kab/kota: Ponorogo

  • Satu Keluarga Jemaah Haji Ponorogo Tertunda Berangkat karena Foto Visa Tertukar

    Satu Keluarga Jemaah Haji Ponorogo Tertunda Berangkat karena Foto Visa Tertukar

    Ponorogo (beritajatim.com) – Satu keluarga jemaah haji asal Kabupaten Ponorogo harus bersabar lebih lama untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci. Mereka gagal berangkat bersama rombongan awal akibat kesalahan administrasi pada dokumen visa.

    Ketiga anggota keluarga ini seharusnya tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 53. Namun, satu visa tercetak dengan foto milik orang lain, sehingga proses keberangkatan terpaksa dibatalkan. Mereka pun memilih menunda keberangkatan secara bersama-sama.

    “Karena foto pada visa berbeda, maka proses pemberangkatan tidak bisa dilanjutkan. Akhirnya mereka sepakat untuk menunggu bersama,” ujar Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Ponorogo, Marjuni, Rabu (21/5/2025).

    Awalnya, mereka dijadwalkan masuk Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Jumat (16/5/2025). Namun insiden pada visa membuat jadwal mereka mundur, dan kini direncanakan bergabung dengan kloter 72 pada Kamis (22/5/2025).

    “Saat kami cancel, pembaruan visa keluar. Akhirnya tidak bisa berangkat dengan kloter 53. Dan direncanakan berangkat ke Tanah Suci bergabung dengan kloter 72,” kata Marjuni.

    Kloter 72 merupakan gabungan jemaah dari Bali, Tuban, Surabaya, Ngawi, dan Bojonegoro, dan dijadwalkan berangkat ke Makkah pada Jumat (23/5/2025) dini hari. Marjuni memastikan bahwa seluruh urusan bagasi dan akomodasi untuk keluarga tersebut telah disesuaikan.

    “Koper ikut rombongan baru. Kami pastikan tidak ada kendala untuk urusan bagasi maupun akomodasi di Tanah Suci,” tegasnya.

    Kasus ini menjadi pengingat pentingnya ketelitian dalam pengurusan dokumen haji. Meski keberangkatan tertunda beberapa hari, semangat keluarga ini untuk menunaikan ibadah haji tetap menyala. [end/beq]

  • Remaja di Ponorogo Meninggal Dunia Usai Latihan Silat

    Remaja di Ponorogo Meninggal Dunia Usai Latihan Silat

    Ponorogo (beritajatim.com) – Latihan pencak silat berujung duka. Seorang remaja di Kabupaten Ponorogo, meninggal dunia. Peristiwa ini mengejutkan keluarga korban dan lingkungan sekitar.

    Korban berinisial MA (17), salah satu siswa sebuah perguruan silat di Bumi Reog. Korban dilaporkan meninggal dunia, usai latihan silat, pada Selasa (20/5) malam. Jenazahnya langsung dibawa ke RSUD dr Harjono Ponorogo.

    Pihak rumah sakit melakukan visum luar. Hasilnya, ditemukan luka di beberapa bagian tubuh. Hal ini memunculkan pertanyaan soal penyebab luka.

    “Ada sedikit luka di telinga kiri, kemudian ada luka di kaki kiri,” ungkap Humas RSUD dr Harjono, Sugianto, saat ditemui di depan kamar jenazah, Rabu (21/5/2025).

    Meski demikian, Sugianto belum bisa menyimpulkan penyebab luka. Pihak rumah sakit hanya menjalankan visum luar, bukan autopsi. Jenazah juga telah diserahkan kembali ke keluarga.

    “Dari pihak keluarga juga menyampaikan jika korban ini mempunyai riwayat sesak napas,” tambahnya.

    Sementara itu, Polsek Jetis mulai menelusuri kronologi. Kapolsek Jetis, AKP Marjono, menjelaskan bahwa korban ikut latihan silat malam itu. Sekitar pukul 23.00 WIB, korban dibawa ke Puskesmas Jetis.

    Dari puskesmas, korban lalu dirujuk ke RSUD dr Harjono. Namun, nyawa korban tak tertolong. Latihan rutin tersebut digelar tiga kali dalam sepekan.

    “Informasi yang kita peroleh, latihan rutin malam Rabu, Jumat, dan malam Minggu,” terang Marjono.

    Marjono menegaskan pihaknya belum mengetahui penyebab luka korban. Penyelidikan kini dilimpahkan ke Polres Ponorogo. Termasuk pengumpulan keterangan dari saksi-saksi.

    “Kita tidak bisa menyimpulkan lukanya kena apa karena itu kan ranahnya visum. Penyelidikan dilakukan oleh Polres,” pungkasnya. [end/aje]

  • Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Pencarian Hari Kedua Buruh Tani Hanyut di Ponorogo, BPBD Libatkan 4 Tim SAR

    Ponorogo (beritajatim.com) – Operasi pencarian orang hanyut di Sungai Keling Desa Pengkol Kecamatan Kauman, Ponorogo mulai dilakukan. Puluhan relawan dikerahkan dalam operasi laka air yang terjadi pada hari Selasa (21/5) kemarin. Korban hanyut adalah Bani, seorang buruh tani yang merupakan warga desa setempat.

    “Hari inj operasi SAR laka air di hari kedua. Kami juga lakukan koordinasi dengan Basarnas Trenggalek dan Bojonegoro yang saat ini dalam perjalanan menuju Ponorogo,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, Rabu (21/5/2025).

    Agung mengungkapkan bahwa pencarian yang dilakukan oleh relawan, dibagi menjadi 4 Search and Rescue Unit (SRU). Dengan fokus pencarian 2 SRU di darat dan 2 SRU di sungai dengan menggunakan 2 perahu karet milik BPBD Ponorogo dan SAR MTA.

    “Untuk pencarian hari ini kita bagi menjadi 4 SRU. Di mana masing-masing SRU terdiri dari 10 anggota,” katanya.

    Pencarian dilakukakan mulai dari titik 0, pertama kali korban masuk sungai, hingga radius 2 kilometer. 2 SRU darat menyusuri kanan dan kiri sungai, juga sejauh 2 kilometer.

    “Pencarian di titik 0 sampai tikungan yang ada pohon trembesi tumbang, dan sampai jembatan Keling,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, demi menghemat jarak tempuh saat pulang kerja, seorang buruh tani di Ponorogo nekat menyeberangi sungai yang tengah berarus deras. Aksi nekat itu justru berujung petaka. Korban diketahui bernama Bani (60), warga Dusun Keling Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, Ponorogo.

    Peristiwa itu terjadi Selasa (20/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB, ketika Bani selesai bekerja di sawah. Alih-alih memilih jalan darat yang memutar lebih dari satu kilometer, Bani memilih jalur biasa yang kerap Ia lewati: menyebrangi sungai Keling di Desa Pengkol. Namun, hari itu aliran sungai sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai berenang. Dari pulanh kerja garuk,” kata, Gianti, anak korban yang juga menjadi saksi kejadian, Selasa siang.

    Gianti bercerita memang biasanya kalau ke sawah menyebrang sungai ini, namun biasanya arusnya landai. Gianti menuturkan, awalnya bapaknya terlihat masih sanggup berenang.

    Tapi begitu hampir sampai ke seberang, tubuhnya kembali hanyut ke tengah karena kuatnya arus. Tak lama kemudian, korban menghilang dari pandangan, sekitar lebih 30 meter dari lokasi awal korban menyeberang. [end/aje]

  • Gedung Sekolah Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, DPRD Pacitan Panggil Dinas Pendidikan

    Gedung Sekolah Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, DPRD Pacitan Panggil Dinas Pendidikan

    Pacitan (beritajatim.com) – Kondisi memprihatinkan gedung SDN 2 Ketro Harjo, Kecamatan Tulakan, menjadi sorotan DPRD Kabupaten Pacitan. Sekolah yang terletak di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Ponorogo itu disebut tidak mendapat perhatian memadai dari pemerintah daerah, meski memiliki catatan prestasi membanggakan.

    Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko, menyebut pihaknya menerima banyak laporan terkait kerusakan fasilitas sekolah yang tidak kunjung diperbaiki. Ia pun menyayangkan lambannya respons dari Dinas Pendidikan.

    “Terakhir kali sekolah ini dapat pembangunan itu tahun 2017, hanya tiga ruang kelas. Setelah itu tidak ada tindak lanjut, padahal usulan perbaikan sudah berkali-kali diajukan,” ujar Rudi, Ditulis Rabu (21/5/2025).

