kab/kota: Roma

  • AS-Iran Bahas Perjanjian Nuklir, Trump Ancam Aksi Militer Jika Gagal

    AS-Iran Bahas Perjanjian Nuklir, Trump Ancam Aksi Militer Jika Gagal

    Jakarta,CNBC Indonesia – Iran dan Amerika Serikat memulai putaran baru perundingan nuklir di Roma pada Sabtu (19/4/2025) untuk menyelesaikan kebuntuan mereka selama puluhan tahun. Perundingan ini dilanjutkan di bawah bayang-bayang ancaman Presiden Donald Trump untuk melancarkan aksi militer jika diplomasi gagal.

    Laporan Reuters menyebut Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan utusan Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff akan berunding secara tidak langsung melalui seorang pejabat Oman yang akan menyampaikan pesan-pesan antara kedua belah pihak.

    Pejabat dari kedua negara belum mengadakan negosiasi langsung sejak 2015 di bawah mantan Presiden AS Barack Obama.

    Araqchi mengatakan Iran selalu berkomitmen pada diplomasi dan meminta “semua pihak yang terlibat dalam pembicaraan untuk memanfaatkan kesempatan guna mencapai kesepakatan nuklir yang masuk akal dan logis”.

    “Kesepakatan semacam itu harus menghormati hak-hak sah Iran dan mengarah pada pencabutan sanksi yang tidak adil terhadap negara sambil mengatasi keraguan apa pun tentang program nuklirnya,” kata Araqchi seperti dikutip oleh media pemerintah Iran.

    Sebelumnya, ia mengatakan bahwa Iran yakin mereka bisa mencapai kesepakatan mengenai program nuklirnya dengan AS asalkan Washington bersikap realistis.

    “Roma menjadi ibu kota perdamaian dan dialog,” tulis Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani di X. “Saya mendorong (Araqchi) untuk mengikuti jalur negosiasi melawan senjata nuklir. Harapan pemerintah Italia adalah bahwa semua pihak bersama-sama dapat menemukan solusi positif untuk Timur Tengah.”

    Sementara itu, Trump mengatakan kepada wartawan pada Jumat: “Saya mendukung Iran tak lagi memiliki senjata nuklir. Mereka tidak dapat memiliki senjata nuklir. Saya ingin Iran menjadi besar, makmur, dan hebat.”

    Trump menghidupkan kembali kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari.

    Washington ingin Iran menghentikan produksi uranium yang diyakininya ditujukan untuk membuat bom atom.

    Sementara Teheran, yang selalu menyatakan bahwa program nuklirnya bersifat damai, mengatakan bersedia menegosiasikan beberapa pembatasan sebagai imbalan atas pencabutan sanksi, tetapi menginginkan jaminan yang kuat bahwa Washington tidak akan mengingkarinya lagi.

    Sejak 2019, Iran telah melanggar dan melampaui batas kesepakatan 2015 mengenai pengayaan uraniumnya. Negara tersebut terus menghasilkan stok uranium yang jauh di atas ambang batas yang menurut Barat diperlukan untuk program energi sipil.

    (hsy/hsy)

  • AS-Iran Gelar Putaran Kedua Perundingan Nuklir di Roma

    AS-Iran Gelar Putaran Kedua Perundingan Nuklir di Roma

    Roma

    Amerika Serikat (AS) dan Iran melanjutkan perundingan berisiko tinggi membahas program nuklir Teheran pada Sabtu (19/4) waktu setempat. Putaran kedua antara para pejabat tinggi Washington dan Teheran ini digelar di Roma, Italia, sepekan setelah putaran pertama digambarkan oleh kedua negara sebagai “konstruktif”.

    Laporan televisi pemerintah Iran, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), menyebut putaran kedua pembicaraan antara pejabat AS dan Iran, yang dimediasi oleh Oman, mulai digelar di Roma pada Sabtu (19/4) sekitar pukul 09.30 GMT.

    Tayangan televisi pemerintah Iran menunjukkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi tiba di Roma pada Sabtu (19/4) dini hari. Araghchi akan melakukan pertemuan dengan para pejabat tinggi AS, mencakup Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Pertemuan di Roma ini digelar seminggu setelah kedua negara menggelar pembicaraan tidak langsung di Muscat. Itu menjadi pembicaraan pertama pada level tinggi antara AS dan Iran sejak Presiden Donald Trump menarik Washington dari kesepakatan nuklir penting pada tahun 2018.

    Negara-negara Barat, termasuk AS, telah sejak lama menuduh Iran berusaha memperoleh senjata nuklir. Tuduhan semacam itu sudah berulang kali dibantah oleh Teheran, yang bersikeras menegaskan program nuklirnya memiliki tujuan sipil yang damai.

    AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi sejak tak lama setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979 lalu.

    Trump, setelah kembali menjabat pada Januari lalu, menghidupkan kembali kampanye “tekanan maksimum” sanksi terhadap Teheran.

