kab/kota: Rio De Janeiro

  • Trump Ancam Tarif Tambahan 10% untuk BRICS, China Bilang Gini

    Trump Ancam Tarif Tambahan 10% untuk BRICS, China Bilang Gini

    Beijing

    China mengomentari ancaman terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal tarif tambahan sebesar 10 persen untuk negara-negara yang berpihak dengan blok BRICS. Ditegaskan oleh Beijing bahwa BRICS tidak mencari “konfrontasi” dengan kubu mana pun.

    BRICS merupakan organisasi negara berkembang dengan empat anggota awal, yakni Brasil, Rusia, India dan China. Saat ini, BRICS menjadi organisasi dengan 11 negara anggota, dengan tambahan anggota seperti Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Indonesia.

    “Mengenai pengenaan tarif, China telah berulang kali menyatakan posisinya bahwa perang dagang dan tarif tidak memiliki pemenang dan proteksionisme tidak menawarkan jalan ke depan,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, seperti dilansir AFP, Senin (7/7/2025).

    Trump, dalam pernyataannya, mengatakan dirinya akan akan mengirimkan surat tarif pertama ke berbagai negara pada Senin (7/7), beberapa hari sebelum berakhirnya batas waktu bagi mitra-mitra dagang untuk mencapai kesepakatan.

    Pada Minggu (6/7), dia mengatakan akan mengirimkan gelombang pertama yang terdiri atas 15 surat tarif. Trump juga memperingatkan bahwa pungutan AS atas impor akan kembali ke level tinggi yang dia tetapkan pada April lalu, jika negara-negara gagal membuat kesepakatan.

    Kemudian dalam postingan media sosial, Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap negara-negara yang disebutnya berpihak pada “kebijakan anti-Amerika” dari BRICS. Ancaman ini dilontarkan setelah para pemimpin negara BRICS mengecam tarif yang dikenakan Trump.

    “Setiap negara yang memihak kebijakan Anti-Amerika BRICS, akan dikenakan Tarif TAMBAHAN 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” tegas Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social.

    Trump tidak mengklarifikasi atau menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang dimaksudnya sebagai “kebijakan Anti-Amerika” dalam postingannya tersebut.

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    Ancaman Trump itu dilontarkan saat negara-negara anggota BRICS menggelar pertemuan puncak di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7) waktu setempat.

    BRICS yang dicetuskan dua dekade lalu sebagai forum bagi ekonomi yang tumbuh pesat, kini dipandang sebagai penyeimbang yang digerakkan China terhadap kekuatan AS dan Eropa Barat.

    Namun Beijing membela blok BRICS yang disebutnya sebagai “platform penting untuk kerja sama antara pasar berkembang dan negara berkembang”.

    “Itu menganjurkan keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama yang menguntungkan,” sebut Mao dalam pernyataannya, merujuk pada blok BRICS.

    “Itu tidak terlibat dalam konfrontasi antar kubu dan tidak menargetkan negara mana pun,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • RI Bidik Perkuat Peran Reformasi PBB dalam Forum KTT BRICS 2025

    RI Bidik Perkuat Peran Reformasi PBB dalam Forum KTT BRICS 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir (Tata) menegaskan kehadiran Indonesia di BRICS membuka peluang strategis untuk memperkuat pengaruh dan memastikan semangat kerja sama negara berkembang tetap relevan dalam jangka panjang.

    Hal tersebut disampaikan Tata usai mendampingi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025).

    Menanggapi pertanyaan soal bagaimana Indonesia melihat keberlanjutan pengaruh BRICS, mengingat sejarah gerakan seperti Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non-Blok yang semangatnya masih relevan meski gerakannya melemah, Tata menekankan pentingnya reformasi kelembagaan internasional.

    “Salah satu proses reform yang dilaksanakan adalah di UN. Tahun kemarin Indonesia sangat aktif dalam pembahasan reform di UN, kita menjadi salah satu pemain yang bisa menghasilkan pact of the future di UN,” ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/7/2025).

    Tata menambahkan, saat ini muncul usulan dari Afrika Selatan dan Brasil agar negara-negara BRICS di New York, Amerika Serikat untuk membentuk kelompok force yang secara kolektif dapat mendorong dan mempercepat proses reformasi di PBB.

    Apalagi, kata Tata, dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, pemerintah berharap dapat membawa aspirasi Global South ke panggung multilateral dan mendorong reformasi sistem internasional agar lebih inklusif dan berkeadilan.

    “Dalam hal ini tentunya Indonesia akan bisa bermain yang cukup besar di situ,” pungkas Tata.

  • Hadiri Pleno KTT BRICS 2025, Prabowo Sentil Standar Ganda Global Soal Perang

    Hadiri Pleno KTT BRICS 2025, Prabowo Sentil Standar Ganda Global Soal Perang

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7/2025) waktu setempat.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dalam pertemuan yang bertema “Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance”, Presiden Ke-8 RI itu menyampaikan sikap tegas Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia melalui multilateralisme dan keadilan dalam tata kelola global.

    “Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga penggunaan standar ganda. Dan Bapak Presiden sejalan dengan hampir dari seluruh peserta mendorong reformasi multilateral dan keterwakilan global south dalam tata kelola global, khususnya dalam institusi seperti PBB dan didorong agar kepemimpinan BRICS dapat mendorong kepemimpinan multilateral yang lebih adil,” ucapnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/7/2025).

     Airlangga melanjutkan bahwa Kepala negara juga mengangkat pentingnya Bandung spirit dalam forum BRICS, terutama dalam memperjuangkan nasib negara-negara berkembang dan mendukung kemerdekaan Palestina.

    Dalam pandangan Indonesia, Prabowo menilai BRICS perlu menjadi kekuatan penyeimbang yang dapat menyuarakan kepentingan negara-negara global south secara adil dan konsisten. 

    “Bapak Presiden menegaskan hubungan terhadap Palestina dan secara khusus untuk mengingatkan Bandung spirit agar bisa dibawa dalam forum, dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut,” lanjutnya.

    Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir (Tata) yang turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut menambahkan bahwa sebagian besar pemimpin negara anggota BRICS menyoroti situasi global yang makin tidak menentu.

    “Salah satu isu yang sangat banyak diangkat oleh negara anggota adalah pentingnya untuk BRICS mengambil kepemimpinan untuk global south agar bisa mendorong me-reform sistem multilateral,” kata Tata.

    Menurutnya, konsolidasi negara-negara global south dinilai sangat penting dalam menjaga stabilitas internasional dan menciptakan ruang pembangunan yang kondusif bagi negara-negara berkembang.

    Dalam forum tersebut, Indonesia juga menyampaikan dukungan terhadap upaya reformasi serta menyambut baik solidaritas antaranggota BRICS untuk menciptakan sistem dunia yang lebih inklusif dan berimbang.

    “Oleh karena itu, tadi semangatnya adalah bagaimana BRICS bisa berkontribusi untuk mendorong reformasi, untuk mendorong penguatan dari sistem multilateral itu sendiri,” pungkas Tata.

  • Balas Tarif Impor EV, Tiongkok Batasi Pembelian Perangkan Medis Eropa – Page 3

    Balas Tarif Impor EV, Tiongkok Batasi Pembelian Perangkan Medis Eropa – Page 3

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif impor tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara anggota BRICS.

    “Setiap Negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika BRICS, akan dikenakan Tarif TAMBAHAN sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini,” tulis Trump dalam postingan di plarform media sosial Truth Social, dikutip dari CNBC International, Senin (7/7/2025).

    Pengumuman Trump muncul saat blok negara-negara berkembang BRICS berkumpul di Rio de Janeiro, Brasil untuk sebuah pertemuan puncak.

    Sebagai informasi, negara anggota BRICS meliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran.

  • Airlangga Ungkap Agenda KTT BRICS 2025, Bahas Mata Uang Bersama?

    Airlangga Ungkap Agenda KTT BRICS 2025, Bahas Mata Uang Bersama?

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa dalam sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 pembahasan mengenai rencana pembentukan mata uang bersama BRICS tidak masuk dalam agenda pertemuan.

    Hal ini dia sampaikan saat memberikan keterangan pers usai mendampingi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7/2025).

    “Kami tak bicarakan mata uang BRICS,” ujar Airlangga kepada awak media usai mendampingi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam rangkaian kegiatan KTT tersebut dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/7/2025).

    Airlangga juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada pertemuan bilateral resmi yang dijadwalkan antara Indonesia dan India di sela-sela penyelenggaraan KTT BRICS 2025.

    “Bilateral dengan India belum dilaksanakan,” tandas Airlangga.

    Sebagai informasi, KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro menjadi ajang pertama bagi Indonesia hadir sebagai anggota baru forum kerja sama ekonomi dan politik negara-negara berkembang tersebut.

  • Prinsip Prabowo Gabung BRICS: Seribu Kawan Terlalu Sedikit

    Prinsip Prabowo Gabung BRICS: Seribu Kawan Terlalu Sedikit

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menghadiri hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin (7/7/2025).

    Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menekankan bahwa kehadiran Presiden Ke-8 Ri itu menjadi tonggak bersejarah karena untuk pertama kalinya Indonesia ikut serta sebagai anggota penuh BRICS.  

    Apalagi, kata Teddy, langkah Indonesia bergabung dalam BRICS merupakan inisiatif langsung Prabowo di tahun pertamanya menjabat.

    “Masuknya Indonesia dalam keanggotaan BRICS merupakan inisiasi langsung dari Presiden Prabowo di tahun pertamanya menjadi Presiden Republik Indonesia, dan disambut baik oleh seluruh anggota BRICS. Indonesia pun diterima dengan cepat menjadi anggota ke-11 BRICS,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/7/2025).

    Kini, BRICS memiliki 11 anggota, yakni Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Etiopia, Iran, dan Indonesia. Blok ini mewakili sekitar 50% populasi dunia serta mencakup 35% dari Produk Domestik Bruto (GDP) global.

    Seskab Teddy menambahkan, Kepala negara memandang keikutsertaan Indonesia sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi di panggung internasional.

    “Presiden Prabowo optimistis dengan keikutsertaan Indonesia dalam BRICS akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global, serta menekankan pentingnya kerja sama antarnegara melalui forum seperti BRICS untuk mendukung stabilitas dan kemakmuran dunia,” tuturnya.

    Dalam forum tersebut, Presiden Prabowo juga kembali menegaskan prinsip yang selama ini dipegang teguh dalam diplomasi internasional, yaitu memperluas jejaring persahabatan dan kerja sama strategis demi mendukung perdamaian dan kesejahteraan global.

    “Bergabungnya Indonesia dalam keanggotaan BRICS ini merupakan perwujudan prinsip yang selalu dipegang oleh Kepala Negara bahwa seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,” pungkas Teddy.

  • Presiden Prabowo usul South-South Economic Compact di KTT Ke-17 BRICS

    Presiden Prabowo usul South-South Economic Compact di KTT Ke-17 BRICS

    Presiden Prabowo Subianto menghadiri KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brazil, Minggu (6/7/2025). (ANTARA/HO-Tim Media Presiden Prabowo Subianto).

    Presiden Prabowo usul South-South Economic Compact di KTT Ke-17 BRICS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 07 Juli 2025 – 14:07 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto mengusulkan negara-negara anggota BRICS menjadi penggerak terbentuknya kerja sama ekonomi selatan-selatan (south-south economic compact) untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara berkembang yang berada di belahan Bumi bagian selatan (global south).

    Usulan itu disampaikan oleh Presiden Prabowo pada sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-17 BRICS yang membahas multilateralisme, keuangan, dan kecerdasan buatan (AI).

    “Bapak Presiden sempat mengusulkan adalah South-South Economic Compact, di sini tujuannya adalah agar negara-negara BRICS menjadi motor untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara global south untuk perdagangan, untuk juga lebih mengintegrasikan perekonomiannya menjadi bagian dari supply chain,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir membagikan salah satu usulan Presiden Prabowo dalam KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brazil, Minggu (6/7) waktu Brazil.

    Wamenlu Arrmanatha beserta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mendampingi Presiden Prabowo dalam rangkaian acara KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro pada 6–7 Juli 2025. Pertemuan puncak BRICS itu berlangsung tertutup, tetapi sempat terbuka saat sambutan tuan rumah sekaligus Ketua BRICS tahun ini, Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva.

    Presiden Prabowo hadir untuk pertama kalinya dalam KTT BRICS sebagai anggota penuh BRICS. Dalam pembukaan KTT, Presiden Lula pun menyambut secara khusus kehadiran Presiden Prabowo. Dalam pertemuan puncak BRICS tahun ini, negara-negara anggota sepakat BRICS perlu memimpin negara-negara global south memperkuat kembali multilateralisme, yang saat ini diyakini semakin tergerus dan ditinggalkan.

    “Dalam hal ini, diharapkan BRICS bisa bersatu, menyatukan negara-negara global south, untuk terus mengingatkan bahwa hukum internasional, sistem multilateral yang kuat itu dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, untuk bisa menciptakan situasi kondusif untuk pembangunan,” kata Wamenlu Arrmanatha di Rio de Janeiro, Minggu malam.

    KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro dihadiri oleh para pendiri BRICS, yaitu Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri China Li, kemudian perwakilan dari anggota penuh lainnya, yaitu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbouly, Presiden Uni Emirat Arab Khalid bin Mohamed bin Zayed al Nahyan, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Aragchi.

    Presiden Prabowo berbicara pada urutan ke-6 setelah PM China saat KTT Ke-17 BRICS berlangsung, Minggu.

    Hasil dari pertemuan itu kemudian terangkum dalam Deklarasi Rio de Janeiro. Dalam deklarasi itu, negara-negara anggota BRICS tidak hanya menyoroti pentingnya mereformasi global governance dan memperkuat multilateralisme, tetapi juga ikut mengecam serangan Israel terhadap Iran, dan mendesak Israel segera menghentikan aksinya menggunakan kelaparan sebagai senjata terhadap warga Palestina di Gaza.

    BRICS, yang resmi terbentuk sejak 2009, saat ini mencakup 40 persen dari total populasi dunia, dan sepertiga dari perekonomian dunia. Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada 6 Januari 2025.

    Sumber : Antara

  • Prabowo Dorong BRICS Jadi Motor Kerja Sama Ekonomi Selatan Global

    Prabowo Dorong BRICS Jadi Motor Kerja Sama Ekonomi Selatan Global

    Bisnis.com,JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegaskan posisi Indonesia dalam memperkuat sistem multilateral dan kerja sama ekonomi negara-negara berkembang dalam sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7/2025).

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan pada sesi tersebut, para pemimpin melakukan pembahasan dengan tema “Strengthening Multilateralism, Economic-Financial Affairs, and Artificial Intelligence.”

    Dalam keterangannya di Brasil, Airlangga mengatakan bahwa Presiden Ke-8 RI itu menekankan pentingnya menghidupkan kembali multilateralisme di tengah dinamika dunia yang makin multipolar.

    Menurutnya, Kepala Negara juga mendorong penguatan kemitraan ekonomi antara negara-negara global south, serta memperluas pemanfaatan New Development Bank (NDB). 

    “Ini kemitraan ekonomi negara berkembang menjadi sangat penting dan diharapkan bahwa pemanfaatan dari New Development Bank bisa ditingkatkan,” ujar Airlangga.

    Indonesia, lanjut Airlangga, telah menyatakan kesiapan untuk bergabung secara aktif dalam NDB. Partisipasi ini menjadi penting agar Indonesia dapat mengakses pembiayaan pembangunan yang sejalan dengan agenda transformasi hijau dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

    “Kita tahu bahwa dilaporkan tadi dalam New Development Bank itu ada beberapa proyek yang sedang ditangani antara lain clean energy project, kemudian infrastruktur, kemudian juga beberapa proyek yang terkait dengan sustainability dan green. Saat sekarang ditangani 120 proyek dan nilainya sekitar US$39 billion,” lanjutnya.

    Dalam sesi kedua ini, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir (Tata) mengatakan bahwa Presiden Prabowo juga mengusulkan inisiatif “South-South Economic Compact.”

    Menurut Tata, usulan tersebut bertujuan agar negara BRICS dapat menjadi motor untuk memberikan akses yang lebih luas kepada negara-negara global south. 

    “Di sini tujuannya adalah agar negara-negara BRICS menjadi motor untuk memberikan akses yang lebih luas kepada negara-negara global south untuk perdagangan, untuk juga lebih mengintegrasikan perekonomiannya untuk menjadi bagian dan supply chain,” pungkas Tata.

  • RI Targetkan Negara BRICS Jadi Potensi Pasar Dagang Baru

    RI Targetkan Negara BRICS Jadi Potensi Pasar Dagang Baru

    Jakarta

    Indonesia resmi menjejakkan kaki sebagai anggota baru BRICS, ditandai dengan kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro pada Minggu (6/7/2025) waktu setempat.

    Dalam pertemuan itu, para pemimpin BRICS menyepakati arah baru kerja sama, termasuk memperdalam kolaborasi ekonomi, perdagangan, dan keuangan.

    Bagi Indonesia, agenda ini menjadi momentum penting untuk memperluas pasar ekspor dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mendampingi Prabowo mengatakan negara-negara BRICS bisa menjadi ceruk pasar potensial bagi produk-produk Indonesia.

    “Nah poin kedua ini menjadi penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian kita punya BRICS yang diharapkan bisa juga untuk menyerap pasar dari produk-produk Indonesia,” jelas Airlangga Hartarto kepada awak media saat mendampingi Prabowo di KTT BRICS Rio, Senin (7/7/2025).

    Deklarasi pemimpin BRICS juga memuat komitmen terhadap isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan yang adil dan inklusif. Negara-negara anggota menegaskan bahwa transisi energi dan pembangunan hijau harus mempertimbangkan keadilan bagi negara berkembang.

    Selain itu, deklarasi juga mencakup penguatan kerja sama di bidang pembangunan manusia, sosial, dan kebudayaan. Indonesia memandang pilar ini penting untuk memastikan transformasi sosial yang merata di antara negara-negara anggota BRICS.

    Dalam pernyataan bersama, para pemimpin BRICS turut menegaskan dukungan terhadap multilateralisme dan perdamaian global.

    Tonton juga “Putin Sambut Prabowo: Saya Yakin RI Beri Kontribusi Nyata di BRICS” di sini:

    (hal/rrd)

  • RI Targetkan Negara BRICS Jadi Potensi Pasar Dagang Baru

    RI Targetkan Negara BRICS Jadi Potensi Pasar Dagang Baru

    Jakarta

    Indonesia resmi menjejakkan kaki sebagai anggota baru BRICS, ditandai dengan kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro pada Minggu (6/7/2025) waktu setempat.

    Dalam pertemuan itu, para pemimpin BRICS menyepakati arah baru kerja sama, termasuk memperdalam kolaborasi ekonomi, perdagangan, dan keuangan.

    Bagi Indonesia, agenda ini menjadi momentum penting untuk memperluas pasar ekspor dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mendampingi Prabowo mengatakan negara-negara BRICS bisa menjadi ceruk pasar potensial bagi produk-produk Indonesia.

    “Nah poin kedua ini menjadi penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian kita punya BRICS yang diharapkan bisa juga untuk menyerap pasar dari produk-produk Indonesia,” jelas Airlangga Hartarto kepada awak media saat mendampingi Prabowo di KTT BRICS Rio, Senin (7/7/2025).

    Deklarasi pemimpin BRICS juga memuat komitmen terhadap isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan yang adil dan inklusif. Negara-negara anggota menegaskan bahwa transisi energi dan pembangunan hijau harus mempertimbangkan keadilan bagi negara berkembang.

    Selain itu, deklarasi juga mencakup penguatan kerja sama di bidang pembangunan manusia, sosial, dan kebudayaan. Indonesia memandang pilar ini penting untuk memastikan transformasi sosial yang merata di antara negara-negara anggota BRICS.

    Dalam pernyataan bersama, para pemimpin BRICS turut menegaskan dukungan terhadap multilateralisme dan perdamaian global.

    Tonton juga “Putin Sambut Prabowo: Saya Yakin RI Beri Kontribusi Nyata di BRICS” di sini:

    (hal/rrd)