kab/kota: Ponorogo

  • Bendera One Piece Berkirbar di Ponorogo, Polisi Imbau Warga Kibarkan Merah Putih
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Agustus 2025

    Bendera One Piece Berkirbar di Ponorogo, Polisi Imbau Warga Kibarkan Merah Putih Surabaya 7 Agustus 2025

    Bendera One Piece Berkirbar di Ponorogo, Polisi Imbau Warga Kibarkan Merah Putih
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Sebuah bendera bergambar bajak laut dari anime One Piece sempat berkibar di sebuah konter handphone di Desa Bulu Kidul, Kecamatan Balong, Ponorogo.
    Kejadian ini menarik perhatian petugas dari polisi dan TNI yang langsung turun tangan untuk menertibkannya.
    Alia Alma Septiana, penjaga konter handphone tersebut, mengaku terkejut saat petugas datang dan meminta bendera itu diturunkan.
    “Saya tidak paham siapa yang memasang bendera di situ. Sudah terpasang tiga hari ini,” ujarnya pada Kamis (7/8/2025).
    Wakapolsek Balong, Ipda Prasetiyanto, menjelaskan bahwa penanganan kasus ini hanya sebatas imbauan.
    Ia mengingatkan masyarakat untuk lebih baik mengibarkan bendera merah putih, mengingat saat ini merupakan momen peringatan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
    “Kami imbau masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih. Momen 17 Agustus adalah momen kemerdekaan Indonesia. Alangkah baiknya mengibarkan bendera Merah Putih,” katanya.
    Kepala Desa Bulu Kidul, Sayuk Prawirohusodo, juga menegaskan pentingnya mengibarkan bendera merah putih.
    Ia menyebutkan bahwa pemerintah desa telah mengimbau masyarakat untuk mengibarkan bendera merah putih dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI.
    “Kami sudah melakukan imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat, ketua RT, dan lingkungan setempat agar mengibarkan Bendera Merah Putih saja dan melarang mengibarkan bendera selain bendera Merah Putih,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Mensos Kaget Ada Kandang Ayam Petelur Saat Kunjungi SR di Kabupaten Ponorogo
                        Surabaya

    9 Mensos Kaget Ada Kandang Ayam Petelur Saat Kunjungi SR di Kabupaten Ponorogo Surabaya

    Mensos Kaget Ada Kandang Ayam Petelur Saat Kunjungi SR di Kabupaten Ponorogo
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengunjungi Sekolah Rakyat di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin (4/8/2025).
    Dalam kunjungannya, ia melihat langsung kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dan memberikan apresiasi terhadap langkah vokasi yang diambil pemerintah daerah.
    Di hadapan 125 orang tua siswa, Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat memberikan kesempatan bagi anak-anak yang telah putus harapan akibat kondisi perekonomian orang tua mereka.
    “Anak-anak yang sudah putus harapan, karena mereka menyadari orang tua mereka tidak mampu. Mimpi mereka tidak tinggi, mungkin mereka sudah putus asa. Tapi lewat sekolah rakyat ini kita ingin membuka kemungkinan yang tidak mungkin,” ujarnya.
    Gus Ipul menambahkan bahwa program pendidikan yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini memiliki tiga pilar dasar.
    Tiga pilar tersebut adalah memuliakan wong cilik, menjangkau yang belum terjangkau, dan memungkinkan yang tidak mungkin, yang merupakan bentuk konkret komitmen negara dalam menjamin hak pendidikan bagi kalangan kurang mampu.
    “Ini memang sekolah untuk memuliakan wong cilik. Yang sekolah di sini adalah keluarga yang tidak mampu, namun fasilitas sekolah unggulan,” imbuhnya.
    Lebih lanjut, Gus Ipul menegaskan bahwa di Sekolah Rakyat tidak boleh ada kekerasan, bullying, perundungan, kekerasan fisik, kekerasan seksual, maupun intoleransi.
    Ia juga mengapresiasi rencana Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang akan berkantor di Sekolah Rakyat.
    “Saya senang tadi Pak Bupati bisikan saya, saya akan berkantor di sini untuk memastikan bahwa sekolah rakyat ini berjalan dengan baik,” ucapnya.
    Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul juga meninjau gedung sementara Sekolah Rakyat yang terletak di Jalan Trunojoyo, Kelurahan Tambakbayan, Kecamatan Ponorogo.
    Ia mengapresiasi adanya kandang ayam petelur yang terletak di bagian belakang bangunan sekolah, yang merupakan inisiatif Bupati Ponorogo.
    “Saya kaget, mungkin ini bisa menjadi contoh ketahanan pangan sekolah rakyat. Kebutuhan telur bisa disediakan secara mandiri. Bisa ditiru di sekolah rakyat lain,” katanya.
    Sugiri Sancoko menjelaskan bahwa keberadaan ayam petelur merupakan bagian dari vokasi, mengingat sekolah tidak hanya mengaji dan menuntut ilmu, tetapi juga belajar hidup mandiri.
    “Ini memberikan tambahan ada vokasi kecil. Sekolah rakyat tidak hanya ngaji ilmu pengetahuan, ada juga sekolah kehidupan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gus Ipul Tegaskan Bansos Bukan Seumur Hidup, Akan Dievaluasi Tiap 5 Tahun

    Gus Ipul Tegaskan Bansos Bukan Seumur Hidup, Akan Dievaluasi Tiap 5 Tahun

    Jakarta

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) bukanlah program seumur hidup. Bansos hanya bersifat sementara untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum penerima diarahkan menuju program pemberdayaan.

    “Jangan kita larut dalam pemberian bansos. Itu satu hal, tapi lebih dari itu, mereka harus berdaya. Bagi usia produktif, kita akan evaluasi setiap lima tahun sekali. Kalau layak naik kelas, pindah ke program pemberdayaan. Kalau tidak, tetap diberikan bansos,” ujar Gus Ipul dalam keterangannya, Senin (4/8/2025).

    Pesan tersebut ia sampaikan saat dialog bersama pilar-pilar sosial dari Kabupaten Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek, Jawa Timur. Kegiatan ini diikuti 435 peserta, terdiri dari 199 pilar sosial Ponorogo, 107 pilar sosial Pacitan, dan 129 pilar sosial Trenggalek.

    Para peserta berasal dari berbagai unsur pilar sosial, meliputi pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Karang Taruna, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Pordam), serta pendamping rehabilitasi sosial (Rehsos).

    Menurut Gus Ipul, di era Presiden Prabowo Subianto, pemberdayaan masyarakat menjadi fokus penting. Pemerintah bahkan membentuk Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat untuk memperkuat program ini.

    “Pendamping memiliki tugas membina keluarga penerima manfaat agar memanfaatkan bansos sesuai peruntukannya,” ujarnya.

    Gus Ipul juga menyoroti temuan lebih dari 600 ribu penerima bansos yang terindikasi terlibat judi online, di mana sekitar 300 ribu di antaranya adalah penerima PKH.

    Evaluasi dan pemutakhiran data bansos dilakukan secara berkala bersama BPS, pemerintah daerah, dan berbagai pihak. Data terbaru BPS menjadi acuan penyaluran bansos setiap triwulan.

    “Data itu sangat dinamis, setiap hari ada yang meninggal, lahir, pindah, atau menikah. Kalau kita konsisten memperbarui data, penyaluran bansos akan makin akurat,” ucap Gus Ipul.

    Dalam forum tersebut, pendamping PKH menyampaikan masukan terkait beban kerja di lapangan. Seorang pendamping dari Ponorogo mengatakan tugas mereka kerap menumpuk pada waktu bersamaan, mulai dari pendampingan Sekolah Rakyat, pemeriksaan pertumbuhan anak, monitoring sosial, hingga penanganan kasus.

    “Kami tetap kuat, tetapi berharap ada penjadwalan yang lebih terstruktur agar bisa menjalankan tugas dengan lebih optimal,” ujarnya.

    Sementara itu, perwakilan pendamping PKH dari Pacitan menyampaikan terima kasih atas dukungan berbagai pihak, termasuk bupati dan pemerintah pusat, yang telah memberikan perlengkapan kerja seperti seragam pelindung.

    “Kami siap untuk program nasional selanjutnya dan berharap dukungan seperti ini semakin banyak di seluruh Indonesia,” katanya.

    Menanggapi hal itu, Gus Ipul mengakui beratnya beban kerja para pendamping dan mengapresiasi dedikasi mereka.

    “Saya terima kasih kepada teman-teman pendamping. Memang cukup berat, tapi arahan saya jelas ya, Kemensos ini arahnya ke mana. Kita sama-sama konsolidasi agar ke depan lebih baik,” tegasnya.

    Gus Ipul menutup dialog dengan ajakan agar seluruh pilar sosial menjaga integritas, bekerja sesuai aturan, dan memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah.

    “Kalau kita konsisten, data makin akurat, penyaluran bansos tepat sasaran, dan pemberdayaan masyarakat bisa tercapai,” pungkasnya.

    (akn/ega)

  • Kisah Pengusaha Pakan Ternak Kembangkan Bisnis Lewat KUR BRI

    Kisah Pengusaha Pakan Ternak Kembangkan Bisnis Lewat KUR BRI

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus berupaya untuk memberikan kemudahan pembiayaan kepada pelaku UMKM di berbagai daerah. Salah satunya dirasakan oleh pasangan suami istri Tommy Wavolta dan Dwi Eli Ernawati warga Ponorogo yang mendapatkan KUR BRI untuk pengembangan bisnis pakan ternak Dara Farm.

    Tommy mengatakan dirinya merintis usaha tersebut sejak 2018 lalu. Namun keterbatasan modal menjadi tembok penghalang. Kesempatan datang ketika mengenal KUR dari BRI. Tommy pun mengajukan pinjaman dan modal itulah yang menjadi titik awal kesuksesan perjalanan bisnisnya.

    “Waktu awal saya benar-benar nggak punya modal. Padahal kepengin punya usaha sendiri, hingga akhirnya saya diperkenalkan dengan KUR BRI,” kata Tommy dalam keterangan tertulis, Senin (4/8/2025).

    Dia semula menjalankan usaha gas elpiji yang sampai dengan saat ini masih berjalan dan peternakan ayam jawa super hingga berjalan hampir 5 tahun, sebelum melihat peluang lebih besar di sektor peternakan lainnya.

    Melihat peluang lainnya, tahun 2021 Tommy memutuskan beralih mengembangkan usaha peternakan kambing dimulai dari 4 ekor sebagai sarana belajar tentang perawatan kambing hingga sekarang jika ditotal mencapai hampir 60 ekor. Namun tantangan baru muncul terkait ketersediaan pakan yang memadai dan terjangkau.

    “Pelihara kambing makin banyak, pakan makin susah. Jadi saya kepikiran bikin pakan sendiri,” ujarnya.

    Bersama sang istri, Tommy mulai bereksperimen membuat pakan ternak. Bahan bakunya berasal dari limbah industri pangan seperti ampas tahu press yang mereka datangkan dari Bekasi, serta onggok atau gamblong dari Lampung dan bahan lainnya yang didatangkan dari Jawa Timur.

    Onggok adalah limbah pengolahan tepung tapioka yang kaya karbohidrat, cocok untuk pakan ternak. Setidaknya dirinya bisa mendatangkan onggok dari lampung hingga 35 ton dan ampas tahu 25 ton. Dalam sebulan bisa dua kali pengiriman.

    Selain bahan baku tersebut, dirinya juga mendatangkan bahan pakan dari limbah produksi dari wilayah Jawa Timur hingga mencapai 20 ton per bulan. Hasil olahan Dara Farm kini menjadi andalan banyak peternak di Ponorogo, Madiun hingga Pacitan. Pakan buatan Tommy bisa digunakan untuk berbagai jenis ternak, mulai unggas, Kambing, Domba, hingga Sapi.

    Produksi pakan rata-rata mencapai 15 ton per bulan yang didukung oleh dua karyawan tetap serta tenaga lepas jika volume kerja meningkat, terutama saat bongkar muat bahan baku.

    Tak hanya memproduksi pakan fermentasi, Tommy juga menanam rumput gajah dan hijauan pakan ternak lainnya untuk memenuhi kebutuhan hijauan, bahkan sampai bisa menjualnya untuk memenuhi permintaan dari peternak di sekitar Ponorogo.

    “Dara Farm kini tumbuh menjadi usaha terpadu yang memanfaatkan potensi lokal sekaligus limbah pangan dari luar daerah,” jelasnya.

    “Tanpa KUR BRI, saya mungkin tidak bisa memulai usaha. Pinjaman itu yang membantu saya berani melangkah,” sambungnya.

    Dia mengatakan, kini, dirinya bercita-cita memiliki pabrik pakan ternak dengan brand sendiri agar bisa menjangkau pasar lebih luas.

    “Saya ingin punya brand pakan sendiri. Biar produk Dara Farm makin dikenal,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa BRI terus menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan Asta Cita guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    “Dengan semakin luas akses pembiayaan melalui KUR, semakin banyak pelaku usaha yang dapat bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi lebih besar dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional,” jelasnya.

    Hingga akhir Triwulan II tahun 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 83,88 triliun, atau setara 47,93% dari total alokasi KUR tahun ini sebesar Rp175 triliun.

    “Penyaluran ini dilakukan dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan. KUR BRI terus didorong sebagai solusi keuangan bagi pengusaha UMKM untuk memperkuat kapasitas usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor,” tutupnya.

    (prf/ega)

  • Komdigi Pastikan Internet Cepat 100 Mbps Tersedia di Sekolah Rakyat

    Komdigi Pastikan Internet Cepat 100 Mbps Tersedia di Sekolah Rakyat

    Tangerang

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan internet cepat hingga 100 Mbps tersedia di Sekolah Rakyat. Sejauh ini tidak ada kendala dalam persiapannya.

    “Untuk kesiapan internet di Sekolah Rakyat, kita sudah meninjau semua lokasinya, untuk fixed broadband aman. Jadi, tidak ada kendala,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto di sela-sela peninjauan program Cek Kesehatan Gratis Sekolah di SMPK Penabur Gading Serpong, Tangerang, Senin (4/8/2025).

    Wayan mengatakan menghadirkan internet cepat 100 Mbps di Sekolah Rakyat dinilai tidak ada kendala karena lokasinya tidak jauh dari wilayah perkotaan. Infrastruktur telekomunikasi sudah tergelar secara matang. Sehingga, Komdigi berkoordinasi dengan operator untuk meningkatkan kecepatan internet di lokasi yang dipakai untuk Sekolah Rakyat.

    “Teman-teman itu sudah berproses. Bahkan kami, teman-teman Balmon (Balai Monitor) sudah meninjau juga langsung ke sekolah-sekolah yang ada di sekitaran Sekolah Rakyat,” kata Wayan.

    Dalam penyediaan akses internet 100 Mbps di Sekolah Rakyat ini, Wayan menegaskan itu bukan berasal dari anggaran Komdigi. Anggaran sepenuhnya dibiayai oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Adapun, dalam program ini, Komdigi berperan menggelarkan infrastruktur internetnya.

    “Nanti pembiayaannya kan sudah disepakati oleh Kemensos. Jadi, tinggal Kemensos datang dengan koordinasi dengan operator dengan kita, nanti mereka akan pasang. Sudah berproses sekarang,” tuturnya.

    Kemensos mengungkapkan 100 titik Sekolah Rakyat tahap pertama di berbagai daerah siap beroperasi secara penuh pada pertengahan Agustus 2025. Seluruh persiapan sarana dan prasarana sekolah tersebut telah rampung.

    Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, melalui keterangan resmi, Kamis (31/7) mengatakan, dari total 100 titik, 63 diantaranya telah mulai beroperasi pada Juli, sementara 37 lainnya akan menyusul pada awal dan pertengahan Agustus.

    Tiga titik akan mulai beroperasi pada 1 Agustus yakni di Kabupaten Lebak, Kabupaten Ponorogo, dan Kota Pasuruan, disusul lima titik lagi pada 5 Agustus dan 29 titik sisanya akan aktif pada 15 Agustus.

    Program Sekolah Rakyat menjadi langkah strategis pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendekatan pendidikan dan pemberdayaan. Sekolah Rakyat dihadirkan pemerintah secara gratis dan berkonsep asrama.

    Sekolah Rakyat diharapkan menjadi model pendidikan inklusif yang mampu mengangkat anak-anak dari keluarga miskin keluar dari lingkaran kemiskinan. Program ini juga diklaim untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

    (agt/fay)

  • Perhiasan Mbah Sarinem Raib Usai Didatangi 2 Orang Mengaku Petugas Survei Bansos, Polisi Selidiki

    Perhiasan Mbah Sarinem Raib Usai Didatangi 2 Orang Mengaku Petugas Survei Bansos, Polisi Selidiki