    Dikatakan oleh Trump pada Kamis (17/4) bahwa “saya tidak terburu-buru” untuk menggunakan opsi militer. “Saya pikir Iran ingin berunding,” katanya.

    Sementara Araghchi, pada Jumat (18/4), mengatakan Iran “melihat adanya keseriusan” dari kubu AS selama putaran pertama, tepat mempertanyakan niat mereka.

    “Meskipun kami memiliki keraguan serius tentang niat dan motivasi pihak Amerika, bagaimanapun juga kami akan berpartisipasi dalam negosiasi besok (Sabtu),” ucapnya dalam konferensi pers saat masih berada di Moskow, Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perundingan Nuklir Iran-AS di Roma: Apa Hasilnya? – Halaman all

    Perundingan Nuklir Iran-AS di Roma: Apa Hasilnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS) kembali digelar di Roma, dimediasi oleh Menteri Luar Negeri Oman, Badr bin Hamad al-Busaidi.

    Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari dialog sebelumnya yang berlangsung di Muscat, Oman, dan menjadi salah satu upaya penting dalam mencari kesepakatan mengenai program nuklir Iran.

    Dengan format yang bersifat tidak langsung, kedua pihak akan mendiskusikan batasan masing-masing serta kemungkinan mencapai kesepakatan.

    Siapa yang Memimpin Delegasi?
    Delegasi Iran: Siapa yang Terlibat?

    Delegasi Iran dipimpin oleh Menteri Luar Negeri dan negosiator nuklir senior, Abbas Araghchi.

    Ia didampingi oleh beberapa pejabat lainnya, termasuk Majid Takht-Ravanchi sebagai wakil politik dan Kazem Gharibabadi sebagai wakil hukum dan urusan internasional.

    Ali Shamkhani, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa delegasi Iran datang dengan wewenang penuh untuk mencapai kesepakatan komprehensif.

    Delegasi AS: Siapa yang Mengwakili?

    Dari pihak AS, Steve Witkoff, yang merupakan teman dekat mantan Presiden Donald Trump dan seorang pengembang properti asal New York, kembali ditunjuk sebagai pemimpin delegasi.

    Witkoff juga dikenal terlibat dalam berbagai perundingan terkait konflik lain di Timur Tengah, termasuk konflik Israel-Gaza dan Rusia-Ukraina.

    Apa Tujuan dari Pertemuan Ini?

    Ali Shamkhani mengungkapkan bahwa tujuan utama Iran adalah mencapai kesepakatan yang seimbang, berdasarkan sembilan prinsip.

    Prinsip-prinsip tersebut meliputi jaminan keseimbangan, pencabutan sanksi, penolakan terhadap model Libya dan UEA, serta penghindaran ancaman dari pihak ketiga, termasuk Israel.

    Iran menegaskan bahwa mereka tidak datang untuk menyerah dalam perundingan ini.

    Apa yang Dikatakan Donald Trump?

    Mantan Presiden AS, Donald Trump, menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dalam bentuk apa pun.

    Ia menyatakan, “Saya mendukung penghentian Iran dari memiliki senjata nuklir.” Trump ingin Iran menjadi negara yang hebat dan makmur, tetapi tetap menolak keras kepemilikan senjata nuklir oleh Teheran.

    Ia juga memberikan peringatan bahwa jika Iran memiliki senjata nuklir, konsekuensi serius akan mengikuti.

    Apa Langkah Selanjutnya?

    Witkoff menekankan bahwa setiap kesepakatan yang dicapai dengan Iran harus mencakup penghentian total program pengayaan dan persenjataan nuklirnya.

    Ancaman untuk menggunakan kekuatan militer bersama Israel terhadap fasilitas nuklir Iran juga diungkapkan sebagai langkah yang mungkin diambil jika diperlukan.

    Pertemuan di Roma ini akan menjadi forum kunci dalam mengkaji langkah-langkah selanjutnya dalam perundingan nuklir ini.

    Dengan dinamika yang kompleks dalam perundingan ini, banyak yang berharap agar hasil dari pertemuan di Roma dapat membawa kemajuan menuju solusi damai dan menghindari ketegangan lebih lanjut di wilayah tersebut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Perundingan Nuklir Iran-AS Kembali Digelar, Dimediasi Oman dan Berlangsung di Roma – Halaman all

    Perundingan Nuklir Iran-AS Kembali Digelar, Dimediasi Oman dan Berlangsung di Roma – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat senior Iran dan Amerika Serikat (AS) akan mengadakan perundingan nuklir penting di Roma pada akhir pekan ini.

    Pertemuan tersebut, dimediasi oleh Menteri Luar Negeri Oman, Badr bin Hamad al-Busaidi.

    Perundingan nuklir ini menjadi kelanjutan dari pembicaraan serupa yang sebelumnya digelar di Muscat, Oman.

