kab/kota: Roma

  • Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Paus Leo XIV – Halaman all

    Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Paus Leo XIV – Halaman all

    Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai paus ke-267 Gereja Katolik Roma.

    Tayang: Jumat, 9 Mei 2025 15:51 WIB

    Tribunnews.com/ Taufik Ismail

    PAUS BARU – Juru Bicara Presiden sekaligus Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9/5/2025). Ia mengatakan Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai paus ke-267 Gereja Katolik Roma. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengucapkan selamat atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai paus ke-267 Gereja Katolik Roma. 

    Kardinal asal Amerika Serikat tersebut terpilih menjadi Paus setelah conclave yang berlangsung sejak 7 Mei 2025.

    “Tentu beliau akan memberikan keterangan secara langsung, tetapi kalau boleh saya mewakili presiden, mewakili pemerintah, tentunya kita mengucapkan selamat atas terpilihnya Paus Leo XIV,” ujar Juru Bicara Presiden Prasetyo Hadi di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9/5/2025).

    Menurut Prasetyo yang penting dari keterpilihan Paus Leo adalah pesan mengenai perdamaian dan keadilan sosial.

    “Nah kita sebagai orang Indonesia mesti tidak boleh, tidak hafal  tidak boleh tidak mengayati sila kedua dari pancasila kita,” ujarnya.

    Seperti diketahui, Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik dunia.

    Kardinal Robert Francis Prevost akan menggunakan nama kepausan Paus Leo XIV.

    Kardinal Robert Francis Prevost terpilih dalam proses proses conclave yang berlangsung sejak 7 Mei 2025.

    Dirinya terpilih menjadi pemimpin Gereja Katolik baru menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April 2025.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kisah Robert Francis Prevost, Perjalanan Paus Baru Terpilih dari Chicago hingga Vatikan – Page 3

    Kisah Robert Francis Prevost, Perjalanan Paus Baru Terpilih dari Chicago hingga Vatikan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dunia menyaksikan sejarah baru terukir pada 8 Mei 2025. Kardinal Robert Francis Prevost, seorang uskup agung asal Chicago, Illinois, Amerika Serikat, terpilih sebagai Paus ke-267.

    Ia pun mengambil nama kepausan Leo XIV, menandai tonggak sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat (AS).

    Robert Francis Prevost, yang lahir di Chicago pada 14 September 1955, memiliki darah campuran Prancis, Italia, dan Spanyol.Ia memiliki dua saudara laki-laki yakni Louis Martin dan John Joseph. Ia menghabiskan masa kecil dan remajanya bersama keluarganya dan belajar pertama kali di Seminari Menengah Para Bapa Augustinian.

    Dari pendidikan di Seminari Kecil para Pastor Agustinian dan Universitas Villanova, hingga menjadi misionaris di Peru, setiap langkahnya menorehkan jejak pelayanan yang mendalam.

     

    Pendidikan formal Robert Prevost dimulai di Seminari Kecil para Pastor Agustinian, kemudian dilanjutkan di Universitas Villanova, Pennsylvania, tempat ia meraih gelar sarjana Matematika dan belajar filsafat pada 1977. 

    Pada 1 September tahun yang sama, Prevost masuk novisiat Ordo Santo Agustinus (O.S.A.) di Saint Louis, di Our Lady of Good Counsel Chicago, dan mengucapkan kaul pertamanya pada 2 September 1978. Pada 29 Agustus 1981, ia mengucapkan kaul khidmatnya.

    Paus baru terpilih itu menerima pendidikan teologinya di the Catholic Theological Union di Chicago. Pada usia 27 tahun, ia dikirim oleh atasannya ke Roma untuk mempelajari Hukum Kanon di Pontifical University of Saint Thomas Aquinas (Angelicum).

    Di Roma, ia ditahbiskan sebagai imam pada 19 Juni 1982, di Kolese Agustinian Santa Monica oleh Uskup Agung Jean Jadot, yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden Sekretariat untuk Non-Kristen, yang kemudian menjadi Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama dan kemudian Departemen untuk Dialog Antaragama.

    Sebelum terpilih sebagai Paus, Prevost telah menorehkan prestasi gemilang dalam karier gerejawi. Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi Uskup pada 2015 dan Kardinal pada 2023.

    Sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, ia berperan penting dalam pemilihan uskup baru dan kunjungan apostolik Paus. 

