kab/kota: Ponorogo

  • Berangkat Mengemis Naik Motor, Pasutri Bisa Hasilkan Rp 6 Juta Sebulan, Dapat Bansos dan Bantuan PIP

    Berangkat Mengemis Naik Motor, Pasutri Bisa Hasilkan Rp 6 Juta Sebulan, Dapat Bansos dan Bantuan PIP

    TRIBUNJATIM.COM – Pasangan suami istri atau pasutri asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur menjadi pengemis dengan penghasilan hingga Rp 6 juta sebulan.

    Baru-baru ini, sang istri yang berinisial WN diamankan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Ponorogo.

    WN diamankan karena ketahuan membawa anaknya yang berusia 2,5 tahun untuk mengemis di perempatan pabrik es Ponorogo, Jawa Timur.

    Rupanya sang suami juga melakukan pekerjaan serupa.

    Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, menyatakan bahwa operasi gelandangan dan pengemis dilakukan sebagai respons terhadap keluhan masyarakat yang semakin resah dengan meningkatnya jumlah pengemis, terutama menjelang Bulan Ramadhan.

    “Pengemis ibu-ibu bawa anak 2,5 tahun kita amankan di perempatan pabrik es. Laporan masyarakat jumlah pengemis semakin banyak,” ujarnya melalui pesan singkat pada Sabtu (8/3/2025), melansir dari Kompas.com.

    Supriyadi menambahkan bahwa WN mulai mengemis sejak pukul 10:00 WIB dan saat diamankan pada pukul 13:00 WIB, ia mengaku sudah mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 160.000.

    “Dari pengakuannya, dari mengemis sehari dia bisa mendapatkan Rp 200.000. Saat diamankan tadi dia mengaku mendapat Rp 160.000,” imbuhnya.

    WN mengungkapkan bahwa ia selalu membawa anaknya saat mengemis untuk menarik empati dari para pengguna jalan.

    Ia juga menyatakan bahwa suaminya juga berprofesi sebagai pengemis, tetapi di lokasi yang berbeda.

    Meskipun telah diamankan, WN mengaku tidak akan berhenti mengemis karena dalam sebulan ia bisa meraup penghasilan hingga Rp 6 juta.

    “Dari data, WN merupakan penerima manfaat bantuan dari pemerintah. Anaknya juga mendapatkan bantuan PIP dan bansos lainnya. Sebulan dia bisa mendapat penghasilan hingga Rp 6 juta, demikian juga suaminya yang juga mengemis. Suaminya juga pernah kami tertibkan. Tetapi kalau ditanya apa mau mengemis lagi? Jawabannya iya, karena penghasilannya banyak,” jelas Supriyadi.

    Supriyadi mengungkapkan bahwa WN telah menerima pembinaan sebelumnya, namun setelah dikembalikan ke keluarganya, ia kembali mengemis.

    Untuk berangkat dari Kota Madiun, WN dan suaminya menggunakan sepeda motor.

    Bahkan, anaknya yang lebih besar juga memiliki sepeda motor yang didapat dari hasil mengemis.

    “Berpindah tempat begitu, kalau di sini ada operasi penertiban, mereka pindah ke kota lain. WN itu ke Ponorogo menggunakan sepeda motor, suaminya juga menggunakan sepeda motor. Bahkan anaknya yang besar juga punya sepeda motor,” jelasnya.

    Supriyadi mengimbau kepada masyarakat untuk lebih bijaksana dalam memberikan uang kepada pengemis yang beroperasi di Ponorogo.

    Ia mengajak masyarakat untuk lebih mengutamakan memberikan sedekah kepada lembaga yang memiliki legalitas jelas daripada kepada para pengemis.

    Sebelumnya, seorang pengemis ketahuan bawa uang Rp 40 juta saat didicuk Satpol PP Kota Kediri.

    Pengemis itu berusia 70 tahun dan berinisial AR.

    Ia diciduk Satpol PP saat berada di Simpang Empat Jalan Kawi, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

    AR diamankan akrena aduan dari masyarakat yang merasa resah dengan cara agresifnya dalam meminta uang.  

    Kabid Trantib Satpol PP Kota Kediri, Agus Dwiratmoko, mengungkapkan bahwa AR sering menggebrak kendaraan yang berhenti di lampu merah untuk meminta uang.

    Aksi tersebut membuat pengguna jalan merasa terganggu dan tidak nyaman.  

    “Jadi, kemarin itu kan ada pengaduan masyarakat bahwa di perempatan Jalan Kawi ada yang minta-minta sifatnya maksa, gebrak mobil gebrak motor, akhirnya kita tindaklanjuti dan pagi tadi baru ketemu yang bersangkutan terus kita amankan ke Mako Satpol PP untuk didata dan dibina,” ujar Agus Dwiratmoko, Kamis (13/2/2025). 

    Saat diamankan, AR membawa dua tas tanggung yang ternyata berisi uang dalam jumlah besar.

    Selain pecahan kecil Rp2 ribu, di dalam tasnya juga ditemukan beberapa gulungan uang pecahan Rp100 ribu.

    AR mengaku bahwa total uang yang dimilikinya mencapai sekitar Rp30-40 juta.  

    “Dia ini membawa dua tas tanggung, setelah kita tanya, dengan kesadaran dia memperlihatkan isinya ternyata isinya duit receh dan sudah dibendeli (Rp100 ribuan) itu. Menurut yang bersangkutan sekitar Rp30-40 juta,” terang Agus.  

    Berdasarkan pengakuannya, AR beroperasi mulai pagi hingga malam hari.

    Dalam waktu 2-3 jam, ia bisa mendapatkan sekitar Rp150 ribu dari hasil mengemis.

    Meski memiliki banyak uang, AR tetap memilih hidup sebagai pengemis dan enggan meninggalkan kebiasaannya.  

    AR mengaku selalu membawa semua uangnya ke mana-mana karena takut dicuri orang.

    Selain itu, ia juga diketahui tidak memiliki istri maupun anak.

    Saat ini, ia tinggal bersama saudara-saudaranya di rumahnya di Kecamatan Mojoroto.  

    “Dia pagi sampai malam. Kemana-mana duit dibawa takut diambil orang katanya. AR ini tidak punya istri dan anak. Dia tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya. Sekarang kita sudah kembalikan dan kita minta untuk tidak mengemis lagi,” terang Agus.  

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Info Cuaca Jatim Minggu, 9 Maret 2025: Jombang Bakal Hujan Lebat, Malam Hari Cuaca akan Bervariasi

    Info Cuaca Jatim Minggu, 9 Maret 2025: Jombang Bakal Hujan Lebat, Malam Hari Cuaca akan Bervariasi

    TRIBUNJATIM.COM – Simak prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) untuk Minggu malam, 9 Maret 2025.

    Diprediksi pada pagi hari wilayah Jombang akan dilanda hujan lebat.

    Sementara hujan sedang akan mengguyur 8 daerah, diantaranya Kota dan Kabupaten Kediri, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Madiun, Nganjuk, dan Pacitan.

    Kemudian, hujan ringan akan turun di wilayah Sidoarjo, Banyuwangi, Kota dan Kabupaten Blitar, Bojonegoro, Kota Madiun, Kota dan Kabupaten Pasuruan, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, dan Tulungagung.

    Selanjutnya, pada siang hingga malam hari, seluruh daerah di Jawa Timur diprediksi tidak akan turun hujan. Cuaca akan bervariasi, mulai cerah hingga berawan.

    Pada dini hari, seluruh daerah kembali tidak turun hujan, kecuali wilayah Pacitan yang akan diguyur hujan ringan.

    Penggunaan Sunscreen untuk Aktivitas di Luar Rumah

    Karena cuaca Jatim besok masih didominasi cerah, Tribunners jangan lupa menggunakan sunscreen atau tabir surya saat beraktivitas di luar rumah.

    Penggunaan sunscreen direkomendasikan BMKG untuk menghindari efek buruk paparan sinar matahari secara langsung terhadap kulit.

    Mengingat bahaya terik matahari yang terlalu panas, bisa membuat kulit luka bakar atau sunburn.

    Gejalanya berupa bercak kemerahan atau kecokelatan pada kulit, meradang, dan terasa panas saat disentuh.

    Sehingga perlu perlindungan yang ampuh setidaknya untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.

    Sunscreen menjadi salah satu cara jitu untuk menghindari sinaran matahari langsung.

    Bisa digunakan untuk tubuh dan juga wajah.

    Saat ini banyak produk yang bisa dijadikan pilihan untuk penggunaan sunscreen.

    Tak hanya wanita, sunscreen dapat juga dipakai oleh pria dan anak-anak.

    Anda bisa menggunakan sunscreen 30 menit sebelum ke luar rumah dan aplikasikan ulang setiap 2 jam sekali.

    Dalam sunscreen terkandung SPF (Sun Protection Factor), seperti SPF 30, SPF 50 dan lainnya.

    Angka tersebut memberi tahu Anda berapa lama sinar UVB matahari akan memerahkan kulit Anda jika Anda menggunakan sunscreen persis seperti yang diarahkan dibandingkan dengan jumlah waktu tanpa sunscreen, dikutip dari Skin Cancer.

    Artinya, jika Anda menggunakan produk SPF 30 dengan benar, Anda akan membutuhkan waktu 30 kali lebih lama untuk terbakar dibandingkan jika Anda tidak menggunakan sunscreen.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • JATIM TERPOPULER: Bondowoso Dilanda Angin Kencang – Dinsos Ponorogo Amankan Ibu Bawa Anak Ngemis

    JATIM TERPOPULER: Bondowoso Dilanda Angin Kencang – Dinsos Ponorogo Amankan Ibu Bawa Anak Ngemis

    TRIBUNJATIM.COM – Kumpulan berita peristiwa yang terjadi di Jawa Timur (Jatim) tersangkum dalam berita terpopuler Jatim, Minggu 9 Maret 2025.

    Berita pertama hujan disertai angin kencang melanda Desa Bandelan, Kecamatan Binakal, pada Sabtu (8/3/2025).

    Kemudian Satreskrim Polres Tuban mengungkap kasus penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak alias BBM subsidi jenis solar di wilayah Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Sabtu (8/3/2025).

    Selanjutnya Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo menangkap seorang ibu yang membawa anaknya berusia 2,5 tahun untuk mengemis.

    Berikut selengkapnya berita terpopuler Jatim hari ini, Minggu (9/3/2025) di TribunJatim.com.

    Bondowoso Dilanda Angin Kencang 3 Hari Berturut-turut, di Kecamatan Binakal 5 Rumah & 1 Musala Rusak

    DILANDA ANGIN KENCANG – Tim BPBD melakukan evakuasi pohon tumbang ke rumah warga terdampak hujan disertai angin kencang, di Desa Bandelan, Kecamatan Binakal, Bondowoso pada Sabtu (8/3/2025). Ada total 5 rumah, 1 Musala, 1 kandang, dan 1 pohon tumbang akibat angin kencang. (Istimewa/BPBD Bondowoso)

    Hujan disertai angin kencang melanda Desa Bandelan, Kecamatan Binakal, pada Sabtu (8/3/2025).

    Bencana hujan dengan angin ini menjadi yang ke tiga kalinya menghantam Bondowoso dalam tiga hari berturut-turut. Berawal di Perumahan PBI, Kelurahanan Nangkaan, Bondowoso, pada Kamis (6/3/2025).

    Kemarin Jum’at (7/3/2025), juga terjadi di Desa Sukokerto dan Sukodono, Kecamatan Pujer yang menyebabkan beberapa rumah rusak. 

    Menurut Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Bondowoso, Yuliono Triandono, hujan dengan angin kencang hari ini terjadi di dua dusun, Desa Bandelan, Kecamatan Binakal.

    Terperinci yakni di Dusun Krajan, ada 4 rumah warga rusak ringan. Dan satu Musala rusak ringan.

    Kemudian, di Dusun Karang Anyar, Desa Bandelan, ada 1 kandang ternak rusak ringan tertimpa pohon tumbang, dan 1 rumah warga rusak ringan.

    “Kalau menurut penuturan warga hujan dengan angin kencang tadi terjadi jam 15.36 WIB,” terangnya.

    Ia membenarkan video beredar sebuah garasi rumah warga juga atapnya ambruk akibat angin. Beruntung mobilnya berhasil dievakusi oleh pemilik rumah.

    “Tidak ada korban jiwa,” terangnya.

    Pria yang akrab disapa Yuli itu memastikan proses evakuasi pohon tumbang telah rampung dilakukan di lokasi bencana.

    Baca Selengkapnya

    2. Polres Tuban Ungkap Kasus Penyalahguanan BBM Bersubsidi, 1 Orang Ditetapkan Tersangka, 1 Masih DPO

    PENYALAHGUNAAN BBM – Satreskrim Polres Tuban ungkap kasus penyalahguanan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar di wilayah Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban pada Sabtu, (8/3/2025). Dari kejadian ini satu orang di amankan dan satu lagi masih DPO, selain mengamankan tersangka petugas juga mengamankan 3,5 ton solar bersubsidi yang hendak di distribusikan ke Jawa Tengah. (TribunJatim.com/Muhammad Nurkholis)

    Satreskrim Polres Tuban mengungkap kasus penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak alias BBM subsidi jenis solar di wilayah Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Sabtu (8/3/2025).

