kab/kota: Roma

  • Paus Fransiskus Meninggal, Kedubes Vatikan Kibarkan Bendera Setengah Tiang – Page 3

    Paus Fransiskus Meninggal, Kedubes Vatikan Kibarkan Bendera Setengah Tiang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus meninggal pada Senin Paskah, (21/4/2025) di usia 88 tahun. Kabar tersebut menjadi duka bagi dunia, termasuk Indonesia.

    Pantauan Liputan6.com, Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan yang berada di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, tampak sepi dan tertutup. Terlihat bendera setengah tiang dikibarkan.

    Petugas jaga di lokasi masih enggan memberikan keterangan. Dia hanya berjaga di depan menunggu instruksi Kedubes Vatikan, termasuk jika nantinya mendapati datangnya karangan bunga.

    “Hanya berjaga dan menunggu instruksi,” ujarnya.

    Pihak kepolisian juga tidak tampak melakukan penjagaan khusus di sekitaran Kedubes Vatikan. Lalu lintas terpantau normal diwarnai sedikit kemacetan aktivitas sore Jakarta.

    Paus Fransiskus meninggal dunia, seorang Yesuit Argentina yang menjadi Paus Katolik Roma pertama dari Benua Amerika, demikian pernyataan Vatikan pada hari Senin (21/4/2025) seperti dikutip dari CNBC.

    Paus Fransiskus meninggal pada usia 88 tahun. Dalam sebuah pidato video, Kardinal Farrell mengumumkan berita tersebut.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus,” katanya, menurut sebuah terjemahan.

    “Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan,” kata kardinal tersebut.

    “Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal.”

     

    Pengumuman meninggalnya Paus Fransiskus disampaikan langsung oleh Kardinal Kevin Ferrell dari kediaman Domus Santa Marta: “Pukul 7:35 pagi, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa.”

  • Jasa dan Persahabatan Beliau Tak Terlupakan

    Jasa dan Persahabatan Beliau Tak Terlupakan

    loading…

    Nasaruddin Umar mencium kening Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (kanan) usai melakukan foto bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). FOTO/SINDOnews/ARIF JULIANTO

    JAKARTA – Menteri Agama ( Menag ) Nasaruddin Umar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus . Menag menilai jasa dan persahabatan Paus Fransiskus tidak akan bisa dilupakan.

    “Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” kata Menag dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/4/2025).

    “Tentu doa kita semoga Yang Mulia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan kebajikan yang telah dilakukannya,” ucapnya.

    Menag berharap kerja sama hingga pesan yang telah ditekankan oleh Paus Fransiskus dapat dijalankan oleh seluruh pihak. “Semoga kerja sama kita, Indonesia dan Vatikan, serta wasiat yang telah dirintis Paus Fransiskus dapat kita tindaklanjuti sebagaimana yang telah disepakati,” katanya.

    Kepada umat Katolik yang ditinggalkan Paus Fransiskus, Menag berpesan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan. “Sekali lagi kami semuanya, keluarga besar Kementerian Agama dan segenap warga bangsa Indonesia mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus,” katanya.

    Sebelumnya, Pemimpin umat Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus meninggal dunia di Vatikan, Roma pada Senin (21/4/2025). Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun.

    “Paus Fransiskus wafat pada Senin Paskah, 21 April 2025, pada usia 88 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan,” demikian keterangan yang disampaikan @VaticanNews melalui akun X-nya, Senin (21/4/2025).

    Paus meninggal di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.

    (abd)

  • Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus yang Hobi Naik ‘Mobil Rakyat’

    Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus yang Hobi Naik ‘Mobil Rakyat’

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia. Semasa hidupnya, Paus sangat identik dengan kesederhanaan, termasuk pemilihan mobil rakyat saat berkunjung ke banyak negara.

    Paus Fransiskus sering menolak menggunakan mobil mewah saat berkunjung ke suatu negara. Dalam kunjungannya itu, Paus malah lebih memilih ‘mobil rakyat’ yang banyak digunakan masyarakat setempat. Dalam catatan detikOto, pada awal kepausan tahun 2013, Paus Fransiskus lebih memilih menggunakan mobil tua untuk menemui umat Katolik di Roma.

