kab/kota: Purwakarta

  • Wakil Ketua DPR tegaskan bantuan PIP tidak boleh dipotong

    Wakil Ketua DPR tegaskan bantuan PIP tidak boleh dipotong

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa menegaskan bahwa bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) tidak boleh dipotong dalam bentuk apa pun karena dana tersebut merupakan hak penuh bagi para penerima manfaat.

    Saan dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun masa depan bangsa.

    Dirinya meyakini bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan yang layak dan tanpa terbebani oleh kondisi ekonomi keluarga.

    “Pendidikan adalah salah satu hal yang dapat mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Dengan pendidikan, anak-anak kita memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperbaiki masa depan mereka dan mengangkat derajat keluarga,” katanya.

    Maka dari itu, Saan mengingatkan agar dana PIP tidak boleh dipotong dengan alasan apa pun. Bahkan, menurutnya, dana PIP seharusnya ditambah oleh para wakil rakyat.

    “Karena bagaimanapun, ini adalah program yang mulia, (yaitu) membantu anak-anak dari keluarga yang kurang mampu agar tetap bisa sekolah dengan layak dan semangat,” ucapnya.

    Adapun pada Sabtu (11/10), Saan menyalurkan bantuan PIP kepada 155 siswa SDN Cinangka, Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat, dalam kegiatan resesnya.

    Kegiatan yang dikemas dalam bentuk sapa warga ini juga menjadi ajang silaturahmi antara wakil rakyat dengan masyarakat setempat.

    Saan juga menekankan bahwa kegiatan reses bukan hanya agenda rutin anggota DPR RI, tetapi juga momen penting untuk memastikan kebijakan publik benar-benar berpihak pada masyarakat.

    Melalui dialog dan tatap muka langsung, aspirasi warga dapat dihimpun secara utuh dan menjadi dasar perjuangan dalam penyusunan kebijakan di parlemen.

    “Kami di DPR RI akan terus memastikan bahwa suara masyarakat di daerah tidak hanya didengar, tapi juga diwujudkan dalam kebijakan dan program nyata. Inilah esensi dari reses, (yaitu) menyatu dengan rakyat, mendengar langsung, dan memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan mereka,” katanya.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mobil Travel Hantam Truk di Tol Cipularang: 1 Orang Meninggal, 9 Luka-Luka – Page 3

    Mobil Travel Hantam Truk di Tol Cipularang: 1 Orang Meninggal, 9 Luka-Luka – Page 3

    Korban tewas bernama Tatang Muhidin. Sementara sembilan lainnya yang mengalami luka-luka bernama Ignatius Cristian Saputra, Kristian Salomo, Aldelya, Reinitha Jasmine Ferdinand, Theresa dan Marbela Louis.

    Kemudian, Renisa, Gema Muhammad, Putri, dan Evander Octavianus Karyadi. Kini, seluruh korban luka dibawa ke RS Abdul Rozak, Purwakarta, guna mendapatkan perawatan intensif.

    “Jumlah korban 10 orang, satu meninggal dunia,” ucap dia.

  • Pembunuhan Pegawai Minimarket: Fakta di Balik Sosok Heryanto, Rekan Kerja Sekaligus Pelaku
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        13 Oktober 2025

    Pembunuhan Pegawai Minimarket: Fakta di Balik Sosok Heryanto, Rekan Kerja Sekaligus Pelaku Bandung 13 Oktober 2025