    Kasus ini bermula pada Hari Selasa 6 Maret 2025 pada pukul 22.00 WIB di sebuah lahan kosong di Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban.

    Kapolres Tuban, AKBP Oskar Syamsuddin, saat konferensi pers mengungkapkan jika dari kejadian ini terdapat satu orang yang diamankan dan ada satu lagi yang masih dalam pencarian. 

    “Kita amankan satu orang tersangka, selain itu ada satu lagi yang masih DPO,” ujar Oskar.

    Untuk identitas tersangka yang diamankan yaitu Mulyono (31) warga Dusun Krajan, Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Sedangkan untuk DPO saat ini pihak kepolisian masih melakukan pencarian untuk mencari keberadaan tersangka.

    Kemudian untuk proses penangkapan, Oskar menceritakan jika petugas mengamankan tersangka, saat hendak menyiapkan solar bersubsidi untuk di jual ke Jawa Tengah.

    “Setelah dilakukan penyelidikan, petugas melakukan penangkapan saat tersangka mau mengantar solar ke Jawa Tengah,” imbuhnya.

    Diketahui solar yang akan dibawa ke Jawa Tengah oleh tersangka, nantinya akan dijual ke sebuah industri.

    “Akan dijual di sebuah industri di Jawa Tengah,” bebernya.

    Dari kejadian ini petugas mengamankan sebanyak 3.5 ton solar, 1 unit truk warna kuning dengan nomor polisi S-9423-8,1 unit sepeda motor suzuki smash tidak berplat nomor beserta ronjot, 28 jerigen plastik ukuran 30 liter, 1 unit sanyo, 1 unit selang, dan potongan drum.

    Baca Selengkapnya

    3. Dinsos Ponorogo Amankan Ibu Bawa Anak Ngemis, Penghasilannya Melebihi Gaji PNS, Per Hari Rp 200 Ribu

    PENGEMIS KAYA RAYA – Pengemis WN bersama anaknya saat diminta keterangan di Kantor Dinsos P3A, Jalan Gondosuli, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Sabtu (8/3/2025). Dinsos P3A Ponorogo menangkap seorang ibu yang membawa anaknya berusia 2,5 tahun untuk mengemis. (Istimewa/Dinsos P3A)

    Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo menangkap seorang ibu yang membawa anaknya berusia 2,5 tahun untuk mengemis.

    Yang bikin tercengang, adalah penghasilan pengemis berinisial WN warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu melebihi gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan IV.

    “Sehari Rp 200 ribu lebih, kalikan saja 30 hari. Bisa 6 juta sebulan. Gaji PNS saja kalah,” ungkap Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, Sabtu (8/3/2025) sambil terkekeh.

    Supriyadi menjelaskan bahwa beberapa hari banyak aduan masyarakat. Bahwa  pengemis mulai bermunculan di perempatan Bumi Reog. Dari aduan itu, Dinsos P3A Ponorogo melakukan penertiban.

    “Kita melakukan penertiban yang kita amankan pengemis di perempatan pabrik es. Pengemis itu ibu-ibu bawa anak 2,5 tahun,” tuturnya.

    Terlebih, jelas dia, saat dilakukan penangkapan pukul 13.00 WIB. Diketahui cuaca di Kabupaten Ponorogo sedang panas-panasnya.

    “Pengakuannya pengemis itu di Pabrik es mulai pukul 10.00 WIB. Kita tertibkan sekitar pukul 13.00 WIB itu kita hitung penghasilannya Rp 160 ribu. Setelah didalami dapatnya sehari bisa Rp 200 ribu lebih,” katanya.

    Menurutnya WN melakoni pekerjaan sebagai pengemis selalu membawa anaknya. Hal itu dilakoni warga Kabupaten Madiun, Jatim untuk menarik simpati.

    “Ya kan orang kita itu kalau disentuh sedikit merasa kasihan. WN merasa nyaman dengan mengemis,” tambah Supriyadi saat dikonfirmasi Tribunjatim.com.

    Padahal, jelas dia, dari data WN merupakan penerima manfaat atau bantuan dari pemerintah. Anaknya juga mendapatkan bantuan PIP dan bansos yang lain.

    Baca Selengkapnya

    Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • Pengemis di Ponorogo Mengaku Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Berangkat "Kerja" Naik Motor
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Maret 2025

    Pengemis di Ponorogo Mengaku Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Berangkat "Kerja" Naik Motor Regional 8 Maret 2025

    Pengemis di Ponorogo Mengaku Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Berangkat “Kerja” Naik Motor
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – WN, seorang warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur, diamankan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Ponorogo karena kedapatan membawa anaknya yang berusia 2,5 tahun untuk mengemis di perempatan pabrik es Ponorogo.
    Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi, menyatakan bahwa
    operasi gelandangan
    dan pengemis dilakukan sebagai respons terhadap keluhan masyarakat yang semakin resah dengan meningkatnya jumlah pengemis, terutama menjelang Bulan Ramadhan.
    “Pengemis ibu-ibu bawa anak 2,5 tahun kita amankan di perempatan pabrik es. Laporan masyarakat jumlah pengemis semakin banyak,” ujarnya melalui pesan singkat pada Sabtu (8/3/2025).
    Supriyadi menambahkan bahwa WN mulai mengemis sejak pukul 10:00 WIB dan saat diamankan pada pukul 13:00 WIB, ia mengaku sudah mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 160.000.
    “Dari pengakuannya, dari mengemis sehari dia bisa mendapatkan Rp 200.000. Saat diamankan tadi dia mengaku mendapat Rp 160.000,” imbuhnya.
    WN mengungkapkan bahwa ia selalu membawa anaknya saat mengemis untuk menarik empati dari para pengguna jalan.
    Ia juga menyatakan bahwa suaminya juga berprofesi sebagai pengemis, tetapi di lokasi yang berbeda.
    Meskipun telah diamankan, WN mengaku tidak akan berhenti mengemis karena dalam sebulan ia bisa meraup penghasilan hingga Rp 6 juta.
    “Dari data, WN merupakan penerima manfaat bantuan dari pemerintah. Anaknya juga mendapatkan bantuan PIP dan bansos lainnya. Sebulan dia bisa mendapat penghasilan hingga Rp 6 juta, demikian juga suaminya yang juga mengemis. Suaminya juga pernah kami tertibkan. Tetapi kalau ditanya apa mau mengemis lagi? Jawabannya iya, karena penghasilannya banyak,” jelas Supriyadi.

    Supriyadi mengungkapkan bahwa WN telah menerima pembinaan sebelumnya, namun setelah dikembalikan ke keluarganya, ia kembali mengemis.
    Untuk berangkat dari Kota Madiun, WN dan suaminya menggunakan sepeda motor.
    Bahkan, anaknya yang lebih besar juga memiliki sepeda motor yang didapat dari hasil mengemis.
    “Berpindah tempat begitu, kalau di sini ada operasi penertiban, mereka pindah ke kota lain. WN itu ke Ponorogo menggunakan sepeda motor, suaminya juga menggunakan sepeda motor. Bahkan anaknya yang besar juga punya sepeda motor,” jelasnya.
    Supriyadi mengimbau kepada masyarakat untuk lebih bijaksana dalam memberikan uang kepada pengemis yang beroperasi di Ponorogo.
    Ia mengajak masyarakat untuk lebih mengutamakan memberikan sedekah kepada lembaga yang memiliki legalitas jelas daripada kepada para pengemis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibas Dukung Perjuangan Mario Aji di Moto2: Kibarkan Merah Putih hingga Finis – Page 3

    Ibas Dukung Perjuangan Mario Aji di Moto2: Kibarkan Merah Putih hingga Finis – Page 3

    Ibas menyoroti, bukan tidak mungkin Magetan menjadi kota pebalap di kemudian hari, dengan lahirnya bibit muda seperti Mario Aji yang mampu menembus panggung Moto3, Moto2 hingga MotoGP. Jika terwujud, maka Magetan layak disebut sebagai Kampung Balap Moto.

    “Seperti di Ponorogo ada Kampung Reog, Kampung Silat di Madiun, kalau di Magetan bisa dikenal jadi Kampung Balap, kan keren juga gitu, ya kan ?!” lanjutnya. Tidak hanya kampung sapi atau kampung susu. Jadi, ini juga salah satu cara ya untuk menginspirasi anak muda ke hal-hal yang positif dan prestasi,” Ibas optimis.

    Menutup pertemuan, Ibas memberi cindera mata sebuah helm sebagai tanda semangat dan safety (doa selamat) untuk Mario Aji agar terus mengejar prestasi.

    “Sukses selalu, teruslah mengukir prestasi, mengharumkan Indonesia,” Ibas menandasi.

    Menyambut dukungan Ibas, Mario Aji mengaku sangat bahagia. Dia memohon doa agar dirinya bisa membawa harum nama bangsa. Tidak lupa, dia juga mengajak Ibas bisa menonton langsung salah satu pertandingannya di ajang Moto2.

    “Terima kasih banyak Mas Ibas (EBY) atas sambutannya, supportnya, dan doa baiknya selama ini kepada saya. Mas Ibas telah memberikan banyak dukungan, baik materil maupun moril. Semoga Mas Ibas, bisa menonton langsung di salah satu balapan saya di Moto2 besok. Kami tunggu kedatangannya Mas,” pungkas Mario Aji.

    Sebagai informasi, Mario Aji bersama sang Kakak, Risto yangmenjabat sebagai Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Magetan turut bersyukur atas dukungan Ibas. Dia menyatakan, pebalap dari Magetan tidak hanya Mario Aji, nantinya akan ada 5 atlet balap lain yang akan berpartisipasi dalam PON Jatim 2025.

    “Mohon dukungan dan mari kita wujudkan Magetan kampung balap tersebut Mas,” kata Risto.

    Diketahui, Mario Aji saat ini berkiprah di Moto2 bersama tim Idemitsu Honda Team Asia. Mario Aji memulai karier Moto2 tahun 2024 setelah menghabiskan tiga musim di Moto3 pada 2021-2023. Selama Moto3, ia mengumpulkan 9 poin dari 41 seri balapan.

  • Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    Terungkap Penyakit Mbok Yem, yang Mengharuskannya Turun Gunung Lawu Lebih Cepat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap penyakit yang diderita Mbok Yem, pemilik warung legendaris di puncak Gunung Lawu.

    Perempuan yang memiliki nama lengkap Wakiyem itu kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo, Jawa Timur.

    Ia menjalani perawatan di RSUA Ponorogo sejak Selasa (4/3/2025).

    “Masuk mulai selasa, diantar anaknya yang nomor 2 dan cucunya,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, Jumat (7/3/2025), dilansir TribunJatim.com.

    Dari hasil pemeriksaan, Mbok Yem menderita pneumonia.

    “Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia,” ungkap Arbain.

    Arbain menjelaskan, saat ini, kondisi Mbok Yem sudah berangsur membaik, hanya saja masih dipasangi oksigen.

    Perempuan berusia 82 tahun itu sudah mau makan.

    “Awalnya saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sasak napas,” terangnya.

    “Membaik di sini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik.”

    “Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” sambungnya.

    Diketahui, tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya dilakukan jelang hari Raya Idul Fitri.

    Namun, tahun ini, tradisi itu terpaksa dilakukan lebih awal, lantaran kondisi Mbok Yem yang tengah sakit.

    Saat turun gunung, Mbok Yem ditandu oleh beberapa orang secara bergantian pada Selasa.

    Video saat Mbok Yem turun dari Gunung Lawu pun viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @Akuessa.

    Saat dikonfirmasi, pemilik akun bernama Esa Adi Prasetya itu mengungkapkan, Mbok Yem mengeluh sakit sejak awal Februari 2025.

    Adapun gejala yang dialami Mbok Yem yakni badan lemas dan pembengkakan di kaki.

    “Sudah dari awal Februari kemarin mulai sakit. Tapi Mbok Yem sendiri sulit dibujuk untuk turun.”

     “Akhirnya kemarin mau dibujuk untuk turun, karena memang kondisinya tidak memungkinkan,” tuturnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

  • Kerinduan Pemudik pada Pasar Malam Lebaran di Alun-alun Ponorogo Bakal Terobati, ini Jadwalnya

    Kerinduan Pemudik pada Pasar Malam Lebaran di Alun-alun Ponorogo Bakal Terobati, ini Jadwalnya

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Kerinduan pemudik pada pasar malam saat lebaran bakal terobati.

    Ini setelah Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperdagkum) Ponorogo bakal menggelar pasar malam di Alun-alun Ponorogo.

    “Bakal tetap kami gelar. Ya klangenannya pemudik. Belum pulkam katanya kalau belum ke pasar malam,” ungkap Kabid Pasar Disperdagkum Ponorogo, Okta Hariyadi, Jumat (7/3/2025).

    Bahkan, kata dia, jadwalnya akan lebih maju dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika 2024 lalu, Pasar Malam hanya digelar selama 22 hari, tepatnya 31 Maret 2024 sampai 22 April 2024.

    “Untuk tahun 2025 lebih panjang, 29 hari. Mulai 16 Maret 2025 sampai 13 April 2025,” kata Okta ketika ditemui di kantor Perdagkum Ponorogo.

    Okta menjelaskan bahwa pendaftaran pengisi pasar malam sudah ditutup.

    Dimana mereka yang akan buka lapak telah mendaftar Rabu-Kamis (5-6/3/2025) kemarin.

    “Kemarin sudah pendaftaran lapak, di luar wahana. Kalau wahana itu ada 7 wahana yang siap mengisi pasar malam, siap mengobati kerinduan akan pasar malam,” tegasnya.

    Dari hasil, ada 91 UMKM yang mendaftar pada hari pertama, Rabu (5/3/2025).

    Dan hari kedua Kamis (6/3/2025) ada 56 pendaftar.

    “Yang hari kedua itu seperti dikoordinasi, ada yang 1 orang membawa 10 begitu. Paguyuban lah. Tetapi memang pendaftar banyak tahun lalu,” tegasnya.

    Menurutnya, pendaftar yang berjualan di pasar malam belum final. Karena kebanyakan ada mendaftar di lokasi. 

    “Tahun kemarin 350. Pengalaman kami banyak pedagang daftar saat di lokasi ketika mendapat lapak. Pembayarannya Rp 1.500 per meter per hari,” pungkasnya.

  • Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    Kondisi Penjaga Gunung Lawu Mbok Yem Saat Dirawat di RSUA Ponorogo, Terkuak Sakit yang Diderita

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Pasca turun gunung, pemilik satu-satunya warung yang ada di Gunung Lawu Magetan, Mbok Yem sakit.

    Wakiyem, nama lengkap Mbok Yem dirawat di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo.

    Mbok Yem masuk ke rumah sakit yang berlokasi di Jalan dr Sutomo Ponorogo, Jalan dr Sutomo, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jatim.

    “Masuk mulai selasa, diantar anaknya yang nomor 2 dan cucunya,” ungkap Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh. Arbain, Jumat (7/3/2025).

    Dari hasil pemeriksaan medis tim dokter RSU Aisyiyah, bahwa pemilik warung dengan lokasi tertinggi di Indonesia ini mengalami pneumonia.

    “Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rontgennya ya pneumonia,” kata Bain—sapaan akrab—Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh. Arbain.

    Beberapa hari dirawat, kata dia, saat ini kondisi Mbok Yem sudah membaik.

    Menurut Bain, nenek berusia 82 tahun sudah mau makan.

    “Awalnya, saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sesak nafas,” tegas Bain.

    Menurutnya, saat ini kondisinya membaik dari kondisi awal. Namun, hingga saat ini, kondisi Mbok Yem masih dipasang oksigen

    “Membaik disini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik. Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” pungkasnya.

    Sekedar diketahui, Tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya mulai terlihat jelang Hari Raya Idul Fitri. 

    Akan tetapi, pada tahun 2025, tradisi tersebut terpaksa dilakukan lebih awal.

    Sebab, Mbok Yem alias Wakiyem ditandu beberapa orang untuk turun gunung, pada Selasa (4/3/2025), atau lebih tepatnya puasa hari keempat.

    Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian. Seperti lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu.

  • Turun Gunung, Legenda Gunung Lawu Mbok Yem Langsung Opname di Ponorogo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Maret 2025

    Turun Gunung, Legenda Gunung Lawu Mbok Yem Langsung Opname di Ponorogo Surabaya 7 Maret 2025

    Turun Gunung, Legenda Gunung Lawu Mbok Yem Langsung Opname di Ponorogo
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com

    Mbok Yem
    , pemilik warung legendaris di puncak
    Gunung Lawu
    , terpaksa turun gunung karena sakit.
    Syaiful Gimbal
    , kerabat Mbok Yem, mengungkapkan bahwa Mbok Yem mengalami sakit sejak awal Februari. Namun, ia baru mau turun pada Rabu (5/3/2025) setelah kondisinya semakin parah.
    “Sakitnya sejak awal Februari lalu, tapi baru mau turun setelah kondisinya agak parah,” ujarnya melalui sambungan telepon pada Kamis (6/3/2025) malam.
    Setelah sampai di rumah, Mbok Yem langsung dibawa keluarganya ke
    RSI Aisyah Ponorogo
    untuk mendapatkan perawatan.
    “Kemarin langsung dibawa ke RSI Aisyah Ponorogo untuk perawatan,” imbuh Syaiful.
    Syaiful belum dapat memastikan penyakit yang diderita Mbok Yem karena saat ini masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
    Dari sejumlah foto yang beredar,
    legenda Gunung Lawu
    tersebut terlihat berada di ruang perawatan dengan selang oksigen dan diinfus.
    UPDATE: Kondisi Membaik, Legenda Gunung Lawu Mbok Yem Mulai Bisa Bercanda Lagi
    “Masih menunggu hasil pemeriksaan terkait sakitnya. Kami keluarga minta doanya semoga Mbok Yem lekas sembuh,” pungkas Syaiful.
    Sebelumnya, sejumlah foto dan video di media sosial menunjukkan proses evakuasi Mbok Yem dari puncak Gunung Lawu yang dilakukan dengan cara ditandu menuruni jalur pendakian.
    Dalam video tersebut, tampak beberapa orang menandu Mbok Yem menggunakan tandu bambu menyusuri medan yang cukup terjal di jalur pendakian via Cemoro Sewu.
    Nama Mbok Yem menjadi legenda di puncak Gunung Lawu setelah membuka warung makan pertama di sana sejak tahun 1980-an.
    Pemilik nama asli Wakiyem ini menjadi rujukan para pendaki yang berada di puncak Gunung Lawu karena warungnya menyediakan tempat untuk beristirahat bagi pendaki yang kedinginan.
    Warung Mbok Yem juga dikenal dengan harga makanan yang sangat terjangkau meskipun berada di puncak gunung.
    Segera sembuh, Mbok Yem, banyak pendaki yang menantimu di puncak Gunung Lawu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polsek Sambit Ponorogo Amankan 2 Pelajar Bawa Petasan

    Polsek Sambit Ponorogo Amankan 2 Pelajar Bawa Petasan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Unit Reskrim Polsek Sambit berhasil mengamankan dua pelajar yang kedapatan membawa bahan peledak berupa bubuk petasan dalam Operasi Pekat Semeru 2025. Penangkapan dilakukan di Jalan Baru Kemuning-Waduk Bendo, tepatnya di Desa Kemuning, Kecamatan Sambit, Ponorogo.

    Kedua pelaku yang ditangkap berinisial AD (18) dan seorang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) berinisial IM (17). Keduanya merupakan warga Kecamatan Mlarak, Ponorogo. Penangkapan bermula dari informasi masyarakat mengenai adanya aktivitas menyalakan petasan di lokasi tersebut.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Unit Reskrim Polsek Sambit langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan mendapati kedua pelaku tengah membawa 7 selongsong petasan siap ledak beserta sebuah korek api berwarna hijau.

    Petugas kemudian melakukan penangkapan dan penggeledahan di rumah para pelaku. Dari hasil penggeledahan, ditemukan sejumlah barang bukti berupa satu kantong plastik berisi serbuk abu-abu seberat 524,9 gram, satu kantong plastik berisi serbuk abu-abu seberat 75 gram, satu kantong plastik berisi serbuk putih seberat 151,1 gram, dan satu kantong plastik berisi serbuk kuning seberat 159,6 gram. Selain itu, turut diamankan satu gelas plastik berisi serbuk petasan campuran seberat 5,3 gram dan tujuh selongsong petasan siap ledak berdiameter 5 cm.

    Kapolsek Sambit, AKP Baderi, menyampaikan bahwa kedua pelaku beserta barang bukti telah diamankan di Mapolsek Sambit untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut. Kedua pelaku akan dijerat dengan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang bahan peledak, dengan ancaman hukuman sesuai ketentuan yang berlaku.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak bermain petasan atau terlibat dalam aktivitas yang melanggar hukum dan membahayakan keselamatan publik. Operasi Pekat Semeru 2025 ini digelar untuk menjaga kondusivitas wilayah, terutama di bulan Ramadan,” tegas AKP Baderi. (end/kun)