kab/kota: Probolinggo

  • BMKG Prediksi Banjir Rob Landa Pesisir Laut Surabaya Hingga Akhir Bulan Mei

    BMKG Prediksi Banjir Rob Landa Pesisir Laut Surabaya Hingga Akhir Bulan Mei

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya memberikan peringatan potensi banjir rob di pesisir Surabaya.

    Banjir rob ini muncul dipicu oleh pasang air laut maksimum, yang diperkirakan akan terjadi mulai tanggal 25 – 30 Mei 2025. Dan melanda sebagian besar wilayah laut Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan. Hingga ke perairan timur Probolinggo, Pasuruan, Sampang serta Kalianget.

    Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Ady Hermanto mengatakan, pasang air laut ini diperkirakan terjadi antara pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Dengan ketinggian pasang air laut mencapai 130 hingga 150 cm.

    “Ada pun fenomena pasang maksimum tersebut berkaitan dengan fase bulan baru (new moon), yang dapat menyebabkan ketinggian pasang air laut mencapai 130 hingga 150 cm,” terang Ady, Selasa (27/5/2025).

    Ady menyampaikan bahwa fenomena pasang air laut dapat memicu terjadinya banjir rob di wilayah pesisir daratan, dengan perkiraan ketinggian mencapai 20 hingga 30 cm.

    Pihaknya pun turut mengimbau kepada masyarakat pesisir agar selalu waspada. Mengingat, kata Ady, banjir rob dapat berpotensi mengganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam serta perikanan darat, hingga kegiatan bongkar muat di area pelabuhan.

    “Bagi masyarakat kami imbau agar menghindari wilayah genangan banjir rob. Karena airnya bersifat korosif, rutin membersihkan drainase terutama yang tinggal di wilayah langganan banjir rob, agar aliran air lancar,” ucap dia.

    Untuk diketahui, BMKG Maritim Tanjung Perak juga menginformasikan kepada masyarakat, untuk tetap siaga, dan selalu rutin menyimak pembaruan informasi cuaca maritim melalui kanal resmi BMKG. (ted)

  • Dump Truk Tabrak Grand Max dan Motor di Malasan Probolinggo, 4 Meninggal

    Dump Truk Tabrak Grand Max dan Motor di Malasan Probolinggo, 4 Meninggal

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Probolinggo–Lumajang, tepatnya di wilayah Malasan, Selasa (27/5/2025) siang sekitar pukul 12.30 WIB. Sebuah dump truk tanpa muatan diduga mengalami rem blong dan menabrak mobil Grand Max serta sebuah sepeda motor dari arah berlawanan.

    Menurut keterangan saksi mata, Suryadi, peristiwa itu berlangsung sangat cepat dan menelan empat korban jiwa di tempat. “Motor dan dump truknya masuk ke dalam parit yang dalamnya sekitar lima meter,” ujarnya.

    Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi kendaraan rusak berat. Dump truk dan sepeda motor terperosok hingga ke dasar sungai kecil dengan posisi terbalik, sementara mobil Grand Max ringsek di bagian depan. Informasi awal menyebutkan bahwa pengendara sepeda motor merupakan warga Desa Tigasan, Kecamatan Leces.

    Evakuasi para korban berlangsung dramatis dan cukup menyulitkan karena posisi dump truk yang terbalik menyulitkan akses petugas penyelamat. Aparat kepolisian dibantu warga berusaha mengevakuasi korban dari dalam parit.

    “Hingga sore ini, proses evakuasi masih berlangsung,” kata seorang petugas di lokasi kejadian. [ada/beq]

  • Mie Gacoan Probolinggo Belum Kantongi Izin Andalalin, DPRD Ancam Tindak Tegas

    Mie Gacoan Probolinggo Belum Kantongi Izin Andalalin, DPRD Ancam Tindak Tegas

    Probolinggo (beritajatim.com) – Restoran cepat saji Mie Gacoan di Jalan Suroyo, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, menuai kritik dari Komisi III DPRD setempat. Pasalnya, rumah makan populer tersebut diketahui belum mengantongi izin Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) meski telah beroperasi selama lima tahun.

    Fakta ini terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara DPRD dan sejumlah mitra kerja. Namun, perwakilan dari manajemen Mie Gacoan tidak hadir dalam forum tersebut.

    Sekretaris Komisi III DPRD, Heri Poniman, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Probolinggo sebelumnya telah memberikan delapan poin rekomendasi kepada Mie Gacoan terkait izin usaha, tetapi belum satu pun yang dipenuhi. “Ini menunjukkan lemahnya komitmen pengelola usaha terhadap aturan yang berlaku. Jangan sampai dibiarkan terlalu lama,” tegasnya.

    Dari Dinas Perhubungan, Sekretaris Budie menjelaskan bahwa pihaknya hanya dapat memberikan teguran tertulis. Ia juga mengungkap adanya ketidaksesuaian antara data yang dilaporkan dengan kondisi di lapangan. “Mereka menggunakan kursi panjang yang bisa ditempati tiga orang. Jadi, sangat mungkin jumlah sebenarnya jauh lebih banyak dari yang dilaporkan,” ujarnya.

    Budie menambahkan, pihak manajemen sempat membuat surat pernyataan untuk memenuhi seluruh rekomendasi dari Pemkot, tetapi sampai saat ini belum ada realisasi.

    Sementara itu, Kasatpol PP Pujo Agung Satrio menegaskan bahwa proses penutupan usaha tidak bisa dilakukan secara serta-merta. Prosedur administrasi harus dilalui, termasuk pengiriman tiga kali surat teguran dalam jangka waktu tertentu.

    Komisi III DPRD menyatakan akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi. Heri menegaskan bahwa DPRD tetap mendukung investasi, tetapi penegakan aturan adalah hal mutlak. “Kami tidak menolak kehadiran investor, tapi kalau tidak patuh aturan, kami akan ambil langkah tegas, termasuk penutupan,” pungkasnya. [ada/beq]

  • Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Probolinggo (beritajatim.com) – Warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, masih memegang teguh tradisi spiritual jelang keberangkatan ibadah haji. Tradisi yang dikenal dengan sebutan Nyareh Bektoh ini menjadi simbol kuat kearifan lokal yang mengiringi perjalanan menuju Tanah Suci.

    Nyareh Bektoh secara harfiah berarti meminta petunjuk tentang waktu terbaik untuk memulai perjalanan haji. Dalam pelaksanaannya, para calon jamaah haji (CJH) meminta waktu keberangkatan yang dianggap membawa berkah kepada para tokoh agama atau kiai. Waktu yang dipilih melalui tradisi ini diyakini akan memberikan kelancaran dan keselamatan selama menjalani ibadah di tanah suci.

    Sebanyak 14 CJH asal Gili Ketapang telah diberangkatkan menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Suasana pelepasan berlangsung khidmat dan penuh suka cita. Kapal-kapal nelayan yang mengantar para jamaah dihias sedemikian rupa sebagai lambang kebahagiaan dan doa restu dari masyarakat.

    Abdurrahman Wahid (28), salah satu CJH, mengaku berangkat bersama ibunya sesuai waktu yang disarankan oleh kiai. “Kami percaya bahwa memulai perjalanan dengan waktu yang tepat membawa berkah dan kelancaran selama ibadah,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan rasa syukurnya karena akhirnya bisa menunaikan ibadah haji setelah menanti selama 13 tahun. “Rasanya haru dan penuh syukur, apalagi bisa berangkat bersama ibu saya,” tambahnya.

    Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Taufik Hidayat (45), yang berangkat haji bersama istri dan anaknya. “Ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga spiritual. Tradisi ‘Nyareh Bektoh’ menjadi awal penting dari perjalanan suci ini,” katanya.

    Sebelum menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, seluruh CJH dari Kabupaten Probolinggo terlebih dahulu berkumpul di miniatur Ka’bah yang berada di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Lokasi ini dijadikan titik awal simbolis pelepasan para jamaah.

    Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Probolinggo, Ahmad Zaini, menyampaikan bahwa tahun ini terdapat 894 CJH asal Probolinggo yang terbagi ke dalam tiga kelompok terbang (kloter). “Mereka terbagi dalam tiga kloter dengan jadwal masuk asrama berbeda, tergantung zona pemberangkatan,” ujarnya.

    Ia juga memberikan apresiasi terhadap pelestarian tradisi lokal di Gili Ketapang. “Tradisi seperti ini memperkuat nuansa religius dan kebersamaan, sehingga memberikan semangat spiritual lebih bagi para jamaah,” tutup Zaini. [ada/suf]

  • Pemkot Probolinggo Resmi Berangkatkan 214 Calon Jemaah Haji Tahun 2025

    Pemkot Probolinggo Resmi Berangkatkan 214 Calon Jemaah Haji Tahun 2025

    Probolinggo (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Probolinggo secara resmi memberangkatkan 214 calon jemaah haji dalam sebuah upacara pelepasan yang berlangsung khidmat di halaman Kantor Wali Kota, Senin malam (26/5/2025).

    Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, serta dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin memberikan pesan mendalam kepada para jemaah haji agar senantiasa menjaga kekhusyukan dalam beribadah serta menaati segala arahan dari petugas pembimbing.

    “Kami berharap seluruh jamaah menjaga kesehatan, mengikuti bimbingan petugas, serta melaksanakan rukun dan wajib haji dengan baik agar menjadi haji yang mabrur,” ujar Aminuddin.

    Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kelancaran ibadah para jamaah, Pemerintah Kota Probolinggo turut menugaskan tiga orang petugas pembimbing haji. Ketiganya akan mendampingi rombongan sejak pemberangkatan hingga selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

    Menariknya, dua pejabat struktural dari lingkungan Pemkot juga tercatat dalam daftar jamaah tahun ini. Mereka adalah Kepala Dinas PUPR PKP Setyo Rini Sayekti dan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Aries Santoso.

    Keterlibatan mereka menambah semangat dan kekompakan di antara para calon jamaah haji asal Probolinggo. Dari keseluruhan jemaah, sosok Jamilah (81) dari Kelurahan Pilang menjadi perhatian tersendiri. Wanita lansia ini akhirnya mendapat kesempatan berhaji setelah menanti lebih dari satu dekade.

    “Saya menunggu sejak 2012. Alhamdulillah sekarang bisa berangkat. Saya sudah siapkan semuanya termasuk kesehatan dan obat-obatan,” ujarnya penuh rasa syukur.

    Rombongan jamaah haji asal Kota Probolinggo tergabung dalam Kloter 86. Usai pelepasan, mereka dijadwalkan menuju Asrama Haji Sukolilo di Surabaya sebelum terbang ke Tanah Suci pada hari berikutnya. Keberangkatan ini menandai dimulainya perjalanan spiritual penting yang telah lama dinanti oleh para calon tamu Allah tersebut. [ada/suf]

  • 917 Calon Jamaah Haji Asal Pasuruan Diberangkatkan, Bupati Rusdi: Semoga Jadi Haji Mabrur

    917 Calon Jamaah Haji Asal Pasuruan Diberangkatkan, Bupati Rusdi: Semoga Jadi Haji Mabrur

    Pasuruan (beritajatim.com) – Sebanyak 917 calon jamaah haji (CJH) asal Kabupaten Pasuruan resmi diberangkatkan menuju Tanah Suci, Selasa (27/5/2025) pagi. Pemberangkatan dilakukan langsung oleh Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, dari halaman Kantor Bupati.

    CJH yang berangkat terbagi dalam tiga kloter, yakni 87, 88, dan 89. Kloter 87 dan 88 diberangkatkan pukul 04.20 WIB, sedangkan kloter 89 menyusul pada pukul 06.30 WIB.

    Plt Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Rasyidi, menjelaskan bahwa kloter 87 terdiri dari 361 orang. “Jumlahnya 173 laki-laki dan 188 perempuan,” ujarnya saat diwawancarai.

    Sementara itu, kloter 88 berisi 309 jamaah dengan rincian 145 laki-laki dan 164 perempuan. Untuk kloter 89, terdapat 247 orang, yakni 116 laki-laki dan 131 perempuan.

    “Kalau dijumlahkan totalnya ada 917 jamaah yang berangkat dari Kabupaten Pasuruan hari ini. Alhamdulillah semua proses berjalan lancar tanpa hambatan,” jelas Rasyidi.

    Ia menambahkan, sistem syarikah yang diterapkan tahun ini membuat jamaah dari beberapa daerah digabung dalam satu kloter. “Kloter 87 juga terdiri dari jamaah asal Magetan, Bangkalan, Bojonegoro, Sampang, dan Mojokerto,” katanya.

    Begitu pula dengan kloter 88 dan 89 yang turut diisi oleh jamaah dari Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kota Malang. Hal ini untuk efisiensi dan pemerataan kuota jamaah.

    Rasyidi menyebutkan, keberangkatan ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya dibagi dua sesi agar tidak menumpuk. “Asrama hanya mampu menampung dua kloter sekaligus karena keterbatasan hall yang tersedia,” jelasnya.

    Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, dalam sambutannya mendoakan agar seluruh jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali ke tanah air dalam keadaan sehat. “Semoga seluruh rukun haji dilaksanakan dengan sempurna dan pulang sebagai haji mabrur,” ucapnya.

    Di akhir sambutan, Mas Rusdi juga berpesan agar para jamaah saling tolong-menolong selama di Tanah Suci. “Tantangan ibadah haji tahun ini cukup berat, maka mari saling membantu tanpa memandang asal kelompok bimbingan,” pesannya. [ada/aje]

  • Sebanyak 107 Calon Jemaah Haji Kloter 86 Asal Tuban Diberangkatkan

    Sebanyak 107 Calon Jemaah Haji Kloter 86 Asal Tuban Diberangkatkan

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 107 calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Tuban yang tergabung dalam Kloter 86 resmi diberangkatkan dari Pendapa Kridha Manunggal, Selasa (27/5/2025).

    Prosesi pemberangkatan ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, sebagai penanda rombongan terakhir jemaah haji dari daerah tersebut untuk musim haji tahun ini.

    Kloter 86 ini merupakan gabungan antara jemaah dari Kabupaten Tuban dan Kota Probolinggo, yang selanjutnya akan menuju Embarkasi Surabaya sebelum diterbangkan ke Tanah Suci. Dengan keberangkatan kloter ini, total jemaah haji asal Kabupaten Tuban yang telah diberangkatkan mencapai 1.256 orang.

    “Alhamulilah calon jemaah haji mulai dari kloter 66, 68, 69, 70, dan 86 berlangsung lancar,” ujar Joko Sarwono dalam sambutannya.

    Ia menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proses keberangkatan jemaah haji tahun ini. Menurutnya, sinergi antara Pemerintah Kabupaten Tuban, Kantor Kemenag Tuban, Polres, TNI, KBIH, dan unsur lainnya menjadi kunci suksesnya pelaksanaan ibadah haji.

    “Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi atas kolaborasi bersama lintas sektor ini,” imbuhnya.

    Joko Sarwono juga mengajak masyarakat untuk turut mendoakan seluruh calon jemaah haji agar diberikan kelancaran dan kekuatan dalam menjalankan rangkaian ibadah, serta bisa kembali ke tanah air dalam keadaan sehat dan menjadi haji yang mabrur.

    “Mudah-mudahan seluruh jemaah senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan baik jasmani maupun rohani,” katanya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pihaknya bersama Kemenag Tuban akan terus memantau kondisi para jemaah, termasuk kinerja petugas haji, tim kesehatan, serta KBIH selama di Tanah Suci.

    Informasi perkembangan kondisi jemaah juga akan terus disampaikan kepada panitia haji di Kabupaten Tuban. “Jika seluruh proses telah selesai, akan dilakukan penjemputan jemaaah haji, dari Surabaya menuju Kabupaten Tuban,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Tuban, Umi Kulsum, mengingatkan pentingnya menjaga keharmonisan antar jemaah, mengingat kloter 86 ini merupakan gabungan dari dua daerah berbeda.

    Ia juga menjelaskan bahwa jemaah dari kloter-kloter sebelumnya yang telah diberangkatkan dari Tuban, saat ini telah tiba di Makkah dan sedang melaksanakan ibadah umrah sebelum menunaikan haji.

    “Saat ini, seluruh rangkaian keberangkatan haji sudah selesai, dan jemaah yang kemarin diberangkatkan tengah melakukan umrah sebelum wajib haji,” pungkasnya. [dya/suf]

  • Gandeng Belanda, Jatim Tawarkan Kawasan Industri Hijau dan Berkelanjutan

    Gandeng Belanda, Jatim Tawarkan Kawasan Industri Hijau dan Berkelanjutan

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong peningkatan investasi asing. Khususnya dengan menggarap peluang kerja sama strategis bersama Kerajaan Belanda.

    Komitmen tersebut tercermin dalam penyelenggaraan webinar internasional bertajuk ‘Investment Opportunity Ready to Offer – Netherlands Series’, yang digelar secara daring dengan dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag.

    Hadir dalam kegiatan ini Duta Besar RI untuk Belanda, HE Mayerfas; Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu Ermawati; Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia yang juga Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono; serta perwakilan dari Kementerian Investasi/BKPM, Bapperida Kabupaten Madiun, dan RSUD Kanjuruhan.

    Dalam sambutannya, Dubes Mayerfas menyampaikan apresiasi yang tinggi atas partisipasi seluruh mitra yang hadir, serta menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara Indonesia dan Belanda. Ia mengungkapkan kebanggaannya menjadi tuan rumah pertemuan ini, yang menurutnya merupakan wujud konkret dari hubungan panjang dan erat antara kedua negara.

    Mayerfas secara khusus menyoroti peran Provinsi Jawa Timur sebagai motor penggerak perekonomian nasional dengan kawasan industri berbasis keterampilan tinggi yang menjanjikan bagi investor global. “Belanda adalah mitra yang sangat ideal bagi Indonesia, khususnya dalam sektor pertanian, pengelolaan air, kelautan, dan energi terbarukan,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa keselarasan antara prioritas pembangunan di Jawa Timur dan keunggulan sektor-sektor strategis Belanda membuka ruang besar untuk kolaborasi yang saling menguntungkan. Lebih dari itu, kemitraan ini juga diharapkan menjadi platform untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan penguatan ketahanan iklim.

    “Kami menekankan pentingnya membangun kemitraan yang didasarkan pada pertukaran pengetahuan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas. Tiga hal ini adalah kunci dalam menghadapi tantangan global dan mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” tegas Mayerfas.

    Untuk memperkuat kerja sama ini, KBRI Den Haag bersama Pemprov Jatim juga berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui kebijakan yang mendukung, seperti penyederhanaan prosedur dan pemberian insentif pada sektor-sektor strategis.

    “Kami mengundang para mitra dari Belanda untuk lebih jauh mengeksplorasi potensi Jawa Timur. Hubungan historis yang telah lama terjalin menjadi fondasi kuat untuk membangun kemitraan masa depan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan saling menguntungkan,” tukasnya.

    Kepala DPMPTSP Jatim, Dyah Wahyu Ermawati, mengungkapkan, bahwa pada kuartal pertama tahun 2025, Jawa Timur berhasil menempati peringkat ketiga sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia, dengan nilai mencapai Rp36 triliun atau sekitar 7,7 persen dari total nasional. Posisi ini hanya berada di bawah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    “Kontribusi Jatim terhadap perekonomian Pulau Jawa mencapai 25,11 persen, menjadikannya kontributor terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar 5 persen secara tahunan (year-on-year), mencerminkan iklim usaha yang sehat dan terus berkembang,” ujar Dyah.

    Ia juga mencatat bahwa Belanda merupakan salah satu investor asing terbesar di Jawa Timur. Sejak 2010 hingga kuartal pertama 2025, tercatat sebanyak 84 perusahaan asal Belanda telah berinvestasi di wilayah ini dengan total nilai mencapai USD 5,589 miliar. Investasi tersebut tersebar di berbagai sektor strategis, seperti energi dan infrastruktur, industri makanan dan minuman, serta industri kimia dan farmasi.

    Salah satu investasi terbesar adalah proyek Paiton Energy di Kabupaten Probolinggo senilai lebih dari USD 4,2 miliar di sektor kelistrikan. Di kawasan industri SIER sendiri, beberapa perusahaan Belanda seperti Unilever Indonesia Tbk, Syngenta Seed Indonesia, dan Universal Agri Bisnisindo telah menjadi bagian penting dari ekosistem industri lokal.

    “Pemprov Jatim menawarkan berbagai insentif kepada investor asing, termasuk tax holiday, tax allowance, dan super deduction tax untuk kegiatan riset dan pelatihan vokasi. Sistem layanan perizinan juga telah didigitalisasi melalui aplikasi JOSS (Jatim Online Single Submission) untuk mempercepat proses investasi,” jelas Dyah.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua HKI Indonesia sekaligus Dirut PT SIER, Didik Prasetiyono menegaskan, bahwa Jawa Timur memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang perdagangan dan industri ke kawasan timur Indonesia dan Asia Tenggara.

    “Jawa Timur bukan hanya wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis, tetapi juga katalisator investasi nasional. Pada kuartal pertama 2024, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat sebesar 4,81% secara year-on-year, dengan kontribusi 25,07 persen terhadap ekonomi Pulau Jawa,” papar Didik.

    Didik yang kini tengah menyelesaikan pendidikan Program Doktor PSDM Universitas Airlangga (Unair), memaparkan bahwa saat ini Jatim memiliki infrastruktur kawasan industri yang modern, terintegrasi, dan berwawasan lingkungan. Kawasan tersebut mencakup JIIPE, PT Maspion Industrial Estate, Safe’n’Lock & Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS), Ngoro Industrial Park (NIP), Kawasan Industri Gresik (KIG), Sidoarjo Rangkah Industrial Estate (SiRIE), serta PT SIER.

    “SIER sebagai kawasan industri yang dimiliki bersama oleh BUMN Danareksa, Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya terus berinovasi dengan mengembangkan kawasan industri berkelanjutan di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan (PIER), serta kawasan baru di Kabupaten Ngawi seluas 2.000 hektare. Kami menerapkan prinsip zero liquid discharge, zero waste to landfill, dan integrasi energi terbarukan dalam seluruh aktivitas industri kami,” tegasnya.

    Didik juga menekankan bahwa dukungan dari pemerintah daerah, termasuk Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga merupakan salah satu pemegang saham PT SIER, sangat berperan dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif.

    “Kami menyediakan berbagai fasilitas unggulan di kawasan industri kami, mulai dari ketersediaan lahan yang siap pakai, akses logistik melalui pelabuhan dan bandara internasional, hingga sistem perizinan terpadu yang memudahkan investor. Semua ini dirancang untuk memberikan kenyamanan, efisiensi, dan kepastian hukum bagi para pelaku usaha,” pungkasnya. [tok/suf]

  • Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo Kembali Hidup, Masih Praktik Uang Gaib?

    Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo Kembali Hidup, Masih Praktik Uang Gaib?

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kembalinya Dimas Kanjeng Taat Pribadi ke Padepokan di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, setelah bebas bersyarat pada April 2025, langsung menghidupkan kembali aktivitas keagamaan dan sosial di lingkungan tersebut. Namun, publik masih bertanya-tanya: apakah praktik “uang gaib” yang dulu sempat menghebohkan masih berlangsung?

    Pantauan di lokasi menunjukkan suasana padepokan kini jauh lebih terbuka dan aktif. Lantunan pengajian, kegiatan tahfidz Al-Qur’an, hingga istighosah rutin terdengar dari dalam kompleks. Aktivitas santri pun terlihat intensif, disertai berbagai kegiatan sosial yang membantu warga sekitar.

    “Kegiatan mengaji dan ibadah memang sudah ada sebelumnya, tapi setelah beliau kembali, suasananya jadi lebih semarak,” ujar Bambang, salah satu pengurus padepokan, Jumat (24/5/2025).

    Menurut Bambang, fokus padepokan saat ini adalah pembinaan spiritual dan aksi sosial. Para santri bahkan dilibatkan dalam kegiatan ekonomi lokal, seperti berdagang dan membantu warga yang membutuhkan layanan kesehatan.

    “Kalau ada warga sekitar yang butuh bantuan, kami usahakan bantu. Termasuk antar ke rumah sakit dan bantu biayanya,” tambahnya.

    Kendati demikian, masih muncul pertanyaan di kalangan masyarakat dan warganet terkait potensi kembali munculnya praktik “penggandaan uang” yang dulu melekat pada sosok Dimas Kanjeng. Menanggapi hal itu, sejumlah warga menyatakan hingga kini belum terlihat adanya aktivitas serupa di dalam padepokan.

    “Sampai sekarang nggak ada yang aneh-aneh. Cuma ngaji dan kegiatan sosial saja. Warga juga ikut kegiatan kalau ada pengajian,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya.

    Meski demikian, aparat dan pemerintah daerah diminta tetap waspada dan melakukan pemantauan berkala agar tidak terjadi pengulangan praktik yang pernah menimbulkan kerugian besar di masa lalu. Terlebih, nama Dimas Kanjeng hingga kini masih menyisakan kontroversi.

    Saat ini, hubungan padepokan dengan warga sekitar disebut semakin harmonis dan saling mendukung. Namun, publik masih menanti kepastian bahwa era “uang gaib” benar-benar telah berakhir. [ada/beq]

  • DPRD Probolinggo Sidak Tambang Legal di Tongas, Temukan Potensi Kurang Setor Pajak Daerah

    DPRD Probolinggo Sidak Tambang Legal di Tongas, Temukan Potensi Kurang Setor Pajak Daerah

    Probolinggo (beritajatim.com) – Komisi III DPRD Kabupaten Probolinggo melakukan inspeksi mendadak ke lokasi tambang galian C legal seluas 29 hektar di Desa Panatan, Kecamatan Tongas, menyusul sejumlah aduan masyarakat terkait dampak lingkungan dan kerusakan jalan akibat aktivitas tambang.

    Ketua Komisi III DPRD, Mochammad Al-Fatih, menjelaskan bahwa sidak dilakukan untuk memastikan kegiatan pertambangan berjalan sesuai dengan regulasi, sekaligus mengevaluasi kerusakan jalan yang diduga akibat kendaraan tambang.

    “Kami ingin melihat langsung proses penambangannya, serta menilai dampak lingkungannya karena ada indikasi kerusakan jalan kabupaten yang disebabkan kendaraan tambang,” kata Al-Fatih.

    Dalam kunjungan tersebut, DPRD juga mengungkap potensi kekurangan setoran pajak dari pihak pengelola tambang. Berdasarkan perhitungan teknis, potensi pajak daerah yang seharusnya disetor diperkirakan mencapai Rp500 juta, namun hingga kini baru sekitar Rp4 juta yang dibayarkan.

    “Kalau melihat luasan tambang 29 hektar dan hasil produksinya, pajak daerah yang masuk masih terlalu kecil. Kami apresiasi ada itikad baik dari penambang untuk memperbaiki itu,” ujarnya.

    DPRD Probolinggo berencana merekomendasikan skema perbaikan jalan di sekitar area tambang serta mempertimbangkan langkah penutupan sementara jika kewajiban pajak tidak segera dipenuhi.

    “Kalau tidak mengikuti aturan, bisa saja dipertimbangkan untuk ditutup atau dipasang portal. Ini demi keadilan dan kepatuhan terhadap peraturan daerah,” tegas Al-Fatih. [ada/beq]