kab/kota: Riyadh

  • Putin Dikawal 4 Jet Tempur Saat Kunjungi Timur Tengah, Ini Alasannya

    Putin Dikawal 4 Jet Tempur Saat Kunjungi Timur Tengah, Ini Alasannya

    Moskow

    Pesawat yang membawa Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungan ke Timur Tengah, pekan ini, dikawal oleh empat jet tempur Su-35S sekaligus. Apa penyebabnya?

    Seperti dilansir RT, Jumat (8/12/2023), Putin berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi pada Rabu (6/12) waktu setempat. Dalam kunjungannya, Putin melakukan pembicaraan dengan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan di Abu Dhabi, kemudian dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Saudi, di Riyadh.

    Dalam kunjungannya itu, pesawat yang membawa Putin diapit oleh empat jet tempur Su-35S dari Angkatan Udara Rusia, yang membawa persenjataan standar berbagai kelas.

    Pengawalan empat jet tempur Rusia itu sempat memicu pertanyaan? Apa alasan di balik pengawalan besar-besaran itu?

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberikan penjelasannya. Peskov mengatakan bahwa kawasan Timur Tengah merupakan wilayah yang ‘penuh bahaya’ dan langkah-langkah tertentu diambil untuk menjamin keselamatan Putin sebagai Presiden Rusia.

    Menurut Peskov, langkah-langkah semacam itu diambil demi melindungi pemimpin Rusia di kawasan yang ‘bergejolak’, dan izin penerbangan khusus diperoleh untuk pengawalan udara terhadap pesawat kepresidenan dari negara-negara yang melintasi kawasan tersebut.

    Lebih lanjut, Peskov menjelaskan bahwa UAE dan Saudi sendiri merupakan ‘negara yang stabil dan aman’, namun tidak demikian dengan negara-negara sekitarnya.

    Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis sebuah video yang menunjukkan jet-jet tempur Su-35S mengawal pesawat yang membawa Putin dalam kunjungannya ke Timur Tengah.

    Laporan The Independent menyebut jet-jet tempur Su-35S dari Angkatan Udara Rusia mengudara dalam formasi jaring pengaman yang ketat di sekitar pesawat yang membawa Putin saat mereka terbang dari Rusia menuju ke Abu Dhabi pada Rabu (6/12) waktu setempat.

    Pesawat yang membawa Putin itu mendarat di bandara komersial di Abu Dhabi, yang berjarak kurang dari 30 kilometer dari Pangkalan Udara Al-Dhafra, yang merupakan pangkalan militer utama Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut.

    Pengawalan Angkatan Udara Rusia yang luar biasa ketat terhadap pesawat yang membawa Putin itu tergolong tidak biasa. Terlebih kunjungan ke Timur Tengah ini menjadi kunjungan pertama Putin ke kawasan tersebut sejak pandemi virus Corona (COVID-19) merajalela dan invasi Rusia dilancarkan ke Ukraina.

    Putin hampir tidak pernah pergi keluar dari Rusia sejak perang berkecamuk dengan Ukraina, sebagian karena dia menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang, berupa penculikan anak-anak Ukraina. Baik UEA maupun Saudi bukanlah anggota ICC.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pangeran Arab Saudi Meninggal, Diduga karena Kecelakaan Jet Tempur

    Pangeran Arab Saudi Meninggal, Diduga karena Kecelakaan Jet Tempur

    Jakarta

    Pangeran Arab Saudi, Talal bin Abdulaziz bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud meninggal dunia pada usia 62 tahun. Kematiannya diumumkan pihak kerajaan Saudi pada hari Kamis (7/12) waktu setempat.

    Dalam pernyataan singkat yang dilaporkan kantor berita resmi Saudi, SPA, pihak kerajaan Saudi mengatakan bahwa salat jenazah akan dilakukan pada Jumat (8/12) di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh. Tidak disebutkan penyebab kematian pangeran Saudi itu.

    Namun, laporan-laporan di media Arab, seperti dilansir Russia Today, Jumat (8/12/2023), mengklaim sang pangeran tewas dalam kecelakaan jet tempur.

    Pangeran Talal bin Abdulaziz adalah putra Pangeran Bandar dan cucu raja Saudi pertama, Raja Abdulaziz. Lahir pada tahun 1961, ia adalah seorang letnan kolonel di Angkatan Udara Kerajaan Saudi dan menjabat sebagai asisten kepala intelijen di GIP, badan intelijen Saudi, dari tahun 2004 hingga 2012.