    Pembunuhan Pegawai Minimarket: Fakta di Balik Sosok Heryanto, Rekan Kerja Sekaligus Pelaku
    Editor
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Kasus pembunuhan DO (21), pegawai minimarket yang jasadnya ditemukan mengambang di Sungai Citarum, Klari, Kabupaten Karawang, menyisakan kejutan.
    Sosok Heryanto (27), rekan kerja sekaligus kepala toko korban, kini menjadi tersangka utama di balik kematian tragis tersebut.
    Namun, bagi keluarganya, kabar itu nyaris tak masuk akal.
    Karsa (50), ayah Heryanto, mengaku sangat terkejut setelah mengetahui anaknya ditangkap polisi terkait kasus pembunuhan di Cibatu, Kabupaten Purwakarta.
    “Kalau saya bilang mah, Hery itu anaknya rumahan. Dari kecil sampai punya istri juga jarang main ke mana-mana,” ujar Karsa dikutip dari Tribun Jabar, Senin (13/10/2025).
    “Kalau pulang sekolah ya paling di rumah, enggak pernah neko-neko,” tambahnya.
    Karsa menggambarkan Heryanto sebagai sosok pendiam dan jarang berbuat onar.
    “Saya sok banget dengarnya, kaget. Soalnya belum pernah ada cerita yang bikin kecewa dari dia,” ucapnya.
    Di balik sikap tenang anaknya, Karsa menyebut ada sisi lain yang jarang diketahui banyak orang.
    Heryanto dikenal tertutup dan lebih suka memendam persoalan pribadi, termasuk soal keuangan.
    “Dia itu apa-apa suka dipendam sendiri. Kalau ada masalah keuangan, enggak pernah banyak cerita. Kalau bisa ditanggung sendiri ya ditanggung,” kata Karsa.
    Karsa mengaku sempat mendengar kabar bahwa Heryanto berencana meminjam uang ke bank karena kesulitan ekonomi, tetapi ia tidak tahu apakah rencana itu benar terlaksana.
    Diketahui, Heryanto telah empat tahun menetap bersama istrinya di sebuah rumah sederhana di perbukitan Cibatu, Purwakarta, lokasi yang kini disebut sebagai tempat pembunuhan terhadap Dina.
    Kasus ini bermula ketika warga menemukan jasad DO mengambang di Sungai Citarum, Desa Curug, Kecamatan Klari, Selasa (7/10/2025).
    Penemuan itu memicu penyelidikan intensif hingga polisi menangkap Heryanto sehari kemudian.
    Tersangka diketahui merupakan kepala toko minimarket di Rest Area KM 72 Purwakarta, tempat korban bekerja. Polisi menduga Heryanto bertindak sebagai pelaku utama dalam kasus ini.
    Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa Heryanto diduga telah menyiapkan lokasi dan cara membuang jasad korban.
    Jasad DO dimasukkan ke dalam kardus besar, dililit lakban, lalu dibuang dari Jembatan Merah Bendungan Jatiluhur pada Minggu (5/10/2025) dini hari.
    Tubuh korban hanyut sejauh 20 kilometer sebelum ditemukan dua hari kemudian di wilayah Karawang.
    Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti saat menggeledah rumah Heryanto di Cibatu, termasuk lakban, tali, sisa pembakaran sandal korban, golok, dan gunting yang diduga digunakan dalam upaya menghilangkan jejak.
    Selain menelusuri aset korban yang sempat dibawa pelaku, seperti motor, mobil, dan dua ponsel, penyidik kini mendalami motif pembunuhan. Dugaan sementara, aksi itu dilatarbelakangi masalah ekonomi.
    Polisi juga masih menyelidiki dugaan adanya pihak lain yang membantu Heryanto membuang jasad korban ke sungai.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Di Balik Kasus Pembunuhan Dina Pegawai Minimarket di Karawang: Anak Rumahan yang Suka Pendam Masalah
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cara Dedi Mulyadi Bereskan Sungai dan Pengangguran di Jabar: Bukan Seminar
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        13 Oktober 2025

    Cara Dedi Mulyadi Bereskan Sungai dan Pengangguran di Jabar: Bukan Seminar Bandung 13 Oktober 2025

    Cara Dedi Mulyadi Bereskan Sungai dan Pengangguran di Jabar: Bukan Seminar
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengambil langkah inovatif dalam menangani masalah kebersihan sungai dan lingkungan di daerahnya.
    Alih-alih mengadakan seminar atau rapat koordinasi, Dedi berencana membuka lapangan kerja baru dengan menambah jumlah tenaga kebersihan sungai.
    Para pekerja yang akan diberdayakan secara langsung ini akan membersihkan sungai dengan menggunakan cangkul.
    “Sebab kalau sungai-sungai itu pengen tidak banjir bukan diseminarkan. Bukan didiskusikan. Tapi sungainya dibersihkan. Bisa pakai alat berat, bisa pakai cangkul,” ungkap Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
    Dedi menjelaskan langkah ini bertujuan untuk menyelesaikan dua persoalan sekaligus, yaitu menjaga kebersihan lingkungan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
    Ia menekankan bahwa solusi untuk mengatasi banjir tidak terletak pada tumpukan dokumen hasil seminar, melainkan pada tindakan nyata di lapangan.
    “Saya akan memperbanyak pekerja membersihkan sungai menggunakan cangkul, agar rakyat Jabar banyak pakulian (pekerjaan),” tambahnya.
    Mantan Bupati Purwakarta ini mengeklaim bahwa kegiatan tersebut tidak hanya akan menjaga lingkungan, tetapi juga memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat di Jawa Barat.
    Dedi menegaskan, pembangunan daerah tidak selalu berkaitan dengan proyek besar atau investasi raksasa, tetapi lebih kepada memastikan rakyat memiliki penghidupan yang layak.
    “Yang penting dapur ngebul. Pokoknya
    kumaha
    (bagaimana)
    carana
    Jawa Barat,
    jalanan leucir, caina ngalir, beuteng rakyatna buncit, huntuna nyengir
    (jalannya bagus, airnya mengalir, perut rakyatnya terisi dan giginya nyengir),” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Soal Wanita Pengkritiknya Ditangkap, Dedi Mulyadi: Tak Ada Kaitannya dengan Saya
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        12 Oktober 2025

    Soal Wanita Pengkritiknya Ditangkap, Dedi Mulyadi: Tak Ada Kaitannya dengan Saya Bandung 12 Oktober 2025

    Soal Wanita Pengkritiknya Ditangkap, Dedi Mulyadi: Tak Ada Kaitannya dengan Saya
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan, penangkapan seorang wanita asal Jakarta yang sempat mengkritiknya di media sosial tidak ada kaitannya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun kebijakannya.
    “Kalau ada berita yang menggambarkan penangkapan terhadap seorang wanita yang berdomisili di Jakarta dan kemudian waktu itu memberikan postingan yang nadanya agak keras buat saya, dan ada penangkapan, nggak ada kaitannya dengan peristiwa yang dia sampaikan pada saya,” ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
    Mantan Bupati Purwakarta itu mengaku tidak mengenal sosok wanita tersebut secara pribadi.
    Ia hanya mengetahui bahwa perempuan itu tinggal di Jakarta dan dikenal kerap melontarkan kritik terhadap banyak pihak, bukan hanya dirinya.
    “Saya tidak mengenal wanita itu siapa. Yang saya tahu, dia tinggal di Jakarta dan sering bersikap kritis pada siapa pun,” katanya.
    Menurut Dedi, jika perempuan tersebut saat ini tengah menghadapi perkara hukum, hal itu sepenuhnya merupakan urusan pidana.
    Ia menegaskan, tidak ada kaitannya dengan Pemprov Jabar atau kritik yang pernah disampaikan kepada dirinya.
    Meski demikian, Dedi menyatakan tetap menghormati setiap kritik yang ditujukan kepada kebijakannya maupun kepada pemerintah daerah.
    Ia bahkan menyebut kritik sebagai “obat pahit” yang menyehatkan jalannya roda pemerintahan.
    “Saya ucapkan terima kasih pada seluruh warganet di mana pun berada dan seluruh warga Jabar yang tetap memberikan kritik pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kami menghormati seluruh kritik yang disampaikan, dan itu saya anggap sebagai obat. Walaupun pahit, kalau diminum bisa sehat, asal minumnya teratur,” ucap Dedi.
    Dedi menambahkan, kritik merupakan bentuk kasih sayang masyarakat terhadap Jawa Barat.
    Menurutnya, perhatian publik terhadap provinsi ini juga tercermin dari meningkatnya kunjungan wisatawan.
    “Itu bisa ditandai dengan semakin meningkatnya angka pariwisata ke Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya.
    Dedi Mulyadi tidak menjelaskan secara rinci siapa wanita yang dimaksud.
    Namun, melalui akun Instagramnya, Dedi sempat mengunggah dua video yang memperlihatkan dua wanita tengah mengkritik dirinya terkait rencana donasi Rp 1.000 per hari.
    Salah satu dari dua wanita tersebut dikabarkan dipecat dari tempat kerjanya di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.
    Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai adanya penangkapan terhadap salah satu pengkritik Dedi tersebut.
    Dalam unggahannya, Dedi menegaskan bahwa kebijakan donasi Rp 1.000 per hari bersifat sukarela.
    Ia juga menjelaskan bahwa dana yang terkumpul tidak akan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melainkan oleh komunitas masyarakat masing-masing, seperti RT/RW, forum warga, atau kelompok masyarakat setempat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Sebut Jabar Akan Punya 4 PLTSa: Sampah Hilang, Listrik Terang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        11 Oktober 2025

    Dedi Mulyadi Sebut Jabar Akan Punya 4 PLTSa: Sampah Hilang, Listrik Terang Bandung 11 Oktober 2025

    Dedi Mulyadi Sebut Jabar Akan Punya 4 PLTSa: Sampah Hilang, Listrik Terang
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, empat kawasan aglomerasi di wilayah Jabar akan menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
    Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Danantara, dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
    Empat kawasan yang dimaksud meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, Bogor–Depok, Bekasi Raya, serta Purwakarta–Karawang–Subang–Kota Bandung–Cimahi–Cianjur–Sukabumi–Kabupaten Bandung.
    “Seluruh wilayah-wilayah itu diharapkan bisa selesai seluruh persiapannya. Hari ini sedang dipersiapkan untuk Sarimukti,” ujar Dedi dikutip dari Tribun Jabar, Sabtu (11/10/2025).
    Menurut Dedi, proyek pembangunan empat PLTSa tersebut ditargetkan dapat dimulai pada tahun 2027.
    “Itu paling lama, ya. Mudah-mudahan bisa tercapai dalam waktu 1,5 tahun atau 1,6 tahun,” katanya.
    Dedi menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan berperan dalam penyediaan lahan, pengelolaan sampah, serta percepatan proses perizinan agar proyek PLTSa bisa segera terealisasi.
    Ia menegaskan, daerah tidak akan dibebankan anggaran untuk pembangunan maupun pembebasan lahan karena seluruh pembiayaan akan ditanggung oleh Danantara.
    “Semuanya oleh Danantara,” ujar Dedi.
    Sebelumnya, Dedi telah melakukan pertemuan dengan CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
    Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas teknis kerja sama dan target penyelesaian proyek dalam dua tahun ke depan.
    “Sampahnya Hilang, Listriknya Terang”
    Dedi menilai, proyek ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Jawa Barat karena mampu menjawab dua persoalan sekaligus: tumpukan sampah dan kebutuhan energi terbarukan.
    “Buat warga Jawa Barat, urusan sampah nggak usah pusing lagi. Danantara akan segera membangun pembangkit listrik tenaga sampah hampir di seluruh wilayah Jawa Barat,” ucap Dedi.
    “Dua tahun ke depan, Insya Allah, sampahnya hilang, listriknya terang,” tambahnya.
    Menurutnya, pembangunan PLTSa menjadi langkah konkret Pemerintah Provinsi dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang selama ini membebani banyak daerah.
    “Pembangunan PLTSa ini bukan hanya soal mengelola sampah, tetapi juga menciptakan energi baru yang bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
    Pertemuan pembahasan PLTSa turut dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, serta sejumlah kepala daerah di Jawa Barat.
    Mereka di antaranya Bupati Cianjur, Bupati Purwakarta, Bupati Bogor, Bupati Bandung Barat, Wali Kota Bogor, Bupati Bekasi, dan Bupati Sukabumi, serta Kepala DPMPTSP Jabar.
    Kehadiran para kepala daerah tersebut menjadi sinyal kuat dukungan terhadap percepatan realisasi PLTSa yang diharapkan menjadi proyek percontohan pengelolaan sampah berkelanjutan di Indonesia.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Umumkan Kabar Gembira: Jabar Akan Punya 4 PLTSa Raksasa, Sampah Beres dalam 2 Tahun
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Video Penggerebekan Viral, Ajudan Bupati Purwakarta Dikembalikan ke Brimob
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        11 Oktober 2025

    Video Penggerebekan Viral, Ajudan Bupati Purwakarta Dikembalikan ke Brimob Bandung 11 Oktober 2025

    Video Penggerebekan Viral, Ajudan Bupati Purwakarta Dikembalikan ke Brimob
    Editor
    PURWAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah video yang memperlihatkan seorang anggota Polri sekaligus ajudan Bupati Purwakarta, Brigadir Yusuf, digeruduk oleh istrinya di tempat umum menjadi viral di media sosial.
    Peristiwa tersebut memicu perhatian publik karena melibatkan aparat yang bertugas mendampingi kepala daerah.
    Menanggapi viralnya video tersebut, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Barat langsung melakukan pemeriksaan terhadap Brigadir Yusuf.
    Kepala Divisi Propam Polri memastikan bahwa kasus ini telah mendapat penanganan resmi.
    Melalui pernyataan di akun resminya, Divpropam menyampaikan permohonan maaf atas perilaku anggotanya dan menjamin proses pemeriksaan berjalan transparan.
    Divpropam menegaskan komitmennya untuk mengawal kasus tersebut hingga tuntas dengan tetap menjunjung tinggi keadilan, terutama bagi pihak keluarga yang terdampak.
    Sebagai tindak lanjut, Brigadir Yusuf dikembalikan ke kesatuannya di Korps Brimob Polri.
    Langkah ini diambil setelah proses klarifikasi internal dilakukan oleh Bidpropam dan Satuan Brimob Polda Jabar.
    Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein (Om Zein) menegaskan, dirinya tidak akan ikut campur dalam persoalan pribadi ajudannya.
    “Ya sudah, saya tak akan ikut campur pada urusan pribadi keluarga Pak Yusuf, karena itu kan privasi. Saya berharap keluarganya baik-baik saja, tak ada apa-apa,” ujar Om Zein saat dikonfirmasi, Jumat (10/10/2025).
    Ia menambahkan bahwa penyelesaian persoalan rumah tangga Brigadir Yusuf sepenuhnya berada di bawah kewenangan institusi Polri.
    “Saya pun tak punya kewenangan untuk memediasi dan menyelesaikan persoalan ini, karena ada yang berwenang yaitu kesatuan tugas Pak Yusuf,” ujarnya.
    Om Zein menjelaskan, peristiwa tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak dua bulan lalu dan telah dimediasi oleh kesatuan Brimob.
    “Kasus itu sudah dimediasi oleh satuannya. Keduanya sepakat untuk berpisah atau bercerai,” kata Om Zein.
    Brigadir Yusuf sendiri dikenal sebagai pengawal pribadi yang telah mendampingi Bupati sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025. Namun, setelah kejadian ini, ia resmi dikembalikan ke kesatuannya.
    “Per hari ini (10 Oktober 2025) dia sudah tidak lagi menjadi walpri saya. Dia anggota Polri, bukan ASN, jadi kewenangan penuh ada di satuannya,” ujar Om Zein.
    Hingga kini, Polri memastikan proses pemeriksaan internal terhadap Brigadir Yusuf tetap berjalan sesuai prosedur.
    Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan ulang video perselisihan tersebut demi menjaga privasi para pihak yang terlibat.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul KRONOLOGI Ajudan Bupati Purwakarta Digerebek Istri dan Dicopot dari Pengawal Pribadi Om Zein
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rekaman CCTV Toko 2 Hari Sebelum Dina Oktaviani Dibunuh Atasannya, Meringkuk Menangis di Belakang Meja Kasir

    Rekaman CCTV Toko 2 Hari Sebelum Dina Oktaviani Dibunuh Atasannya, Meringkuk Menangis di Belakang Meja Kasir

    GELORA.CO – Kasus pembunuhan kasir minimarket bernama Dina Oktaviani sedang jadi sorotan masyarakat.

    Jasad Dina Oktaviani ditemukan tak bernyawa di aliran Sungai Citarum, Dusun Munjul Kaler, Desa Curug, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat pada Senin (7/10/2025).  

    Belakangan diketahui Dina Oktaviani dihabisi rekan kerjanya sendiri, seorang kepala toko di tempat ia bekerja yang bernama Heryanto (27).

    Kini beredar rekaman CCTV dari minimarket tempat Dina Oktaviani bekerja.

    Dina Oktaviani diketahui merupakan kasir minimarket Alfamart di rest area kilometer 72A Tol Cipularang.

    Video cctv itu menunjukkan gerak-gerik Dina bak sudah pertanda adanya masalah.

    Ia terlihat menangis sambil berjongkok meringkuk di bawah meja kasir.

    Dina tampak memegang sebuah HP dan sesekali tangannya mengelap air mata di wajah menggunakan tisu.

    Perilaku Dina menunjukkan bahwa ia memang tengah ada masalah.

    Kini rekaman cctv itu memicu simpati dari netizen.

    Doa-doa banyak dituliskan untuk mendiang Dina Oktaviani agar diberi ketenangan.

    Motif Heryanto

    Kasat Reskrim Polres Purwakarta, AKP Uyun Saepul Uyun, mengungkapkan pihaknya masih akan menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memeriksa barang bukti hingga mendalami motif pelaku.

    Dari pemeriksaan sementara, Heryanto mengaku tega membunuh Dina karena motif ekonomi.

    Uyun mengatakan olah TKP akan digelar di rumah Heryanto di Kampung Pasir Oa, Desa Wanawali, Kecamatan Cibatu, Purwakarta.

    “Dari hasil penyelidikan, TKP berada di Purwakarta. Kami akan melakukan olah TKP, memeriksa barang bukti, dan mendalami motif yang melatarbelakangi perbuatan pelaku,” ujar Uyun kepada wartawan di Mapolres Purwakarta, Kamis, dilansir TribunJabar.id.

    Heryanto pelaku pembunuhan terhadap Dina diketahui telah berkeluarga.

    Ia telah memiliki istri yang juga tinggal bersama di TKP pembunuhan.

    Namun ketika aksi keji itu terjadi, istri Heryanto sedang tidak ada di rumah.

    Sang istri disebut tengah menginap di rumah keluarganya.

    Menurut kesaksian seorang tetangga bernama Wawan Hermawan, Heryanto kerap pulang di atas jam 12 malam.

    “Biasa pulang sudah lewat jam 12 malam, karena kerja di retail. Pernah bawa teman kerja ke rumah juga enggak pernah.”

    “Sosialnya lumayan baik, cuma pendiam. Jadi warga kaget saat tahu dia pelakunya,” ungkap Wawan.

    “Kalau kesehariannya bisa dibilang pendiam. Jarang kumpul, paling seminggu beberapa kali, tapi itu pun enggak banyak ngomong. Mungkin karena sibuk kerja di minimarket,” imbuh dia.

    Masih dari TribunJabar.id, Heryanto menghabisi nyawa Dina di rumahnya.

    Rumah bercat kuning milik Heryanto memang berada jauh dari rumah tetangga.

    Sebab, lokasinya memiliki akses jalan sendiri dan menanjak. (Tribunnewsmaker)

  • Polisi Dalami Peran 2 Tetangga Heryanto Terlibat Pembunuhan Kasir Alfamart Cantik Dina Oktaviani

    Polisi Dalami Peran 2 Tetangga Heryanto Terlibat Pembunuhan Kasir Alfamart Cantik Dina Oktaviani

    GELORA.CO – ‎Dua tetangga pelaku Heriyanto (27) ikut diamankan polisi karena terlibat pembunuhan kasir Alfamart cantik Dina Oktaviani (21).

    Kepala Desa Wanawali, Kecamatan Cibatu, Purwakarta, Wahyudin, membenarkan warganya bernama Heriyanto telah diamankan polisi.

    Begitu juga dua warganya inisial O dan R, usia di atas 20 tahun, dibawa polisi untuk dimintai keterangan soal pembunuhan Dina Oktaviani ini. Keduanya dijemput dari rumahnya.

    Menurut keterangan Kades Wahyudin, dari informasi yang dia dapat, dua warga ini hanya diminta tolong oleh Heryanto untuk mengantarnya pergi setelah peristiwa terjadi.

    “Mereka tidak tahu maksud dan tujuannya,” kata Kades.

    Namun polisi masih mendalami peran dua warga Wanawali lainnya untuk memastikan apakah mereka sekadar diminta tolong atau terlibat lebih jauh dalam kasus tersebut.

    Sebelumnya, pelaku Heryanto ditangkap polisi saat bekerja di Alfamart di jalur Tol Cipularang KM 72 Purwakarta, Rabu malam (8/10).

    Alfamart ini juga sebagai tempat korban bekerja selama ini bersama pelaku.

    “Pelaku merupakan teman korban di tempat kerjanya,” kata Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Cep Wildan, saat dikonfirmasi Kamis (9/10/2025).

    Berdasarkan hasil penyelidikan, Tim Taktis Sanggabuana Polres Karawang bersama Resmob Polda Jawa Barat mengamankan pelaku sehari setelah jasad korban ditemukan di Kali Citarum.

    Heriyanto mengaku membunuh korban karena terdesak kebutuhan finansial.

    Selain mengambil harta Dina Oktaviani, pelaku Heriyanto juga memperkosa korban.

    Sebelumnya, jasad perempuan tanpa busana ditemukan di aliran Sungai Citarum, Dusun Munjul Kaler, Desa Curug, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/10/2025) sore.***

     

  • Melihat Rumah TKP Bos Minimarket Perkosa dan Bunuh Karyawati

    Melihat Rumah TKP Bos Minimarket Perkosa dan Bunuh Karyawati

    Jakarta

    Satreskrim dan Tim Inafis Polres Purwakarta melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah pelaku yang menjadi tempat bos minimarket memerkosa dan membunuh karyawatinya. Rumah itu berada di Kecamatan Cibatu, Purwakarta.

    Rumah itu tepatnya beralamat di Kampung Pasir Oa, Desa Wanawali, Kecamatan Cibatu, Purwakarta, Jawa Barat. Pantauan detikJabar, polisi sudah memasang garis polisi di sekeliling rumahnya yang berjauhan dengan tetangga itu. Rumah bercat kuning kini semakin sepi aktivitas dan terlihat lampu rumah terus menyala.

    Sepatu, mainan anak, buku dongeng, sebelah sepatu roda, kursi, tikar, hingga barang-barang lain tersebar di teras rumah, sedangkan dari celah pintu di balik garis polisi, bagian dalam rumah sedikit terlihat.

    Sementara itu, polisi menggunakan sejumlah alat untuk mencari barang bukti dan sidik jari guna mengumpulkan bukti-bukti atau tanda-tanda aktivitas saat terjadinya tindak kejahatan.

    Dari hasil olah TKP awal, polisi menemukan sedikitnya enam barang bukti yang berkaitan dengan aksi kejahatan, baik barang milik korban, barang yang digunakan untuk melancarkan aksi, maupun sisa pembakaran barang korban

    (rdp/idh)