    Politisi Partai Demokrat tersebut menegaskan, ketimpangan perhatian terhadap sekolah-sekolah di daerah perbatasan bisa berdampak buruk pada keberlangsungan pendidikan di kawasan tersebut. SDN 2 Ketro Harjo, kata dia, hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari perbatasan, namun hingga kini masih menghadapi persoalan infrastruktur dasar.

    “Jangan sampai ada anggapan Dinas Pendidikan pilih kasih dalam pembangunan. Sekolah perbatasan seperti ini justru butuh perhatian lebih agar masyarakat tetap percaya dan mau menyekolahkan anak-anaknya di sana,” tegasnya.

    Rudi juga mengapresiasi berbagai prestasi SDN 2 Ketro Harjo, yang kerap menorehkan juara di berbagai kompetisi, mulai dari akademik hingga seni dan olahraga. Namun, tanpa dukungan sarana dan prasarana memadai, ia khawatir semangat para siswa dan guru akan luntur.

    Komisi II DPRD berencana memanggil Dinas Pendidikan untuk meminta klarifikasi sekaligus mendesak percepatan penanganan. “Kami ingin tahu mengapa sekolah ini terabaikan begitu lama. Ini soal hak anak-anak mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak,” pungkasnya. [tri/aje]

  • Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Ponorogo (beritajatim.com) – Musibah tanah longsor terjadi di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo, pada Selasa (20/5) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Plengsengan setinggi 25 meter dengan lebar longsoran sekitar 8 meter ambrol dan menghantam rumah milik Hariyanto (36), warga setempat.

    Rumah yang baru selesai dibangun selama setahun terakhir itu rusak parah di bagian dapur dan kamar. Longsoran tanah dari tebing yang berada tepat di belakang rumahnya meluncur setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari sebelumnya.

    Beruntung saat kejadian tidak ada korban jiwa. Hariyanto bersama istri dan kedua anaknya telah lebih dulu melakukan evakuasi mandiri pada Senin (19/5) sore. Hal itu terpaksa dilakukan setelah melihat tanda-tanda plengsengan mulai rapuh dan menyentuh dinding belakang rumah.

    “Sore kemarin itu hujan sangat deras. Saya lihat tanah sudah mulai bergerak dan plengsengan menyentuh tembok. Malamnya kami langsung mengungsi ke rumah mertua di Desa Sooko, dan bawa barang seadanya,” kata Hariyanto, Selasa sore.

    Istri Hariyanto, Yulia Fitriani (30), bersama anak sulung mereka Teri Aminda Septa Aulia (11) dan si bungsu Muhammad Ali Zafran yang baru berusia 11 bulan, selamat dari bahaya berkat langkah cepat tersebut.

    Longsoran tebing itu juga berdampak pada rumah lain milik pasangan lansia Sarkat (70) dan Sepi (60) yang letaknya bersebelahan. Halaman samping rumah mereka ikut tergerus, memunculkan ancaman longsor susulan.

    Kepala Desa Jurug, Sukamto, menyebut warga masih bergotong royong membersihkan material longsoran. Sementara itu, BPBD Ponorogo telah turun ke lokasi dan tengah melakukan pendataan kerugian yang dialami para korban.

    “Kami juga mengimbau warga yang tinggal dekat tebing agar segera mengungsi saat hujan lebat, jangan tunggu sampai bahaya benar-benar datang,” pungkas Sukamto. (end/but)

  • Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Rumah Warga Jurug Ponorogo Tertimpa Longsoran Tebing

    Ponorogo (beritajatim.com) – Musibah tanah longsor terjadi di Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Ponorogo, pada Selasa (20/5) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB. Plengsengan setinggi 25 meter dengan lebar longsoran sekitar 8 meter ambrol dan menghantam rumah milik Hariyanto (36), warga setempat.

    Rumah yang baru selesai dibangun selama setahun terakhir itu rusak parah di bagian dapur dan kamar. Longsoran tanah dari tebing yang berada tepat di belakang rumahnya meluncur setelah hujan deras mengguyur sejak siang hari sebelumnya.

