kab/kota: Ponorogo

  • Bahayakan Wisatawan, Muara Pantai Soge Pacitan Dilarang untuk Aktivitas Renang

    Bahayakan Wisatawan, Muara Pantai Soge Pacitan Dilarang untuk Aktivitas Renang

    Pacitan (beritajatim.com) – Muara Pantai Soge di Kecamatan Ngadirojo, Pacitan kembali memakan korban jiwa saat libur Lebaran 2025. Tiga wisatawan asal Ponorogo ditemukan tewas tenggelam. Hal ini mendorong aparat kepolisian mengeluarkan larangan keras bagi masyarakat untuk berenang di kawasan tersebut.

    Kepolisian Resor Pacitan mengeluarkan imbauan tegas agar wisatawan tidak melakukan aktivitas berenang di muara Pantai Soge, Desa Sidomulyo, menyusul insiden tragis yang merenggut nyawa tiga pemuda dari Ponorogo.

    Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, menyebut arus bawah di sekitar muara sangat kuat dan berbahaya. “Ini bukan peringatan sembarangan. Lokasi tersebut telah menelan terlalu banyak korban jiwa,” tegasnya, Senin (07/04/2025).

    Ketiga korban yang tewas dalam insiden terbaru tersebut adalah Agus Widodo (31), Ahmad Fahrudin (26), dan Zainal Muttaqin (22). Mereka datang berlibur saat momentum Lebaran namun justru kehilangan nyawa di lokasi wisata tersebut.

    Tragedi ini menambah daftar panjang insiden serupa yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Tercatat, dua korban lainnya adalah Syahrul Yulian (14) pada 2019 dan Apriliyanto Dwicahyanto (31) pada 2022.

    Tak hanya soal faktor alam, sejumlah warga setempat juga mengaitkan kawasan muara itu dengan hal-hal mistis. Kepala Desa Sidomulyo, Agus Sugiyanto, mengatakan banyak cerita turun-temurun soal keangkeran tempat tersebut.

    “Dari dulu sudah sering kejadian. Warga percaya ada penunggunya,” tuturnya.

    Meski belum terbukti secara ilmiah, keyakinan masyarakat terhadap aura mistis itu membuat aparat kian serius dalam mengedukasi pengunjung dan memperketat pengawasan. Kapolres menyebut akan ada pemasangan rambu-rambu larangan dan patroli rutin di lokasi.

    “Keselamatan adalah yang utama. Kami harap masyarakat dan wisatawan mematuhi imbauan petugas, apalagi saat musim libur panjang seperti Lebaran,” pungkasnya. [tri/aje]

  • Pria Paruh Baya di Ponorogo Ditemukan Meninggal, Diduga Keracunan

    Pria Paruh Baya di Ponorogo Ditemukan Meninggal, Diduga Keracunan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Warga Desa Madusari, Kecamatan Siman, Ponorogo, digemparkan dengan penemuan sesosok mayat dalam kondisi membusuk di sebuah rumah miliknya. Korban diketahui bernama Richi Zulkarnaen, seorang pria paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai kuli serabutan.

    Penemuan jasad korban bermula saat adik kandungnya hendak menjenguk ke rumah. Namun, alih-alih mendapat kabar baik, adik korban justru mencium aroma menyengat dari dalam rumah saat hendak membuka pintu.

    Kecurigaan itu pun terbukti. Richi ditemukan tak bernyawa di dalam kamar tidur, tubuhnya sudah membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.

    “Ada bau menyengat waktu pintu dibuka. Pas dicek ke dalam, ternyata Mas Richi sudah tidak bernyawa,” kata salah satu warga setempat, Jainuri, Senin (7/4/2025).

    Petugas dari Polsek Siman dan tim Inafis Polres Ponorogo yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan sejumlah botol minuman keras berbagai merek berserakan di sekitar jasad korban yang berumur 32 tahun tersebut.

    Mulut korban juga terlihat mengeluarkan busa, yang menguatkan dugaan bahwa korban meninggal akibat keracunan minuman keras oplosan.

    Kapolsek Siman, AKP Nanang Budianto, membenarkan bahwa pada Minggu (6/4/2025) malam, ada laporan orang yang meninggal di dalam rumah. Dalam pemeriksaan ditemukan berbagai jenis botol miras di lokasi kejadian. Namun demikian, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab pasti kematian Richi.

    “Kami masih menunggu hasil visum dari RSUD dr. Harjono Ponorogo. Apakah ini murni karena keracunan atau ada penyebab lain seperti over dosis, semuanya masih dalam penyelidikan,” tegas AKP Nanang.

    Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, jasad korban langsung dibawa ke rumah sakit guna dilakukan visum. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa botol miras yang ditemukan di lokasi. [end/beq]

  • Puncak Arus Balik Lebaran, Terminal Seloaji Ponorogo Sediakan Bus Tambahan

    Puncak Arus Balik Lebaran, Terminal Seloaji Ponorogo Sediakan Bus Tambahan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Memasuki puncak arus balik Lebaran 2025, Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo mengambil langkah cepat. Guna menghindari penumpukan penumpang dan potensi penelantaran, pihak terminal menambah 15 unit armada bus antarkota antarprovinsi (AKAP) tujuan Jakarta.

    Kepala Terminal Seloaji, Purwanto, menuturkan bahwa lonjakan jumlah pemudik yang hendak kembali ke perantauan pada Minggu (6/4/2025) ini telah diprediksi sebelumnya. Diperkirakan, sebanyak 5.000 hingga 6.000 penumpang memadati terminal sejak pagi hari.

    “Karena ini puncak arus balik Lebaran, ada penambahan armada untuk bus AKAP. Ini langkah antisipatif agar semua penumpang terlayani,” ungkap Purwanto saat dikonfirmasi, Minggu siang.

    Purwanto menyebutkan, pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah perusahaan otobus (PO) sejak jauh-jauh hari. Koordinasi itu dilakukan untuk mengamankan tambahan armada, termasuk dari jalur bus pariwisata yang disiapkan sebagai cadangan operasional.

    “Bus AKAP reguler sudah penuh. Jadi alternatifnya, kami minta PO menyiapkan armada cadangan. Kalau perlu, bisa pakai bus pariwisata,” katanya.

    Fenomena ludesnya tiket AKAP reguler sejak sebelum Lebaran menjadi salah satu pemicu utama keputusan tersebut. Permintaan yang tinggi dari para pemudik asal Ponorogo dan sekitarnya menyebabkan banyak PO harus membuka penjualan tiket tambahan dan menyiapkan bus ekstra.

    “Sebagian besar tiket untuk bus reguler tujuan Jakarta sudah habis sejak beberapa hari lalu. Makanya, penambahan armada ini jadi solusi agar semua tetap bisa berangkat,” ujarnya.

    Jika pada hari biasa, terminal Seloaji hanya melayani sekitar 50 armada bus AKAP. Dengan penambahan ini, total sekitar 65 armada bus AKAP diberangkatkan dari Terminal Seloaji kali ini. Suasana terminal pun tampak padat, namun tetap tertib. Petugas terminal berjaga penuh untuk memastikan arus penumpang berjalan lancar dan sistem pemberangkatan tidak mengalami kendala berarti. [end/but]

  • Terjadi Lagi, Mobil Nyasar ke Sawah Gara-gara Ikuti Google Maps

    Terjadi Lagi, Mobil Nyasar ke Sawah Gara-gara Ikuti Google Maps

    Jakarta

    Mobil seorang pemudik tidak sengaja masuk ke area persawahan di Ponorogo, Jawa Timur. Gara-garanya, dia mengikuti petunjuk peta digital, Google Maps. Ini menjadi kasus kesekian kalinya pengendara mobil kesasar gegara mengikuti Google Maps.

    Diketahui mobil itu milik Ibnu, warga Yogyakarta. Ibnu berencana pergi ke Desa Sendang, Jambon, Ponorogo. Berbekal navigasi Google Maps, mobil yang ditumpangi olehnya justru terperosok ke dalam sawah di wilayah Balong.

    “Saya kan ngikuti arah google maps. Ternyata diarahkan ke sawah, akhirnya karena kurang menguasai medan malah tercebur ke sawah,” kata Ibnu kepada wartawan, Minggu (6/4/2025).

    Ibnu menambahkan, dia sudah berusaha mengeluarkan mobil berwarna merah itu dari sawah dengan bantuan warga sekitar. Namun usahanya gagal karena kurangnya tenaga bantuan. Akhirnya dia meminta bantuan Polsek Balong untuk mengeluarkan mobil yang diketahui bermerek Chevrolet Aveo tersebut.

    “Saya tadi minta tolong ke Polsek Balong, langsung ditangani. Alhamdulillah, berhasil mobilnya berhasil keluar dari sawah,” tandas Ibnu.

    Sementara itu, Kapolsek Balong, AKP Agus Wibowo, mengungkapkan bahwa insiden ini terjadi lantaran pemudik mengandalkan aplikasi peta digital dalam perjalanan mereka.

    “Mereka berangkat dari Yogyakarta dan tiba di Desa Sendang pada dini hari. Karena mengandalkan Google Maps, mereka tidak menyadari jalur yang dilewati adalah jalan persawahan hingga akhirnya terjebak,” papar Agus.

    Menurut Agus, meskipun mengikuti arahan Google Maps. Sebaiknya pengendara tetap memperhatikan area sekitar dan juga bertanya kepada warga agar tak terjadi kejadian serupa. “Ini tadi evakuasi tidak hanya dari pihak kepolisian, evakuasi juga melibatkan anggota Koramil Balong dan juga warga sekitar,” imbuh Agus.

    Cara mengevakuasi mobil warga yang masuk ke areal persawahan dengan menggunakan kayu papan untuk menyangga ban mobil. Kemudian mobil warga ditarik dengan mobil polisi dan akhirnya terbebas dari sawah.

    “Dengan semangat gotong royong, mobil tersebut akhirnya berhasil dikeluarkan dari area persawahan,” pungkas Agus.

    Baca artikel selengkapnya di sini

    (lua/riar)

  • Kronologi 3 Wisatawan di Pantai Pacitan Tewas Tenggelam, Bermula Berenang di Muara

    Kronologi 3 Wisatawan di Pantai Pacitan Tewas Tenggelam, Bermula Berenang di Muara

    TRIBUNJATENG.COM – Kronologi tiga wisatawan tewas tenggelam di muara sungai dekat pantai di Pacitan Jawa Timur diungkap aparat kepolisian.

    Tiga wisatawan asal Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dilaporkan tewas tenggelam pada Minggu (6/4/2025). 

    Ketiga korban ditemukan setelah pencarian lebih dari dua jam yang dilakukan oleh tim gabungan dari TNI, Polri, relawan, dan unsur pemerintah daerah.

    Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, menjelaskan bahwa peristiwa ini berawal dari laporan warga yang melaporkan kejadian tersebut.

    “Awalnya ada laporan dari warga tentang kejadian ini. Tim langsung bergerak melakukan pencarian dan berhasil menemukan seluruh korban,” kata Agung Nugroho, saat meninjau lokasi kejadian.

    Korban yang tewas adalah Agus Widodo (33), Ahmad Fahrudin (26), dan Zainal Mutaqin (22), yang semuanya berasal dari RT 02 RW 03 Dusun Plandon, Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.

    Peristiwa tragis ini terjadi saat rombongan wisatawan asal Ponorogo berkunjung ke Pantai Soge.

    Karena kondisi gelombang laut yang cukup tinggi, tiga wisatawan memutuskan untuk berenang di muara sungai yang tampak lebih tenang.

    Tanpa diketahui oleh anggota rombongan lainnya, mereka berenang hingga mencapai bagian tengah muara dan terseret arus deras.

    Jenazah para korban kemudian dibawa ke Puskesmas Ngadirojo untuk pemeriksaan visum dan selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

    Kapolres Pacitan mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk lebih berhati-hati saat berwisata, terutama di kawasan perairan yang berisiko tinggi.

    “Kami turut berduka cita atas musibah ini dan mengingatkan agar keselamatan menjadi prioritas selama masa libur Lebaran,” ujar Agung Nugroho.

