kab/kota: Pyongyang

  • Kim Jong Un Eksekusi Mati 30 Pejabat Korut gegara Gagal Mitigasi Banjir

    Kim Jong Un Eksekusi Mati 30 Pejabat Korut gegara Gagal Mitigasi Banjir

    Pyongyang

    Korea Utara mengeksekusi 30 pejabat pemerintah setelah banjir besar terjadi pada akhir Juli lalu dan menewaskan ribuan orang di wilayah utara negara itu. Para pejabat yang ditembak mati itu dituduh gagal melakukan mitigasi hingga menyebabkan ribuan orang tewas akibat banjir.

    Laporan TV Chosun, sebagaimana dilansir The Straits Times dan Independent, Kamis (5/9/2024), para pejabat yang dieksekusi itu berasal dari pemerintah daerah yang dilanda banjir. Mereka ditembak pada Agustus 2024, lapor TV Chosun, yang mengutip seorang pejabat pemerintah Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya.

    Banjir dahsyat itu diperkirakan telah menewaskan ribuan orang di daerah yang paling parah dilanda banjir di provinsi Chagang. Badan Intelijen Nasional Korea Selatan sedang memantau situasi dengan saksama setelah mendapatkan informasi intelijen terkait perkembangan tersebut, kata seorang juru bicara badan mata-mata itu melalui telepon, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani hubungan dengan Korea Utara menolak berkomentar. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengatakan pada pertemuan darurat partai akhir Juli bahwa dia akan menghukum dengan tegas mereka yang ‘sangat mengabaikan’ tugas mereka dan bertanggung jawab atas jatuhnya korban.

    Banjir dahsyat melanda provinsi Chagang pada bulan Juli dan juga menyebabkan lebih dari 15.000 orang mengungsi. Menurut laporan berita Korea Utara, banjir tersebut menyebabkan kerusakan luas di kota Sinuiju di barat laut dan Uiju di dekatnya, dengan lebih dari 4.100 rumah, 7.410 hektare lahan pertanian, dan banyak jalan, bangunan, dan jalur kereta api yang terkena dampak.

    Aparat propaganda Korea Utara menyebarkan foto-foto Kim Jong Un mengawasi upaya penyelamatan setelah bencana, tetapi tidak melaporkan adanya kematian. Sekitar 5.000 orang berhasil diselamatkan, kata Korea Central News Agency (KCNA).

    Setelah banjir melanda, Kim menyatakan Korea Utara tidak akan menerima bantuan internasional apa pun. Dia meminta para pejabat untuk merelokasi ribuan penduduk yang mengungsi ke ibu kota Korut, Pyongyang.

    Lihat juga Video: Kala Kim Jong Un Uji Coba Peluncur Roket Ganda Terbaru

    (haf/nvc)

  • Memanas! Korut Lagi-lagi Kirim Ratusan Balon Sampah ke Korsel

    Memanas! Korut Lagi-lagi Kirim Ratusan Balon Sampah ke Korsel

    Seoul

    Korea Utara (Korut) kembali mengirimkan ratusan balon yang membawa sampah ke wilayah Korea Selatan (Korsel). Ini menjadi yang terbaru dari serangkaian insiden yang terjadi lintas perbatasan kedua negara yang terus bersitegang ini.

    Laporan Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS), seperti dilansir AFP, Kamis (5/9/2024), menyebut Pyongyang meluncurkan sekitar 420 balon sampah pada Rabu (4/9) malam, yang diikuti dengan peluncuran balon-balon sampah lainnya pada Kamis (5/9) pagi waktu setempat.

    Sekitar 20 balon sampah di antaranya, menurut JCS, telah mendarat di wilayah Korsel, terutama di area Provinsi Gyeonggi Utara dan ibu kota Seoul.

    Militer Korsel menyatakan bahwa kantong yang terpasang pada balon-balon udara dari Korut itu “sebagian besar berisi sampah kertas dan plastik”, dan menurut analisis militer, sampah itu tidak menimbulkan risiko keselamatan bagi masyarakat.

    Ini merupakan babak ke-13 pengiriman balon sampah dari Korut ke wilayah Korsel sejak akhir Mei lalu.

    Peluncuran terbaru ini terjadi ketika hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, di mana Pyongyang baru-baru ini mengumumkan penempatan 250 peluncur rudal balistik ke area perbatasan selatannya.

    Korut tercatat telah mengirimkan lebih dari 3.800 balon sampah ke wilayah Korsel sejak Mei lalu, dengan alasan bahwa balon-balon itu merupakan pembalasan atas balon propaganda yang dikirimkan para aktivis Seoul melintasi perbatasan.

    Sebagai respons, otoritas Korsel menangguhkan perjanjian militer yang mengurangi ketegangan dengan Korut, dan memulai kembali sejumlah siaran propaganda dari pengeras suara di sepanjang perbatasan.

    Pada Rabu (4/9), para pejabat Seoul menggelar pembicaraan tingkat tinggi dengan para pejabat Amerika Serikat (AS) soal langkah menangkal ancaman Korut.

    “Korea Utara tidak berhenti mengembangkan kemampuan nuklir dan rudalnya, dan baru-baru ini terus melakukan provokasi dengan mengganggu sistem GPS atau meluncurkan balon sampah,” ucap Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Kim Hong Kyun, kepada wartawan.

    “Dalam situasi ini, kedua negara tidak bisa mengesampingkan kemungkinan Korea Utara melakukan provokasi besar sebelum dan sesudah pemilihan presiden AS,” imbuhnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Tantang AS, Korut Bersumpah Akan Tingkatkan Kemampuan Nuklirnya

    Tantang AS, Korut Bersumpah Akan Tingkatkan Kemampuan Nuklirnya

    Jakarta

    Pemerintah Korea Utara (Korut) bersumpah akan meningkatkan kemampuan nuklirnya. Ini disampaikan untuk menanggapi laporan bahwa Amerika Serikat telah merevisi rencana strategis nuklirnya sendiri.

    “Negara akan meningkatkan kekuatan strategisnya dengan segala cara untuk mengendalikan dan menghilangkan segala macam tantangan keamanan yang mungkin timbul dari rencana Washington yang direvisi”, demikian kantor berita resmi Korut, KCNA melaporkan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/8/2024).

    Minggu ini, The New York Times melaporkan bahwa rencana AS yang disetujui oleh Presiden Joe Biden pada bulan Maret lalu, adalah untuk mempersiapkan kemungkinan konfrontasi nuklir terkoordinasi dengan Rusia, China dan Korea Utara.

    Rencana yang sangat rahasia itu untuk pertama kalinya mengarahkan kembali strategi pencegahan Washington untuk fokus pada perluasan cepat China dalam persenjataan nuklirnya, lapor Times.

    KCNA mengatakan kementerian luar negeri Korea Utara “menyatakan keprihatinan serius dan mengecam keras serta menolak perilaku AS tersebut”.

    Ditambahkannya, Korea Utara berjanji untuk mendorong pembangunan kekuatan nuklir yang cukup dan andal untuk mempertahankan kedaulatannya dengan kuat.

    Pyongyang dan Moskow telah menjadi sekutu sejak berdirinya Korea Utara setelah Perang Dunia II. Kedua negara semakin dekat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

    Amerika Serikat dan Korea Selatan menuduh Korea Utara menyediakan amunisi dan rudal ke Rusia untuk perangnya di Ukraina.

    Pyongyang, yang telah menyatakan dirinya sebagai kekuatan senjata nuklir yang “tidak dapat diubah”, telah menyebut tuduhan memasok senjata ke Rusia sebagai “tidak masuk akal”.

    China, yang juga merupakan sekutu utama Korea Utara, menampilkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam serangan Rusia terhadap Ukraina. Pemerintah China menyatakan bahwa mereka tidak mengirimkan bantuan senjata yang mematikan kepada kedua belah pihak, tidak seperti Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

    Namun, China adalah sekutu dekat Rusia dalam bidang politik dan ekonomi, dan para anggota NATO telah mencap Beijing sebagai “pendukung yang menentukan” perang tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Nekat! Tentara Korut Seberangi Perbatasan untuk Membelot ke Korsel

    Nekat! Tentara Korut Seberangi Perbatasan untuk Membelot ke Korsel

    Seoul

    Seorang tentara Korea Utara (Korut) membelot ke Korea Selatan (Korsel) pada Selasa (20/8) pagi waktu setempat. Tentara Korut ini nekat menyeberang perbatasan militer di bagian timur Semenanjung Korea.

    Laporan kantor berita Korsel, Yonhap New Agency, yang mengutip militer Korsel, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/8/2024), menyebut tentara Korut itu kedapatan menyeberang ke area Goseong di pantai timur Korsel yang berbatasan dengan wilayah Korut.

    Penjaga perbatasan Korsel langsung menahan tentara Korut tersebut, setelah memantau pergerakannya.

    Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa pihak militer telah menahan seseorang yang diyakini sebagai warga negara Korut di front timur, dan otoritas berwenang mempertanyakan motifnya menyeberang perbatasan.

    Pejabat Kementerian Pertahanan Korsel itu menolak untuk memberikan informasi lebih detail.

    Yonhap News Agency melaporkan tentara Korut yang membelot itu berpangkat Sersan Staf.

    Aksi pembelotan ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi sepanjang tahun ini. Awal Agustus ini, seorang warga negara Korut membelot ke Korsel dengan menyeberangi perbatasan maritim de-facto yang disebut sebagai Garis Batas Utara di perairan Laut Kuning — perbatasan laut yang disengketakan di pantai barat.

    Disebutkan media lokal Korsel pada saat itu bahwa ada dua warga Korut yang berusaha membelot melalui pulau perbatasan Gyodong, yang berjarak kurang dari lima kilometer dari wilayah Korut. Namun Militer Korsel hanya mengamankan salah satu warga Korut itu.

    Lihat juga Video ‘Rancangan Sendiri, Kim Jong Un Pamer Sistem Rudal Balistik Taktis Baru’:

    Aksi pembelotan warga Korut dengan melintasi perbatasan dianggap berisiko dan relatif jarang terjadi. Sebagian besar warga Korut yang membelot biasanya melalui jalur darat ke wilayah China terlebih dahulu, atau memasuki negara ketiga seperti Thailand, sebelum akhirnya sampai ke Korsel.

    Puluhan ribu warga Korut melarikan diri ke wilayah Korsel sejak Semenanjung Korea terpecah akibat perang tahun 1950-an silam. Jumlah orang yang berhasil membelot sempat mengalami penurunan secara signifikan dibandingkan tahun 2020 setelah Korut menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran virus COVID-19.

    Laporan menyebut Pyongyang memberlakukan perintah tembak di tempat di sepanjang perbatasan darat dengan China pada saat itu.

    Namun, menurut data otoritas Seoul pada Januari lalu, jumlah pembelot Korut yang berhasil mencapai Korsel meningkat tiga kali lipat sepanjang tahun lalu, yakni mencapai 196 orang, dengan lebih banyak diplomat elite dan pelajar Korut yang berusaha melarikan diri — tercatat naik dari 67 orang dari tahun 2022.

    Lihat juga Video ‘Rancangan Sendiri, Kim Jong Un Pamer Sistem Rudal Balistik Taktis Baru’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tangkal Ancaman Korut, Korsel-AS Latihan Militer Bersama

    Tangkal Ancaman Korut, Korsel-AS Latihan Militer Bersama

    Seoul

    Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) mulai menggelar latihan militer tahunan pada Senin (19/8) waktu setempat. Latihan militer pada musim panas tahun ini bertujuan meningkatkan kesiapan kedua negara yang bersekutu itu dalam menangkal ancaman senjata dan siber Korea Utara (Korut).

    Seperti dilansir Reuters, Senin (19/8/2024), latihan militer gabungan bernama Ulchi Freedom Shield yang akan berakhir pada 29 Agustus mendatang itu, digelar ketika Korut berupaya memajukan program nuklir dan rudal mereka, serta mencoba meluncurkan satelit mata-mata.

    Pernyataan yang dirilis militer Korsel dan AS menyebut latihan gabungan itu akan mencerminkan “ancaman realistis” di semua domain, termasuk ancaman rudal Korut juga gangguan GPS, serangan siber, dan sejumlah pembelajaran lainnya dari insiden baru-baru ini.

    Dituturkan sejumlah pejabat setempat bahwa Korsel secara terpisah akan menggelar latihan pertahanan sipil Ulchi yang dipimpin pemerintah secara serentak, berdasarkan skenario serangan nuklir oleh Korut.

    Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, saat berbicara dalam rapat kabinet, mendesak sikap kesiapan menyeluruh terhadap Korut, dan menyebut negara tetangganya itu sebagai “negara paling ceroboh dan tidak rasional di dunia”.

    “Seperti yang terlihat di Ukraina dan konflik di Timur Tengah, perang bisa pecah kapan saja,” kata Presiden Yoon.

    “Sifat perang juga telah berubah dari masa sebelumnya, dilakukan dalam bentuk hybrid yang menggabungkan perang biasa, perang tidak teratur, dan perang siber, dan bahkan perang opini publik dan perang psikologis dengan menggunakan berita palsu,” cetusnya.

    Sekitar 19.000 tentara Korsel akan berpartisipasi dalam latihan gabungan dengan AS tersebut, serupa dengan tahun lalu. Latihan militer itu melibatkan 48 babak pelatihan lapangan gabungan, yang mencakup manuver lapangan, tembakan langsung, dan latihan amfibi.

    Korut telah sejak lama mengecam Korsel dan sekutunya karena memicu ketegangan dengan melakukan latihan militer, dan menyebut latihan gabungan semacam itu sebagai latihan perang nuklir.

    Baik Seoul maupun Washington menyebut latihan militer gabungan itu bersifat defensif dan merupakan respons terhadap ancaman Pyongyang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Korut Banjir, Korsel Coba Tawarkan Bantuan Tapi Tak Ditanggapi

    Korut Banjir, Korsel Coba Tawarkan Bantuan Tapi Tak Ditanggapi

    Jakarta

    Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mencoba menghubungi Korea Utara (Korut) untuk menawarkan bantuan kemanusiaan, menyusul laporan kematian dan kerusakan parah yang disebabkan oleh banjir. Namun, Korsel belum menerima tanggapan dari Korut.

    Kementerian unifikasi Seoul mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka bersedia untuk “segera memberikan” bantuan kemanusiaan kepada “korban bencana Korea Utara” yang terkena dampak hujan lebat.

    Kementerian tersebut berusaha menghubungi Korea Utara untuk mengajukan tawaran bantuan melalui saluran komunikasi kantor penghubung Korea, tetapi Pyongyang belum menanggapi, kata Seoul pada hari Jumat.

    “Kami tidak akan membuat asumsi tentang situasi tersebut dan menantikan tanggapan segera (dari Korea Utara) atas tawaran kami,” kata Kim In-ae, wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/8/2024).

    Korea Utara awal minggu ini mengatakan “hujan deras yang memecahkan rekor” melanda wilayah perbatasan utara dekat China pada 27 Juli, yang mengakibatkan “krisis serius yang menyebabkan lebih dari 5.000 penduduk terisolasi di zona yang rentan terhadap banjir”.

    Pada hari Rabu, Pyongyang mengatakan banyak “gedung publik, fasilitas, jalan raya, dan rel kereta api, termasuk lebih dari 4.100 rumah tinggal dan hampir 3.000 hektar lahan pertanian” terendam banjir di wilayah Sinuiju dan Uiju.

    Pada hari yang sama, media pemerintah Korea Utara mengatakan pemimpin Kim Jong Un “mengusulkan untuk menghukum keras” pejabat yang mengabaikan tugas pencegahan bencana mereka, yang telah menyebabkan kematian atau cedera yang tidak disebutkan “yang tidak dapat dibiarkan”.

    Sebuah laporan oleh TV Korea Selatan, Chosun, juga mengatakan ratusan orang bisa saja tewas.

    Kim telah terlihat dalam beberapa video minggu ini menerjang banjir dengan menaiki perahu karet, mengawasi operasi penyelamatan yang melibatkan helikopter militer.

    Hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun ini. Namun, Kementerian Unifikasi pada hari Kamis (1/8) menyatakan “simpati yang mendalam” untuk para korban banjir di Korea Utara.

    Pyongyang secara sepihak memutus semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi dengan Seoul pada tahun 2020, dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang tidak digunakan lagi di sisi perbatasannya.

    Saluran kantor penghubung antar-Korea dipulihkan pada tahun 2021, tetapi Korea Utara belum menanggapi panggilan hotline tersebut sejak April 2023.

    Menurut kementerian unifikasi, meskipun Korea Utara tidak memberikan tanggapan, Seoul telah berupaya berkomunikasi dengan Korea Utara melalui saluran tersebut dua kali sehari, setiap hari.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Momen Kim Jong Un Terjang Banjir Pakai Perahu Karet

    Momen Kim Jong Un Terjang Banjir Pakai Perahu Karet

    Pyongyang

    Foto-foto propaganda yang dirilis media pemerintah Korea Utara (Korut) menunjukkan pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un, menginjakkan kakinya di lumpur, menaiki perahu karet menerjang sungai yang meluap, dan mengarahkan helikopter untuk mengevakuasi para pengungsi di landasan pacu yang basah kuyup.

    Seperti dilansir Bloomberg dan The Star, Jumat (2/8/2024), foto-foto itu dinilai menjadi terobosan terbaru dari aparat propaganda Korut dalam menggambarkan pemimpin tertinggi negara terisolasi tersebut berjuang bersama rakyat dalam menangani situasi darurat banjir.

    Banjir yang menerjang Korut, menurut laporan Kementerian Korea Selatan (Korsel) yang mengurusi hubungan dengan Pyongyang, telah memicu kehancuran di wilayah barat laut negeri komunis itu, dan diperkirakan telah memicu “banyak korban jiwa”.

    Propaganda yang dirilis Korut dan situasi banjir yang melanda negara itu dinilai mendorong rezim Pyongyang untuk melakukan upaya-upaya mengalihkan kesalahan atas bencana yang terjadi.

    Media pemerintah Korut merilis foto-foto yang dinilai berusaha memberikan pesan bahwa Kim Jong Un sangat peduli terhadap rakyatnya, dan sikap mereka yang tidak biasa mungkin juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemujaan terhadap kepribadian pemimpin tersebut.

    “Aktivitas Kim baru-baru ini tidak terbayangkan oleh Korea Utara,” sebut Cho Han Bum selaku peneliti senior pada Institut Unifikasi Nasional Korea, yang dikelola pemerintah Korsel, dalam analisisnya.

    Kota Sinuiju, yang menjadi pusat perdagangan yang terhubung dengan China melalui jembatan, dan distrik Uiju diguyur hujan lebat hingga memicu banjir pada pekan terakhir bulan Juli lalu.

    Laporan media pemerintah Korut menyebut hujan deras dan banjir itu memicu kerusakan terhadap 4.100 rumah, menyapu ruas jalanan dan rel kereta di sana, serta menggenangi sekitar 3.000 hektare lahan pertanian.

    Sekitar 5.000 orang, menurut laporan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), telah diselamatkan dari bencana alam tersebut. Namun KCNA belum melaporkan adanya korban jiwa.

    KCNA dalam laporan-laporannya berusaha keras untuk menunjukkan keterlibatan Kim Jong Un, dengan menyebut sang pemimpin Korut itu berada di atas landasan udara untuk mengarahkan penerbangan sejumlah helikopter yang mengevakuasi orang-orang ke tempat yang aman.

    “Orang-orang yang diselamatkan melihatnya menunggu mereka di bandara yang diguyur hujan deras secara tidak terduga dan bersorak-sorai, menitikkan air mata rasa terima kasih dan emosi yang tak terbatas,” sebut KCNA dalam laporannya.

    Jumlah pasti korban jiwa akibat banjir Korut belum diketahui. Namun laporan media Korsel, Chosun TV, yang mengutip sumber pemerintah menyebut ratusan orang diperkirakan tewas. Media Korut sejauh ini belum menyebutkan adanya kematian.

    Foto-foto yang dipublikasikan media pemerintah Korut menunjukkan Kim Jong Un memantau situasi dan kerusakan di area terdampak sembari melongok dari jendela mobil yang menerjang genangan banjir. Dia juga ditampilkan menaiki perahu karet yang penuh sesak tanpa memakai jaket pelampung.

    “Tidak ada cara yang lebih baik untuk menggarisbawahi bahwa Kim memegang kendali penuh atas situasi dan kepedulian terhadap rakyat, bahkan dengan mengorbankan kenyamanannya sendiri, dengan menunjukkan foto dan video pemimpin yang sedang memegang komando di lapangan, menerjang banjir, atau menaiki perahu karet melintasi area banjir,” sebut peneliti senior 38 North Program di Stimson Center dan analis Open Source Enterprise CIA, Rachel Minyoung Lee.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Korut Dilanda Banjir, 4.000 Rumah Terendam

    Korut Dilanda Banjir, 4.000 Rumah Terendam

    Pyongyang

    Laporan media pemerintah Korea Utara (Korut) menyebut lebih dari 4.000 rumah di negara terisolasi itu terendam banjir akibat hujan lebat yang terus mengguyur beberapa waktu terakhir. Bencana banjir ini memicu digelarnya rapat darurat oleh Partai Buruh Korea yang berkuasa di negara tersebut.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (31/7/2024), kantor berita resmi Korut, KCNA dalam laporan terbaru menyebut ribuan rumah di area distrik Sinuiju dan Uiju, yang terletak dekat perbatasan dengan China, digenangi banjir.

    Lahan pertanian seluas 3.000 hektare, kemudian sejumlah bangunan, fasilitas publik dan ruas jalanan setempat juga terendam banjir.

    Situasi terkini di Korut itu, sebut KCNA, mendorong digelarnya rapat darurat selama dua hari pada awal pekan ini oleh politbiro Partai Buruh Korea yang berkuasa di negara tersebut.

    KCNA menyebut pemimpin Korut Kim Jong Un memimpin rapat tersebut dan menyatakan keprihatinan mendalam atas kerusakan yang terjadi. Tidak hanya itu, Kim Jong Un juga mendesak dilakukannya tindakan tegas untuk memulihkan area-area yang terdampak banjir.

    Kim Jong Un melakukan inspeksi terhadap area-area terdampak banjir pada Minggu (28/7) waktu setempat.

    Kawasan Asia Timur terdampak hujan lebat yang dibawa oleh badai tropis Gaemi dalam beberapa hari terakhir. Badai itu memicu tanah longsor di wilayah China bagian selatan hingga menewaskan sedikitnya 12 orang, dan menyebabkan banjir bandang di beberapa wilayah lainnya.

    Media pemerintah Korut telah mengulas kewaspadaan mengenai musim penghujan yang menyelimuti negara tersebut dalam beberapa pekan terakhir, dan telah merilis sejumlah laporan mengenai upaya-upaya untuk mengimbangi kerusakan akibat cuaca ekstrem.

    Bulan Juli setiap tahunnya merupakan musim penghujan di area Semenanjung Korea. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini sering dilanda cuaca ekstrem pada bulan-bulan musim panas.

    Di Korea Selatan (Korsel), hujan deras yang terus mengguyur telah menyebabkan tanah longsor, memicu penundaan operasional kereta api dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur setempat pada awal bulan ini.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Seruan ‘Surga Rakyat’ dari Kim Jong Un di Peringatan Perang Korea

    Seruan ‘Surga Rakyat’ dari Kim Jong Un di Peringatan Perang Korea

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memperingati berhentinya Perang Korea. Dia pun menyerukan untuk membangun Surga Rakyat.

    Diketahui, perang Korea terjadi selama tiga tahun berakhir pada 71 tahun yang lalu atau tanggal 27 Juli 1953. Perang itu berhenti dengan gencatan senjata antara Korea Utara dengan Korea Selatan, yang tidak pernah digantikan oleh perjanjian damai.

    Pyongyang menganggap konflik tersebut sebagai kemenangan. Selain itu, setiap tahun diperingati dan merupakan hari libur umum.

    Kim mengatakan pada hari Jumat (26/7) waktu setempat bahwa merupakan “misi dan tugas suci generasi kita” untuk “mempertahankan ideologi dan sistem sosial kita dengan andal dan membangun surga rakyat”, menurut kantor berita Korut, KCNA, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/7/2024).

    Kim juga memuji dukungan China selama perang tersebut, dan mengatakan “persahabatan yang terjalin sebagai ikatan kekerabatan akan terus dijalin”.

    KCNA melaporkan, Kim mengunjungi tugu peringatan untuk menghormati para veteran perang, termasuk Menara Persahabatan yang mengenang para prajurit Tentara Pembebasan Rakyat China yang bertempur bersama pasukan Korea Utara.

    Media pemerintah Pyongyang tersebut, menyebut kaum muda Korea Utara merayakan ulang tahun tersebut. Mereka bersumpah untuk “mewarisi jiwa generasi perang yang menang”.

    Selanjutnya: Korut kirim balon sampah ke Korsel.

    Korut Kirim Sampah ke Korsel

    Konflik antara Korut dengan Korsel saat ini semakin memanas. Korut kembali mengirim balon berisi sampah pada Rabu (24/7).

    Sebagai informasi, Korut mulai menerbangkan balon berisi sampah hingga kotoran ke wilayah Korsel sejak Mei 2024. Balon-balon tersebut kadang meledak dan menyebabkan sampah berserakan. Kini, balon sampah ini mengganggu penerbangan hingga memicu kebakaran.

    Aktivis Korsel sempat membalas aksi tersebut dengan mengirimkan balon-balon berisi rekaman musik K-Pop hingga pidato anti-Korut. Pengiriman balon berisi sampah itu terus berlanjut hingga kini.

    Terbaru, balon sampah tersebut mencapai wilayah dekat kantor Presiden Korsel. Otoritas Korsel pun berang.

    Dilansir Reuters, Kamis (25/7/2024). balon-balon berisi sampah dari Korut itu mendarat di dekat kompleks kantor kepresidenan Korsel pada Rabu (24/7) pagi waktu setempat. Ini menjadi salah satu insiden terbaru melibatkan balon sampah kiriman Pyongyang yang mendarat di dalam wilayah Korsel dalam beberapa bulan terakhir.

    Dinas Keamanan Presiden Korsel menyebut sampah yang dibawa oleh balon-balon Korut itu diidentifikasi di area sekitar kompleks pemerintah di area Yongsan. Benda-benda di dalam balon tersebut, menurut Dinas Keamanan Presiden Korsel, tidak mengandung kontaminan atau risiko-risiko lainnya.

    “Dengan arah angin saat ini yang mengarah ke barat, balon-balon sampah yang ditujukan ke (Korea) Selatan bergerak menuju bagian utara (Provinsi) Gyeonggi,” sebut Kepala Staf Gabungan (JCS) pada militer Korsel.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

  • Kim Jong Un Serukan ‘Surga Rakyat’ di Peringatan Perang Korea

    Kim Jong Un Serukan ‘Surga Rakyat’ di Peringatan Perang Korea

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan pembangunan “surga rakyat”, saat Pyongyang memperingati ulang tahun berakhirnya Perang Korea.

    Perang Korea selama tiga tahun berakhir 71 tahun yang lalu pada tanggal 27 Juli 1953 dengan gencatan senjata, yang tidak pernah digantikan oleh perjanjian damai.

    Pyongyang menganggap konflik tersebut sebagai kemenangan, dan peringatan tersebut merupakan hari libur umum.

    Kim mengatakan pada hari Jumat (26/7) waktu setempat bahwa merupakan “misi dan tugas suci generasi kita” untuk “mempertahankan ideologi dan sistem sosial kita dengan andal dan membangun surga rakyat”, menurut kantor berita Korut, KCNA, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/7/2024).

    Pemimpin Korea Utara itu juga memuji dukungan China selama perang tersebut, dan mengatakan “persahabatan yang terjalin sebagai ikatan kekerabatan akan terus dijalin”.

    KCNA melaporkan, Kim mengunjungi tugu peringatan untuk menghormati para veteran perang, termasuk Menara Persahabatan yang mengenang para prajurit Tentara Pembebasan Rakyat China yang bertempur bersama pasukan Korea Utara.

    Media pemerintah Pyongyang tersebut juga mengatakan kaum muda Korea Utara merayakan ulang tahun tersebut, bersumpah untuk “mewarisi jiwa generasi perang yang menang”.

    (ita/ita)