    Beruntung saat kejadian tidak ada korban jiwa. Hariyanto bersama istri dan kedua anaknya telah lebih dulu melakukan evakuasi mandiri pada Senin (19/5) sore. Hal itu terpaksa dilakukan setelah melihat tanda-tanda plengsengan mulai rapuh dan menyentuh dinding belakang rumah.

    “Sore kemarin itu hujan sangat deras. Saya lihat tanah sudah mulai bergerak dan plengsengan menyentuh tembok. Malamnya kami langsung mengungsi ke rumah mertua di Desa Sooko, dan bawa barang seadanya,” kata Hariyanto, Selasa sore.

    Istri Hariyanto, Yulia Fitriani (30), bersama anak sulung mereka Teri Aminda Septa Aulia (11) dan si bungsu Muhammad Ali Zafran yang baru berusia 11 bulan, selamat dari bahaya berkat langkah cepat tersebut.

    Longsoran tebing itu juga berdampak pada rumah lain milik pasangan lansia Sarkat (70) dan Sepi (60) yang letaknya bersebelahan. Halaman samping rumah mereka ikut tergerus, memunculkan ancaman longsor susulan.

    Kepala Desa Jurug, Sukamto, menyebut warga masih bergotong royong membersihkan material longsoran. Sementara itu, BPBD Ponorogo telah turun ke lokasi dan tengah melakukan pendataan kerugian yang dialami para korban.

    “Kami juga mengimbau warga yang tinggal dekat tebing agar segera mengungsi saat hujan lebat, jangan tunggu sampai bahaya benar-benar datang,” pungkas Sukamto. (end/but)

  • Nekat Seberangi Sungai Deras, Buruh Tani di Ponorogo Hanyut

    Nekat Seberangi Sungai Deras, Buruh Tani di Ponorogo Hanyut

    Ponorogo (beritajatim.com) – Seorang buruh tani di Ponorogo bernama Bani (60), warga Dusun Keling, Desa Pengkol, Kecamatan Kauman, dilaporkan hanyut terbawa arus Sungai Keling pada Selasa (20/5/2025) siang. Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, saat korban hendak pulang dari sawah dengan menyeberangi sungai yang sedang berarus deras.

    “Tahu-tahu sudah di tengah sungai, berenang. Dari pulang kerja garuk,” ungkap Gianti, anak korban yang menjadi saksi mata.

    Menurut Gianti, ayahnya memang kerap menyeberangi sungai untuk mempersingkat jarak pulang ke rumah, alih-alih memutar lewat jalan darat sejauh lebih dari satu kilometer. Namun siang itu, arus Sungai Keling sedang tinggi dan deras akibat hujan di wilayah hulu.

    Awalnya Bani sempat terlihat masih sanggup berenang, tetapi saat hampir mencapai tepi sungai, tubuhnya terseret kembali ke tengah arus dan akhirnya menghilang sekitar 30 meter dari lokasi awal.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo segera melakukan penyisiran manual di sepanjang aliran sungai. Pencarian korban masih berlangsung dan menunggu kedatangan tim dari Basarnas Trenggalek.

    “Kami sedang melakukan penyisiran manual sambil menunggu bantuan dari Basarnas Trenggalek,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo.

    BPBD Ponorogo mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri menyeberangi sungai saat debit air tinggi, demi menghindari kejadian serupa. [end/beq]

  • Ngawi, Magetan, Ponorogo Berpotensi Hujan Pagi Ini, Simak Prakiraan Cuaca 20 Mei 2025

    Ngawi, Magetan, Ponorogo Berpotensi Hujan Pagi Ini, Simak Prakiraan Cuaca 20 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diprediksi akan mengalami hujan ringan pada pagi hari Selasa, 20 Mei 2025. Berdasarkan keterangan dari Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda, kondisi cuaca di ketiga wilayah Jawa Timur tersebut akan beragam sepanjang hari, namun tetap didominasi oleh cuaca berawan hingga cerah berawan menjelang malam.

    Cuaca Ngawi Hari Ini: Hujan Pagi, Cerah Berawan Malam

    Wilayah Ngawi diperkirakan akan diguyur hujan ringan pada pukul 06.00 WIB. Setelah itu, langit akan didominasi awan mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB. Menjelang malam, tepatnya pukul 21.00 WIB, langit akan mulai cerah meskipun masih berawan.

    Suhu udara di Ngawi berkisar antara 24 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban udara antara 72 hingga 94 persen. Sementara itu, angin bertiup dari arah Timur dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Prakiraan Cuaca Magetan: Dominan Berawan Sejak Pagi

    Di Magetan, pola cuaca serupa juga akan terjadi. Hujan ringan diperkirakan turun pada pukul 06.00 WIB, disusul cuaca berawan yang berlangsung hingga pukul 15.00 WIB.

    “Hujan yang turun pada pagi hari bersifat ringan dan bersifat lokal, namun tetap perlu diantisipasi, terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah,” ujar Oky Sukma Hakim.

    Langit kemudian akan berubah menjadi cerah berawan mulai pukul 18.00 WIB hingga malam hari. Suhu udara di Magetan berada di kisaran 23 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 74 hingga 91 persen. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Cuaca Ponorogo: Berawan Sepanjang Hari Usai Hujan Pagi

    Sementara itu, Ponorogo juga diperkirakan mengalami hujan ringan pada pagi hari pukul 06.00 WIB. Setelah hujan, cuaca akan beralih menjadi berawan hingga pukul 18.00 WIB. Kondisi akan sedikit membaik pada malam hari, meskipun langit masih tetap berawan.

    “Suhu udara di Ponorogo antara 24 sampai 31 derajat Celcius, dengan kelembaban antara 68 hingga 93 persen,” tambah Oky. Sementara angin berhembus dari arah Tenggara dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    BMKG mengimbau masyarakat di ketiga wilayah tersebut untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca pagi hari yang berpotensi menimbulkan genangan sementara, terutama bagi pengguna jalan raya.

    “Kami menyarankan masyarakat untuk membawa payung atau jas hujan saat beraktivitas di pagi hari,” pungkas Oky. Ia juga mengingatkan agar warga tetap menjaga kondisi tubuh di tengah kelembapan udara yang cukup tinggi. (mnd/ian)

  • 307 Kopdes Merah Putih Dibentuk di Ponorogo, Siap Dukung Kedaulatan Ekonomi Desa

    307 Kopdes Merah Putih Dibentuk di Ponorogo, Siap Dukung Kedaulatan Ekonomi Desa

    Ponorogo (beritajatim.com) – Pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Ponorogo mulai terwujud. Program yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto ini menjadi tonggak baru dalam upaya menghidupkan ekonomi kerakyatan dari tingkat desa.

    Sejak April 2025, Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendorong pembentukan Kopdes Merah Putih melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) di seluruh wilayahnya. Total ada 307 desa dan kelurahan yang kini telah menyelesaikan tahapan Musdesus tersebut.

    “Ini sudah sesuai dengan SE Bupati, di Ponorogo 100 persen sudah melakukan Musdesus. Artinya 307 desa atau kelurahan sudah melakukannya,” ujar Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Ponorogo, Ringga Dwi Heri Irawan, Senin (19/5/2025).

    Saat ini, proses administrasi pembentukan koperasi tengah dilengkapi dan diunggah ke aplikasi milik Kementerian Koperasi. Pengajuan nama koperasi dilakukan melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH), mencantumkan nama desa atau kelurahan masing-masing. Pembiayaan legalitas koperasi ini ditanggung oleh Pemkab Ponorogo.

    “Diharapkan akhir bulan Mei nanti, semua sudah berbadan hukum. Sehingga jika rencananya diluncurkan oleh Presiden pada tanggal 12 Juli atau pas Hari Koperasi, Ponorogo sudah siap,” katanya.

    Kopdes Merah Putih akan menjalankan tujuh unit usaha yang telah ditetapkan pemerintah, termasuk penyediaan kebutuhan pokok seperti pupuk, gas elpiji, dan sembako. Namun, koperasi juga diberi ruang untuk mengembangkan usaha sesuai potensi lokal.

    “Sesuai instruksi ya memang ada 7 unit usaha yang akan dilakukan oleh Kopdes Merah Putih. Namun, koperasi ini juga bisa mengembangkan usaha yang cocok atau berpotensi di desa atau kelurahan masing-masing,” jelas Ringga.

    Terkait permodalan, pihak Disperdagkum belum memberikan keterangan lebih lanjut karena masih menunggu petunjuk teknis dari pusat. Namun, informasi di kalangan pengurus menyebutkan bahwa dua koperasi per kecamatan akan dipilih sebagai percontohan dan mendapat bantuan modal dari pemerintah pusat.

    “Infonya di setiap kecamatan itu, ada 2 Kopdes Merah Putih yang akan mendapatkan bantuan permodalan dan itu nantinya akan menjadi percontohan untuk Kopdes Merah Putih yang lain,” kata Ketua Pengurus Kopdes Merah Putih Nglurup, Zainul Rohman.

    Dukungan terhadap program ini juga datang dari DPRD Ponorogo. Ketua DPRD Dwi Agus Prayitno menegaskan pentingnya sinergi antar kelembagaan agar Kopdes tidak tumpang tindih dengan badan usaha desa lainnya, serta menyarankan pemanfaatan SDM desa dalam pengelolaan koperasi.

    “Sarjana atau pensiunan pegawai pemerintah yang masih memiliki keahlian dapat berkontribusi,” tegasnya.

    Kopdes Merah Putih diyakini akan menjadi motor penggerak ekonomi baru dari desa, membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. [end/beq]

  • Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, Alami Hujan Ringan hingga Cerah Hari Ini 19 Mei 2025

    Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, Alami Hujan Ringan hingga Cerah Hari Ini 19 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diperkirakan akan mengalami perubahan cuaca yang cukup signifikan pada hari Senin, 19 Mei 2025. Berdasarkan informasi dari prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., ketiga wilayah di Jawa Timur ini akan mengalami hujan ringan di pagi hari yang kemudian diikuti oleh kondisi cuaca yang lebih beragam sepanjang hari.

    Ngawi: Pagi Hujan, Malam Cerah

    Warga Ngawi perlu mempersiapkan diri menghadapi hujan yang diperkirakan turun mulai pukul 06.00 WIB. Cuaca kemudian berubah menjadi kabur pada pukul 09.00 WIB dan akan didominasi oleh awan hingga sore hari, tepatnya pukul 18.00 WIB. Menariknya, cuaca cerah akan menyambut malam hari mulai pukul 21.00 WIB.

    “Hujan pagi disusul kabut menandakan adanya kelembaban udara yang tinggi di awal hari,” ujar Oky Sukma Hakim.

    Suhu udara di Ngawi diperkirakan berkisar antara 24 hingga 29 derajat Celcius dengan kelembaban 74–95 persen. Angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 8,1 km/jam.

    Magetan: Hujan Ringan dan Kabut Menyelimuti

    Situasi serupa juga terjadi di Magetan. Hujan ringan diprediksi turun pada pukul 06.00 WIB, kemudian cuaca akan berubah menjadi kabur pada pukul 09.00 WIB. Siang hingga sore hari, langit akan cenderung berawan. Namun, kabut diperkirakan kembali muncul pada pukul 18.00 WIB dan bertahan hingga pukul 21.00 WIB.

    “Fenomena kabut dua kali dalam sehari seperti ini biasanya muncul saat kelembaban cukup tinggi dan sirkulasi udara lemah,” jelas Oky.

    Suhu udara di Magetan berada di rentang 23–27 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban udara antara 78–94 persen. Sementara itu, angin berhembus dari arah Barat Daya dengan kecepatan 20,1 km/jam.

    Ponorogo: Pagi Hujan Ringan, Malam Berawan Cerah

    Di Ponorogo, hujan ringan diperkirakan akan mengguyur wilayah ini mulai pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Setelah itu, cuaca akan berangsur membaik dan berubah menjadi berawan mulai siang hingga sore hari. Pada malam hari, tepatnya pukul 21.00 WIB, langit akan tampak lebih cerah meskipun masih sedikit berawan.

    Suhu udara di Ponorogo diperkirakan berkisar antara 24 hingga 30 derajat Celcius. Kelembaban udara berada di kisaran 70–96 persen, dengan angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 13 km/jam.

    Dengan adanya potensi hujan di pagi hari dan perubahan cuaca lainnya, masyarakat di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo disarankan untuk membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar rumah. Selain itu, perhatikan kondisi jalan yang mungkin licin akibat hujan, serta waspada terhadap kabut yang dapat mengganggu jarak pandang.

    Pantau terus perkembangan cuaca melalui sumber resmi seperti BMKG untuk mendapatkan informasi terkini dan lebih akurat. [mnd/aje]