    Meski begitu, Iran menegaskan format perundingan ini bersifat “tidak langsung”.

    Teheran dan Washington akan mendiskusikan batasan atau garis merah masing-masing, serta kemungkinan jalan menuju kesepakatan mengenai program nuklir Iran.

    Delegasi Iran dan AS Siap Bertemu

    Delegasi Iran dipimpin oleh Menteri Luar Negeri dan negosiator nuklir senior Abbas Araghchi.

    Ia didampingi oleh Majid Takht-Ravanchi sebagai wakil politik, Kazem Gharibabadi sebagai wakil hukum dan urusan internasional, serta sejumlah pejabat lainnya.

    Sementara itu, dari pihak Amerika Serikat, Steve Witkoff — teman dekat Presiden Donald Trump dan pengembang properti asal New York — kembali ditunjuk sebagai pimpinan delegasi.

    Witkoff juga diketahui terlibat dalam berbagai perundingan terkait perang Israel di Gaza dan konflik Rusia-Ukraina.

    Ali Shamkhani, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan delegasi Iran datang ke Roma “dengan wewenang penuh”.

    Dalam sebuah unggahan di platform X, Shamkhani mengatakan, tujuan utama Iran adalah mencapai “kesepakatan komprehensif” yang didasarkan pada sembilan prinsip.

    Prinsip-prinsip tersebut, mencakup keseriusan, jaminan, keseimbangan, pencabutan sanksi, penolakan terhadap model Libya/UEA (pelucutan senjata total), penghindaran ancaman, kecepatan, penahanan pihak pengganggu seperti Israel, serta fasilitasi investasi.

    “Iran datang untuk mencapai kesepakatan yang seimbang, bukan untuk menyerah,” tegas Shamkhani.

    Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dari 2013 hingga 2023, serta menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan komandan di Garda Revolusi Islam.

    Trump: Iran Tidak Boleh Punya Senjata Nuklir

    Presiden AS, Donald Trump, menegaskan kalau Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dalam bentuk apa pun.

    “Saya mendukung penghentian Iran, sangat sederhana, dari memiliki senjata nuklir. Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” kata Trump kepada wartawan, Jumat (18/4), seperti dikutip dari CNN.

    Ia menambahkan, dirinya ingin Iran menjadi “negara yang hebat dan makmur”, namun tetap menolak keras kepemilikan senjata nuklir oleh Teheran.

    Trump memperingatkan jika Iran memiliki senjata nuklir, maka akan ada konsekuensi serius. “Anda akan sangat tidak senang,” ujarnya.

    Pemerintahan Trump diketahui ragu dalam menetapkan batasan baru bagi program nuklir Iran.

    Namun, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyerukan agar Teheran membongkar total program nuklirnya, bukan hanya komponen senjatanya.

    AS Siapkan Tekanan Lebih Keras

    Utusan Timur Tengah Steve Witkoff menyatakan, kesepakatan apa pun dengan Iran harus mencakup penghentian total program pengayaan dan persenjataan nuklirnya.

    Trump bahkan baru-baru ini mengancam akan menggunakan kekuatan militer — bersama Israel — untuk menyerang fasilitas nuklir Iran jika diperlukan.

    Witkoff dijadwalkan kembali menggelar perundingan dengan delegasi Iran di Roma pada hari Sabtu, dalam forum yang sekali lagi akan dimediasi oleh Oman.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Tolak Tawaran Baru Israel, Hamas: Perjanjian Parsial Digunakan Netanyahu sebagai Kedok Politik – Halaman all

    Tolak Tawaran Baru Israel, Hamas: Perjanjian Parsial Digunakan Netanyahu sebagai Kedok Politik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas menolak upaya terbaru Israel untuk merundingkan kembali gencatan senjata Gaza, Jumat (18/4/2025).

    Pasalnya, sebanyak 43 warga Palestina tewas dalam serangan udara.

    Di antara korban terdapat 10 anggota keluarga Baraka yang tewas dalam serangan di rumah mereka dekat Khan Younis.

    Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di daerah Shabura dan Tel Al-Sultan dekat kota selatan Rafah, dan di Gaza utara, tempat mereka menguasai wilayah luas di timur Kota Gaza.

    Bulan lalu Israel mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan yang sebagian besar menghentikan pertempuran, dan sejak itu telah merebut sekitar sepertiga wilayah kantong itu.

    Tawaran baru Israel untuk memperbarui gencatan senjata selama 45 hari mencakup tuntutan agar Hamas membebaskan 10 sandera Israel dan meletakkan senjatanya.

    Namun, Hamas menolak usulan itu pada hari Jumat karena memaksakan “syarat-syarat yang mustahil.”

    “Perjanjian parsial digunakan oleh Benjamin Netanyahu sebagai kedok untuk agenda politiknya.”

    “Kami tidak akan terlibat dalam kebijakan ini,” kata juru bicara Hamas, Jumat, dilansir Arab News.