    Paus Fransiskus menggunakan Fiat Campagnola dan akan menggusur Popemobile Mercy M-Class sebelumnya yang menggunakan kaca antipeluru. Fiat Campagnola adalah Jeep Italia pasca perang. Kendaraan tersebut pernah digunakan Paus Yohanes Paulus II sampai ia tertembak dalam upaya pembunuhan pada 1981. Bukan tanpa alasan, Paus kabarnya tidak ingin terlena dengan jabatannya. Makanya dia memilih mobil yang biasa saja.

    Selanjutnya pada tahun 2014 saat berkunjung ke Korea Selatan, Paus memilih Kia Soul. Setahun kemudian, ketika mengunjungi Filipina, Paus Fransiskus menggunakan mobil Jeep lawas peninggalan Perang Dunia II. dalam kunjungan ke Amerika Serikat, Paus Fransiskus juga menggunakan Fiat 500L. Mobil ini dianggap cocok digunakan bagi Paus Fransiskus yang ingin bepergian dengan nyaman namun tidak mengesankan kemewahan yang berlebihan.

    Selanjutnya pada tahun 2019, Paus kembali menggunakan ‘mobil rakyat sebagai Popemobile. Mobil rakyat yang dimaksud adalah Dacia Duster. Kesederhanaan Paus juga terlihat saat dirinya berkunjung ke Indonesia. Paus justru memilih naik Kijang Innova Zenix Hybrid. Paus bahkan duduk di baris depan di samping sopir, bukan duduk di baris kedua sebagaimana kalangan VVIP.

    Tak cuma itu, Paus juga menggunakan Maung MV3 Tangguh yang disulap jadi Popemobile. Setelah berkunjung ke Indonesia, Paus menyambangi Papua Nugini. Di Papua Nugini, Paus lagi-lagi naik mobil rakyat yakni Toyota Raize. Raize adalah SUV kompak yang mampu menampung lima orang di dalamnya.

    Berlanjut ke Timor Leste, Paus menumpangi Toyota Sienta. Kemudian saat mengunjungi Singapura, Paus kedapatan menggunakan Hyundai Ioniq 5. Tapi kesederhanaan itu tak akan terlihat lagi dari Pemimpin Katolik dunia tersebut. Paus Fransiskus menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 88 tahun. Paus meninggal sehari setelah kemunculannya di Saint Peter’s Square pada hari Minggu (20/4) waktu setempat saat Paskah, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

    “Pagi ini pukul 7:35 (0535 GMT) Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” kata Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Vatikan di saluran Telegramnya, dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025).

    Kesederhanaan Paus Fransiskus semasa hidup akan selalu terkenang dan patut dicontoh. Selamat jalan Paus Fransiskus!

    (dry/din)

  • Luis Antonio Tagle dari Filipina hingga Pietro Parolin Setneg Vatikan

    Luis Antonio Tagle dari Filipina hingga Pietro Parolin Setneg Vatikan

    PIKIRAN RAKYAT – Kematian Paus Fransiskus pada 21 April menandai berakhirnya sebuah era penting dalam sejarah Gereja Katolik Roma. Sebagai paus pertama dari Amerika Latin, Paus Fransiskus dikenal karena arah progresifnya: membela kaum miskin, membuka pintu bagi dialog dengan dunia sekuler, dan menekankan peran Gereja dalam isu-isu global seperti perubahan iklim dan migrasi.

    Kini, mata dunia tertuju pada Vatikan, tempat College of Cardinals bersiap menggelar konklaf rahasia untuk memilih pemimpin baru bagi 1,37 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Kandidat yang terpilih akan menentukan arah teologi dan diplomasi Gereja dalam menghadapi tantangan zaman modern.

    Berikut adalah lima tokoh yang dinilai memiliki peluang besar menggantikan Paus Fransiskus.

    1. Luis Antonio Tagle (Filipina) Usia: 67 tahun Posisi: Pro-prefek Dikasteri untuk Evangelisasi Peluang: 3:1

    Kardinal Tagle dikenal sebagai tokoh yang rendah hati dan bersahaja, sering dijuluki sebagai “Fransiskus dari Timur.” Dia telah lama menjadi tangan kanan Paus Fransiskus dalam misi global Gereja. Sebagai kepala Kongregasi untuk Evangelisasi Rakyat, ia memainkan peran penting dalam memperluas pengaruh Gereja di Asia dan Afrika.

    “Latar belakang Asia dan semangat pastoral Tagle sangat cocok dengan semangat Paus Fransiskus,” ujar Cristina Traina, profesor teologi Universitas Northwestern.