  • Ilmuwan Ciptakan Masker yang Bisa Deteksi Gagal Ginjal Lewat Bau Mulut

    Ilmuwan Ciptakan Masker yang Bisa Deteksi Gagal Ginjal Lewat Bau Mulut

    Jakarta

    Ilmuwan menciptakan masker yang bisa membantu mendeteksi gagal ginjal lewat bau mulut. Mereka membuat masker bedah yang dimodifikasi, berisi sensor napas yang dapat secara akurat mendeteksi saat seseorang mengidap penyakit ginjal.

    Dalam penelitian baru yang diterbitkan pada 7 Mei di jurnal ACS Sensors, masker tersebut menganalisis napas seseorang untuk mencari gas yang berhubungan dengan penyakit ginjal.

    “Penerapan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan pasien penyakit ginjal kronis dengan memfasilitasi identifikasi perubahan perkembangan penyakit secara tepat waktu,” kata peneliti Dr. Annalisa Noce, seorang peneliti hipertensi dan nefrologi di Universitas Roma Tor Vergata di Italia, dalam keterangannya dikutip dari US News, Jumat (9/5/2025).

    Ginjal membuang produk limbah yang dihasilkan oleh fungsi alami tubuh, tetapi penyakit ginjal mengurangi kemampuan organ untuk menyaring limbah tersebut. Akibatnya, orang dengan penyakit gagal ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) mengeluarkan amonia dalam kadar tinggi.

    Untuk penelitian ini, para peneliti menciptakan sensor napas yang akan mendeteksi amonia dan gas lain yang terkait dengan penyakit ginjal, menggunakan elektroda perak yang dilapisi polimer yang dipilih secara khusus.

    Mereka lalu menguji masker wajah itu pada 100 orang, yang sekitar setengahnya didiagnosis dengan penyakit ginjal kronis.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa masker tersebut mengidentifikasi penyakit ginjal dengan benar sebanyak 84 persen, dan secara akurat menyingkirkan penyakit ginjal sebanyak 88 persen.

    Penemuan tersebut juga menunjukkan bahwa data sensor dapat digunakan untuk memperkirakan stadium penyakit ginjal seseorang, yang dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan.

    (kna/kna)

  • Alasan Robert Prevost Gunakan Nama Paus Leo XIV, Mengambil dari Garis Keturunan Leo yang Agung – Halaman all

    Alasan Robert Prevost Gunakan Nama Paus Leo XIV, Mengambil dari Garis Keturunan Leo yang Agung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah beberapa hari mengadakan konklaf untuk memilih paus baru, Vatikan akhirnya mengumumkan sosok paus baru, Kamis (8/5/2025).

    Sosok tersebut adalah Robert Prevost, orang Amerika Serikat pertama yang menjadi pemimpin Gereja Katolik setelah kematian Paus Fransiskus.

    Dalam pengumuman yang dibuat Vatikan, Robert Prevost akan menggunakan nama Paus Leo XIV selama kepausannya.

    Nama ‘Leo’ diadopsi Robert Prevost menempatkannya dalam garis keturunan yang terkait dengan kepemimpinan yang kuat.

    Selain itu, nama ‘Leo’ mengingatkan pada Paus Leo yang Agung, yang menjabat dari tahun 440 hingga 461.

    Paus Leo I adalah sosok paus yang dikenal dengan aksi heroiknya yang membujuk bangsa Hun untuk tidak menyerang Roma.

    Pemilihan ‘Leo’ sebagai nama kepausan memiliki pengaruh yang kuat secara historis. Nama tersebut telah diadopsi oleh 14 paus.

    Dikutip dari Newsweek, paus terakhir sebelum Prevost adalah Paus Leo XIII, yang memimpin gereja dari tahun 1878 hingga 1903.

    Ia memiliki masa pemerintahan terlama keempat dari semua paus dan menghasilkan ensiklik Rerum Novarum.

    Walaupun Prevost belum secara eksplisit mengonfirmasi alasannya untuk nama tersebut, garis keturunan yang diikutinya mencakup Leo III, yang memahkotai Charlemagne sebagai Kaisar Romawi Suci pada tahun 800, dan Leo X, yang mengucilkan Martin Luther pada tahun 1821.

    Sosok Robert Prevost

    Meski lama hidup di Peru, Robert Prevost lahir di Chicago, Amerika Serikat (AS) pada tahun 1955.

    Orang tua Robert Prevost merupakan keturunan Spanyol dan Prancis-Italia.

    Sebelum pindah ke Peru, ia sempat menjabat sebagai putra altar dan ditahbiskan sebagai pendeta pada tahun 1982.

