kab/kota: Purwakarta

  • Geely Mulai Produksi Lokal di Purwakarta

    Geely Mulai Produksi Lokal di Purwakarta

    Jakarta

    Geely Auto Indonesia memulai produksi lokal di Purwakarta, Jawa Barat. Brand asal Tiongkok ini mulai merakit line up Starray EM-i pada bulan September, kemudian selanjutnya line up Geely EX5 dan Xingyuan.

    Geely sudah melakukan fase production trial sejak Mei lalu. Geely diketahui menggandeng mitra PT Handal Indonesia Motor (HIM) untuk perakitan di Indonesia.

    Geely mulai memproduksi dengan skema knock-down (KD) di fasilitas manufaktur Purwakarta pada kuartal ketiga 2025. Geely bilang tetap menerapkan standar teknologi global yang menjadi acuan seluruh pabrik Geely di dunia.

    “Dengan produksi KD di Purwakarta, kami dapat mempercepat distribusi kendaraan elektrifikasi berkualitas tinggi untuk masyarakat Indonesia,” ujar Wu Chuxing, CEO Geely Auto Indonesia dikutip dari keterangan resminya, Senin (29/9/2025).

    Geely akan memperluas portofolio produknya dengan menghadirkan pilihan kendaraan yang kian beragam.

    “Kapasitas produksi hingga 60 unit per hari memungkinkan konsumen memperoleh kendaraan dengan waktu tunggu lebih singkat sekaligus mendapatkan performa, kenyamanan, dan keselamatan berstandar global,” tambahnya lagi.

    Geely memastikan penerapan teknologi dapat berjalan optimal melalui pelatihan teknis, knowledge sharing, dan pendampingan dari tim global Geely kepada tenaga kerja lokal.

    Untuk menjaga kualitas produksi, Geely memiliki sistem perakitan dan program evaluasi berkala, diperkuat oleh Geely Manufacturing Enterprise System (GMES) untuk memastikan konsistensi dalam setiap prosesnya.

    Platform GEA dan Geely Short Blade Battery menjadi teknologi andalan yang dirakit di Indonesia. Sementara itu, fitur advanced driver assistance systems (ADAS) diuji menggunakan perangkat khusus yang didatangkan langsung dari Tiongkok, sehingga dapat bekerja dengan optimal di setiap unitnya.

    Geely mulai produksi lokal di Purwakarta Foto: Dok. Geely

    Melalui pendekatan terintegrasi ini, Geely berharap seluruh kendaraan yang diproduksi secara lokal tetap memenuhi kualitas dan standar keselamatan Geely di pasar global.

    (riar/rgr)

  • Aletra Buka 3 Dealer 3S di Jakarta, Pelanggan Bisa Test Drive Aletra L8

    Aletra Buka 3 Dealer 3S di Jakarta, Pelanggan Bisa Test Drive Aletra L8

    Jakarta

    Mobil rakitan lokal, Aletra resmi membuka dealer 3S di 3 titik di Jakarta. Di sini, pelanggan bisa menjajal Aletra L8 lewat test drive yang tersedia.

    “Tak hanya itu, Anda juga bisa mencoba sensasi kenyamanan mengendarai Aletra L8 lewat test drive yang tersedia,” ujar postingan Instagram Aletra, dikutip Selasa (30/9/2025).

    Kehadiran dealer di Jakarta ini melayani kebutuhan pelanggan mulai dari penjualan, servis hingga sparepart dalam satu tempat yang sama.

    Adapun 3 titik lokasi dealer 3S Aletra di yaitu:

    Aletra Pluit yang berada di Puri Auto Center, Kembangan Selatan, Jakarta Barat

    Aletra Pluit yang berada di Pluit Permai, Penjaringan, Jakarta Utara

    Aletra Kemang yang berada di Kemang Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

    Sebelumnya Aletra telah menegaskan komitmennya buat pasar Indonesia dengan melakukan perakitan mobil secara lokal. Aletra resmi mengumumkan dimulainya perakitan pertama model L8 di fasilitas produksi PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Purwakarta, Jawa Barat, Mei 2025 lalu.

    Aletra menjalin kemitraan strategis dengan merek China Livan Auto, bagian dari Geely Group, untuk menghadirkan Aletra L8 EV, yang telah disesuaikan untuk pasar Indonesia.

    (anl/ega)

  • Layani Kebutuhan Pelanggan, Aletra Resmi Buka 3 Dealer 3S di Jakarta

    Layani Kebutuhan Pelanggan, Aletra Resmi Buka 3 Dealer 3S di Jakarta

    Jakarta

    Mobil rakitan lokal, Aletra resmi membuka dealer 3S di 3 titik di Jakarta. Kehadiran dealer di Jakarta ini melayani kebutuhan pelanggan mulai dari penjualan, servis hingga sparepart dalam satu tempat yang sama.

    “Tak hanya itu, Anda juga bisa mencoba sensasi kenyamanan mengendarai Aletra L8 lewat test drive yang tersedia,” ujar postingan Instagram Aletra, dikutip Selasa (30/9/2025).

    Adapun 3 titik lokasi dealer 3S Aletra di yaitu:

    Aletra Pluit yang berada di Puri Auto Center, Kembangan Selatan, Jakarta Barat

    Aletra Pluit yang berada di Pluit Permai, Penjaringan, Jakarta Utara

    Aletra Kemang yang berada di Kemang Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

    Sebelumnya Aletra telah menegaskan komitmennya buat pasar Indonesia dengan melakukan perakitan mobil secara lokal. Aletra resmi mengumumkan dimulainya perakitan pertama model L8 di fasilitas produksi PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Purwakarta, Jawa Barat, Mei 2025 lalu.

    Aletra menjalin kemitraan strategis dengan merek China Livan Auto, bagian dari Geely Group, untuk menghadirkan Aletra L8 EV, yang telah disesuaikan untuk pasar Indonesia.

    (anl/ega)

  • Ada Tol Baru, Jakarta-Bandung Sebentar Lagi Bisa Secepat Kilat

    Ada Tol Baru, Jakarta-Bandung Sebentar Lagi Bisa Secepat Kilat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) II Selatan sepanjang 62 Km terus dikebut pengerjaannya. Saat ini, Jalan Tol Japek II Selatan masih dalam tahap pembangunan dan dikebut pengerjaannya.

    Nantinya setelah beroperasi, tol ini akan menghubungkan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta di Jati Asih, Bekasi dengan Jalan Tol Purbaleunyi di Sadang, Purwakarta.

    Mengutip data terbaru Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Minggu (27/9/2025), untuk Paket 1 yang menghubungkan Jati Asih – Setu sepanjang (7,25 Km) progres pembebasan lahan sudah 10,22%. Ruas ini akan menjadi pelengkap yang mendukung integrasi jaringan jalan tol di koridor selatan Jakarta.

    Kemudian Paket 2A Setu – Sukaragam (10,50 Km) dengan progres konstruksi 65,98% dengan progres pembebasan lahan 83,89%. Selanjutnya Paket 2B yang menghubungkan Sukaragam – Bojongmangu (13 Km) saat ini dengan progres konstruksi 62,04% dan progres pembebasan lahan sudah 99,05%.

    Foto: Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dibuka fungsional. (Dok. Jasa Marga)
    Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dibuka fungsional. (Dok. Jasa Marga)

    Terakhir ada Paket 3 menghubungkan Bojongmangu – Sadang (31,25 Km) dengan progres konstruksi 92,88% (8,50 Km) dan progres pembebasan lahan 98,79%.

    Secara keseluruhan, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan yang dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Purwakarta dan akan terdapat 7 gerbang tol (GT), yaitu GT Jati Asih, GT Bantar Gebang, GT Setu, GT Sukaragam, GT Taman Mekar, GT Kutanegara, dan GT Sadang. Nantinya dengan terhubungnya jalan tol ini akan meningkatkan mobilitas sehingga dapat menurunkan biaya logistik distribusi barang dari wilayah-wilayah yang dilewati jalan tol tersebut.

    Jalan Tol Japek II Selatan dengan total investasi senilai Rp 14,69 triliun dan masa konsesi 35 tahun ini diharapkan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Cikampek dari sisi selatan jika telah beroperasi penuh. Lewat jalan tol ini, perjalanan Jakarta-Bandung diprediksi akan lebih cepat, tidak sampai 1 jam alias cuma 45 menit dengan kecepatan hingga 80 km/jam.

    “Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dibangun sebagai jalur alternatif menuju dan dari Jawa Barat hingga seterusnya, sekaligus untuk mendukung konektivitas antarwilayah. Saat ini, beberapa seksi telah memasuki tahap konstruksi dan telah difungsikan secara terbatas pada Lebaran 2025. Kehadiran tol ini diharapkan memperlancar mobilitas sekaligus mendorong pengembangan kawasan industri, permukiman, dan pariwisata di sepanjang koridornya,” tulis BPJT.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 9
                    
                        Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!
                        Bandung

    9 Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari! Bandung

    Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 842 Orang dalam 3 Hari!
    Editor
    KOMPAS.com – 
    Korban keracunan makan bergizi gratis di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tembus 842 orang.
    Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari tiga kejadian sejak Senin (22/9/2025) hingga Rabu (24/9/2025), yaitu di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.
    “Total korban keracunan sebanyak 842 orang. Data terakhir pada pukul 16.24 WIB,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N Sukandar, saat ditemui di posko kesehatan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Rabu malam.
    Lia menjelaskan, pada Senin lalu, keracunan massal pertama terjadi di Cipongkor dengan 393 korban, mulai dari siswa PAUD hingga SMK.
    Mereka diketahui menyantap menu MBG yang disiapkan dari dapur SPPG Cipari di wilayah Kecamatan Cipongkor.
    Kasus serupa kembali terjadi pada Rabu, baik di Cipongkor maupun di Cihampelas, dengan 449 korban tambahan.
    Terkait perbedaan data yang sempat muncul dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Lia mengatakan, hal itu disebabkan oleh adanya perhitungan awal secara kasar, yang kini telah diperbarui berdasarkan laporan Dinkes.
    Lia menyebutkan, jumlah korban pada kejadian kedua lebih banyak dibandingkan hari pertama.
    Meski begitu, penanganan dilakukan lebih cepat karena banyak bantuan datang dari berbagai pihak.
    Keterbatasan fasilitas sempat menjadi kendala, terutama pasokan oksigen di posko kesehatan.
    “Petugas sempat kewalahan karena oksigen habis, tetapi tidak berlangsung lama. Banyak pihak yang memasok tabung oksigen ke posko-posko,” kata Lia.
    Korban dengan gejala berat mengalami kejang, dehidrasi, hingga penurunan kesadaran.
    Situasi sempat kritis ketika RSUD Cililin penuh. Dinas Kesehatan Bandung Barat bahkan menutup sementara akses pasien baru pukul 15.00 WIB dan mengalihkan korban ke beberapa rumah sakit lain.
     
    Kepala Staf Presiden (KSP) M Qodari di Istana, Jakarta, Senin (22/9/2025), sempat menyebut dari 5.000 kasus keracunan MBG, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus keracunan terbanyak di Indonesia. 
    Adapun kasus keracunan bukan hanya terjadi di Bandung Barat saja. Peristiwa serupa juga sempat terjadi di Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Cianjur.
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berjanji segera melakukan evaluasi terhadap penyelenggara maupun vendor penyedia makanan.
    Pekan depan dia akan memanggil pengelola MBG di Jabar untuk meminta penjelasan.
    Menurut mantan Bupati Purwakarta ini, salah satu penyebab keracunan adalah ketidakseimbangan antara jumlah penerima layanan dengan tenaga yang tersedia, ditambah manajemen penyajian makanan yang kurang tepat.
    Dia menilai kasus keracunan ini disebabkan manajemen penyajian yang buruk.
    “Misalnya yang dilayani ribuan orang, tetapi yang melayani sedikit. Masaknya jam 1 malam, disajikan jam 12 siang. Jarak waktunya terlalu lama, ini yang harus dievaluasi. Kalau penyelenggara tidak mampu, ya diganti dengan yang lebih mampu,” kata Dedi saat ditemui di Balai Pakuan Bogor, Rabu (24/9/2025).
    Meski tidak ada korban meninggal akibat kasus keracunan MBG, Dedi menilai kejadian tersebut menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak.
    Mereka bisa kehilangan kepercayaan untuk mengonsumsi makanan MBG, padahal makanan bergizi tersebut penting untuk tumbuh kembang.
    Menanggapi wacana moratorium program MBG di Jabar, Dedi menilai langkah yang lebih penting adalah mengevaluasi penyelenggara terlebih dahulu.
    Ia menegaskan akan memastikan penyedia makanan benar-benar mampu dan kualitas makanan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
    “Yang harus dilihat, pertama penyelenggara mampu atau tidak. Kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak. Kalau ternyata tidak mampu dan kualitasnya menurun, ya harus dievaluasi,” ujarnya.
    (Penulis: Kontributor Bandung Barat Bagus Puji Panuntun, Kontributor Bogor Afdhalul Ikhsan)
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fenomena “Job Hugging”, Dilema Anak Muda Bertahan di Pekerjaan yang Bukan Cita-citanya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Fenomena “Job Hugging”, Dilema Anak Muda Bertahan di Pekerjaan yang Bukan Cita-citanya Megapolitan 24 September 2025

    Fenomena “Job Hugging”, Dilema Anak Muda Bertahan di Pekerjaan yang Bukan Cita-citanya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Fenomena
    job hugging
     kian marak di kalangan anak muda di tengah ketidakpastian ekonomi dan terbatasnya lapangan kerja yang menjanjikan kesejahteraan.
    Job hugging
    dimaknai sebagai kondisi ketika pekerja memilih bertahan lama di satu pekerjaan, meski sebenarnya memiliki keinginan untuk pindah ke tempat kerja lain.
    Fenomena ini didorong oleh rasa takut menghadapi persaingan, ketidakpastian penghasilan, hingga ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
    Syaqila (28), perantau asal Bandung yang bekerja di bidang pemasaran di sebuah perusahaan swasta di Jakarta Pusat, mengaku sudah lima tahun bertahan di tempat kerjanya sejak pertama kali merantau.
    “Sudah lima tahun kerja di sana. Sudah nyaman banget sih jujur, sampai udah jadi
    comfort zone
    . Apalagi sudah karyawan tetap kan, jadi udah pasti,” kata Syaqila saat ditemui
    Kompas.com
    di sebuah kafe di Jakarta Barat, Selasa (23/9/2025).
    Sebelum bekerja di Jakarta, Syaqila sempat berpindah-pindah pekerjaan di Bandung. Namun, gaji kompetitif dan status pegawai tetap membuatnya enggan meninggalkan pekerjaannya saat ini.
    Meski begitu, ia masih menyimpan keinginan untuk berkarier di bidang hubungan masyarakat (humas).
    “Sebenernya pengen geser ke bidang kehumasan, soalnya ngeliat kayak seru aja sih dan menurut pengetahuanku, secara penghasilan juga lebih menjanjikan kan. Tapi, ya mau enggak mau bertahan dulu aja,” ujarnya.
    Ia pernah melamar di sejumlah perusahaan untuk posisi humas, namun gaji yang ditawarkan sering kali tidak lebih baik dari pekerjaannya sekarang. Situasi ekonomi yang dinilai tidak stabil juga menambah pertimbangannya untuk bertahan.
    “Sekarang kan inflasi gila-gilaan ya, harga semuanya naik. Jadi aku sih lebih pengen yang pasti-pasti aja. Apalagi, kan banyak perusahaan yang di-
    lay off
    , jadi takut. Bersyukur saja lah sudah punya pekerjaan tetap sekarang,” ucapnya.
    Hal serupa dialami Nuri (24), pekerja asal Purwakarta yang sudah tiga tahun bekerja di industri media di Jakarta. Meski pekerjaannya saat ini bukan cita-citanya, ia tetap bertahan karena alasan ekonomi.
    “Ada banget, pengen
    switch career.
    Karena emang yang sekarang ini bukan tujuan aku, bukan cita-citaku. Tapi, salah satu pertimbangannya juga karena ekonomi, berhubung aku juga sedang sekolah lagi ya sekarang,” kata Nuri kepada
    Kompas.com.
    Untuk menambah penghasilan, Nuri mencari pekerjaan sampingan di waktu luangnya.
    Ia kini tengah menempuh pendidikan magister di bidang Corporate Communication dengan harapan dapat mengejar cita-citanya sebagai dosen.
    “Kalau untuk sekarang sih, kayaknya belum (mau pindah). Karena aku juga masih butuh kan, buat menunjang perekonomianku sendiri. Aku juga masih bisa manfaatin waktu luang buat cari-cari kerjaan
    freelance
    ,” ujarnya.
    Baik Syaqila maupun Nuri sama-sama mengaku khawatir kehilangan jaminan kesejahteraan apabila keluar dari pekerjaan di tengah badai PHK. Mereka akhirnya memilih bertahan meski harus mengorbankan mimpi dan rencana karier.
     mereka merelakan kesempatan untuk mengejar mimpinya demi menghadapi permasalahan ekonomi yang tengah melanda dan menjadi tantangan berat bagi kelangsungan hidupnya di tanah rantau.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ingatkan Rumah Subsidi Jangan Disulap Jadi Mewah, Dedi Mulyadi: Bangun 3 Lantai, Ambil Hak Orang…
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        19 September 2025

    Ingatkan Rumah Subsidi Jangan Disulap Jadi Mewah, Dedi Mulyadi: Bangun 3 Lantai, Ambil Hak Orang… Bandung 19 September 2025

    Ingatkan Rumah Subsidi Jangan Disulap Jadi Mewah, Dedi Mulyadi: Bangun 3 Lantai, Ambil Hak Orang…
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengingatkan masyarakat agar tidak menyalahgunakan fasilitas rumah subsidi.
    Hal tersebut dikhawatirkan akan memicu konflik sosial.
    Menurutnya, rumah tipe 36 yang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke bawah kerap diubah menjadi bangunan mewah, bahkan sampai bertingkat tiga.
    “Ketika dia ambil rumah subsidi di situ, besoknya dia bangun tiga lantai di situ, maka dia sudah mengambil hak orang lain. Akhirnya, besoknya tiba-tiba terjadi kecemburuan sosial,” ujar Dedi saat berpidato pada acara Peluncuran Program Penguatan Ekosistem Perumahan “Imah Merendah, Hirup Tumaninah” di Gedung Sabuga ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (18/9/2025).
    Dedi menilai perilaku tersebut berpotensi memicu kecemburuan.
    Padahal, rumah subsidi dibuat untuk menyelesaikan masalah perumahan bagi masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas.
    Ia pun berharap, ke depannya pengelolaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan di Jawa Barat bisa memberikan kontribusi signifikan.
    Mantan Bupati Purwakarta itu menargetkan, 30 persen dari total pembangunan perumahan nasional dapat digarap di Jawa Barat.
    “Perumahan di Jawa Barat ini bisa menyerap 30 persen dari total pembangunan perumahan nasional, maka implikasinya adalah akan ada efek multiplikasi pada ekonomi,” kata Dedi.
    Dedi mencontohkan, keberadaan proyek pembangunan perumahan akan menghidupkan sektor ekonomi kerakyatan.
    Mulai dari toko bangunan, kuli, hingga pemilik warung di sekitar lokasi.
    “Toko bangunan akan hidup. Sopir yang mengangkut bahan bangunan, hidup; kuli bangunan, hidup; mandor bangunan, hidup; tukang kayu, hidup; (pemilik) warung,” tuturnya.
    Namun, proses pembayaran proyek tersebut juga jangan sampai tersendat.
    Pasalnya, dampaknya juga akan merembet dari atas ke bawah. Bahkan, pihak yang paling merasakan dampaknya adalah kuli hingga pemilik usaha warung.
    “Yang paling korban adalah tukang warung. Kontraktornya ngemplang, kemudian mandornya diemplang. Karena mandornya diemplang, mandornya
    ngemplang
    kuli. Kuli setiap bulan tidak dibayar. Tukang warung mati karena diutang,” pungkas Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Insentif Mobil Listrik Impor Disetop, Harga BYD dkk Bakal Naik?

    Insentif Mobil Listrik Impor Disetop, Harga BYD dkk Bakal Naik?

    Jakarta

    Pemerintah tidak melanjutkan insentif mobil listrik impor atau CBU (completely build up) tahun depan. Insentif mobil listrik impor itu akan berakhir pada Desember 2025 ini. Ada pertanyaan, apakah dengan dicabutnya insentif bikin harga mobil listrik naik?

    Seperti diketahui, Pemerintah telah memberikan insentif berupa pembebasan bea masuk dan PPnBM ditanggung pemerintah untuk mobil listrik impor utuh atau CBU. Syaratnya, produsen otomotif yang menikmati insentif itu harus berkomitmen memproduksi mobilnya di Indonesia. Saat ini ada enam produsen yang berkomitmen untuk mendapat insentif tersebut yaitu, AION, Xpeng, Great Wall Motors, BYD, VinFast, dan Geely.

    Jadi, mulai 2026 mereka yang mendapat insentif itu harus melakukan produksi lokal. Berdasarkan peta jalan kendaraan listrik di Indonesia, mobil listrik produksi lokal harus memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen hingga 2026.

    Lantas, apakah dicabutnya insentif mobil listrik itu bikin harga naik?

    Dengan produksi lokal, yang ada justru ekspektasi harga mobil tersebut bisa lebih murah karena berbagai efisiensi biaya produksi lokal, penggunaan komponen dalam negeri dan sebagainya.

    Namun, soal penyesuaian harga nantinya akan ditetapkan masing-masing pabrikan. CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan pihaknya belum bisa menyampaikan apakah harga mobil listrik Vinfast bakal disesuaikan saat mobilnya sudah diproduksi lokal.

    Menurut Kerry, pabrik Vinfast di Subang, Jawa Barat, akan mulai beroperasi akhir tahun ini.

    “Kebijakan harga masih belum dapat kami sampaikan saat ini karena banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan harga kendaraan,” kata Kerry kepada detikOto, Selasa (16/9/2025).

    Begitu juga dengan BYD. Bahkan, Head of Marketing PR and Government Relation BYD Motor Indonesia Luther T Panjaitan mengatakan harga mobil listriknya yang dijual saat ini disesuaikan dengan skema mobil yang akan diproduksi di dalam negeri nantinya.

    “Struktur insentif dan tax policy yang kami lakukan saat ini itu membuat harga sebelum dan saat manufaktur itu sama,” kata Luther dikutip CNN Indonesia.

    Contoh lain adalah AION. Saat ini, AION sudah memproduksi lokal mobil listrik AION V di pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Harga AION V sejak awal peluncuran di Indonesia telah di-setting menggunakan skema harga Completely Knocked Down (CKD). Jadi, tidak ada perubahan harga antara AION V sebelum diproduksi lokal dan setelah diproduksi lokal.

    (rgr/din)

  • Cuma Rp 3 Ribuan, Baterai Sisa Segini

    Cuma Rp 3 Ribuan, Baterai Sisa Segini

    Jakarta

    Maka Cavalry, motor listrik ini diklaim bisa mencapai jarak 160 km dalam sekali pengisian penuh. Sebagai pembuktian, motor tersebut kami bawa touring tipis-tipis ke Purwakarta.

    Tim redaksi detikOto membawa motor tersebut dari Jakarta-Purwakarta yang berjarak sekitar 70-80 km. Di atas kertas, rute tersebut semestinya bisa dilewati Maka Cavalry dalam sekali isi daya.

    Kami memulai dari titik pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur menuju Parang Gombong, Purwakarta, Jawa Barat. Estimasi perjalanan sekitar 2 jam 10 menit dengan jarak tempuh 75 kilometer.

    Rute perjalanan kali ini melintasi jalur Jalan Raya Bogor-Jonggol-Cariu yang didominasi jalanan datar. Perjalanan makin seru hingga melewati jalanan khas perbukitan ketika mendekati Parang Gombong, Purwakarta.

    Jakarta-Purwakarta, baterai yang tersisa

    Berdasarkan klaim spesifikasi dan hasil uji coba tim redaksi detikOto, motor listrik Maka Cavalry sangat mampu untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Purwakarta dalam sekali pengisian baterai.

    Layar multi informasi display (MID) Maka Cavalry menunjukkan jarak tempuh dari titik keberangkatan hingga tempat tujuan itu 77 kilometer. Dari baterai 100 persen sejak awal, kondisinya jadi tersisa 32 persen.

    Artinya 68 persen baterai terpakai dari 4 kWh. Perjalanan ini memakan daya baterai 2,72kWh. Kalau dihitung-hitung besaran rupiah, artinya hanya perlu Rp 3.929,58. Itu jika menggunakan Sebagai contoh, tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga nonsubsidi 1300 VA atau 2200 VA (per September 2025) adalah sekitar Rp 1.444,70 perkWh.

    Tim redaksi detikOto yang membawa motor ini memiliki tinggi 168 cm dengan bobot 78 kilogram. Gaya berkendara cenderung santai, lebih sering memakai mode Hi-Regen. Namun sesekali menjajal Hi-Torque untuk merasakan akselerasi maksimal saat melibas tanjakan.

    Maka Cavalry Foto: Dok. Detikoto

    Yang menarik dari motor listrik ini, Maka Cavalry dilengkapi dengan mode berkendara “Hi-Regen” yang dapat membantu menghemat baterai, terutama saat menghadapi kemacetan atau ketika mengurangi kecepatan.

    Perlu diingat saat menggunakan Hi-Regen tidak ada torsi instan yang ditawarkan. Tenaga yang disalurkan cenderung perlahan.

    Sistem pengereman regeneratif dari Hi-Regen juga mengisi kembali daya baterai saat pengereman. Perlu diingat ketika menggunakan mode ini, laju motor bisa berkurang tanpa harus melakukan pengereman.

    Secara performa, skuter listrik ini bisa menghasilkan tenaga puncak 12 dk dan torsi 242 Nm. Cavalry bisa mencapai kecepatan maksimal 105 km/jam dan berakselerasi dari 0-60 km/jam hanya dalam 4,8 detik. Cavalry juga mampu menanjak hingga kemiringan 30 derajat.

    (riar/din)

  • Sampah Pasar Caringin Menggunung, Dedi Mulyadi: Saya Tak Akan Urus Lagi, Ada Pidana jika Abai
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        15 September 2025

    Sampah Pasar Caringin Menggunung, Dedi Mulyadi: Saya Tak Akan Urus Lagi, Ada Pidana jika Abai Bandung 15 September 2025

    Sampah Pasar Caringin Menggunung, Dedi Mulyadi: Saya Tak Akan Urus Lagi, Ada Pidana jika Abai
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan dirinya tidak akan lagi menangani masalah sampah yang berada di Pasar Induk Caringin, Kota Bandung, menyusul beredarnya video di media sosial keluhan terkait tumpukan sampah di pasar tersebut.
    Dedi Mulyadi menegaskan bahwa dirinya sudah memberikan arahan sejak awal dan mengambil tindakan dengan membersihkan tumpukan sampah tersebut.
    “Saya tak akan lagi menangani pasar tersebut karena saya sudah memberikan arahan sejak awal,” tegas Dedi, dalam video yang diunggah di akun pribadinya, seperti dalam keterangan pers yang diterima, Senin (15/9/2025).
    “Saya juga sudah mengambil tindakan dan selanjutnya harus diurus sendiri karena pemerintah tidak memiliki relevansi terhadap pengelolaan Pasar Caringin,” tuturnya.
    Dedi menyatakan bahwa dirinya pernah datang ke Pasar Caringin untuk menangani permasalahan sampah dan melakukan penyelesaian.
    “Mengenai keluhan tumpukan sampah, dulu saya pernah datang ke Pasar Caringin,” ujar mantan Bupati Purwakarta tersebut.
    “Caringin adalah pasar yang dikelola oleh swasta, kemudian iuran atau pembayaran sampahnya dipungut oleh pengelola pasar dan itu swasta. Waktu itu setelah sampah dibersihkan sudah saya sampaikan,” kata KDM, sapaan akrabnya.
    “Pengelola Pasar Caringin harus melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Dikelola di areal pasarnya sendiri dan apabila itu tidak dilakukan, akan terjadi perbuatan pidana dan aspek pidana lingkungannya,” tutur Dedi.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.