    “Pemilihannya bisa menjadi simbol dari Gereja yang semakin mendunia,” ucapnya menambahkan.

    Tagle juga menjadi wajah Gereja Katolik yang inklusif dan simpatik. Ia mendukung peran perempuan yang lebih besar dalam Gereja serta memiliki rekam jejak kuat dalam membela keadilan sosial.

    2. Pietro Parolin (Italia) Usia: 70 tahun Posisi: Sekretaris Negara Vatikan Peluang: 4:1

    Sebagai diplomat tertinggi Vatikan sejak 2013, Kardinal Parolin punya pengalaman panjang dalam urusan internasional Gereja, termasuk hubungan dengan China, Rusia, dan negara-negara mayoritas Muslim.

    “Parolin memahami betul seluk-beluk diplomasi Vatikan dan birokrasi internal,” kata Ulrich Lehner dari Universitas Notre Dame.

    “Ia adalah sosok moderat, tidak seekstrem progresif, juga bukan konservatif garis keras,” tuturnya menambahkan.

    Gaya kepemimpinannya yang diplomatis membuat Parolin digadang-gadang sebagai pilihan kompromi antara faksi progresif dan konservatif dalam konklaf mendatang.

    3. Peter Turkson (Ghana) Usia: 76 tahun Posisi: Mantan kepala Dikasteri untuk Pembangunan Manusia Integral Peluang: 5:1

    Kardinal Turkson telah lama dikenal sebagai suara Gereja dalam isu-isu keadilan global. Ia vokal dalam perjuangan melawan ketimpangan ekonomi dan perubahan iklim, dan dikenal dekat dengan agenda sosial Paus Fransiskus.

    “Paus baru harus bisa melanjutkan fokus pada umat yang tertindas, dan saya percaya suara Afrika harus lebih didengar,” kata Turkson dalam wawancara sebelumnya dengan La Croix.

    Jika terpilih, Turkson akan menjadi paus kulit hitam pertama dalam sejarah modern dan paus Afrika pertama sejak Paus Gelasius I pada abad ke-5.

    4. Peter Erdo (Hongaria) Usia: 72 tahun Posisi: Uskup Agung Esztergom-Budapest Peluang: 6:1

    Dikenal sebagai ahli hukum kanonik dan pemikir konservatif, Kardinal Erdo mewakili arus Gereja yang ingin kembali pada tradisi teologis yang lebih ketat. Ia aktif dalam mendorong perlindungan doktrin tradisional, terutama terkait keluarga, gender, dan liturgi.

    “Beberapa suara dalam Gereja ingin menyeimbangkan kembali antara kasih dan kebenaran moral. Erdő mewakili kecenderungan itu,” tutur Prof. Traina.

    Namun, keberpihakannya yang kuat terhadap ortodoksi mungkin menjadi hambatan di tengah tren global menuju keterbukaan.

    5. Angelo Scola (Italia) Usia: 82 tahun Posisi: Mantan Uskup Agung Milan Peluang: 8:1

    Meskipun usianya melampaui batas usia memilih paus (80 tahun), Kardinal Scola masih disebut dalam daftar kandidat karena pengaruhnya yang besar dan sejarahnya sebagai runner-up pada konklaf 2013.

    Scola dikenal karena ketegasan intelektual dan kedekatannya dengan teologi Yohanes Paulus II. Ia menjadi simbol kubu tradisionalis yang merindukan kepemimpinan tegas dalam hal moralitas dan liturgi.

    “Waktu saya mungkin sudah lewat,” ucap Scola dalam wawancara dengan Corriere della Sera beberapa tahun lalu.

    “Tetapi saya percaya pada suara Roh Kudus,” ujarnya menambahkan.

    Apa yang Terjadi Selanjutnya?

    Konklaf untuk memilih paus baru akan dimulai dalam rentang 15 hingga 20 hari setelah kematian Paus Fransiskus. Selama masa itu, para kardinal akan menghadiri misa pemakaman dan menjalani novemdiales — sembilan hari berkabung yang juga menjadi ajang diplomasi internal.

    Michelle Dillon dari University of New Hampshire menekankan pentingnya masa itu.

    “Akan ada banyak pertemuan informal di sela-sela misa dan peringatan. Di sanalah kesepakatan awal biasanya terbentuk,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari NewsWeek.