    Di usia 30 tahun, atau tiga tahun setelah menjadi pendeta, Robert Prevost pindah ke Peru sebagai bagian dari misi Agustinian.

    Dikutip dari BBC, Robert Prevost hidup bertahun-tahun di Peru sebagai misionaris.

    Ia menghabiskan 10 tahun sebagai pendeta paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di barat laut Peru.

    Prevost dikenal baik oleh para kardinal karena peran pentingnya sebagai prefek Departemen Uskup di Amerika Latin, yang memiliki tugas penting dalam memilih dan mengawasi para uskup.

    Ia menjadi uskup agung pada waktu yang sama pada bulan Januari 2023 dan dalam beberapa bulan Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.

    Karena 80 persen kardinal yang ambil bagian dalam konklaf ditunjuk oleh Fransiskus, tidaklah mengherankan bahwa seseorang seperti Prevost terpilih, meskipun ia baru saja ditunjuk.

    Selain menjadi paus pertama dari Amerika Serikat, Paus Leo XIV adalah biarawan Augustinian pertama yang terpilih menjadi paus.

    Ia lulus dari Universitas Villanova, salah satu dari dua universitas Katolik Augustinian di negara itu, pada tahun 1977.

    “Sebagai lembaga Katolik Agustinian, kami merayakan hari penting ini bagi komunitas Universitas dan Gereja global,” kata Pendeta Peter Donohue, presiden universitas, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, dikutip dari ABC News.

    “Villanova, yang dibangun berdasarkan ajaran St. Augustine, selalu didasarkan pada upaya memajukan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan mendasar antara iman dan akal budi — antara spiritualitas dan kebijaksanaan.”

    “Dengan terpilihnya Yang Mulia Paus Leo XIV hari ini, saya tidak dapat tidak merenungkan apa arti kepausan Agustiniannya bagi komunitas Universitas dan dunia kita.”

    “Dikenal karena kerendahan hatinya, jiwanya yang lembut, kehati-hatian, dan kehangatannya, kepemimpinan Paus Leo XIV menawarkan kesempatan untuk menegaskan kembali komitmen kita terhadap misi pendidikan kita,” ungkapnya.

    Leo memasuki novisiat Ordo Santo Agustinus di provinsi Our Lady of Good Counsel, di Saint Louis, pada tahun 1977.

    Ia memperoleh diploma dalam teologi dari Catholic Theological Union of Chicago pada tahun 1982.

    Kemudian dirinya mempelajari hukum kanon di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas dan menerima tahbisan imam pada tanggal 19 Juni 1982, menurut biografinya.

    Setelah menerima gelar sarjananya pada tahun 1984, ia dikirim untuk bekerja di misi Chulucanas, di Piura, Peru, dari tahun 1985 hingga 1986.

    Ia sebagian besar bertugas di Peru hingga kembali pada akhir tahun 1990-an ke Chicago, di mana ia terpilih untuk memimpin provinsi Midwest milik Ordo Augustinian pada tahun 1999.

    Ia kemudian dua kali terpilih menjadi jenderal sebelumnya, atau pemimpin utama, ordo religius Augustinian.

    Paus Leo XIV sempat diajak Paus Fransiskus untuk bekerja di Vatikan setelah pertama kali mengangkatnya pada tahun 2014 untuk menjabat sebagai uskup Chiclayo, Peru.

    Pada bulan April 2020, Fransiskus mengangkatnya menjadi administrator apostolik keuskupan Callao, juga di Peru, kata profilnya.

    Sejak 2023, ia menjabat di Vatikan sebagai Prefek Departemen Uskup, yang bertugas memeriksa nominasi uskup di seluruh dunia.

    Paus Leo mengatakan kepada Vatican News pada bulan Oktober 2024 bahwa “seorang uskup tidak seharusnya menjadi seorang pangeran kecil yang duduk di kerajaannya, melainkan dipanggil secara tulus untuk rendah hati, untuk dekat dengan umat yang dilayaninya, untuk berjalan bersama mereka dan untuk menderita bersama mereka”.

    Dalam wawancara dengan Catholic News Service tahun 2023, ia ditanya bagaimana ia menanggapi masalah dengan para uskup atau keuskupan — dan ia berkata ia mengingatkan para pendeta untuk merenungkan sumpah mereka untuk “hidup dan bekerja dalam persekutuan dengan Bapa Suci”.

    “Semangat sinodalitas mencakup kebutuhan dan keinginan untuk mendengarkan bukan hanya uskup sendiri, tetapi juga banyak orang di keuskupan untuk melihat cara terbaik dalam mempromosikan gereja yang autentik di setiap keuskupan di dunia,” katanya saat itu.

    (*)

  • Semoga Damai Menyertai Kalian Semua

    Semoga Damai Menyertai Kalian Semua

    Jakarta

    Kardinal Robert Francis Prevost dengan nama kepausan Paus Leo XIV menyapa umat seluruh dunia dalam pidato perdananya. Dia menyerukan perdamaian.

    “Salam untuk Roma dan dunia. Semoga damai menyertai anda,” kata Paus Leo XIV saat tampil di salah satu balkon Basilika Santo Petrus dilansir dari Vatikan News, Jumat (9/5/2025).

    Paus Leo XIV menyampaikan ucapan terima kasih. Dia memberi salam pertama kepada seluruh umat.

    “Saudara-saudari terkasih, ini adalah salam pertama dari Kristus yang bangkit, sang gembala yang baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kawanan domba Allah. Saya juga ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hati anda, menjangkau keluarga-keluarga anda dan semua orang, di mana pun mereka berada, dan semua bangsa, dan seluruh bumi. Semoga damai menyertai Anda,” ujarnya.

    Dia meminta izin untuk melanjutkan berkat Paus Fransiskus. Dia juga menyempatkan diri menyampaikan terima kasih untuk Paus Fransiskus.

    “Ini adalah damai dari Kristus yang bangkit, damai yang melucuti senjata, merendahkan hati, dan memelihara. Itu datang dari Tuhan. Tuhan, yang mengasihi kita semua, tanpa batasan atau syarat apa pun. Marilah kita dengarkan suara Paus Fransiskus yang lemah tetapi selalu berani, yang memberkati Roma – Paus yang memberkati Roma dan dunia pada pagi hari Paskah,” ucapnya.

    Paus Leo XIV kemudian mengucapkan terima kasih kepada para Kardinal karena telah memilihnya sebagai paus. Dia mengajak umat untuk setia kepada Yesus Kristus.

    “Terima kasih kepada saudara-saudara Kardinal saya yang telah memilih saya untuk menjadi penerus Petrus dan untuk berjalan bersama anda sebagai Gereja yang bersatu, mencari bersama-sama perdamaian dan keadilan, bekerja bersama sebagai wanita dan pria, setia kepada Yesus Kristus tanpa rasa takut, mewartakan Kristus, menjadi misionaris, setia kepada Injil. Saya adalah putra Santo Agustinus, seorang Agustinian. Beliau berkata, “Bersamamu saya seorang Kristen, bagimu saya seorang uskup.” Semoga kita semua berjalan bersama menuju tanah air yang telah dipersiapkan Tuhan bagi kita,” imbuhnya.

    Nama Paus Leo XIV diumumkan kepada seluruh umat yang menantikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Paus Leo XIV kemudian tampil di salah satu balkon Basilika Santo Petrus untuk menyapa dan memberi berkat kepada dunia.

    Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus–yang wafat pada usia 88 tahun—pada hari kedua pemungutan suara. Para kardinal sebelumnya kembali memberikan suara baru pada hari kedua konklaf untuk menentukan Paus pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

    Pemilihan sebelumnya mengeluarkan asap hitam dua kali yang menandakan bahwa mereka belum memilih seorang Paus. Ke-133 kardinal memulai konklaf mereka di Kapel Sistina pada Rabu (7/5) sore, untuk mencari pengganti Paus Fransiskus sebagai kepala 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Sejak saat itu mereka telah dua kali mengeluarkan asap hitam, yang terakhir pada Kamis Kamis (8/5) siang waktu Vatikan, untuk memberi tahu dunia bahwa belum ada yang memperoleh mayoritas dua per tiga yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai paus.

    Ritual yang telah berlangsung selama berabad-abad ini diadakan sepenuhnya secara tertutup, tetapi para kardinal berjubah merah dijadwalkan untuk memberikan suara kedua pada Kamis (8/5) sore, setelah makan siang di wisma tamu Santa Marta, tempat mereka menginap.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Alasan Robert Prevost Gunakan Nama Paus Leo XIV, Mengambil dari Garis Keturunan Leo yang Agung – Halaman all

    Profil Paus Leo XIV: Perjalanan Panjang Pope dari Chicago hingga Takhta Suci Vatikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Vatikan resmi mencatat sejarah baru dalam dunia Gereja Katolik pada 8 Mei 2025, ketika Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus.

    Dengan nama pontifikal Paus Leo XIV, ia menjadi Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat, menandai era baru bagi umat Katolik di seluruh dunia.

    Pengumuman terpilihnya Paus Leo XIV disampaikan Vatikan melalui laman dan akun media sosial resmi @VaticanNews dengan pernyataan tradisional, “Habemus Papam! Kita punya Paus!”

    “Para kardinal yang berkumpul di Kapel Sistina Vatikan telah memilih Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus ke-267, yang mengambil nama Paus Leo XIV.”

    PAUS LEO XIV – Robert Francis Prevost atau Paus Leo XIV diperkenalkan ke ribuan umat katolik usai terpilih sebagai Paus ke-267 di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025).  (The Guardian)

    Euforia menyambut pemimpin baru Gereja Katolik ini terlihat nyata di Lapangan Santo Petrus, setelah asap putih muncul dari cerobong Kapel Sistina pada pukul 18.15 waktu Roma, menandai terpilihnya Paus baru setelah proses konklaf yang diikuti 133 kardinal elektor.

    Setelah terpilih sebagai Paus baru, Paus Leo XIV melambaikan tangan ke hadapan ribuan umat katolik dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan. 

    Profil Paus Leo XIV

    Paus Leo XIV lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada 14 September 1955 (79 tahun) dan memiliki nama lahir lahir Robert Francis Prevost.

    Ia memiliki latar belakang panjang sebagai rohaniwan, akademisi, serta pemimpin ordo. 

    Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di seminari minor Ordo St Augustine pada 1973.

    Ia memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang matematika di Universitas Villanova pada tahun 1977.

    Setelah memutuskan untuk menjadi seorang pendeta, pada tahun yang sama, Prevost bergabung dengan Ordo Santo Agustinus, dan mengucapkan kaul khidmat pada 1981, dan ditahbiskan menjadi imam pada 19 Juni 1982.

    Mengutip laman resmi vatican, pendidikan teologi Paus Leo XIV ditempuh di Persatuan Teologi Katolik Chicago dan Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma pada 1987.

    Pada tahun itu, ia dianugerahi gelar doktor dengan tesis “Peran prior setempat dalam Ordo Santo Agustinus”. Dan pada tahun yang sama ia terpilih sebagai direktur panggilan dan direktur misi provinsi Agustinian “Mother of Good Counsel” di Olympia Fields, Illinois, Amerika Serikat.

    Kiprah Paus Leo XIV DI dunia misi dimulai pada 1985 saat ia dikirim ke Chulucanas, Peru.

    Di sana ia menjabat sebagai pastor paroki, pengajar seminari, vikaris pengadilan, dan direktur pembinaan bagi para calon imam.

    Kontribusinya selama satu dekade di Peru menjadi fondasi penting dalam membangun reputasi pastoral dan kepemimpinannya. Ia juga dikenal sebagai sosok yang aktif membina komunitas Agustinian di wilayah-wilayah terpencil.

    Antara 2001 hingga 2013, Prevost memimpin Ordo Santo Agustinus dari kantor pusat di Roma.

    Kemudian, pada 2015, ia ditunjuk sebagai Uskup Chiclayo di Peru sebelum dipanggil kembali ke Vatikan pada 2023 untuk menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup.

    ROBERT FRANCIS PREVOST – Kardinal Robert Francis Prevost bersalaman dengan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu. Pada Kamis, 8 Mei 2025, Vatikan mengumumkan Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat resmi terpilih sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. (vaticannews.va)

    Pada 30 September 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.

    Dan 8 Mei 2025, proses konklaf yang diikuti 133 kardinal elektor memutuskan dirinya sebagai Paus ke-267, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.

    Robert Francis Prevost atau Paus Leo XIV menjadi paus pertama asal Amerika Serikat

    Sebagai Paus Leo XIV, Robert Francis Prevost kini menjabat sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik dan kepala negara Kota Vatikan.

    Terpilihnya dia bukan hanya mencerminkan keberagaman Gereja Katolik global, tetapi juga membuka lembaran baru dalam kepemimpinan yang berakar dari semangat pelayanan, pendidikan, dan misi lintas budaya.

     

  • Sebelum Tampil di Balkon Basilika Santo Petrus, Paus Baru Bakal Masuk Kamar Air Mata – Halaman all

    Sebelum Tampil di Balkon Basilika Santo Petrus, Paus Baru Bakal Masuk Kamar Air Mata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Kemunculan asap putih dari cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5/2025), pertanda Paus baru sudah terpilih.

