kab/kota: Ponorogo

  • Jalan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan Bakal Jadi Malioboronya Ponorogo

    Jalan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan Bakal Jadi Malioboronya Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Wajah pusat Kota Ponorogo akan kembali berubah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menyiapkan penataan besar-besaran terhadap dua poros strategis, yakni Jalan Sultan Agung dan Jalan Ahmad Dahlan. Kedua jalur itu digadang-gadang bakal menjadi “Malioboronya Ponorogo” setelah suksesnya revitalisasi jalan ala pedestrian Malioboro sebelumnya di Jalan HOS Cokroaminoto, Jenderal Sudirman, Gajah Mada, dan Urip Sumoharjo.

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyatakan bahwa revitalisasi ini bukan sekadar proyek estetika, tetapi bagian penting dari pengembangan kawasan strategis lingkar pusat kota yang dikenal dengan konsep “lingkar delapan emas.”

    “Trotoarnya kita bangun dulu. PJU, estetika, semua kita sentuh. Harapan kami, geliat ekonomi rakyat bisa ikut tumbuh, seperti di Gajah Mada dan HOS sekarang,” ujar Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, Kamis (12/6/2025).

    Rencana besar ini sedang dimatangkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) dan Dinas Perhubungan Ponorogo. Detail teknis seperti perhitungan anggaran, pola penataan, hingga rekayasa lalu lintas tengah disimulasikan sebagai dasar pelaksanaan.

    Salah satu wacana yang sedang dikaji adalah penerapan sistem satu arah (one way) di kedua ruas jalan tersebut. Gagasan ini diharapkan mampu memicu tumbuhnya ekonomi warga di gang-gang kecil yang selama ini kurang tersentuh arus kendaraan utama.

    “Kalau jalur satu arah diterapkan, gang-gang kecil bisa ikut tumbuh. Warung kopi, kios, dan UMKM warga bisa ketiban berkah,” tambah Kang Giri.

    Meski demikian, wacana sistem satu arah ini memunculkan perdebatan di masyarakat. Sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran soal potensi kemacetan dan kerumitan rute baru. Bupati memastikan semua akan dipertimbangkan matang bersama Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

    “Banyak yang pro dan kontra. Tapi niat kami membangun pedestrian-nya dulu. Soal arus, kita dengarkan masukan dan hitung cermat. Yang utama, wajah kota ini harus hidup dan ramah semua orang,” tegasnya.

    Jika terealisasi, kawasan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan akan memiliki trotoar lebar dan aman, lampu jalan bergaya klasik, serta fasilitas pejalan kaki yang lengkap. Kawasan ini diproyeksikan sebagai destinasi baru yang bukan hanya menarik bagi warga lokal, tetapi juga menjadi magnet wisatawan dari luar kota.

    Penataan ini menegaskan komitmen Pemkab Ponorogo untuk menjadikan kota sebagai ruang hidup yang nyaman, aman, dan produktif. Transformasi tata ruang ini diharapkan tak hanya mempercantik kota, tetapi juga menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis UMKM. [end/beq]

  • PPPK Lolos Seleksi 2024 Ponorogo Masih Tunggu SK

    PPPK Lolos Seleksi 2024 Ponorogo Masih Tunggu SK

    Ponorogo (beritajatim.com) – Harapan ratusan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Kabupaten Ponorogo untuk segera menerima surat keputusan (SK) pengangkatan harus tertunda. Mereka yang lolos seleksi tahap pertama 2024, kini masih terjebak dalam proses birokrasi yang panjang.

    Hingga pertengahan Juni ini, belum satu pun dari 357 PPPK itu menerima SK. Proses pengangkatan mereka tersendat di Badan Kepegawaian Negara (BKN) Surabaya.

    Situasi ini bukan karena kesalahan peserta atau kelalaian pemerintah daerah. Tapi saat ini masih dalam proses persetujuan teknis (pertek) pengangkatan dari BKN. Padahal, para PPPK ini telah menjalani seleksi sejak awal tahun dan dinyatakan lolos beberapa bulan lalu. Namun hingga kini, mereka belum bisa resmi bertugas sebagai ASN.

    “Saat ini semua masih dalam proses. Kami sudah mengajukan pertek ke BKN Surabaya, dan itu nanti akan diteruskan ke BKN pusat,” kata Kabid Perencanaan, Pengadaan, Pengolahan Data, dan Sistem Informasi ASN BKPSDM Ponorogo, Ahmad Zamroni, ditulis Rabu (11/6/2025).

    Zamroni menjelaskan, pertek bukan hanya soal tanda tangan formal. Di dalamnya juga terdapat proses pengajuan Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi setiap PPPK. Artinya, ada tahapan administrasi teknis yang harus diselesaikan di pusat. Proses ini juga terjadi di hampir semua kabupaten/kota di Jawa Timur.

    “BKN Surabaya menangani pengajuan NIP dari seluruh Jawa Timur. Tidak hanya Ponorogo, semua daerah juga menunggu,” lanjut Zamroni.

    Total ada 357 PPPK yang lolos dalam seleksi gelombang pertama di Ponorogo. Mereka berasal dari tiga kategori formasi: guru sebanyak 131 orang, tenaga kesehatan 76 orang, dan tenaga teknis 149 orang. Ketiganya saat ini masih belum bisa bekerja penuh karena SK belum keluar. Padahal, banyak di antaranya sudah menantikan status resmi sebagai abdi negara.

    “Setelah SK turun, nanti mereka langsung menerima penugasan dari bupati. Sekaligus tanda tangan kontrak kerja,” jelas Zamroni.

    Meskipun belum mendapat SK, para PPPK tersebut tetap diminta tenang. Zamroni memastikan tidak ada pembatalan atau perubahan hasil seleksi. Semua hanya soal waktu dan antrean administratif di tingkat provinsi dan pusat.

    “Kami mohon kesabaran dari para PPPK. Prosesnya memang cukup panjang, tapi semua tetap berjalan sesuai jalur,” pungkasnya. (end/ian)

  • Warga Ngawi, Magetan, Ponorogo Siap-Siap! Cuaca Cerah Sepanjang Hari 11 Juni 2025

    Warga Ngawi, Magetan, Ponorogo Siap-Siap! Cuaca Cerah Sepanjang Hari 11 Juni 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur diprediksi cerah pada Rabu, 11 Juni 2025. Berdasarkan keterangan prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S. Tr., tiga daerah yakni Ngawi, Magetan, dan Ponorogo akan mengalami kondisi cuaca yang relatif stabil dan mendukung aktivitas harian masyarakat.

    Di wilayah Ngawi, cuaca cerah diperkirakan akan berlangsung hampir sepanjang hari, dimulai sejak pukul 06.00 WIB hingga malam pukul 21.00 WIB.

    “Hanya pada pukul 15.00 WIB saja langit sempat terlihat cerah berawan, namun itu tidak berlangsung lama,” ujar Oky pada Selasa (10/6).

    Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius. Sementara itu, angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 20,3 km/jam dan kelembapan udara mencapai 65 hingga 88 persen. Kondisi ini dinilai cukup ideal untuk kegiatan di luar ruangan, baik untuk bekerja maupun bersantai.

    Sementara itu, Magetan mengalami kondisi cuaca yang nyaris serupa dengan Ngawi. Wilayah yang berada di dataran tinggi ini memang memiliki suhu udara yang sedikit lebih sejuk.

    “Suhu minimum Magetan berada di angka 22 derajat Celcius, dan suhu maksimumnya tidak lebih dari 27 derajat,” kata Oky menambahkan.

    Angin di wilayah ini bergerak dari arah Barat Daya dengan kecepatan 19,6 km/jam, dan kelembapan udaranya berada di kisaran 74 hingga 86 persen. Udara yang sejuk diperkirakan membuat suasana Magetan terasa lebih nyaman.

    Berbeda sedikit dari dua wilayah sebelumnya, Ponorogo akan mengalami kombinasi cuaca cerah dan berawan. Sejak pagi hingga siang, cuaca diprediksi cerah dan mendukung kegiatan masyarakat.

    Namun, menjelang sore, langit diperkirakan berubah menjadi berawan meski hanya sesaat. Cuaca akan kembali cerah pada pukul 18.00 WIB hingga malam hari.

    Suhu udara di Ponorogo berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan angin dari arah Tenggara berkecepatan 21,7 km/jam dan kelembapan udara yang cukup tinggi, yakni antara 69 sampai 90 persen.

    Meskipun kondisi cuaca terlihat stabil dan cerah, masyarakat tetap diminta untuk menjaga kesehatan dan memperhatikan paparan sinar matahari.

    “Cuaca memang cukup bersahabat, tapi kami tetap mengimbau masyarakat untuk menggunakan pelindung diri saat beraktivitas di luar, seperti topi atau tabir surya,” pesan Oky.

    Cuaca cerah ini tentu menjadi kabar baik bagi warga Ngawi, Magetan, dan Ponorogo yang memiliki banyak agenda di luar rumah. Selain mempermudah mobilitas, kondisi ini juga dinilai ideal untuk kegiatan wisata maupun aktivitas produktif lainnya. [mnd/aje]

  • Haul Ke-33 Gus Miek, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati Hadir Bersama Puluhan Ribu Jemaah

    Haul Ke-33 Gus Miek, Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati Hadir Bersama Puluhan Ribu Jemaah

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati menghadiri puncak acara Haul Exclusive KH Hamim Thohari Djazuli atau Gus Miek ke-33 di Padepokan Loring Pasar, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Senin (9/6/2025) malam.

    Dalam acara yang penuh kehangatan itu, Mbak Vinanda hadir bersama sejumlah kepala daerah di Jawa Timur, di antaranya Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo serta Tulungagung.

    Mbak Vinanda merasa terhormat bisa hadir dalam acara yang juga dihadiri puluhan ribu jemaah dari Majelis Sema’an Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek tersebut. Ia berharap kegiatan ini mampu membawa berkah dan manfaat untuk masyarakat Kediri Raya dan Indonesia.

    “Alhamdulillah saya bisa hadir dalam acara Haul Exclusive Gus Miek ke-33. Semoga acaranya berjalan lancar dan bisa membawa berkah serta manfaat untuk seluruh masyarakat Kediri Raya,” ujar Mbak Vinanda.

    Ia melihat Gus Miek sebagai sosok panutan dan ulama kharismatik yang gigih dalam menyebarkan dakwah Islam di berbagai kalangan.

    “Beliau sosok panutan, beliau adalah salah satu sosok yang memang pejuang penyebar agama Islam,” jelasnya.

    Rangkaian acara haul dimulai sejak Subuh dan berakhir pada malam hari dengan doa Khotmil Quran sebagai penutup. Dalam rangkaian tersebut juga dilangsungkan Ihda’ul Fatihah dan pembacaan syi’ir Ya Halim Ya Hannan oleh cucu Gus Miek, KH Thuba Topo Broto Maneges atau yang akrab disapa Gus Thuba.

    KH Hamim Thohari Djazuli atau Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940 dari pasangan KH Ahmad Djazuli Usman dan Nyai Rodliyah, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Mojo. Beliau dikenal sebagai hafidz yang menguasai berbagai kitab dan memiliki karomah yang diyakini luas oleh masyarakat.

    Gus Miek wafat pada 5 Juni 1993. Makamnya berdampingan dengan makam sang istri, Nyai Lilik Suyati, yang wafat pada 6 Oktober 2019 di Tambak, Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Sosok Gus Miek dikenang sebagai kekasih Allah dengan kelebihan yang diyakini di luar nalar manusia. [nm/aje]

  • Tak Gunakan Plastik, PKB Ponorogo Pilih Besek Bambu untuk Distribusi Daging Kurban

    Tak Gunakan Plastik, PKB Ponorogo Pilih Besek Bambu untuk Distribusi Daging Kurban

    Ponorogo (beritajatim.com) – Dalam momen Iduladha 2025, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ponorogo menyalurkan ratusan paket daging hewan kurban kepada masyarakat. Tak seperti biasanya, seluruh daging kurban dibagikan menggunakan besek dari anyaman bambu, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

    Langkah ini bukan sekadar pelaksanaan syariat, tetapi juga upaya menumbuhkan kesadaran ekologis di tengah masyarakat. Ketua DPC PKB Ponorogo, Ibnu Multazam, menyebut bahwa penggunaan besek merupakan komitmen partainya untuk mengurangi limbah plastik, sekaligus melestarikan budaya lokal.

    “Kami ingin momen kurban ini tidak hanya bermakna ibadah, tetapi juga menjadi edukasi lingkungan. Besek bambu bisa terurai alami, ramah lingkungan, dan mendukung perajin lokal,” ungkap Ibnu Multazam, Senin (9/6/2025).

    Ratusan paket daging kurban itu, dari hasil penyembelihan 3 ekor sapi dan 3 ekor kambing . Ratusan paket hewan kurban diberikan kepada masyarakat sekitar kantor dan kaum dhuafa di Bumi Reog.

    Proses penyembelihan dilakukan di halaman Kantor DPC PKB Ponorogo, Jalan Wonopringgo Kelurahan Kertosari Kecamatan Babadan Ponorogo. Kemudian daging kurban itu, dibungkus dalam besek bambu dan dibagikan langsung oleh kader dan relawan PKB.

    Sekretaris DPC PKB Ponorogo yang juga menjabat Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tradisi yang terus dijaga partainya setiap Iduladha. Dia menekankan bahwa nilai kebersamaan dan kepedulian sosial menjadi semangat utama dalam kurban yang digelar PKB.

    “Kurban ini bukan agenda tahunan biasa. Ini cara kami hadir di tengah rakyat, membawa manfaat yang nyata. Pemilihan besek bambu juga menjadi simbol bahwa kami ingin menjaga bumi sekaligus merawat budaya,” ungkap Dwi Agus.

    Warga menyambut baik inisiatif ini. Di tengah tren penggunaan plastik yang sulit terurai, kehadiran besek bambu menjadi solusi ramah lingkungan sekaligus memberi nilai tambah secara estetis dan fungsional. PKB Ponorogo ini menunjukkan bahwa partai politik dapat memberi teladan melalui aksi sederhana namun bermakna.

    “PKB tidak hanya bicara di panggung, tetapi juga bekerja nyata di akar rumput. Yakni dari rakyat, untuk rakyat, dan bersama rakyat,” pungkas Dwi. (end/kun)

  • Pertamina dan Hiswana Migas pantau distribusi elpiji di Ponorogo

    Pertamina dan Hiswana Migas pantau distribusi elpiji di Ponorogo

    Petugas Hiswana Migas bersama Pertamina saat melakukan pemantauan di salah satu SPPBE di Ponorogo. (ANTARA/HO – Prastyo)

    Pertamina dan Hiswana Migas pantau distribusi elpiji di Ponorogo
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 08 Juni 2025 – 11:45 WIB

    Elshinta.com – Pertamina bersama Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) memastikan distribusi elpiji 3 kilogram di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, berjalan lancar selama pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Koordinator Wilayah Hiswana Migas Ponorogo Ramsa Rolanda di Ponorogo, Sabtu (7/6), mengatakan, pihaknya bersama Pertamina turun langsung ke lapangan untuk mengecek stok dan jalur distribusi elpiji subsidi.

    “Kami pastikan pasokan LPG 3 kilogram dalam kondisi aman dan distribusi berjalan lancar,” ujar Ramsa.

    Hasil pemantauan menunjukkan ketersediaan elpiji mencukupi, distribusi berjalan normal, dan tidak ditemukan kendala berarti di lapangan. Untuk memperkuat ketersediaan selama momen Idul Adha, Pertamina juga menambah pasokan sebanyak 24.240 tabung elpiji 3 kilogram khusus untuk wilayah Ponorogo.

    “Distribusi tetap berjalan meskipun saat libur Idul dha. Agen dan pangkalan tetap kami beroperasi secara reguler demi memenuhi kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.

    Selain kuantitas, monitoring juga menyasar aspek kualitas layanan serta transparansi informasi kepada masyarakat. Warga diminta tidak panik, membeli elpiji sesuai kebutuhan, serta tidak mudah terpengaruh isu kelangkaan yang tidak terbukti.

    “Karena stok aman dan didukung penambahan pasokan dari Pertamina, masyarakat kami imbau tidak melakukan ‘panic buying’,” ujarnya menegaskan.

    Pertamina berkomitmen menjaga stabilitas pasokan elpiji melalui jalur distribusi utama maupun tambahan (fakultatif), sebagai bentuk layanan ekstra selama hari besar nasional. Masyarakat juga diingatkan bahwa elpiji 3 kilogram merupakan produk subsidi yang diperuntukkan bagi warga kurang mampu. 

    Oleh karena itu, konsumen dari kalangan mampu diminta beralih ke elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas agar subsidi pemerintah tepat sasaran.

    Sumber : Antara

  • Balon Udara Berpetasan di Ponorogo Lukai Warga, Meledak Saat Diamankan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Juni 2025

    Balon Udara Berpetasan di Ponorogo Lukai Warga, Meledak Saat Diamankan Surabaya 8 Juni 2025

    Balon Udara Berpetasan di Ponorogo Lukai Warga, Meledak Saat Diamankan
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – 
    Balon udara
    berpetasan yang yang jatuh di Dukuh Kori Kidul, Desa Kori, Kecamatan Sawoo,Kabupaten  
    Ponorogo
    melukai YN (45), warga desa setempat karena  meledak saat hendak diamankan.
    Awalnya, YN hendak mengamankan
    balon udara
    yang turun yang dikejar oleh anak-anak agar petasan yang meledak tidak mengenai anak anak.
    Namun, ledakan petasan jutsru mengenai dirinya.
    YN kemudian dilarikan ke RSUD dr Harjono Ponorogo karen mengalami luka bakar.
    “Korban ledakan petasan dari Kori Sawoo kondisinya  sadar baik namun lukanya
    grade
    tiga. Luka mengenai area mata, dada dan kaki kanan. Pasien sadar dan baik,” ujar Sugiyanto, Humas RSUD dr Harjono Ponorogo Sabtu (7/6/2025).
    Selain mengaami luka bakar, korban juga  mengeluhkan penglihatannya yang kabur pasca-terkena ledakan petasan.
    Saat ini, pihak rumah sakit melakukan pembersihan luka di ruang operasi.
    “Efek dari ledakan dari mata pasien mengeluh penglihatannya kabur di kedua matanya,” kata Sugiyanto.
    Kapolsek Sawoo AKP Yudi Kristiawan mengatakan, balon udara yang jatuh di Desa Kori, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, yang melukai YN  memiliki  panjang 25 meter dengan diameter lengkung 2,5 meter.
    Balon udara tersebut memiliki petasan  berukuran besar 2 buah dengan untaian petasan berukuran kecil sebanyak 70 buah.
    Pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait asal-usul balon udara tersebut.
    “Masih kami selidiki asal pastinya. Di balon itu ada tulisan Balong, tapi kami masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi,” katanya.
    Balon udara lain nyaris bakar jemuran.
    Sebuah balon udara berdiameter 3 meter dan tinggi 7 meter turun diatas jemuran warga di Jalan Halim Perdana Kusuma, Kelurahan Tonatan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
    Petugas SPKT Polsek Ponorogo, Aiptu Hartono, mengatakan, balon udara tersebut masih memiliki sumbu yang menyala ketika turun ditas jemuran milik warga.
    “Balon udara tersebut  masih menyala sumbunya  saat turun di rumah warga bernama Parni. Beruntung bisa dipadamkan ,” ujarnya ditemui di Polsek kata Aiptu Hartono.
    Hartono menyampaikan, barang bukti balon udara saat ini diamankan di Polsek Ponorogo kota untuk dilakukan penyelidikan karena balon udara dengan petasan berpotensi membahayakan warga.
    “Kita amankan balon udara petasan tersebut karena sangat berbahaya. Selain melanggar hukum, juga mengancam keselamatan warga,” ujar dia.
    Sementara itu, Parni, pemilik rumah tempat balon udara turun mengatakan, balon udara yang turun mempunyai ekor untaian petasan trersebut sempat membuat dia panik karena turun di atas jemuran di pekarangan miliknya.
     
    Sumbu balon udara mengkhawatirkan dapat menimbulkan kebakaran, apalagi di perkarangan ada anak-anak yang bermain.
    “Panik karena ada anak kecil bermain di pekarangan. Apalagi masih ada mercon sekitar 10 biji dan apinya masih menyala,” katanya.
    Parni mengkau langsung mengambil air dengan ember dan menyiramkan ke arah sumbu balon udara.
    Beruntung, api sumbu langsung padam dan petasan tidak menyala.
    “Turun kena jemuran baju, dan sumbunya juga masih menyala. Beruntung langsung bisa padam,” ucapnya.
    Satu korban ledakan petasan balon udara alami luka bakar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petaka Balon Udara! Pria di Ponorogo Terluka Parah Demi Lindungi Anak-Anak

    Petaka Balon Udara! Pria di Ponorogo Terluka Parah Demi Lindungi Anak-Anak

    Ponorogo (beritajatim.com) – Niat baik seorang warga Desa Kori, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, untuk mengamankan balon udara tanpa awak justru berujung petaka. Pria berusia 45 tahun berinisial YN itu, menjadi korban ledakan petasan yang terikat di balon raksasa yang jatuh di area persawahan.

    Peristiwa bermula saat YN melihat sejumlah anak-anak mengejar balon udara yang melayang rendah dan hendak jatuh di tengah persawahan desa. Merasa khawatir anak-anak akan mendekati benda berbahaya tersebut, YN mencoba mengamankan balon. Namun malang tak dapat ditolak, petasan yang masih aktif dan tergantung pada badan balon meledak tepat di dekat tubuhnya.

    “Korban mengalami luka bakar di bagian wajah, kaki, dan tubuh. Saat ini kondisinya stabil, tapi mengeluh pandangannya mulai kabur,” kata Humas RSUD dr Harjono Ponorogo, Sugiyanto, Sabtu (7/6/2025).

    Balon udara yang jatuh tersebut bukan balon biasa. Ukurannya luar biasa besar, menjulang tinggi sepanjang 30 meter. Lebih mengkhawatirkan, balon itu dilengkapi puluhan petasan dengan berbagai ukuran yang diikat mengelilingi balon, nyaris seperti senjata waktu yang menanti pemicu ledakan.

    Polisi dari Polsek Sawoo langsung mengamankan lokasi serta balon beserta petasan yang tersisa. Dugaan awal, balon tersebut bukan berasal dari warga sekitar. “Kami masih mendalami asal balon. Dari tulisan di kertas pembungkus petasan, diduga balon berasal dari wilayah Kabupaten Trenggalek,” ungkap Kapolsek Sawoo, AKP Yudi Kristiawan.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menerbangkan balon udara, apalagi yang dilengkapi petasan. Selain membahayakan keselamatan warga, aksi semacam ini juga melanggar hukum. “Ini bukan tradisi, ini ancaman. Balon udara berpetasan tanpa awak bisa melukai siapa saja, bahkan bisa menyebabkan kebakaran atau kecelakaan yang lebih fatal,” tegas AKP Yudi.

    Warga setempat, Winarto, yang turut menyaksikan insiden itu mengaku syok. Dirinya membenarkan bahwa banyak anak-anak mengejar balon yang kemudian jatuh di sawah. “Korban sudah berusaha menjaga anak-anak agar tidak dekat-dekat. Tapi malah dia sendiri yang jadi korban,” katanya dengan nada prihatin. (end/kun)

  • Balon Udara Berekor Petasan Jatuh di Ponorogo, Warga Panik

    Balon Udara Berekor Petasan Jatuh di Ponorogo, Warga Panik

    Ponorogo (beritajatim.com) – Tradisi bisa berujung bencana. Hal inilah yang nyaris terjadi di Kelurahan Tonatan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, saat sebuah balon udara tanpa awak jatuh di pekarangan rumah warga dengan sumbu api yang masih menyala dan petasan yang menempel di bagian bawah balon.

    Meskipun insiden serupa bukan kali pertama terjadi, kehadiran balon berukuran besar yang tiba-tiba meluncur ke tanah tetap mengejutkan warga. Balon itu jatuh dengan kondisi api pada sumbu masih menyala, sehingga warga sekitar segera bertindak cepat untuk mengamankannya.

    “Saya lihat apinya masih menyala, makanya saya siram cepat-cepat. Takut rumah saya ikut terbakar,” ujar Parni, warga setempat, Sabtu (7/6/2025).

    Balon udara yang jatuh itu memiliki diameter sekitar 3 meter dan tinggi sekitar 7 meter. Di bagian bawah balon ditemukan sekitar 10 petasan kecil yang diikatkan di blengker, menambah potensi bahaya dari insiden tersebut.

    “Ada petasannya. Kalau kecil-kecil ya kira-kira jumlahnya 10 biji,” tambah Parni.

    Polisi langsung bergerak cepat setelah menerima laporan dari warga. Petugas Polsek Kota Ponorogo segera mengamankan lokasi kejadian dan menyita balon udara beserta sisa petasan untuk penyelidikan lebih lanjut.

    “Kita langsung ke lokasi begitu ada laporan. Balon udara itu langsung kita amankan,” tegas Aiptu Hartono, KSPK Polsek Kota Ponorogo.

    Pemeriksaan awal menunjukkan bahwa balon udara diterbangkan secara ilegal. Namun, hingga saat ini lokasi penerbangan dan pihak yang bertanggung jawab belum diketahui. Polisi mengimbau masyarakat agar tidak menerbangkan balon udara tanpa izin, apalagi jika menggunakan bahan peledak.

    Kejadian ini menambah panjang daftar insiden balon udara liar di wilayah Ponorogo. Meski dianggap sebagai bagian dari tradisi, penerbangan balon udara tanpa awak dan tanpa pengawasan jelas membahayakan keselamatan umum dan dapat menimbulkan kerugian materiil maupun korban jiwa. [end/beq]

  • Legenda Urban: Ritual Kambing Kendit di Ponorogo, Tradisi Bertahan Dua Abad

    Legenda Urban: Ritual Kambing Kendit di Ponorogo, Tradisi Bertahan Dua Abad

    Liputan6.com, Ponorogo – Masyarakat Ponorogo, Jawa Timur, telah melestarikan ritual penyembelihan kambing kendit selama lebih dari dua ratus tahun. Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk rasa syukur atas hasil panen, tetapi juga dikaitkan dengan berbagai kepercayaan mistis yang masih diyakini hingga saat ini.

    Mengutip dari berbagai sumber, kambing kendit merupakan jenis kambing dengan ciri khas bulu berwarna hitam dan garis putih melingkar di bagian punggung yang menyerupai sabuk. Ciri fisik yang unik ini menjadikannya hewan istimewa yang kerap digunakan dalam berbagai ritual adat.

    Kambing jenis ini memiliki nilai ekonomi tinggi karena dipercaya membawa berkah spiritual. Prosesi penyembelihan biasanya dilaksanakan pada bulan November, tepatnya pada hari Jumat Legi menurut penanggalan Jawa.

    Ritual dimulai sebelum waktu subuh, sekitar pukul 04.00 WIB, dengan melibatkan hanya kaum laki-laki dalam seluruh proses pemotongan dan pengolahan daging. Bagian kepala, jeroan, dan kulit kambing tidak diolah menjadi makanan, melainkan dilarungkan ke sungai sebagai persembahan bagi makhluk halus yang diyakini menghuni wilayah tersebut.

    Tradisi ini berakar dari kisah Mbah Doplang, seorang tokoh spiritual yang menurut kepercayaan masyarakat berhasil menyalurkan aliran air dari Sumorobangun ke Desa Carangrejo. Masyarakat setempat meyakini bahwa ritual ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan makhluk gaib.