kab/kota: Rio De Janeiro

  • RI Belum Terima Nota Diplomatik Brasil soal Kematian Juliana

    RI Belum Terima Nota Diplomatik Brasil soal Kematian Juliana

    Jakarta

    Kantor Pembela Umum Federal (DPU) Brasil berencana menggugat Indonesia ke jalur hukum internasional usai Juliana Marins jatuh lalu tewas saat mendaki Gunung Rinjani. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra merespon hal tersebut.

    “Lembaga ini (Federal Public Defenders Office of Brazil atau FPDO) sebenarnya adalah lembaga negara independen di Brasil. Kira-kira sama dengan Komnas HAM di sini, yang bertugas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan atas laporan dugaan terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM di Brasil,” kata Yusril kepada wartawan di kantor Kemenko Kumham Imipas, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (4/7/2025).

    Yusril mengatakan pihaknya bersama Kemenkopolkam dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sudah berkoordinasi dan memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada nota diplomatik yang dikirim pemerintah Brasil terkait kematian Juliana Marins. Pernyataan soal upaya membawa Indonesia ke jalur hukum internasional bersumber dari lembaga independen FPDO.

    “Dapat dipastikan bahwa sampai saat ini Pemerintah Republik Indonesia tidak atau belum pernah menerima adanya surat atau nota diplomatik resmi dari pemerintah Brasil yang mempertanyakan kasus kematian dari Juliana Marins ini. Jadi yang mengajukan itu adalah kepada independen negara, jadi bukan resmi dari pemerintah Brasil sendiri,” terang Yusril.

    Dia mengatakan bahwa FPDO yang menyampaikan akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum internasional hingga ke Inter-American Commission on Human Rights. Dia pun menegaskan Indonesia bukanlah pihak yang tergabung dalam konvensi HAM di Amerika Latin tersebut sehingga tidak memiliki sangkutan apa pun.

    “Jadi tidak ada suatu upaya internasional untuk membawa satu negara ke dalam satu forum kalau negara itu bukan pihak di dalam konvensi atau statutanya. Dan tidak akan dibawa ke badan itu kalau tidak ada persetujuan dari negara yang bersangkutan,” jelas Yusril.

    Meski begitu, dia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan melakukan antisipasi terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi. Dia menyebut pemerintah Indonesia pun berharap bahwa kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Indonesia Terbuka Joint Investigation

    Selain itu, kata dia, Indonesia juga mengusulkan jika Brasil berkenan untuk dilakukan investigasi bersama atau joint investigation untuk mengungkap kasus ini. Hasilnya pun nanti akan sama-sama disampaikan ke publik sebagai kejelasan dari pengungkapan kasus yang ditangani.

    “Saya kira langkah ini akan fair, jujur, adil, lebih terbuka daripada membuat statement-statement mau membawa Indonesia ke hukum internasional hanya berdasarkan atas dugaan-dugaan, spekulasi yang tanpa didasari oleh satu penyelidikan yang sungguh-sungguh untuk mengungkapkan fakta yang sesungguhnya terjadi,” pungkasnya.

    Kantor Pembela Umum Federal Akan Tempuh Jalur Hukum

    Kantor Pembela Umum Federal (DPU) pada Senin (30/6/2025) mengajukan permintaan resmi kepada Kepolisian Federal (PF) untuk menyelidiki kemungkinan adanya unsur kelalaian dari otoritas Indonesia dalam insiden tersebut.

    Jika ditemukan indikasi pelanggaran, Brasil tidak menutup kemungkinan akan membawa kasus ini ke forum internasional, seperti Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR).

    Autopsi ulang terhadap jenazah Juliana, seperti dilansir oleh media lokal Brasil, O Globo dan Folha de S Paulo, Rabu, diminta oleh pihak keluarga, yang kemudian dikabulkan oleh pengadilan federal Brasil.

    Laporan O Globo, yang mengutip keterangan Emirates, menyebut jenazah Juliana yang meninggal di usia 26 tahun ini tiba di Bandara Internasional Guarulhos, Sao Paulo, pada Selasa (1/7) sore, sekitar pukul 17.10 waktu setempat. Dari Sao Paulo, jenazah Juliana dibawa ke Rio de Janeiro dengan pesawat Angkatan Udara Brasil.

    Berdasarkan kesepakatan antara kantor Kejaksaan Agung, Kantor Pembela Umum (DPU) dan pemerintah Rio de Janeiro, autopsi ulang terhadap jenazah Juliana akan dilakukan pada Rabu (2/7) pagi waktu setempat.

    “Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Brasil di Jakarta didasarkan pada autopsi yang dilakukan oleh otoritas Indonesia, tetapi tidak memberikan informasi konklusif mengenai waktu pasti kematian,” demikian pernyataan dari DPU Rio de Janeiro.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jenazah Juliana Marins Tiba di Brasil, Ini Alasan Keluarga Autopsi Ulang

    Jenazah Juliana Marins Tiba di Brasil, Ini Alasan Keluarga Autopsi Ulang

    Jakarta

    Jenazah Juliana Marins, 26 tahun, yang meninggal saat mendaki Gunung Rinjani di Indonesia, tiba di Rio pada hari Selasa dengan pesawat Angkatan Udara Brasil (FAB) yang mendarat di Pangkalan Udara Galeão sekitar pukul 19.40 waktu setempat pada Selasa (1/7/2025).

    Jenazah tersebut sekarang akan dibawa ke Institut Medis Forensik Afrânio Peixoto (IML) di pusat kota Rio de Janeiro untuk diautopsi ulang pada hari Rabu pagi.

    Sebuah kesepakatan antara Kantor Jaksa Agung, Kantor Pembela Umum dan pemerintah negara bagian Rio de Janeiro, menetapkan bahwa autopsi ulang akan dijadwalkan pada Rabu (2/7) dengan kehadiran perwakilan keluarga dan seorang ahli dari Kepolisian Federal, setelah penetapan oleh Pengadilan Federal.

    “Sertifikat kematian yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Brasil di Jakarta didasarkan pada autopsi yang dilakukan oleh pihak berwenang Indonesia, tetapi tidak memberikan informasi konklusif tentang waktu pasti kematian,” kata catatan dari Kantor Pembela Umum (DPU) dikutip dari media lokal Brasil, O Globo, Jumat (4/7/2025).

    Alasan autopsi ulang

    Keluarga ingin mengklarifikasi keraguan yang belum disampaikan oleh pihak berwenang di Indonesia, yang tidak memberikan rincian tentang waktu kematian Juliana Marins.

    “Kami perlu tahu apakah autopsi yang dilakukannya dilakukan dengan benar. Menurut saya, rumah sakit tidak memiliki banyak sumber daya,” kata ayah Juliana, Manoel Marins, dalam sebuah wawancara dengan RJ2.

    DPU juga mengirimkan surat yang meminta Kepolisian Federal untuk membuka penyelidikan atas kasus tersebut. Menurut lembaga tersebut, surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Brasil di Jakarta “didasarkan pada autopsi yang dilakukan oleh pihak berwenang Indonesia, tetapi tidak memberikan informasi konklusif tentang waktu pasti” kematian.

    Hasil autopsi awal

    Autopsi pertama jenazah Juliana Marins dilakukan tanggal 26 di sebuah rumah sakit di Bali, tak lama setelah jenazah dikeluarkan dari Taman Nasional Gunung Rinjani.

    Menurut pemeriksaan, wanita Brasil itu meninggal karena banyak patah tulang dan luka dalam, tidak mengalami hipotermia, dan bertahan hidup selama 20 menit setelah trauma – tanpa merinci hari terjadinya trauma tersebut.

    Keterangan tersebut disampaikan oleh dokter forensik Ida Bagus Putu Alit, dalam jumpa pers di lobi RS Bali Mandara, Jumat (27).

    “Bukti-bukti menunjukkan bahwa kematiannya hampir seketika. Mengapa? Karena luasnya luka, banyak patah tulang, luka dalam – hampir di seluruh tubuh, termasuk organ dalam di toraks. [Dia bertahan hidup] kurang dari 20 menit,” kata dokter tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Kematian Juliana Marins Akan Dibawa ke Ranah Hukum, Bagaimana Reaksi Pemerintah?

    Kematian Juliana Marins Akan Dibawa ke Ranah Hukum, Bagaimana Reaksi Pemerintah?

    Kematian Juliana Marins Akan Dibawa ke Ranah Hukum, Bagaimana Reaksi Pemerintah?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Pemerintah Brasil
    akan melayangkan gugatan jika menemukan dugaan kelalaian terkait warga negaranya,
    Juliana Marins
    , yang tewas saat mendaki
    Gunung Rinjani
    , Lombok, Indonesia.
    Pada Senin (30/6/2025), Kantor Pembela Umum Federal (DPU) Brasil telah mengajukan permintaan kepada Kepolisian Federal (PF) untuk menyelidiki dugaan kelalaian dari otoritas Indonesia dalam insiden tersebut.
    Jika ditemukan indikasi pelanggaran, Brasil tidak menutup kemungkinan akan membawa kasus ini ke forum internasional seperti Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR).
    “Kami sedang menunggu laporan yang disusun oleh otoritas Indonesia. Setelah laporan itu diterima, kami akan menentukan langkah hukum berikutnya,” ujar Taisa Bittencourt, Pembela HAM Regional dari DPU.
    Pihak keluarga Juliana juga sudah mengajukan proses otopsi ulang setelah jenazah Juliana tiba di Brasil pada 1 Juli lalu.
    Otopsi pun langsung digelar pada hari yang sama di Institut Medis Legal (IML) Rio de Janeiro untuk mencari tahu penyebab dan waktu kematian Juliana.
    Menurut DPU, pemeriksaan ulang tersebut sangat penting untuk mengklarifikasi dugaan bahwa Juliana mungkin tidak mendapatkan pertolongan memadai setelah kecelakaan terjadi.
    “Otopsi kedua ini adalah permintaan dari keluarga. Kami akan mendampingi mereka sesuai hasil laporan dan keputusan yang akan diambil,” ujar Taisa.
    Menteri Kehutanan (Menhut)
    Raja Juli Antoni
    menyatakan, Indonesia akan bertanggung jawab jika Brasil melayangkan gugatan atas kasus kematian Juliana Marins.
    “Kalau memang betul (ada gugatan), saya belum cek ya, apakah memang ada tuntutan hukum, ya tentu itu sebagai hak, ya. Dan kita akan coba pertanggungjawabkan dengan apa yang memang kita lakukan,” kata Raja Juli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
    Ia pun mengucapkan duka cita yang mendalam atas kejadian tersebut.
    Raja Juli berharap, kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
    “Ada tadi yang mengatakan, ada equipment katanya tuh, tempat pemegangnya tuh, sudah longgar karena sering dipakai. Kepleset sedikit mereka hilang. Tapi, sekali lagi ya, mudah-mudahan ini jadi pelajaran untuk semua pihak,” ucap Raja Juli.
    Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan yang terbaik dalam proses evakuasi.
    Yarman menjelaskan bahwa tim evakuasi SAR gabungan telah berusaha maksimal mengangkat jenazah Juliana dari kedalaman 600 meter di Gunung Rinjani.
     
    “Kami tim evakuasi SAR gabungan sudah melakukan yang terbaik, dari awal mulai jatuh kami sudah mempersiapkan tim sampai lima hari berturut-turut baru bisa naik. Upaya-upaya itu sudah kami lakukan semaksimal mungkin,” ujar Yarman saat ditemui usai acara Bincang Kamisan di kantor Provinsi NTB, Kamis (3/7/2025).
    Meski begitu, ia mempersilakan otoritas Brasil jika ingin melayangkan gugatan.
    Terpisah, Ketua DPR Puan Maharani akan meminta pemerintah menindaklanjuti rencana Brasil menggugat perkara kematian Juliana Marins di Rinjani.
    “Kita akan minta pemerintah untuk bisa melakukan hal-hal yang bisa ditindaklanjuti terkait dengan hal itu,” ujar Puan saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
    Sebagaimana diketahui, pendaki asal Brasil itu dilaporkan jatuh ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/06/2025) pagi.
    Saat korban terjatuh, mereka melalui jalur curam di dekat kawah Rinjani.
    Juliana Marins ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh Tim SAR, tiga hari setelahnya.
    Hasil otopsi dari RSUD Bali menyebutkan penyebab kematian Juliana Marins akibat benturan benda tumpul dan patah tulang.
    Dari temuan otopsi, diketahui bahwa korban meninggal dalam waktu singkat setelah mengalami luka-luka tersebut.
    Diperkirakan, kematian Juliana terjadi paling lama 20 menit setelah jatuh.
    Luka paling parah dan pendarahan terbesar terjadi di area dada dan perut.
    Tidak ada organ spleen yang mengkerut atau menunjukkan bahwa perdarahan lambat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Spanyol & Brasil Dorong Pajak Orang Super Kaya, Usul Registrasi Kekayaan Global

    Spanyol & Brasil Dorong Pajak Orang Super Kaya, Usul Registrasi Kekayaan Global

    Bisnis.com, JAKARTA — Dua negara besar, Spanyol dan Brasil, meluncurkan inisiatif bersama untuk mendorong kontribusi pajak yang lebih tinggi dari kalangan super kaya di seluruh dunia, sebagai upaya menekan kesenjangan ekonomi yang kian melebar.

    Inisiatif tersebut disampaikan dalam Konferensi Internasional ke-4 tentang Pembiayaan Pembangunan yang digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sevilla, Spanyol, pekan ini.

    Kedua negara menyoroti masalah yang kian genting: orang-orang terkaya kerap membayar pajak lebih rendah dibandingkan kelompok masyarakat kelas menengah, akibat celah hukum dan tarif pajak efektif yang lebih ringan.

    “Negara kita semakin membutuhkan penerimaan pajak untuk memenuhi kebutuhan. Kesenjangan terjadi di mana-mana, sementara orang kaya justru membayar lebih rendah dibanding kelas menengah—bahkan lebih kecil dibanding wajib pajak berpenghasilan rendah,” ujar Sekretaris Negara Urusan Pajak Spanyol Jesús Gascón, dikutip dari laman resmi PBB pada Kamis (3/7/2025).

    Otoritas Spanyol dan Brasil pun mengajak negara lain untuk bergabung dalam gerakan reformasi sistem pajak global yang lebih adil dan progresif. Keduanya kompak mengingatkan bahwa 1% penduduk terkaya dunia menguasai lebih dari 95% kekayaan global.

    Wacana Registrasi Kekayaan Global

    Inisiatif ini menekankan pentingnya berbagi data antarnegara untuk menutup celah penghindaran pajak dan mendorong kepatuhan. Peningkatan kualitas data serta penguatan kapasitas analisis pajak nasional diyakini dapat membantu otoritas pajak mengidentifikasi konsentrasi kekayaan, potensi penerimaan, dan langkah-langkah yang perlu diambil.

    “Kita perlu mengetahui siapa pemilik manfaat sesungguhnya di balik perusahaan atau struktur hukum yang digunakan untuk menyembunyikan kekayaan,” kata Gascón.

    Program ini juga mencakup kerja sama teknis, pelatihan analisis data, hingga mekanisme kajian antarnegara untuk memperkuat sistem pajak nasional.

    Lebih jauh, Spanyol dan Brasil bahkan mewacanakan untuk membentuk global wealth registry atau registrasi kekayaan global. Meski diakui akan membutuhkan waktu, kemauan politik, serta upaya nasional yang besar, tujuan utamanya jelas: mendorong transparansi, akuntabilitas, dan kontribusi pajak yang lebih adil dari kalangan terkaya.

    “Kita tidak bisa lagi mentoleransi tingkat kesenjangan yang kian menjadi-jadi dalam beberapa tahun terakhir,” tegas Menteri Konselor Brasil untuk PBB José Gilberto Scandiucci.

    Dia menegaskan, inisiatif ini bukan agenda politik ekstrem kelompok kiri seperti yang mungkin dikhawatirkan sebagian pihak. Menurutnya, inisiatif itu merupakan keniscayaan untuk menghadapi realitas ketimpangan pendapatan saat ini.

    Usulan tersebut masuk dalam Seville Platform for Action, yang mendorong aksi sukarela untuk mengejar target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, yang saat ini masih jauh dari jalur pencapaian.

    Sejalan dengan Kesepakatan G20

    Inisiatif ini juga sejalan dengan kesepakatan G20 di Rio de Janeiro, Brasil tahun lalu, yang menjadi kesepakatan internasional pertama terkait agenda pajak bagi individu beraset tinggi. Saat ini, G20 tengah menyusun rencana kerja tiga bulan dengan pertemuan rutin untuk memantau kemajuan, dengan target memperluas dukungan dari negara lain, organisasi internasional, dan masyarakat sipil.

    “Kalau kita benar-benar ingin memajaki orang super kaya, menekan ketimpangan, dan membuat sistem pajak lebih adil serta progresif, kita butuh kemauan politik—dan kita harus bertindak sesuai kapasitas kita,” pungkas Gascón.

  • Menanti diplomasi Indonesia di KTT BRICS 2025

    Menanti diplomasi Indonesia di KTT BRICS 2025

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Menanti diplomasi Indonesia di KTT BRICS 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 03 Juli 2025 – 00:05 WIB

    Elshinta.com – Rio de Janeiro, Brasil, bersiap menjadi panggung diplomasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang melibatkan delegasi dari 10 negara anggota penuh dan sembilan negara mitra, saat mereka berkumpul pada 6-7 Juli 2025.

    BRICS yang merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, telah berkembang menjadi kekuatan ekonomi dan politik yang signifikan. Kelompok ini mewakili lebih dari 40 persen populasi dunia dan sekitar sepertiga produk domestik bruto (PDB) global.

    Kelompok negara berkembang BRICS, yang kini diperkuat dengan penambahan anggota baru, termasuk Indonesia, semakin mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan signifikan di panggung global.

    BRICS tidak hanya menjadi penyeimbang ekonomi, tetapi juga pendorong utama terciptanya tatanan dunia yang lebih adil di tengah pengaruh dominasi historis negara-negara Barat.

    Dengan masuknya Iran, Mesir, Etiopia, dan Uni Emirat Arab, serta bergabungnya Indonesia secara resmi sejak 6 Januari 2025, BRICS kini diperkuat 10 negara anggota penuh, meningkatkan bobot ekonomi dan demografi kelompok tersebut.

    Selain itu, banyak anggota BRICS adalah produsen utama komoditas penting global, mulai dari energi, mineral, produk pertanian, hingga sumber daya manusia yang melimpah.

    Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat BRICS menyumbang sekitar 37,3 persen terhadap PDB global pada 2024, melampaui capaian G7 (AS, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis) yang menyumbang 30 persen terhadap PDB global.

    Bagi dosen di Departemen Hubungan Internasional Universitas Bakrie, Sellita Selli, BRICS bukan tentang alternatif, tetapi mengenai tata kelola global baru yang menyeimbangkan kekuatan antara Barat dan Selatan Global yang baru.

    BRICS telah mengukuhkan posisinya sebagai pemain kunci dalam pasar komoditas global, terutama melalui ekspor minyak mentah dan produk pertanian.

    China, sebagai mesin ekspor utama BRICS, membanjiri pasar dunia dengan berbagai produk, mulai dari tekstil hingga elektronik. Kehadiran kolektif BRICS sebagai eksportir dan importir utama menjadi mitra tidak terpisahkan dalam rantai pasok global.

    Tidak hanya sebagai pemasok, negara-negara BRICS juga merupakan pasar impor yang sangat penting, mengonsumsi berbagai bahan baku, mesin, dan teknologi. India, misalnya, adalah importir besar bahan bakar mineral serta besi dan baja, sementara Rusia, selain menguasai ekspor energi, juga mengimpor beragam produk pangan.

    Bagi Indonesia, hubungan perdagangan dengan BRICS sangatlah vital. Pada tahun 2024, ekspor Indonesia ke BRICS mencapai 84,37 miliar AS, dengan ekspor non-migas menyumbang 33,91 persen dari total ekspor non-migas Indonesia.

    Di tengah sorotan terhadap dinamika ekonomi dan geopolitik dunia, posisi Indonesia, sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat di Asia Tenggara yang menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif, akan menjadi topik menarik untuk dicermati.

    Peluang kerja sama

    Data IMF pada 2024 menempatkan Indonesia di peringkat lima PDB per kapita dari 11 negara Asia Tenggara. Dengan PDB per kapita sebesar 5.270 dolar AS, Indonesia berada di bawah Singapura ($88.450), Brunei Darussalam ($35.110), Malaysia ($13.310), dan Thailand ($7.810).

    Peringkat ini menempatkan Indonesia di segmen tengah, di atas Vietnam ($4.620), Filipina ($4.130), dan negara-negara lain yang PDB per kapitanya jauh lebih rendah, seperti Kamboja, Laos, Timor-Leste, dan Myanmar.

    Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia telah melampaui fase pembangunan awal, namun masih menghadapi tantangan dalam mendorong kesejahteraan yang lebih merata di seluruh lapisan masyarakatnya.

    Dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa yang berada di jalur perdagangan maritim global antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia berada di gerbang pasar domestik bagi negara-negara BRICS dalam mencari peluang ekspor maupun investasi.

    Indonesia kaya akan berbagai sumber daya alam, termasuk nikel, batu bara, minyak kelapa sawit, dan banyak mineral kritis lainnya.

    Teranyar, adalah proyek pembangunan Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium Antam-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Minggu (29/6), sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional dalam rangka mewujudkan swasembada energi Indonesia.

    Proyek yang mencakup area seluas 3.023 hektare ini memiliki nilai investasi sebesar 5,9 miliar dolar AS dari hulu hingga hilir, serta diproyeksikan menyerap hingga 8.000 tenaga kerja, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara langsung.

    Dalam sambutannya pada acara peresmian itu, Presiden menyampaikan bahwa proyek tersebut menjadi bagian dari upaya besar bangsa dalam menjalankan hilirisasi dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri demi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

    Proyek hilirisasi terbesar di Asia Tenggara itu relevan bagi negara-negara BRICS sebagai rantai pasok bahan baku industri otomotif, terutama dalam konteks transisi energi dan pengembangan teknologi yang kini selaras dengan harapan KTT BRICS.

    Hubungan bilateral

    Sejak resmi menjadi anggota penuh BRICS, Indonesia kini berada di ambang era baru kerja sama ekonomi. Meskipun status keanggotaan penuh masih terbilang baru, hubungan bilateral yang kuat dengan negara-negara anggota BRICS telah menjadi modal awal dan gerbang menuju kolaborasi yang lebih dalam.

    Ada beberapa bentuk kerja sama konkret yang sebelumnya telah dan sedang bergerak menuju realisasi bersama sejumlah negara BRICS.

    Salah satu keuntungan nyata dari keanggotaan BRICS adalah akses langsung Indonesia ke New Development Bank (NDB). NDB, yang didirikan oleh BRICS adalah lembaga keuangan yang fokus membiayai proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan.

    Bagi Indonesia, ini berarti peluang baru untuk mendapatkan pendanaan bagi proyek-proyek skala besar, seperti inisiatif transisi energi, hingga pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

    NDB dikenal dengan syarat pinjamannya yang seringkali lebih fleksibel dibandingkan lembaga keuangan tradisional, memberikan opsi pembiayaan yang lebih beragam bagi Indonesia.

    Sebelum menjadi anggota penuh, hubungan dagang dan investasi Indonesia dengan negara-negara, seperti China, India, dan Rusia, sudah terjalin dengan baik. Dengan status keanggotaan di BRICS, kerja sama ini diproyeksikan akan semakin diperkuat.

    Diharapkan ada peningkatan investasi langsung dari negara-negara BRICS ke Indonesia, terutama di sektor manufaktur, pertambangan dengan fokus pada hilirisasi dan energi terbarukan. Sebaliknya, produk komoditas kunci Indonesia, seperti minyak sawit dan karet juga berpotensi menemukan pasar yang lebih besar di negara-negara BRICS.

    Keamanan energi dan transisi menuju energi bersih adalah isu krusial bagi negara-negara BRICS. Indonesia, sebagai produsen energi, dapat mempererat kerja sama pasokan dengan anggota lain. Namun, potensi terbesar ada pada pengembangan energi terbarukan.

    Ada ruang luas untuk kolaborasi dalam proyek-proyek tenaga surya, angin, dan hidro. Transfer teknologi dari China dan India, yang merupakan pemimpin global dalam inovasi energi bersih, akan sangat vital bagi ambisi energi hijau Indonesia.

    Selain itu, potensi kerja sama teknologi juga meluas ke sektor digital, kecerdasan buatan (AI), fintech, dan e-commerce, membuka peluang bagi kolaborasi antara startup di negara-negara anggota.

    Politik bebas aktif

    Diplomasi Indonesia di KTT BRICS 2025 juga tidak akan lepas dari tantangan. Dinamika geopolitik global yang kompleks, persaingan antarblok kekuatan, dan perbedaan kepentingan di antara anggota BRICS sendiri memerlukan pendekatan yang hati-hati dan strategis dari delegasi Indonesia.

    Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyatakan bahwa keikutsertaan ini selaras dengan diplomasi luar negeri RI yang bebas aktif, yaitu mengambil peran, tanpa terjebak blok geopolitik.

    Keseimbangan antara menjaga hubungan baik dengan semua kekuatan besar dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip politik luar negeri yang independen akan menjadi kunci.

    Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan tampil di Konferensi Tingkat Tinggi BRICS pada 6-7 Juli 2025 di Rio De Jeniro, Brasil, seusai menuntaskan kunjungan resmi ke Kerajaan Arab Saudi.

    Publik menanti narasi diplomasi Indonesia yang adaptif, memastikan bahwa kehadiran di KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro benar-benar memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa dan kontribusi bagi perdamaian serta kemakmuran global.

    Sumber : Antara

  • Jenazah Juliana Marins Tiba di Brasil, Akan Diautopsi Ulang

    Jenazah Juliana Marins Tiba di Brasil, Akan Diautopsi Ulang

    Brasilia

    Jenazah warga negara Brasil, Juliana Marins, yang tewas usai terjatuh ke Gunung Rinjani telah tiba di negara asalnya pada Selasa (1/7) sore waktu setempat. Setibanya di Brasil, jenazah Juliana akan diautopsi ulang oleh otoritas setempat.

    Autopsi ulang terhadap jenazah Juliana, seperti dilansir oleh media lokal Brasil, O Globo dan Folha de S Paulo, Rabu (2/7/2025), diminta oleh pihak keluarga, yang kemudian dikabulkan oleh pengadilan federal Brasil.

    Laporan O Globo, yang mengutip keterangan Emirates, menyebut jenazah Juliana yang meninggal di usia 26 tahun ini tiba di Bandara Internasional Guarulhos, Sao Paulo, pada Selasa (1/7) sore, sekitar pukul 17.10 waktu setempat. Dari Sao Paulo, jenazah Juliana dibawa ke Rio de Janeiro dengan pesawat Angkatan Udara Brasil.

    Berdasarkan kesepakatan antara kantor Kejaksaan Agung, Kantor Pembela Umum (DPU) dan pemerintah Rio de Janeiro, autopsi ulang terhadap jenazah Juliana akan dilakukan pada Rabu (2/7) pagi waktu setempat.

    “Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Brasil di Jakarta didasarkan pada autopsi yang dilakukan oleh otoritas Indonesia, tetapi tidak memberikan informasi konklusif mengenai waktu pasti kematian,” demikian pernyataan dari DPU Rio de Janeiro.

    Autopsi ulang akan dilakukan di Institut Medis Forensik Afranio Peixoto, dengan dihadiri perwakilan keluarga Juliana dan pakar dari Kepolisian Federal Brasil.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Menurut laporan O Globo, pihak keluarga meminta autopsi ulang untuk memastikan waktu kematian dan menyelidiki apakah ada kelalaian dari otoritas Indonesia dalam memberikan bantuan. Permintaan yang diajukan melalui Kantor Pembela Umum itu diteruskan ke Pengadilan Federal, dan dikabulkan.

    Sebelumnya diberitakan bahwa Juliana tewas usai terjatuh ke jurang Gunung Rinjani dengan kedalaman 600 meter pada Sabtu (21/6) lalu. Juliana mengalami luka memar, luka gores, dan patah tulang yang memicu pendarahan hebat.

    Hasil autopsi menunjukkan Juliana kehilangan nyawanya sekitar 20 menit setelah terjatuh.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo Disambut Meriah Siswa dan Diaspora Indonesia saat Tiba di Jeddah – Page 3

    Prabowo Disambut Meriah Siswa dan Diaspora Indonesia saat Tiba di Jeddah – Page 3

    Dia menyampaikan Prabowo akan membaha soal perbaikan penanganan haji. Termasuk, rencana membangun kampung haji di Arab Saudi untuk jemaah Indonesia.

    “Ini waktunya bertepatan sekali dengan selesainya penyelenggaraan haji yang cukup waktu supaya kita penyelenggaraan tahun haji yang berikutnya akan jauh lebih baik lagi,” jelasnya.

    Dari Arab Saudi, Prabowo akan melanjutkan rangkaian kunjungan ke Rio de Janeiro, Brasil. Dia diagendakan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) yang digelar pada 6-8 Juli 2025.

    “Setelah dari Arab Saudi, Bapak Presiden akan melanjutkan hujungan untuk mengadiri BRICS di Brasil,” ujar Prasetyo.

    Setelah itu, Prabowo direncanakan melakukan kunjungan ke Prancis dalam rangka memenuhi undangan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghadiri Bastille Day pada 14 Juli 2025. Dalam acara ini, Indonesia mengirimkan kontingen dari TNI untuk ikut defile.

    “Direncanakan (ke Prancis), nanti dilihat kondisinya setelah dari BRICS,” ucap Prasetyo.

  • Tiba di Jeddah, Prabowo Akan Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi untuk Bahas Haji – Page 3

    Tiba di Jeddah, Prabowo Akan Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi untuk Bahas Haji – Page 3

    Dia menyampaikan Prabowo akan membaha soal perbaikan penanganan haji. Termasuk, rencana membangun kampung haji di Arab Saudi untuk jemaah Indonesia.

    “Ini waktunya bertepatan sekali dengan selesainya penyelenggaraan haji yang cukup waktu supaya kita penyelenggaraan tahun haji yang berikutnya akan jauh lebih baik lagi,” jelasnya.

    Dari Arab Saudi, Prabowo akan melanjutkan rangkaian kunjungan ke Rio de Janeiro, Brasil. Dia diagendakan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) yang digelar pada 6-8 Juli 2025.

    “Setelah dari Arab Saudi, Bapak Presiden akan melanjutkan hujungan untuk mengadiri BRICS di Brasil,” ujar Prasetyo.

    Setelah itu, Prabowo direncanakan melakukan kunjungan ke Prancis dalam rangka memenuhi undangan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghadiri Bastille Day pada 14 Juli 2025. Dalam acara ini, Indonesia mengirimkan kontingen dari TNI untuk ikut defile.

    “Direncanakan (ke Prancis), nanti dilihat kondisinya setelah dari BRICS,” ucap Prasetyo.

  • Jenazah Juliana Marins Diterbangkan dari Denpasar ke Brasil Malam Ini 
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        30 Juni 2025

    Jenazah Juliana Marins Diterbangkan dari Denpasar ke Brasil Malam Ini Denpasar 30 Juni 2025

    Jenazah Juliana Marins Diterbangkan dari Denpasar ke Brasil Malam Ini
    Editor
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Aryasandi menyatakan, jenazah warga negara Brasil, JDSP (27) atau
    Juliana Marins
    yang terjatuh ketika mendaki Gunung
    Rinjani
    pada Sabtu (21/6/2025) akan dipulangkan pada Senin (30/6/2025) malam hari ini.
    Dalam keterangannya di
    Denpasar
    , Senin, Aryasandi mengatakan, jenazah Juliana akan diterbangkan dari Bandara Internasional I Gusti
    Ngurah Rai
    Bali melalui Dubai dan seterusnya menuju Rio de Janeiro, Brasil. 
    “Pemulangan peti
    jenazah Juliana Marins
    sudah disetujui semua rute oleh Emirates,” katanya.
    Rencananya, jenazah akan diberangkatkan pada pukul 00.35 Wita malam ini dan tiba di Rio de Janeiro pada 2 Juli pukul 15.50 waktu setempat.
    Jenazah warga Brasil tersebut diantar menggunakan ambulans dari perusahaan transportasi PT Antar Bangsa dan pengawalan dari Polda Bali.
    Sementara itu, Kepala Bidang Penunjang Medik RS Bali Mandara Elin Nainggolan mengatakan, pihaknya telah menyerahkan jenazah Juliana kepada konsulat dan perusahaan pengurusan kepulangan jenazah.
    Saat pengambilan dan penyerahan jenazah Juliana dari Rumah Sakit Bali Mandara ke PT Antar Bangsa, tidak ada perwakilan dari keluarga, atau hanya diwakilkan oleh konsulat.
    “Kami menyerahkan pada pukul 12.00 Wita untuk diberangkatkan ke bandara,” kata Elin.
    Sebelumnya, Tim SAR gabungan menemukan pendaki Juliana (27), warga negara Brazil yang sebelumnya dilaporkan jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6).
    Korban ditemukan di kedalaman sekitar 600 meter dari jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ceria di Balik Jamuan Makan Malam Prabowo kepada Presiden Macron

    Ceria di Balik Jamuan Makan Malam Prabowo kepada Presiden Macron

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto, menggelar jamuan santap malam kenegaraan sebagai bentuk penghormatan atas kunjungan kenegaraan Presiden Republik Prancis, Emmanuel Macron, dan Ibu Negara Brigitte Macron di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/5/2025) malam.

    Menurut pantauan, acara yang dikemas secara meriah dan sarat budaya ini menjadi simbol keakraban hubungan dua negara yang semakin erat.

    Presiden Ke-8 RI itu menyambut langsung kehadiran Presiden Macron dan Ibu Brigitte di beranda depan Istana Negara.

    Ketiganya kemudian bersama-sama menuju Ruang Jamuan Kenegaraan, melewati pasukan jajar kehormatan, sambutan meriah tarian Kipas Ajer, serta deretan anak-anak berpakaian adat.

    Memasuki selasar Istana Negara, rombongan disambut kembali oleh Tarian Gaba Gaba yang enerjik, menambah semarak suasana malam itu. Di Ruang Jamuan Kenegaraan, Prabowo membuka acara dengan sambutan hangat. Presiden Macron pun membalas dengan sambutan penuh penghargaan dan optimisme terhadap masa depan hubungan Indonesia–Prancis.

    “Hubungan antara Prancis dan Indonesia sudah cukup lama dan meningkat terus sampai hari ini kita menyaksikan bersama bahwa hubungan antara kedua negara kita maju di hampir semua bidang,” ujar Prabowo.

    Sebelum santap malam kenegaraan dimulai, para tamu diajak untuk menyaksikan video cinematic yang menampilkan sejumlah pertemuan antara Prabowo dan Macron.

    Tampak Prabowo dan Macron telah melakukan beberapa pertemuan sebelum kunjungan kenegaraan kali ini, salah satunya adalah saat keduanya menghadiri KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, pada November lalu.

    Rangkaian santap malam kenegaraan pun dimulai dengan disajikannya hidangan khas Indonesia dengan cita rasa istimewa, mulai dari Sari Laut Jimbaran, Soto Banjar, Daging Sapi Maranggi, hingga kopi dan coklat.

    Santap malam tersebut juga diiringi beragam pertunjukan seni budaya yang mencerminkan perpaduan keindahan Nusantara dan Prancis.

    Penampilan pertama dibuka dengan Tari Piring, dilanjutkan dengan pertunjukan musik bertema Paris oleh duet Alfred dan Aimee Saras. Mereka membawakan lagu-lagu seperti C’est Si Bon, Les Feuilles Mortes, hingga Wonderful World.

    Sorak tepuk tangan pun menggema saat Tari Kecak dipentaskan dengan penuh semangat. Penampilan puncak malam itu ditutup oleh penyanyi Anggun C. Sasmi bersama Purwacaraka Orchestra yang membawakan lagu-lagu ikonik seperti Je Ne Regrette Rien, Mimpi, serta lagu daerah O Ulate dan Poco-Poco yang mengajak para tamu untuk turut bersuka cita.