kab/kota: Roma

  • Paus Fransiskus Wafat, Anies Baswedan: Indonesia Kehilangan Sahabat

    Paus Fransiskus Wafat, Anies Baswedan: Indonesia Kehilangan Sahabat

    TRIBUNJAKARTA.COM – Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan turut berbela sungkawa atas wafatnya pemimpin tertinggi gereja katolik, Paus Fransiskus. 

    Ia mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok pembela kaum papa dan keadilan. 

    Paus kerap bersuara lantang bagi kaum lemah yang tertindas. 

    “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Dunia berduka atas wafatnya YM Paus Fransiskus, pemimpin yang melampaui sekat agama, menyapa dunia denganwelas asih, membela kaum papa dengan keteguhan hati, dan menjunjung tinggi martabat keadilan.”

    “Paus Fransiskus bukan hanya gembala bagi umat Katolik, tapi juga suara moral dunia yang bersuara lantang bagi yang lemah dan tertindas. Dari lorong-lorong kumuh kampung halamannya di Buenos Aires, hingga seruan damai untuk Gaza, ia adalah penjaga nilai-nilai kemanusiaan universal,” ujar Anies dikutip dari Instagram resminya pada Senin (21/4/2025). 

    Anies menyebut Paus Fransiskus merupakan sosok yang membela Palestina. 

    Ia mengecam penindasan yang terjadi di sana.

    “Dalam zaman yang sering gaduh oleh kepentingan, Paus Fransiskus berdiri tenang membela Palestina, menyerukan perdamaian, dan mengingatkan bahwa kekuasaan tak berarti jika tak berpihak pada yang lemah.”

    “Indonesia kehilangan sahabat yang lembut tutur, namun tegas sikapnya dalam memperjuangkan kasih dan keadilan. Semoga suara dan teladannya akan terus hidup dalam nurani dunia,” pungkasnya. 

    Sebelumnya diberitakan, 

    Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi dari Gereja Katolik sedunia wafat dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025). 

    Ia meninggal dunia setelah menemui ribuan umat yang memadati Alun-alun Santo Petrus, Vatikan. 

    Paus Fransiskus memberikan berkat terakhirnya untuk Kota dan Dunia dari Balkon Basilika Santo Petrus pada Minggu (20/4/2025). 

    Dalam kesempatan tersebut, Paus kembali menegaskan pentingnya membangun dialog demi hadirnya perdamaian di dunia.

    Saat menyapa umat dari balkon, Paus tampak terengah-engah.

    Pada Februari lalu, Paus mendapat perawatan khusus lantaran serangan pneumonia ganda yang serius.

    ”Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” kata Kardinal Kevin Farrell mengumumkan di saluran TV Vatikan.

    ”Pukul 7.35 pagi ini Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa”.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 5 Bos Perusahaan Teknologi yang Pernah Kunjungi Paus Fransiskus – Page 3

    5 Bos Perusahaan Teknologi yang Pernah Kunjungi Paus Fransiskus – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, dalam usianya yang ke-88 tahun. Paus Fransiskus meninggal dunia karena sakit yang dideritanya yakni bronkitis kronis.

    Dibandingkan dengan para pope pendahulunya, Paus Fransiskus adalah sosok yang terbuka tentang berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi.

    Paus Fransiskus bahkan kerap mendapat kunjungan dari bos-bos perusahaan teknologi. CEO Apple Tim Cook bahkan tercatat pernah mengunjunginya sebanyak dua kali.

    Pembicaraan Cook dan Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini tidak diungkapkan ke publik.

    Namun, selain bos Apple Tim Cook, sebenarnya ada sejumlah bos dan pemimpin perusahaan teknologi yang pernah mengunjungi Paus Fransiskus. Siapa saja mereka?

    1. CEO Cisco Chuck Robbins

    Paus Fransiskus pernah bertemu sebentar dengan CEO Cisco Systems Chuck Robbins pada April 2024. Mengutip Detroit Catholics, Robbins merupakan konglomerat AS yang usahanya bergerak di bidang komunikasi digital.