    Begitu mayoritas dua pertiga suara diperoleh di Kapel Sistina, asap putih akan membubung dari cerobong, menandakan bahwa Gereja memiliki pemimpin baru. Nama dan sosok paus baru kemudian akan diumumkan dari balkon Basilika Santo Petrus dalam prosesi “Habemus Papam”.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Duka Cita PP Muhammadiyah Meninggalnya Paus Fransiskus: Tokoh Humanis Penebar Damai – Page 3

    Duka Cita PP Muhammadiyah Meninggalnya Paus Fransiskus: Tokoh Humanis Penebar Damai – Page 3

    Paus Fransiskus meninggal dunia, seorang Yesuit Argentina yang menjadi Paus Katolik Roma pertama dari Benua Amerika, demikian pernyataan Vatikan pada hari Senin (21/4/2025) seperti dikutip dari CNBC.

    Paus Fransiskus meninggal pada usia 88 tahun. Dalam sebuah pidato video, Kardinal Farrell mengumumkan berita tersebut.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus,” katanya, menurut sebuah terjemahan.

    “Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan,” kata kardinal tersebut.

    “Dengan rasa syukur yang besar atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasihan dari Allah Tritunggal.”

    Paus Fransiskus, yang terpilih sebagai paus ke-266 gereja tersebut setelah Benediktus XVI pensiun pada tahun 2013, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di lingkungan kelas menengah Flores di Buenos Aires pada tanggal 17 Desember 1936.

    Ia adalah paus Jesuit pertama dan paus pertama dari Belahan Bumi Selatan. Ia adalah orang pertama dari luar Eropa yang dipilih untuk memimpin gereja tersebut dalam hampir 1.300 tahun, setelah Paus Gregorius III dari Suriah, yang dipilih pada tahun 731.

    Putra dari seorang ayah imigran Italia dan seorang ibu Argentina Italia, Fransiskus adalah anak tertua dari lima bersaudara. Sebagai seorang mahasiswa, ia bekerja sebagai petugas kebersihan dan penjaga klub malam sebelum menjadi teknisi kimia.

    Paus Fransiskus ditahbiskan sebagai pendeta Jesuit pada tahun 1969 dan menjadi kepala ordo Serikat Yesus di Argentina dan Uruguay pada tahun 1973 di usia muda 36 tahun, dan menjabat posisi tersebut hingga tahun 1979.

    Paus Yohanes Paulus II mengangkat Paus Fransiskus sebagai uskup pada tahun 1992, dan enam tahun kemudian Fransiskus menjadi uskup agung Buenos Aires. Pada tahun 2001, Yohanes Paulus mengangkatnya menjadi kardinal.

  • Ketua PBNU: Duka Mendalam atas Wafatnya Paus Fransiskus

    Ketua PBNU: Duka Mendalam atas Wafatnya Paus Fransiskus

    Malang, Beritasatu.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya pemimpin tertinggi umat Katolik dunia di Vatikan, Paus  Fransiskus. Paus Fransiskus merupakan sosok pembawa pesan perdamaian, persatuan dan toleransi antarumat beragama.

    “Saya pribadi mengucapkan belasungkawa sedalam – dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Saya pernah bertemu bersalaman dan berbicara sejenak ketika beliau berkunjung ke Masjid Istiqlal,” kata Gus Fahrur kepada Beritasatu.com, Senin (21/4/2025).

    Menurut Gus Fahrur, Paus Fransiskus, merupakan sosok yang anggun dan sederhana. Pemimpin tertinggi Katolik dunia ini pun juga menyenangkan dan memiliki selera humor yang baik, sehingga membuat orang merasa nyaman di dekatnya.

    “Saya melihat beliau sebagai sosok yang sangat ramah, anggun dalam kesederhanaannya,  dalam gaya bicara dan berinteraksi dengan orang lain,” tandasnya.

    Atas jasanya, kata pengasuh Pondok Pesantren An Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang, tersebut dunia akan selalu mengenang beliau sebagai tokoh toleransi antarumat beragama, pembawa pesan perdamaian, persatuan dan toleransi antarumat beragama, serta mendorong dialog antaragama untuk menciptakan kehidupan bersama yang damai.

    “Paus menjadi teladan bagi umat Katolik dan juga bagi umat dari agama lain, karena sikapnya yang penuh kasih, kita ikut mengucapkan dukacita sedalam-dalamnya,” kenang Gus Fahrur.

