kab/kota: Purwakarta

  • Makna Filosofi Dedi Mulyadi Naik Mobil Selalu Duduk di Depan Ogah di Tengah, Ada yang Bikin Tertawa

    Makna Filosofi Dedi Mulyadi Naik Mobil Selalu Duduk di Depan Ogah di Tengah, Ada yang Bikin Tertawa

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi selalu duduk di kursi depan saat menaiki mobil.

    Dedi Mulyadi kerap memperlihatkan duduk di samping sopir saat berada di dalam mobil. 

    Ternyata ada makna filosofi di balik alasan Dedi Mulyadi duduk di kursi depan.

    “Karena saya pemimpin, kalau pemimpin harus di depan,” kata Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari akun instagram @alnatha, Sabtu (3/5/2025).

    Dedi sempat membuat tertawa para hadirin saat mengungkapkan alasan pertama.

    Ia mengungkit dirinya yang berstatus duda.

    “Apa sebabnya, karena mata saya tidak bisa diam, yang pertama karena duda,” kata Dedi disambut tawa.

    “Kalau di tengah yang cantik keduluan terlihat sama sopir,” sambungnya.

    Dedi lalu mengungkapkan alasan kedua. Politikus Gerindra itu menyebutkan dirinya selalu melihat ke berbagai arah saat berada di kursi bagian depan.

    “Lihat ke kiri ada apa, ke kanan ada apa, di depan ada apa, ngelirik ke sopir siapa tahu ngantuk, kalau saya begitu,” imbuhnya.

    Dedi akan meminta sopir untuk menghentikan kendaraannya bila terlihat mengantuk.

    Hal itu, kata Dedi, tidak bisa dilakukannya bila dirinya duduk di kursi tengah.

    “Kalau di tengah saya tidur, sopir tak terkendali, ajudan tak terkendali, saya tidak bisa memeriksa semua keadaan, pemimpin,” imbuhnya.

    Tinjau Pendidikan Karakter

    Sementara itu, Sabtu (3/5/2025), kegiatan Dedi Mulyadi pada hari ini yakni meninjau langsung kegiatan pendidikan karakter 39 pelajar SMP yang saat ini menjalani pembinaan di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta.

    Dengan penuh semangat, Dedi berjalan menyusuri barisan anak-anak yang tengah berlatih baris-berbaris. Suara lantang penuh keceriaan menggema di halaman markas.

    “Saya lihat mereka gembira, makan pun saya cek. Gizi harus cukup. Ini soal masa depan,” ucap Dedi Mulyadi.

    Pendidikan berkarakter yang berlangsung di barak militer kerap dianggap negatif oleh sejumlah orang. Dedi Mulyadi pun menanggapi munculnya kontroversi seputar program tersebut dengan santai. 

    “Saya dari dulu sudah terbiasa dengan tuduhan, nyinyiran, kebencian. Tapi kalau niat kita demi bangsa, jangan pernah menyerah,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyinggung banyaknya orang tua yang kewalahan menghadapi kenakalan anak. 

    “Kalau sudah engga sanggup, ya harus ada yang menangani. Kami siapkan itu dan bekerja sama dengan TNI. Jangan salah, TNI ini sudah lama melahirkan generasi hebat,” ujarnya.

    Ia mengatakan, program pendidikan ini bukan soal militerisasi. Namun, kata dia, ini tentang membangun karakter, seperti bangun pagi, mandi, shalat Subuh, sarapan, olahraga, dan belajar disiplin hidup. 

    Bahkan, lanjut Dedi Mulyadi, cara makan pun diajarkan dengan detail. 

    “Cara pegang sendok, cara duduk, tidak makan sambil ngobrol, itu semua diajarkan oleh tentara. Ini bukan sekadar makan, ini pendidikan etika,” ucap Dedi.

    “Kalau mereka besar nanti, duduk di meja makan, engga ada yang bilang ‘itu anak bekas nakal.’ Yang ada, orang akan bilang, ‘itu anak berkarakter,” tambahnya.

    Langkah Dedi Mulyadi ini mendapat dukungan luas dari para bupati dan wali kota di Jawa Barat. Menurutnya, pendidikan karakter berbasis disiplin TNI diyakini dapat menjadi solusi atas krisis moral dan kenakalan remaja yang tak tertangani lewat jalur hukum formal.

    “Ini bukan hanya soal anak-anak hari ini. Ini tentang arah bangsa ke depan,” ucapnya. (TribunJakarta.com/TribunJabar)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Bupati Purwakarta Bantah Isu Siswa Kabur dari Barak Militer: Enggak Ada – Halaman all

    Bupati Purwakarta Bantah Isu Siswa Kabur dari Barak Militer: Enggak Ada – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, membantah kabar yang menyebutkan bahwa salah satu peserta program pendidikan karakter di barak militer Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kabur.

    Isu tersebut dinilai sebagai informasi yang tidak benar dan dibesar-besarkan.

    “Ada-ada aja, ada isu dibilang ada siswa yang kabur dari barak militer.” 

    “Enggak ada. Gelombang pertama itu memang cuma 39 orang,” ujar Bupati yang akrab disapa Om Zein di hadapan awak media pada Sabtu, 3 Mei 2025.

    Bupati menjelaskan bahwa dari total 40 remaja yang didaftarkan oleh orang tua mereka, hanya 39 yang hadir.

    Satu peserta berinisial MR yang sempat disebut-sebut kabur, ternyata tidak pernah hadir sejak hari pertama.

    “Om Zein sudah tanya langsung ke orang tua dan anaknya sendiri. Mereka bilang memang engga jadi ikut. Anak tersebut justru sudah sadar duluan.” 

    “Katanya dia janji enggak bakal bolos sekolah lagi, bakal nurut, jadi anak baik-baik. Ya itu kan bagus, sebelum ikut pembinaan udah insaf,” ucapnya.

    Om Zein menambahkan bahwa meskipun anak tersebut tidak ikut, sang ibu masih berharap anaknya dapat bergabung dalam program.

    “Ibunya pengen banget anaknya ikut. Malah ngiri sama anak-anak lain yang ikut. Tapi ya kita enggak bisa maksa,” tuturnya.

    Bupati Purwakarta menegaskan kembali bahwa tidak ada satu pun peserta yang melarikan diri.

    “Dari awal 39, dan sampai sekarang tetap 39. Jadi saya tegaskan lagi, tidak ada yang kabur,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bupati Purwakarta Bantah Isu Peserta Kabur dari Barak Militer: ‘Tidak Ada yang Melarikan Diri!

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tinjau Siswa di Barak Militer, KDM: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang Jam 8 Malam Sudah Terlelap – Halaman all

    Tinjau Siswa di Barak Militer, KDM: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang Jam 8 Malam Sudah Terlelap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjelaskan kebijakan mengirim siswa nakal ke barak militer sebagai bagian dari program pendidikan karakter.

    Ia menilai program ini berhasil membentuk generasi muda yang lebih disiplin dan semangat.

    Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, menyampaikan pandangannya saat meninjau kegiatan di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Purwakarta, pada Sabtu, 3 Mei 2025.

    Ia mengungkapkan, siswa yang sebelumnya sulit diatur kini menunjukkan perubahan signifikan.

    “Dulu mereka sulit tidur, sekarang jam 8 malam sudah terlelap. Dulu susah bangun, sekarang jam 4 pagi sudah bangkit,” ungkapnya dengan antusias.

    KDM menekankan bahwa program ini bukan hanya pendidikan keras, melainkan juga terapi kejut bagi siswa.

     “Coba lihat tempat nongkrong sekarang bersih. Anak-anak yang biasanya bolos enggak kelihatan,” tambahnya.

    Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa efek siswa ditempatkan di barak militer sangat nyata.

    “Kalau disuruh guru mereka diledek, tapi begitu ketemu jajaran TNI langsung nurut. Ada efek kejut di sana,” jelasnya.

    Program ini direncanakan akan diperluas ke Bandung, Bekasi, dan Sumedang, serta seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

    Dedi juga mengungkapkan bahwa Subang telah menjalin kerja sama dengan Lanud Kalijati untuk pelatihan yang tidak hanya ditujukan bagi siswa SMP dan SMA.

    KDM menambahkan, jika program ini berhasil, ia akan menyiapkan konsep serupa untuk orang dewasa yang terlibat dalam kenakalan, seperti nongkrong, mabuk, dan tawuran.

    “Sebulan ke depan, kalau ini berhasil, saya akan siapkan konsep untuk orang dewasa, yang suka nongkrong, mabuk, tawuran. Saya akan tangani juga,” ujarnya.

    Selain itu, Dedi Mulyadi berharap program ini dapat mempersiapkan generasi muda untuk dunia kerja.

    “Saya ingin anak-anak yang baik ini bisa terhubung dengan industri. Kita siapkan pelatihan berpola militer sebelum masuk ke dunia kerja,” tuturnya.

    Dedi Mulyadi menaruh harapan besar pada program pendidikan karakter ini, berharap anak-anak akan menjadi disiplin, terarah, dan memiliki visi untuk masa depan.

    “Ini bukan soal keras, ini soal masa depan,” tegasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Tengok Siswa di Barak Militer Purwakarta, Sebut Jadi Efek Kejut Siswa Lain.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Isu Pelajar Kabur dari Pendidikan di Barak Militer, Ini Penjelasan Lengkap Bupati Purwakarta – Halaman all

    Isu Pelajar Kabur dari Pendidikan di Barak Militer, Ini Penjelasan Lengkap Bupati Purwakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA –  Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein menanggapi terkait isu yang beredar bahwa satu pelajar yang mengikuti pendidikan berkarakter di barak militer melarikan diri.

    Diketahui, 39 ‘pelajar nakal’ dibina di barak militer Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    “Ada-ada aja, ada isu dibilang ada siswa yang kabur dari barak militer. Engga ada, gelombang pertama itu memang cuma 39 orang,” ujar pria yang akrab disapa Om Zein itu, Sabtu (3/5/2025).

    Om Zein kemudian menjelaskan duduk perkara sebenarnya.

    Dari total 40 remaja yang didaftarkan oleh orangtua mereka, hanya 39 yang benar-benar hadir. 

    Satu peserta berinisial MR, yang sempat disebut-sebut sebagai peserta yang ‘kabur’, ternyata tidak pernah hadir sejak hari pertama.

    “Om Zein sudah tanya langsung ke orangtua dan anaknya sendiri. Mereka bilang memang engga jadi ikut. Anak tersebut justru sudah sadar duluan. Katanya dia janji engga bakal bolos sekolah lagi, bakal nurut, jadi anak baik-baik. Ya itu kan bagus, sebelum ikut pembinaan udah insaf,” kata Om Zein.

    Ironisnya, sang ibu justru masih berharap agar anaknya bisa bergabung dalam program tersebut. 

    “Ibunya pengen banget anaknya ikut. Malah ngiri sama anak-anak lain yang ikut. Tapi ya kita engga bisa maksa,” tambahnya.

    Om Zein kembali menekankan bahwa tidak ada satu pun peserta yang melarikan diri.

    “Dari awal 39, dan sampai sekarang tetap 39. Jadi saya tegaskan lagi, tidak ada yang kabur,” ujarnya.

    Pindah kelas

    Saepul Bahri Binzein, menyampaikan, program ini merupakan respons cepat terhadap fenomena kenakalan remaja yang kian mengkhawatirkan. 

    “Kami tidak menunggu payung hukum ketika ada anak-anak yang terancam masa depannya. Orang tua telah menitipkan mereka kepada kami, dan kami percaya TNI dan Polri mampu membina mereka,” ujar Binzein kepada wartawan, Kamis (1/5/2025).

    Dia mengatakan, program ini tidak memutus jalur pendidikan siswa. Mereka hanya pindah lokasi pembelajaran.

    “Kelasnya hanya pindah ke sini di Armed 1 Kostrad, mereka tetap sekolah,” kata Om Zein.

    Ditinjau Dedi Mulyadi

    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi kritik terkait pengiriman 39 pelajar SMP ke barak militer guna mengikut pendidikan berkarakter.

    “Saya lihat mereka gembira, makan pun saya cek. Gizi harus cukup. Ini soal masa depan,” kata Dedi Mulyadi saat meninjau pembinaan, Sabtu (3/5/2025).

    Pendidikan berkarakter yang berlangsung di barak militer kerap dianggap negatif oleh sejumlah orang. KDM pun menanggapi munculnya kontroversi seputar program tersebut dengan santai.

     “Saya dari dulu sudah terbiasa dengan tuduhan, nyinyiran, kebencian. Tapi kalau niat kita demi bangsa, jangan pernah menyerah,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyinggung banyaknya orangtua yang kewalahan menghadapi kenakalan anak. 

    “Kalau sudah enggak sanggup, ya harus ada yang menangani. Kami siapkan itu dan bekerja sama dengan TNI. Jangan salah, TNI ini sudah lama melahirkan generasi hebat,” ujarnya.

    Ia mengatakan, program pendidikan ini bukan soal militerisasi. Namun, kata dia, ini tentang membangun karakter, seperti bangun pagi, mandi, shalat Subuh, sarapan, olahraga, dan belajar disiplin hidup. 

    Bahkan, lanjut KDM, cara makan pun diajarkan dengan detail. 

    “Cara pegang sendok, cara duduk, tidak makan sambil ngobrol, itu semua diajarkan oleh tentara. Ini bukan sekadar makan, ini pendidikan etika,” ucap Dedi.

    Penulis: Deanza Falevi

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bupati Purwakarta Bantah Isu Peserta Kabur dari Barak Militer: ‘Tidak Ada yang Melarikan Diri!

  • Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Soal Barak Militer, Sukarela Ingin Dibina Usai Terlambat Sekolah – Halaman all

    Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Soal Barak Militer, Sukarela Ingin Dibina Usai Terlambat Sekolah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi benar-benar menerapkan kebijakannya mengirim siswa nakal ke barak militer. 

    Bagaimana suasana barak militer untuk pembinaan siswa-siswa nakal yang digagas Gubernur yang biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) ini?

     

    Simak liputan Tribunnews.com Network. 

     
    Dibina Ala Militer, Siswa Bangun Subuh Dididik Fisik dan Mental

    Sudah tiga hari, suasana barak militer Resimen Armed 1 Sthira Yudha Purwakarta Jawa Barat tampak berbeda. 

    Bukan derap pasukan yang terdengar, tapi lantunan doa dan semangat pelajar yang tengah menjalani hari ketiga pembinaan pendidikan karakter, Sabtu (3/5/2025).

    Sebanyak 39 pelajar SMP ditempa mental, spiritual, dan fisik melalui berbagai materi pembinaan. 

    Dimulai sejak fajar menyingsing, mereka melaksanakan salat Subuh berjamaah, lalu berlanjut dengan materi kerohanian yang menyentuh sisi batin. 

    Setelahnya, fisik mereka diuji dengan olahraga pagi, sebelum menerima pelajaran tentang wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.

    Tak hanya itu, dilihat Tribunjabar.id (Tribunnews.com Network) sejak pukul 10.00 WIB, para pelajar juga mendapatkan pelajaran penting soal budi pekerti dan etika, yang disampaikan langsung oleh anggota TNI. 

    Suasana kelas terasa khidmat, para siswa duduk rapi, menyimak dengan penuh perhatian.

    Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, atau yang akrab disapa Om Zein, menegaskan pentingnya peran TNI dan Polri dalam membantu menangani permasalahan remaja di lingkungan masyarakat. 

    Melalui peran aktif Babinsa dan Bhabinkamtibmas, ia yakin pembinaan seperti ini dapat memberi perubahan nyata bagi generasi muda.

    “Alhamdulillah, tidak ada pelajar yang kabur. Awalnya memang ada 40 pelajar yang direkomendasikan, namun satu di antaranya memutuskan mundur karena sudah berjanji akan berubah dan berperilaku baik,” unjar Om Zein kepada wartawan di lokasi, Sabtu (3/5/2025).

    Ia mengatakan, pada hari ketiga ini, sudah ada sejumlah perubahan positif bagi para anak. Mulai sudah terbiasa dengan bangun pagi hingga fokus untuk belajar.

    “Di hari ketiga ini memang anak-anak sudah menunjukan berbagai hal positif yah, mereka sudah biasa bangun pagi, kemudian ikut salat berjalaah. Terus bisa dilihat mereka juga ikut baris-beberasi dengan rapih juga,” ujarnya.

    Ia menyebutkan, pembinaan ini dirancang bukan sebagai hukuman, tapi sebagai bekal hidup. 

    Para pelajar akan terus menerima berbagai materi dari sejumlah unsur, semua bertujuan membentuk karakter kuat, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.

    Pengakuan Siswi di Hadapan KDM Ingin Ikut Dibina di Barak Militer

    Kebijakan Dedi Mulyadi yakni memasukkan siswa nakal ke barak militer rupanya mempengaruhi remaja putri di Jawa Barat.

    Tak cuma siswa, kini siswi juga ingin ikut pendidikan militer di barak.

    Hal itu sontak membuat sang Gubernur Jawa Barat tercengang.

    Dalam kunjungannya , KDM tampak mewawancarai seorang remaja putri SMA.

    Remaja tersebut dikumpulkan karena melanggar aturan sekolah.

    “Kamu masalahnya apa?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Terlambat (sekolah),” kata sang remaja putri.

    “Suka bangun siang?” tanya Dedi lagi.

    “Iya (suka tidur malam),” jawab sang remaja.

    “Problemnya susah tidur,” imbuh Dedi.

    Atas kesalahannya, remaja putri itu mengurai keinginannya untuk ikut pendidikan militer yang digagas Dedi Mulyadi.

    Mendengar hal itu, Dedi pun spontan tepuk tangan.

    “Emang mau ikut pelatihan disiplin tentara?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Mau,” jawab sang remaja.

    “Orangtuanya nyerahin, kenapa nyerahin?” tanya Dedi lagi.

    “Aku,” kata remaja itu.

    “Oh atas kesadaran? tepuk tangan,” pungkas Dedi Mulyadi.

    Atas keberanian para siswi untuk ikut pendidikan militer, Dedi Mulyad mengurai apresiasi.

    “Salut !!! Dibina di barak tentara karena keinginan sendiri,” tulis Dedi Mulyadi dalam unggahannya.

    Viral Warga Terkesima Lihat Siswa Nakal Ikuti Pendidikan Militer 

    Detik-detik warga Jawa Barat melongo menyaksikan momen saat siswa nakal dididik ala militer terekam dalam video viral di media sosial.

    Dalam video tersebut warga dibuat tercengang dengan sikap puluhan siswa yang dicap nakal itu.

    Tak terlihat garang atau nakal, puluhan siswa itu justru tertib dan disiplin mengikuti arahan prajurit TNI.

    Mereka bahkan berbaris rapi dan bersemangat saat menjalani pendidikan militer.

    Sambil bernyanyi keras, para siswa yang mengenakan baju latihan bela diri pun berlarian dengan teratur.

    BARAK MILITER SISWA- Pelajar fokus menyimak materi budi pekerti dan etika yang disampaikan oleh anggota TNI dalam program pembinaan karakter di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Sabtu (3/5/2025).

    Menuju ke lapangan, mereka terus fokus mengikuti arahan pemimpin dari prajurit TNI.

    Melihat anak-anak itu tampak disiplin padahal baru dua hari dilatih militer, netizen ikut senang.

    Khalayak mengapresiasi program dari Dedi Mulyadi tersebut.

    “Setuju sama KDM, untuk merubah pola pikir anak2 ini biar lebih terarah,”

    “Lumayan dapat ilmu militer buat bekal daftar TNI polri,”

    “Menuju Indonesia emas di mulai dari provinsi Jabar,”

     

    dan TribunnewsBogor.com dengan judul VIRAL Warga Melongo Lihat Siswa Nakal Dididik Militer, Dedi Mulyadi Syok Remaja Putri Juga Mau Ikut, 

  • Motif Cucu Tikam Nenek Pakai Pisau hingga Tewas di Karawang, Pelaku Ditangkap di Purwakarta – Halaman all

    Motif Cucu Tikam Nenek Pakai Pisau hingga Tewas di Karawang, Pelaku Ditangkap di Purwakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pelaku kasus perampokan dan nenek Emot (70) di Kampung Pasir Pogor, Desa Kiara Payung, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akhirnya terungkap.

    Ternyata sosok yang membunuh korban pada 29 April 2025 lalu itu bukanlah orang yang asing.

    Berdasarkan hasil penyelidikan dan penangkapan yang dilakukan anggota Polres Karawang, pelaku pembunuhan dalam kasus ini tak lain adalah cucu korban yang berinisial SP.

    Lantas apa motif dari pelaku hingga nekat merampok dan membunuh sang nenek?

    Sebagaimana diberitakan, korban ditemukan bersimbah darah dan emas sebanyak 100 gram miliknya hilang.

    “Kami menangkap pelaku perampokan dan pembunuhan nenek Emot berinisial SP dan NY,” kata Kapolres Karawang, AKBP Fiki Andriansyah, saat konferensi pers, dilansir Tribun Bekasi, Jumat (2/5/2025) sore.

    Peristiwa perampokan dan pembunuhan ini terjadi di kediaman korban di Jalan Dusun Pasir Pogor, Kiara Payung, sekitar jam 12.00 WIB.

    “Jadi waktu itu ada laporan yang masuk ke kami bahwa ada korban, yaitu seorang nenek namanya Emot binti Misnah mengalami luka yang cukup parah.”

    “Kemudian nenek tersebut dilarikan ke Puskesmas Klari. Namun, nyawa korban tidak sempat tertolong,” ujar Fiki.

    Fiki menyebut, dari kejadian itu, pihaknya berusaha melakukan penyelidikan untuk mencoba mengungkap kasus tersebut.

    Kemudian, pelaku berhasil diamankan di tempat persembunyiannya di Purwakarta.

    “Alhamdulillah dalam waktu 24 jam kita berhasil mengamankan pelakunya yang berinisial SP sebagai eksekutor dan cucu kesayangan dari Nenek Emot sendiri.”

    “Pelaku kedua adalah NY yang membantu dari pelaku pertama,” ucap Fiki.

    Diberitakan sebelumnya, suami dari sang nenek saat itu berada di masjid sedang melakukan salat Zuhur.

    Lalu ada saksi satu memberitahu dan mendengar suara keributan dari dalam rumah korban.

    Ketika didatangi rumah tersebut, saksi melihat korban dalam keadaan terbaring dan mengeluarkan darah di sekitar leher dan dadanya.

    Kemudian korban dibawa ke Puskesmas Klari, akan tetapi tidak berselang lama meninggal dunia.

    Ketika itu ada dugaan bahwa SP masuk ke dalam rumah korban melalui pintu rumah depan yang tidak terkunci.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Kronologi Tewasnya Nenek Emot: Pertahankan Gelang 100 Gram, Cucunya Kalap Tikam Korban Pakai Pisau.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunBekasi.com/Muhammad Azzam)

  • Tinjau Siswa di Barak Militer, KDM: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang Jam 8 Malam Sudah Terlelap – Halaman all

    Tengok Siswa di Barak Militer, KDM: Kalau Ini Berhasil, Saya Siapkan Konsep untuk Orang Dewasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi buka suara perihal kebijakannya mengirim siswa nakal ke barak militer.

    Menurutnya, lewat program pendidikan karakter yang melibatkan TNI itu, generasi muda yang dahulu sulit diatur itu kini menjadi pribadi disiplin dan penuh semangat.

    Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi saat meninjau kegiatan di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (3/5/2025).

    “Dulu mereka sulit tidur, sekarang jam 8 malam sudah terlelap. Dulu susah bangun, sekarang jam 4 pagi sudah bangkit,” ucap pria yang akrab disapa KDM itu dengan antusias, dilansir Tribun Jabar.

    KDM mengatakan, program tersebut bukan sekadar pendidikan keras, melainkan terapi kejut.

    Ia menyebut, anak-anak yang terbiasa bolos, tawuran, dan nongkrong sembarangan kini mulai berubah. 

    “Coba lihat tempat nongkrong sekarang, bersih. Anak-anak yang biasanya bolos, enggak kelihatan,” ungkap Dedi Mulyadi.

    Eks Bupati Purwakarta itu menegaskan bahwa efek siswa ditempatkan di barak militer ternyata tak main-main.

    “Kalau disuruh guru, mereka diledek. Tapi begitu ketemu jajaran TNI, langsung nurut. Ada efek kejut di sana,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Dedi berujar bahwa program ini akan dilaksanakan di Bandung, Bekasi, Sumedang dan merambah ke seluruh kabupaten/kota di Jabar. 

    Ia berujar, Subang menjalin kerja sama dengan Lanud Kalijati dan pelatihan ini tak berhenti untuk siswa SMP dan SMA.

    “Sebulan ke depan, kalau ini berhasil, saya akan siapkan konsep untuk orang dewasa, yang suka nongkrong, mabuk, tawuran. Saya akan tangani juga,” ujarnya.

    Bukan hanya menyasar kenakalan, ia menyatakan program ini juga mempersiapkan generasi siap kerja.

    “Saya ingin anak-anak yang baik ini bisa terhubung dengan industri. Kita siapkan pelatihan berpola militer sebelum masuk ke dunia kerja seperti BYD atau industri lainnya,” terangnya.

    Dedi Mulyadi pun menaruh harapan besar dengan program pendidikan karakter ini.

    “Mudah-mudahan anak-anak kita jadi disiplin, terarah, dan punya visi. Ini bukan soal keras, ini soal masa depan,” ucapnya.

    Didukung Anggota DPRD Cirebon

    Di sisi lain, gagasan KDM mengirim siswa nakal ke barak militer juga memperoleh dukungan dari sejumlah pihak, termasuk anggota DPRD Kota Cirebon, Subagja.

    Ia bahkan mengusulkan agar program tersebut ditambah dengan pembinaan melalui olahraga keras seperti tinju.

    “Ya, saya sebagai anggota DPRD Kota Cirebon sangat setuju sekali, karena setiap ada pelaku perang-perang konten yang dilakukan oleh pelajar, tidak ada tindakan tegas dari aparat hukum. Maka saran Kang Dedi itu memang bagus,” ujar Subagja, Sabtu.

    Subagja menilai, selain disiplin ala militer, olahraga keras seperti gulat, boxing, karate dan muay thai juga penting dalam membentuk karakter dan menyalurkan energi anak-anak ke arah positif.

    “Karena olahraga dengan unsur body contact dapat membentuk karakter dan menyalurkan energi anak-anak ke hal positif.”

    “Termasuk saya sendiri sebagai Ketua Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) Kota Cirebon. Kami gratiskan untuk siapa pun yang ingin belajar tinju, asal syaratnya satu yakni salat,” ucapnya.

    Ia juga menyinggung penyebab kenakalan remaja saat ini yang dipicu oleh penyalahgunaan obat-obatan serta kurangnya penegakan hukum terhadap narkoba.

    Oleh sebab itu, menurutnya Pertina Kota Cirebon secara rutin menggelar pertandingan setiap dua bulan demi menarik minat pelajar pada olahraga.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Tengok Siswa di Barak Militer Purwakarta, Sebut Jadi Efek Kejut Siswa Lain.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Deanza Falevi)

  • Potret 2 Siswa SMP di Purwakarta saat Jalani Ujian Akhir Sekolah di Barak Militer – Halaman all

    Potret 2 Siswa SMP di Purwakarta saat Jalani Ujian Akhir Sekolah di Barak Militer – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Puluhan siswa SMP di Purwakarta menjalani pendidikan militer di Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    Mereka menjalani program gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal pendidikan militer untuk mengatasi siswa nakal.

    Saat menjalani program ini, ada dua siswa SMP yang duduk menyendiri sambil ditemukan dua prajurit TNI.

    Ternyata, dua siswa SMP tersebut tengah mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS).

    Dua prajurit TNI juga terlihat ikut mengawasi keduanya saat mengerjakan tes.

    Tak hanya itu, keduanya juga diawasi guru masing-masing.

    Mengutip TribunJabar.id, guru-guru lainnya juga hadir, tapi untuk memberikan semangat terhadap pelajar lain yang menjalani program pendisiplinan ini.

    Sementara itu, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri bin Zein menuturkan, program ini dirancang sebagai bentuk pendidikan karakter.

    Para pelajar akan digembleng dengan 60 persen materi pendidikan kedisiplinan.

    Sementaranya sisanya, soal wawasan kebangsaan, cinta tanah air, nilai-nilai kepahlawanan, kerohanian, materi pelajaran, hingga bimbingan konseling dan psikologis.

    “Ini bukan hukuman, tapi pembentukan karakter.”

    “Kami ingin mereka pulang sebagai pribadi yang lebih kuat, lebih disiplin, dan mencintai bangsa,” ucap pria yang akrab dipanggil Om Zein itu.

    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 39 dari 40 siswa sekolah menengan pertama (SMP) bakal menjalani pendidikan ala militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, yang terletak di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Kamis (1/5/2025). 

    Selama 14 hari, mereka akan jalani pembinaan intensif dalam lingkungan militer dengan tujuan membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan akhlak mulia.

    Mengutip TribunJabar.id, para siswa tersebut merupakan peserta program pendidikan karakter khusus yang digagas pemerintah daerah bagi pelajar yang dinilai sulit diatur oleh sekolah dan keluarga.

    Salah satu orang tua siswa, Elly berharap anaknya bisa berubah menjadi lebih baik setelah mengikuti program pendidikan militer ini.

    Ia menyebut, anaknya suka bolos sekolah dan susah dinasehati.

    “Anak saya sering bolos dan susah dinasehatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik,”

    “Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut,” kata Elly.

    Ia menuturkan bahwa telah menyiapkan segala perlengkapan jauh-jauh hari.

    “Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik,” katanya.

    Sementara itu, Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental.

    “Tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak,” ujarnya.

    Ia menuturkan, materi pelatihan ini disusun oleh banyak pihak, seperti TNI, Polri, Pemda, Dinas Sosial, hingga Psikolog Anak.

    “Tentu ini kolaborasi yang baik, semua terlibat untuk memberikan hal yang positif kepada anak,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dua Pelajar SMP Ini Harus Jalani Ujian Akhir Sekolah di Barak Militer, Diawasi Langsung oleh Tentara

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Daenza Falevi)

  • 6
                    
                        Tengok Siswa Nakal ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang…
                        Regional

    6 Tengok Siswa Nakal ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang… Regional

    Tengok Siswa Nakal ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang…
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat,
    Dedi Mulyadi
    , mengungkapkan bahwa hampir semua kabupaten dan kota di Jawa Barat telah siap untuk mengirim siswa nakal ke barak militer.
    Hal ini disampaikan Dedi dalam kunjungannya ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta, pada Sabtu (3/5/2025).
    Dedi menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berlaku untuk tingkat SMP, tetapi juga untuk tingkat SMA.
    “Untuk tingkat SMP di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, dan untuk tingkat SMA sudah berjalan di Bandung, di Rindam,” ujarnya.
    Ia menambahkan, program ini akan dimulai di kota Bekasi pada Senin (5/5/2025), sedangkan di Sumedang dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis (8/5/2025).
    Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, dan Subang juga telah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi, dengan kegiatan di Kabupaten Subang akan berlangsung di Lanud Suryadharma.
    “Hampir semua kabupaten dan kota sudah siap,” kata Dedi Mulyadi.
    Dedi juga menekankan pentingnya kerjasama dengan Lanud Kalijati dalam pelaksanaan program ini.
    Dia menilai bahwa kondisi di barak TNI, khususnya Angkatan Udara, sangat mendukung. “Ini sudah berlangsung di berbagai tempat,” tambahnya.
    Selama kunjungannya, Dedi Mulyadi meninjau langsung kegiatan pendidikan penguatan karakter yang diikuti oleh 39 siswa SMP.
    Ia menyaksikan para siswa yang mengikuti pelatihan baris berbaris serta pemenuhan gizi mereka.
    Dedi mencatat bahwa para siswa tampak bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut, yang menurutnya mungkin tidak akan terjadi jika mereka diajarkan di sekolah.
    “Dulu mereka sulit tidur, sekarang mereka sudah bisa tidur jam 8. Dulu mereka sulit bangun, sekarang sudah bisa bangun jam 5, jam 4. Dulu mereka sulit untuk fokus. Nanti saya cek,” ungkap Dedi Mulyadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Siswa yang Dikirim ke Barak Militer Sudah Izin Orang Tua, Dedi Mulyadi: Orang Tua Tak Mampu Mendidik – Halaman all

    Siswa yang Dikirim ke Barak Militer Sudah Izin Orang Tua, Dedi Mulyadi: Orang Tua Tak Mampu Mendidik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menegaskan siswa-siswa nakal yang dikirim ke barak militer sudah mendapatkan izin dari orang tua.

    Pasalnya mereka yang didaftarkan program pembinaan di barak militer adalah siswa yang kenakalannya sudah mengarah pada tindakan kriminal.

    Selain itu mayoritas orang tua para siswa nakal ini sudah tidak punya kesanggupan untuk mendidik.

    “Kriteria itu adalah anak-anak yang sudah mengarah pada tindakan-tindakan kriminal dan orang tuanya tidak punya kesanggupan untuk mendidik,” kata Dedi dilansir tayangan Indonesia Update Kompas TV, Jumat (2/5/2025).

    Dedi menekankan, jika orang tua siswa tidak mengizinkan, maka pihaknya tak akan menerima siswa tersebut ikut program pembinaan ini.

    “Artinya bahwa yang diserahkan adalah siswa yang oleh orang tuanya tidak mau lagi, tidak mampu lagi untuk mendidik.”

    “Jadi kalau orang tuanya tidak menyerahkan, kita tidak akan menerima,” tegas Dedi.

    Lebih lanjut Dedi buka suara terkait biaya operasional pembinaan siswa di barak militer ini.

    Sebagai Gubernur Jabar, Dedi mengaku ia ikut mendukung biaya operasional program ini.

    Selain itu, ada juga Bupati Purwakarta yang ikut mendukung biaya operasionalnya.

    “Ya sementara ini saya support dari bupati juga support dari biaya operasional mereka ya. Bupati Purwakarta itu dari biaya operasional dia support.”

    “Tetapi mungkin dalam perubahan anggaran nanti dimasukkan dalam sistem. Kan yang penting jalan dulu,” imbuh Dedi.

    Janji Disdik Jabar

    Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar), Deden Saepul Hidayat, memastikan program pembinaan di barak militer siap dilaksanakan mulai hari ini, Jumat (2/5/2025).

    Nantinya program pendidikan pembinaan di barak militer ini akan diikuti oleh siswa SMA, SMK, dan sederajat yang dianggap bermasalah atau nakal.

    Terkait program sekolah formal siswa, Deden memastikan nantinya tetap ada pendampingan dari sekolah masing-masing dan Disdik Jabar.

    “Ini untuk memastikan bahwa para siswa tidak tertinggal dalam hal materi pelajaran di sekolahnya,” kata Deden Saepul Hidayat saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (1/5/2025).

    Tak hanya itu, Deden juga menegaskan, selama mengikuti pembinaan di barak militer, siswa tetap belajar materi pelajaran sekolah.

    Disdik Jabar juga akan memastikan kurikulum sekolah serta kurikulum pendidikan militer bisa berjalan secara kolaboratif.

    Akan ada juga indikator yang ditetapkan untuk menilai apakah siswa bermasalah ini sudah benar-benar berubah perilakunya atau belum.

    Jika sudah bisa berubah perilakunya, maka siswa bisa dinyatakan siap dikembalikan ke orang tua.

    “Kurikulum pendidikan militer yang disiapkan oleh TNI akan membantu memperkuat karakter dan jiwa bela negara para siswa yang mengikuti program tersebut.”

    “Kurikulumnya kolaborasi antara kurikulum sekolah dan kurikulum bela negara yang disiapkan TNI, bahkan ada indikator yang ditetapkan ketika siswa ini dinyatakan sudah berubah, sehingga siap dikembalikan ke orang tua,” jelas Deden.

    Deden juga menjelaskan, kurikulum yang disiapkan TNI dalam program itu bertujuan untuk memperkuat karakter dan jiwa bela negara para siswa, sehingga berubah menjadi lebih baik.

    Ia pun berharap program pendidikan militer bagi siswa bermasalah itu menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kenakalan remaja di Jabar, sehingga meminta dukungan dari seluruh elemen.

    “Dukungan dari semua elemen ini sangat dibutuhkan untuk mengontrol anak-anak yang telah mengikuti program tersebut, sehingga tidak kembali bermasalah,” tutur Deden.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Nina Yuniar)