    Dengan meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan saat berlibur, diharapkan peristiwa serupa dapat dihindari. (*)

  • Puncak Arus Balik Lebaran, Ribuan Pemudik Tinggalkan Ponorogo dari Terminal Seloaji

    Puncak Arus Balik Lebaran, Ribuan Pemudik Tinggalkan Ponorogo dari Terminal Seloaji

    Ponorogo (beritajatim.com) — Suasana Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo mendadak riuh sejak matahari baru saja menampakkan sinarnya, Minggu pagi (6/4/2025). Deru mesin bus dan suara pengumuman keberangkatan bersahut-sahutan, mengiringi ribuan pemudik yang mulai memadati area terminal. Hari ini, menjadi puncak arus balik Lebaran tahun ini.

    Diperkirakan, antara 5000 hingga 6000 penumpang berangkat meninggalkan Bumi Reog. Mereka mayoritas menggunakan layanan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), dengan tujuan utama ke Surabaya.

    “Sejak pagi pukul 06.00 WIB sudah mulai terlihat ramai, dan diperkirakan hari ini menjadi puncak arus balik. Dari data yang kami pantau, jumlah penumpang keberangkatan bisa tembus 6000 orang,” kata Kepala Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo, Purwanto, Minggu siang.

    Purwanto menjelaskan, lonjakan penumpang sudah mulai terasa sejak beberapa hari terakhir. Bahkan sebelumnya, dua kali lonjakan signifikan hingga lebih 5000 orang, yakni pada hari H+3 dan H+5 Lebaran. Pada H+3, tercatat sebanyak 5.332 penumpang berangkat dari terminal tersebut, dan kembali melonjak menjadi 5.411 orang pada H+5.

    “Arus balik sudah tampak terjadi pada H+1 lebaran. Di terminal Seloaji penumpang keberangkatan mencapaibangka lebih 5000 orang terjadi di H+3 dan H+5 Lebaran,” ungkapnya.

    Lonjakan ini, menurutnya, merupakan hal yang lazim setiap tahun pasca perayaan Idulfitri. Namun, tahun ini terjadi sedikit pergeseran pola keberangkatan. Jika tahun-tahun sebelumnya kepadatan tersebar merata selama sepekan, maka tahun ini terpusat pada beberapa hari tertentu, diduga karena faktor penyesuaian hari kerja dan kebijakan cuti bersama.

    Dari sisi pelayanan, Terminal Seloaji telah melakukan sejumlah antisipasi, termasuk menambah jumlah petugas di lapangan, memperkuat koordinasi dengan PO bus, dan menyiapkan skema pengaturan lalu lintas di dalam terminal agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.

    “Alhamdulillah sampai siang ini belum ada laporan gangguan berarti. Kami juga terus berkoordinasi dengan petugas keamanan, baik dari kepolisian maupun Dinas Perhubungan, untuk memastikan kelancaran arus balik,” pungkas Purwanto. [end/aje]

  • Guru Silat yang Cabuli Muridnya di Wonogiri Ditangkap di Ponorogo, Polisi: Pelaku Ada Rumah di Sana – Halaman all

    Guru Silat yang Cabuli Muridnya di Wonogiri Ditangkap di Ponorogo, Polisi: Pelaku Ada Rumah di Sana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – S (56), seorang guru silat asal Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, telah mendekam di balik jeruji besi.

    Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo mengatakan, pelaku diamankan di wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Kamis (3/4/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

    “Bukan melarikan diri, tapi pelaku ada rumah di sana,” ujarnya, dilansir Tribun Solo, Sabtu (5/4/2025).

    Anom berujar, pelaku sudah diamankan di Mapolres Wonogiri untuk menjalani proses hukum dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Sampai saat ini, jelas Anom, ada tujuh korban berusia antara 15 sampai 17 tahun yang menjadi korban pencabulan S.

    Adapun perbuatan pelaku dilakukan pada sekitar bulan September 2023 sampai April 2024. 

    “Tujuh anak perempuan ini menjadi korban tindak asusila pelaku inisial S sejak tahun 2023, korban seluruhnya merupakan warga Kecamatan Purwantoro,” ucapnya.

    Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang juga merasa menjadi korban agar melapor kepada polisi. 

    Menurutnya, identitas korban dan pelapor akan dijamin kerahasiaannya.

    Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno menyatakan, pihaknya akan bersikap tegas dalam menangani kasus pencabulan ini.

    Menurut Setyo, tak akan ada toleransi dan ampun untuk pelaku tindak pidana pencabulan anak di bawah umur.

    “Ini akan berdampak pada masa depan anak, maka tidak ada ampun lagi untuk pelaku.”

    “Tentunya harus mendapatkan hukuman yang setimpal,” jelasnya, Sabtu.

    Setyo berujar, akan dilakukan koordinasi bersama dinas terkait untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban.

    “Pemerintah daerah tidak mentoleransi terhadap pelanggaran kepada anak di bawah umur,” tambahnya.

    Selain itu, Setyo tak menampik kasus pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Anak di Wonogiri terus terulang.

    Ia menyebut, hal itu menjadi pekerjaaan rumah yang mesti segera diselesaikan.

    Menurutnya, pemerintah daerah tak kurang dalam melakukan tindakan preventif seperti sosialisasi melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga dunia pendidikan agar kasus sama tidak terjadi lagi.

    “Kita juga heran, hukuman minimal 5 tahun tapi kok masih melakukan.”

    “Mestinya itu menjadi efek jera, di Wonogiri kan selalu diterapkan, tidak ada ampun untuk pelaku-pelaku seperti itu. Ini memang menjadi PR,” ucapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ditangkap di Ponorogo,Guru Silat yang Cabuli 7 Muridnya di Wonogiri Ternyata Tak Kabur, Ini Faktanya.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSolo.com/Erlangga Bima)

  • Wisata Berujung Duka, Tiga Warga Ponorogo Tewas Tenggelam di Muara Sungai Soge Pacitan, Begini Kronologinya.

    Wisata Berujung Duka, Tiga Warga Ponorogo Tewas Tenggelam di Muara Sungai Soge Pacitan, Begini Kronologinya.

    Pacitan (beritajatim.com) – Liburan akhir pekan berubah menjadi tragedi bagi tiga pemuda asal Kabupaten Ponorogo. Mereka ditemukan tak bernyawa usai berenang di muara Sungai Dung Glondang, Dusun Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, pada Sabtu siang (5/4/2025).

    Ketiganya yakni Agus Widodo (33), Ahmad Fahrudin (26), dan Zainal Mutaqin (22), diketahui merupakan warga Dusun Plandon, Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo. Mereka datang ke lokasi bersama sejumlah kerabat untuk berwisata, namun tanpa sepengetahuan yang lain, ketiganya nekat berenang di muara sungai sekitar pukul 13.30 WIB.

    Teriakan pengunjung lain yang melihat peristiwa nahas itu membuat suasana panik. Salah satu rekan korban, Sudarmanto (35), langsung melaporkan kejadian tersebut ke Pos Pengamanan Soge.

    Tim gabungan dari petugas keamanan, relawan, dan masyarakat setempat segera melakukan pencarian hingga akhirnya ketiganya berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia.

    Jenazah korban kemudian dibawa ke Puskesmas Ngadirojo untuk proses visum. Kapolres Pacitan AKBP Agung Nugroho yang datang ke lokasi bersama jajaran Forkopimda menyampaikan duka cita mendalam dan mengingatkan masyarakat untuk tidak berenang di muara sungai yang dikenal memiliki arus tak terduga.

    “Kami imbau masyarakat lebih waspada dan menghindari aktivitas renang di area ini tanpa pengawasan atau alat keselamatan,” tegasnya.

    Hingga kini, aparat masih menunggu hasil pemeriksaan medis guna memastikan penyebab kematian, sementara pihak keluarga korban telah mendapatkan pendampingan dari aparat setempat. (tri/kun)

  • Tiga Wisatawan Asal Ngrayun Ponorogo Tewas Tenggelam di Sungai Soge Pacitan

    Tiga Wisatawan Asal Ngrayun Ponorogo Tewas Tenggelam di Sungai Soge Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Tragedi menimpa rombongan wisatawan asal Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Tiga orang di antaranya dilaporkan tewas tenggelam saat bermain air di Sungai Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, Sabtu (5/4/2025) siang.

    Sekretaris Desa Sidomulyo, Ruslianto, membenarkan kejadian nahas yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB tersebut. Ia menyebut, para korban yang tergabung dalam satu rombongan diduga tidak bisa berenang. Mereka tenggelam saat bermain air di sungai.

    “Relawan desa langsung bergerak melakukan pencarian. Setelah sekitar satu jam, ketiganya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, berjarak sekitar 10 meter dari titik awal mereka bermain,” jelas Ruslianto.

    Ia menambahkan, meski jarak penemuan tidak jauh, namun diduga korban kesulitan menyelamatkan diri karena faktor ketidaktahuan medan dan kemampuan berenang. “Arus sungainya tidak deras, tapi kalau tidak bisa berenang tetap berbahaya,” katanya.

    Saat ditemukan, ketiga korban masih mengenakan pakaian lengkap. Hingga berita ini ditulis, identitas para korban belum diketahui. Aparat desa dan relawan masih mengumpulkan data dan berkoordinasi dengan pihak terkait.

    “Mungkin mereka tidak berniat berenang, hanya bermain air. Tapi tetap harus hati-hati,” pungkas Ruslianto. (tri/ian)

  • Arus Balik di Terminal Seloaji Ponorogo Tak Sebanyak H+3, Surabaya Jadi Tujuan Favorit

    Arus Balik di Terminal Seloaji Ponorogo Tak Sebanyak H+3, Surabaya Jadi Tujuan Favorit

    Ponorogo (beritajatim.com) — Arus balik Lebaran 2025 di Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo masih terpantau ramai dan lancar hingga H+5 Lebaran. Meski tak seramai dua hari sebelumnya, terminal yang menjadi pusat pergerakan penumpang dari wilayah barat Jawa Timur ini, tetap dipadati oleh ribuan pemudik yang hendak kembali ke kota perantauan.

    Menurut data yang dihimpun dari pihak terminal, jumlah penumpang yang berangkat pada Sabtu (5/4) ini diperkirakan mencapai 4.000 hingga 5.000 orang. Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan lonjakan tertinggi yang terjadi pada H+3 Lebaran, yakni mencapai 5.332 penumpang dalam satu hari.

    “Pantauan arus balik hari ini di terminal ramai lancar,” kata Kepala Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo, Purwanto, saat ditemui wartawan Beritajatim di peron keberangkatan, Sabtu siang.

    Purwanto menyebut, pergerakan arus balik sudah mulai tampak sejak H+1 Lebaran dan terus meningkat secara bertahap. Tercatat, pada H+1 atau Selasa (1/4), jumlah keberangkatan penumpang mencapai 3.206 orang.

    Sehari berselang meningkat menjadi 3.922 orang, dan kemudian melonjak drastis pada Kamis (3/4) atau H+3 Lebaran dengan 5.332 penumpang. Meski sempat menurun menjadi 4.816 orang di H+4, terminal tetap dipenuhi hiruk pikuk pemudik yang mulai kembali ke kota tujuan masing-masing.

    “Lonjakan signifikan yang tidak disangka-sangka terjadi di H+3 Lebaran, sebanyak 5.332 orang. Sementara hari ini diperkirakan masih di bawah itu, kisaran 4.000-an penumpang,” jelas Purwanto.

    Menariknya, dari data pergerakan arus balik, mayoritas penumpang memilih bus dengan rute antar kota dalam provinsi (AKDP). Jurusan Surabaya menjadi tujuan paling dominan, mengalahkan rute antar kota antar provinsi (AKAP) yang hanya mencatatkan ratusan penumpang per harinya.

    “Paling banyak masih arus balik untuk jurusan antar kota dalam provinsi dengan tujuan mayoritas Surabaya,” ungkapnya.

    Meski arus balik terpantau ramai, pihak terminal memastikan seluruh layanan tetap berjalan optimal. Petugas lapangan disiagakan penuh untuk membantu kelancaran penumpang, termasuk dalam proses pengaturan jadwal keberangkatan, hingga pengawasan protokol keamanan.

    “Selama arus balik ini, kami pastikan operasional terminal tetap maksimal. Koordinasi dengan pihak PO (perusahaan otobus) juga terus kami lakukan agar tidak terjadi penumpukan penumpang,” pungkas Purwanto. (end/ian)