    “Hamas menginginkan kesepakatan komprehensif yang melibatkan pertukaran tahanan dalam satu paket sebagai imbalan atas penghentian perang, penarikan pendudukan dari Jalur Gaza, dan dimulainya rekonstruksi,” jelas juru bicara tersebut.

    Para mediator Mesir telah berupaya menghidupkan kembali kesepakatan gencatan senjata awal bulan Januari, tetapi belum ada tanda-tanda bahwa kedua pihak telah bergerak lebih dekat dalam isu-isu mendasar.

    Serangan Israel Hantam Puluhan Target di Gaza

    Diberitakan Reuters, serangan udara Israel menghantam sekitar 40 target di seluruh Jalur Gaza selama satu hari terakhir, kata militer pada Jumat, beberapa jam setelah Hamas menolak tawaran gencatan senjata Israel yang menurutnya tidak memenuhi tuntutannya untuk menyetujui diakhirinya perang sepenuhnya.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan membuat pernyataan khusus pada Sabtu (19/4/2025) malam, tetapi tidak memberikan rincian mengenai isi pernyataan itu.

    Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sebanyak 43 orang tewas dalam serangan pada hari Jumat, menambah lebih dari 1.600 kematian sejak Israel melanjutkan serangan udara pada Maret 2025.

    Militer mengatakan pasukannya beroperasi di daerah Shabura dan Tel Al-Sultan dekat kota selatan Rafah, serta di Gaza utara, tempat mereka menguasai wilayah luas di timur Kota Gaza.

    Pada Kamis (17/4/2025) malam, Khalil Al-Hayya, kepala Hamas di Gaza, mengatakan gerakan itu bersedia menukar seluruh 59 sandera yang tersisa dengan warga Palestina yang dipenjara di Israel sebagai imbalan diakhirinya perang dan dibangun kembali Gaza.

    Namun dia menolak tawaran Israel, yang mencakup tuntutan agar Hamas meletakkan senjata, karena tawaran tersebut merupakan “persyaratan yang mustahil”.

    Israel belum menanggapi secara resmi komentar Al-Hayya, tetapi para menteri telah mengatakan berulang kali bahwa Hamas harus dilucuti sepenuhnya dan tidak dapat memainkan peran apa pun dalam pemerintahan Gaza di masa depan.

    Pada hari Jumat, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengulangi bahwa Israel bermaksud mencapai tujuan perangnya.

    “IDF saat ini sedang berupaya mencapai kemenangan yang menentukan di semua arena, pembebasan para sandera, dan kekalahan Hamas di Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Diketahui, tawaran gencatan senjata yang dibuat melalui mediator Mesir mencakup pembicaraan tentang penyelesaian akhir perang tetapi tidak ada kesepakatan tegas.

    Katz juga mengatakan minggu ini bahwa pasukan akan tetap berada di zona penyangga di sekitar perbatasan yang sekarang meluas jauh ke Gaza dan membelah daerah kantong itu menjadi dua, bahkan setelah adanya penyelesaian apa pun.

    SAYAP MILITER – Foto file Khaberni yang diambil, Kamis (13/3/2025) yang menunjukkan personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas saat berkumpul dalam parade militer. (khaberni/tangkap layar)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 64 orang telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak fajar hari Jumat, dan korban terus bertambah.

    Program Pangan Dunia PBB mengeluarkan peringatan mendesak bahwa “Gaza membutuhkan makanan sekarang” karena ratusan ribu orang berisiko kelaparan.

    Koresponden Al Jazeera di Gaza mengatakan orang-orang “hancur secara psikologis” di tengah pemboman Israel dan tidak dapat memberi makan anak-anak mereka karena blokade Israel terhadap pasokan bantuan.

    Militer Israel terus melanjutkan serangannya terhadap Gaza semalam, termasuk serangan helikopter terhadap tenda yang menampung warga Palestina terlantar di mana lima orang tewas.

    Pasukan Israel telah menyerbu kamp pengungsi Fawwar di Tepi Barat yang diduduki dan menahan lebih dari 60 warga Palestina sebagai bagian dari kampanye penangkapan yang meluas.

    Tentara Israel telah menyita jasad seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang ditembak mati pada Kamis malam, pembunuhan yang menandai anak Palestina ke-22 yang dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki tahun ini.

    Militer AS telah melancarkan lebih banyak serangan terhadap wilayah Yaman yang dikuasai Houthi, dengan mengebom distrik Arhab di provinsi Sanaa sebanyak empat kali.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah tiba di Roma untuk putaran kedua perundingan nuklir “tidak langsung” dengan AS, yang akan dimediasi oleh Oman di ibu kota Italia hari ini.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sebanyak 51.065 warga Palestina telah dipastikan tewas dan 116.505 terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai 18 bulan lalu.

    Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Iran dan Arab Saudi Bahas Kerja Sama Militer: Negara Islam Harus Bersatu Melawan Israel – Halaman all

    Iran dan Arab Saudi Bahas Kerja Sama Militer: Negara Islam Harus Bersatu Melawan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran dan Arab Saudi menjajaki kemungkinan kerja sama militer atau pertahanan di antara kedua negara kawasan Timur Tengah itu.

    Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman telah tiba ke Kota Teheran, Iran, pada hari Kamis, (17/4/2025), guna bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri.

    The National News melaporkan Pangeran Khalid bertemu dengan para pejabat senior Iran, termasuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    “Dalam pertemuan saya dengan Mayjen Mohammad Bagheri, kami mengulas hubungan bilateral di antara negara kami dan menelusuri kemungkinan kerja sama pertahanan,” kata Pangeran Khalid di media sosial X.

    Pertemuan pejabat Iran dan Arab Saudi itu terjadi di tengah situasi kritis di Timur Tengah. Saat ini Amerika Serikat (AS) dan Iran sedang bersiap melanjutkan perundingan nuklir di Kota Roma, Italia, hari Sabtu pekan ini. 

    Arab Saudi dan negara-negara kawasan Teluk Persia khawatir akan kemungkinan gagalnya perundingan itu. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang Iran jika perundingan itu gagal.

    Dikutip dari Press TV, salah satu media Iran, Negeri Mullah itu menegaskan kesiapannya untuk memperluas hubungan militer dengan Arab Saudi.

    Bagheri menyebut hubungan baik antara Iran dan Arab Saudi beserta kedua militer negara itu akan membuat musuh-musuh mereka “putus asa dan tidak berdaya”.

    Lalu, dia berterima kasih kepada Arab Saudi yang ikut serta sebagai pengamat dalam latihan militer bersama bertajuk Indian Ocean Naval Symposium Maritime Exercise atau yang dikenal sebagai IMEX 2024.

    Latihan itu digelar oleh Iran, Rusian, dan Oman. Adapun beberapa delegasi dari negara lain, termasuk Arab Saudi, India, Thailand, Pakistan, Qatar, dan Bangladesh berpartisipasi sebagai pengamat.

    Iran dan Arab Saudi telah memulihkan hubungan diplomatiknya sejak Kesepakatan Beijing pada bulan Maret 2023. Bagheri menyebut hubungan militer antara Iran dan Arab Saudi telah meningkat semenjak pemulihan hubungan diplomatik.

    “Kebijakan Republik Islam Iran didasarkan pada pengembangan hubungan dengan tetangga-tetangganya. Karena itu, pengembangan dan penguatan hubungan di antara militer kedua negara itu bisa menjadi dasar yang baik bagi negara-negara di kawasan ini,” ujar Bagheri.

    Kata dia, kebijakan Iran juga menjamin keamanan negara-negara di Timur Tengah. Iran dan Arab Saudi bisa memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan strategis keduanya.

    Jenderal itu kemudian menyinggung situasi rumit di dunia Timur Tengah dan internasional. Dia mengungkapkan kesiapan militer Iran untuk mengembangkan kerja sama pertahanan dengan Arab Saudi dalam berbagai bidang.

    Bagheri menyebut rezim Israel punya peran destruktif dalam mengganggu perdamaian dan ketenteraman negara-negara Islam. Selain itu, Israel juga menyebarkan kekacauan di Timur Tengah.

    Dia memuji sikap Arab Saudi dalam persoalam Palestina dan agresi Israel di Jalur Gaza. Menurut dia, negara-negara Islam harus bersatu untuk melawan kejahatan rezim Israel.

    Sementara itu, Pangeran Khalid mengungkapkan terima kasihnya kepada Iran dan Bagheri atas sambutan hangat di Iran.

    “Keramahan kalian mencerminkan hubungan sangat baik di antara kita,” ujar Pangeran Khalid.

    Menurut dia, hubungan Arab Saudi dengan Iran memiliki pengaruh besar dalam memastikan keamanan Timur Tengah.

    “Insyaallah, hasil hubungan baik ini dan peningkatan di berbagai bidang akan memunculkan hasil baik baik kedua negara ini dan kawasan Timur Tengah,” kata dia.

     

  • Netanyahu Dukung AS, Israel Tak akan Biarkan Iran Memperoleh Senjata Nuklir – Halaman all

    Netanyahu Dukung AS, Israel Tak akan Biarkan Iran Memperoleh Senjata Nuklir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Israel tidak akan mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir.

    Pernyataan itu disampaikan di tengah upaya sekutunya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, untuk merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran.

    “Seperti yang telah dinyatakan berkali-kali oleh Perdana Menteri: Israel tidak akan mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir,” kata pernyataan dari kantor Netanyahu, Kamis (17/4/2025).

    Pernyataan Netanyahu menyusul laporan bahwa Presiden Trump telah memblokir rencana Israel untuk menyerang situs nuklir Iran.

