kab/kota: Probolinggo

  • Innalillahi, Ketua PCNU Pamekasan KH Taufik Hasyim dan Istri Meninggal Dunia dalam Kecelakaan di Tol Paspro

    Innalillahi, Ketua PCNU Pamekasan KH Taufik Hasyim dan Istri Meninggal Dunia dalam Kecelakaan di Tol Paspro

    Pamekasan (beritajatim.com) – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, KH Taufik Hasyim, bersama sang istri, Ny Hj Amiroh Mawaddah Sofi, meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di Km 835.600/A Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro), Sabtu (14/6/2025) dini hari. Diketahui, Kiai Taufik juga menjabat sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.

    Kiai Taufik yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan, tengah dalam perjalanan bersama rombongan menggunakan mobil Toyota Innova Zenix bernopol N 1086 EL. Kendaraan tersebut dikemudikan oleh Moh Sholehoddin dan mengalami kecelakaan usai menabrak mobil barang bernopol DK 8348 CT.

    Kecelakaan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Mobil yang ditumpangi Kiai Taufik ringsek parah di bagian depan, sedangkan mobil barang yang ditabrak mengalami kerusakan pada bagian bak belakang.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun beritajatim.com, rombongan Toyota Innova Zenix tersebut terdiri dari enam orang. Dua orang dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian, yakni KH Taufik Hasyim dan istrinya, Ny Hj Amiroh Mawaddah Sofi.

    Sementara empat penumpang lainnya masing-masing mengalami kondisi berbeda. Sopir, Moh Sholehoddin, mengalami luka berat, Moh Syakir mengalami luka ringan, sedangkan dua penumpang lainnya, Mohammad Ali dan Siti Sulaiha, dilaporkan dalam kondisi sehat.

    Peristiwa tragis ini meninggalkan duka mendalam bagi warga Nahdliyyin, khususnya di Kabupaten Pamekasan. Sosok KH Taufik Hasyim dikenal sebagai figur yang sederhana, kharismatik, dan dekat dengan masyarakat.

    “Tidak menyangka. Kami benar-benar kehilangan sosok ulama yang begitu membumi,” ungkap salah satu warga Pamekasan yang datang ke rumah duka. [pin/beq]

  • Wakil Ketua PWNU Jatim dan Istri Meninggal dalam Kecelakaan Maut di Tol Paspro

    Wakil Ketua PWNU Jatim dan Istri Meninggal dalam Kecelakaan Maut di Tol Paspro

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kecelakaan maut terjadi di ruas Tol Pasuruan–Probolinggo (Paspro) pada Sabtu dini hari (14/6/2025) sekitar pukul 02.00 WIB, menelan dua korban jiwa. Sebuah mobil Toyota Innova Zenix dengan nomor polisi N 1086 EL menabrak bagian belakang truk bermuatan barang bernomor DK 8348 CT di KM 835.600/A, tepatnya di wilayah Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.

    Mobil dan truk tersebut sama-sama melaju dari arah Pasuruan menuju Probolinggo ketika tabrakan keras terjadi. Dua penumpang mobil meninggal dunia di tempat kejadian. Korban tewas diketahui adalah Taufik (43), yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, serta istrinya, Amiratul Mawaddah (29).

    Kasat PJR Ditlantas Polda Jawa Timur, AKBP Hendrix Kusuma Wardhana, membenarkan insiden tersebut. Barang bukti dan dokumen kendaraan telah diserahkan kepada Satlantas Polres Probolinggo Kota guna proses penyelidikan lebih lanjut.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Probolinggo Kota, Ipda Farouk, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, penyebab kecelakaan diduga karena pengemudi mobil mengalami micro sleep atau tertidur sesaat akibat kelelahan berat, sehingga gagal mengendalikan kendaraannya dan menghantam bagian belakang truk yang berada di jalur lambat.

    “Tabrakan terjadi di jalur lambat, posisi akhir kedua kendaraan mengarah ke timur. Mobil van mengalami kerusakan cukup parah di bagian depan,” ujar Farouk.

    Selain dua korban jiwa, terdapat empat penumpang lainnya yang mengalami luka-luka dalam kecelakaan ini. Mereka adalah:

    Moh Sholehoddin (26), warga Palengaan, Pamekasan – mengalami luka berat
    Siti Sulaiha (21), warga Pamekasan – mengalami luka ringan
    Muhammad Syakir (7), warga Sumber Baru, Jember – mengalami luka ringan
    Muhammad Ali (4), warga Sumber Baru, Jember – mengalami luka ringan

    Sementara itu, sopir truk bernama Siswoyo (25), warga Ledokombo, Jember, dilaporkan selamat dan kini sedang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian sebagai saksi.

    Seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, telah dievakuasi ke RS Ar Rozy, Kota Probolinggo, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Arus lalu lintas di lokasi kejadian sempat mengalami gangguan namun sudah kembali lancar setelah dilakukan pengaturan oleh petugas kepolisian. [ada/beq]

  • Kemendagri Perbolehkan Rapat di Hotel, PHRI Probolinggo Bahagia

    Kemendagri Perbolehkan Rapat di Hotel, PHRI Probolinggo Bahagia

    Probolinggo, Beritasatu.com – Kabar baik datang dari sektor pariwisata dan perhotelan di kawasan wisata Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengizinkan kembali Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menggelar rapat dan kegiatan di hotel serta restoran.

    Kebijakan ini disambut antusias pelaku usaha di kawasan Bromo, yang selama ini terdampak oleh pembatasan kegiatan pemerintah akibat kebijakan efisiensi anggaran.

    Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Jamaludin menyampaikan apresiasinya terhadap keputusan ini.

    “Kami menyambut baik kembalinya izin bagi pemerintah untuk menggelar rapat dan kegiatan di hotel dan restoran,” ujar Digdoyo kepada wartawan, Jumat (13/6/2025).

    Menurutnya, sejak diberlakukannya larangan tersebut, puluhan hotel dan ratusan homestay di kawasan Bromo mengalami penurunan drastis dalam jumlah pengunjung.

    Ia mengaku, terpaksa merumahkan sejumlah karyawan akibat minimnya kegiatan yang biasanya digelar oleh instansi pemerintah.

    “Karena sepinya pengunjung dan kegiatan, kami terpaksa merumahkan beberapa karyawan untuk sementara waktu,” jelasnya.

    Penurunan drastis ini tak hanya berdampak pada hotel, tetapi juga restoran, homestay, dan UMKM yang bergantung pada aktivitas wisata dan agenda pemerintah.

    Dengan diberlakukannya kebijakan baru dari Mendagri, pelaku usaha berharap adanya kegiatan rapat dan kunjungan kerja dari Pemda, BUMN, hingga lembaga negara lainnya dapat kembali dilakukan di kawasan wisata seperti Bromo.

    “Kami berharap kebijakan ini dapat segera diimplementasikan, sehingga industri perhotelan dan restoran bisa bangkit kembali,” tutupnya.

  • Pedagang Oleh-oleh Haji Probolinggo Tolak Relokasi ke TWSL, Dinilai Tak Layak

    Pedagang Oleh-oleh Haji Probolinggo Tolak Relokasi ke TWSL, Dinilai Tak Layak

    Probolinggo (beritajatim.com) – Puluhan pedagang oleh-oleh haji dan umroh di depan Masjid Agung Raudhotul Jannah, Kota Probolinggo, menolak rencana relokasi yang ditawarkan Pemerintah Kota ke kawasan Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL). Penolakan tersebut disuarakan dalam aksi demonstrasi pada Jumat (13/6/2025).

    Rencana relokasi tersebut disampaikan oleh Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo. Namun dari 10 pedagang yang berjualan di depan masjid, hanya lima yang disebut akan dipindahkan ke depan TWSL. Para pedagang menilai lokasi baru tidak strategis dan tidak cocok untuk usaha oleh-oleh ibadah haji.

    Salah satu pedagang, Rivo Alfadani, menilai TWSL bukan tempat yang tepat untuk menjual produk khas haji. “Orang belanja oleh-oleh haji ya pasti ke depan masjid, bukan ke tempat wisata,” ujarnya.

    Ketua Paguyuban Oleh-Oleh Haji dan Umroh, Bambang Suwoto, juga menyayangkan langkah pemerintah yang dinilai tidak memberikan solusi konkret. Ia menyebutkan bahwa lokasi mereka saat ini sudah menjadi titik strategis dan telah ditempati selama puluhan tahun.

    “Tempat kami strategis, sudah puluhan tahun di sini. Kenapa harus kami yang digusur? Kenapa bukan pujasera yang justru sepi dan kotor?” katanya.

    Bambang juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mencoba mengajukan permintaan audiensi kepada Wali Kota Probolinggo, namun hingga kini belum mendapat tanggapan. “Kami bukan cari masalah. Kami hanya ingin tetap bisa berjualan. Ini soal kebutuhan hidup,” tambahnya.

    Sebagai langkah lanjutan, paguyuban pedagang oleh-oleh haji akan menyampaikan aspirasi mereka ke DPRD Kota Probolinggo, dengan harapan wakil rakyat dapat menjadi penyalur aspirasi kepada pemerintah kota.

    Hingga berita ini diturunkan, Kepala DKUP Fitriawati Jufri dan Kabid Bina Marga PUPR-PKP Gigih Ardityawan belum memberikan tanggapan atas penolakan relokasi tersebut. [ada/beq]

  • Sidak DPRD Kota Probolinggo Ungkap Dugaan Siswa Titipan SPMB 2025

    Sidak DPRD Kota Probolinggo Ungkap Dugaan Siswa Titipan SPMB 2025

    Probolinggo (beritajatim.com) – Sidak yang dilakukan oleh Wakil Ketua II DPRD Kota Probolinggo dan Komisi I ke tiga sekolah justru memunculkan berbagai persoalan. Alih-alih menunjukkan kesiapan, sekolah-sekolah tersebut mengungkapkan keluhan teknis dan dugaan praktik “titipan” murid di luar jalur resmi.

    Tiga sekolah yang dikunjungi yakni SDN 1 Tisnonegaran, SMPN 9, dan SMPN 5 masih menyimpan banyak catatan merah. Mulai dari ketidaksiapan teknis hingga ketimpangan pemahaman masyarakat soal prosedur token pendaftaran.

    Dalam dialog langsung, DPRD menemukan fakta bahwa praktik surat rekomendasi atau jalur belakang masih marak. Hal ini jelas mencederai prinsip transparansi dan keadilan dalam sistem penerimaan siswa baru.

    Di SMPN 9, Kepala Sekolah Qomarudin mengaku kewalahan dengan banyaknya peminat yang tak tertampung kuota. “Kami sering menolak pendaftar karena kuota sudah penuh. Tapi masih saja banyak yang coba-coba menitip lewat jalur tidak resmi,” keluhnya.

    SMPN 5 justru mengungkap masalah yang lebih krusial: tekanan dari pihak luar melalui surat rekomendasi. Kepala Sekolah Subaidah menyebut praktik itu terus terjadi menjelang penutupan pendaftaran, membuat pihak sekolah serba salah.

    “Kadang orang tua datang bawa surat dari pihak tertentu. Kami tegas menolak, tapi tekanan moral itu nyata,” katanya. Ia juga mengkritik kurangnya sosialisasi dari Pemkot mengenai pengambilan token pendaftaran.

    “Banyak yang salah paham, dikira token hanya bisa diambil di sekolah tujuan. Ini bikin kami kewalahan melayani,” tambah Subaidah dengan nada kesal.

    Ketua Komisi I DPRD, Isah Junaidah, menilai pemerintah belum serius menangani fasilitas dan akses pendidikan inklusif. “Jumlah siswa terus bertambah tapi fasilitas minim. Anak disabilitas pun belum jadi prioritas,” tegasnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD, Santi Wilujeng, hanya memberikan komentar diplomatis dan kurang menggali akar masalah. “Alhamdulillah sekolah-sekolah terlihat siap. Tapi tentu kami berharap semua berjalan adil dan tanpa celah manipulasi,” ucapnya.

    Sayangnya, laporan lapangan menunjukkan masih banyak ruang abu-abu yang bisa dimanfaatkan oknum untuk menyelundupkan siswa lewat jalur tidak sah. Minimnya pengawasan dan lemahnya sanksi jadi celah besar dalam sistem penerimaan murid baru tahun ini. (ada/ted)

  • Dispopar Kota Probolinggo Panggil EO Semipro 2025 Usai Logo Resmi Dipakai Tanpa Izin

    Dispopar Kota Probolinggo Panggil EO Semipro 2025 Usai Logo Resmi Dipakai Tanpa Izin

    Probolinggo (beritajatim.com) – Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Kota Probolinggo memanggil Event Organizer (EO) Semipro 2025 menyusul dugaan penyalahgunaan logo resmi Pemerintah Kota dalam proposal sponsorship yang beredar ke pelaku usaha.

    Pemanggilan ini dilakukan setelah sejumlah pengusaha lokal mengaku resah atas keberadaan logo Pemkot Probolinggo dalam proposal komersial Seminggu di Probolinggo (Semipro) 2025. Dokumen tersebut memberi kesan seolah-olah berasal langsung dari pemerintah, sehingga memicu tekanan moral untuk memberikan kontribusi dana.

    Keluhan dari pelaku usaha ini kemudian disampaikan kepada Dispopar oleh beberapa aktivis masyarakat sipil. Menanggapi laporan tersebut, dinas langsung memanggil pihak EO untuk meminta klarifikasi.

    Kepala Dispopar Kota Probolinggo, Rachmadeta Antariksa, menegaskan bahwa EO memang telah melakukan kesalahan. “EO mengakui ketidaktahuan mereka terkait aturan penggunaan logo. Kami sudah sampaikan bahwa penggunaan lambang resmi pemerintah harus mendapatkan izin,” ujar Rachmadeta, Kamis (12/6/2025).

    Ia juga menyayangkan tindakan EO yang berpotensi menyesatkan para sponsor. “Ada batasan dan aturan mainnya. Sponsorship itu kemitraan, bukan kewajiban,” tegasnya.

    Elok Hanifah dari CV Tropis Media Plan selaku EO mengakui kekeliruan tersebut. Ia berdalih bahwa penggunaan logo didasarkan pada kebiasaan dari tahun-tahun sebelumnya. “Kami pikir karena acara ini merupakan agenda rutin Pemkot, maka penggunaan logo tidak masalah. Tapi setelah diberi arahan, kami langsung revisi,” ucapnya.

    Namun dalih itu dianggap kurang bertanggung jawab oleh sejumlah pihak, mengingat aturan hukum mengenai penggunaan simbol negara semestinya sudah diketahui sejak awal. Terlebih, sebagian elemen acara Semipro 2025 belum mendapatkan persetujuan resmi dari Pemkot.

    Salah satu pengusaha lokal, Agung Cahyo, menyampaikan kekecewaannya. “Kami sebagai pelaku usaha jadi lebih paham posisi kami. Tapi kami tetap akan awasi agar transparansi seperti ini terus dijaga. Kalau perlu, akan kami bawa ke DPRD,” tegasnya.

    Polemik ini menambah catatan kritis dalam persiapan Semipro 2025 yang direncanakan berlangsung pada 26 Juni hingga 5 Juli di Alun-Alun Kota Probolinggo. Acara tahunan ini diketahui sepenuhnya dibiayai oleh sponsor, tanpa dukungan anggaran dari APBD, sehingga kejelasan legalitas dokumen menjadi sangat penting.

    Dispopar Kota Probolinggo diharapkan memperketat pengawasan terhadap pihak ketiga yang terlibat dalam kegiatan publik. Penggunaan atribut pemerintah tidak boleh sembarangan agar kepercayaan masyarakat terhadap institusi tetap terjaga. [ada/beq]

  • Program Qurban Berdampak 2025: 407 Warga Probolinggo Terima Daging dari LMI

    Program Qurban Berdampak 2025: 407 Warga Probolinggo Terima Daging dari LMI

    Probolinggo (beritajatim.com) – Momen Idul Adha 2025 menjadi sangat berarti bagi masyarakat sekitar Benteng Mayangan, Kota Probolinggo. Lembaga Manajemen Infaq (LMI) memilih lokasi ini sebagai tempat pelaksanaan program Qurban Berdampak.

    Melalui program tersebut, LMI menyalurkan hewan kurban berupa satu ekor sapi dan sepuluh ekor domba. Tujuan utamanya adalah menjangkau masyarakat kurang mampu di daerah pelosok yang jarang menerima daging kurban.

    Penyaluran hewan kurban dilakukan secara serentak pada kepada 407 penerima manfaat. Proses penyembelihan dan distribusi berjalan lancar dengan bantuan relawan serta masyarakat sekitar.

    Tidak hanya di sekitar Benteng Mayangan, distribusi juga menjangkau beberapa titik di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Tercatat ada tujuh lokasi di kawasan masyarakat miskin yang turut mendapatkan daging kurban.

    Antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap program ini karena banyak dari mereka yang jarang mengonsumsi daging. Suasana haru terlihat saat warga menerima paket daging kurban, termasuk dari para janda dan lansia.

    “Saya sangat bersyukur dan terima kasih banyak. Alhamdulillah bisa makan nasi pakai daging, semoga LMI dan para donatur dibalas kebaikannya,” ucap Bu Tika, seorang janda dua anak dengan mata berkaca-kaca.

    Izzul, selaku Panitia dari Kanwil LMI Probolinggo, menjelaskan bahwa Qurban Berdampak dirancang untuk menyasar masyarakat miskin yang belum terjangkau program sejenis. Ia menyatakan komitmen LMI agar program ini terus berlanjut setiap tahun.

    “Qurban Berdampak ini berfokus untuk menyasar masyarakat miskin untuk menerima paket kurban. Dan ini menjadi usaha kami untuk menjadikannya rutinitas tahunan LMI,” tutur Izzul.

    Dengan adanya kegiatan ini, LMI berharap manfaat kurban bisa dirasakan lebih luas oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Semangat berbagi dan gotong royong menjadi nilai utama dalam pelaksanaan kurban tahun ini. [ada/aje]

  • Pemda Sudah Boleh Rapat di Hotel, Pengusaha Perhotelan Probolinggo Sumringah

    Pemda Sudah Boleh Rapat di Hotel, Pengusaha Perhotelan Probolinggo Sumringah

    Probolinggo (beritajatim.com) – Pelaku usaha hotel dan restoran di Kabupaten Probolinggo menyambut gembira keputusan pemerintah pusat yang memperbolehkan kembali kegiatan pemerintah daerah (Pemda) seperti rapat dan pertemuan digelar di hotel maupun restoran. Kabar ini datang langsung dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang menyatakan bahwa larangan tersebut kini dicabut dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi.

    Keputusan tersebut disambut positif oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Jamaluddin. Ia menyebut langkah ini sebagai angin segar bagi sektor perhotelan dan kuliner yang selama ini terpukul akibat pembatasan kegiatan pascapandemi dan dampak kenaikan tarif wisata.

    “Setelah lama kegiatan pemerintahan dibatasi hanya di kantor atau aula milik instansi, kini kami bisa kembali berharap pada kegiatan dinas yang diselenggarakan di hotel. Ini akan sangat membantu sektor kami yang sempat sepi akibat minimnya kegiatan dan mahalnya tiket Bromo,” ujar Digdoyo.

    Ia berharap Pemda bisa segera menyesuaikan perencanaan kegiatan dengan kebijakan baru ini, agar manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh pelaku usaha lokal. Menurutnya, sektor jasa akomodasi dan makanan-minuman merupakan tulang punggung ekonomi daerah yang harus segera dipulihkan.

    “Kami berharap dinas-dinas bisa mulai merencanakan kembali kegiatan seperti pelatihan, rapat, atau sosialisasi di hotel. Tapi tetap harus ada regulasi yang jelas agar tidak menimbulkan salah tafsir,” imbuhnya.

    Meski antusias, Digdoyo menekankan pentingnya pedoman teknis agar pelaksanaan di lapangan berjalan sesuai aturan dan tidak menimbulkan kebingungan. Ia juga menyoroti perlunya komunikasi yang baik antarinstansi agar kegiatan berjalan optimal.

    “Dengan adanya kegiatan dari Pemda, tingkat hunian bisa naik, karyawan bisa bekerja penuh lagi, dan perputaran ekonomi akan lebih baik,” tutup Digdoyo penuh harap. [ada/beq]

  • Goa Kucing, Tempat Bersejarah Peninggalan Syekh Maulana Ishaq di Probolinggo

    Goa Kucing, Tempat Bersejarah Peninggalan Syekh Maulana Ishaq di Probolinggo

    Kisah ini juga menginspirasi penduduk sekitar untuk ikut serta merawat kucing-kucing tersebut, menjadikan Goa Kucing sebagai simbol harmoni antara manusia dan alam. Hingga kini, Goa Kucing masih menjadi tempat yang dihormati dan sering dikunjungi oleh para peziarah.

    Banyak orang yang datang ke sini untuk berdoa, mencari berkah, atau sekadar mengagumi keindahan alam sekaligus mengenang nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Syekh Maulana Ishaq.

    Selain memiliki nilai spiritual yang tinggi, Goa Kucing juga menjadi daya tarik wisata budaya dan sejarah. Para pengunjung yang datang tidak hanya bisa menikmati suasana yang damai, tetapi juga belajar tentang kehidupan Syekh Maulana Ishaq dan kontribusinya dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

    Pemerintah daerah Probolinggo pun berupaya melestarikan tempat ini dengan menjadikannya sebagai bagian dari situs cagar budaya. Program-program edukasi dan konservasi lingkungan sering diadakan untuk menjaga kelestarian kawasan Goa Kucing, termasuk menjaga populasi kucing yang masih hidup di sekitar goa.

    Goa ini juga menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh para ulama terdahulu tetap relevan hingga saat ini. Goa Kucing ini contoh sempurna bagaimana agama, budaya, dan kasih sayang terhadap makhluk hidup dapat bersatu dalam harmoni.

    Kisah Syekh Maulana Ishaq yang memelihara ribuan kucing tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga warisan moral yang penting bagi generasi masa kini. Melalui Goa Kucing, kita diajarkan untuk tidak hanya mencintai sesama manusia, tetapi juga menghormati dan menyayangi setiap makhluk ciptaan Tuhan.

    Probolinggo, dengan segala kekayaan sejarahnya, menawarkan banyak pelajaran berharga, dan Goa Kucing adalah salah satu harta karun yang patut dijaga dan dilestarikan oleh semua pihak.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Sabotase di Gunung Bromo, Papan Berpaku Ditemukan di Area Wisata

    Sabotase di Gunung Bromo, Papan Berpaku Ditemukan di Area Wisata

    Probolinggo (beritajatim.com) – Wisata Gunung Bromo dihebohkan dengan temuan benda tajam menyerupai “ranjau” paku yang tertancap di kawasan Lautan Pasir, tepatnya di area yang biasa dilintasi kendaraan wisata jenis jeep. Temuan tersebut langsung memicu keprihatinan dari para pelaku wisata dan kini tengah diselidiki oleh Polsek Sukapura.

    Kabar itu bermula dari sebuah video yang viral di media sosial sejak pagi hari. Dalam video tersebut terlihat papan kayu dengan beberapa paku menancap, seolah-olah sengaja ditanam untuk merusak ban kendaraan.

    Dampaknya pun langsung terasa—beberapa jeep wisata mengalami ban bocor, membuat operasional terganggu dan wisatawan tertunda perjalanannya.

    Menanggapi hal itu, Kapolsek Sukapura AKP Ardhi Bita Kumala menyatakan bahwa pihaknya segera turun ke lokasi setelah menerima laporan.

    “Kami lakukan pemeriksaan ke lokasi setelah mendapat informasi dari video yang beredar. Ditemukan enam buah paku berukuran sekitar 8 cm, tertancap pada papan dan tertanam di pasir,” ujarnya melalui pesan singkat.

    Lokasi penemuan berada di area parkir jeep Savana, jalur yang menuju Lembah Watangan, salah satu titik favorit wisatawan. Dugaan sementara, benda tersebut sengaja diletakkan untuk mengganggu aktivitas wisata.

    “Kami akan menyelidiki siapa pelaku penanaman paku ini. Saat ini kami juga koordinasi dengan TNBTS dan komunitas pelaku wisata untuk meningkatkan patroli bersama,” tambah Ardhi.

    Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pun turut menanggapi temuan ini. Hendra Widjanarko, Kasi Humas TNBTS, menyampaikan bahwa pihaknya menyerahkan kasus tersebut kepada kepolisian.

    “Petugas kami dan Polsek Sukapura telah meninjau lokasi bersama. Barang bukti berupa papan berpaku sudah diamankan dan dibawa ke Polsek,” jelas Hendra.

    Insiden ini memunculkan kekhawatiran akan adanya sabotase terhadap sektor wisata, terlebih Bromo dikenal sebagai salah satu destinasi unggulan Jawa Timur.

    Para pelaku wisata meminta agar kejadian ini tidak dianggap sepele, mengingat ancaman terhadap keselamatan pengunjung maupun kerugian ekonomi yang ditimbulkan. Penelusuran masih berlangsung, dan aparat berjanji akan mengungkap dalang di balik aksi membahayakan tersebut. (ada/kun)