kab/kota: Purwakarta

  • 5 Korban Luka Berat Kecelakaan Tol Cipularang Masih Dirawat di RS Abdul Radjak Purwakarta

    5 Korban Luka Berat Kecelakaan Tol Cipularang Masih Dirawat di RS Abdul Radjak Purwakarta

    Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Yandi Nurhadian menambahkan, berdasarkan laporan yang diterima jajarannya dari RS Abdul Radjak, saat ini masih ada lima korban yang masih menjalani perawatan medis.

    “Kami sudah cek ke RS Abdul Radjak. Untuk korban luka akibat kecelakaan, itu tersisa 5 pasien yang masih dirawat,” ujar Yandi.

    Adapun kelima korban yang masih dirawat, lanjut Yandi, masing-masing atas nama Jhonson (54) Perum GCC B F48/11 RT 023/012, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Kemudian, Eko (40) warga Sidodadi – Bangun Rejo, Lampung Tengah.

    Selanjutnya, Erni (40) warga Pondok Cabe Ilir Kecamatab Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Lalu, Wami (60) Jalan Lestari II RT 002/005 Kelurahan Curug, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Terakhir, Supriyanto (31) Kampung Bojongsari RT 06/06 Desa Seruwa Kecamatan Sawangan, Kota Depok.

    “Untuk korban yang dirawat, itu satu perempuan 4 laki-laki. Saat ini, tinggal proses pemulihan,” jelas dia.

    Yandi menegaskan, Dinas Kesehatan Purwakarta siap memfasilitasi jika pasien membutuhkan bantuan. Pihaknya, saat juga telah menyiagakan kendaraan jikalau keluarga pasien membutuhkan armada untuk pulang.

    “Kami siap membantu, terutama bagi keluarga pasien yang membutuhkan armada untuk pulang,” tambah dia.

    Untuk diketahui, data dari RS Abdul Radjak Kabupaten Purwakarta mencatat, jumlah korban dari kecelakaan Tol Cipularang berjumlah 30 orang. Dengan rincian, 1 orang meninggal dunia, 7 luka berat 22 luka ringan.

    Belasan korban yang sebelumnya sempat dirawat, bertahap sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Saat ini ada sebanyak 5 pasien yang masih dirawat. Mereka, merupakan pasien yang mengalami luka berat dan telah menjalani operasi dan saat ini dalam proses observasi pemulihan.

  • 3
                    
                        Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di Tol Cipularang Bantah Mengantuk
                        Bandung

    3 Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di Tol Cipularang Bantah Mengantuk Bandung

    Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di Tol Cipularang Bantah Mengantuk
    Editor
    KOMPAS.com –
    Rouf (44), sopir truk penyebab kecelakaan di Km 92 Tol Cipularang, Jawa Barat, mengaku tak mengantuk saat kejadian.
    “Istirahat cukup, tidak ngantuk,” ucap Rouf di Mapolres Purwakarta, Kamis (14/11/2024).
    Rouf juga mengaku telah menginjak rem sebelum menabrak belasan mobil di Tol Cipularang.
    “Tidak mungkin enggak ngerem, sudah direm,” ucap Rouf.
    Rouf pada Kamis siang menjalani pemeriksaan kesehatan di Klinik Bhayangkara Polres Purwakarta.
    Dia dibawa oleh dua petugas kepolisian dari Satlantas Polres Purwakarta ke Klinik Bhayangkara Polres Purwakarta.
    Sebelumnya diberitakan, kecelakaan beruntun terjadi di ruas Tol Cipularang KM 92 B (dari arah Bandung menuju Jakarta), tepatnya di wilayah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta yang terjadi pada Senin (11/11/2024).
    Kecelakaan itu melibatkan 17 kendaraan. Selain itu, akibat kecelakaan tersebut, ada 30 orang yang menjadi korban, satu di antaranya meninggal dunia.
    Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Ini Dia Pengakuan Rouf Sopir Truk Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, ”Saya Sudah Rem”,
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di Tol Cipularang Bantah Mengantuk
                        Bandung

    1 Pengakuan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Tol Cipularang: Saya Sudah Injak Rem Bandung

    Pengakuan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Tol Cipularang: Saya Sudah Injak Rem
    Editor
    KOMPAS.com – 
    Rouf (44), sopir truk penyebab kecelakaan di Km 92 Tol Cipularang, Jawa Barat,  Senin (11/11/2024), menjalani pemeriksaan kesehatan di Klinik Bhayangkara Polres Purwakarta, Kamis (14/11/2024).
    Rouf dibawa oleh dua petugas kepolisian dari Satlantas Polres Purwakarta ke Klinik Bhayangkara Polres Purwakarta.
    Saat ditanya wartawan, Rouf mengaku saat peristiwa tersebut, dia sudah menginjak pedal rem.
    “Tidak mungkin enggak ngerem, sudah direm,” ucap Rouf kepada wartawan di Mapolres Purwakarta, Kamis.
    Rouf juga mengaku dalam kondisi sehat dan tidak kelelahan saat kejadian.
    “Istirahat cukup, tidak ngantuk,” ucap Rouf .
    Sebelumnya diberitakan, kecelakaan beruntun terjadi di ruas Tol Cipularang KM 92 B (dari arah Bandung menuju Jakarta), tepatnya di wilayah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta yang terjadi pada Senin (11/11/2024).
    Kecelakaan itu melibatkan 17 kendaraan. Selain itu, akibat kecelakaan tersebut, ada 30 orang yang menjadi korban, satu di antaranya meninggal dunia.
    Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Ini Dia Pengakuan Rouf Sopir Truk Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, ”Saya Sudah Rem”,
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Curhat Sopir Truk Sulitnya Menaklukkan Tol Cipularang

    Curhat Sopir Truk Sulitnya Menaklukkan Tol Cipularang

    Jakarta: Jalur Tol Cipularang yang membentang sepanjang 58,5 kilometer terkenal tricky. Jalur ini menghubungkan Jakarta hingga ke Bandung, tepatnya mulai dari Cikampek, Purwakarta, hingga Padalarang atau biasa disingkat “Cipularang”.

    Banyak kejadian yang terjadi di Tol Cipularang. Salah satunya adalah tabrakan beruntun yang dipicu laju truk tak terkendali pada Senin, 11 November 2024 pukul 15.30 WIB. Truk menghantam belasan mobil di depannya hingga mengakibatkan korban jiwa.

    Konten kreator Guru Gembul mengungkap ada empat fenomena berulang yang kerap dia temui di Tol Cipularang. Guru Gembul menjadi langganan Tol Cipularang untuk wira-wiri Bandung-Jakarta-Bandung.

    Keempat fenomena itu adalah pertama selalu ada perbaikan jalan pada momen apa pun. Kedua, banyak berseliweran truk dengan muatan berlebih. 

    Ketiga, masih soal truk, banyak truk tersebut yang justru menggunakan lajur kanan, yang menurut aturan dilarang. Dan keempat, banyaknya tanjakan dan turunan yang melenakan.
     

    “Banyak turunan atau tanjakan yang tak disadari pengemudi. Hal ini membuat kecepatan kendaraan tiba-tiba bertambah tanpa kendali,” kata Guru Gembul dikutip dari kanal Youtube dia, Rabu, 13 November 2024.
     
    Sopir truk langsung curhat
    Pengalaman Guru Gembul melewati Tol Cipularang ini mendapat respons dari penontonnya. Mengaku sebagai sopir truk trailer, akun @MuhammadSatria*** langsung mencurahkan hati (curhat) di video yang diunggah Guru Gembul.

    Si sopir mengaku jika Tol Cipularang arah Jakarta merupakan mimpi buruk. Menurut dia, terlalu banyak turunan di Tol Cipularang. Tak hanya dari KM 100 hingga KM 92, jalan menukik itu sudah dimulai sejak keluar gerbang tol Padalarang hingga Jatiluhur.

    “Dari Padalarang saja sudah mulai menginjak rem, dampaknya kampas rem panas, (rem) udara tekor. Kalau sudah tekor, jangankan rem, perseneling saja gagal fungsi,” kata si sopir curhat ke Guru Gembul lewat kolom komentar.
     
    Sulit menaklukkan Tol Cipularang
    Dia melanjutkan, jika dipaksakan memakai gigi rendah untuk menciptakan engine brake, maka mesin bisa cepat panas. Bisa-bisa radiator jebol dan menyebabkan gagal mesin.

    Jika truk bermuatan berat butuh jarak 20 sampai 30 meter üntuk langsung berhenti. Apalagi posisi turunan, (kondisi) jalan licin,” kata dia menceritakan betapa sulitnya menaklukkan Tol Cipularang.

    Jika terpaksa melakukan rem mendadak, lanjut dia, maka akan berakibat fatal terhadap keseimbangan truk. Truk bisa melipat dan terguling. 

    “Jadi, jalan satu-satunya banting ke jalur darurat. Minimal masuk jurang, Syukur-syukur boks kontainernya gak jatuh menimpa mobil lain,” kata dia.

    Si sopir lantas memberi saran untuk pengelola jalan Tol Cipularang: “Tolong dibangun jalur khusus rem blong di setiap turunan panjang kaya di China. Saya juga pernah mengalami gagal rem, tapi alhamdulillah tak terjadi apa-apa,” kata dia.

    Jakarta: Jalur Tol Cipularang yang membentang sepanjang 58,5 kilometer terkenal tricky. Jalur ini menghubungkan Jakarta hingga ke Bandung, tepatnya mulai dari Cikampek, Purwakarta, hingga Padalarang atau biasa disingkat “Cipularang”.
     
    Banyak kejadian yang terjadi di Tol Cipularang. Salah satunya adalah tabrakan beruntun yang dipicu laju truk tak terkendali pada Senin, 11 November 2024 pukul 15.30 WIB. Truk menghantam belasan mobil di depannya hingga mengakibatkan korban jiwa.
     
    Konten kreator Guru Gembul mengungkap ada empat fenomena berulang yang kerap dia temui di Tol Cipularang. Guru Gembul menjadi langganan Tol Cipularang untuk wira-wiri Bandung-Jakarta-Bandung.
    Keempat fenomena itu adalah pertama selalu ada perbaikan jalan pada momen apa pun. Kedua, banyak berseliweran truk dengan muatan berlebih. 
     
    Ketiga, masih soal truk, banyak truk tersebut yang justru menggunakan lajur kanan, yang menurut aturan dilarang. Dan keempat, banyaknya tanjakan dan turunan yang melenakan.
     

    “Banyak turunan atau tanjakan yang tak disadari pengemudi. Hal ini membuat kecepatan kendaraan tiba-tiba bertambah tanpa kendali,” kata Guru Gembul dikutip dari kanal Youtube dia, Rabu, 13 November 2024.
     
    Sopir truk langsung curhat
    Pengalaman Guru Gembul melewati Tol Cipularang ini mendapat respons dari penontonnya. Mengaku sebagai sopir truk trailer, akun @MuhammadSatria*** langsung mencurahkan hati (curhat) di video yang diunggah Guru Gembul.
     
    Si sopir mengaku jika Tol Cipularang arah Jakarta merupakan mimpi buruk. Menurut dia, terlalu banyak turunan di Tol Cipularang. Tak hanya dari KM 100 hingga KM 92, jalan menukik itu sudah dimulai sejak keluar gerbang tol Padalarang hingga Jatiluhur.
     
    “Dari Padalarang saja sudah mulai menginjak rem, dampaknya kampas rem panas, (rem) udara tekor. Kalau sudah tekor, jangankan rem, perseneling saja gagal fungsi,” kata si sopir curhat ke Guru Gembul lewat kolom komentar.
     
    Sulit menaklukkan Tol Cipularang
    Dia melanjutkan, jika dipaksakan memakai gigi rendah untuk menciptakan engine brake, maka mesin bisa cepat panas. Bisa-bisa radiator jebol dan menyebabkan gagal mesin.
     
    Jika truk bermuatan berat butuh jarak 20 sampai 30 meter üntuk langsung berhenti. Apalagi posisi turunan, (kondisi) jalan licin,” kata dia menceritakan betapa sulitnya menaklukkan Tol Cipularang.
     
    Jika terpaksa melakukan rem mendadak, lanjut dia, maka akan berakibat fatal terhadap keseimbangan truk. Truk bisa melipat dan terguling. 
     
    “Jadi, jalan satu-satunya banting ke jalur darurat. Minimal masuk jurang, Syukur-syukur boks kontainernya gak jatuh menimpa mobil lain,” kata dia.
     
    Si sopir lantas memberi saran untuk pengelola jalan Tol Cipularang: “Tolong dibangun jalur khusus rem blong di setiap turunan panjang kaya di China. Saya juga pernah mengalami gagal rem, tapi alhamdulillah tak terjadi apa-apa,” kata dia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (UWA)

  • Alhamdulillah! 7 Korban Kecelakaan Tol Cipularang Boleh Pulang

    Alhamdulillah! 7 Korban Kecelakaan Tol Cipularang Boleh Pulang

    Jakarta: Sebanyak tujuh orang yang menjadi korban kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 hari ini sudah diperbolehkan pulang hari ini, Rabu, 13 November 2024. Ketujuh orang merupakan korban yang mengalami luka ringan.

    Hal ini disampaikan Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Abdul Radzak Purwakarta, Minaldi Nurgono. Ada sebanyak 22 korban kecelakaan beruntun yang masih menjalani perawatan.

    “Diantaranya 19 korban luka ringan dan 3 korban luka berat. Rencananya 7 korban luka ringan yang sudah 3 hari jalani perawatan bisa dipulangkan hari ini, sementara sisanya masih tetap menjalani perawatan,” kata Minaldi di Purwakarta, Rabu, 13 November 2024.

    Sementara untuk pasien 4 luka berat yang kemarin menjalani operasi saat ini dalam proses observasi pemulihan. Pasien yang menjalani operasi umumnya menderita luka di bagian kepala dan patah tulang akibat benturan saat terjadi laka beruntun yang melibatkan 17 kendaraan.

    Sementara Rouf, sopir tronton sudah keluar dari RS. Abdul Radzak dan kondisinya sudah membaik. “Sopir sudah keluar rumah sakit dan sudah dibawa oleh pihak Satlantas Polres Purwakarta untuk proses penyidikan kasus Laka beruntun yang menyebabkan 29 orang luka-luka dan 1 meninggal,” jelasnya.
     
    Kelanjutan Penyelidikan Kecelakaan
    Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan penyelidikan pasca kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan, di KM 92 Tol Cipularang Purwakarta, Jabar. KNKT melakukan pemeriksaan kondisi truk yang diduga menjadi penyebab kecelakaan hingga melakukan investigasi di lokasi kejadian.

    Pemeriksaan bangkai kendaraan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat bersama KNKT, ke lokasi penyimpanan bangkai kendaraan di sekitar gerbang tol Jatiluhur, Purwakarta, Rabu, 13 November 2024. Tim memeriksa kondisi kendaraan hingga memeriksa kondisi truk tronton Nopol B-9940- JIN yang diduga menjadi penyebab kecelakaan beruntun maut di tol tersebut.

    Perwakilan dari KNKT, Zulfikar menyebutkan, tim KNKT melakukan pemeriksaan kondisi lokasi di sekitar tempat kejadian. Jalanan menurun, menanjak, menekuk, angin hingga atmosfer kecepatan saat turunan menjadi perhatian dari investigasi.
     

    Jakarta: Sebanyak tujuh orang yang menjadi korban kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 hari ini sudah diperbolehkan pulang hari ini, Rabu, 13 November 2024. Ketujuh orang merupakan korban yang mengalami luka ringan.
     
    Hal ini disampaikan Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Abdul Radzak Purwakarta, Minaldi Nurgono. Ada sebanyak 22 korban kecelakaan beruntun yang masih menjalani perawatan.
     
    “Diantaranya 19 korban luka ringan dan 3 korban luka berat. Rencananya 7 korban luka ringan yang sudah 3 hari jalani perawatan bisa dipulangkan hari ini, sementara sisanya masih tetap menjalani perawatan,” kata Minaldi di Purwakarta, Rabu, 13 November 2024.
    Sementara untuk pasien 4 luka berat yang kemarin menjalani operasi saat ini dalam proses observasi pemulihan. Pasien yang menjalani operasi umumnya menderita luka di bagian kepala dan patah tulang akibat benturan saat terjadi laka beruntun yang melibatkan 17 kendaraan.
     
    Sementara Rouf, sopir tronton sudah keluar dari RS. Abdul Radzak dan kondisinya sudah membaik. “Sopir sudah keluar rumah sakit dan sudah dibawa oleh pihak Satlantas Polres Purwakarta untuk proses penyidikan kasus Laka beruntun yang menyebabkan 29 orang luka-luka dan 1 meninggal,” jelasnya.
     
    Kelanjutan Penyelidikan Kecelakaan
    Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan penyelidikan pasca kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan, di KM 92 Tol Cipularang Purwakarta, Jabar. KNKT melakukan pemeriksaan kondisi truk yang diduga menjadi penyebab kecelakaan hingga melakukan investigasi di lokasi kejadian.
     
    Pemeriksaan bangkai kendaraan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat bersama KNKT, ke lokasi penyimpanan bangkai kendaraan di sekitar gerbang tol Jatiluhur, Purwakarta, Rabu, 13 November 2024. Tim memeriksa kondisi kendaraan hingga memeriksa kondisi truk tronton Nopol B-9940- JIN yang diduga menjadi penyebab kecelakaan beruntun maut di tol tersebut.
     
    Perwakilan dari KNKT, Zulfikar menyebutkan, tim KNKT melakukan pemeriksaan kondisi lokasi di sekitar tempat kejadian. Jalanan menurun, menanjak, menekuk, angin hingga atmosfer kecepatan saat turunan menjadi perhatian dari investigasi.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Kondisi Ega, Korban Selamat Kecelakaan Tol Cipularang Asal Bojong Purwakarta

    Kondisi Ega, Korban Selamat Kecelakaan Tol Cipularang Asal Bojong Purwakarta

    Liputan6.com, Purwakarta – Sejumlah korban luka-luka kecelakaan beruntun Tol Cipularang KM 92 jalur B (arah Bandung ke Jakarta) pada Senin (11/11/2024) sore, saat ini masih menjalani perawatan medis di RS Abdul Radjak Kabupaten Purwakarta.

    Data terbaru dari RS Abdul Radjak Kabupaten Purwakarta mencatat, jumlah korban dari kecelakaan tersebut seluruhnya berjumlah 30 orang. Dengan rincian, 1 orang meninggal dunia, 7 luka berat, dan 22 luka ringan.

    Hingga pagi tadi RS swasta itu masih merawat 22 korban kecelakaan termasuk dengan yang luka berat. Pasalnya, di hari sebelumnya ada beberapa korban yang sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

    Salah satu korban selamat dalam insiden mengerikan itu, yakni Ega Azkia Putri Riswandi, warga Kampung Sukajati, Desa Pangkalan Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta. Remaja 18 tahun itu sudah diperbolehkan pulang karena luka yang dialaminya cukup ringan.

    Meski begitu, belakang diketahui jika Ega masih mengeluhkan sakit pada bagian dada, tulang iga, dan leher. Mungkin, itu diakibatkan dari benturan yang dialami setelah kendaraan yang ia tumpangi terlibat kecekalaan.

    Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta pun turut andil dan lansgung bergerak cepat untuk membantu menangani salah satu korban kecelakaan ini. Melalui petugas Puskesmas setempat, dinas terkait tengah melalukan tindakan untuk pasien tersebut.

    Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Yandi Nurhadian menuturkan, pihaknya telah menerjukan tim dari Puskesmas Bojong untuk memeriksa kondisi kesehatan Ega yang menjadi salah satu korban dalam kecelakaan beruntun kemarin.

    “Korban mengeluh sakit di daerah tulang iga, dada dan leher. Tim kami sudah ke sana untuk menindaklanjuti,” ujae Yandi kepada Liputan6.com, Rabu (13/11/2024).

    Yandi menjelaskan, dari hasil pememeriksaan secara umum kondisi korban dalam kondisi baik. Tekanan darah pun normal di angka 110/70 mmhg. Konseling kepada Ega juga telah dilalukan oleh jajarannya. Sehingga, bila ada keluhan berkelanjutan bisa segera menghubungi petugas pembina kesehatan di desa tersebut.

    Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan untuk trauma healing kepada Ega. Termasuk bila membutuhkan kendaraan untuk kontrol, Puskesmas siap memfasilitasi

     

     

  • Binzein-Abang Ijo memenangi Pilkada Purwakarta

    Binzein-Abang Ijo memenangi Pilkada Purwakarta

    Pemaparan hasil survei pada Pilkada Purwakarta. (ANTARA/Ali Khumaini)

    Survei Indikator: Binzein-Abang Ijo memenangi Pilkada Purwakarta
    Dalam Negeri   
    Calista Aziza   
    Rabu, 13 November 2024 – 07:38 WIB

    Elshinta.com – Lembaga Survei Indikator merilis hasil survei terkini yang menunjukkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein-Abang Ijo Hapidin memenangi pilkada dengan elektabilitas mencapai 58,96 persen.

    Direktur Utama Indikator Politik Fauny Hidayat, di Kabupaten Purwakarta, Jabar, Selasa mengatakan, menjelang hari pemungutan suara, hasil survei Indikator Politik menunjukkan pasangan Saepul Bahri Binzein dan Abang Ijo Hapidin alias Zeinjo unggul dengan elektabilitas mencapai 58,96 persen.

    Survei itu dilakukan pada 3-10 November 2024 terhadap 400 responden melalui metode multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

    Berdasarkan survei ini, pasangan Saepul Bahri Binzein dan Abang Ijo Hapidin memperoleh elektabilitas sebesar 58,96 persen dalam simulasi empat pasangan calon. 

    Kemudian di peringkat kedua, pasangan Yadi Rusmayadi dan Pipin Sopian mendapatkan 24,03 persen. Selanjutnya pasangan Anne Ratna Mustika dan Budi Hermawan memperoleh 8,57 persen.

    Sementara pasangan Zainal Arifin dan Sona Maulida Roemardi menempati posisi terakhir dengan dukungan sebesar 4,17 persen. Sisanya, sebesar 4,27 persen, adalah responden yang belum menentukan pilihan atau tidak memberikan jawaban.

    “Dalam wawancara, kami juga menunjukkan nama-nama calon agar responden dapat memilih dengan jelas,” kata dia.

    Survei juga mencatat elektabilitas individu calon bupati di Purwakarta. Saepul Bahri Binzein menempati posisi teratas dengan dukungan 57,7 persen, disusul Yadi Rusmayadi di angka 24,8 persen. 

    Sedangkan Anne Ratna Mustika memperoleh 9,3 persen, dan Zainal Arifin berada di angka 4,0 persen. Sisanya, sebesar 4,2 persen, adalah responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

    Selain itu, hasil survei memperlihatkan kenaikan dukungan terhadap pasangan Saeful Bahri Binzein dan Abang Ijo Hapidin dalam simulasi. 

    “Pada simulasi top of mind atau pilihan utama, Saeful Bahri Binzein mencatat 36,8 persen, dan pada simulasi kartu bantu naik sedikit menjadi 39,3 persen. Demikian juga Abang Ijo yang naik dari 18,4 persen menjadi 20,2 persen. Kenaikan ini turut menurunkan angka responden yang belum menentukan pilihan, dari 12,7 persen menjadi lebih rendah,” tambahnya.

    Menurut Fauny, survei ini mencerminkan dinamika elektoral di Purwakarta menjelang pemungutan suara pada Pilkada 27 November 2024. 

    Hasil survei mengindikasikan peluang besar bagi pasangan Saepul Bahri Binzein dan Abang Ijo untuk memenangkan kontestasi, meski waktu kampanye masih berlangsung. 

    Sumber : Antara

  • 7 Perbedaan Dasar Tol Cipularang dan Tol Purbaleunyi

    7 Perbedaan Dasar Tol Cipularang dan Tol Purbaleunyi

    Jakarta: Tidak sedikit netizen kebingungan membedakan ruas tol Cipularang dan Purbaleunyi saat menyebarkan informasi terkait kecelakaan beruntun di KM 92 yang terjadi pada Senin 11 November 2024. Di media sosial, beberapa pengguna terlihat keliru menyebutkan lokasi kecelakaan, memicu perdebatan mengenai jalur tol yang sebenarnya.

    Peristiwa kecelakaan beruntun tersebut terjadi di ruas tol Cipularang, namun sebagian besar warganet justru menyebutnya sebagai Purbaleunyi. Meskipun kedua jalan tol ini menghubungkan wilayah yang sama, yaitu Bandung dan Jakarta, nama ruasnya sering kali menjadi sumber kebingungan, terutama saat informasi harus disampaikan dengan cepat di tengah insiden besar.

    Tol Cipularang dan Tol Purbaleunyi merupakan dua jalur utama yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung. Meskipun kedua tol ini memiliki tujuan yang serupa, yaitu mempercepat perjalanan antara kedua kota, ada banyak perbedaan mendasar antara Tol Cipularang (Cikampek–Purwakarta–Padalarang) dan Tol Purbaleunyi (Purwakarta–Bandung–Cileunyi). 

    Berikut adalah tujuh aspek utama yang membedakan kedua ruas tol tersebut yang dihimpun dari berbagai sumber:
    1. Lokasi dan Rute
    Tol Cipularang adalah jalur tol sepanjang sekitar 58,5 kilometer yang menghubungkan Cikampek di bagian timur Jawa Barat dengan Padalarang di Kabupaten Bandung Barat. Cipularang diresmikan pada tahun 2005 dan telah menjadi jalur utama bagi kendaraan yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini menghubungkan daerah Cikampek melalui Purwakarta dan berakhir di Padalarang, yang kemudian terhubung dengan jalur tol menuju Bandung.

    Baca juga: 5 Tips Aman Berkendara di Jalan Tol saat Musim Hujan

    Sebaliknya, Tol Purbaleunyi merupakan jalur sepanjang sekitar 88 atau 90 kilometer yang melintasi Purwakarta hingga Cileunyi di Bandung Timur. Tol Purbaleunyi bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari Cipularang, memperluas koneksi jalan tol hingga ke bagian timur Bandung. Bagi kendaraan yang ingin menuju Cileunyi atau daerah di sekitar Bandung Timur, Tol Purbaleunyi menjadi pilihan utama, sekaligus memberikan jalur alternatif dari Jakarta menuju wilayah tersebut.

    Meskipun kedua jalur tol ini berada di provinsi yang sama dan melayani rute yang sebagian besar searah, masing-masing memiliki perbedaan signifikan dalam hal jarak tempuh serta daerah yang dilalui. Hal ini membuat Cipularang menjadi pilihan utama bagi sebagian besar pengendara dari Jakarta ke Bandung, sementara Purbaleunyi lebih sering dipilih oleh pengendara yang ingin menghindari titik-titik padat di Cipularang atau yang menuju ke daerah timur Bandung.
    2. Kondisi Jalan dan Topografi
    Tol Cipularang memiliki kondisi jalan yang dikenal cukup menantang karena topografinya yang berbukit-bukit. Tol ini melewati beberapa bukit dan pegunungan, termasuk area Jatiluhur yang berada di ketinggian cukup signifikan. 

    Akibatnya, Cipularang memiliki beberapa tanjakan dan turunan yang curam, terutama di sekitar KM 92, yang sering menjadi titik rawan kecelakaan. Pengemudi disarankan berhati-hati karena jalur ini sering kali licin saat hujan dan dapat berbahaya ketika jarak pandang terbatas pada malam hari.

    Sementara itu, Tol Purbaleunyi memiliki kontur yang lebih landai dan stabil dibandingkan Cipularang. Meski ada beberapa tanjakan, jalur ini tidak memiliki tikungan tajam yang membahayakan, sehingga memberikan kenyamanan lebih bagi pengendara. Pemandangan di sepanjang Purbaleunyi juga lebih terbuka dan datar, memungkinkan kendaraan melaju lebih stabil dan relatif aman tanpa banyak hambatan topografis.

    Perbedaan topografi ini berdampak pada karakteristik masing-masing tol. Cipularang sering kali menarik minat wisatawan yang ingin menikmati pemandangan perbukitan Jawa Barat, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri bagi pengemudi yang kurang terbiasa dengan medan terjal. Purbaleunyi, sebaliknya, menjadi jalur yang lebih aman dan nyaman bagi pengendara yang mengutamakan kestabilan jalan.
    3. Fasilitas dan Infrastruktur
    Tol Cipularang memiliki fasilitas yang cukup lengkap, terutama di area rest area yang lebih besar dan luas. Rest area di sepanjang Cipularang menyediakan berbagai fasilitas mulai dari tempat makan, pom bensin, hingga masjid dan toilet yang nyaman. Beberapa rest area di Cipularang, seperti yang berada di KM 72 dan KM 97, sangat populer dan kerap dipenuhi pengunjung pada hari-hari libur panjang. Jalur ini juga dilengkapi dengan pengawasan lalu lintas yang ketat untuk meningkatkan keamanan pengemudi.

    Di sisi lain, Tol Purbaleunyi memiliki rest area yang lebih sederhana dan umumnya lebih kecil dibandingkan dengan yang ada di Cipularang. Fasilitas yang disediakan mencukupi kebutuhan dasar pengendara seperti pom bensin dan toilet. Namun, kelebihan dari Purbaleunyi adalah lalu lintasnya yang cenderung lebih lancar dan tidak terlalu padat, sehingga pengemudi sering kali bisa melintasinya tanpa banyak hambatan.

    Pengemudi yang melintasi Tol Cipularang sering mengandalkan fasilitas lengkap di rest area untuk beristirahat, terutama saat perjalanan panjang atau kemacetan. Sementara itu, pengendara di Tol Purbaleunyi cenderung menggunakan rest area sebagai tempat perhentian singkat tanpa perlu menghabiskan waktu lama.
    4. Kecepatan dan Kemacetan
    Tol Cipularang sering kali mengalami kemacetan, terutama pada titik-titik rawan seperti di KM 92, serta di area Purwakarta saat arus balik liburan atau musim mudik tiba. Kemacetan terjadi karena tingginya volume kendaraan yang menggunakan jalur ini, ditambah dengan kondisi jalan yang menanjak dan berkelok. Pada hari-hari biasa, arus kendaraan di Cipularang relatif lancar, namun ketika volume kendaraan meningkat, risiko kecelakaan juga meningkat akibat kontur jalan yang cukup ekstrem.

    Tol Purbaleunyi memiliki karakteristik yang sedikit berbeda. Meskipun juga bisa mengalami kemacetan pada waktu-waktu tertentu, terutama saat arus mudik atau libur panjang, kondisi lalu lintasnya relatif lebih lancar dibandingkan Cipularang. Dengan kontur yang lebih stabil, pengemudi di Tol Purbaleunyi cenderung mengalami perjalanan yang lebih nyaman dan cepat karena risiko kecelakaan lebih rendah.

    Karakteristik kemacetan di kedua tol ini menunjukkan bahwa Cipularang lebih padat dan menantang, sementara Purbaleunyi menawarkan pengalaman berkendara yang lebih aman dan stabil meskipun juga bisa macet pada waktu tertentu.
    5. Pemeliharaan dan Keamanan
    Tol Cipularang memerlukan pemeliharaan rutin yang lebih intensif karena kondisi jalannya yang rawan bergelombang dan rawan longsor di beberapa titik. Pihak pengelola secara berkala melakukan perbaikan untuk menjaga keamanan jalan, terutama pada daerah yang sering mengalami penurunan tanah atau kerusakan akibat hujan deras. Cipularang juga dikenal dengan pengawasan ketat dari pihak pengelola dan kepolisian untuk meminimalisir risiko kecelakaan.

    Tol Purbaleunyi juga mendapatkan perhatian pemeliharaan yang baik dari pihak pengelola, namun umumnya lebih terfokus pada peningkatan kapasitas dan pemeliharaan rutin saja. Karena jalurnya lebih stabil dan tidak berada di area pegunungan yang berisiko tinggi, perawatan yang diperlukan tidak sebanyak Cipularang. Hal ini menjadikan Purbaleunyi lebih hemat dalam biaya pemeliharaan dan perbaikan, namun tetap terjaga keamanannya.

    Secara keseluruhan, Cipularang lebih memerlukan pengawasan ketat dan perbaikan berkala akibat kondisi topografi yang ekstrem, sedangkan Purbaleunyi cenderung lebih stabil dan memerlukan perbaikan yang lebih ringan.
    6. Sejarah Pembangunan 
    Pembangunan Cipularang mulai direncanakan pada tahun 1991 dan selesai tahun 2005. Awalnya, proyek ini dinamakan Plan Tol Cigolarang yang akan menghubungkan Jakarta dengan Bandung melalui Jonggol. 

    Namun, rencana ini berubah dan akhirnya tol dibangun melintasi pegunungan timur Jatiluhur. Sedangkan, Purbaleunyi lebih lama ada karena merupakan bagian dari pengembangan tol di Jawa Barat yang menghubungkan wilayah sekitar Bandung.

    7. Keunikan Pemandangan 
    Cipularang menawarkan pemandangan alam berupa bukit dan perbukitan yang indah, yang terlihat jelas sepanjang perjalanan, terutama di Jembatan Cikubang. Di sisi lain, Tol Purbaleunyi tidak memiliki pemandangan yang sekompleks Cipularang, namun tetap menyediakan jalur yang nyaman bagi pengendara.

    Jakarta: Tidak sedikit netizen kebingungan membedakan ruas tol Cipularang dan Purbaleunyi saat menyebarkan informasi terkait kecelakaan beruntun di KM 92 yang terjadi pada Senin 11 November 2024. Di media sosial, beberapa pengguna terlihat keliru menyebutkan lokasi kecelakaan, memicu perdebatan mengenai jalur tol yang sebenarnya.
     
    Peristiwa kecelakaan beruntun tersebut terjadi di ruas tol Cipularang, namun sebagian besar warganet justru menyebutnya sebagai Purbaleunyi. Meskipun kedua jalan tol ini menghubungkan wilayah yang sama, yaitu Bandung dan Jakarta, nama ruasnya sering kali menjadi sumber kebingungan, terutama saat informasi harus disampaikan dengan cepat di tengah insiden besar.
     
    Tol Cipularang dan Tol Purbaleunyi merupakan dua jalur utama yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung. Meskipun kedua tol ini memiliki tujuan yang serupa, yaitu mempercepat perjalanan antara kedua kota, ada banyak perbedaan mendasar antara Tol Cipularang (Cikampek–Purwakarta–Padalarang) dan Tol Purbaleunyi (Purwakarta–Bandung–Cileunyi). 
    Berikut adalah tujuh aspek utama yang membedakan kedua ruas tol tersebut yang dihimpun dari berbagai sumber:

    1. Lokasi dan Rute

    Tol Cipularang adalah jalur tol sepanjang sekitar 58,5 kilometer yang menghubungkan Cikampek di bagian timur Jawa Barat dengan Padalarang di Kabupaten Bandung Barat. Cipularang diresmikan pada tahun 2005 dan telah menjadi jalur utama bagi kendaraan yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini menghubungkan daerah Cikampek melalui Purwakarta dan berakhir di Padalarang, yang kemudian terhubung dengan jalur tol menuju Bandung.
     
    Baca juga: 5 Tips Aman Berkendara di Jalan Tol saat Musim Hujan
     
    Sebaliknya, Tol Purbaleunyi merupakan jalur sepanjang sekitar 88 atau 90 kilometer yang melintasi Purwakarta hingga Cileunyi di Bandung Timur. Tol Purbaleunyi bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari Cipularang, memperluas koneksi jalan tol hingga ke bagian timur Bandung. Bagi kendaraan yang ingin menuju Cileunyi atau daerah di sekitar Bandung Timur, Tol Purbaleunyi menjadi pilihan utama, sekaligus memberikan jalur alternatif dari Jakarta menuju wilayah tersebut.
     
    Meskipun kedua jalur tol ini berada di provinsi yang sama dan melayani rute yang sebagian besar searah, masing-masing memiliki perbedaan signifikan dalam hal jarak tempuh serta daerah yang dilalui. Hal ini membuat Cipularang menjadi pilihan utama bagi sebagian besar pengendara dari Jakarta ke Bandung, sementara Purbaleunyi lebih sering dipilih oleh pengendara yang ingin menghindari titik-titik padat di Cipularang atau yang menuju ke daerah timur Bandung.

    2. Kondisi Jalan dan Topografi

    Tol Cipularang memiliki kondisi jalan yang dikenal cukup menantang karena topografinya yang berbukit-bukit. Tol ini melewati beberapa bukit dan pegunungan, termasuk area Jatiluhur yang berada di ketinggian cukup signifikan. 
     
    Akibatnya, Cipularang memiliki beberapa tanjakan dan turunan yang curam, terutama di sekitar KM 92, yang sering menjadi titik rawan kecelakaan. Pengemudi disarankan berhati-hati karena jalur ini sering kali licin saat hujan dan dapat berbahaya ketika jarak pandang terbatas pada malam hari.
     
    Sementara itu, Tol Purbaleunyi memiliki kontur yang lebih landai dan stabil dibandingkan Cipularang. Meski ada beberapa tanjakan, jalur ini tidak memiliki tikungan tajam yang membahayakan, sehingga memberikan kenyamanan lebih bagi pengendara. Pemandangan di sepanjang Purbaleunyi juga lebih terbuka dan datar, memungkinkan kendaraan melaju lebih stabil dan relatif aman tanpa banyak hambatan topografis.
     
    Perbedaan topografi ini berdampak pada karakteristik masing-masing tol. Cipularang sering kali menarik minat wisatawan yang ingin menikmati pemandangan perbukitan Jawa Barat, tetapi juga memiliki tantangan tersendiri bagi pengemudi yang kurang terbiasa dengan medan terjal. Purbaleunyi, sebaliknya, menjadi jalur yang lebih aman dan nyaman bagi pengendara yang mengutamakan kestabilan jalan.

    3. Fasilitas dan Infrastruktur

    Tol Cipularang memiliki fasilitas yang cukup lengkap, terutama di area rest area yang lebih besar dan luas. Rest area di sepanjang Cipularang menyediakan berbagai fasilitas mulai dari tempat makan, pom bensin, hingga masjid dan toilet yang nyaman. Beberapa rest area di Cipularang, seperti yang berada di KM 72 dan KM 97, sangat populer dan kerap dipenuhi pengunjung pada hari-hari libur panjang. Jalur ini juga dilengkapi dengan pengawasan lalu lintas yang ketat untuk meningkatkan keamanan pengemudi.
     
    Di sisi lain, Tol Purbaleunyi memiliki rest area yang lebih sederhana dan umumnya lebih kecil dibandingkan dengan yang ada di Cipularang. Fasilitas yang disediakan mencukupi kebutuhan dasar pengendara seperti pom bensin dan toilet. Namun, kelebihan dari Purbaleunyi adalah lalu lintasnya yang cenderung lebih lancar dan tidak terlalu padat, sehingga pengemudi sering kali bisa melintasinya tanpa banyak hambatan.
     
    Pengemudi yang melintasi Tol Cipularang sering mengandalkan fasilitas lengkap di rest area untuk beristirahat, terutama saat perjalanan panjang atau kemacetan. Sementara itu, pengendara di Tol Purbaleunyi cenderung menggunakan rest area sebagai tempat perhentian singkat tanpa perlu menghabiskan waktu lama.

    4. Kecepatan dan Kemacetan

    Tol Cipularang sering kali mengalami kemacetan, terutama pada titik-titik rawan seperti di KM 92, serta di area Purwakarta saat arus balik liburan atau musim mudik tiba. Kemacetan terjadi karena tingginya volume kendaraan yang menggunakan jalur ini, ditambah dengan kondisi jalan yang menanjak dan berkelok. Pada hari-hari biasa, arus kendaraan di Cipularang relatif lancar, namun ketika volume kendaraan meningkat, risiko kecelakaan juga meningkat akibat kontur jalan yang cukup ekstrem.
     
    Tol Purbaleunyi memiliki karakteristik yang sedikit berbeda. Meskipun juga bisa mengalami kemacetan pada waktu-waktu tertentu, terutama saat arus mudik atau libur panjang, kondisi lalu lintasnya relatif lebih lancar dibandingkan Cipularang. Dengan kontur yang lebih stabil, pengemudi di Tol Purbaleunyi cenderung mengalami perjalanan yang lebih nyaman dan cepat karena risiko kecelakaan lebih rendah.
     
    Karakteristik kemacetan di kedua tol ini menunjukkan bahwa Cipularang lebih padat dan menantang, sementara Purbaleunyi menawarkan pengalaman berkendara yang lebih aman dan stabil meskipun juga bisa macet pada waktu tertentu.

    5. Pemeliharaan dan Keamanan

    Tol Cipularang memerlukan pemeliharaan rutin yang lebih intensif karena kondisi jalannya yang rawan bergelombang dan rawan longsor di beberapa titik. Pihak pengelola secara berkala melakukan perbaikan untuk menjaga keamanan jalan, terutama pada daerah yang sering mengalami penurunan tanah atau kerusakan akibat hujan deras. Cipularang juga dikenal dengan pengawasan ketat dari pihak pengelola dan kepolisian untuk meminimalisir risiko kecelakaan.
     
    Tol Purbaleunyi juga mendapatkan perhatian pemeliharaan yang baik dari pihak pengelola, namun umumnya lebih terfokus pada peningkatan kapasitas dan pemeliharaan rutin saja. Karena jalurnya lebih stabil dan tidak berada di area pegunungan yang berisiko tinggi, perawatan yang diperlukan tidak sebanyak Cipularang. Hal ini menjadikan Purbaleunyi lebih hemat dalam biaya pemeliharaan dan perbaikan, namun tetap terjaga keamanannya.
     
    Secara keseluruhan, Cipularang lebih memerlukan pengawasan ketat dan perbaikan berkala akibat kondisi topografi yang ekstrem, sedangkan Purbaleunyi cenderung lebih stabil dan memerlukan perbaikan yang lebih ringan.

    6. Sejarah Pembangunan 

    Pembangunan Cipularang mulai direncanakan pada tahun 1991 dan selesai tahun 2005. Awalnya, proyek ini dinamakan Plan Tol Cigolarang yang akan menghubungkan Jakarta dengan Bandung melalui Jonggol. 
     
    Namun, rencana ini berubah dan akhirnya tol dibangun melintasi pegunungan timur Jatiluhur. Sedangkan, Purbaleunyi lebih lama ada karena merupakan bagian dari pengembangan tol di Jawa Barat yang menghubungkan wilayah sekitar Bandung.

    7. Keunikan Pemandangan 

    Cipularang menawarkan pemandangan alam berupa bukit dan perbukitan yang indah, yang terlihat jelas sepanjang perjalanan, terutama di Jembatan Cikubang. Di sisi lain, Tol Purbaleunyi tidak memiliki pemandangan yang sekompleks Cipularang, namun tetap menyediakan jalur yang nyaman bagi pengendara.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Wajib Waspada! Ini 5 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan di Indonesia

    Wajib Waspada! Ini 5 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan di Indonesia

    Jakarta: Banyaknya berita kecelakaan yang terjadi di jalan tol di Indonesia membuat masyarakat harus mengetahui ruas-ruas tol mana saja yang sering mengalami insiden tersebut dan harus lebih berhati-hati ketika melintasinya.

    Banyak dari masyarakat bahkan memberikan nama-nama khusus pada jalan tol yang terkenal rawan kecelakaan, sebagai bentuk pengingat dan ciri khas dari jalan tol tersebut.
    Dalam artikel kali ini, Medcom.id akan membahas tentang faktor-faktor penyebab kecelakaan dan juga ruas-ruas jalan tol berbahaya yang ada di Indonesia agar keselamatan berkendara dapat terjaga dengan baik.

    Mengapa Kecelakaan Terjadi?

    Tingginya angka kecelakaan di jalan tol ini tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen. Faktor utama yang sering menjadi penyebab kecelakaan adalah kondisi pengemudi, seperti kelelahan, kurang fokus, dan bahkan pengaruh obat-obatan.

    Kelelahan akibat perjalanan jauh dapat menyebabkan pengemudi mengalami microsleep, sebuah kondisi di mana pengemudi tertidur sejenak tanpa disadari, yang sangat berbahaya saat berkendara dengan kecepatan tinggi.

    Selain itu, kondisi kendaraan juga berperan penting dalam keselamatan berkendara. Masalah seperti pecah ban atau rem yang tidak berfungsi dapat memicu kecelakaan fatal. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin terhadap kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh sangatlah penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Selain itu, faktor lingkungan jalan juga tidak kalah pentingnya. Beberapa ruas jalan tol mungkin memiliki kondisi jalan yang kurang baik, seperti berlubang atau tidak terawat, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

    Cuaca buruk, seperti hujan atau kabut, juga dapat mengganggu visibilitas dan kontrol kendaraan, sehingga pengemudi harus lebih berhati-hati.

    Daftar Jalan Tol yang Paling Berbahaya di Indonesia

    1. Tol Cipularang

    Tol ini menghubungkan Jakarta dan Bandung, dan terkenal dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi, termasuk kecelakaan tragis yang melibatkan selebriti. Cerita mistis di sekitar tol ini mencakup penampakan sosok wanita berbaju putih dan kejadian aneh yang dialami para pekerja saat pembangunan. Kecelakaan di Tol Cipularang sering terjadi di kilometer 90-97, dengan satu insiden pada 2011 yang merenggut nyawa istri penyanyi Saipul Jamil

    2. Tol Jagorawi

    Ilustrasi: Dok MTVN

    Tol Jagorawi, atau Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi, adalah jalan tol pertama yang dibangun di Indonesia. Pembangunannya dimulai pada tahun 1971 dan diresmikan pada 9 Maret 1978 oleh Presiden Soeharto. Jalan tol ini memiliki panjang sekitar 59 kilometer dan menghubungkan Jakarta, Bogor dan Ciawi, melintasi wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Sebagai jalan tol pertama di Indonesia, Jagorawi juga dianggap angker dan banyak pengemudi melaporkan melihat mobil tanpa pengemudi dan mengalami kecelakaan di area tertentu. 

    3. Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)

    ANTARA FOTO/Dedhez Anggara. (Ahmad Rofahan)

    Tol Cipali, atau Jalan Tol Cikopo-Palimanan, adalah jalur tol yang membentang sepanjang 116 kilometer, menghubungkan Cikopo di Purwakarta dengan Palimanan di Cirebon, Jawa Barat. Tol ini merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa, yang menghubungkan Merak di Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur.

    Diresmikan pada 13 Juni 2015, Tol Cipali dirancang untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan, mengurangi sekitar 1,5 hingga 2 jam dibandingkan jalur Pantura

    Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dikenal sebagai salah satu jalur paling mematikan di Indonesia bahkan di dunia. Dengan tingkat fatalitas yang tinggi, setiap kilometer seolah menyimpan risiko. Pengemudi diingatkan untuk ekstra hati-hati saat melintasi ruas tol ini.

    4. Tol Batang-Semarang

    Jalan Tol Batang-Semarang merupakan salah satu ruas tol penting yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Namun, ruas tol ini juga dikenal memiliki beberapa titik rawan kecelakaan yang perlu mendapat perhatian khusus dari pengguna jalan.

    Berdasarkan catatan Indonesia Toll Road Watch (ITRW), ada dua titik di Tol Batang-Semarang yang dinilai sangat rawan, yaitu Km 355 dan Km 358. Titik-titik ini dianggap berbahaya karena desain jalan yang kurang aman dan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi, selain itu di ruas jalan tol tersebut juga minim penerangan jalan.

    5. Tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto

    Gerbang tol Solo-Ngawi, Medcom.id – Pythag

    Tol Solo-Ngawi adalah jalan tol yang menghubungkan Kota Surakarta di Jawa Tengah dengan Ngawi di Jawa Timur, dengan panjang sekitar 90,43 kilometer. Tol ini merupakan bagian dari jaringan Tol Trans-Jawa dan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas serta efisiensi transportasi di wilayah tersebut. 

    Jalan tol ini resmi beroperasi penuh pada 16 Juli 2018 dan dilengkapi dengan delapan gerbang tol, termasuk GT Colomadu, GT Bandara Adi Soemarmo, dan GT Ngemplak

    Ruas tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto juga termasuk dalam daftar jalur berbahaya. Kedua ruas ini sering mencatatkan insiden kecelakaan yang melibatkan banyak kendaraan, sehingga pengemudi diminta untuk tetap waspada. (Angel Rinella)

    Jakarta: Banyaknya berita kecelakaan yang terjadi di jalan tol di Indonesia membuat masyarakat harus mengetahui ruas-ruas tol mana saja yang sering mengalami insiden tersebut dan harus lebih berhati-hati ketika melintasinya.
     
    Banyak dari masyarakat bahkan memberikan nama-nama khusus pada jalan tol yang terkenal rawan kecelakaan, sebagai bentuk pengingat dan ciri khas dari jalan tol tersebut.

    Dalam artikel kali ini, Medcom.id akan membahas tentang faktor-faktor penyebab kecelakaan dan juga ruas-ruas jalan tol berbahaya yang ada di Indonesia agar keselamatan berkendara dapat terjaga dengan baik.

    Mengapa Kecelakaan Terjadi?

    Tingginya angka kecelakaan di jalan tol ini tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen. Faktor utama yang sering menjadi penyebab kecelakaan adalah kondisi pengemudi, seperti kelelahan, kurang fokus, dan bahkan pengaruh obat-obatan.
     
    Kelelahan akibat perjalanan jauh dapat menyebabkan pengemudi mengalami microsleep, sebuah kondisi di mana pengemudi tertidur sejenak tanpa disadari, yang sangat berbahaya saat berkendara dengan kecepatan tinggi.
    Selain itu, kondisi kendaraan juga berperan penting dalam keselamatan berkendara. Masalah seperti pecah ban atau rem yang tidak berfungsi dapat memicu kecelakaan fatal. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin terhadap kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh sangatlah penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Selain itu, faktor lingkungan jalan juga tidak kalah pentingnya. Beberapa ruas jalan tol mungkin memiliki kondisi jalan yang kurang baik, seperti berlubang atau tidak terawat, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
     
    Cuaca buruk, seperti hujan atau kabut, juga dapat mengganggu visibilitas dan kontrol kendaraan, sehingga pengemudi harus lebih berhati-hati.

    Daftar Jalan Tol yang Paling Berbahaya di Indonesia

    1. Tol Cipularang

    Tol ini menghubungkan Jakarta dan Bandung, dan terkenal dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi, termasuk kecelakaan tragis yang melibatkan selebriti. Cerita mistis di sekitar tol ini mencakup penampakan sosok wanita berbaju putih dan kejadian aneh yang dialami para pekerja saat pembangunan. Kecelakaan di Tol Cipularang sering terjadi di kilometer 90-97, dengan satu insiden pada 2011 yang merenggut nyawa istri penyanyi Saipul Jamil

    2. Tol Jagorawi

    Ilustrasi: Dok MTVN
     
    Tol Jagorawi, atau Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi, adalah jalan tol pertama yang dibangun di Indonesia. Pembangunannya dimulai pada tahun 1971 dan diresmikan pada 9 Maret 1978 oleh Presiden Soeharto. Jalan tol ini memiliki panjang sekitar 59 kilometer dan menghubungkan Jakarta, Bogor dan Ciawi, melintasi wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Sebagai jalan tol pertama di Indonesia, Jagorawi juga dianggap angker dan banyak pengemudi melaporkan melihat mobil tanpa pengemudi dan mengalami kecelakaan di area tertentu. 

    3. Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)

    ANTARA FOTO/Dedhez Anggara. (Ahmad Rofahan)

    Tol Cipali, atau Jalan Tol Cikopo-Palimanan, adalah jalur tol yang membentang sepanjang 116 kilometer, menghubungkan Cikopo di Purwakarta dengan Palimanan di Cirebon, Jawa Barat. Tol ini merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa, yang menghubungkan Merak di Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur.
     
    Diresmikan pada 13 Juni 2015, Tol Cipali dirancang untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan, mengurangi sekitar 1,5 hingga 2 jam dibandingkan jalur Pantura

    Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dikenal sebagai salah satu jalur paling mematikan di Indonesia bahkan di dunia. Dengan tingkat fatalitas yang tinggi, setiap kilometer seolah menyimpan risiko. Pengemudi diingatkan untuk ekstra hati-hati saat melintasi ruas tol ini.

    4. Tol Batang-Semarang

    Jalan Tol Batang-Semarang merupakan salah satu ruas tol penting yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Namun, ruas tol ini juga dikenal memiliki beberapa titik rawan kecelakaan yang perlu mendapat perhatian khusus dari pengguna jalan.

    Berdasarkan catatan Indonesia Toll Road Watch (ITRW), ada dua titik di Tol Batang-Semarang yang dinilai sangat rawan, yaitu Km 355 dan Km 358. Titik-titik ini dianggap berbahaya karena desain jalan yang kurang aman dan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi, selain itu di ruas jalan tol tersebut juga minim penerangan jalan.

    5. Tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto

    Gerbang tol Solo-Ngawi, Medcom.id – Pythag

    Tol Solo-Ngawi adalah jalan tol yang menghubungkan Kota Surakarta di Jawa Tengah dengan Ngawi di Jawa Timur, dengan panjang sekitar 90,43 kilometer. Tol ini merupakan bagian dari jaringan Tol Trans-Jawa dan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas serta efisiensi transportasi di wilayah tersebut. 

    Jalan tol ini resmi beroperasi penuh pada 16 Juli 2018 dan dilengkapi dengan delapan gerbang tol, termasuk GT Colomadu, GT Bandara Adi Soemarmo, dan GT Ngemplak

    Ruas tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto juga termasuk dalam daftar jalur berbahaya. Kedua ruas ini sering mencatatkan insiden kecelakaan yang melibatkan banyak kendaraan, sehingga pengemudi diminta untuk tetap waspada. (Angel Rinella)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Jasa Raharja Pastikan Penanganan Korban Kecelakaan Tol Purbaleunyi

    Jasa Raharja Pastikan Penanganan Korban Kecelakaan Tol Purbaleunyi

    Jakarta: Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono memastikan penanganan korban kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang, Jawa Barat. Mereka dijamin mendapatkan penanganan yang baik di Rumah Sakit Abdul Radjak, Purwakarta.

    Rivan mengatakan dirinya langsung meninjau rumah sakit untuk memberikan perhatian penuh kepada para korban. “Kami ingin memastikan bahwa korban yang dirawat mendapatkan pelayanan terbaik. Dan alhamdulillah saat ini seluruh korban tengah dalam penanganan terbaik oleh rumah sakit,” ujar Rivan, melalui keterangannya, Selasa, 12 November 2024.
     

    Rivan menjelaskan sebagaimana ketentuan yang ada, korban luka akan mendapat jaminan biaya perawatan maksimal Rp20 juta yang dibayarkan kepada rumah sakit tempat korban dirawat. Sementara korban meninggal dunia mendapat santunan sebesar Rp50 juta yang diserahkan kepada ahli waris sah. Santunan tersebut merupakan bentuk perlindungan dasar sebagai salah satu wujud kehadiran negara terhadap masyarakat melalui peran Jasa Raharja.

    Rivan mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan pihak Kepolisian setempat dan rumah sakit untuk melakukan pendataan korban guna percepatan penyerahan santunan. “Kami menyampaikan prihatin dan duka cita mendalam atas kecelakaan yang terjadi kemarin petang. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan seluruh korban yang sedang mendapat perawatan segera disembuhkan seperti sedia kala,” ungkap Rivan.

    Lebih lanjut, Rivan menyampaikan bahwa beberapa korban yang mengalami luka ringan dalam beberapa hari ke depan kemungkinan sudah bisa pulang. Namun, sebagian besar korban juga mengalami trauma, sehingga seluruh korban, khususnya terhadap 6 anak yang mengalami trauma, harus mendapatkan trauma healing. 

    “Kami sudah konfirmasi pada pihak rumah sakit terkait kondisi kesehatan maupun penanganannya. Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran buat kita semuabagaimana pentingnya pengemudi yang berkeselamatan,” pungkasnya.

    Diketahui, kecelakaan di Tol Cipularang KM 92,2 arah Jakarta ini terjadi sekitar pukul 15.15 WIB dengan melibatkan satu truk dan 17 kendaraan roda empat. Akibat musibah ini, 1 orang meninggal dunia dan 28 orang luka yang 6 di antaranya juga merupakan 
    anak-anak.

    Jakarta: Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono memastikan penanganan korban kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang, Jawa Barat. Mereka dijamin mendapatkan penanganan yang baik di Rumah Sakit Abdul Radjak, Purwakarta.
     
    Rivan mengatakan dirinya langsung meninjau rumah sakit untuk memberikan perhatian penuh kepada para korban. “Kami ingin memastikan bahwa korban yang dirawat mendapatkan pelayanan terbaik. Dan alhamdulillah saat ini seluruh korban tengah dalam penanganan terbaik oleh rumah sakit,” ujar Rivan, melalui keterangannya, Selasa, 12 November 2024.
     

    Rivan menjelaskan sebagaimana ketentuan yang ada, korban luka akan mendapat jaminan biaya perawatan maksimal Rp20 juta yang dibayarkan kepada rumah sakit tempat korban dirawat. Sementara korban meninggal dunia mendapat santunan sebesar Rp50 juta yang diserahkan kepada ahli waris sah. Santunan tersebut merupakan bentuk perlindungan dasar sebagai salah satu wujud kehadiran negara terhadap masyarakat melalui peran Jasa Raharja.
     
    Rivan mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan pihak Kepolisian setempat dan rumah sakit untuk melakukan pendataan korban guna percepatan penyerahan santunan. “Kami menyampaikan prihatin dan duka cita mendalam atas kecelakaan yang terjadi kemarin petang. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan seluruh korban yang sedang mendapat perawatan segera disembuhkan seperti sedia kala,” ungkap Rivan.
    Lebih lanjut, Rivan menyampaikan bahwa beberapa korban yang mengalami luka ringan dalam beberapa hari ke depan kemungkinan sudah bisa pulang. Namun, sebagian besar korban juga mengalami trauma, sehingga seluruh korban, khususnya terhadap 6 anak yang mengalami trauma, harus mendapatkan trauma healing. 
     
    “Kami sudah konfirmasi pada pihak rumah sakit terkait kondisi kesehatan maupun penanganannya. Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran buat kita semuabagaimana pentingnya pengemudi yang berkeselamatan,” pungkasnya.
     
    Diketahui, kecelakaan di Tol Cipularang KM 92,2 arah Jakarta ini terjadi sekitar pukul 15.15 WIB dengan melibatkan satu truk dan 17 kendaraan roda empat. Akibat musibah ini, 1 orang meninggal dunia dan 28 orang luka yang 6 di antaranya juga merupakan 
    anak-anak.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ADN)