    Israel dan pemerintah negara-negara Barat telah lama menuduh Iran mengejar kemampuan senjata nuklir, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Teheran.

    Bahkan sebelum serangan Israel di Jalur Gaza setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada Oktober 2023, Netanyahu berulang kali menuduh Iran mendukung Hamas dan kelompok bersenjata lain untuk menyerang Israel.

    “Perdana Menteri telah memimpin tindakan terbuka dan rahasia yang tak terhitung jumlahnya dalam pertempuran melawan program nuklir Iran, yang tanpanya Iran saat ini tidak akan memiliki persenjataan nuklir,” kata pernyataan itu.

    “Tindakan ini menunda program nuklir Iran hampir satu dekade,” lanjutnya, seperti diberitakan Al Arabiya.

    Kantor Netanyahu merilis pernyataan itu ketika beberapa pihak menepis ancaman Iran dan menyebutnya sebagai ‘pemutarbalikan fakta politik’ serta menyebut perdana menteri ‘paranoid’.

    Sementara itu, Donald Trump berupaya mengambil jalan diplomasi daripada tindakan militer yang dipromosikan Netanyahu sejak beberapa dekade itu.

    Pada bulan Maret, Trump mengirim surat kepada pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei yang mendesak dilakukannya perundingan antara AS dan Iran.

    Menindaklanjuti usulan Trump, perwakilan AS dan Iran menggelar pertemuan di Oman pada hari Sabtu, 12 April 2025 di Muscat.

    Pembicaraan berikutnya akan diadakan di Roma pada hari Sabtu, 19 April 2025.

    Sementara itu, Trump mengancam Iran dengan tindakan militer jika Iran gagal menyepakati perjanjian nuklir dengan AS hingga tenggat waktu yang diberikan olehnya, tanpa menyebut kapan tenggat waktu tersebut.

    Pada hari Kamis (17/4/2025), Trump mengatakan dia tidak terburu-buru untuk memberikan lampu hijau untuk serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, seperti diberitakan The New York Times.

    Ketika ditanya tentang laporan bahwa ia telah “menolak” rencana Israel untuk menyerang situs nuklir Republik Islam bulan depan, Trump berkata, “Saya tidak akan mengatakan ‘menolak.’”

    Sementara itu, Netanyahu dalam pertemuannya dengan Trump pada 7 April lalu, mengatakan ia mendukung tindakan militer terhadap Iran jika kedua pihak gagal menyepakati perjanjian tersebut.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Jelang Perundingan Nuklir AS-Iran, Menhan Saudi Temui Khamenei dan Pezeshkian di Teheran – Halaman all

    Jelang Perundingan Nuklir AS-Iran, Menhan Saudi Temui Khamenei dan Pezeshkian di Teheran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, melakukan kunjungan bersejarah ke Teheran pada Kamis (17/4/2025).

    Dalam kunjungan ini, Pangeran Khalid bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei serta Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    Kunjungan ini, hanya beberapa hari sebelum dimulainya putaran kedua perundingan antara Amerika Serikat dan Iran mengenai program nuklir Iran.

    Dalam pertemuan tersebut, Pangeran Khalid menyampaikan, surat pribadi dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz kepada Khamenei.

    Ia juga membawa salam dari Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Saudi, Mohammed bin Salman, disertai harapan untuk kemajuan dan kemakmuran bagi pemerintah serta rakyat Iran.

    Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas potensi konflik di kawasan Timur Tengah.

    Hal ini seiring dengan pernyataan keras Presiden AS Donald Trump yang berulang kali mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap Iran jika negosiasi nuklir gagal.

    Kunjungan Bersejarah

    Kunjungan Pangeran Khalid menandai momen penting dalam hubungan diplomatik kedua negara.

    Ini adalah kunjungan pertama menteri pertahanan Saudi ke Iran sejak mendiang Pangeran Sultan berkunjung pada Mei 1999. 

    Terlebih lagi, ini merupakan pertama kalinya Ayatollah Khamenei menerima pejabat Saudi sejak kunjungan Menteri Luar Negeri Pangeran Saud Al-Faisal pada 2006. 

    Menurut kantor berita Iran, IRNA, Khamenei menyambut baik upaya mempererat hubungan antara kedua negara.

    Ia menjelaskan bahwa pertemuan ini akan menjadi awal hubungan yang menguntungkan kedua pihak.

     “Kami percaya bahwa hubungan antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi akan bermanfaat bagi kedua negara, dan kedua negara dapat saling melengkapi,” ujar Khamenei, dikutip dari Saudi Gazette.

    Ia menekankan, pentingnya kerja sama regional tanpa ketergantungan pada pihak luar.

    “Jauh lebih baik bagi saudara-saudara di kawasan untuk bekerja sama dan saling membantu daripada bergantung pada yang lain,” tambahnya.