    Kemunculan asap putih pukul 18.15 waktu Roma atau tengah malam pukul 23.20 WIB ini disambut gembira oleh umat Katolik seluruh dunia.

    “Asap Putih, 133 kardinal elektor yang berkumpul di kapel Sistina Vatikan telah memilih Pepo yang baru. Ia akan segera muncul di jendela tengah Basilika Santo Petrus,” bunyi postingan Vaticannewsit yang dikutip Tribunnews.com.

    Mengutip Instagram Vaticannewsit, hingga tengah malam postingan soal White smoke atau asap putih ini disukai 402 ribu lebih warganet.

    Lantas bagaimana tahap selanjutnya setelah paus baru terpilih ?

    Romo Markus Solo Kewuta SVD atau Padre Marco yang saat ini bertugas di Vatikan mengatakan setelah terpilih, Kardinal Dekan bakal menanyakan kepada yang bersangkutan dalam keadaan berdiri, apakah dia menerima pemilihan tersebut. 

    Ketika dia menjawab Ya sebagai tanda kesediaanya, maka kepadanya dilontarkan pertanyaan kedua: Apa nama yang digunakan sebagai Paus. 

    Setelah memberikan jawaban kepada kedua pertanyaan ini dengan jelas, Paus baru dikenakan sebuah tanda khusus berupa sebuah pakaian kebesaran. 

    “Dulu, Paus terpilih dikenakan sebuah mahkota, tetapi tradisi ini sudah tidak berlaku lagi,” ucap Romo Markus Solo yang jadi penterjemah bagi Paus Fransiskus saat kunjungan ke Indonesia pada 2024 silam.

    Saat ini Romo Markus Solo menangani Desk Relasi Katolik-Muslim wilayah Asia dan Pasifik di Vatikan. Dia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate, Pendidikan Dialog Lintas Agama pada Kantor Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-Umat Beragama di Vatikan.

    PASTOR MARKUS SOLO – Kolase foto Anggota Dewan Kepausan Dikasteri untuk Dialog Antar Umat Beragama di Takhta Suci Vatikan Pastor Markus Solo Kewuta, SVD (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

    Setelah mengenakan pakaian khusus ini, Paus terpilih beranjak dari tempatnya menuju ke Altar, di mana di depan Altar tersebut sudah disediakan kursi khusus. Di hadapannya para Kardinal mengucapkan janji setia dan ketaatan mereka kepadanya. 

    Pada saat itu pengurus pembakaran kertas pilihan memasukkan kertas-kertas yang sudah dideretkan pada seutas tali dan dibakar dengan campuran kimia yang menghasilkan asap warna putih, sebagai tanda bahwa Gereja Katolik sudah memiliki seorang Paus. 

    Asap putih dari cerobong di atas atap Kapel Sistina akan diiringi dengan bunyi lonceng panjang Basilika Santo Petrus Vatikan.

    Pada saat yang sama, Paus baru dihantar menuju sebuah kamar di samping Altar yang disebut “camera lacrimatoria”, artinya Kamar Air Mata, di mana dia beristirahat, memikirkan apa yang harus dikatakan beberapa saat kemudian ketika diperkenalkan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus. 

    Kamar itu dinamakan “Kamar Air Mata“ karena berbagai alasan, antara lain sebuah tempat khusus, di mana Paus baru meluapkan segala perasaanya, yang umumnya di dalam sejarah berupa deraian air mata kegembiraan atau keterharuan. Di sini pula Paus baru tersebut dikenakan pakaian lain untuk ditampilkan ke publik. 

    ASAP PUTIH – Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf. Kabar gembira, Asap putih muncul mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5/2025) pertanda Paus baru sudah terpilih. (Tangkap Layar Youtube Vatican News)

    Dalam selang waktu antara 20 sampai 40 menit, ketika ratusan ribu umat dan peziarah bergegas menuju Lapangan Santo Petrus, Paus baru dihantar oleh rombongan Kardinal menuju Balkon Basilika Santo Petrus yang berbingkai merah dan ditutup dengan kain lebar berwarna merah pula. 

    Dua ajudan mendampingi seorang Kardinal Diakon yang akan mengumumkan kepada dunia nama Paus baru sebagai hasil konklav. Kardinal Diakon mengumumkan nama Paus baru dengan rumusan awal berikut: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!“, artinya: “Saya mengumumkan kepada anda kalian sebuah kegembiraan besar: Kita mempunyai seorang Paus!“

    Kardinal Diakon dan kedua ajudan mundur, lalu tampilah Paus baru sambil menyalami hadirin dan pemirsa di seluruh dunia dengan gestikulasi tangan khas. Paus baru juga membawakan wejangan singkat yang syarat makna. 

    Kata-kata awal sering tersirat kepribadian, spiritualitas, kiblat teologi, pastoral dan arah perjalanan pontifikatnya. Setelah melakukan perkenalan dan sambutan ini, beliau kembali ke kediaman barunya di dalam Vatikan. 

    Beberapa hari kemudian, sebuah Misa instalasi Paus baru akan dilaksanakan dan terbuka untuk umat. Umumnya terjadi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Pada saat itu umat dipenuhi kegembiraan sekaligus rasa ingin tahu tentang apa yang akan disampaikan Paus baru di dalam kotbahnya, yang umumnya sudah bisa dibaca dengan jelas visi, misi dan harapannya serta apa yang akan dilakukan di masa-masa mendatang di dalam era kepemimpinannya.

  • BREAKING NEWS: Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat Terpilih Sebagai Paus Baru Umat Katolik – Halaman all

    BREAKING NEWS: Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat Terpilih Sebagai Paus Baru Umat Katolik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Vatikan mencatat sejarah baru pada Kamis malam, 8 Mei 2025 waktu setempat, ketika Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat resmi terpilih sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April lalu. Prevost memilih nama Paus Leo XIV sebagai nama kepausannya, menandai era baru dalam kepemimpinan Gereja Katolik dunia.

    Kabar menggembirakan ini diumumkan secara resmi oleh Vatikan dengan seruan tradisional “Habemus Papam! Kita punya Paus!” melalui akun media sosial X, @VaticanNews.

    “Para kardinal yang berkumpul di Kapel Sistina Vatikan telah memilih Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus ke-267, yang mengambil nama Paus Leo XIV,” tulis akun tersebut, dikutip Jumat (9/5/2025) dini hari WIB.

    Terpilihnya Robert Francis Prevost disambut antusias oleh umat Katolik dari berbagai penjuru dunia. Proses pemilihan dilakukan secara tertutup dalam konklaf yang dihadiri 133 kardinal elektor dari berbagai negara.

    Setelah beberapa kali pemungutan suara, akhirnya muncul keputusan final yang ditandai dengan kemunculan asap putih dari cerobong Kapel Sistina.

    Asap putih yang mengepul pukul 18.15 waktu Roma atau sekitar 23.20 WIB menjadi pertanda bahwa seorang Paus baru telah terpilih. Momen ini langsung mengundang sorak sorai dan tangis haru dari ribuan peziarah yang memadati Lapangan Santo Petrus.

    Di media sosial, euforia juga terasa kuat.

    Unggahan akun Instagram resmi @vaticannewsit mengenai kemunculan asap putih telah disukai lebih dari 402 ribu pengguna hanya dalam beberapa jam.

    “Asap Putih, 133 kardinal elektor yang berkumpul di Kapel Sistina Vatikan telah memilih Pepo yang baru. Ia akan segera muncul di jendela tengah Basilika Santo Petrus,” demikian bunyi unggahan yang dikutip Tribunnews.com.

    Pemilihan Paus Leo XIV dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025, melalui tahapan konklaf yang dijalankan dengan sangat khidmat dan penuh kehati-hatian. Dua putaran awal pemungutan suara masih menghasilkan asap hitam sebagai tanda belum tercapainya konsensus. 

    Namun pada hari kedua, dunia menyaksikan momen bersejarah saat asap putih mengepul, menandai terpilihnya pemimpin baru umat Katolik global.

    Dengan terpilihnya Robert Francis Prevost sebagai Paus asal Amerika Serikat, harapan besar pun menyertai masa kepemimpinannya.

    Banyak umat berharap Paus Leo XIV dapat melanjutkan perjuangan Paus Fransiskus dalam membangun gereja yang lebih inklusif, humanis, dan berorientasi pada perdamaian dunia.

  • BREAKING NEWS: Asap Putih Mengepul dari Cerobong Asap Kapel Sistina, Paus Baru Terpilih – Halaman all

    BREAKING NEWS: Asap Putih Mengepul dari Cerobong Asap Kapel Sistina, Paus Baru Terpilih – Halaman all

    Kabar gembira, asap putih muncul mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5/2025) pertanda Paus baru sudah terpilih.

    Tayang: Jumat, 9 Mei 2025 00:21 WIB

    Tangkap Layar Youtube Vatican News

    ASAP PUTIH – Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf. Kabar gembira, Asap putih muncul mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5/2025) pertanda Paus baru sudah terpilih. 