    Dunia dikejutkan oleh kabar duka dari Vatikan, Senin (21/4/2025), setelah Paus Fransiskus dinyatakan meninggal dunia di kediamannya di Casa Santa Marta.

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini wafat dalam usia 88 tahun setelah berjuang melawan pneumonia ganda yang dideritanya sejak awal tahun.

    Selama lima minggu terakhir, Paus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Poliklinik Gemelli akibat pneumonia parah yang hampir merenggut nyawanya sebanyak dua kali.

    Setelah kondisinya mulai membaik, beliau dipulangkan pada 23 Maret 2025 dan melanjutkan masa pemulihan di Vatikan dengan pengawasan medis ketat.

    Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, merupakan Paus asal Argentina pertama dan juga orang Amerika Latin pertama yang memimpin Gereja Katolik Roma, yang memiliki sekitar 1,4 miliar pengikut di seluruh dunia.

     

  • Paus Fransiskus Tokoh Humanis Penebar Damai di Ranah Global

    Paus Fransiskus Tokoh Humanis Penebar Damai di Ranah Global

    loading…

    Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengenang sosok Paus Fransiskus sebagai tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global. Foto/Ist

    YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Paus Fransiskus di Roma Vatikan pada Senin (21/4/2025). Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengenang sosok Paus Fransiskus sebagai tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global.

    Haedar merasa kehilangan tokoh dan pemimpin utama Katholik yang hidupnya diabadikan untuk kehidupan kemanusiaan yang religius, saling toleran dan menyayangi, serta menegakkan perdamaian untuk dunia.

    “Jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia menjadi salah satu pendorong terciptanya tatanan dunia damai yang masif dan autentik,” kata Haedar.

    Haedar mengaku bertemu langsung dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada 24 Februari 2024 dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity. Penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat.

    Haedar menyebut, Paus Fransiskus merupakan sosok yang dikenal bersahaja dengan slogan “Miserando atque eligendo” atau “Rendah Hati dan Terpilih”.

    Paus Fransiskus dikenal tokoh inklusif serta menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua. Bersama Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad At-Thayib, Paus Fransiskus menerima Zayed Award yang pertama.

    “Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama penerima Zayed Award tahun 2024, yang menjadikan kami diterima Paus di Vatikan dan Grand Syaikh Al-Azhar di Abu Dhabi saat itu,” kenang Haedar.

    (shf)

  • Paus Fransiskus Wafat, Puan: Semoga Semangat Perdamaian Selalu Hidup di Hati Umat – Page 3

    Paus Fransiskus Wafat, Puan: Semoga Semangat Perdamaian Selalu Hidup di Hati Umat – Page 3

    Pertemuan bertema ‘Let’s Love and Protect Them’ tersebut dihadiri para pemimpin dunia seperti sejumlah kepala negara, pejabat tinggi, dan advokat global terkemuka untuk hak anak. Puan pun memberi apresiasi atas inisiasi Paus menggelar perhelatan KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak karena acara itu sekaligus mendorong kerja sama internasional untuk membangun masa depan yang lebih aman dan lebih adil bagi anak-anak di seluruh dunia.

    “Saya mengapresiasi Yang Mulia Paus Fransiskus atas inisiatifnya untuk menyelenggarakan KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak. Dengan World Leaders Summit on Children’s Rights, kita dapat duduk bersama dan bertukar pikiran tentang hak anak dan misi kemanusiaan global demi generasi mendatang,” paparnya.

    Sebelum perhelatan World Leaders Summit on Children’s Rights, Puan bersama Megawati juga sempat mengikuti forum Unbroken Kids Alliance yang digelar di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Minggu (2/2). Aliansi ini menaungi anak-anak korban perang Palestina dan Ukraina.

    Dalam kegiatan di Italia saat itu, Puan dan Megawati juga diterima Paus Fransiskus di kediamannya langsung pada Jumat (7/2). Menurut pihak Vatikan, untuk pertama kalinya Paus Fransiskus bersedia menerima tamu luar negerinya di kediaman pribadi.

    Meski dalam kondisi kurang sehat, Sri Paus tetap menyempatkan diri bertemu karena penghormatannya terhadap keluarga Bung Karno, terutama Megawati yang sempat diminta menjadi juri Zayed Award, ajang yang memberi apresiasi terhadap organisasi dan individu yang mendorong dan mendukung kegiatan-kegiatan kemanusiaan.

     

  • Puan: Warisan Semangat Perdamaian Paus Fransiskus Selalu Hidup di Hati Umat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        21 April 2025

    Puan: Warisan Semangat Perdamaian Paus Fransiskus Selalu Hidup di Hati Umat Nasional 21 April 2025

    Puan: Warisan Semangat Perdamaian Paus Fransiskus Selalu Hidup di Hati Umat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua
    DPR
    RI
    Puan Maharani
    menyampaikan dukacita atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, pada Senin (21/4/2025).
    Ia berharap ajaran-ajaran baik dan mulia Paus Fransiskus menjadi warisan yang dapat diteruskan.
    “Duka mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus. Semoga warisan semangat perdamaian dalam kasihnya selalu hidup di hati umat manusia,” kata Puan dalam keterangan pers hari ini.
    Puan pun mengenang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
    Menurutnya, kedatangan Paus saat itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia.
    “Ini menjadi bukti bahwa Bapa Suci tidak hanya dicintai oleh umat katolik, tapi juga dihargai seluruh umat dari beragam agama,” tutur Puan.
    “Sosok Paus yang sangat rendah hati dan penuh kesederhanaan membuat beliau dikagumi oleh masyarakat Indonesia,” imbuhnya.
    Mantan Menko PMK itu pun merasa tersanjung karena mendapat undangan dari Paus ke Istana Apostolik, Kota Vatikan untuk menghadiri World Leaders Summit on Children’s Rights atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia tentang Hak Anak pada awal Februari lalu.
    Puan diundang bersama Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
    “Sebuah kebanggaan bagi saya mendapat undangan dari Paus Fransiskus untuk menghadiri KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak,” ujarnya.
    “Dalam acara tersebut, para tokoh dunia berkesempatan untuk berdialog dan melakukan tindakan mendalam guna melindungi hak dan kesejahteraan setiap anak,” sambung Puan.
    Pertemuan bertema ‘Let’s Love and Protect Them’ tersebut dihadiri para pemimpin dunia seperti sejumlah kepala negara, pejabat tinggi, dan advokat global terkemuka untuk hak anak.
    Puan pun mengapresiasi inisiasi Paus menggelar perhelatan KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak, sebab acara itu sekaligus mendorong kerja sama internasional untuk membangun masa depan yang lebih aman dan lebih adil bagi anak-anak di seluruh dunia.
    “Saya mengapresiasi Yang Mulia Paus Fransiskus atas inisiatifnya untuk menyelenggarakan KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak. Dengan World Leaders Summit on Children’s Rights, kita dapat duduk bersama dan bertukar pikiran tentang hak anak dan misi kemanusiaan global demi generasi mendatang,” paparnya.
    Menurut Puan, kepergian Paus bukan hanya kehilangan bagi umat katolik, namun juga untuk masyarakat dunia.
    “Sri Paus Fransiskus merupakan tokoh yang sangat mendukung perdamaian. Beliau selalu mengadvokasi agar kekerasan dan perang dihentikan. Dunia kehilangan sosok besar,” sebut Puan.
    “Selamat jalan Bapa Suci, Paus Fransiskus. Semoga warisan semangat Sri Paus dalam kemanusiaan akan terus membawa manfaat dan diteruskan oleh semua umat manusia di muka bumi,” tandasnya.

    Paus Fransiskus meninggal
    pada hari ini dalam usia 88 tahun.
    Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci.
    “Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Paus Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” kata Kardinal Kevin Ferrell dalam sebuah pernyataan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Paus Fransiskus Wafat, Lonceng Gereja di Roma Bergema Sebagai Tanda Duka – Halaman all

    Paus Fransiskus Wafat, Lonceng Gereja di Roma Bergema Sebagai Tanda Duka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Vatikan mengumumkan kabar duka mendalam, Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berasal dari Amerika Latin, telah wafat pada usia 88 tahun. 

    Berita ini disampaikan dalam sebuah pernyataan video oleh Kardinal Kevin Farrell pada hari Senin (21/4/2025).

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” ujar Farrell dalam siaran Vatikan, dikutip dari Reuters.

    “Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” tambahnya.

    Pengumuman ini menggema tidak hanya di Vatikan, tetapi juga di seluruh Roma. 

    Lonceng gereja berdentang serentak, menggetarkan ibu kota Italia sebagai tanda berkabung atas wafatnya pemimpin umat Katolik dunia tersebut.

    Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perjuangan panjang melawan penyakit yang menyerang kesehatannya. 

    Ia sempat dirawat selama lima minggu di Rumah Sakit Universitas Gemelli karena pneumonia ganda yang nyaris merenggut nyawanya, dikutip dari Al Jazeera.

    Kondisinya diperburuk oleh bronkitis parah, infeksi bakteri, virus, dan jamur, serta komplikasi anemia, trombosit rendah, dan tanda-tanda awal gagal ginjal. 

    Ia juga sempat mengalami krisis pernapasan berulang yang membuatnya harus menggunakan masker ventilasi secara rutin di malam hari.

    Meski dalam kondisi yang rapuh, Fransiskus sempat menunjukkan semangatnya yang tak luntur.

    Ia kembali ke Vatikan pada 23 Maret, dan bahkan membuat penampilan publik saat Minggu Paskah.

    Di tengah sorak-sorai umat di Lapangan Santo Petrus, ia menyapa dengan senyum dan memberikan berkat khusus.

    Paus hadir menyampaikan berkat dan ucapan “Selamat Paskah” kepada puluhan ribu umat yang hadir.

    Dalam pidato Paskahnya, yang disampaikan sebagian besar oleh Uskup Agung Vatikan karena kondisi fisiknya yang lemah, Paus Fransiskus kembali menyoroti krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. 

    Ia menyerukan gencatan senjata dan menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap penderitaan warga sipil, terutama komunitas Kristen di wilayah tersebut.

    “Saya memikirkan rakyat Gaza, dan khususnya masyarakat Kristennya, di mana konflik mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan,” ucap Paus dalam pesan Paskahnya, dikutip dari dw.com.

    Tak hanya menyerukan perdamaian, Paus Fransiskus juga mengangkat isu kebebasan beragama dan pentingnya toleransi dalam menciptakan dunia yang damai.

    “Tidak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan menghormati pandangan orang lain,” tegasnya.

    Ini menjadi pengingat akan dedikasi dan kasihnya terhadap umat Katolik di seluruh dunia.

    Paus Fransiskus dikenang sebagai tokoh yang membawa semangat pembaruan dalam Gereja, meskipun masa kepemimpinannya kerap dibayangi ketegangan dan perpecahan.

    Ia berusaha merombak struktur Gereja yang telah lama dianggap kaku, sekaligus menyuarakan nilai-nilai inklusi, kasih, dan keadilan sosial.

    Kini, dunia berkabung atas kepergiannya, namun warisan perjuangan dan pesannya akan terus hidup dalam hati jutaan umat Katolik di seluruh penjuru bumi.

    Pemimpin Dunia Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus

    Duka atas wafatnya Paus Fransiskus terus mengalir dari berbagai penjuru dunia.

    Para pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa mendalam, menandai kepergian seorang tokoh spiritual yang telah menginspirasi umat lintas agama dengan pesan kasih, kerendahan hati, dan kemanusiaan.

    Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, yang sempat bertemu langsung dengan Paus pada Minggu Paskah kemarin, mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam. 

    “Hati saya tertuju pada jutaan umat Kristen di seluruh dunia yang mencintainya,” ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi. 

    Pertemuan singkat itu kini menjadi kenangan terakhir yang penuh makna baginya.

    Dari benua Afrika, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed juga menyampaikan penghormatannya. 

    Ia menyebut wafatnya Paus Fransiskus sebagai kehilangan besar bagi dunia.

    “Saya menyampaikan belasungkawa yang terdalam atas meninggalnya Paus Fransiskus. Semoga jiwanya beristirahat dengan tenang di alam abadi, dan semoga warisan kasih sayang, kerendahan hati, dan pengabdiannya kepada kemanusiaan terus menginspirasi generasi mendatang,” kata Abiy dalam pernyataannya.

    Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyoroti warisan moral dan spiritual Paus yang melampaui batas-batas gereja.

     “Paus Fransiskus akan dikenang atas upayanya membangun dunia yang lebih adil, damai, dan penuh kasih sayang,” ujarnya. 

    Ia menambahkan bahwa sang Paus telah menginspirasi jutaan orang, jauh melampaui Gereja Katolik.

    Ucapan belasungkawa dari berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa jejak pengaruhnya menembus batas-batas keagamaan dan kebangsaan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus Wafat