kab/kota: Probolinggo

  • 6 Agustus 1912: Probolinggo Stoomtram Maatschappij buka jalur Umbul

    6 Agustus 1912: Probolinggo Stoomtram Maatschappij buka jalur Umbul

    Sumber foto: https://short-link.me/19Yhe/elshinta.com.

    6 Agustus 1912: Probolinggo Stoomtram Maatschappij buka jalur Umbul – Sumber Kareng
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 06 Agustus 2025 – 06:19 WIB

    Elshinta.com – Probolinggo adalah kota pesisir yang terletak di sebelah timur Provinsi Jawa Timur.

    Daerahnya merupakan dataran rendah di tepi selat Madura.

    Meskipun kotanya merupakan dataran rendah, tetapi latar belakang kota tersebut merupakan pegunungan Tengger dan Gunung Bromo.

    Itulah sebabnya Probolinggo mempunyai daerah hinterland yang subur di mana dataran rendahnya ditanami tanaman tebu dan padi oleh warga setempat pada masa kolonialisme Belanda.

    Oleh sebab itu dalam jarak 6 kilometer saja sebelah selatan dari Probolinggo sudah terdapat 4 buah pabrik gula yakni Wonolangan, Wonoasih, Sumber Kareng dan Umbul.

    Probolinggo juga merupakan titik temu yang penting serta pelabuhan regional untuk produk pertanian daerah pedalaman seperti gula, tembakau dan kopi.

    Demi mempermudah pengangkutan hasil kebun, pemerintah kolonial menghadirkan transportasi trem uap yang dioperatori Probolinggo Stoomtram Maatschappij (PbSM) mulai tahun 1894.

    Namun tak hanya digunakan untuk angkutan barang, tetapi PbSM juga mengangkut penumpang dan itu bisa dilihat adanya foto-foto wagon penumpang trem.

    Pada saat itu, kehadiran trem dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti kuda atau pedati.

    Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, trem dianggap lebih cepat dibandingkan alat transportasi darat apapun saat itu.

    PbSM mengoperasikan trem uap di Kabupaten Probolinggo dari Stasiun Probolinggo sampai dengan Stasiun Paiton melalui Jalur kereta api Probolinggo – Paiton.

    Jalur Trem Probolinggo yang dulu membentang dari Sumber Kareng – trayek terakhir PbSM – hingga Paiton hanya sepanjang 43 km.

    Jalur pertama yang dibuka PbSM ialah Jati – Gending yang berjarak 10 kilometer dan beroperasi pada 21 April 1897.

    Masih pada yang sama, terdapat penambahan dua jalur yakni Gending – Jabung (1 Mei, 19 km) dan Probolinggo – Jati (22 Juni, 1 km).

    Setahun kemudian, trayek Jabung Paiton yang memiliki panjang jalur 5 km dibuka pada 22 Juni.

    Adapun jalur terakhir yang disediakan PSM ialah Probolinggo – Umbul – Sumber Kareng yang merupakan tempat-tempat berdirinya pabrik gula.

    Pembukaan jalur berjarak 3 km itu dilakukan pada 6 Agustus 1912.

    Perang Kemerdekaan menyebabkan lintas-lintas PbSM mangkrak dan sebagian di antaranya dicabut.

    Ada usaha untuk membangkitkan jalurnya lagi, tetapi tak juga terlaksana.

    Beberapa aset peninggalannya kemudian dipelihara pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) salah contohnya ialah lokomotif trem uap dengan seri C2501.

    Lokomotif buatan pabrik Hanomag, Hannover, Jerman, itu disimpan di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 1987.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Profil Fajar Adriyanto, penerbang tempur yang gugur saat latihan

    Profil Fajar Adriyanto, penerbang tempur yang gugur saat latihan

    Asisten Potensi Dirgantara Kepala Staf Komando Operasi Udara Nasional TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto memberi paparan dalam acara bertajuk, “Morotai and Beyond”, yang digelar di Jakarta, Jumat (13/9/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri

    Profil Fajar Adriyanto, penerbang tempur yang gugur saat latihan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 04 Agustus 2025 – 13:05 WIB

    Elshinta.com – Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto merupakan salah satu korban tewas akibat kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

    Fajar gugur ketika sedang melakoni latihan dengan pesawat latih sipil Quicksilver GT500 di Desa Benteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Kala itu, pria berpangkat bintang satu itu dengan salah satu pilot yang juga tewas di tempat tengah menggunakan pesawat bernomor ekor S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

    Fajar bukan merupakan wajah baru di jajaran TNI AU. Dia bahkan cukup dikenal masyarakat karena kerap mewakili TNI AU memberikan pernyataan resmi kepada sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU.

    Mantan penerbang tempur pesawat F-16 itu memulai karirnya sejak masuk ke Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992.

    Beberapa jabatan strategis pun pernah disandang fajar diantaranya Komandan Skuadron 3 Lanud Iswahyudi pada 2007 sampai 2019, Komandan Lanud Manuhau pada 2017 hingga 2019, Kadispenau pada 2019 sampai 2020, Kepala Dinas Potensi Dirgantara pada 2020 sampai 2023 dan Aspotdirga Kaskoopsudnas pada 2023 sampai 2024.

    Jabatan terakhir fajar yakni Kapoksahli Kodiklatau. Fajar bersama Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono diketahui pernah terlibat dalam peristiwa saling kejar atau dog fight dengan pesawat jet Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia.

    Kala itu, TNI AU dengan F-16nya harus mencegat pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Udara Amerika Serikat yang masuk ke kawasan udara Indonesia pada 2003.

    Aksi kejar-kejaran pun sempat terjadi antar pesawat jet hingga akhirnya pesawat tempur Amerika Serikat menjauh dari kawasan udara Indonesia.

    Kini, jenazah Fajar direncanakan diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Probolinggo, hari ini, untuk dimakamkan di sana. Sebelum dimakamkan, jenazah Fajar sempat disemayamkan di rumah duka di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (3/8).

    Sumber : Antara

  • Tragedi Pesawat TNI Jatuh di Bogor: Gugurnya Marsma Fajar Adriyanto dan Fakta Terkini – Page 3

    Tragedi Pesawat TNI Jatuh di Bogor: Gugurnya Marsma Fajar Adriyanto dan Fakta Terkini – Page 3

    Jenazah Marsma Fajar Adriyanto akan dimakamkan di kampung halamannya di Probolinggo, Jawa Timur, pada Senin, 4 Agustus 2025. Sebelum diberangkatkan, jenazah akan menjalani prosesi pemulasaran di RSAU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada pukul 06.30 WIB dan kemudian diterbangkan menuju Malang sebelum dibawa ke lokasi pemakaman. Upacara militer disiapkan sebagai bentuk penghormatan terakhir atas dedikasi dan pengabdian almarhum bagi bangsa dan negara.

    TNI AU dalam pernyataannya menyebut Marsma Fajar sebagai sosok yang penuh integritas dan semangat juang tinggi. Kehilangan ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga besar TNI AU, tetapi juga oleh komunitas penerbangan sipil dan publik yang mengenal kiprahnya dalam dunia dirgantara nasional.

  • Rumah Duka Marsma TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto Dipenuhi Pelayat

    Rumah Duka Marsma TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto Dipenuhi Pelayat

    JAKARTA – Suasana haru menyelimuti rumah duka almarhum Marsekal Pertama TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto di Jalan Trikora XI Nomor K-14, Kompleks TNI AU Trikora, Pancoran, Jakarta Selatan. Sejak siang hingga menjelang malam, para pelayat datang silih berganti untuk memberikan penghormatan terakhir.

    Salah satu pelayat, Lena Satriyati, mantan anggota Dinas Penerangan TNI AU, mengenang almarhum sebagai sosok atasan yang sangat dekat dan penuh perhatian terhadap bawahannya.

    “Beliau menganggap kami seperti anak sendiri. Saat pandemi COVID-19, satu per satu dari kami ditelepon langsung untuk ditanya kabar dan kondisi keluarga,” ujarnya penuh haru, Minggu, 3 Agustus, petang.

    Menurut Lena, perhatian almarhum tidak memandang pangkat atau jabatan. Semua diperlakukan setara dengan empati yang besar.

    Deretan tokoh militer turut hadir melayat, termasuk mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim. Juga tampak Asisten Intelijen KSAU Marsda TNI Untung Surapati, serta para perwira tinggi aktif dan purnawirawan dari ketiga matra TNI.

    Rekan satu angkatan almarhum di AAU 1992, Marsma TNI Aldrin Petrus Mongan, mengenang Fajar sebagai pribadi yang berpikiran progresif dan inovatif.

    “Ia selalu punya cara pandang segar dalam memecahkan masalah. Sosok visioner yang langka,” ungkap Aldrin.

    Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Probolinggo, Jawa Timur, dan dimakamkan pada Senin siang. Almarhum meninggalkan seorang istri, Dewi Kurnia, serta dua anak laki-laki: Naufal F Sandy Kusuma dan Akmal F Randy Kusuma.

    Fajar Adriyanto dikenal luas di kalangan TNI AU sebagai penerbang tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign “Red Wolf”. Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 ini pernah menjabat sejumlah posisi strategis, seperti Komandan Skuadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispen TNI AU, Kepala Puspotdirga, Asisten Potdirga Kaskoopsudnas, hingga jabatan terakhirnya sebagai Kepala Poksahli Kodiklatau.

    Ia juga tercatat dalam sejarah TNI AU atas keterlibatannya dalam insiden udara dengan pesawat tempur F/A-18 Hornet Angkatan Laut AS di wilayah udara Pulau Bawean.

    Puluhan karangan bunga turut membanjiri jalan menuju rumah duka. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai pihak, seperti Kepala Biro Informasi Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, Dirjen Potensi Pertahanan Laksda TNI Sri Yanto, serta komunitas pertahanan seperti Jakarta Defence Society.

    Kepergian Marsma TNI Fajar Adriyanto meninggalkan duka mendalam bagi dunia militer dan penerbangan nasional—sosok pemimpin yang tak hanya disegani, tapi juga dicintai.

  • Penyebab Pesawat Latih Jatuh di Ciampea Bogor Masih Diselidiki

    Penyebab Pesawat Latih Jatuh di Ciampea Bogor Masih Diselidiki

    Penyebab Pesawat Latih Jatuh di Ciampea Bogor Masih Diselidiki
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsekal Pratama I Nyoman Suadnyana menyampaikan, penyebab jatuhnya pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, yang menewaskan Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto, masih dalam penyelidikan.
    “Semua kejadian tersebut, apa penyebabnya saat ini masih diinvestigasi,” kata Suadnyana kepada wartawan di rumah duka di Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/8/2025).
    Suadnyana tidak dapat memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan pihaknya untuk mengungkapkan penyebab kecelakaan tersebut.
     
    Menurut dia, proses investigasi diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama.
    “Belum bisa dipastikan karena semua masih didalami, dan investigasi kadang ada sebulan dua bulan enam bulan, tergantung. Semua tim yang kerjakan,” jelas dia.
    Di sisi lain, ia memastikan bahwa pesawat yang dikemudikan Marsma Fajar dan kopilot bernama Roni, yakni Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik FASI layak terbang dan memiliki surat izin terbang (SIT) yang terdaftar dalam nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja.
    “Penerbangan telah dilengkapi surat izin terbang. Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” kata dia.
    Sementara sang Kopilot Roni saat ini sudah sadar dan masih menerima perawatan medis di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M. Hassan Toto.
    “Penerbang saudara Roni sampai saat ini sudah sadar, tapi belum bisa diajak ngomong,” ujar Suadnyana.
    Roni adalah seorang penerbang profesional yang tergabung dalam FASI. Ia dan Marsma Fajar terjatuh saat menjalani latihan rutin sebagai bagian pengembangan keahlian penerbang.
    Pesawat mulanya lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja, Kabupaten Bogor, pukul 09.01 WIB, kemudian hilang kontak setelah sebelas menit mengudara.
    Tak lama, mereka ditemukan sudah terjatuh di sekitar TPU Astana, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
    “Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana,” kata Suadnyana.
    Keduanya langsung dilarikan ke RSAU dr. M. Hassan Toto Lanud Atang Sendjaja, tetapi Marsma Fajar sudah dinyatakan meninggal dunia setibanya di sana.
    Selanjutnya, Marsma Fajar disemayamkan di kediamannya di Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga di Probolinggo, Jawa Timur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Anak Marsma Fajar Adriyanto Pecah Saat Tiba di Rumah Duka

    Tangis Anak Marsma Fajar Adriyanto Pecah Saat Tiba di Rumah Duka

    Tangis Anak Marsma Fajar Adriyanto Pecah Saat Tiba di Rumah Duka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Putra Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, Akmal Fadhillah Kusuma, tiba di rumahnya di Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu (3/8/2025) sore.
    Ia datang hanya dengan membawa satu tas ransel hitam yang disampirkan di pundaknya. Mengenakan kemeja cokelat dan celana hitam, Akmal langsung memeluk sang ibu yang telah menunggu kedatangannya sejak pagi.
    Tangis keduanya pecah di depan rumah. Mereka berpelukan cukup lama sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah dengan pendampingan sejumlah kerabat.
    Sementara itu, putra sulung Marsma Fajar bernama Naufal Firdaus diperkirakan tiba di Jakarta sekitar pukul 22.00 WIB.
    Adapun
    Marsma Fajar Adriyanto
    adalah seorang Kepala Kelompok Staf Ahli Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI AU (Kapoksahli Kosdiklatau).
    Ia tewas dalam kecelakaan pesawat bersama seorang penerbang dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang sedang menjalani latihan rutin pembinaan keahlian di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8/2025) pagi.
    Keduanya sempat hilang kontak setelah sebelas menit mengudara lalu ditemukan di sekitar TPU Astana.
    “Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” kata Sudnyana dalam keterangannya, Minggu.
    Suadnyana menyampaikan, Roni yang terbang sebagai kopilot saat ini masih dirawat secara intensif di RSAU dr. M. Hassan Toto dan sudah sadar.
    Ia masih akan menjalani perawatan hingga pulih sepenuhnya. Sementara itu, penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan mendalam dan diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama.
    Namun dapat dipastikan bahwa pesawat yang digunakan, Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126, sudah memiliki Surat Izin Terbang (SIT) dan dinyatakan layak untuk terbang.
    Saat ini jenazah Marsma Fajar disemayamkan di rumahnya di Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan. Ia akan dimakamkan esok hari di pemakaman keluarga di Probolinggo, Jawa Timur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usia lanjut, Mbah Mai luput dari bantuan pangan Lumajang

    Usia lanjut, Mbah Mai luput dari bantuan pangan Lumajang

    Sumber: Radio Elshinta/Efendi Murdiono

    Usia lanjut, Mbah Mai luput dari bantuan pangan Lumajang
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 17:09 WIB

    Elshinta.com – Bantuan pangan berupa beras kelas medium yang dikucurkan dari Bulog Probolinggo Jawa Timur dari program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui kelurahan dan desa untuk periode bulan Juni dan Juli 2025. 

    Di Kabupaten Lumajang Jawa Timur program yang bisa membantu mengurangi biaya pengeluaran tersebut bagi warga kurang mampu berupa beras dalam kemasan 10 kg itu yang startnya di mulai 16 Juni bertempat di pendopo pemerintahan Desa Klakah Kecamatan Klakah yang disalurkan langsung oleh Bupati Lumajang Indah Amperawati dan Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma.

    Setiap penerimaan pangan itu mendapatkan bantuan 20 kilo untuk bantuan di bulan Juni dan Juli, pengambilan beras tersebut dengan syarat penerima sesuai undangan membawa indentitas diri.

    Kepala Bulog Probolinggo Kurwadi menyampaikan kepada Efendi dari reporter ELSHINTA pada saat itu mendampingi pengucuran besar di Klakah Rabu (16/06), di Kabupaten Lumajang tercatat sebanyak 86.373 penerima bantuan, yang mana realisasi itu atas dasar petugas sensus ekonomi yang turun kemasyarakat. “Penyaluran tersebut berdasarkan data tunggal dari sensus ekonomi nasional, Kabupaten Lumajang terdapat 86,373 penerima,” kata Kurwadi dilaporkan oleh kontributor Elshinta, Efendi Murdiono.

    Mai atau warga sekitar menyebut nama Mbah Amir yang tercatat warga Dusun Pondoksari Desa Kaliboto Kidul Kecamatan Jatiroto usianya sudah uzur, kondisi ekonomi tergolong warga tidak mampu karena tidak punya kebun sawah maupun sumber pendapatan lain, keberadaannya sudah 5 tahunan sakit tidak bisa lagi bekerja sebagai buruh tani.

    Mbah Amir suaranya serak dengan matanya berkaca-kaca dan wajah yang termakan usia menceritakan kalau dirinya tidak mendapatkan undangan menerima bantuan beras yang ada di pendopo Desa Kaliboto Lor, rasa lego memang tersirat dari ucapannya ada dalam kata-kata itu tidak “Tidak pa-apa mungkin bukan rejeki saya,” pungkasnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Optimalisasi Pos Timbang di 3 Wilayah untuk Urai Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Agustus 2025

    Optimalisasi Pos Timbang di 3 Wilayah untuk Urai Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang Surabaya 1 Agustus 2025

    Optimalisasi Pos Timbang di 3 Wilayah untuk Urai Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Kemacetan ekstrem yang kembali melanda Pelabuhan Ketapang mendorong pihak terkait segera menyiapkan solusi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
    Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, menjelaskan bahwa salah satu
    solusi jangka pendek
    yang akan diterapkan adalah
    optimalisasi pos timbang
    di wilayah Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo.
    “Nanti dari pos timbang, akan dipasang stiker warna hijau dan merah,” ungkapnya pada Jumat (1/8/2025).
    Dengan adanya stiker tersebut, petugas di Pelabuhan Ketapang dapat dengan cepat melakukan pemilahan kendaraan untuk diarahkan masuk ke pelabuhan atau ke buffer zone.
    Kendaraan sumbu dua dengan berat di bawah 35 ton akan dipasangi stiker berwarna hijau dan akan langsung diarahkan masuk ke pelabuhan untuk dimuat di Dermaga MB satu hingga empat.
    “Untuk kendaraan dengan kapasitas 35 ton akan ditempel stiker merah dan diarahkan ke buffer zone,” tuturnya.
    Selain itu, Kapolresta juga mengungkapkan bahwa kapasitas Dermaga MB empat di Pelabuhan Ketapang akan ditingkatkan menjadi 60 ton sesuai dengan rencana pembangunan.
    Juga, akan dilakukan uji kelayakan untuk menentukan batas minimum tonase yang bisa masuk ke MB empat.
    Untuk solusi jangka panjang, rencananya akan dibangun jembatan penghubung antara Dermaga Bulusan dengan Dermaga LCM.
    Rama menambahkan bahwa pihaknya akan memaksimalkan pengerahan sumber daya manusia (SDM) Polri untuk pengamanan selama terjadinya kemacetan dengan melakukan penguraian dan pemantauan.
    Rama juga menyoroti kondisi jalan yang sempit di wilayah Kecamatan Wongsorejo, yang sering dimanfaatkan sopir untuk mendahului.
    “Jalur sempit, driver ngeblong menyebabkan stuck dan crowded. Mari kita sama-sama tertib dan ikuti arahan petugas,” ajaknya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satu Keluarga di Malang Jadi Komplotan Curanmor 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Agustus 2025

    Satu Keluarga di Malang Jadi Komplotan Curanmor Surabaya 1 Agustus 2025

    Satu Keluarga di Malang Jadi Komplotan Curanmor
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Satu keluarga di
    Malang
    terungkap sebagai komplotan pencuri sepeda motor.
    Mirisnya, sang ayah, RAR (42), mengajak tiga anaknya, AS (20), AO (23), dan MRS (17), untuk melakukan aksi ilegal tersebut.
    Keempatnya kini telah diamankan Subdit III Jatanras
    Polda Jatim
    .
    “Untuk satu keluarga terdiri dari bapak dan dua anak. Lalu, memang satunya tidak kami hadirkan karena masih di bawah umur,” kata Kasubdit III Jatanras, AKBP Arbaidi Jumhur, Jumat (1/8/2025).
    Jumhur menjelaskan bahwa komplotan ini telah beraksi di 17 tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Kepanjen, Kabupaten Malang.
    Mereka melakukan pencurian dengan perencanaan yang sistematis, di mana setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing.
    “Jadi, teman-teman mereka bagi tugas, yang bapaknya ngawasi, anaknya suruh ngambil. Jadi, yang mengarahkan bapaknya,” terangnya.
    Lebih lanjut, Jumhur menjelaskan bahwa mereka menyasar sepeda motor milik petani yang terparkir di pinggir sawah.
    “Sasaran yang dilakukan wilayah jalan persawahan, rata-rata petani itu, naruh sepeda motor di pinggir jalan itu yang jadi sasaran mereka,” ujarnya.
    Setelah berhasil mencuri, sepeda motor korban dijual ke berbagai wilayah dataran tinggi di kawasan Pasuruan dan Probolinggo melalui perorangan.
    “Rata-rata dijual langsung kepada perorangan. Rata-rata di daerah pegunungan Pasuruan, Probolinggo. Jadi, langsung satu unit dijual. Kita masih kembangkan,” imbuhnya.
    Motor yang dicuri dijual kepada orang yang telah memesan, dengan harga rata-rata Rp 2-3 juta.
    Uang hasil penjualan tersebut kemudian digunakan untuk membeli sabu.
    “Salah satunya itu (mengonsumsi sabu),” katanya.
    Saat ini, ketiga tersangka telah mendekam di penjara, sementara satu anak di bawah umur mendapat penanganan khusus.
    Mereka dijerat Pasal 363 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan, dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jalur Gumitir Ditutup 2 Bulan, Ini Jalur Alternatif Bisa Dipakai – Page 3

    Jalur Gumitir Ditutup 2 Bulan, Ini Jalur Alternatif Bisa Dipakai – Page 3

    Penutupan jalur ini berlangsung 2 bulan selama pemasangan bore pile. Sementara keseluruhan pekerjaan preservasi diperkirakan memakan waktu 5 bulan. 

    “Diharapkan, setelah perbaikan rampung, Jalur Gumitir akan menjadi lebih aman, nyaman, dan mendukung kelancaran distribusi logistik serta mobilitas masyarakat di Jawa Timur dan sekitarnya,” imbuh Dody.

    Penutupan jalur strategis penghubung Jember–Banyuwangi ini berdampak pada pengalihan arus kendaraan. Telah disepakati, kendaraan bertonase besar diarahkan melalui Jalur Pantura, sedangkan kendaraan menuju Bondowoso dibatasi maksimal 15 ton. Untuk masyarakat sekitar telah disiapkan akses alternatif untuk kendaraan roda dua. 

    Daftar Jalur Alternatif Bisa Dipakai

    Berdasarkan koordinasi antara Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN)  Jatim–Bali bersama Kepolisian dan Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso, disepakati pengaturan jalur alternatif sebagai berikut:

    1. Arus lalu lintas Jember–Banyuwangi (dua arah) 

    Kendaraan roda 2, roda 4, dan roda 6 dialihkan melalui Bondowoso-Situbondo-Banyuwangi. Kendaraan barang dengan kapasitas lebih dari 15 ton diarahkan melalui jalur Pantura (Lumajang-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi).

    2. Arus dari Surabaya/Lumajang menuju Banyuwangi (dua arah) dialihkan melalui Leces-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi.

    3. Jalur alternatif sekitar Alas Gumitir. Tidak direkomendasikan untuk kendaraan umum karena badan jalan kecil, tidak beraspal, dan minim penerangan. Jalur ini hanya diperuntukkan bagi mobilitas masyarakat setempat dengan kendaraan roda dua.