    Ia bertemu dengan Paus Fransiskus setelah menandatangani “Seruan Roma untuk Etika AI”, proyek yang dikoordinasikan oleh Pontificial Academy for Life.

    Pembicaraan antara Paus Fransiskus dan Chuck Robbins kala itu juga seputar AI, etika, serta kajian mengenai dampak AI.

    “AI pada dasarnya mengubah dunia, menghadirkan peluang besar tetapi juga tantangan baru. Saat ini kami tengah membangun infrastruktur penting dan solusi keamanan untuk mendukung revolusi AI,” kata Robbins, dalam siaran pers Pontificial Academy for Life tentang pertemuan seputar AI itu.

    Robbins juga menyebutkan, prinsip-prinsip Seruan Roma untuk Etika AI ini sejalan dengan keyakinan Cisco, bahwa teknologi perlu dibangun di atas fondasi kepercayaan untuk mendukung masa depan inklusif bagi semua.

  • Menag Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus: Jasa dan Persahabatan Beliau Tak Bisa Dilupakan – Page 3

    Menag Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus: Jasa dan Persahabatan Beliau Tak Bisa Dilupakan – Page 3

    Sebelumnya diberitakan, Paus Fransiskus meninggal dunia, seorang Yesuit Argentina yang menjadi Paus Katolik Roma pertama dari Benua Amerika, demikian pernyataan Vatikan pada hari Senin (21/4/2025) seperti dikutip dari CNBC.

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun.

    Dalam sebuah pidato video, Kardinal Farrell mengumumkan berita tersebut. “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus,” katanya, menurut sebuah terjemahan.

    “Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan,” kata kardinal tersebut.

    “Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal.”

      

  • Paus Fransiskus Meninggal, Pantau Live Situasi di Vatikan

    Paus Fransiskus Meninggal, Pantau Live Situasi di Vatikan

    Jakarta

    Meninggalnya Paus Fransiskus memicu masa berkabung besar-besaran di Vatikan dan di dunia. Situasi di Vatikan pun mulai ramai, tepatnya di depan Basilika Santo Petrus dan bisa dilihat secara real time karena disiarkan di beberapa saluran online.

    Kardinal Kevin Farrell mengumumkan meninggalnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun dalam pernyataan video via saluran televisi Vatikan. Farrell menyebut Paus Fransiskus “telah pulang ke rumah Bapa” pada Senin (21/4) pagi, sekitar pukul 07.35 waktu setempat.

    Kepergian Fransiskus yang menjadi Paus pertama dari Amerika Latin pada tahun 2013 lalu, dan merupakan salah satu Paus tertua dalam sejarah Gereja Katolik Roma, terjadi beberapa pekan setelah dia keluar dari rumah sakit di Roma usai berjuang melawan pneumonia yang mengancam nyawa di kedua paru-parunya.

    Bagi umat yang ingin memantau kondisi Vatikan secara langsung, ada beberapa siaran langsung di YouTube. Salah satunya adalah channel kantor berita Reuters yang menayangkan live keramaian yang mulai terjadi di Vatikan, tepatnya di depan Basilika Santo Petrus.

    Orang-orang terlihat mulai memenuhi lapangan untuk berkabung. Ada juga channel Vatican News di YouTube yang menyiarkan juga kondisi di Vatikan secara langsung. Terpantau ribuan netizen melihat siaran langsung ini. Sejumlah channel lain menyelenggarakan siaran yang sama.

    Suasana Vatikan saat ini. Foto: Vatican News

    Setelah berpulangnya sosok pemimpin umat Katolik sedunia ini, seperti dilansir CNN, Senin (21/4/2025), maka prosedur untuk memilih pemimpin baru segera dimulai. Proses bernama “Papal Interregnum”, yaitu periode antara meninggalnya seorang Paus dan terpilihnya Paus lainnya — dimulai ketika Paus Fransiskus meninggal.

