kab/kota: Probolinggo

  • Kecelakaan Maut Tol Gempol-Pasuruan, 2 Warga Malang Tewas Akibat Tabrak Truk Misterius

    Kecelakaan Maut Tol Gempol-Pasuruan, 2 Warga Malang Tewas Akibat Tabrak Truk Misterius

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kecelakaan tragis terjadi di Tol Gempol–Pasuruan (Gempas) Km 784.800 arah Malang pada Sabtu (17/5/2025) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB. Mobil Avanza N 1385 AAM yang dikemudikan Bayu Kristiawan, warga Samawe, Malang, menabrak truk.

    Mobil Avanza tersebut melaju dari arah Probolinggo ke Malang dengan kecepatan tinggi di lajur cepat tol. Tiba-tiba, sebuah kendaraan besar yang belum teridentifikasi berpindah jalur secara mendadak.

    “Tiba-tiba kendaraan yang tidak diketahui identitasnya itu pindah lajur dari lambat ke cepat, karena jaraknya terlalu dekat, mobil Avanza menabraknya dari belakang,” ungkap Ipda Ridho Pramana, Panit PJR Jatim 3. Akibat tabrakan itu, Avanza oleng ke kiri dan menabrak pembatas jalan.

    Benturan keras menyebabkan bagian depan Avanza ringsek parah. Dua penumpang, Winda Wulandari (29) dan seorang anak berinisial DJP (12), warga Sumber Manjing, Malang, meninggal dunia di tempat.

    Sementara itu, tiga penumpang lainnya mengalami luka-luka, baik ringan maupun berat. Seorang balita yang ikut dalam kendaraan tersebut dilaporkan selamat tanpa luka serius.

    Petugas kepolisian yang tiba di lokasi kejadian tidak menemukan kendaraan yang ditabrak oleh Avanza. Diduga kuat kendaraan besar tersebut langsung melanjutkan perjalanan usai insiden.

    “Petugas cek lokasi tidak ditemukan kendaraan yang ditabraknya, diduga kendaraan tersebut terus berjalan,” ujar Ridho menambahkan. Hal ini menyulitkan identifikasi terhadap kendaraan penyebab kecelakaan.

    Dari hasil penyelidikan sementara, diduga sopir Avanza kurang berkonsentrasi sehingga tidak dapat menghindar. Faktor perpindahan lajur mendadak dari kendaraan besar turut memperparah situasi.

    Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kendaraan misterius tersebut. “Kami akan mencari keterangan dari saksi dan rekaman CCTV tol untuk mengetahui identitas kendaraan yang terlibat,” pungkas Ridho. (ada/but)

  • Enggan Kecolongan PAD, Pemkot Probolinggo Susun Aturan Sewa Tiang Internet

    Enggan Kecolongan PAD, Pemkot Probolinggo Susun Aturan Sewa Tiang Internet

    Probolinggo (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Probolinggo mulai serius menertibkan tiang-tiang internet milik provider yang menjamur di tepi jalan. Selama ini, keberadaan tiang tersebut belum dikenai biaya sewa meski berdiri di atas aset milik pemerintah.

    Fenomena ini menjadi sorotan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPRD Kota Probolinggo baru-baru ini. Menyikapi hal itu, Pemkot kini tengah menyusun regulasi baru untuk mengatur retribusi atas penggunaan lahan badan jalan.

    “Selama ini memang belum ada ketentuan biaya sewa. Padahal, tiang-tiang itu berdiri di atas tanah milik pemerintah yang semestinya bisa menghasilkan kontribusi untuk daerah,” tegas Kepala Dinas PUPR-PKP Kota Probolinggo, Setiorini Sayekti, Kamis (15/5/2025).

    Menurut Rini, regulasi yang dimaksud bisa berbentuk revisi Peraturan Daerah (Perda) atau cukup melalui Peraturan Wali Kota (Perwali). Tujuannya adalah menciptakan keadilan dan pemanfaatan aset daerah secara optimal.

    Dari puluhan provider yang memasang jaringan, sejauh ini hanya dua perusahaan yang mengantongi izin resmi dan telah mendapatkan rekomendasi teknis (rekomtek). Dua provider lainnya masih dalam proses perizinan.

    “Prosedurnya harus melalui OSS (Online Single Submission) terlebih dahulu. Setelah itu, pemohon mengajukan rekomtek ke Dinas PUPR dan kembali ke OSS untuk mendapatkan izin dari DPM-PTSP,” jelas Rini.

    Rekomtek itu hanya berlaku selama satu tahun dan wajib diperpanjang jika provider menambah jaringan atau tiang baru. “Dengan begitu, data jumlah tiang bisa terus kami pantau dan perbarui secara berkala,” tambahnya.

    Ia mengakui selama ini tiang internet memang cenderung dibiarkan tanpa pungutan. Padahal, jika dikelola melalui mekanisme retribusi, keberadaan tiang itu bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar.

    “Potensinya besar sekali, mengingat jumlah provider dan sebaran tiang yang terus bertambah. Karena itu, kami sedang mempercepat penyusunan aturannya agar bisa segera diterapkan,” pungkas Rini.

    Langkah ini diharapkan bisa menertibkan penggunaan ruang publik serta menambah pemasukan daerah. Selain itu, Pemkot juga menargetkan terciptanya tata kota yang lebih rapi dan legalitas pemasangan tiang yang lebih jelas. [ada/aje]

  • Nelayan Hilang di Perairan Gending Ditemukan Meninggal Dunia

    Nelayan Hilang di Perairan Gending Ditemukan Meninggal Dunia

    Probolinggo (beritajatim.com) – Setelah dinyatakan hilang selama tiga hari, nelayan bernama Abdul Holis (45), warga Dusun Pesisir, Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo akhirnya ditemukan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh nelayan sekitar perairan Gending.

    Proses pencarian dilakukan sejak Senin (12/5/2025) oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsur. Komandan Regu Basarnas Jember, Jefri, mengatakan pihaknya telah mengerahkan 35 personel dalam upaya pencarian korban.

    “Kami mengerahkan 35 personel untuk pencarian sejak hari pertama dan bersyukur hari ini korban sudah ditemukan,” ujar Jefri saat diwawancarai di lokasi, Selasa (14/5/2025). Penemuan korban menjadi hasil dari kerja keras seluruh unsur SAR yang terlibat.

    Menurut Jefri, korban ditemukan pada hari ketiga pencarian sekitar pukul 10.35 WIB. Lokasi penemuan berada sekitar 6 nautical mile atau sekitar 11 kilometer dari titik jatuhnya korban.

    “Korban ditemukan di arah 149 derajat dari LKP, tepatnya di sebelah timur Pulau Gili Ketapang,” jelasnya. Pihaknya menyebut, keberhasilan pencarian ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat dan nelayan sekitar.

    Nelayan yang menemukan jasad korban segera menginformasikan ke posko SAR di darat untuk dilakukan proses evakuasi. Tim gabungan yang sudah siaga langsung menuju lokasi dan mengevakuasi jenazah ke rumah duka.

    “Korban pertama kali ditemukan oleh nelayan dan langsung kami evakuasi tanpa kendala berarti,” imbuh Jefri. Ia juga menyebut bahwa koordinasi dengan masyarakat sekitar berjalan sangat baik.

    Hingga proses evakuasi, cuaca di sekitar perairan Gending cukup bersahabat dan tidak mengganggu pencarian. “Alhamdulillah saat penemuan cuaca mendukung, tidak ada kendala dalam proses evakuasi,” ujar Jefri.

    Setelah dievakuasi, jenazah Abdul Holis langsung disemayamkan di rumah duka di Desa Randuputih. Pihak keluarga menerima dengan tabah dan mengucapkan terima kasih atas kerja keras tim SAR gabungan.

    Jefri menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua unsur yang terlibat, mulai dari TNI AL, Polair, BPBD Probolinggo, hingga potensi SAR dan masyarakat nelayan. “Sinergi yang kuat antar unsur membuat operasi SAR berjalan lancar dan membuahkan hasil,” pungkasnya. (ada/ian)

  • Viral Vidio Pengambilan Material Bangunan di Tamansari, Ini Penjelasan Kades

    Viral Vidio Pengambilan Material Bangunan di Tamansari, Ini Penjelasan Kades

    Probolinggo (beritajatim.com) – Sebuah video yang memperlihatkan pengambilan material bangunan dari kawasan perumahan di Desa Tamansari, Kabupaten Probolinggo, viral di media sosial. Video tersebut memunculkan spekulasi adanya penyalahgunaan material proyek desa oleh warganet.

    Menanggapi hal ini, Kepala Desa Tamansari, Soetadji, memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut. Ia menyebut video itu diambil pada Selasa, 13 Mei 2025, sekitar pukul 10 pagi saat dirinya mengawasi perbaikan tanggul.

    Menurut Soetadji, tanggul yang rusak berada di dekat Tembok Penahan Tanah (TPT) dan merupakan jalur utama warga beraktivitas. Agar akses masyarakat tidak terganggu, pihak desa mengambil langkah perbaikan sementara.

    Material berupa buis beton yang digunakan diambil dari area perumahan yang belum dihuni. “Kami sudah dapat izin dari pengelola dan keluarga pemilik lahan, jadi tidak asal ambil,” jelas Soetadji, Rabu (14/5/2025).

    Namun saat pekerjaan berlangsung, dua perempuan datang dan merekam kegiatan tanpa konfirmasi. Mereka menyatakan ingin menyebarkan video tersebut ke media sosial karena mempertanyakan pengambilan material itu.

    “Salah satu dari mereka bicara dengan nada tinggi dan sempat saling dorong, tapi tidak ada pemukulan. Saya hanya menepis ponsel yang diarahkan ke wajah saya,” ujar Soetadji menjelaskan insiden tersebut.

    Ia menyayangkan video tersebar tanpa penjelasan dari pihak desa sehingga menimbulkan persepsi negatif. Padahal menurutnya, tindakan itu semata-mata demi memperlancar mobilitas warga yang terganggu.

    “Ini hanya solusi sementara sampai anggaran desa turun. Setelah itu akan dilakukan perbaikan permanen dengan pengecoran dan paving,” tambahnya menegaskan.

    Soetadji juga memastikan bahwa seluruh penggunaan dana desa mengikuti prosedur dan aturan yang berlaku. Ia mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi informasi sepihak di media sosial.

    “Saya harap penyebar video juga memberi penjelasan agar tak memicu kesalahpahaman. Mari kita jaga agar lingkungan desa tetap kondusif,”*
    pungkasnya.

    Sementara itu, Fathur Rozy, warga setempat, menyampaikan bahwa tidak ada pemberitahuan dari pihak desa kepada pemilik rumah soal pengambilan beton tersebut. “Waktu itu tidak ada warga, cuma pekerja dan pak kades saja, kesannya ambil sembarangan,” ungkapnya melalui pesan singkat. (ada/ian)

  • Angka Kemiskinan Capai 69,9 Persen, Bupati Probolinggo Wadul Ini ke Mensos

    Angka Kemiskinan Capai 69,9 Persen, Bupati Probolinggo Wadul Ini ke Mensos

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kabupaten Probolinggo tengah menjadi perhatian pemerintah pusat akibat tingginya angka kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, tingkat kemiskinan daerah ini mencapai 69,9 persen.

    Data tersebut menempatkan Probolinggo sebagai kabupaten keempat termiskin di Jawa Timur. Kondisi ini dibahas langsung dalam forum diskusi “Pilar-Pilar” yang digelar di Pendapa Prasaja Ngesti Wibawa.

    Acara tersebut dihadiri Menteri Sosial Saifullah Yusuf serta ratusan pendamping bantuan sosial dari berbagai kecamatan. Dalam forum itu, berbagai strategi pengentasan kemiskinan dibahas secara terbuka.

    Bupati Probolinggo, Muhammad Haris, mengakui tingginya angka kemiskinan bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. “Ini menjadi cambuk bagi kita semua untuk melakukan perbaikan dan kerja nyata,” ujarnya dalam sambutan.

    Haris menilai bahwa pengentasan kemiskinan tidak bisa hanya bergantung pada bantuan sosial. Ia menekankan pentingnya pendekatan pemberdayaan agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi.

    “Banyak warga kita yang sudah terlalu nyaman dengan bantuan, padahal mereka harus kita dorong untuk lebih berdaya,” kata Haris.

    Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf memaparkan bahwa anggaran bansos untuk Probolinggo sangat besar, mencapai Rp532,8 miliar bagi 142.559 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Ditambah lagi, ada dana Rp321,9 miliar untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) bagi lebih dari 638 ribu jiwa.

    “Penduduk miskin di Probolinggo tercatat sebanyak 175.231 jiwa. Kecamatan Krucil paling tinggi, disusul Tiris dan Gading,” ungkap Saifullah Yusuf dalam forum tersebut.

    Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengoptimalkan program yang sudah ada. “Kita tidak perlu program baru, yang penting optimalisasi dan validasi data DTSEN dan DTKS agar tepat sasaran,” ujarnya.

    Bupati Haris menyambut baik hal itu dan menyatakan verifikasi data akan menjadi fokus utama pemerintahannya. Ia menambahkan bahwa keterbatasan lapangan pekerjaan menjadi akar persoalan kemiskinan di Probolinggo.

    “Padahal kita punya potensi besar di sektor pariwisata. Hanya saja sektor industri masih lemah dan perlu penguatan,” jelas Haris.

    Ia mengungkap bahwa saat ini pemerintah daerah tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah investor. Harapannya, akan terbuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat, terutama generasi muda.

    “Kita ingin anak-anak muda punya masa depan di tanah sendiri, bukan merantau karena tak ada pilihan,” pungkasnya. (ada/ian)

  • Dorong Kesetaraan Kerja, Pemkot Probolinggo Gelar Job Fair Khusus Disabilitas

    Dorong Kesetaraan Kerja, Pemkot Probolinggo Gelar Job Fair Khusus Disabilitas

    Probolinggo (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Probolinggo terus memperkuat komitmennya dalam menciptakan kesetaraan kesempatan kerja, termasuk bagi penyandang disabilitas. Melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), sosialisasi aktif dilakukan ke berbagai perusahaan guna menghapus syarat kerja yang bersifat diskriminatif.

    “Salah satu fokus kami adalah memastikan penyandang disabilitas punya akses yang setara ke dunia kerja,” kata Kepala Disperinaker Kota Probolinggo, Budiono Wirawan.

    Meski demikian, Budiono menyebut ada jenis pekerjaan tertentu yang tetap membutuhkan kriteria khusus, seperti sektor garmen yang lebih banyak mempekerjakan perempuan dan posisi keamanan yang memerlukan kesiapan fisik.

    Upaya ini selaras dengan Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2024, yang mewajibkan instansi pemerintah dan BUMN/BUMD mempekerjakan paling sedikit tiga persen tenaga kerja dari kalangan disabilitas. Sedangkan perusahaan swasta diwajibkan menyediakan kuota dua persen.

    Sayangnya, realisasi dari ketentuan tersebut masih rendah di sektor swasta. “Sayangnya belum banyak perusahaan yang menjalankan kewajiban sesuai ketentuan perda,” ujar Budiono.

    Sebagai langkah konkret, Pemkot Probolinggo akan menggelar job fair khusus penyandang disabilitas pada 28 Mei 2025. Kegiatan ini bertujuan mempertemukan pencari kerja disabilitas dengan perusahaan yang terbuka terhadap tenaga kerja inklusif.

    “Wali Kota sudah mengeluarkan imbauan agar perusahaan ikut serta dalam job fair ini,” jelas Budiono. Namun hingga kini, partisipasi perusahaan masih minim.

    Disperinaker berharap ke depan lebih banyak perusahaan yang memahami pentingnya inklusivitas di lingkungan kerja. “Keterlibatan perusahaan akan sangat membantu mewujudkan Probolinggo sebagai kota ramah disabilitas,” tegas Budiono.

    Ia menambahkan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki hak, potensi, dan kompetensi yang sama dengan pekerja lainnya. “Mereka juga punya hak dan potensi yang tidak kalah dari pekerja lainnya,” pungkasnya. [ada/beq]

  • 14 Ribu Tiket Terjual, Sound Horeg Adventure Bondowoso Sukses Menarik Perhatian

    14 Ribu Tiket Terjual, Sound Horeg Adventure Bondowoso Sukses Menarik Perhatian

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebanyak 14 ribu tiket terjual dalam gelaran Sound Horeg Adventure yang berlangsung di Lapangan Tembak Markas Yonif 514 Raider, Bondowoso, pada Minggu-Senin (11-12/5/2025) malam. Acara spektakuler ini berhasil menarik perhatian ribuan penonton dari dalam dan luar daerah, menjadikannya salah satu hiburan massal yang paling sukses di kawasan tersebut.

    Gelaran yang digelar berkat sinergi antara Batalyon Infanteri (Yonif) 514 Raider dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso ini tak hanya berhasil menyuguhkan hiburan menarik, tetapi juga menjadi bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Divisi 2 Kostrad. Antusiasme masyarakat pun sangat tinggi, terlihat dari kemacetan panjang yang mengular hingga kilometer menuju lokasi acara.

    Penonton yang datang dari berbagai daerah, termasuk Bondowoso, Jember, Probolinggo, hingga Banyuwangi, memadati lokasi pertunjukan. Tidak hanya parade dentuman bass, acara ini juga diramaikan dengan kehadiran stan UMKM, ketahanan pangan, dan industri kreatif lokal, yang memberikan suasana yang lebih meriah dan bervariasi.

    Nama-nama besar dalam dunia sound horeg Jawa Timur, seperti ARG, Brewok, dan Blizzard, tampil memukau ribuan penonton dengan suguhan audio yang spektakuler, membuat acara ini sangat dinikmati terutama oleh kalangan muda.

    Ketua panitia sekaligus penggagas acara, Arief Zainurrohman, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Danyonif 514 Raider yang memberikan dukungan penuh, baik dari segi tempat maupun pengamanan, sehingga acara ini dapat berlangsung dengan sukses. “Tanpa dukungan dari Danyon Raider 514, acara ini tidak mungkin terselenggara dengan sukses. Ini bukti bahwa TNI dekat dengan rakyat,” ujar Arief.

    Arief juga menekankan bahwa Sound Horeg Adventure menjadi contoh nyata bahwa hiburan rakyat bisa digelar secara tertib dan kondusif, sekaligus mempromosikan wisata daerah. Ia berharap acara ini bisa menghapus stigma negatif yang sering melekat pada sound horeg yang identik dengan tawuran. “Justru acara ini membuktikan bahwa sound horeg bisa menjadi hiburan positif dan sehat bagi masyarakat,” tegasnya.

    Selain itu, Arief membuka kemungkinan untuk menyelenggarakan acara serupa berskala nasional di Bondowoso di masa depan. Hadir dalam acara tersebut Danyon 514 Raider, perwakilan Bupati Bondowoso dari Disparbudpora dan Diskoperindag, Wakil Ketua DPRD Ady Kriesna, Ketua Komisi II DPRD Tohari, serta sejumlah tokoh masyarakat.

    Acara yang berlangsung aman dan tertib hingga akhir ini, mencatatkan sejarah baru dalam dunia hiburan rakyat di Bondowoso dan memberikan kesan mendalam bagi semua pihak yang terlibat. [awi/beq]

  • Malam Penuh Makna di Klenteng Probolinggo, Dimulai dengan Pemandian Patung Buddha

    Malam Penuh Makna di Klenteng Probolinggo, Dimulai dengan Pemandian Patung Buddha

    Probolinggo (beritajatim.com) – Suasana khusyuk menyelimuti Klenteng Tri Dharma Sumber Naga, Kota Probolinggo, saat umat Buddha mengawali perayaan Hari Raya Waisak 2569 dengan ritual pemandian rupang. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (12/5/2025) sejak pukul 10.00 WIB di Jalan Wr. Supratman No. 127, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan.

    Ritual sakral tersebut menjadi pembuka rangkaian Tri Suci Waisak yang diperingati setiap tahun oleh umat Buddha. Hari Raya Waisak dikenal sebagai momen suci yang memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Sang Buddha Gotama.

    Ketua II TITD Klenteng Sumber Naga, Ervan Sujianto, menjelaskan bahwa Waisak bukan sekadar perayaan biasa. “Waisak ini merupakan hari kelahiran Sang Buddha Gotama sekaligus simbol pencapaian kebuddhaan,” ujarnya.

    Ia menyebutkan, suasana Waisak sangat berbeda dibandingkan dengan perayaan Imlek atau Cap Go Meh yang penuh dengan hiburan. Tri Suci Waisak justru dipenuhi dengan doa, kontemplasi, dan kesunyian yang bermakna.

    Menurut Ervan, masyarakat umum juga diperbolehkan mengikuti serangkaian kegiatan keagamaan di klenteng tersebut. “Kami tidak mewajibkan siapa pun untuk ikut serta dalam ritual dan doa. Namun, siapa saja yang berkenan, kami persilakan,” tambahnya.

    Menjelang malam Waisak, umat Buddha akan mengelilingi klenteng sebanyak tiga kali sebagai bentuk penghormatan. Prosesi tersebut dilakukan searah jarum jam dan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.

    “Penghormatan ini dilakukan sebagai simbol penghormatan terhadap kebuddhaan tertinggi dan tempat ibadah,” jelas Ervan. Kegiatan ini juga menjadi momen reflektif bagi umat untuk merenungkan ajaran Sang Buddha.

    Rangkaian Waisak ini tidak hanya menjadi kegiatan keagamaan semata, tetapi juga bentuk pelestarian budaya spiritual. Umat yang hadir tampak membawa dupa, bunga, dan lilin sebagai bagian dari persembahan.

    Puncak perayaan Hari Raya Waisak 2569 direncanakan jatuh pada pukul 23.55 WIB. Momentum sakral ini diyakini sebagai waktu turunnya berkah dan pencerahan bagi seluruh umat Buddha.

    “Semoga perayaan Waisak tahun ini membawa kedamaian dan ketenangan bagi seluruh umat serta masyarakat luas,” tutup Ervan penuh harap. [ada/aje]

  • Berat Badan Naik: Jane Tunjukkan Tanda Kehamilan, Begini Kata TWSL Probolinggo!

    Berat Badan Naik: Jane Tunjukkan Tanda Kehamilan, Begini Kata TWSL Probolinggo!

    Probolinggo (beritajatim.com) – Seekor singa betina bernama Jane, berusia 9 tahun yang berada di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo, menunjukkan tanda-tanda bunting. Namun, untuk memastikan kehamilan tersebut, Jane belum dapat di-USG karena belum bisa ditimbang berat badannya.

    Jane dipasangkan dengan singa jantan bernama Sera yang sama-sama didatangkan dari Taman Safari Prigen II Pasuruan pada tahun 2020. Keduanya saat ini ditempatkan dalam kandang besi yang memungkinkan pengawasan lebih ketat.

    Kepala UPT TWSL Kota Probolinggo, Muhammad Robert Fuad Alhadi menyebut tanda kehamilan Jane mulai terlihat sejak Maret 2025 lalu. “Tumbuh puting di tubuh Jane, itu bisa dijadikan tanda kehamilan,” terangnya.

    Selain perubahan fisik, Jane juga mengalami peningkatan nafsu makan yang signifikan. Sementara selama bulan puasa kemarin, baik Jane maupun Sera justru mengalami penurunan nafsu makan sebagai indikasi masa birahi.

    “Namun sekali lagi, itu hanya perkiraan kami karena belum ada pemeriksaan medis yang akurat,” imbuh Robert. Saat ini pihaknya masih terus memantau kondisi Jane secara intensif.

    Menurut Robert, ada dua dokter yang memberikan pendapat berbeda mengenai kondisi Jane. Satu pihak meyakini Jane sedang hamil berdasarkan pengamatan visual, sementara yang lain menyebut itu hanya kenaikan berat badan biasa.

    Untuk memastikan kehamilan, Jane harus menjalani USG, namun sebelumnya harus diketahui berat badannya agar dosis anestesi bisa dihitung tepat. “Tetapi ya apa cara nimbang berat badannya? Kami kendalanya di situ,” tutur Robert.

    Selain itu, diperlukan kehadiran dokter hewan berpengalaman dalam prosedur bius agar tidak membahayakan nyawa Jane. “Kalau dosis anestesi kurang nanti Jane bangun, dan itu berbahaya buat kami,” katanya.

    Koordinator Satwa TWSL, Nur Hidayat menambahkan bahwa jika Jane benar hamil tahun ini, maka ini akan menjadi kehamilannya yang keempat. “Nah, rata-rata di kehamilan keempat, induk itu akan merawat sendiri,” jelasnya.

    Pada kehamilan-kehamilan sebelumnya, Jane tidak berhasil merawat anak-anaknya sehingga semuanya mati. Oleh karena itu, pihak TWSL juga telah memasang CCTV di sekitar kandang untuk memantau proses kelahiran dan merespons cepat jika diperlukan. [ada/aje]

  • DPKPP Kota Probolinggo Siapkan 1.400 Dosis Vaksin PMK Jelang Idul Adha

    DPKPP Kota Probolinggo Siapkan 1.400 Dosis Vaksin PMK Jelang Idul Adha

    Probolinggo (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kota Probolinggo kembali menerima tambahan vaksin PMK. Sebanyak 1.400 dosis vaksin disalurkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam bentuk 44 botol vaksin.

    Tambahan vaksin tersebut diperuntukkan bagi hewan kurban, seperti sapi dan kambing, guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Vaksinasi ini menjadi bagian dari upaya preventif untuk menjamin kesehatan hewan kurban yang akan disembelih saat Idul Adha.

    Kepala DPKPP Kota Probolinggo, Aries Santoso, mengatakan bahwa vaksinasi akan terus dilakukan untuk meningkatkan imunitas hewan ternak. “Maka dengan tambahan vaksinasi PMK ini, DPKPP akan terus melakukan vaksinasi kepada hewan kurban baik itu sapi atau kambing,” ujarnya.

    Selain melaksanakan vaksinasi, DPKPP juga akan melakukan pendataan terhadap para pedagang hewan kurban. Pendataan ini penting untuk memantau kelayakan hewan dan memastikan tidak ada yang dijual dalam kondisi sakit.

    Jika ditemukan hewan yang belum cukup umur atau menunjukkan gejala penyakit, DPKPP akan memberikan peringatan kepada penjual.

    “Kami akan himbau pedagang untuk tidak menjual hewan tersebut demi menjaga keamanan masyarakat,” kata Aries.

    Ia menegaskan bahwa selama belum ada jaminan bebas PMK, vaksinasi akan terus dilakukan secara berkala. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas hewan ternak yang berpotensi menyebarkan penyakit antar daerah.

    Data dari DPKPP mencatat, sejak Januari hingga April 2025, sebanyak 3.673 ekor hewan ternak telah divaksinasi. Rinciannya terdiri dari 1.185 sapi, 176 kambing, dan 2.312 ekor domba.

    Aries menambahkan bahwa ketersediaan vaksin ini sangat membantu dalam menjaga kualitas hewan kurban.

    “Kami berharap masyarakat bisa lebih tenang karena kesehatan hewan kurban dijaga secara maksimal,” ujarnya.

    Dengan dukungan vaksinasi dan pengawasan ketat, DPKPP optimistis pelaksanaan kurban tahun ini dapat berjalan lancar dan aman. Aries pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan hewan ternak menjelang hari raya. [ada/aje]