kab/kota: Purwodadi

  • Video Viral Debt Collector Babak Belur Diamuk Massa di Jalan Raya Semarang-Purwodadi, Berikut Kronologinya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Maret 2025

    Video Viral Debt Collector Babak Belur Diamuk Massa di Jalan Raya Semarang-Purwodadi, Berikut Kronologinya Regional 7 Maret 2025

    Video Viral Debt Collector Babak Belur Diamuk Massa di Jalan Raya Semarang-Purwodadi, Berikut Kronologinya
    Tim Redaksi
    GROBOGAN, KOMPAS.com
    – Dua
    debt collector
    babak belur diamuk massa di pinggir Jalan Raya Semarang-Purwodadi tepatnya di pertigaan Kecamatan Godong, Kabupaten
    Grobogan
    , Jawa Tengah. 
    Insiden ini terjadi pada Kamis (6/3/2025) sore dan ramai di media sosial setelah video rekaman amatir berdurasi 13 detik menyebar luas.
    Dalam video tersebut, terlihat sejumlah pemuda menganiaya salah satu penagih utang di depan kompleks pertokoan, sementara seorang
    debt collector
    lainnya terjatuh dan menjadi bulan-bulanan di samping rumah makan.
    Kericuhan di siang bolong ini berlangsung di tengah keramaian dan padatnya arus lalu lintas.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kemarahan massa dipicu usai dua
    debt collector
    itu menarik paksa motor matik yang dikendarai remaja setempat pada awal Senin (3/3/2025).
    “Awalnya motor yang dikendarai anak laki-laki warga Godong sini dicegat dan direbut paksa oleh dua
    debt collector
    tersebut. Belakangan motor itu bisa diambil oleh pemiliknya, namun harus membayar sejumlah uang kepada dua
    debt collector
    itu,” kata Ari Prasetyo, warga Kecamatan Godong, Jumat (7/3/2025).
    Jengkel lantaran merasa telah dikadali, pemilik Honda Beat itu kemudian mengajak teman-temannya untuk melabrak dua
    debt collector
    tersebut.


    Kedua pria berwajah sangar itu pun berujung digebuki massa yang beringas di tempat mereka mangkal, Kamis (6/3/2025) sore.
    “Untungnya dilerai warga lainnya dan dua
    debt collector
    yang
    bonyok
    itu kemudian berobat ke fasilitas kesehatan,” kata Ari.
    Saat dikonfirmasi, Kapolsek Godong AKP Bambang Jumena membenarkan perihal tersebut.
    Menurut Bambang, kedua
    debt collector
    tersebut telah mengadukan kasus pengeroyokan yang dialaminya dengan bukti
    visum et repertum
    dari dokter.
    Identitas kedua penagih hutang “freelance” tersebut yakni Suwawi (43) dan Sugiyono (40), warga Kecamatan Godong.
    “Dua DC diduga dimassa sejumlah pemuda dari Kecamatan Godong. Korban luka-luka memar di mata, kepala, tangan dan pelipis dijahit,” kata dia.
    Menurut Bambang, berdasarkan keterangan saksi-saksi, motif pengeroyokan itu bermula dari kelakuan dua
    debt collector
    yang menarik paksa motor warga yang dikendarai di jalan.
    Bambang pun menyayangkan aksi penganiayaan beramai-ramai yang diduga dipelopori pemilik motor yang disita
    debt collector
    itu
    .
    Meski demikian, Bambang juga menyesalkan penarikan motor oleh
    debt collector
    yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
    Sebagai catatan,
    debt collector
    tidak boleh menyita paksa barang milik debitur.
    Sita jaminan atas harta kekayaan debitur yang tidak diperjanjikan harus melalui gugatan ke pengadilan negeri. 
    “Kami sudah imbau kepada
    debt collector
    soal prosedur penarikan yang benar. Namun tidak diindahkan. Untuk kasus ini masih kami dalami,” pungkas Bambang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jawa Tengah Siap Sambut Kedatangan Pemudik Lebaran 2025

    Jawa Tengah Siap Sambut Kedatangan Pemudik Lebaran 2025

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menerangkan, jalur-jalur vital di wilayahnya  siap dilalui pemudik pada Lebaran 2025.

    Rencananya, penyelenggaraan posko terpadu Lebaran 2025 mulail 24 Maret hingga 8 April 2025.

    “Pemprov Jateng siap menerima kedatangan pemudik. Bisa melalui Tol Trans Jawa, Pantura Pantai Utara, Jalur Tengah, dan Jalur Selatan. Tinggal pilih saja,” kata Luthfi usai menerima kunjungan dari Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi beserta rombongan dalam rangka Koordinasi Kesiapan Angkutan Lebaran 2025/1446 H, di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Kamis 6 Maret 2025.

    Ia juga menyambut baik, kebijakan Work From Anywhere (WFA) dari pemerintah untuk aparatur sipil negara (ASN), pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga sektor pekerja swasta. Rencananya,  WFA dilakukan mulai H-7 sampai dengan H+7 Lebaran. Tepatnya mulai 24 Maret-8 April 2025.

    Dukungan WFA disebut telah disetujui dengan surat edaran oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik (Kemenpan RB), dan Kementerian BUMN.

    “ Jawa Tengah sebetulnya lebih menyambut pemudik, bukan yang akan mudik,” kata Luthfi.

    Di sisi lain, dia menerangkan, Jawa Tengah sebagai sentralnya tujuan mudik nasional telah menyiapkan berbagai langkah. Di antaranya menargetkan perbaikan ruas jalan, baik milik provinsi, nasional, dan kabupaten/kota bisa selesai pada dua pekan sebelum Hari Raya Idulfitri 1445 H.

    Khusus jalur Tol Trans Jawa, Mantan Kapolda Jateng itu mengatakan, juga akan  melakukan rekayasa lalu lintas apabila terjadi penumpukan kendaraan.

    “Bisa diberlakukan one way (satu jalur) lokal. Kalau ada antrean (kendaraan) di atas 1 km akan diberlakukan one way sampai gerbang tol  Banyumanik. Kalau tak mampu (menguraikan kepadatan kendaraan) perpanjang lagi sampai GT Bawen,” ucap Luthfi.

    Bahkan, kata dia, Jalur Pantura juga bisa dimanfaatkan untuk rekayasa arus lalu lintas kendaraan dari dalam tol bilamana ada antrian panjang kendaraan. 

    Sebelumnya Dinas Perhubungan Jawa Tengah memprediksi 17,9 juta pemudik akan masuk ke wilayah tersebut pada arus mudik masa Hari Raya Idulfitri 1446 H/Lebaran 2025.  

    Sementera itu, Menteri Perhubungan Dudy Purwodadi mengungkapkan, Jawa Tengah merupakan wilayah terbesar tujuan pemudik dibandingkan daerah lain di Pulau Jawa.

    “Dengan kebijakan WFA, diharapkan bisa mengurai kepadatan kendaraan masa mudik Lebaran 2025. Kita beri pelayanan masyarakat, sehingga bisa mudik aman dan lancar,” kata dia. (*)

  • Kecelakaan saat Berangkat Sekolah, Pelajar SMA Tewas Terlindas Tronton

    Kecelakaan saat Berangkat Sekolah, Pelajar SMA Tewas Terlindas Tronton

    TRIBUNJATENG.COM, PASURUAN – Kamis (6/3/2025), seorang pelajar SMA asal Pasuruan, Jawa Timur, meninggal dunia akibat kecelakaan saat berangkat ke sekolah. 

    Korban diduga kurang hati-hati saat melaju kencang dan menyalip, hingga jatuh tergelincir dan terlindas truk tronton.

    Kejadian nahas itu dialami Agenda Naditya Devon Prayoga (18), seorang pelajar kelas XI asal Desa Gerbo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.

    Dari data yang diperoleh mengungkap, korban saat itu sedang dalam perjalanan menuju SMAN 1 Kejayan, di hari pertama sekolah di bulan Ramadan.

    Saat melintas di jalan raya Pasuruan-Malang, tepatnya di Desa Kurung, Kecamatan Kejayan, korban yang mengendarai motor matik bernomor polisi N 4784 THA hendak mendahului truk tronton, namun jatuh tergelincir.

    “Di lokasi tersebut, korban terlindas truk tronton yang hendak disalipnya,” kata Iptu Aries, Kanit Gakkum Satlantas Polres Pasuruan.

    Lebih lanjut, Aries menjelaskan, truk tronton bernomor polisi L 9043 UO yang dikemudikan SPR (60) asal Kabupaten Malang itu langsung menghentikan laju kendaraannya setelah merasa menabrak sesuatu di bagian ban belakangnya.

    “Korban langsung ditolong oleh warga sekitar dan dievakuasi ke RSUD Soedarsono Kota Pasuruan,” sebut dia.

    Sayangnya, nyawa korban tidak dapat diselamatkan karena mengalami pendarahan pada bagian kepala.

    “Untuk pemeriksaan lebih lanjut, sopir diperiksa untuk dimintai keterangan.

    Sedangkan jasad korban sudah diurus oleh pihak keluarga,” tambah dia. (*)

     

  • Boyong Grobog Hari Jadi ke-299 Grobogan: Kirab Keris Kiai Sengkelat hingga Pesta Gunungan Hasil Bumi

    Boyong Grobog Hari Jadi ke-299 Grobogan: Kirab Keris Kiai Sengkelat hingga Pesta Gunungan Hasil Bumi

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Ratusan warga Kabupaten Grobogan, memadati alun-alun untuk menyaksikan dan mengikuti tradisi Boyong Grobog, Senin (3/3/2025). 

    Tradisi tahunan ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat. 

    Karena masyarakat Grobogan tidak hanya merayakan sejarah dan budaya mereka, tetapi juga memperingati Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan.

    Dalam Boyong Grobog kali ini, warga akan mengiring kirab Keris Kiai Sengkelat dari kantor Kelurahan Grobogan menuju kantor Kabupaten Grobogan.

    Setelah itu warga akan mengambil sedekah bumi yang disediakan dalam bentuk gunungan di alun-alun Purwodadi. 

    Puluhan gunungan berisi berbagai macam sayuran dan buah-buahan yang disediakan sebagai simbol berkah.

    Para warga dan relawan sontak berdesakan untuk mendapatkan gunungan hasil bumi yang dipersembahkan dalam tradisi tersebut. 

    Mereka meyakini bahwa gunungan tersebut membawa berkah, terutama menjelang bulan suci Ramadan, dan diharapkan dapat menjadi sumber keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

    Sejarah dan Makna Boyong Grobog

    Tradisi ini memiliki makna sejarah yang sangat penting bagi masyarakat setempat, sebagai penghormatan terhadap sejarah berdirinya Kabupaten Grobogan yang bermula dari zaman kerajaan Majapahit. 

    Diceritakan, grobog adalah asal mula terbentuknya kabupaten Grobogan. 

    Di masa kerajaan Majapahit ada pasukan yang diutus untuk mengirim senjata pusaka dan dimasukan dalam kotak atau grobog. 

    Pasukan tersebut kemudian bertemu dengan perampok dan mereka lari meninggalkan grobog.

    Selanjutnya oleh Sunan Kalijaga, para perampok tersebut berhasil dikalahkan dan grobog direbut kembali. 

    Tempat tertinggalnya grobog itu kemudian dinamakan Grobog atau Grobogan. 

    Mengenang sejarah tersebut, dalam acara Boyong Grobog ini Bupati dan Wakil Bupati tampil mengenakan pakaian adat Jawa, layaknya seorang raja.

    Mereka membawa pusaka Grobog dan keris Kiai Sengkelat, yang merupakan simbol penting dalam sejarah Kabupaten Grobogan.

    Setibanya di Pendopo Kabupaten Grobogan, rombongan kirab disambut dengan ritual sesuci dan doa. 

    Pusaka Grobog dan keris Kiai Sengkelat kemudian diserahkan sebagai simbol kehormatan dan keberkahan untuk kabupaten.

    Harapan Bupati Grobogan

    Dalam kesempatan kali ini, Bupati Grobogan, Setyo Hadi, berharap, tradisi Boyong Grobog ini membawa keberkahan bagi Kabupaten Grobogan. 

    “Semoga dengan adanya peringatan tradisi Boyong Grobog ini, Kabupaten Grobogan semakin aman, makmur, sejahtera, jauh dari bencana dan gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo,” ujar Bupati Setyo Hadi.

    Melalui Boyong Grobog, masyarakat Grobogan tetap menjaga tradisi budaya yang telah diwariskan turun-temurun, sekaligus mempererat kebersamaan dan rasa persatuan antarwarga. 

    Tradisi ini juga menjadi ajang untuk menyatukan seluruh lapisan masyarakat, dengan semangat gotong royong dan saling berbagi. (*)

  • Merasa Buntu Diperas Aplikator, Driver Ojol Demo ke Pemprov Jateng Minta Solusi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Februari 2025

    Merasa Buntu Diperas Aplikator, Driver Ojol Demo ke Pemprov Jateng Minta Solusi Regional 28 Februari 2025

    Merasa Buntu Diperas Aplikator, Driver Ojol Demo ke Pemprov Jateng Minta Solusi
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Puluhan pengemudi atau driver ojek online (ojol) dari Grab melakukan aksi untuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Kamis (27/2/2025).
    Mereka merasa buntu karena terus menerus mendapat potongan dari aplikator. Namun upaya dialog dengan aplikator, Grab tidak kunjung membuahkan hasil bagi
    driver ojol
    selaku mitra Grab.
    Alhasil mereka memilih untuk berunjuk rasa dan melakukan audiensi ke Pemperintah Provinsi Jawa Tengah agar empat tuntutan utama kepada pihak aplikator dapat direspons.
    Pasalnya kebijakan perusahaan dinilai merugikan para driver ojol.
    Dalam aksi tersebut, mereka kompak memakai jaket Grab selama menyampaikan orasi dan tuntutannya. Lalu berdialog dengan Sekertaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno di kantornya.
    “Tuntutannya itu ada empat, hapus program akses hemat, order gabungan dihapus, hapus slot, dan kembalikan vermuk (verifikasi muka) seperti semula,” jelas Ketua Serikat Penggerak Mitra Indonesia (SMPI) Rahmat di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (27/2/2025).
    Tuntutan pertamanya yakni penghapusan pilihan fitur akses hemat yang memangkas pendapatan mereka karena jumlah potongan dari aplikator terus bertambah.
    Tak hanya itu, mereka mengeluhkan beban potongan Rp 13.000 ketika mitra telah menyelesaikan lebih dari tujuh orderan.
    “Jadi di sini kita sudah kerja, sudah dipotong 20 persen masih suruh bayar lagi. Artinya menggerus pendapatan,” keluh dia.
    Koordinator Aksi, Thomas mengaku telah menyampaikan keresahan tersebut ke aplikator soal kebijakan yang dianggap mengurangi pendapatan driver dalam jumlah besar.
    Namun lantaran upaya dialog dengan aplikator tidak pernah membuahkan hasil, dia berharap Pemprov Jateng dapat menjembatani perbaikan kebijakan bagi mitra Grab.
    “Misalnya dalam order gabungan. Semula ongkos dihitung dua kali, sekarang hanya dihitung satu kali orderan,” kata dia.
    Sekda Jateng Sumarno menyambut baik upaya audiensi yang diikuti perwakilan pengemudi ojol Grab dari Batang, Purwodadi, Tegal dan
    Semarang
    . Sumarno berjanji bahwa dalam waktu dekat Pemprov melalui dinas terkait akan berkomunikasi dengan pihak aplikator.
    “Kami akan mengakomodir harapan panjenengan semua sebagai warga Jawa Tengah. Mudah-mudahan upaya kita bersama bisa menghasilkan yang optimal dan harapan temen-temen semua bisa tercapai,” ucap Sumarno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pj Bupati pamit, Wabup Bellinda Birton sementara pimpin Kudus

    Pj Bupati pamit, Wabup Bellinda Birton sementara pimpin Kudus

    Sumber foto: Sutini/elshinta.com.

    Pj Bupati pamit, Wabup Bellinda Birton sementara pimpin Kudus
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 21 Februari 2025 – 22:45 WIB

    Elshinta.com – Kedatangan Wakil Bupati Kudus Bellinda Putri Sabrina Birton disambut masyarakat dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kudus, Jumat (21/2). Menempuh perjalanan dari Semarang ke Kabupaten Kudus lewat jalur Purwodadi, Bellinda yang datang bersama istri Bupati Kudus Endhah Sam’ani Intakoris langsung menuju Pendapa Kabupaten Kudus. Saat datang, Bellinda disambut Sekda Kudus bersama jajaran Kepala OPD.

    Usai melakukan ramah tamah dengan masyarakat yang menyambut, Bellinda melaksanakan manakib yang dilaksanakan di Pendapa belakang Kabupaten Kudus. Dilanjutkan dengan sungkem kepada kedua orang tua. Tangis haru Bellinda pecah saat sungkem meminta restu kepada sang ayah.

    Kegiatan dilanjutkan dengan penyambutan Bupati Kudus dan Wakil Bupati Kudus. Meski tak bisa datang langsung karena sedang menjalankan retret di Magelang, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyampaikan pesan lewat video. Ia berterima kasih atas dukungan semua pihak. 

    “Saya dan Mbak Bellinda siap mengemban amanah mewujudkan Kudus Sejahtera, Harmoni dan Takwa. Tentu saja dengan dukungan dari seluruh masyarakat,” ucapnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sutini, Jumat (21/2). 

    Bupati Kudus Sam’ani juga berterima kasih kepada Pj. Bupati Kudus Herda Helmijaya yang telah berdedikasi dalam mengupayakan Kudus yang sejahtera. Pihaknya mendoakan agar Herda Helmijaya terus sukses. 

    “Terima kasih kepada Bapak Pj. Bupati Kudus Herda Helmijaya yang telah bekerja keras memajukan Kabupaten Kudus,” imbuh Sam’ani.

    Pj. Bupati Kudus Herda Helmijaya berterima kasih atas kerja sama jajaran Forkopimda yang telah bersinergi. Pihaknya menyatakan Kabupaten Kudus punya banyak potensi yang bisa dikembangkan. Asalkan ada sinergi positif dari Pemkab Kudus dan masyarakat.

    “Potensi Kabupaten Kudus luar biasa, asalkan ada kolaborasi dan sinergi pemerintah Kabupaten Kudus dan masyarakat. Harus ada tiga hal yang dipegang. Yakni, passion, loyalitas, dan achievement,” terangnya. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Korban Tanah Gerak di Purwodadi Pasuruan Belum Dapat Kejelasan Relokasi

    Korban Tanah Gerak di Purwodadi Pasuruan Belum Dapat Kejelasan Relokasi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, yang sebelumnya mengungsi akibat pergerakan tanah, kini mulai beraktivitas normal pada siang hari. Meskipun demikian, mereka tetap waspada dan kembali ke pengungsian di SDN II Cowek pada malam hari.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengatakan bahwa sampai saat ini warga masih belum mendapat kejelasan terkait relokasi. Sementara itu, sebelumnya Pemprov Jatim telah menggandeng pakar dari ITS Surabaya untuk memberikan evaluasi terkait relokasi.

    “Untuk rencana relokasi sampai saat ini kita masih menunggu pembahasan lebih lanjut dari pemerintah Kabupaten Pasuruan,” jelas Sugeng.

    Sugeng juga mengatakan bahwa saat ini kondisi warga yang terkena dampak lebih stabil. Hal ini dikarenakan kondisi tanah di daerah tersebut sudah tidak bergerak seperti sebelumnya.

    BPBD Kabupaten Pasuruan terus berupaya menangani situasi ini dan memastikan kebutuhan para pengungsi terpenuhi. Mereka juga terus memantau perkembangan pergerakan tanah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Kalau pagi mereka sudah beraktivitas, bekerja. Yang tinggal di pengungsian itu kalau siang hari hanya lansia sama balita,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, pergerakan tanah di Dusun Sempu telah menyebabkan puluhan rumah rusak dan memaksa ratusan warga mengungsi. Meski aktivitas di siang hari sudah mulai normal, warga masih khawatir akan potensi pergerakan tanah susulan, terutama pada malam hari.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang terkait dengan situasi pergerakan tanah di Dusun Sempu. [ada/beq]

  • Puting Beliung Terjang Pasuruan, Puluhan Rumah Rusak

    Puting Beliung Terjang Pasuruan, Puluhan Rumah Rusak

    Pasuruan (beritajatim.com) – Angin puting beliung yang disertai hujan deras dan petir menerjang wilayah Kecamatan Purwodadi dan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, pada Rabu (19/2/2025) petang. Akibatnya, puluhan rumah warga mengalami kerusakan, mulai dari atap yang lepas hingga dinding yang roboh.

    Salah satu rumah yang terdampak parah adalah milik Ponisri di Dusun Krai, Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi. Rumah tersebut tersambar petir, menyebabkan plafon kamar berukuran 3×3 meter rontok dan dinding hangus.

    Selain itu, kerusakan juga terjadi di Desa Pucangsari, Tambaksari, dan Capang, dengan banyak atap rumah yang lepas.

    Di Desa Lebakrejo, angin puting beliung bahkan merobohkan dinding rumah warga. Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, terdapat enam rumah yang mengalami kerusakan parah di lokasi ini.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan bantuan kedaruratan kepada warga yang terdampak.

    “Kita telah melakukan asesmen dan mengirimkan bantuan kedaruratan kepada warga yang terdampak cuaca ekstrem,” kata Sugeng, Kamis (20/2/2025).

    Mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi, BPBD Kabupaten Pasuruan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem,” tutup Sugeng. (ada/but)

  • Dana Desa Kabupaten Gresik Jawa Timur 2025, Campurejo Tertinggi dan Grejeg Terendah

    Dana Desa Kabupaten Gresik Jawa Timur 2025, Campurejo Tertinggi dan Grejeg Terendah

    Dana Desa Kabupaten Gresik Jawa Timur 2025, Campurejo Tertinggi dan Grejeg Terendah

    TRIBUNJATENG.COM– Dana desa Kabupaten Gresik Jawa Timur 2025.

    abupaten Gresik Jatim akan menerima alokasi dana desa dari APBN mencapai Rp 316.480.417.000 pada 2025

    Dilansir dari laman resmi DJPK Kementerian Keuangan, besaran uang dana desa di Kabupaten Gresik akan disalurkan ke 330 desa.

    Dari data tersebut, penerima dana desa tertinggi yakni desa Campurejo dan dana desa terendah yakni Desa Grejeg.

    Berikut besaran dana desa 2025 Kabupaten Gresik Jawa Timur:

    Kecamatan Dukun

    1. Desa Sawo, Rp 892.166.000
    2. Desa Karangcangkring, Rp 707.648.000
    3. Desa Gedongkedo’an, Rp 796.163.000
    4. Desa Bulangan, Rp 894.315.000
    5. Desa Wonokerto, Rp 831.822.000
    6. Desa Bangeran, Rp 831.258.000
    7. Desa Lowayu, Rp 1.228.270.000
    8. Desa Petiyin Tunggal, Rp 735.869.000
    9. Desa Tirem Enggal, Rp 884.865.000
    10. Desa Tebuwung, Rp 1.046.636.000
    11. Desa Dukuh Kembar, Rp 713.840.000
    12. Desa Madumulyorejo, Rp 783.294.000
    13. Desa Mentaras, Rp 1.295.681.000
    14. Desa Baron, Rp 848.319.000
    15. Desa Jrebeng, Rp 737.423.000
    16. Desa Mojopetung, Rp 839.940.000
    17. Desa Sekargadung, Rp 818.145.000
    18. Desa Ima”an, Rp 838.692.000
    19. Desa Babakbawo, Rp 846.165.000
    20. Desa Babaksari, Rp 893.070.000
    21. Desa Sambogunung, Rp 1.296.881.000
    22. Desa Sembungan Kidul, Rp 716.769.000
    23. Desa Sembunganyar, Rp 814.068.000
    24. Desa Kalirejo, Rp 799.143.000
    25. Desa Padang Bandung, Rp 935.930.000
    26. Desa Dukunanyar, Rp 683.672.000

    Kecamatan Balongpanggang

    27. Desa Jombangdelik, Rp 718.928.000
    28. Desa Brangkal, Rp 767.748.000
    29. Desa Ngampel, Rp 792.498.000
    30. Desa Bandungsekaran, Rp 796.674.000
    31. Desa Babatan, Rp 897.572.000
    32. Desa Tanahlandean, Rp 792.885.000
    33. Desa Kedungsumber, Rp 836.463.000
    34. Desa Wonorejo, Rp 754.262.000
    35. Desa Dapet, Rp 848.571.000
    36. Desa Dohoagung, Rp 776.406.000
    37. Desa Mojogede, Rp 794.739.000
    38. Desa Tenggor, Rp 761.991.000
    39. Desa Wahas, Rp 771.384.000
    40. Desa Kedungpring, Rp 733.464.000
    41. Desa Sekarputih, Rp 786.489.000
    42. Desa Pinggir, Rp 784.272.000
    43. Desa Karangsemanding, Rp 843.723.000
    44. Desa Pacuh, Rp 942.389.000
    45. Desa Balongpanggang, Rp 1.271.902.000
    46. Desa Wotansari, Rp 762.155.000
    47. Desa Pucung, Rp 792.528.000
    48. Desa Klotok, Rp 745.353.000
    49. Desa Ngasin, Rp 886.067.000
    50. Desa Banjaragung, Rp 808.848.000
    51. Desa Ganggang, Rp 768.198.000

    Kecamatan Panceng

    52. Desa Pantenan, Rp 875.817.000
    53. Desa Sumurber, Rp 944.183.000
    54. Desa Siwalan, Rp 938.717.000
    55. Desa Ketanen, Rp 883.311.000
    56. Desa Banyutengah, Rp 922.427.000
    57. Desa Serah, Rp 893.025.000
    58. Desa Surowiti, Rp 823.887.000
    59. Desa Prupuh, Rp 751.071.000
    60. Desa Campurejo, Rp 1.798.752.000
    61. Desa Sukodono, Rp 928.986.000
    62. Desa Dalegan, Rp 1.622.758.000
    63. Desa Petung, Rp 964.955.000
    64. Desa Wotan, Rp 848.246.000
    65. Desa Doudo, Rp 699.198.000

    Kecamatan Benjeng

    66. Desa Karangankidul, Rp 818.532.000
    67. Desa Sedapur Klagen, Rp 772.128.000
    68. Desa Deliksumber, Rp 855.147.000
    69. Desa Lundo, Rp 951.957.000
    70. Desa Kalipadang, Rp 903.164.000
    71. Desa Kedungrukem, Rp 1.042.326.000
    72. Desa Balungtunjung, Rp 693.401.000
    73. Desa Munggugebang, Rp 915.984.000
    74. Desa Balongmojo, Rp 766.635.000
    75. Desa Bulangkulon, Rp 791.442.000
    76. Desa Banter, Rp 1.080.033.000
    77. Desa Sirnoboyo, Rp 1.135.429.000
    78. Desa Munggugianti, Rp 1.043.025.000
    79. Desa Klampok, Rp 1.177.589.000
    80. Desa Metatu, Rp 1.360.609.000
    81. Desa Bengkelolor, Rp 714.404.000
    82. Desa Gurangploso, Rp 742.020.000
    83. Desa Kedungsekar, Rp 916.853.000
    84. Desa Dermo, Rp 743.412.000
    85. Desa Jogodalu, Rp 925.694.000
    86. Desa Jatirembe, Rp 1.117.310.000
    87. Desa Bulurejo, Rp 1.167.359.000

    88. Desa Punduttrate, Rp 906.695.000

    Kecamatan Duduk Sampeyan

    89. Desa Panjunan, Rp 679.787.000
    90. Desa Kandangan, Rp 654.014.000
    91. Desa Pandanan, Rp 736.731.000
    92. Desa Tumapel, Rp 826.341.000
    93. Desa Tambakrejo, Rp 926.216.000
    94. Desa Glanggang, Rp 670.646.000
    95. Desa Palebon, Rp 642.029.000
    96. Desa Setrohadi, Rp 798.111.000
    97. Desa Bendungan, Rp 664.922.000
    98. Desa Sumengko, Rp 897.332.000
    99. Desa Wadak Lor, Rp 705.566.000
    100. Desa Wadak Kidul, Rp 826.896.000
    101. Desa Petisbenem, Rp 910.688.000
    102. Desa Duduksampeyan, Rp 852.680.000
    103. Desa Gredek, Rp 788.877.000
    104. Desa Kramat, Rp 713.546.000
    105. Desa Sumari, Rp 908.633.000
    106. Desa Samirplapan, Rp 762.180.000
    107. Desa Kawistowindu, Rp 693.590.000
    108. Desa Kemudi, Rp 669.074.000
    109. Desa Tebaloan, Rp 773.973.000
    110. Desa Tirem, Rp 662.459.000
    111. Desa Ambeng – ambeng Watangrej, Rp 948.278.000

    Kecamatan Wringinanom

    112. Desa Kepuhklagen, Rp 943.649.000
    113. Desa Sumbergede, Rp 812.760.000
    114. Desa Mondoluku, Rp 777.492.000
    115. Desa Kedunganyar, Rp 820.158.000
    116. Desa Sumberwaru, Rp 977.702.000
    117. Desa Kesambenkulon, Rp 1.131.091.000
    118. Desa Sumberame, Rp 923.384.000
    119. Desa Sembung, Rp 1.163.437.000
    120. Desa Sooko, Rp 1.031.735.000
    121. Desa Wringinanom, Rp 989.260.000
    122. Desa Pedagangan, Rp 1.079.663.000
    123. Desa Lebanisuko, Rp 975.524.000
    124. Desa Lebaniwaras, Rp 837.800.000
    125. Desa Watestanjung, Rp 1.152.892.000
    126. Desa Sumengko, Rp 1.136.884.000
    127. Desa Pasinanlemahputih, Rp 1.035.970.000

    Kecamatan Ujung Pangkah

    128. Desa Pangkahkulon, Rp 1.508.848.000
    129. Desa Cangaan, Rp 875.535.000
    130. Desa Ngemboh, Rp 878.042.000
    131. Desa Sekapuk, Rp 887.069.000
    132. Desa Gosari, Rp 810.582.000
    133. Desa Banyuurip, Rp 1.134.718.000
    134. Desa Kebonagung, Rp 703.814.000
    135. Desa Pangkahwetan, Rp 2.099.547.000
    136. Desa Bolo, Rp 867.395.000
    137. Desa Glatik, Rp 793.593.000
    138. Desa Karangrejo, Rp 831.825.000

    139. Desa Ketapanglor, Rp 789.285.000

    140. Desa Tanjangawan, Rp 797.406.000

    Kecamatan Kedamean

    141. Desa Mojowuku, Rp 937.469.000
    142. Desa Glindah, Rp 949.091.000
    143. Desa Sidoraharjo, Rp 1.338.007.000
    144. Desa Tulung, Rp 825.735.000
    145. Desa Cermen, Rp 800.268.000
    146. Desa Lampah, Rp 991.895.000
    147. Desa Slempit, Rp 1.238.140.000
    148. Desa Turirejo, Rp 963.515.000
    149. Desa Belahanrejo, Rp 943.973.000
    150. Desa Menunggal, Rp 992.942.000
    151. Desa Tanjung, Rp 992.735.000
    152. Desa Katimoho, Rp 782.316.000
    153. Desa Banyuurip, Rp 1.510.378.000
    154. Desa Kedamean, Rp 1.357.801.000
    155. Desa Ngepung, Rp 985.922.000

    Kecamatan Sidayu

    156. Desa Sukorejo, Rp 807.585.000
    157. Desa Gedangan, Rp 846.654.000
    158. Desa Wadeng, Rp 1.100.092.000
    159. Desa Lasem, Rp 814.644.000
    160. Desa Kertosono, Rp 816.747.000
    161. Desa Sambipondok, Rp 654.116.000
    162. Desa Raci Kulon, Rp 688.085.000
    163. Desa Golokan, Rp 1.005.895.000
    164. Desa Raci Tengah, Rp 728.580.000
    165. Desa Purwodadi, Rp 780.822.000
    166. Desa Sidomulyo, Rp 649.610.000
    167. Desa Srowo, Rp 686.342.000
    168. Desa Kauman, Rp 635.933.000
    169. Desa Bunderan, Rp 670.775.000
    170. Desa Asempapak, Rp 670.625.000
    171. Desa Mriyunan, Rp 730.596.000
    172. Desa Mojoasem, Rp 948.131.000
    173. Desa Sedagaran, Rp 705.062.000
    174. Desa Ngawen, Rp 813.066.000

    175. Desa Pengulu, Rp 629.642.000

    176. Desa Randuboto, Rp 948.551.000

    Kecamatan Manyar

    177. Desa Tanggulrejo, Rp 815.184.000
    178. Desa Morobakung, Rp 943.340.000
    179. Desa Pejangganan, Rp 698.852.000
    180. Desa Gumeno, Rp 922.634.000
    181. Desa Sumberejo, Rp 687.392.000
    182. Desa Ngampel, Rp 704.330.000
    183. Desa Betoyokauman, Rp 789.408.000
    184. Desa Sembayat, Rp 1.026.421.000
    185. Desa Betoyoguci, Rp 748.014.000
    186. Desa Leran, Rp 1.158.004.000
    187. Desa Tebalo, Rp 875.906.000
    188. Desa Karangrejo, Rp 1.047.721.000
    189. Desa Banyuwangi, Rp 775.374.000
    190. Desa Manyarejo, Rp 937.466.000
    191. Desa Manyar Sidomukti, Rp 801.417.000
    192. Desa Manyar Sidorukun, Rp 936.026.000
    193. Desa Banjarsari, Rp 969.221.000
    194. Desa Suci, Rp 1.560.549.000
    195. Desa Paganden, Rp 1.135.213.000
    196. Desa Pongangan, Rp 1.266.717.000
    197. Desa Sukomulyo, Rp 1.479.810.000
    198. Desa Yosowilangun, Rp 1.577.844.000
    199. Desa Roomo, Rp 1.019.497.000

    Kecamatan Cerme

    200. Desa Dadapkuning, Rp 813.903.000
    201. Desa Lengkong, Rp 659.915.000
    202. Desa Kandangan, Rp 961.844.000
    203. Desa Dooro, Rp 721.802.000
    204. Desa Dampaan, Rp 689.420.000
    205. Desa Ngembung, Rp 791.640.000
    206. Desa Sukoanyar, Rp 1.218.836.000
    207. Desa Gedangkulud, Rp 1.040.920.000
    208. Desa Wedani, Rp 926.699.000
    209. Desa Dungus, Rp 915.236.000
    210. Desa Guranganyar, Rp 1.042.209.000
    211. Desa Kambingan, Rp 1.159.055.000
    212. Desa Morowudi, Rp 973.310.000
    213. Desa Betiting, Rp 1.104.685.000
    214. Desa Ngabetan, Rp 1.089.370.000
    215. Desa Padeg, Rp 797.631.000
    216. Desa Iker – iker Geger, Rp 819.483.000
    217. Desa Semampir, Rp 832.845.000
    218. Desa Cagakagung, Rp 835.536.000
    219. Desa Cerme Kidul, Rp 1.307.692.000
    220. Desa Cerme Lor, Rp 1.156.049.000
    221. Desa Pandu, Rp 753.774.000
    222. Desa Banjarsari, Rp 1.366.969.000
    223. Desa Tambakberas, Rp 763.353.000
    224. Desa Jono, Rp 786.237.000

    Kecamatan Bungah

    225. Desa Sidomukti, Rp 1.022.838.000
    226. Desa Mojopurogede, Rp 907.181.000
    227. Desa Mojopurowetan, Rp 887.633.000
    228. Desa Melirang, Rp 1.063.582.000
    229. Desa Sidorejo, Rp 708.374.000
    230. Desa Raciwetan, Rp 699.230.000
    231. Desa Masangan, Rp 907.976.000
    232. Desa Sidokumpul, Rp 727.112.000
    233. Desa Pegundan, Rp 675.782.000
    234. Desa Sukowati, Rp 673.466.000
    235. Desa Abar- abir, Rp 759.669.000
    236. Desa Bungah, Rp 1.132.072.000
    237. Desa Kemangi, Rp 731.322.000
    238. Desa Kisik, Rp 750.204.000
    239. Desa Gumeng, Rp 783.045.000
    240. Desa Sukorejo, Rp 796.182.000
    241. Desa Indrodelik, Rp 871.187.000
    242. Desa Bedanten, Rp 1.260.293.000
    243. Desa Sungonlegowo, Rp 1.068.235.000
    244. Desa Tanjung Widoro, Rp 1.051.412.000

    245. Desa Watuagung, Rp 976.739.000

    246. Desa Kramat, Rp 1.051.652.000

    Kecamatan Menganti

    247. Desa Beton, Rp 920.528.000
    248. Desa Pranti, Rp 913.760.000
    249. Desa Gadingwatu, Rp 1.439.668.000
    250. Desa Bringkang, Rp 1.085.164.000
    251. Desa Boteng, Rp 1.176.697.000
    252. Desa Putatlor, Rp 949.634.000
    253. Desa Domas, Rp 1.155.772.000
    254. Desa Mojotengah, Rp 960.467.000
    255. Desa Boboh, Rp 889.673.000
    256. Desa Sidojangkung, Rp 1.259.029.000
    257. Desa Hendrosari, Rp 1.088.979.000
    258. Desa Pelemwatu, Rp 1.363.099.000
    259. Desa Menganti, Rp 1.518.472.000
    260. Desa Hulaan, Rp 1.395.985.000
    261. Desa Kepatihan, Rp 1.438.816.000
    262. Desa Gempolkurung, Rp 1.625.752.000
    263. Desa Drancang, Rp 920.546.000
    264. Desa Sidowungu, Rp 1.181.932.000
    265. Desa Randupadangan, Rp 1.391.066.000
    266. Desa Setro, Rp 1.321.429.000

    267. Desa Pengalangan, Rp 1.370.353.000

    268. Desa Laban, Rp 1.520.338.000

    Kecamatan Kebomas

    269. Desa Dahanrejo, Rp 1.382.983.000
    270. Desa Kembangan, Rp 1.386.504.000
    271. Desa Kedayang, Rp 1.255.845.000
    272. Desa Randuagung, Rp 1.468.338.000
    273. Desa Klangonan, Rp 872.357.000
    274. Desa Sukorejo, Rp 760.155.000
    275. Desa Giri, Rp 914.582.000
    276. Desa Segoromadu, Rp 731.406.000
    277. Desa Karangkiring, Rp 890.969.000
    278. Desa Prambangan, Rp 794.136.000
    279. Desa Sekarkurung, Rp 1.169.774.000

    Kecamatan Driyorejo

    280. Desa Karangandong, Rp 1.193.147.000
    281. Desa Banjaran, Rp 1.571.740.000
    282. Desa Krikilan, Rp 1.045.183.000
    283. Desa Mojosari Rejo, Rp 1.435.371.000
    284. Desa Tanjungan, Rp 1.108.090.000
    285. Desa Anom, Rp 1.273.892.000
    286. Desa Sumput, Rp 1.533.799.000
    287. Desa Kesamben Wetan, Rp 1.172.344.000
    288. Desa Randegansari, Rp 1.129.609.000
    289. Desa Tenaru, Rp 983.351.000
    290. Desa Driyorejo, Rp 1.319.338.000
    291. Desa Petiken, Rp 1.673.799.000
    292. Desa Cangkir, Rp 943.118.000
    293. Desa Gadung, Rp 1.183.309.000
    294. Desa Mulung, Rp 1.072.051.000
    295. Desa Bambe, Rp 1.169.515.000

    Kecamatan Gresik

    296. Desa Tlogobendung, Rp 761.835.000
    297. Desa Gapuro Sukolilo, Rp 756.507.000
    298. Desa Pulopancikan, Rp 939.440.000
    299. Desa Kramatinggil, Rp 787.497.000
    300. Desa Sidorukun, Rp 933.266.000

    Kecamatan Sangkapura

    301. Desa Dekatagung, Rp 1.058.013.000
    302. Desa Kumalasa, Rp 1.140.821.000
    303. Desa Suwari, Rp 889.536.000
    304. Desa Pudakitbarat, Rp 876.330.000
    305. Desa Pudakittimur, Rp 842.853.000
    306. Desa Lebak, Rp 1.200.452.000
    307. Desa Bululanjang, Rp 967.083.000
    308. Desa Patarselamat, Rp 1.126.346.000
    309. Desa Kotakusuma, Rp 844.587.000
    310. Desa Sungaiteluk, Rp 1.022.100.000
    311. Desa Gunungteguh, Rp 1.541.909.000
    312. Desa Sawahmulya, Rp 951.717.000
    313. Desa Sungairujing, Rp 1.083.812.000
    314. Desa Balikterus, Rp 1.008.315.000
    315. Desa Kebontelukdalam, Rp 1.223.321.000
    316. Desa Sidogedungbatu, Rp 1.679.902.000
    317. Desa Daun, Rp 1.885.567.000

    Kecamatan Tambak

    318. Desa Gelam, Rp 909.960.000
    319. Desa Sukaoneng, Rp 874.218.000
    320. Desa Sukalela, Rp 723.947.000
    321. Desa Pekalongan, Rp 928.590.000
    322. Desa Tambak, Rp 1.010.348.000
    323. Desa Telukjatidawang, Rp 1.098.653.000
    324. Desa Klumpanggubug, Rp 798.453.000
    325. Desa Grejeg, Rp 610.803.000
    326. Desa Tanjungori, Rp 1.166.236.000
    327. Desa Peromaan, Rp 847.116.000
    328. Desa Diponggo, Rp 742.271.000
    329. Desa Kepuhteluk, Rp 1.007.312.000
    330. Desa Kepuhlegundi, Rp 1.006.095.000

     

  • Viral, Puluhan Anak SD Diduga Racik Miras Oplosan ‘Es Moni’, Tertunduk saat Diinterogasi Guru – Halaman all

    Viral, Puluhan Anak SD Diduga Racik Miras Oplosan ‘Es Moni’, Tertunduk saat Diinterogasi Guru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Video 20-an siswa sekolah dasar (SD) diinterogasi guru di sekolah, karena diduga telah meracik minuman keras (miras) oplosan “Es Moni”, viral di media sosial.  

    Dalam video berdurasi 1 menit yang diunggah akun @Heraloebss di platform X (Twitter) itu, guru mencecar pertanyaan kepada satu per satu muridnya itu.

    Para anak SD yang masih mengenakan seragam itu tampak tertunduk.

    Namun, sesekali mereka saling menyangkal saat temannya memberikan pengakuan kepada guru yang menanyakannya. 

    Viral di media sosial video anak SD yang dipanggil oleh gurunya gegara diduga mengoplos minuman keras.

    Terdengar suara seorang guru yang menanyakan apakah minuman oplosan tersebut dicampur dengan obat tertentu hingga pemutih, seperti Extrajoss.

    “Oplosannya ono campuran obat?” suara yang diduga seorang guru.

    Seorang siswa kemudian menjawab, “Iya, ada.” 

    Namun, jawaban itu langsung disanggah teman lainnya, “Ora ono, endi..?.”

    Video tersebut pun mengundangan keprihatinan netizen.

    Pasalnya, anak-anak di bawah umur tersebut mampu menjelaskan cara mencampur miras dengan berbagai bahan tambahan.

    Unggahan tersebut juga menyinggung tentang penjual minuman kemasan yang menjual miras oplosan ke bocah SD di Kediri 2024 lalu.

    “Sebelumnya, Pria Kota Kediri Tertangkap Tangan Jual Minuman Oplosan ke Anak di Bawah Umur (2024).

    Kini, Anak SD sudah bisa bikin minuman Oplosan Sendiri (2025). Se-rusak ini generasi emas Indonesia, miris!” tulis @Heraloebss, Senin (17/2/2025).

    Es Moni Berbahan Dasar Arak

    Tak hanya di Kediri, miras oplosan beredar di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dengan nama Es Moni.

    Es moni yang digadrung pemuda Kabupaten Demak tersebut dibuat dari bahan arak tradisional.

    Minuman ini memadukan arak tradisional dengan minuman energi sachet, menciptakan sensasi yang menggoda tetapi sangat berisiko bagi kesehatan.

    Dijual dengan harga terjangkau, sekitar Rp 8.000 hingga Rp 10.000, Es Moni dengan cepat menarik perhatian pemuda dan menjadi tren di daerah tersebut.

    Minuman ini biasanya disajikan dalam gelas cup menyerupai es teh jumbo atau minuman kemasan lain, memberikan kesan seolah-olah itu adalah minuman segar biasa.

    Namun, di balik popularitasnya, minuman ini mengandung campuran arak tradisional yang didapat dari Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

    RAZIA MIRAS OPLOSAN – Petugas Satpol PP Demak merazia warung minuman yang kedapatan menjual minuman keras (miras) oplosan Es Moni di wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (9/9/2024). (Dok. Satpol PP Demak via Kompas.com)

    Menurut Plt Kepala Satpol PP Demak, Agus Sukiyono, pihaknya sudah mengetahui dengan jelas bahan dasar pembuatan Es Moni tersebut.

    “Dari arak tradisional dan ini yang membuat saya telusuri, Purwodadi, Grobogan,” ungkap Agus saat dikonfirmasi oleh Kompas.com pada Senin (19/8/2024).

    Agus juga mengklaim bahwa pihaknya telah mengidentifikasi pembuat dan pengedar arak ini, namun mengaku kesulitan menangkap mereka karena lokasi mereka berada di luar daerah Demak.

    Menyikapi situasi ini, Satpol PP Demak rutin menggelar razia untuk memburu penjual Es Moni dan miras lainnya. Sejauh ini, ribuan botol miras ilegal, termasuk puluhan botol bekas air mineral yang digunakan untuk wadah arak, telah diamankan.

    Tak hanya itu, sejumlah toko yang terlibat dalam peracikan Es Moni dan penjualan miras di sepanjang jalan Pantura Demak, seperti Kracaan, Trengguli, Kebonagung, dan Dempet, sudah ditutup.

    “Kita udah tutup semua itu bisa dilihat, sepanjang jalan Kracaan hingga Trengguli. Kemarin kita operasi lagi tuh di Kebonagung sama Dempet, kita ambil semua tutup akhirnya,” tegas Agus. 

    Dengan maraknya peredaran minuman berbahaya seperti Es Moni, Satpol PP Demak terus berupaya menekan distribusinya agar tidak semakin meluas, dan mengingatkan masyarakat akan bahaya mengonsumsi minuman oplosan yang dapat merusak kesehatan.