    Para kardinal di Vatikan kini harus memutuskan kapan tepatnya pemakaman akan dilakukan, dan setelah itu, kapan konklaf — pertemuan para kardinal Gereja Katolik yang diadakan untuk memilih Paus yang baru — dapat dimulai.

    (fyk/fyk)

  • Full! Ceramah Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Wafat, Bela Palestina di Hari Paskah 2025

    Full! Ceramah Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Wafat, Bela Palestina di Hari Paskah 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Minggu Paskah 2025, mendiang Paus Fransiskus menyampaikan ceramah atau urbi et orbi terakhirnya sebelum wafat. Ia menyerukan kemerdekaan Palestina sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

    Meskipun sempat menyapa umat Katolik singkat, ceramah tersebut dibacakan oleh Kepala Perayaan Liturgi Kepausan, Uskup Agung Diego Ravelli mengingat kondisi kesehatan sang Paus yang masih sangat lemah dan dalam masa pemulihan.

    “Saudara dan saudari terkasih, Selamat Paskah,” demikian sapaan Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio, Minggu, 20 April 2025.

    Urbi et orbi artinya “Untuk kota (Roma) dan untuk seluruh dunia.” Ini merupakan berkat apostolik khusus yang diberikan paus setiap tahun, pada Hari Minggu Paskah, Natal, dan pada kesempatan-kesempatan istimewa lainnya.

    Teks Terjemahan Ceramah Terakhir Paus Fransiskus

    Berikut teks lengkap pesan terakhir Paus yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:

    Kristus telah bangkit, alleluia!

    Saudara-saudari yang terkasih, Selamat Paskah!

    Hari ini akhirnya, nyanyian “alleluia” kembali terdengar di Gereja, berpindah dari mulut ke mulut, dari hati ke hati, dan ini membuat umat Allah di seluruh dunia meneteskan air mata sukacita.

    Dari makam kosong di Yerusalem, kita mendengar kabar baik yang tak terduga: Yesus yang disalibkan, “tidak ada di sini, Ia telah bangkit” (Luk 24:5). Yesus tidak ada di makam, Ia hidup!

    Kasih telah menang atas kebencian, terang atas kegelapan, dan kebenaran atas kebohongan. Pengampunan telah menang atas balas dendam. Kejahatan belum lenyap dari sejarah; kejahatan akan tetap ada sampai akhir, namun kini ia tidak lagi memegang kendali; ia tidak lagi berkuasa atas mereka yang menerima rahmat hari ini.

    Saudari dan saudara, terutama kalian yang sedang mengalami kesakitan dan kesedihan, jeritan sunyi kalian telah didengar dan air mata kalian telah dihitung; tak satu pun yang hilang! Dalam sengsara dan wafat Yesus, Allah telah menanggung seluruh kejahatan di dunia ini dan dalam belas kasih-Nya yang tak terbatas, Ia telah mengalahkannya. Ia telah mencabut kebanggaan iblis yang meracuni hati manusia dan menyebabkan kekerasan serta korupsi di mana-mana. Anak Domba Allah telah menang! Itulah sebabnya, hari ini kita dapat berseru dengan sukacita: “Kristus, harapanku, telah bangkit!” (Urutan Paskah).

    Kebangkitan Yesus benar-benar menjadi dasar pengharapan kita. Karena dalam terang peristiwa ini, harapan bukan lagi ilusi. Berkat Kristus — yang disalibkan dan bangkit dari antara orang mati — harapan tidak mengecewakan! Spes non confundit! (lih. Rom 5:5).

    Harapan itu bukan pelarian, melainkan tantangan; bukan khayalan, melainkan kekuatan. Setiap orang yang menaruh harapan kepada Allah menyerahkan tangan lemahnya ke dalam tangan Allah yang kuat dan perkasa; mereka membiarkan diri mereka dibangkitkan dan memulai perjalanan. Bersama Yesus yang bangkit, mereka menjadi peziarah harapan, saksi kemenangan kasih dan kekuatan hidup yang tanpa senjata.