    Isu Kawasan dan Keamanan

    Pertemuan tersebut, dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Iran lainnya, termasuk Kepala Staf Umum Saudi Jenderal Fayyad Al-Ruwaili, Penasihat di Istana Kerajaan Khalid Hadrawi, dan Direktur Jenderal Kantor Menteri Pertahanan Hisham bin Abdulaziz bin Saif.

    Di pihak Iran, pertemuan itu dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mayjen Mohammad Bagheri, Direktur Kantor Pemimpin Tertinggi Mohammad Mohammadi Golpayegani, Menteri Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Brigjen Aziz Nasirzadeh, dan sejumlah pejabat senior.

    Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai isu bilateral dan regional.

    Selain itu, Pangeran Khalid juga bertemu Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Ali Akbar Ahmadian, dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mayjen Mohammad Bagheri.

    Pezeshkian menekankan, Iran dan Arab Saudi memiliki kapasitas bersama yang besar untuk menyelesaikan masalah kawasan tanpa perlu intervensi asing.

    “Iran dan Arab Saudi dapat menyelesaikan banyak masalah di kawasan itu dengan mengandalkan kapasitas bersama mereka dan tanpa perlu campur tangan asing,” kata Pezeshkian.

    Kunjungan Pangeran Khalid dilakukan menjelang pertemuan penting antara delegasi Iran dan AS di Roma yang dijadwalkan berlangsung pada hari Sabtu (19/4/2025).

    Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari dialog tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Trump, keluar dari perjanjian nuklir penting (JCPOA) pada 2018.

    Arab Saudi menyambut baik proses diplomatik tersebut dan melihat perundingan sebagai jalan untuk meredakan ketegangan serta mendukung stabilitas kawasan.

    Analis politik Iran, Hamidreza Gholamzadeh, mengatakan bahwa tujuan utama kunjungan Menteri Pertahanan Saudi kemungkinan adalah untuk menyampaikan kekhawatiran Riyadh terhadap potensi serangan militer ke Iran, sekaligus menunjukkan keinginan memperkuat hubungan bilateral, dikutip dari Al Jazeera.

    Sementara itu, hubungan antara Iran dan Arab Saudi menunjukkan tanda-tanda membaik sejak kesepakatan penting yang ditandatangani di Beijing pada 2023.

    Perjanjian yang dimediasi oleh China tersebut, mengakhiri periode panjang permusuhan terbuka antara dua kekuatan utama di Timur Tengah yang sebelumnya turut memperburuk konflik di kawasan seperti Yaman dan Suriah.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Arab Saudi dan Iran vs Amerika Memanas

  • Temuan Arkeologi Dekat Makam Yesus Mendukung Catatan Alkitab

    Temuan Arkeologi Dekat Makam Yesus Mendukung Catatan Alkitab

    Jakarta

    Para arkeolog yang menggali di bawah Gereja Makam Suci di Yerusalem, Israel, menemukan tanda-tanda keberadaan taman kuno yang selaras dengan deskripsi Alkitab.

    Umat Kristen percaya gereja tersebut adalah tempat Yesus dimakamkan dan hingga kini menjadi situs ziarah utama. Baru-baru ini, penemuan pohon zaitun dan tanaman anggur berusia 2.000 tahun diyakini mencerminkan kisah dalam Injil Yohanes tentang tempat Yesus disalib dan dibaringkan untuk beristirahat.

    “Di dekat tempat di mana Ia disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang,” demikian pernyataan Injil Yohanes.

    “Temuan arkeobotani ini sangat menarik bagi kami, mengingat apa yang disebutkan dalam Injil Yohanes, yang informasinya dianggap ditulis atau dikumpulkan oleh seseorang yang mengenal Yerusalem pada saat itu,” kata Profesor Francesca Romana Stasolla, dikutip dari The Independent, Jumat (18/4/2025).

    “Injil menyebutkan area hijau antara Kalvari dan makam, dan kami mengidentifikasi ladang-ladang yang dibudidayakan ini,” rincinya.

    Penggalian telah dilakukan sejak gereja-gereja mengantisipasi banyaknya peziarah yang datang selama perayaan Paskah. Proyek penggalian arkeologi tahun 2022 menandai restorasi besar pertama sejak abad ke-19, dan dipimpin oleh seorang professor dari Sapienza University di Roma, Italia.

    Restorasi tersebut harus disetujui oleh para penjaga Katolik Roma, Armenia, dan Ortodoks Yunani. Restorasi ini juga memerlukan lisensi dari Israel Antiquities Authority.

    “Dengan pekerjaan renovasi, komunitas agama memutuskan untuk juga mengizinkan penggalian arkeologi di bawah lantai,” kata Profesor Stasolla.

    Tim menemukan lapisan-lapisan yang berasal dari Zaman Besi di bawah basilika, termasuk tembikar, lampu minyak, dan sampel tanah.