    Meskipun pernyataan kerajaan Saudi tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, outlet berita Lebanon, Al Mashhad melaporkan bahwa pangeran tersebut meninggal ketika jet tempur F-15 yang dinaikinya jatuh saat latihan dengan angkatan udara pada Kamis (7/12) pagi waktu setempat.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Arab Saudi melaporkan salah satu jet tempur F-15 milik militernya terjatuh saat menjalankan misi latihan pada Kamis (7/12) waktu setempat. Semua awak militer yang ada di dalam jet tempur itu dikonfirmasi tewas. Ini merupakan kecelakaan kedua dalam sebulan yang melibatkan jet tempur F-15 Saudi.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (8/12/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi Brigadir Jenderal Turki al-Maliki menyebut insiden melibatkan jet tempur F-15 itu terjadi saat penerbangan pelatihan rutin sedang dilaksanakan di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran pada Kamis (7/12) waktu setempat.

    Disebutkan otoritas Saudi bahwa semua awak jet tempur itu tewas, tapi tidak disebutkan jumlah awak yang dimaksud maupun identitasnya. Namun, diketahui bahwa jet tempur F-15 pada umumnya membawa dua awak, yang terdiri dari seorang pilot dan seorang petugas sistem senjata.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pangeran Saudi Meninggal Dunia Diduga Gegara Kecelakaan Jet Tempur

    Pangeran Saudi Meninggal Dunia Diduga Gegara Kecelakaan Jet Tempur

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pangeran Arab Saudi Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud meninggal dunia pada usia 62 tahun.

    Kabar duka ini disampaikan Pengadilan Kerajaan Saudi pada Kamis (7/12) dan diumumkan melalui laporan kantor berita Saudi Press Agency (SPA).

    “Pangeran Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud telah meninggal dunia,” demikian lapor SPA, Kamis (7/12).

    Pengadilan mengumumkan sholat jenazah sang pangeran akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat (8/12), di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh.

    Berdasarkan laporan media Arab, Talal bin Abdulaziz bin Bandar Al Saud meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat.

    Saudi Gazette sempat melaporkan bahwa pesawat tempur F-15SA milik Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi jatuh dan menewaskan dua awak di dalamnya. Insiden itu terjadi saat misi pelatihan di Dhahran, Provinsi Timur, pada Kamis.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Turki Al-Maliki mengatakan bahwa kecelakaan pesawat itu terjadi pada pukul 12:50 siang ketika sedang melakukan misi pelatihan rutin di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran.

    Al-Maliki menyatakan bahwa komite investigasi telah mulai menyelidiki penyebab kecelakaan itu.

    Meski begitu, tak ada informasi lebih lanjut mengenai siapa dua awak yang meninggal dunia tersebut.

    Pangeran Talal bin Abdulaziz adalah putra Pangeran Bandar dan cucu raja Saudi pertama, Raja Abdulaziz. Pangeran kelahiran 1961 ini merupakan letnan kolonel di Angkatan Udara Kerajaan Saudi.

    Dia menjabat sebagai asisten kepala intelijen di GIP, badan intelijen Saudi, dari 2004 hingga 2012.

    Dilansir dari Russia Today, meski pernyataan pengadilan tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, outlet berita Lebanon Al Mashhad melaporkan bahwa sang pangeran meninggal ketika jet tempur F-15 miliknya jatuh saat latihan dengan angkatan udara pada Kamis pagi.

    (blq/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jet Tempur F-15 Arab Saudi Jatuh, Kecelakaan Kedua dalam Sebulan

    Jet Tempur F-15 Arab Saudi Jatuh, Kecelakaan Kedua dalam Sebulan

    Riyadh

    Kementerian Pertahanan Arab Saudi melaporkan salah satu jet tempur F-15 milik militernya terjatuh saat menjalankan misi latihan pada Kamis (7/12) waktu setempat. Semua awak militer yang ada di dalam jet tempur itu dikonfirmasi tewas. Ini merupakan kecelakaan kedua dalam sebulan yang melibatkan jet tempur F-15 Saudi.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (8/12/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi Brigadir Jenderal Turki al-Maliki menyebut insiden melibatkan jet tempur F-15 itu terjadi saat penerbangan pelatihan rutin sedang dilaksanakan di Pangkalan Udara King Abdulaziz di Dhahran pada Kamis (7/12) waktu setempat.

    Disebutkan otoritas Saudi bahwa semua awak jet tempur itu tewas, tapi tidak disebutkan jumlah awak yang dimaksud. Namun, diketahui bahwa jet tempur F-15 pada umumnya membawa dua awak, yang terdiri dari seorang pilot dan seorang petugas sistem senjata.

    Penyelidikan lebih lanjut terhadap insiden tersebut sedang berlangsung, termasuk untuk mengetahui penyebab jatuhnya jet tempur tersebut.

    Insiden serupa pernah terjadi sebelumnya, yang terbaru pada November lalu atau tepatnya sebulan lalu, ketika sebuah jet tempur F-15S terjatuh di area pelatihan Pangkalan Udara King Abdulaziz. Mujur, dua awak di dalamnya berhasil selamat setelah meloncat menggunakan kursi pelontar mereka.

    Saat itu disebutkan oleh Al-Maliki bahwa jet tempur itu mengalami malfungsi teknis saat mengudara.

    Tidak ada korban lainnya ataupun kerusakan di darat akibat kecelakaan jet tempur tersebut.

    Sementara itu, insiden mematikan yang juga melibatkan jet tempur F-15 milik Saudi pernah terjadi pada Juli lalu. Saat itu, sebuah jet tempur F-15 terjatuh juga saat menjalani misi pelatihan di area Khambis Mushait.

    Semua awak di dalam jet tempur itu dinyatakan tewas dalam insiden tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bertebaran Pujian dari Putin saat Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi

    Bertebaran Pujian dari Putin saat Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Pujian bertebaran dari Putin tentang hubungan kedua negara saat pertemuan di Arab Saudi itu.

    Pangeran MBS mulanya mengatakan Saudi dan Rusia memiliki banyak kepentingan untuk dikerjakan bersama. MBS pun memuji koordinasi bersama antara kedua negara “yang membantu meredakan ketegangan di Timur Tengah”.

    “Kita memiliki banyak kepentingan dan dokumen yang kita kerjakan bersama demi kepentingan Rusia, Kerajaan Arab Saudi, Timur Tengah, dan juga dunia,” kata MBS seperti dikutip kantor berita resmi Saudi, Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Al Arabiya dan Reuters, Kamis (7/12/2023).

    Pertemuan itu berlangsung di Riyadh pada Rabu (6/12) waktu setempat. Putin mengatakan hubungan Rusia dengan Arab Saudi saat ini berada pada “tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

    Dalam pidato pengantar yang ditayangkan di televisi Rusia, Putin mengucapkan terima kasih kepada Putra Mahkota Saudi atas undangannya. Putin mengatakan bahwa ia awalnya mengharapkan Putra Mahkota tersebut untuk datang ke Moskow, “tetapi ada perubahan pada rencana.”

    Pujian dari Putin

    Putin mengatakan pertemuan berikutnya harus dilakukan di Moskow. Menurutnya kedua negara memiliki hubungan yang baik dan stabil di bidang politik, ekonomi, dan kemanusiaan.

    “Tidak ada yang bisa menghalangi berkembangnya hubungan persahabatan kita,” kata Putin kepada MBS.

    Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Putin dan MBS membahas kerja sama OPEC+ pada pembicaraan di Riyadh dan bahwa kerja sama akan dilanjutkan.

    Sebelum ke Saudi, Putin berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk kunjungan langka ke luar negeri, di tengah perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.

    Sementara dilansir Deutsche Welle (DW), Putin pada hari Rabu (06/12) dilaporkan sudah tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Saat ini, Kota Dubai di UEA tengah menjadi tuan rumah perundingan iklim COP28 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.

    Kunjungan Putin berlangsung meski ada surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bagi dirinya karena invasi ke Ukraina.

    Baik Arab Saudi maupun UEA belum menandatangani perjanjian pendirian ICC. Itu berarti mereka tidak berkewajiban menahan Putin berdasarkan surat perintah ICC. Putin dituduh bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina selama perang di negara itu.

    Kunjungan tersebut dilakukan saat polisi bersenjata PBB berpatroli di sebagian Kota Expo Dubai yang saat ini dianggap sebagai wilayah internasional untuk perundingan COP28. Hubungan bisnis negara-negara ini memang melonjak pesat sejak Barat menjatuhkan sanksinya terhadap Moskow.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sikapi Agresi Israel, Presiden Iran Raisi Sampai Sambangi Turki

    Sikapi Agresi Israel, Presiden Iran Raisi Sampai Sambangi Turki

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan kunjungan Turki pada Selasa (28/11) untuk merespons agresi Israel ke Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

    Ini merupakan kunjungan perdana Raisi secara kenegaraan ke Turki untuk menemui langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Erdogan sendiri mencuat sebagai salah satu pemimpin muslim dunia yang paling keras menyuarakan kecaman atas pembantaian warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat oleh pasukan Israel.

    Ia secara tegas melabel Israel sebagai “negara teroris” dan menyebut Hamas yang didukung Iran sebagai kelompok pembebasan.

    Erdogan pula yang mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) menyeret para politikus dan pemimpin Israel segera diadili atas genosida di Gaza.

    Namun, negara-negara Arab dan mayoritas Muslim di Riyadh gagal mencapai kata sepakat di konferensi darurat Riyadh untuk melakukan sanksi ekonomi dan diplomatik atas agresi Israel itu.

    Analis Timur Tengah dari Pusat Kajian Iran di Istanbul, Hakki Uygur, menilai kunjungan Raisi ini untuk menekan Iran segera mewujudkan retorika dengan memutus kerja sama perdagangan serta energi dari Israel.

    “Iran ingin Turki mengakhiri perdagangan langsung maupun tidak langsung dengan Israel,” tutur Uygur, seperti dikutip dari AFP.

    “Di sisi lain, Turki secara hati-hati ingin memisahkan antara masalah politik (diplomatik) dengan perdagangan,” ia menambahkan.

    Sejauh ini pemerintah Gaza menyatakan hampir 15 ribu orang tewas akibat agresi Israel di Gaza. Sementara pemerintah Israel menyatakan 1.200 warganya tewas akibat serangan Hamas.

    Kunjungan Raisi ke Turki ini pun disebut-sebut hal yang jarang terjadi karena hubungan kedua negara yang kerap mengalami pasang-surut.

    Turki diklaim memberikan sokongan kepada kelompok pemberontak yang berusaha menjatuhkan pemerintahan Iran dan Suriah sebagai sekutunya.

    (tim/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Arab Saudi Kutuk Israel Atas Pengeboman RS Gaza: Kejahatan Keji!

    Arab Saudi Kutuk Israel Atas Pengeboman RS Gaza: Kejahatan Keji!

    Riyadh

    Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras pengeboman yang dilakukan Israel terhadap sebuah rumah sakit di Jalur Gaza, yang dilaporkan menewaskan ratusan orang. Riyadh menyebut serangan mematikan itu sebagai ‘kejahatan keji’.

    “Kerajaan Arab Saudi mengutuk keras kejahatan keji yang dilakukan pasukan pendudukan Israel dengan mengebom Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza, yang menyebabkan kematian ratusan warga sipil, termasuk anak-anak, dan korban luka,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, seperti dilansir Al Arabiya News, Rabu (18/10/2023).

    “Perkembangan berbahaya ini mengharuskan komunitas internasional untuk menghentikan standar ganda terkait penerapan hukum kemanusiaan internasional terkait kejahatan Israel,” cetus pernyataan tersebut.

    Saudi juga mengutuk Israel atas serangan terus-menerus terhadap warga sipil meskipun ada banyak seruan internasional untuk berhenti menargetkan warga sipil Palestina dalam gempuran di Jalur Gaza.

    Dalam pernyataannya, Riyadh menyerukan sikap serius dan tegas untuk melindungi warga sipil yang tidak berdaya.

    Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya melaporkan bahwa sedikitnya 500 orang tewas akibat serangan udara yang menghantam Rumah Sakit Baptis Al-Ahli yang ada di Jalur Gaza pada Selasa (17/10) malam waktu setempat.

  • Gaza Memanas, Arab Saudi Tunda Pembicaraan Normalisasi dengan Israel

    Gaza Memanas, Arab Saudi Tunda Pembicaraan Normalisasi dengan Israel

    Riyadh

    Arab Saudi memutuskan untuk menunda pembicaraan soal kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel. Penundaan itu dilakukan saat perang terus berkecamuk antara Israel dan Hamas hingga memicu kehancuran parah di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (14/10/2023), Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada Sabtu (7/10) lalu, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 1.300 orang dan melukai ribuan orang lainnya.

    Israel lantas melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, dengan Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 1.900 tewas dan melukai lebih dari 7.000 orang lainnya. Bahkan Israel diperkirakan tengah mempersiapkan serangan darat terhadap Jalur Gaza.

    Di tengah situasi konflik tersebut, Saudi yang menyatakan dukungan untuk Palestina memutuskan menunda pembicaraan normalisasi dengan Israel, yang selama ini berlangsung dengan dimediasi oleh Amerika Serikat (AS).

    “Arab Saudi telah memutuskan untuk menghentikan diskusi mengenai kemungkinan normalisasi dan telah memberitahu para pejabat AS,” tutur seorang sumber yang memahami diskusi tersebut kepada AFP.

    Selama beberapa minggu sebelum situasi memanas di Jalur Gaza, Saudi berbicara soal kemajuan dalam upaya diplomasi yang dipimpin oleh AS untuk menormalisasi hubungan dengan Israel — yang akan menjadi langkah penting bagi kerajaan yang menjaga dua situs paling suci umat Muslim tersebut.

  • Israel Serukan Warga Gaza Ngungsi Massal, Arab Saudi Mengecam!

    Israel Serukan Warga Gaza Ngungsi Massal, Arab Saudi Mengecam!

    Riyadh

    Arab Saudi mengecam seruan yang disampaikan militer Israel agar warga sipil Jalur Gaza segera mengungsi dari tempat tinggal mereka saat gempuran terus berlanjut. Riyadh juga mengutuk serangan berkelanjutan yang menargetkan ‘warga-warga sipil yang tidak berdaya’ di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir Al Jazeera dan Al Arabiya News, Sabtu (14/10/2023), militer Israel, pada Jumat (13/10), memperingatkan seluruh warga sipil di Gaza City yang ada di utara wilayah itu — jumlahnya mencapai lebih dari 1 juta orang — untuk segera mengungsi ke wilayah Gaza selatan dalam waktu 24 jam, menjelang kemungkinan adanya invasi darat oleh pasukan Tel Aviv.

    “Kerajaan Arab Saudi menegaskan penolakan tegas terhadap seruan pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza, dan menegaskan kecamannya atas penargetan secara terus-menerus terhadap warga sipil yang tidak berdaya di sana,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.

    Saudi juga menyerukan kepada untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan semua eskalasi militer terhadap warga sipil dan mencegah terjadinya bencana kemanusiaan.

    “(Komunitas internasional) Harus memberikan bantuan dan kebutuhan medis yang diperlukan masyarakat Gaza,” cetus Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya.

    “Perampasan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang layak merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional dan akan memperburuk krisis dan penderitaan yang dialami wilayah ini,” imbuh pernyataan tersebut.

    Saudi menyerukan diakhirinya pengepungan oleh Israel terhadap Jalur Gaza, mengevakuasi warga sipil yang terluka dan memajukan proses perdamaian antara Palestina dan Israel sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan Inisiatif Perdamaian Arab.

    (nvc/idh)

  • Putra Mahkota Saudi-Presiden Iran Teleponan, Bahas Perang Israel-Hamas

    Putra Mahkota Saudi-Presiden Iran Teleponan, Bahas Perang Israel-Hamas

    Jakarta

    Putra Mahkota Arab SaudiMohammed bin Salman dan Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara melalui telepon tentang perang antara Israel dan Hamas. Ini merupakan percakapan telepon pertama mereka sejak pemulihan hubungan yang mengejutkan pada bulan Maret lalu.

    Mohammed bin Salman (MBS) menerima telepon pada hari Rabu (11/10) dari pemimpin Iran, Ebrahim Raisi, di mana mereka membahas “situasi militer saat ini di Gaza dan sekitarnya”, lapor kantor berita Saudi Press Agency (SPA), dikutip AFP, Kamis (12/10/2023).

    Pangeran Mohammed mengatakan kepada Raisi bahwa Riyadh “berkomunikasi dengan semua pihak internasional dan regional untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung”, kata SPA.

    MBS juga menekankan “posisi tegas kerajaan dalam mendukung perjuangan Palestina”, lapor SPA.

    Kantor berita Iran, IRNA, juga melaporkan pembicaraan tersebut, dan mengatakan bahwa kedua pemimpin membahas “perlunya mengakhiri kejahatan perang terhadap Palestina”.

    Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada hari Sabtu (7/10) lalu, yang menurut militer Israel menewaskan 1.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

    Di Gaza, para pejabat melaporkan lebih dari 1.000 orang tewas dalam serangan balasan Israel melalui serangan udara dan artileri.

    Lihat juga Video: Dukungan Mia Khalifa ke Palestina yang Bikin Dirinya Dipecat Playboy