    Kristus telah bangkit! Kata-kata ini merangkum seluruh makna keberadaan kita, sebab kita diciptakan bukan untuk kematian, melainkan untuk kehidupan. Paskah adalah perayaan kehidupan! Allah menciptakan kita untuk hidup dan ingin agar keluarga manusia bangkit kembali! Di mata-Nya, setiap kehidupan sangat berharga! Kehidupan seorang anak dalam kandungan ibunya, juga kehidupan para lansia dan orang sakit, yang di banyak negara semakin dianggap sebagai orang yang bisa dibuang.

    Bahas Rakyat Gaza dan Palestina

    Betapa besar dahaga akan kematian dan pembunuhan yang kita saksikan setiap hari dalam berbagai konflik yang berkecamuk di berbagai belahan dunia! Betapa banyak kekerasan yang kita lihat, bahkan di dalam keluarga, yang ditujukan kepada perempuan dan anak-anak! Betapa banyak penghinaan yang kadang-kadang ditujukan kepada mereka yang rentan, yang terpinggirkan, dan para migran!

    Pada hari ini, saya ingin kita semua berharap kembali dan menghidupkan kembali kepercayaan kita kepada sesama, termasuk kepada mereka yang berbeda dengan kita, atau yang datang dari negeri jauh dengan kebiasaan, cara hidup, dan ide yang asing! Karena kita semua adalah anak-anak Allah!

    Saya ingin kita memperbarui harapan bahwa perdamaian itu mungkin! Dari Makam Suci, Gereja Kebangkitan, tempat di mana tahun ini Paskah dirayakan oleh umat Katolik dan Ortodoks pada hari yang sama, semoga cahaya damai memancar ke seluruh Tanah Suci dan ke seluruh dunia.

    Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan umat Kristiani di Palestina dan Israel, dan kepada seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina.

    Iklim antisemitisme yang semakin meningkat di seluruh dunia sangat mengkhawatirkan. Namun, pada saat yang sama, saya memikirkan rakyat Gaza, terutama komunitas Kristennya, di mana konflik yang mengerikan terus menimbulkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan. Saya menyerukan kepada pihak-pihak yang berperang: hentikan tembakan, bebaskan para sandera, dan tolong rakyat yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai! ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • TERKUAK Kondisi Sakit Paus Fransiskus Sebelum Meninggal, Pesan Menyentuh Saat di Jakarta Bikin Adem

    TERKUAK Kondisi Sakit Paus Fransiskus Sebelum Meninggal, Pesan Menyentuh Saat di Jakarta Bikin Adem

    TRIBUNJAKARTA.COM – Detik-detik sesaat sebelum Paus Fransiskus meninggal dunia terkuak, ternyata ada penyakit berat yang diderita sampai harus berjuang melawan sakit selama hidup.

    Paus Fransiskus baru saja diinformasikan meninggal dunia pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) waktu setempat.

    Kabar duka ini telah dikonfirmasi Kardinal Kevin Ferrell, camerlengo Vatikan.

    “Pada pukul 7:35 pagi ini (waktu setempat), Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gerejanya,” kata Farrell dalam pengumuman itu, mengutip The Guardian, Senin (21/4/2025).

    “Dia mengajarkan kita untuk menjalani nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan cinta universal, terutama bagi yang termiskin dan paling terpinggirkan.”

    “Dengan rasa syukur yang luar biasa atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami memuji jiwa Paus Fransiskus kepada kasih Allah yang tak terbatas dan penuh belas kasihan,” ucap Kardinal Kevin Ferrell.

    Sebelum diumumkan meninggal dunia, Paus Fransiskus harus berjuang semasa hidup dengan penyakit parah yanga da di tubuhnya.

    Ia menderita penyakit paru-paru kronis.

    Bahkan satu bagian paru-parunya sudah diangkat saat dirinya masih muda berusia 21 tahun. 

    Paus telah hidup dengan menggunakan satu paru-paru selama 67 tahun.

    Dirinya telah lama berjuang melawan masalah kesehatan, terutama serangan bronkitis akut di musim dingin dan telah menggunakan kursi roda ketika beraktifitas di sekitar apartemennya.

    Paus sangat rentan terhadap infeksi paru-paru. Sakitnya pun mengarah pada peradangan di penutup luar tipis paru-paru semakin bertambahnya usia.

    Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli pada 14 Februari 2025 lantaran krisis pernapasan yang berkembang menjadi pneumonia ganda. 

    Dia menghabiskan 38 hari di sana, rawat inap terpanjang dari 12 tahun kepausannya.

    Paus Francis didiagnosis menderita bronkitis pada awal Februari 2025, tetapi terus mengadakan audiensi harian di suite hotel Vatikan, bahkan memimpin Misa di luar ruangan pada hari Minggu 9 Februari.

    Namun dia telah menyerahkan pidatonya pada seorang ajudan untuk dibacakan, lantaran dirinya mengalami kesulitan bernapas.

    Pesan Adem dari Paus Fransiskus

    Sementara itu saat kunjungan ke Jakarta, Paus Fransiskus menitipkan pesan penting yang menyinggung soal perdamaian.

    Pesan yang disampaikan saat misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, itu memberikan pesan yang adem.

    “Dengan dibimbing oleh sabda Tuhan, saya mendorong Anda semua untuk menaburkan kasih, dengan penuh keyakinan menempuh jalan dialog,” kata Paus Fransiskus di Stadion GBK, Jakarta Pusat, Kamis (6/9/2024).

    Paus Fransiskus menekankan pentingnya kasih di antara sesama manusia.

    “Terus memperlihatkan kebaikan budi dan hati dengan senyum khas yang membedakan Anda untuk menjadi pembangun persatuan dan perdamaian,” katanya.

    Ia juga juga mengingatkan umat untuk tidak lelah berbuat kebaikan.

    “Saudara dan saudari, saya juga hendak berkata kepada Anda, kepada bangsa ini, kepada Nusantara yang mengagumkan dan beranekaragam ini.”

    “Janganlah lelah berlayar dan menebarkan jalamu, janganlah lelah bermimpi dan membangun lagi sebuah peradaban perdamaian. Beranilah selalu untuk mengimpikan persaudaraan,” pungkasnya.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Paus Fransiskus Meninggal, Ini Pesan Terakhir Pope Francis di Medsos yang Menyentuh Jutaan Umat – Page 3

    Paus Fransiskus Meninggal, Ini Pesan Terakhir Pope Francis di Medsos yang Menyentuh Jutaan Umat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Paus Fransiskus meninggal dunia. Kabar duka ini muncul pada Senin pagi waktu Vatikan, setelah pemimpin Gereja Katolik Roma itu tampil di hadapan ribuan peziarah dalam misa Paskah di Lapangan Santo Petrus.

    Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia 88 tahun, di tengah proses pemulihan dari serangan pneumonia ganda dideritanya.

    Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Kardinal Kevin Farrel melalui siaran video resmi dari Vatikan. “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus,” katanya.

    Dia menambahkan, “pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya,” kata kardinal tersebut.

    Dalam momen terakhirnya di hadapan publik pada Hari Raya Paskah, Paus Fransiskus masih sempat menyampaikan seruan kuat untuk gencatan senjata di Gaza.

    Tak hanya itu, ia juga meninggalkan pesan spiritual yang menyentuh lewat akun X (dulu bernama Twitter).

    “Kristus telah bangkit! Kata-kata ini menggambarkan seluruh makna keberadaan kita, karena kita tidak diciptakan untuk kematian melainkan untuk kehidupan,” cuit Paus Fransiskus.

    Hingga berita ini ditulis, cuitan Paus Fransiskus tersebut sudah dikomentari 1,200 pengguna X dan mengantongi like sebanyak 26 ribuan.

    Pesan ini kini menjadi simbol warisan iman dan harapan ditinggalkan oleh Paus Fransiskus bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.

    Paus Fransiskus tercatat sebagai Paus pertama berasal dari Benua Amerika. Ia dikenal luas atas sikap rendah hati, perhatian terhadap isu kemanusiaan, dan keberaniannya menyuarakan perdamaian, termasuk dalam konflik Gaza yang kembali memanas.

  • Paus Fransiskus Meninggal, Sempat Muncul Saat Paskah di Vatikan Serukan Gencatan Senjata Gaza – Page 3

    Paus Fransiskus Meninggal, Sempat Muncul Saat Paskah di Vatikan Serukan Gencatan Senjata Gaza – Page 3

    Paus Fransiskus meninggal dunia, seorang Yesuit Argentina yang menjadi Paus Katolik Roma pertama dari Benua Amerika, demikian pernyataan Vatikan pada hari Senin (21/4/2025) seperti dikutip dari CNBC.

    Paus Fransiskus meninggal pada usia 88 tahun. Dalam sebuah pidato video, Kardinal Farrell mengumumkan berita tersebut.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus,” katanya, menurut sebuah terjemahan.

    “Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan,” kata kardinal tersebut.

    “Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal.”

    Paus Fransiskus, yang terpilih sebagai paus ke-266 gereja tersebut setelah Benediktus XVI pensiun pada tahun 2013, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di lingkungan kelas menengah Flores di Buenos Aires pada tanggal 17 Desember 1936.

    Ia adalah paus Jesuit pertama dan paus pertama dari Belahan Bumi Selatan. Ia adalah orang pertama dari luar Eropa yang dipilih untuk memimpin gereja tersebut dalam hampir 1.300 tahun, setelah Paus Gregorius III dari Suriah, yang dipilih pada tahun 731.

    Putra dari seorang ayah imigran Italia dan seorang ibu Argentina Italia, Fransiskus adalah anak tertua dari lima bersaudara. Sebagai seorang mahasiswa, ia bekerja sebagai petugas kebersihan dan penjaga klub malam sebelum menjadi teknisi kimia.

    Paus Fransiskus ditahbiskan sebagai pendeta Jesuit pada tahun 1969 dan menjadi kepala ordo Serikat Yesus di Argentina dan Uruguay pada tahun 1973 di usia muda 36 tahun, dan menjabat posisi tersebut hingga tahun 1979.

    Paus Yohanes Paulus II mengangkat Paus Fransiskus sebagai uskup pada tahun 1992, dan enam tahun kemudian Fransiskus menjadi uskup agung Buenos Aires. Pada tahun 2001, Yohanes Paulus mengangkatnya menjadi kardinal.

  • Paus Fransiskus Tutup Usia dalam Usia 88 Tahun, Berkat Terakhir dari Balkon Basilika Santo Petrus

    Paus Fransiskus Tutup Usia dalam Usia 88 Tahun, Berkat Terakhir dari Balkon Basilika Santo Petrus

    TRIBUNJAKARTA.COM – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi dari Gereja Katolik sedunia wafat dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025). 

    Ia meninggal dunia setelah menemui ribuan umat yang memadati Alun-alun Santo Petrus, Vatikan. 

    Paus Fransiskus memberikan berkat terakhirnya untuk Kota dan Dunia dari Balkon Basilika Santo Petrus pada Minggu (20/4/2025). 

    Dalam kesempatan tersebut, Paus kembali menegaskan pentingnya membangun dialog demi hadirnya perdamaian di dunia.

    Saat menyapa umat dari balkon, Paus tampak terengah-engah.

    Pada Februari lalu, Paus mendapat perawatan khusus lantaran serangan pneumonia ganda yang serius.

    ”Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” kata Kardinal Kevin Farrell mengumumkan di saluran TV Vatikan.

    ”Pukul 7.35 pagi ini Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa”.

    Penyakit pneumonia ganda

    Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, baru-baru ini sempat berjuang melawan pneumonia ganda yang serius sebelum akhirnya berpulang.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus,” ujar Kardinal Kevin Farrell dalam siaran di saluran TV Vatikan, seperti dikutip dari Reuters pada Senin.

    “Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa,” tambahnya. 