    Kehadiran artefak zaman pra-Kristen menunjukkan bahwa lahan tersebut berubah seiring waktu dari sebuah tambang, menjadi lahan pertanian, hingga menjadi situs pemakaman seiring berjalannya waktu.

    Arkeolog juga menemukan basis marmer melingkar di bawah kuil yang membungkus sesuatu yang diyakini sebagai makam Yesus. Mereka akan melakukan lebih banyak tes untuk menentukan usia dan asal marmer.

    (rns/rns)

  • Makna Warna Liturgi Jumat Agung dan Malam Paskah dalam Tradisi Kristen

    Makna Warna Liturgi Jumat Agung dan Malam Paskah dalam Tradisi Kristen

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam tradisi Gereja Katolik dan berbagai denominasi Kristen lainnya, penggunaan warna liturgi memiliki makna simbolis yang kaya dan mendalam. Pada momen-momen besar dalam kalender liturgi, seperti Jumat Agung dan Malam Paskah, pemilihan warna bukanlah hal sembarangan. Warna liturgi mencerminkan suasana rohani dari misteri iman yang sedang dirayakan.

    Mengapa Warna Liturgi Penting dalam Ibadah Kristen?

    Warna liturgi digunakan untuk memperkuat pesan iman yang sedang direnungkan dalam perayaan gereja. Setiap warna mewakili tema spiritual tertentu, seperti pengorbanan, sukacita, pertobatan, atau kebangkitan.

    Dalam masa Pekan Suci, khususnya Jumat Agung dan Malam Paskah, dua warna yang digunakan secara khusus adalah merah dan putih, yang masing-masing membawa simbolisme yang kuat terkait sengsara dan kebangkitan Yesus Kristus.

    Makna Warna Liturgi pada Jumat Agung

    Jumat Agung adalah salah satu hari paling khusyuk dalam liturgi Kristen. Hari ini memperingati wafatnya Yesus Kristus di kayu salib, sebuah momen yang menjadi pusat penebusan umat manusia. Warna liturgi yang digunakan pada Jumat Agung adalah merah, warna yang melambangkan darah, penderitaan, dan pengorbanan.

    Menurut General Instruction of the Roman Missal Nomor 346, warna merah digunakan dalam perayaan sengsara Tuhan dan peringatan para martir. Merah menggambarkan darah Yesus yang tercurah sebagai wujud kasih-Nya yang tak terbatas.

    Warna ini juga menjadi lambang keberanian dan kesetiaan, karena pada hari itu umat diajak untuk merenungkan keberanian Kristus dalam menanggung salib demi keselamatan dunia.

    Penggunaan warna merah pada Jumat Agung membantu umat untuk masuk dalam suasana duka dan kontemplasi, sembari menyadari penderitaan Yesus membawa harapan dan keselamatan.

    Makna Warna Liturgi pada Malam Paskah

    Setelah Jumat Agung, umat Kristen merayakan Malam Paskah, yang merupakan puncak dari seluruh rangkaian Pekan Suci. Pada perayaan ini, warna liturgi yang digunakan adalah putih, warna yang melambangkan kebangkitan, kesucian, terang, dan kehidupan baru.

    Putih menjadi tanda sukacita atas kemenangan Yesus atas kematian. Dalam tradisi liturgi, putih digunakan untuk merayakan peristiwa-peristiwa besar yang membawa kabar gembira, seperti Natal dan Paskah. Dalam Malam Paskah, warna putih adalah lambang dari pengharapan baru yang diperoleh melalui kebangkitan Kristus.

    Seperti tertulis dalam Roma 6:4, “…sebagaimana Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru”. Warna putih menjadi seruan bagi umat untuk memperbarui hidup dan berjalan dalam terang kasih Tuhan.

    Simbolisme Warna Liturgi dan Pengaruhnya bagi Umat

    Kedua warna ini, merah pada Jumat Agung dan putih pada Malam Paskah, memiliki fungsi lebih dari sekadar dekorasi. Keduanya menjadi alat pengajaran visual dan pengingat rohani. Warna merah mengajak umat untuk merenungkan penderitaan Kristus, sementara warna putih menginspirasi sukacita dan semangat pembaruan hidup dalam Kristus yang bangkit.

    Dalam setiap liturgi, pemilihan warna turut membentuk suasana batin umat. Warna-warna ini membantu umat lebih mendalami makna spiritual dari perayaan yang sedang berlangsung dan mendorong pengalaman iman yang lebih dalam.

    Memahami makna warna liturgi pada Jumat Agung dan Malam Paskah adalah bagian dari penghayatan iman yang lebih utuh. Warna merah mengingatkan kita akan pengorbanan yang penuh kasih, sedangkan putih menguatkan iman kita akan kebangkitan dan hidup baru. Setiap warna liturgi menjadi pintu masuk bagi hati yang terbuka untuk mengalami kasih Allah secara lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari.