Masih di Luar Negeri, Apa Lagi Agenda Prabowo Selanjutnya?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden
Prabowo Subianto
melanjutkan lawatannya ke sejumlah negara setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, dan bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Brasilia.
Setelah dari sana, Kepala Negara mengunjungi Belgia dan Perancis, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia.
Di Brusel, Prabowo dijadwalkan akan menghadiri pertemuan maupun forum ekonomi.
Nantinya, terdapat sejumlah menteri yang akan mendampingi Prabowo.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya pun turut serta dalam lawatannya sejak di Arab Saudi dan Brasil.
“Yang pertama agendanya di Brusel adalah ada pertemuan ekonomi. Kemudian lanjut beliau lawatan ke Perancis,” kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Sabtu (12/7/2025).
Di Perancis, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) ini akan menghadiri Hari Nasional Republik Prancis, Bastille Day, di Paris, Perancis, pada Senin (14/7/2025).
Diketahui, Hari Bastille atau La Fête Nationale merujuk pada invasi Bastille pada 14 Juli 1789, yang dianggap sebagai awal Revolusi Perancis.
Hari tersebut identik dengan upacara dan
parade militer
besar-besaran di Jalan Champs-Élysées, Paris, yang ditonton oleh Presiden Perancis, pejabat pemerintahan, serta perwakilan asing.
“Ada undangan dari Presiden (Emmanuel) Macron dan pemerintah Prancis untuk menghadiri Hari Bastille, Bastille Day, tanggal 14,” kata Prasetyo.
Undangan tersebut adalah kehormatan besar bagi Indonesia.
Kunjungan Kepala Negara ke Perancis sekaligus menjadi kunjungan balasan, usai Presiden Perancis Emmanuel Macron menyambangi Indonesia beberapa waktu lalu.
“Ini penghormatan yang luar biasa untuk bangsa Indonesia,” imbuhnya.
Nantinya pada Hari Bastille, parade juga diikuti oleh TNI/Polri.
Presiden Prabowo telah lebih dulu melepas keberangkatan mereka di Lanud Halim Perdanakusuma, sesaat sebelum lawatannya ke Arab Saudi.
Prasetyo bilang Prabowo juga akan didampingi oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin hingga Panglima TNI Agus Subiyanto pada Hari Bastille.
“Di situ untuk pertama kalinya akan tampil di acara parade itu adik-adik kita dari TNI maupun Polri, sebagai pasukan defile yang memeriahkan perayaan Hari Bastille tersebut,” jelasnya.
Rencananya, Presiden Prabowo juga akan melakukan pertemuan untuk membahas kerja sama.
Tak heran, ada sejumlah menteri terkait yang akan mendampingi Prabowo.
Ada Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
“Mungkin akan ada penambahan karena pihak Perancis ada beberapa yang dalam perjalanannya akan ada kerja sama dalam bidang perhubungan, kemudian bidang kebudayaan, kemudian bidang pariwisata,” jelas Prasetyo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Rio De Janeiro
-
/data/photo/2025/07/10/686f0230851c4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Masih di Luar Negeri, Apa Lagi Agenda Prabowo Selanjutnya? Nasional
-

Penjelasan Lengkap Ahli Forensik Brasil soal Hasil Autopsi Kedua Juliana Marins
Jakarta –
Pendaki asal Brasil, Juliana Marins meninggal dunia setelah terjatuh di jurang Gunung Rinjani. Hasil autopsi kedua oleh tim forensik Brasil menyatakan Juliana Marins meninggal akibat beberapa trauma karena terjatuh dari ketinggian.
Menurut Reginaldo Franklin, seorang dokter forensik di Kepolisian Sipil Rio de Jeneiro Brasil, Juliana meninggal 32 jam setelah terjatuh pertama kali. Perkiraan waktunya adalah tengah hari tanggal 22 Juni.
“Larva ditemukan di kulit kepala dan dada Juliana. Kami berkonsultasi dengan dokter forensik yang menjadi rujukan dalam studi kasus ini dan, berdasarkan biologi serangga dan waktu yang dibutuhkan serangga tersebut untuk mencapai ukuran tersebut, kami menghitung waktu secara retroaktif,” kata Franklin dikutip dari O Globo, Sabtu (12/7/2025).
“Beginilah cara kami memperkirakan waktu kematian, yang kemungkinan terjadi tengah hari tanggal 22 Juni, waktu Indonesia. Setelah terjatuh terakhir yang lebih kuat, ia meninggal dalam waktu 15 menit,” kata dokter forensik tersebut.
Atas permintaan keluarga Juliana, jenazahnya menjalani autopsi ulang di Institut Medis Forensik Rio de Janeiro. Menurut para ahli forensik Brasil, mustahil untuk menentukan tanggal kematian secara akurat karena kondisi jenazah saat tiba di Brasil.
Meskipun demikian, para ahli mengonfirmasi penyebab kematian: perdarahan internal yang disebabkan oleh cedera multiorgan akibat beberapa trauma, sesuai dengan benturan berenergi kinetik tinggi, yang umum terjadi pada jatuh dari ketinggian.
Foto rontgen yang diambil di Brasil menunjukkan fraktur pada tulang rusuk, tulang paha, dan panggul, yang menyebabkan pendarahan hebat. Pukulan lateral mengenai organ dalam, menyebabkan memar ginjal dan laserasi hati, yang menyebabkan kerusakan struktural pada visera dan perdarahan internal.
Laporan tersebut juga mengungkapkan adanya memar di dada, paru-paru yang tertusuk oleh salah satu tulang rusuk, dan bukti pendarahan di dasar tengkorak.
“Kami melihat tanda-tanda tarikan, yang menunjukkan arah luncuran. Hingga saat itu, tidak ada gangguan pada saluran pernapasan internal. Cedera yang menyebabkan kematian disebabkan oleh benturan kinetik tinggi. Hal ini terlihat dari hebatnya cedera tersebut,” kata Franklin.
Juliana jatuh 220 meter dari jalur saat jatuh pertama kali. Ia kemudian meluncur 60 meter lagi. Namun, ia hanya ditemukan 650 meter dari tempatnya jatuh.
Dokumen Brasil juga mengesampingkan kemungkinan bertahan hidup lebih lama setelah benturan keras. Penilaian koroner IML menunjukkan bahwa Juliana bertahan hidup maksimal 15 menit setelah jatuh.
Menurut laporan forensik yang dilakukan di Indonesia, kematian perempuan Brasil tersebut terjadi antara pukul 01.15 tanggal 23 Juni dan 01.15 tanggal 24 Juni. Jenazahnya baru ditemukan pada malam tanggal 24 oleh relawan Basarnas-Badan SAR Nasional Indonesia-dan ditemukan sekitar 600 meter di bawah jejak awal.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Istana bantah tarif 32 persen terkait keanggotaan Indonesia di BRICS
Menurut pendapat kami sesungguhnya tidak ada (hubungan dengan BRICS). Kalau saudara-saudara perhatikan tidak hanya berlaku untuk Indonesia
Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi membantah kebijakan tarif resiprokal yang dikenakan Pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia sebesar 32 persen berkaitan dengan keanggotaan RI dalam kelompok ekonomi BRICS.
Menurut Prasetyo, tarif barang impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak hanya berlaku untuk Indonesia, tetapi juga pada 21 negara lainnya.
“Menurut pendapat kami sesungguhnya tidak ada (hubungan dengan BRICS). Kalau saudara-saudara perhatikan tidak hanya berlaku untuk Indonesia,” kata Prasetyo Hadi saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Tim negosiasi tarif yang dipimpin oleh Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga telah berada di Washington, DC, AS untuk terus melanjutkan upaya negosiasi agar Pemerintah AS dapat meninjau ulang, bahkan memberi pengurangan tarif.
Dalam informasi sebelumnya, Airlangga bertolak ke AS pada Selasa (8/7) dari Rio de Janeiro, Brazil, setelah mendampingi Presiden Prabowo menghadiri KTT BRICS.
Prasetyo berharap upaya tim negosiasi tarif dari Indonesia memberikan keuntungan bagi perdagangan kedua negara.
“Kita betul-betul berharap Pemerintah Amerika Serikat dapat mempertimbangkan (pengurangan tarif),” katanya.
Adapun Presiden AS Donald Trump memutuskan tetap mengenakan tarif impor 32 persen kepada Indonesia, tidak berubah dari nilai “tarif resiprokal” yang diumumkan sebelumnya pada April lalu, meski proses negosiasi dengan pihak Indonesia terus berlangsung intensif.
Apabila Indonesia dipandang melakukan tindak balas dengan menaikkan tarif, Trump mengancam akan membalas dengan menambah nilai tarif impor sesuai jumlah itu “ditambah tarif 32 persen yang kami tetapkan”.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Autopsi Kedua, Juliana Marins Meninggal dalam 15 Menit Pasca Terjatuh di Rinjani
Jakarta –
Institut Kedokteran Forensik Rio de Janeiro (IML) sudah menjalankan autopsi kedua Juliana Marins, pendaki Brasil yang meninggal pasca terjatuh saat mendaki di Gunung Rinjani Indonesia.
Dikutip dari BBC, tim autopsi mengaku kesulitan menentukan waktu kematian Juliana secara presisi lantaran jenazah dalam kondisi diawetkan sebelum tiba di Brasil. Hal itu juga membuat mereka kesulitan memastikan gejala-gejala klinis yang mengarah ke dehidrasi, tanda-tanda kekerasan, hingga hipotermia.
Meski begitu, kepolisian setempat menjelaskan para ahli memperkirakan Juliana sempat bertahan hidup selama 15 menit pasca terkena benturan keras yang memicu cedera di tubuh.
Bekas luka dan lecet pada kulit menurut para ahli diakibatkan insiden jatuh ke kedalaman sekitar 600 meter. Bukti yang ditemukan oleh tim autopsi menunjukkan cedera ini berakibat fatal dalam jangka pendek, tetapi ada kemungkinan ia mengalami penderitaan fisik dan psikologis yang singkat, serta stres endokrin, metabolik, dan imunologis, sebelum meninggal.
Tes belum sepenuhnya rampung, sembari menunggu hasil pemeriksaan genetik. Laporan institut kedokteran Forensik Rio de Janeiro, Brasil menetapkan penyebab kematian Marins adalah perdarahan internal, yang disebabkan beberapa cedera traumatis.
Ia mengalami patah tulang parah pada panggul, dada, dan tengkoraknya akibat benturan keras.
(naf/kna)
-

Juliana Marins Meninggal dalam 15 Menit Setelah Jatuh
GELORA.CO – Institut Kedokteran Forensik Rio de Janeiro pada Kamis, 10 Juli 2025 mempublikasikan hasil autopsi jenazah Juliana Marins (26), pendaki Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia.
Laporan ini menegaskan bahwa Juliana meninggal karena pendarahan internal hebat dan trauma parah akibat terjatuh dari ketinggian.
Menurut hasil pemeriksaan forensik, Juliana mengalami fraktur pada panggul, dada, tengkorak, dan beberapa bagian tubuh lainnya cedera yang membuatnya tidak mampu bergerak atau meminta pertolongan.
Tim forensik Brasil memperkirakan bahwa setelah cedera fatal tersebut, korban masih hidup selama 10 hingga 15 menit sebelum akhirnya kehabisan napas.
Rentang waktu ini jauh lebih singkat dibandingkan dugaan awal yang menyebut kelangsungan beberapa jam pasca-insiden.
Autopsi ulang dilakukan pada 2 Juli 2025 oleh dua ahli forensik dari Kepolisian Rio, disaksikan seorang perwakilan dari Kepolisian Federal dan bantuan teknis dari pihak keluarga.
Sebelumnya, otopsi pertama telah dilakukan di Bali Mandara Hospital sesaat setelah penemuan jenazah, dan kesimpulannya juga serupa yakni penyebab kematian karena trauma tumpul dan pendarahan internal, tanpa adanya tanda-tanda hipotermia.
Meski demikian, proses pengawetan jenazah di Bali sempat menghambat evaluasi lebih jauh terhadap waktu kematian secara presisi .
Tubuh korban sudah diawetkan sebelum tiba di Brasil, menyebabkan sulitnya penentuan lebih akurat melalui indikasi rigor mortis atau livor mortis.
Analisis forensik menyebutkan bahwa dampak fisik dari benturan, terutama pada organ vital seperti paru–paru, jantung, hati, dan pembuluh darah besar, menyebabkan hilangnya kesadaran cepat dan kematian fatal dalam waktu singkat diperkirakan 10–15 menit setelah jatuh
Namun tim IML Africânio Peixoto juga mencatat kemungkinan adanya penderitaan fisik dan psikologis korban sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya.
Peristiwa tragis itu bermula ketika Juliana jatuh dari tebing Gunung Rinjani pada 21 Juni 2025, sekira pukul 06.30 pagi waktu setempat.
Video drone memperlihatkannya masih hidup beberapa saat setelah jatuh, namun tantangan medan, cuaca, dan kabut tebal menghambat evakuasi segera.
Jenazahnya ditemukan pada 24 Juni di kedalaman sekitar 600 meter, empat hari pasca-kejadian
Keluarga korban sempat menyuarakan keberatan terhadap kecepatan dan efektivitas proses evakuasi serta hasil autopsi pertama, sehingga mereka meminta dilakukan otopsi ulang di Brasil
Pemerintah Brasil pun mendukung langkah ini. Selain itu, mereka mengancam untuk menempuh jalur hukum atas dugaan kelalaian pihak berwenang Indonesia selama operasi penyelamatan.
Kematian Juliana memicu keprihatinan besar di Brasil dan luar negeri. Pemerintah Brasil melalui Presiden Lula da Silva bahkan menerbitkan dekret khusus untuk memfasilitasi pemulangan jenazahnya
Di Indonesia, tragedi ini mendorong wacana perbaikan prosedur dan teknologi SAR di kawasan rawan pendakian.
Dengan dirilisnya temuan otopsi Brasil ini, publik memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi akhir Juliana bahwa meski menderita trauma fatal, ia sempat berada pada detik-detik terakhir sebelum ajal menjemput.
-

Ini Penyebab Juliana Marins Meninggal Menurut Hasil Autopsi Tim Medis Brasil
Jakarta –
Laporan terbaru dari Institut Kedokteran Forensik Rio de Janeiro mengonfirmasi bahwa Juliana Marins, 26 tahun, meninggal dunia akibat beberapa trauma akibat jatuh dari ketinggian saat mengikuti pendakian di Gunung Rinjani, Indonesia.
Penyebab langsung kematiannya adalah perdarahan internal yang disebabkan oleh cedera poliviseral dan beberapa trauma, yang sesuai dengan benturan berenergi tinggi.
Dalam sebuah dokumen yang dilihat oleh media lokal Brasil G1, Juliana dilaporkan meninggal sekitar 10-15 menit setelah terjatuh. Kondisi jenazah, yang telah dibalsem, menghambat beberapa analisis, seperti memperkirakan waktu kematian dan memverifikasi tanda-tanda klinis yang lebih halus.
Penyebab Juliana Marins meninggal
Penyebabnya adalah pendarahan internal yang disebabkan oleh beberapa cedera traumatis, termasuk patah tulang panggul, dada, dan tengkorak, yang sesuai dengan jatuh dari ketinggian.
Laporan tersebut menunjukkan kemungkinan adanya periode penderitaan sebelum jatuh, yang menyebabkan penderitaan fisik dan psikologis.
Laporan tersebut tidak dapat menyimpulkan apakah penyelamatan yang terlambat merupakan penyebab kematian, karena kurangnya informasi tentang dinamika kecelakaan. Para ahli menekankan perlunya mengklarifikasi berapa kali kejadian terjadi setelah kecelakaan untuk mencapai kesimpulan yang akurat.
Hasil autopsi di Bali
Sebelumnya, setelah proses autopsi pada 27 Juni 2025, dokter forensik Ida Bagus Putu Alit mengumumkan hasil autopsi menunjukkan Juliana meninggal dunia sekitar 20 menit setelah terjatuh. Juliana disebut meninggal akibat benturan keras yang menyebabkan kerusakan organ tubuh dan perdarahan.
Hampir seluruh tubuh Juliana mengalami luka-luka, terutama luka lecet geser yang mengindikasikan tubuh korban bergesekan dengan benda-benda tumpul. Selain itu, ditemukan patah tulang pada bagian dada belakang, tulang punggung, dan paha.
“Bahkan di dalam organ tubuh terutama organ spleen (limpa), tidak ditemukan mengkerut akibat hipotermia,” jelas dr Alit kepada detikBali, Jumat (27/6).
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Akhiri Lawatan Bertemu Presiden Lula da Silva, Prabowo Tinggalkan Brasilia
Jakarta –
Kunjungan kenegaraan dengan bertemu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mengakhiri agenda Presiden RI Prabowo Subianto di Brasilia. Usai pertemuan, Prabowo langsung meninggalkan Brasil.
Dikutip Biro Sekretariat Presiden, Pesawat Garuda Indonesia-1 yang membawa Prabowo dan rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan Udara Brasilia, pada Rabu (9/7) pukul 17.20 waktu setempat.
Tampak melepas keberangkatan Prabowo secara resmi yaitu Secretary For Asia Pasific Susan Kleebank, Duta Besar Brasil untuk Indonesia George Prata, Director of India South and South East Asia Everton Lucero, serta Komandan Pangkalan Udara Brasilia Kolonel Nicolas.
Selain itu, turut melepas pula Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Federasi Brasil Eddy Yusup yang didampingi oleh Atase Pertahanan RI untuk Brasil Kolonel Inf. Rizal Ashwan.
Diketahui, selama di Brasil, Prabowo menghadiri KTT BRICS di Rio de Janeiro pada tanggal 6 dan 7 Juli 2025. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan kenegaraan di Brasilia dengan bertemu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Planalto pada 9 Juli 2025.
Prabowo melakukan pertemuan 4 mata dan bilateral dengan Presiden Brasil Lula da Silva. Agenda dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama Presiden Lula di Itamaraty, Kompleks Kementerian Luar Negeri Brasil, Brasilia.
Jamuan kenegaraan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban, mencerminkan hubungan diplomatik yang kian erat antara Indonesia dan Brasil. Kehadiran Prabowo dalam acara ini menjadi bagian penting dari diplomasi antarnegara yang mendukung penguatan kerja sama di berbagai sektor, termasuk pertanian, pertahanan, teknologi, dan isu-isu global lainnya.
(eva/yld)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Jungkir Balik RI Lobi Tarif Impor AS, Berbuah Manis?
Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara saat ini sedang disibukkan dengan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) dengan tujuan diberikan tarif yang lebih rendah oleh Presiden Donald Trump. Indonesia pun menjadi salah satu negara yang terus mengupayakan lobi dagang dengan Negara Adidaya itu.
Indonesia masih di bawah ancaman penerapan tarif resiprokal sebesar 32% yang diumumkan Trump pada April tahun ini. Trump memberi 90 hari waktu negosiasi untuk menurunkan tarif tersebut. Jika tidak ditemukan kesepakatan maka tarif tersebut akan berlaku pada 9 Juli 2025.
Bahkan, terbaru Trump mengancam akan kenakan tarif tambahan sebesar 10% ke negara mana pun yang dianggap sejalan dengan kebijakan anti-Amerika yang diusung BRICS. Indonesia sendiri termasuk negara yang hadiri KTT BRICS di Brasil.
Pada awal-awal masa negosiasi usai pengumuman ancaman tarif pada awal April 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka telah bertemu dengan US Trade Representative (USTR) maupun US Secretary of Commerce untuk bernegosiasi soal tarif Trump.
“Pembahasan ini guna mendiskusikan opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat yang kita berharap bahwa situasi daripada perdagangan yang kita kembangkan bersifat adil dan imbang,” tutur Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Jumat (18/4/2025).
Adapun dalam pertemuan tersebut, belum ada kesepakatan akhir dan baru disepakati kerangka acuan negosiasi.
Kedua pihak optimistis untuk menemukan titik temu dan jalan terbaik terkait negosiasi tarif yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Indonesia telah menawarkan konsensi kepada AS, mulai dari peningkatan impor hingga kemudahan investasi dan bisnis.
Tak hanya itu, pemerintah juga berencana untuk melakukan investasi di AS melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara dalam rangka negosiasi tarif resiprokal.
Airlangga menyampaikan bahwa upaya tersebut menjadi satu dari sederet tawaran yang diajukan pemerintah Indonesia. “[Perjanjian tersebut termasuk] terkait dengan rencana investasi, termasuk di dalamnya oleh BUMN dan Danantara,” tutur Airlangga dalam konferensi pers terkait perkembangan negosiasi tarif Trump di kantornya, Kamis (3/7/2025).
Bahkan, usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto di KTT BRICS yang dilaksanakan di Rio de Janeiro, Brasil pada Minggu (6/7/2025), Airlangga segera terbang ke AS untuk melanjutkan negosiasi tarif.
Pengumuman Trump
Namun, di tengah proses negosiasi intens yang sedang berjalan, Trump mengumumkan tetap mengenakan tarif impor sebesar 32% ke barang-barang asal Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengungkapkan bahwa pengumuman tarif tersebut sebenarnya di luar dugaan pemerintah, mengingat tenggat waktu perundingan baru akan jatuh pada 9 Juli 2025. Kendati demikian, Trump sudah mengumumkan tarif baru pada 7 Juli 2025 waktu AS.
“Tentu kita juga surprise [terkejut] ya dengan keputusan ini, karena keluar lebih cepat sebelum tanggal 9. Tapi kami melihat pemerintah AS saat ini tampaknya mempertimbangkan secara global, bukan lagi per negara,” ujar Haryo dalam keterangan pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2025).
Dia menuturkan bahwa notabenenya seluruh dokumen dan data yang diminta AS sebenarnya sudah disampaikan lengkap oleh Indonesia dalam proses negosiasi yang berjalan selama beberapa pekan terakhir.
Hanya saja, pemerintah menyadari bahwa keputusan akhir ada di tangan Trump. Meski begitu, pemerintah menilai proses negosiasi belum berakhir. Haryo mengingatkan bahwa surat yang ditulis Trump ke Presiden Prabowo Subianto menyebut masih ada ruang pembicaraan lebih lanjut, setidaknya sampai tarif 32% berlaku pada 1 Agustus 2025.
“Kesempatan masih terbuka. Kita kembali menyampaikan bahwa Indonesia saat ini sangat penting, sehingga perlu mendapatkan prioritas,” ungkapnya.
Pemerintah pun masih berupaya keras melobi AS untuk menurunkan tarif resiprokal 32% yang sebelumnya diumumkan Presiden AS Donald Trump.
Dia menegaskan bahwa angka 32% tersebut belum final karena masih ada ruang negosiasi yang terbuka, setidaknya sebelum berlaku pada 1 Agustus 2025 seperti yang diumumkan Trump.
“Targetnya kita [setara dengan yang] rendah di Asean atau mungkin lebih rendah,” ujar Haryo.
Adapun, tarif resiprokal 32% untuk Indonesia lebih rendah dari yang dikenai Trump atas Kamboja, Myanmar (40%), Laos (40%), Kamboja (36%), dan Thailand (36%). Hanya saja, tarif Indonesia itu lebih tinggi dari Malaysia (25%), Brunei Darussalam (24%), Vietnam (20%), Filipina (17%), dan Singapura (10%).
-

QRIS modal RI terlibat dalam pembayaran lintas batas BRICS
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Ekonom: QRIS modal RI terlibat dalam pembayaran lintas batas BRICS
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Rabu, 09 Juli 2025 – 16:29 WIBElshinta.com – Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) menilai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai modal kuat Indonesia untuk terlibat dalam pembentukan pembayaran lintas batas BRICS.
Pemimpin BRICS melalui Leaders’ Declaration pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 di Brasil, menginstruksikan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral, sesuai kewenangannya, untuk melanjutkan pembahasan mengenai Inisiatif Pembayaran Lintas Batas BRICS.
“Indonesia punya modal kuat. Bank Indonesia aktif diskusi, dan teknologi QRIS sudah terhubung dengan Singapura, Malaysia, Thailand,” kata Direktur China-Indonesia Desk Celios, Muhammad Zulfikar Rakhmat saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Zulfikar menyampaikan bahwa bila para pemimpin BRICS telah menginstruksikan untuk melanjutkan pembahasan pembayaran lintas batas, maka Indonesia—khususnya Bank Indonesia—berpeluang untuk ikut berperan aktif dalam membangun sistem pembayaran lintas batas yang cepat, terjangkau, efisien, dan berbasis mata uang lokal.
Indonesia, berbekal kesuksesan implementasi QRIS, ucap Zulfikar, bisa memimpin pilot interoperabilitas, sebuah uji coba awal untuk memastikan bahwa sistem atau teknologi dari berbagai pihak bisa saling terhubung dan bekerja sama secara lancar.
Sistem pembayaran menggunakan QRIS telah berlaku di Thailand, Malaysia, Singapura. Indonesia juga sedang mengincar implementasi di Jepang, Korea Selatan, China, hingga Arab Saudi.
“Indonesia siap berperan sebagai model integrasi QR code-based & ambil bagian di pilot dan skema interoperabilitas BRICS DCMS (Decentralized Cross-border Messaging System),” ucapnya.
BRICS merupakan akronim dari lima negara pendirinya, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Presiden Prabowo Subianto hadir pada KTT BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6-7 Juli—event pertama Indonesia sejak resmi menjadi anggota pada Januari 2025.
KTT BRICS menghasilkan Leaders’ Declaration yang terdiri dari enam sub bagian, yakni Penguatan Multilateralisme & Reformasi Tata Kelola Global; Perdamaian & Keamanan; Ekonomi, Perdagangan & Keuangan; Iklim & Transisi Energi; Teknologi & AI; serta Pembangunan Sosial & Budaya.
Sumber : Antara
-

Prabowo Perdana Bicara di KTT BRICS, Seskab: RI Semakin Dipandang Dunia
Jakarta –
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menilai kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, menjadi momen bersejarah. Sebab, momen ini menjadi yang pertama kalinya Indonesia berpartisipasi sebagai anggota penuh BRICS.
Teddy menyebut bergabungnya Indonesia dalam forum BRICS merupakan inisiasi langsung Prabowo pada tahun pertamanya menjabat sebagai Presiden RI. Di tahun yang sama, Indonesia diterima penuh menjadi anggota BRICS.
“Ada sejarah baru Indonesia secara resmi, mengikuti KTT BRICS yang pertama kali dan ini adalah inisiasi bapak Presiden, kemudian di tahun yang sama kita diterima, seluruh negara anggota BRICS dukung, dan kemudian di tahun yang sama kita resmi menjadi anggota penuh BRICS,” kata Teddy kepada wartawan, Rabu (9/7/2025).
Teddy menjelaskan bergabungnya Indonesia menjadi anggota BRICS ini menjadi tonggak awal Indonesia bisa berkolaborasi dengan banyak negara. Terutama dalam forum ekonomi dunia.
“Ini adalah (kebijakan) dari Pak Presiden bagaimana caranya indonesia berkolaborasi, kemudian sebanyak mungkin bergabung dengan organisasi organisasi, ini lah salah satunya BRICS kita bergabung,” ujarnya.
Selain menghadiri, Prabowo juga juga menyampaikan pandangannya di KTT tersebut. Total ada 28 negara yang hadir, rinciannya 10 anggota penuh BRICS, 10 negara partner dan 8 negara tamu.
“Ini menunjukkan Indonesia semakin didengar, semakin diperhatikan, semakin dipandang dan semakin dibutuhkan di dunia global,” ujarnya.
“Di BRICS sendiri dari 10 negara hampir 50 persen adalah populasi dunia, dan dari PDB-nya 35 persen dari PDB global,” lanjutnya.
Agenda KTT itu membahas isu lingkungan, COP 30 hingga kesehatan global. KTT BRICS yang mengangkat tema ‘Environment, COP 30, and Global Health’ menjadi topik penting yang mencerminkan urgensi kerja sama global di tengah krisis iklim dan tantangan sistem kesehatan dunia.
Dalam sesi tersebut, Prabowo menyampaikan pandangannya dan posisi Indonesia terkait sejumlah isu global. Mulai dari isu lingkungan hidup hingga penguatan sistem kesehatan global yang inklusif dan berkelanjutan.
(eva/fca)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini