Nusron Wahid Siapkan Belasan Hektar Lahan untuk Normalisasi Sungai Ciliwung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan menyiapkan belasan hektar lahan untuk proyek
normalisasi Sungai Ciliwung
.
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menyebutkan, pengadaan lahan dilakukan dari Kelurahan Pengadegan hingga Rawajati sepanjang 16 km atau 11 hektar di sepanjang Sungai Ciliwung.
“Kita sudah buat
timeframe
untuk pengadaan tanahnya dan skema-skema sertifikasinya tadi sudah kita bahas,” ujar Nusron dalam rapat bersama Pemerintah Provinsi Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Gedung Kementerian PU, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2025).
Pengadaan lahan ditargetkan selesai pada akhir Mei 2025. Sehingga, pembangunan fisik normalisasi Sungai Ciliwung bisa dimulai pada awal Juni 2025.
“Kita berharap pada awal bulan Juni pembangunan sudah bisa dilakukan karena lahannya sudah
clean and clear
,” tambahnya.
Sementara, Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan, dalam rapat koordinasi dengan Menteri PU dan Menteri ATR/BPN, telah disepakati bahwa normalisasi Sungai Ciliwung akan terus dilanjutkan.
“Detailnya nanti akan disampaikan oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA). Hal-hal yang menjadi hambatan tadi sudah terpecahkan,” kata Pramono.
Ia menjelaskan, proyek normalisasi ini termasuk dalam program penanganan banjir jangka menengah yang mendapat dukungan penuh dari Kementerian PU dan Kementerian ATR/BPN.
“Kalau ini bisa terlaksana, maka 40 persen potensi banjir di Jakarta akan tertangani dengan baik,” ujar Pramono.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo berharap upaya normalisasi Sungai Ciliwung dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak signifikan dalam mengurangi risiko banjir di Jakarta.
“Harapan kami, banjir di Jakarta bisa dikendalikan dan tidak lagi menjadi masalah besar di tahun-tahun mendatang,” ungkap Dody.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Rawajati
-
/data/photo/2025/03/06/67c9c6a68955c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tak Hanya Dapur Lapangan, Korps Sabhara Polri Juga Turunkan Watergen ke Warga Terdampak Banjir Megapolitan 6 Maret 2025
Tak Hanya Dapur Lapangan, Korps Sabhara Polri Juga Turunkan Watergen ke Warga Terdampak Banjir
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Selain dapur lapangan,
Korps Samatha Bhayangkara
(Sabhara) Polri juga menurunkan
watergen
untuk warga terdampak banjir di
Rawajati
, Pancoran, Jakarta Selatan.
Watergen
milik
Korps Sabhara
Polri digunakan untuk menyediakan air minum bagi warga yang terdampak banjir di Rawajati.
Cara kerja Watergen adalah mengubah udara menjadi air bersih melalui proses penguapan dan penyulingan.
“Ada mobil unit
watergen
, ini memiliki sistem kerja yaitu penyulingan dari udara menjadi air bersih,” ucap Kaden Perintis Direktorat Samapta Baharkam Polri Kombes Pol. Deddy Supriadi, saat ditemui
Kompas.com
, Kamis (6/4/2025).
Deddy menjelaskan, masyarakat dibebaskan untuk mengambil air minum dari
watergen
yang diletakkan dekat dengan dapur umum.
“Iya bebas ngambil, sesudah mengonsumsi makanan tadi antri mengambil minum, karena ini dingin dan segar,” tutur Deddy.
Sebelumnya diberitakan, Korps Sabhara menerjunkan dapur lapangan untuk membantu warga terdampak banjir di Rawajati.
Deddy menjelaskan, dapur lapangan diterjunkan untuk memenuhi kebutuhan berbuka puasa dan makan malam.
“Saat ini kami melakukan kegiatan pembagian nasi atau kebutuhan dalam berbuka puasa dalam bulan suci Ramadhan. Tadi berlangsung sejak pukul 16.00, ada beberapa warga yang antri untuk berbuka tadi,” kata Deddy saat ditemui
Kompas.com
, Kamis (6/4/2025).
Deddy berujar, anggota dapur lapangan bakal mengantarkan makanan ke masyarakat yang tidak bisa mendatangi dapur lapangan Korps Sabhara Polri.
Dengan begitu, pembagian makanan tidak hanya berlangsung di dapur lapangan saja.
“Kalau yang masak ada 10 dan yang mendistribusikan berjumlah 50 anggota,” ujar Deddy.
Deddy menjelaskan, dapur lapangan Korps Sabhara Polri mempersiapkan ratusan porsi makanan untuk masyarakat terdampak banjir.
“Ada sekitar 500 porsi berdasarkan data dari Pak RW. Kita pilih, agar lebih spesifik nasi goreng dengan lauknya telur dan diberikan sosis serta sayur,” ucap Deddy.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Alat peringatan dini banjir di Kelurahan Pengadegan berfungsi
Personel PMI Jaksel saat mengevakuasi korban bencana banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jaksel, DKI Jakarta. ANTARA/HO-Humas PMI Pusat
BPBD: Alat peringatan dini banjir di Kelurahan Pengadegan berfungsi
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Kamis, 06 Maret 2025 – 10:28 WIBElshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan alat peringatan dini banjir di Kelurahan Pengadegan, Jakarta Selatan, berfungsi seperti semestinya dan itu sudah dilakukan pengecekan oleh petugas.
“Setelah kami cek di lokasi, ternyata alat berfungsi normal,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Yohan mengatakan setelah menerima laporan adanya kerusakan alat peringatan dini banjir di Kelurahan Pengadegan, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, petugas langsung mengecek ke lokasi tersebut.
Namun setelah dilakukan pengecekan, lanjut Yohan, alat yang diinformasikan rusak ternyata masih berfungsi normal. Dengan demikian isu yang menyebut adanya kerusakan dinilai kurang tepat.
“Kalau yang dimaksud di Pengadegan, memang tidak rusak. Alat EWS (Early Warning System) merupakan hibah dari Pemerintah Jepang,” katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta August Hamonangan menerima pengaduan dari warga Kelurahan Pengadegan, Jakarta Selatan, yang berada di bantaran Kali Ciliwung bahwa perangkat EWS di daerah itu rusak atau tidak berfungsi.
“Kami mendapatkan laporan bahwa alat pengeras suara di Pengadegan tidak berbunyi. Padahal, ketinggian air di Bendung Katulampa, padahal saat itu sudah mencapai titik kritis,” kata Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta August Hamonangan dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, dia menyayangkan ketidakmampuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memastikan alat peringatan dini banjir berfungsi secara optimal.
Untuk itu, ia meminta Pemprov DKI Jakarta memastikan kesiapan alat-alat peringatan dini banjir yang ada menyusul kejadian tersebut.
Ia juga menyayangkan alat yang begitu mahal harganya ternyata tidak bisa berfungsi dengan baik.
Sumber : Antara
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5150745/original/074339200_1741089707-20250304-Stadion_Patroit-HER_6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Respons BNPB Terkait Bencana Banjir Jabodetabek – Page 3
Banjir kembali melanda wilayah Jakarta setelah hujan deras mengguyur sejak awal Maret 2025. Akibatnya, ribuan warga terdampak, ratusan rumah terendam, dan lebih dari seribu orang harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Luapan Kali Ciliwung menjadi penyebab utama bencana ini, menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bergerak cepat untuk menyalurkan bantuan bagi para korban. Berbagai kebutuhan dasar seperti makanan siap saji, air bersih, selimut, dan kasur telah didistribusikan ke beberapa lokasi pengungsian untuk memastikan para korban dapat bertahan selama situasi darurat berlangsung.
Namun, banjir kali ini dinilai lebih lama surut dibandingkan kejadian sebelumnya. BNPB dan instansi terkait terus melakukan evaluasi agar dampak bencana dapat diminimalisir ke depannya. Bagaimana kondisi terkini korban banjir, dan bagaimana langkah penanganannya? Berikut laporan lengkapnya, dirangkum Liputan6, Selasa 4 Maret 2025.
Banjir yang terjadi akibat luapan Kali Ciliwung merendam ratusan rumah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Berdasarkan data BNPB, sebanyak 485 keluarga atau 1.446 orang terdampak, sementara sekitar 1.229 warga harus mengungsi ke 11 lokasi penampungan yang tersebar di beberapa kelurahan.
Kawasan yang paling parah terdampak di antaranya adalah Kelurahan Rawajati di Jakarta Selatan serta Kampung Melayu, Bidara Cina, dan Cawang di Jakarta Timur. Warga yang terdampak langsung dievakuasi ke tempat yang lebih aman, seperti sekolah, masjid, dan fasilitas umum lainnya yang dijadikan sebagai lokasi pengungsian sementara.
Sementara itu, beberapa daerah masih mengalami genangan air yang belum surut sepenuhnya. Situasi ini diperburuk oleh hujan yang terus mengguyur, sehingga memperlambat proses pemulihan di wilayah terdampak.
“Dari banjir ini tidak seperti biasanya. Biasanya 4-5 jam surut tetapi ini sampai sore belum surut juga. Diharapkan setelah dicarikan solusinya, risikonya tidak terlalu banyak,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah, dikutip dari ANTARA.
/data/photo/2025/02/19/67b5685c886e5.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/03/11/67cfcc240619b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/03/10/67ce2a227d42e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/03/06/67c9bafc15eec.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