    Belajar dari Paus Fransiskus, kenali apa itu pneumonia ganda berikut ini.

    Dikutip dari Medical News Today, pneumonia ganda adalah infeksi yang menyerang kedua paru-paru.

    Penyakit ini disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur yang menginfeksi kantung udara kecil dalam paru-paru yang disebut alveoli.

    Akibat infeksi tersebut, alveoli mengalami peradangan dan terisi oleh cairan atau nanah, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas serta berbagai gejala lain.

    Dalam istilah medis, pneumonia ganda kadang disebut sebagai bilateral pneumonia.

    Pneumonia sendiri menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat infeksi di seluruh dunia, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

    Pneumonia ganda umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.

    Infeksi ini menyebabkan peradangan di kedua paru-paru. Beberapa penyebab umum di antaranya: 

    Bakteri: Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab paling umum pneumonia bakteri
    Virus: Virus influenza menjadi penyebab paling sering pneumonia viral pada orang dewasa, sementara RSV (Respiratory Syncytial Virus) kerap menyerang anak-anak
    Jamur: Biasanya menyerang orang dengan sistem imun lemah.

    Selain itu, faktor risiko seperti usia lanjut (di atas 65 tahun), penyakit paru kronis, merokok, malnutrisi, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga meningkatkan kemungkinan terkena pneumonia ganda.

    Gejala pneumonia ganda mirip dengan pneumonia biasa, namun bisa lebih berat karena kedua paru-paru terinfeksi.

    Gejala yang patut diwaspadai meliputi: 

    Demam tinggi, menggigil, atau suhu tubuh yang sangat rendah
    Batuk yang semakin parah
    Batuk disertai dahak kental
    Sesak napas bahkan saat melakukan aktivitas ringan
    Nyeri dada saat batuk atau menarik napas dalam-dalam
    Merasa sangat lemas setelah mengalami infeksi virus, seperti flu

    Mual, muntah, atau diare bersamaan dengan gejala pernapasan Pneumonia ganda dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sepsis, abses paru, efusi pleura, pleuritis, bahkan gagal ginjal dan gagal napas jika tidak segera ditangani.

    Wafatnya Paus Fransiskus menandai akhir dari perjalanan seorang pemimpin yang dikenal berani mendorong reformasi dan membela kaum marginal di tengah tantangan internal Gereja Katolik.

    Di balik kabar duka ini, pneumonia ganda yang dideritanya menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit infeksi pernapasan, terutama bagi kelompok rentan. (Kompas.com/Kompas.id)

     

  • Paus Fransiskus Akan Selalu Dikenang sebagai Tokoh Toleransi

    Paus Fransiskus Akan Selalu Dikenang sebagai Tokoh Toleransi

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia di usianya 88 tahun. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebut Paus akan selalu dikenang dunia karena selalu membawa pesan kedamaian.

    “Dunia akan selalu mengenang beliau sebagai tokoh toleransi Antar Umat Beragama, pembawa pesan perdamaian, persatuan dan toleransi antar umat beragama, serta mendorong dialog antar agama untuk menciptakan kehidupan bersama yang damai,” Ketua PBNU Fahrur Rozi atau Gus Fahrur kepada wartawan, Senin (21/4/2025).

    Gus Fahrur menyebut Paus tak hanya menjadi teladan bagi umat Katolik. Dia turut menyampaikan duka yang mendalam.

    “Paus menjadi teladan bagi umat Katolik dan juga bagi umat dari agama lain, karena sikapnya yang penuh kasih, kita ikut mengucapkan duka cita sedalam dalamnya,” katanya.

    Sebelumnya, Paus Fransiskus meninggal dunia pada hari Senin (21/4) di usia 88 tahun. Paus meninggal sehari setelah kemunculannya di Saint Peter’s Square pada hari Minggu (20/4) waktu setempat saat Paskah, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

    “Pagi ini pukul 7:35 (0535 GMT) Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” kata Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Vatikan di saluran Telegramnya, dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4).

    (azh/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini