sandera, peningkatan dan percepatan bantuan kemanusiaan, dan dukungan keuangan untuk Otoritas Palestina,” demikian pernyataan yang dirilis kantor PM Inggris.

    “Membahas pentingnya reformasi, dan memastikan legitimasi internasional bagi Palestina, Perdana Menteri mengatakan bahwa kebijakannya sejak lama soal pengakuan untuk berkontribusi pada proses perdamaian tidak berubah, dan itu adalah hak rakyat Palestina yang tidak bisa disangkal,” imbuh pernyataan itu.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

  • PM Baru Inggris Tak Akan Halangi ICC Tangkap Netanyahu

    PM Baru Inggris Tak Akan Halangi ICC Tangkap Netanyahu

    London

    Pemerintahan baru Inggris, yang kini dipimpin Partai Buruh, diperkirakan tidak akan menghalangi Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu atas dugaan kejahatan perang di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir The Guardian, Selasa (9/7/2024), pemerintahan baru Inggris yang dipimpin PM Keir Starmer dilaporkan akan membatalkan upaya, yang diajukan pemerintahan sebelumnya, untuk menunda ICC dalam mengambil keputusan dalam menerbitkan surat perintah penangkapan bagi Netanyahu.

    Perkembangan terbaru ini mencuat ketika Starmer mengatakan kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, bahwa dirinya meyakini rakyat Palestina memiliki hak yang tidak bisa disangkal atas negara Palestina.

    Dalam percakapan telepon dengan Abbas pada Minggu (7/7) waktu setempat, Starmer berbicara soal “penderitaan yang berkelanjutan dan hilangnya banyak nyawa” di Jalur Gaza.

    Dia juga berbicara via telepon dengan Netanyahu untuk menguraikan kebutuhan yang “jelas dan mendesak” bagi gencatan senjata di Jalur Gaza.

    “Dia menambahkan bahwa penting juga untuk memastikan kondisi jangka panjang bagi solusi dua negara yang sudah ada, termasuk memastikan Otoritas Palestina memiliki sarana keuangan untuk beroperasi secara efektif,” demikian seperti disampaikan otoritas London membahas percakapan Starmer dan Abbas.

    Dalam percakapan telepon itu, Starmer juga menyebut situasi di perbatasan utara Israel, di mana pasukan Tel Aviv terlibat serangan lintas perbatasan dengan Hizbullah, “sangat memprihatinkan” dan “penting bagi semua pihak untuk bertindak dengan hati-hati”.

    Para pejabat Partai Buruh menjelaskan bahwa mereka terus meyakini jika ICC, yang berkedudukan di Den Haag, memiliki yurisdiksi atas Jalur Gaza.

    Dalam pengajuan kepada ICC yang disampaikan pemerintahan sebelumnya di bawah mantan PM Rishi Sunak, Inggris menyebut ICC tidak memiliki yurisdiksi atas warga negara Israel. Upaya London menghalangi ICC merilis perintah penangkapan itu diajukan pada 10 Juni lalu, namun baru diungkap dua minggu lalu oleh ICC.

    Majelis pra-peradilan ICC memberikan waktu kepada Inggris hingga 12 Juli untuk mengajukan gugatan secara penuh. Namun kini tampaknya sangat kecil kemungkinannya bahwa pemerintahan baru Inggris akan meneruskan gugatan itu, sehingga menghilangkan potensi penundaan untuk keputusan ICC soal perintah penangkapan tersebut.

    Dalam gugatan hukumnya, otoritas London sebelumnya mempertanyakan apakah ICC bisa memerintahkan penangkapan warga negara Israel. Kementerian Luar Negeri Inggris sebelumnya juga mengatakan bahwa otoritas Palestina tidak memiliki yurisdiksi atas warga negara Israel berdasarkan perjanjian Oslo, dan akibatnya, mereka tidak bisa mentransfer yurisdiksi kepada ICC.

    Pada tahun 2021 lalu, ICC memutuskan bahwa meskipun Palestina bukan negara berdaulat, ICC memiliki yurisdiksi atas dugaan pelanggaran Statuta Roma, piagam fundamental ICC, di wilayah Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.

    Lihat juga Video ‘Rishi Sunak Ucapkan Selamat ke PM Baru Inggris Keir Starmer’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Zelensky Ungkap Presiden China Janji Tak Akan Jual Senjata ke Rusia

    Zelensky Ungkap Presiden China Janji Tak Akan Jual Senjata ke Rusia

    Roma

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan dirinya telah mendapat penegasan dari Presiden China Xi Jinping bahwa Beijing tidak akan menjual senjata ke Rusia, yang berperang dengan Kyiv selama dua tahun terakhir.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (14/6/2024), Zelensky menyebut penegasan itu didapatnya saat dirinya berbicara via telepon dengan Xi beberapa waktu terakhir. Dia tidak menyebut lebih lanjut soal kapan tepatnya percakapan telepon dengan Presiden China itu terjadi.

    Dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di sela-sela KTT G7 di Italia, pada Kamis (13/6) waktu setempat, Zelensky mengungkapkan penegasan yang diberikan Xi itu ke publik.

    “Saya telah melakukan percakapan tegas dengan pemimpin China. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan menjual senjata apa pun ke Rusia,” tutur Zelensky dalam bahasa Inggris.

    “Kita lihat saja apakah dia orang terhormat atau bukan, karena dia telah memberikan janjinya kepada saya,” imbuhnya.

    Biden menimpali ketika Zelensky selesai berbicara dalam konferensi pers tersebut.

    “Omong-omong, China tidak memasok senjata, tapi (memasok) kemampuan untuk memproduksi senjata-senjata tersebut dan teknologi yang tersedia untuk melakukannya, jadi China pada faktanya membantu Rusia,” ujar Biden dalam konferensi pers yang sama.

    Zelensky kemudian mengatakan bahwa jika Kyiv dan Beijing memiliki pandangan yang sama mengenai perdamaian, maka akan ada dialog di antara keduanya, dan jika China memiliki pandangan alternatif, mereka bisa mempersiapkan “formula perdamaian” alternatif.

    Pemimpin Ukraina ini telah mempromosikan visinya untuk perdamaian di negaranya, yang disebutnya sebagai “formula perdamaian”.

    Swiss dijadwalkan menjadi tuan rumah bagi delegasi-delegasi internasional dari puluhan negara dan organisasi pada akhir pekan ini dalam pertemuan puncak yang bertujuan membawa perdamaian di Ukraina.

    Percakapan telepon antara Zelensky dan Xi yang terakhir kali diketahui publik adalah pada April 2024 lalu, dan itu menjadi satu-satunya percakapan telepon di antara kedua pemimpin sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)