TNI Minta Maaf Prajuritnya Pukul Ojol Sampai Patah Hidung di Pontianak
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah menyampaikan permohonan maaf atas insiden pemukulan pengendara ojek
online
(ojol) bernama Teguh oleh prajurit TNI berinisial F di Pontianak, Kalimantan Barat.
Freddy menyebutkan, TNI turut menyesalkan kejadian F memukul Teguh.
Bahkan, hidung Teguh sampai patah karena dipukul oknum prajurit itu.
“Pastinya kami sangat prihatin dan menyesalkan terjadinya peristiwa ini, serta menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas tindakan oknum prajurit TNI ini,” ujar Freddy kepada
Kompas.com
, Minggu (21/9/2025).
Freddy menuturkan, saat ini kasus pemukulan tersebut sedang ditangani oleh Polisi Militer Kodam XII/Tanjungpura.
Dia menyebutkan, oknum prajurit TNI itu sudah diperiksa.
“Dan proses hukum sedang berjalan sesuai aturan yang berlaku di TNI,” ucap dia.
Freddy mengingatkan pesan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bahwa setiap prajurit yang melanggar pasti akan ditindak tegas.
Menurut Freddy, TNI berkomitmen menjunjung tinggi hukum.
“Panglima TNI menegaskan, setiap prajurit yang terbukti melakukan pelanggaran akan ditindak tegas dan tidak ada toleransi. TNI berkomitmen menjunjung tinggi hukum serta memastikan proses penanganan berjalan tegas, adil, dan transparan,” imbuh Freddy.
Sebelumnya, pengendara ojek
online
(ojol), Teguh, menjadi korban pemukulan yang diduga dilakukan seorang oknum anggota TNI.
Korban diduga mengalami patah hidung dan luka benjol di bagian mata.
Perwakilan komunitas ojek
online
Pontianak, Dede Sudirman, mengatakan, peristiwa ini terjadi di Jalan Panglima AIM, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu (20/9/2025) sore.
Saat itu, Teguh hendak mengantar pesanan. Ia berada di belakang sebuah mobil yang diduga dikemudikan anggota TNI.
“Ketika mobil hendak berbalik arah, Teguh membunyikan klakson sebagai tanda,” kata Dede kepada wartawan, Sabtu malam.
Dede melanjutkan, setelah diklakson Teguh, pengemudi mobil justru turun dan langsung memukul wajah Teguh menggunakan siku.
“Korban mengalami luka dan memar hingga harus dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak,” ucap Dede.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Pontianak
-
/data/photo/2025/09/05/68ba9c1b74d40.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 TNI Minta Maaf Prajuritnya Pukul Ojol Sampai Patah Hidung di Pontianak Nasional
-

Oknum TNI Aniaya Ojol di Pontianak, Panglima Perintahkan Tindak Tegas Pelaku
GELORA.CO – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Freddy Ardianzah buka suara mengenai peristiwa penganiayaan oleh anggota TNI Letda FA terhadap pengemudi ojek online di Pontianak, Kalimantan Barat. Freddy mengungkapkan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memerintahkan jajarannya menindak tegas pelaku bila terbukti melakukan pelanggaran.
“Panglima TNI menegaskan, setiap prajurit yang terbukti melakukan pelanggaran akan ditindak tegas dan tidak ada toleransi,” ujar Freddy saat dikonfirmasi, Minggu (21/9/2025).
Freddy juga memastikan, TNI berkomitmen terhadap penegakan hukum yang adil. TNI akan transparan terkait penegakan hukum ini.
“TNI berkomitmen menjunjung tinggi hukum serta memastikan proses penanganan berjalan tegas, adil dan transparan,” ujar dia.
Dia menjelaskan, prajurit TNI pelaku penganiayaan itu tengah diperiksa di Polisi Militer Kodam XII/Tanjungpura.
“Oknum prajurit yang diduga terlibat sudah diperiksa dan proses hukum sedang berjalan sesuai aturan yang berlaku di TNI,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, pengemudi ojek online (ojol) asal Pontianak, Kalimantan Barat bernama Teguh menjadi korban penganiayaan oleh oknum anggota TNI. Teguh bahkan dikabarkan harus menderita patah hidung hingga wajah lebam akibat peristiwa itu.
Wakapendam XII/Tanjungpura, Letkol Inf Agung W Palupi menerangkan, peristiwa ini terjadi di Jalan Panglima Aim pada Sabtu (20/9/2025). Saat itu kondisi jalan tengah macet.
Pelaku bernama Letda FA yang berada di kemacetan memundurkan mobilnya. Tepat di belakang mobil FA, korban Teguh saat itu refleks membunyikan klakson agar terhindar dari tubrukan.
Tak terima, Letda FA malah melakukan penganiayaan. Agung menyebut, penganiayaan dilakukan lantaran pelaku tersulut emosi. Saat itu, FA disebut tengah terburu-buru hendak mengantarkan anaknya yang sakit.
“Nah karena F terburu-buru lantaran anaknya sakit dan berada di dalam mobil, ia menjadi khilaf, emosi dan langsung menganiaya korban,” ujar Agung, Minggu (21/9/2025).
Agung memastikan pelaku sudah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Meski demikian, Agung memastikan proses hukum tetap berlanjut terhadap Letda FA
-
/data/photo/2025/09/21/68cff38b30571.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ojol di Pontianak Dipukul Oknum TNI Hingga Patah Hidung, Ini Tanggapan Gojek Regional 21 September 2025
Ojol di Pontianak Dipukul Oknum TNI Hingga Patah Hidung, Ini Tanggapan Gojek
Tim Redaksi
PONTIANAK, KOMPAS.com
– Manajemen Gojek menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden kekerasan yang menimpa salah satu mitra pengemudi mereka, Teguh Sukma, pada Sabtu (20/8/2025).
Saat ini, Teguh mengalami luka serius dan masih menjalani perawatan medis.
Director of Public Affairs & Communications GoTo, Ade Mulya, menjelaskan bahwa sejak awal kejadian, tim Gojek telah mendampingi mitra driver untuk mendapatkan penanganan medis.
“Termasuk mengurus administrasi BPJS Mitra serta kebutuhan lain yang diperlukan,” kata Ade dalam keterangan tertulis, Minggu (21/9/2025).
Selain memberikan santunan kepada keluarga, Gojek juga berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menjaga situasi tetap kondusif pasca insiden.
Ade menegaskan, perusahaan mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan dan berharap penegak hukum menindaklanjuti kasus ini sesuai aturan.
“Kami memastikan pendampingan yang dibutuhkan mitra dan keluarga agar hak dan perlindungan yang semestinya dapat terpenuhi,” ujar Ade.
Sebelumnya, Teguh, yang merupakan pengemudi ojek online (ojol), menjadi korban pemukulan oleh oknum TNI di Jalan Panglima Aim, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Keponakan korban, Jani, menjelaskan bahwa peristiwa ini bermula saat Teguh selesai mengambil pesanan makanan untuk pelanggan.
Saat di jalan, mobil pelaku yang baru keluar dari ATM mundur tiba-tiba hingga hampir menabrak motor korban.
Teguh kemudian membunyikan klakson sebagai peringatan.
“Pelaku rupanya tersinggung, lalu mengejar pakai mobil dan mengadang om saya. Setelah sempat adu mulut, pelaku langsung memukul dengan siku. Cuma sekali, tapi keras, sampai hidungnya patah,” jelas Jani.
Akibat pukulan tersebut, hidung Teguh langsung mengeluarkan darah.
Rekan-rekannya kemudian membawanya ke RS Bhayangkara sebelum dirujuk ke RS Medika Djaya.
Oknum anggota TNI berinisial F, yang diduga memukul Teguh, mengaku khilaf dan menyesali perbuatannya.
“Saya memohon maaf sedalam-dalamnya kepada keluarga. Saya khilaf dan menyesal,” kata F saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapomdam XII Tanjungpura, Pontianak, Sabtu (20/9/2025).
F juga memastikan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh biaya pengobatan korban.
“Saya bertanggung jawab penuh, termasuk biaya pengobatan korban,” ucapnya.
Saat ini, F telah diamankan di Mapomdam XII Tanjungpura.
Wakapendam XII Tanjungpura, Letkol Inf Agung W Palupi, menyatakan bahwa mediasi antara pihak keluarga korban, komunitas ojol, dan pelaku telah dilakukan, namun proses hukum tetap dilanjutkan.
“Hasil mediasi, proses hukum tetap berlanjut di persidangan militer. Kita tunggu hasilnya,” ujar Agung.
“Yang bersangkutan juga sudah menyampaikan permintaan maaf, tapi hukum tetap jalan,” tambah Agung.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/20/68ceb380e0587.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Keluarga Ojol Korban Pemukulan Oknum TNI di Pontianak Tolak Damai, Minta Proses Hukum Lanjut Regional
Keluarga Ojol Korban Pemukulan Oknum TNI di Pontianak Tolak Damai, Minta Proses Hukum Lanjut
Tim Redaksi
PONTIANAK, KOMPAS.com –
Pihak keluarga Teguh, pengemudi ojek online yang dipukul oknum anggota TNI di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) hinggah patah hidung, tolak berdamai.
Keponakan korban, Jani mengatakan, usai kejadian pemukulan, pelaku tidak ikut mengantar korban ke rumah sakit.
Hanya adik pelaku yang datang dan sempat menawarkan upaya damai. Namun keluarga menolak.
“Biarpun operasinya ditanggung pihak pelaku, keluarga besar tetap tidak mau damai. Kami sudah sepakat jalur hukum harus tetap berjalan,” kata Jani kepada wartawan, Minggu (21/9/2025).
Menurut Jani, walaupun pelaku sudah menyampaikan permintaan maaf dalam mediasi di Markas Pomdam XII Tanjungpura, namun keluarga tetap menuntut proses hukum.
“Kami keluarga bersama komunitas ojol menegaskan kasus ini harus diproses hukum hingga tuntas,” tutup Jani.
Saat ini, oknum TNI berinisial F telah diamankan di Mapomdam XII Tanjungpura.
Wakapendam XII Tanjungpura, Letkol Inf Agung W Palupi mengatakan, mediasi antara pihak keluarga korban, komunitas ojol, dan pelaku telah dilakukan. Namun, proses hukum tetap dilanjutkan.
“Hasil mediasi, proses hukum tetap berlanjut di persidangan militer. Kita tunggu hasilnya,” ujar Agung.
“Yang bersangkutan juga sudah menyampaikan permintaan maaf, tapi hukum tetap jalan,” timpal Agung.
Peristiwa ini bermula saat Teguh selesai mengambil pesanan makanan untuk pelanggan. Di jalan, mobil pelaku yang baru keluar dari ATM sempat mundur tiba-tiba hingga hampir menabrak motor korban.
Teguh kemudian membunyikan klakson sebagai peringatan.
“Pelaku rupanya tersinggung, lalu mengejar pakai mobil dan menghadang om saya. Setelah sempat adu mulut, pelaku langsung memukul dengan siku. Cuma sekali, tapi keras, sampai hidungnya patah,” jelas Jani.
Akibat pukulan itu, hidung Teguh langsung mengeluarkan darah. Rekan-rekan ojol kemudian membawanya ke RS Bhayangkara sebelum dirujuk ke RS Medika Djaya.
Oknum anggota TNI berinisial F, yang diduga memukul seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Teguh mengaku khilaf dan menyesali perbuatannya.
“Saya memohon maaf sedalam-dalamnya kepada keluarga. Saya khilaf dan menyesal,” kata F saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapomdam XII Tanjungpura, Pontianak, Sabtu (20/9/2025).
Selain itu, F juga memastikan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh biaya pengobatan korban.
“Saya bertanggung jawab penuh, termasuk biaya pengobatan korban,” ucap F.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Viral Oknum TNI Aniaya Ojol di Pontianak, Endingnya Minta Maaf
GELORA.CO – Seorang pengemudi ojek online (ojol) menjadi korban penganiayaan oleh anggota TNI di Pontianak, Kalimantan Barat. Peristiwa itu sempat viral di media sosial.
Penganiayaan itu membuat pengemudi ojol mengalami luka lebam hingga dikabarkan patah tulang.
“Benar (pelakunya TNI), sudah ditindaklanjuti,” kata Kapendam XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Eko Wardono saat dimintai keterangan, Minggu (21/9/2025).
Pelaku merupakan FA, anggota TNI berpangkat Letnan Dua. Usai kabar itu beredar, FA pun akhirnya memohon maaf.
FA juga mengungkapkan bahwa sikapnya memukul ojek online itu merupakan kekhilafan.
“Sebelumnya saya menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya, karena atas kekhilafan saya,” ujar FA.
Adapun Letda FA memastikan akan bertanggung jawab atas kondisi korban. Dia juga berjanji akan mengikuti proses hukum.
“Saya akan tetap bertanggung jawab, baik dari pengobatan korban hingga ke proses hukum yang harus saya jalankan,” katanya
-

Oknum TNI Pemukul Ojol di Pontianak Ngaku Salah, Janji Tanggung Biaya Berobat
GELORA.CO – Kasus pemukulan yang diduga dilakukan oknum anggota TNI terhadap seorang pengemudi ojek online (ojol) yang terjadi di Jalan Seruni, Kecamatan Pontianak Timur, pada Sabtu 20 September 2025 mulai menemukan titik terang. Pelaku berinsial F akhirnya muncul dan menyampaikan permintaan maaf.
Melalui Wakil Kepala Penerangan Kodam XII Tanjungpura, Letkol Inf Agung Wepalupi, mengatakan jika kasus tersebut saat ini sedang diselesaikan dengan cara mediasi.
“Mediasi dihadiri langsung keluarga korban dan pelaku berinisial F,” kata Agung.
Dalam forum mediasi itu, Agung membenarkan adanya insiden pemukulan yang dilakukan oleh oknum TNI kepada masyarakat sipil pada Sabtu siang sekitar pukul 14.00 di kawasan Jalan Seruni.
“Memang benar telah terjadi pemukulan. Dalam mediasi ini, pelaku kami datangkan langsung untuk bertemu dengan keluarga korban,” ucapnya.
Agung menerangkan, meskipun pelaku sudah dihadirkan dalam pertemuan dan menyampaikan permintaan maaf, namun proses hukum tidak akan berhenti. Sanksi terhadap pelaku masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut, baik secara internal maupun melalui jalur hukum yang berlaku.
“Hukumannya apa belum ditentukan karena masih menunggu hasil pemeriksaan,” tegasnya. Agung pun memastikan, bahwa proses hukum terhadap oknum TNI tersebut akan tetap berjalan.
Dalam kesempatan itu, pelaku berinisial F menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada korban maupun keluarga korban. Ia mengaku menyesali perbuatannya dan berjanji untuk bertanggung jawab penuh terhadap biaya pengobatan korban.
“Saya minta maaf yang sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarga korban. Saya menyesal dan siap bertanggung jawab untuk membayar biaya pengobatan sampai sembuh,” kata pelaku dengan suara bergetar.
Meski pelaku telah menunjukkan penyesalan, pihak keluarga korban dan perwakilan komunitas ojol menegaskan bahwa permintaan maaf tidak serta-merta menghapus proses hukum. Mereka menuntut agar kasus itu ditangani secara transparan dan pelaku dijatuhi hukuman setimpal.
Salah satu perwakilan komunitas ojol, Ahmad Budi, menyatakan pihaknya akan terus mengawal jalannya kasus tersebut. Menurut dia, proses hukum harus tetap dilanjut, pelaku harus dihukum seberat-beratnya sesuai seperti apa yang dilakukannya kepada korban.
“Kami akan mengawal proses hukum ini sampai selesai,” tegasnya.
Dari pantauan Klikwartaku.com, situasi mediasi berlangsung cukup tegang namun tetap kondusif. Di satu sisi, pelaku mencoba menunjukkan itikad baik dengan menyampaikan permintaan maaf dan janji menanggung biaya pengobatan. Namun di sisi lain, keluarga korban serta rekan-rekan pengemudi ojek online tetap berpegang pada tuntutan agar tidak ada penyelesaian damai di luar jalur hukum.
Hingga berita ini diturunkan, korban masih menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara Pontianak akibat patah tulang hidung dan memar di wajah. Sementara itu, pihak TNI menegaskan akan terus membuka ruang komunikasi dengan keluarga korban dan komunitas pengemudi ojek online untuk memastikan proses hukum berjalan dengan transparan dan adil.
-

Rekan Dipukul Oknum TNI hingga Patah Hidung, Ratusan Ojol Geruduk Pomdam Tanjungpura
GELORA.CO – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) mendatangi Markas Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) XII/Tanjungpura, Sabtu (20/9/2025), buntut dugaan pemukulan yang dilakukan seorang oknum TNI terhadap driver ojol bernama Teguh.
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Perum 4, Kecamatan Pontianak Timur, sekitar pukul 14.30 WIB.
Menurut keterangan rekan korban, Dede Sudirman, insiden berawal saat pelaku hendak memutar mobil di jalan sempit.
Teguh yang berada di belakang membunyikan klakson agar diberi jalan. Namun, pelaku tidak terima dan langsung turun dari mobil sebelum memukul korban.
“Korban membunyikan klakson karena jalannya sempit. Pelaku tidak terima dan langsung memukul korban,” ujar Dede.
Akibat pemukulan menggunakan siku tersebut, korban mengalami patah pada bagian hidung serta memar di sekitar mata kanan.
Teguh sempat mendapat perawatan di RS Bhayangkara Pontianak.
Dede menambahkan, kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Pontianak untuk ditindaklanjuti.
“Korban sudah buat laporan polisi. Kami berharap masalah ini ditangani serius,” katanya.
Sementara itu, Zulkarnain, rekan ojol lainnya, menegaskan bahwa komunitas ojol mendesak adanya penanganan transparan terhadap dugaan penganiayaan ini.
“Kami minta oknum pelaku disanksi tegas agar tidak terulang lagi kejadian seperti ini,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pomdam XII/Tanjungpura belum memberikan klarifikasi resmi terkait peristiwa tersebut.***
-

Pangdam XII/Tanjungpura Cek Tapal Batas Negara di Sintang
PONTIANAK – Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Jamallulael, meninjau langsung tapal batas negara antara Indonesia–Malaysia di Desa Sungai Kelik, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
“Pengecekan langsung di lapangan ini penting untuk memastikan kondisi tapal batas negara tetap sesuai ketentuan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kerawanan di kawasan perbatasan,” ujar Mayjen TNI Jamallulael di Sintang, Sabtu.
Dalam kunjungan tersebut, Pangdam didampingi para pejabat utama Kodam XII/Tpr, Danrem 121/Abw, serta Dansatgas Pamtas RI–Malaysia Yonkav 3/AC. Peninjauan dilakukan untuk memastikan kondisi patok perbatasan tetap terjaga dan situasi wilayah dalam keadaan aman.
Selain melakukan pengecekan tapal batas, Pangdam XII/Tpr juga memberikan sentuhan langsung kepada masyarakat dengan menggelar bakti sosial di Desa Nanga Bayan, Ketungau Hulu. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Bakti sosial tersebut meliputi penyaluran paket sembako, pemberian perlengkapan sekolah untuk murid SMPN 4 Nanga Bayan, serta pelayanan kesehatan gratis bagi warga.
“Bakti sosial ini menjadi wujud kepedulian TNI dalam membantu kesulitan masyarakat di perbatasan, sekaligus memperkuat kedekatan antara TNI dan rakyat,” kata Jamallulael.
Melalui kegiatan peninjauan dan bakti sosial tersebut, Pangdam menegaskan bahwa kehadiran TNI di perbatasan bukan hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat di wilayah terdepan Indonesia.
-

Prabowo Dorong Hilirisasi Batu Bara Jadi Pengganti LPG, Ini Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) akan diutamakan untuk bisa dieksekusi. Hal itu menjadi kelanjutan dari fase pra feasibility study (Pra-FS) ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ahmad Erani Yustika menyebutkan DME sendiri bisa mengurangi ketergantungan impor liquefied petroleum gas (LPG) dalam negeri.
“Karena kan ada kebutuhan bagi kita untuk bisa mengelola produksi gas ya untuk LPG itu. Dan kita ada peluang untuk mensubstitusi LPG itu dari DME. Kalau itu bisa dilakukan kan bisa mengurangi impor gas tadi, LPG tadi,” ujar Erani saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Erani yang juga merangkap sebagai Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyebutkan proyek DME itu sendiri sudah diajukan ke Danantara pada Juli 2025 lalu, termasuk dalam 18 proyek hilirisasi yang sudah dilakukan fase pra-Feasibility Study (Pra-FS).
Fase FS yang dilakukan oleh Danantara ditargetkan selesai setidaknya hingga akhir tahun ini. Meskipun, penyelesaiannya diperkirakan dilakukan secara bertahap.
“Ya saya kira pasti ini ya, pasti akan ada bertahap pasti ya. Tapi semuanya pasti akan selesai akhir tahun ini lah. Karena harus segera dieksekusi proyeknya,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto memiliki 18 proyek hilirisasi dengan nilai investasi US$ 38,63 miliar atau setara dengan Rp 618,13 triliun.
Berikut detail 18 proyek hilirisasi yang direncanakan untuk dibangun:
1. Industri Smelter Aluminium (Bauksit) Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp60 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 14.700 orang.
2. Industri DME (batu bara) di Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali, Banyuasin dengan nilai investasi Rp164 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 34.800 orang.
3. Industri aspal di Buton, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi Rp1,49 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 3.450 orang.
4. Industri Mangan Sulfat di Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nilai investasi Rp3,05 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 5.224 orang.
5. Industri Stainless Steel Slab (Nikel) di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp38,4 Triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 12.000 orang.
6. Industri Copper Rod, Wire & Tube (katoda tembaga) di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp19,2 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 9.700 orang.
7. Industri Besi Baja (Pasir Besi) di Kabupaten Sarmi, Papua dengan nilai investasi Rp19 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 18.000 orang.
8. Industri Chemical Grade Alumina (Bauksit) di Kendawangan, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp17,3 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 7.100 orang.
9. Industri Oleoresin (Pala), di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi Rp1,8 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 1.850 orang.
10. Industri Oleofood (Kelapa Sawit) di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur (MBTK) Rp3 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 4.800 orang.
11. Industri Nata de Coco, Medium-Chain Triglycerides (MCT), Coconut Flour, Activated Carbon (Kelapa) di Kawasan Industri Tenayan, Riau dengan nilai investasi Rp2,3 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 22.100 orang.
12. Industri Chlor Alkali Plant (Garam) di Aceh, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Banten, dan NTT dengan nilai transaksi Rp16 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 33.000 orang.
13. Industri Fillet Tilapia (Ikan Tilapia) di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan nilai investasi Rp1 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 27.600 orang.
14. Industri Carrageenan (Rumput Laut) di Kupang, NTT dengan nilai investasi sebesar Rp212 miliar. Potensi lapangan kerja sebanyak 1.700 orang.
15. Oil Refinery di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp160 Triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 44.000 orang.
16. Oil Storage Tanks di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung, Bima, Ende, Makassar, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara dan Fakfak dengan nilai investasi sebesar Rp72 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 6.960 orang.
17. Modul Surya Terintegrasi (Bauksit dan Silika) di Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah dengan nilai investasi Rp24 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 19.500 orang.
18. Industri Bioavtur (Used Cooking Oil) di KBN Marunda, Kawasan Industri CIkarang dan Kawasan Industri Karawang dengan nilai investasi Rp16 triliun. Potensi lapangan kerja sebanyak 10.152 orang.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
-
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5352799/original/029934800_1758116423-Astiyanto.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelanggan Smartfren Bisa Telepon Gratis ke Nomor XL dan Axis, Ini Syaratnya – Page 3
Di sisi lain, setelah merger dengan XL Axiata dan menjadi bagian dari PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart), Smartfren memperluas cakupan jaringannya ke sejumlah kota di Indonesia yang sebelumnya tidak terjangkau.
Jaringan Smartfren sendiri saat ini telah menjangkau 289 kota baru, yang secara total memiliki jaringan di 431 kota.
Chief Marketing Officer Smartfren XLSmart, Sukaca Purwokardjono, menjelaskan bahwa saat ini Smartfren bahkan sudah meng-cover semua wilayah Aceh, yang sebelumnya hanya sebagian.
“Bengkulu sekarang juga sudah di-cover Smartfren, sebelumnya tidak ada. Pontianak juga demikian, serta Palangkaraya dan sekitarnya saat ini lebih luas lagi cakupannya,” Sukaca memaparkan, Rabu (17/9/2025) di XLSmart Tower, Jakarta.
Adapun area-area baru yang sebelumnya tidak tersentuh, seperti Bengkulu, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sumbawa, hingga Nusa Tenggara Timur kini sudah merasakan layanan Smartfren.
“Coverage sangat penting, di mana setelah merger kami bisa menambah jaringan di beberapa daerah yang sebelumnya belum tersentuh,” ucap Sukaca.