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Asap putih akhirnya muncul, mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5/2025), pertanda Paus baru sudah terpilih.

    Kemunculan asap putih pukul 18.15 waktu Roma atau tengah malam pukul 23.20 WIB ini disambut gembira oleh umat Katolik seluruh dunia.

    Mengutip Instagram Vaticannewsit, hingga tengah malam postingan soal White Smoke atau asap putih ini disukai 402 ribu lebih warganet.

    “Asap Putih, 133 kardinal elektor yang berkumpul di kapel Sistina Vatikan telah memilih Pepo yang baru. Ia akan segera muncul di jendela tengah Basilika Santo Petrus,” bunyi postingan Vaticannewsit yang dikutip Tribunnews.com.

    Dalam postingan itu terlihat pula euforia para peziarah di Basilika Santo Petrus.

    Mereka gembira dan sukacita jadi saksi sejarah terpilihnya paus baru yang meneruskan perjuangan Paus Fransiskus, yang wafat 21 April 2025 silam.

    Untuk diketahui proses pemilihan Paus baru atau konklaf dimulai pada Rabu (7/5/2025) tetapi dalam dua kali putaran pemungutan suara sebelumnya asap hitam yang selalu keluar.

    KONKLAF DIMULAI. – Gambar diambil dari Twitter/X Vatican News @VaticanNews, Rabu (7/5/2025). Pemilihan Paus tidak selalu merupakan prosedur formal dan berdasarkan peraturan yang kita kenal saat ini. Semuanya berubah pada tahun 1271 setelah pemilihan paus berlangsung hampir tiga tahun. (Twitter/X Vatican News @VaticanNews)

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Prediksi dan Link Streaming Fiorentina vs Real Betis Leg 2 Semifinal UECL: Misi Remontada La Viola

    Prediksi dan Link Streaming Fiorentina vs Real Betis Leg 2 Semifinal UECL: Misi Remontada La Viola

    JABAR EKSPRES – Fiorentina dan Real Betis akan memperebutkan satu dari dua tiket babak final Liga Konferensi Eropa (UECL) 2024/2025 di leg 2 semifinal. Berikut ulasan prediksi dan link live streaming Fiorentina vs Real Betis yang akan berlangsung di Artemio Franchi, Jumat 9 Mei 2025 pukul 02:00 WIB.

     

    Kata remontada ‘naik daun’ akhir-akhir ini mengacu pada istilah untuk sebuah tim yang menang comeback dalam pertandingan saat sempat lebih dahulu tertinggal. Fiorentina pun akan mencoba mengusung misi remontada-nya dalam duel kontra Betis karena mereka di posisi tertinggal agregat.

     

    Real Betis berhasil memenangkan laga leg 1 semifinal UECL 2024/2025 pekan lalu via skor 2-1. Berbeda dengan sang wakil Spanyol minimal seri, kubu klub Italia punya misi lebih berat harus menang lebih dari 1-0 untuk merebut tiket final.

     

    Preview Fiorentina vs Real Betis

    La Viola tidak memiliki bekal positif untuk pertandingan ini. Tuan rumah takluk 1-0 dari AS Roma di Serie A dalam pertandingan terakhirnya.

     

    Hasil kontras dengan Betis yang memenangkan pertandingan terakhirnya di LaLiga. The Big Greens menang di markas Espanyol 2-1.

     

    BACA JUGA:Jadwal Final Liga Champions 2024-2025: Duel Set! PSG vs Inter di Munich

     

    Head-to-head dan statistik

    Selain pertemuan di leg pertama yang Real Betis menangkan, kedua tim tidak pernah bertemu. Tim ini kalah dua kali melawan tim Italia di kandang lawan, sedangkan David de Gea cs hanya memenangkan tiga dari 17 pertemuan dengan wakil Spanyol.

     

    Dalam laga kandang terakhirnya di Liga Konferensi Eropa, Fiorentina tidak pernah kalah. Dikutip dari Sportskeeda, hasil ini termasuk raihan sembilan kemenangan pada fase kualifikasi.

     

    Mereka juga menjadi tim tersubur kedua di kompetisi kasta ketiga Eropa tersebut dengan 28 gol. Hanya Chelsea yang lebih baik dari mereka (37 gol).

     

    Los Verdiblancos tanpa kekalahan dari delapan pertandingan tandang terakhirnya di semua ajang, lima di antaranya berakhir sebagai pemenang. Mereka juga tidak pernah kalah dalam lima laga UECL terakhirnya dan membukukan 11 gol.