    Perhiasan Mbah Sarinem Raib Usai Didatangi 2 Orang Mengaku Petugas Survei Bansos, Polisi Selidiki
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Video Mbah Sarinem (73), warga Desa Sambilawang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten
    Ponorogo
    , Jawa Timur, yang menangis pilu karena kehilangan sejumlah perhiasan viral di media sosial.
    Dalam video berdurasi 48 detik tersebut, Mbah Sarinem mengaku kehilangan perhiasan sebanyak 40 gram yang dicuri oleh sejumlah orang yang mengaku petugas bantuan sosial pada Kamis (31/7/2025).
    Dihubungi terkait hal itu, Kapolsek Bungkal AKP Muhammad Anwar Fatoni mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP di rumah Mbah Sarinem yang kehilangan perhiasan.
    “Modusnya pelaku menyamar menjadi petugas survei bansos,” ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu (3/7/2025).
    Muhammad Anwar Fatoni menambahkan, dari hasil olah TKP, korban didatangi oleh dua orang laki-laki dengan mengendarai mobil berwarna silver yang jenisnya belum diketahui.
    Keduanya mengaku sebagai petugas survei bantuan sosial yang menanyakan bantuan yang sudah diterima korban.
    Para pelaku kemudian mengatakan bahwa Mbah Sarinem akan mendapat bantuan lagi dengan syarat difoto dengan memperlihatkan perhiasan yang dia miliki.
    “Korban diminta oleh pelaku menunjukan emas yang telah dibeli setelah sebelumnya diminta memperlihatkan KTP. Korban menyimpan kembali perhiasan emas miliknya,” imbuhnya.
    Setelah menyimpan perhiasan emas miliknya, korban kemudian ke dapur. Saat korban kembali ke ruang tamu, kedua orang yang mengaku sebagai petugas survei bantuan sosial telah menghilang.
    Saat korban memeriksa perhiasan yang disimpan di kamar, ternyata sudah raib.
    “Tetangga tidak curiga dengan mobil silver di rumah korban. Namun setelah korban berteriak, warga sekitar tahu bahwa Mbah Sarinem menjadi korban pencurian kedua pelaku,” ucap Anwar.
    Akibat kejadian tersebut, korban mengalami kerugian sekitar Rp 32 juta. Korban kehilangan perhiasan emas sebanyak kurang lebih  40 gram serta surat-suratnya dan KTP.
    Pihaknya sedang mencari informasi identitas pelaku dari rekaman CCTV di jalur pelarian pelaku.
    “Total kerugian Rp 32 juta. Kami sudah olah TKP, memeriksa saksi juga mencari rekaman CCTV,” kata Anwar.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengusaha Pakan Ternak di Ponorogo Buktikan KUR BRI Bisa Membuat Usaha Berkembang – Page 3

    Pengusaha Pakan Ternak di Ponorogo Buktikan KUR BRI Bisa Membuat Usaha Berkembang – Page 3

    Liputan6.com, Ponorogo – Bermodal tekad kuat dan kepercayaan pada pendanaan dari perbankan, Tommy Wavolta, warga Dukuh Jetis Desa Plancungan, Kecamatan Slahung, Ponorogo, membuktikan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI bisa menjadi jalan menuju kesuksesan. Bersama sang istri, Dwi Eli Ernawati, Tommy kini menakhodai usaha pakan ternak Dara Farm, yang mampu menyuplai kebutuhan peternak hingga ke luar daerah.

    Awal ceritanya tak selalu mulus. Pada 2018, Tommy ingin memulai usaha mandiri. Namun keterbatasan modal menjadi tembok penghalang. Kesempatan datang ketika ia mengenal KUR dari BRI. Dengan keberanian, Tommy mengajukan pinjaman dan modal itulah yang menjadi titik awal kesuksesan perjalanan bisnisnya.

    “Waktu awal saya benar-benar nggak punya modal. Padahal kepengin punya usaha sendiri, hingga akhirnya saya diperkenalkan dengan KUR BRI,” kenangnya.

    Ia semula menjalankan usaha gas elpiji yang sampai dengan saat ini masih berjalan dan peternakan ayam jawa super hingga berjalan hampir 5 tahun, sebelum melihat peluang lebih besar di sektor peternakan lainnya.

     

    Melihat peluang lainnya, tahun 2021 Tommy memutuskan beralih mengembangkan usaha peternakan kambing dimulai dari 4 ekor sebagai sarana belajar tentang perawatan kambing hingga sekarang jika ditotal mencapai hampir 60 ekor. Namun tantangan baru muncul terkait ketersediaan pakan yang memadai dan terjangkau.

    “Pelihara kambing makin banyak, pakan makin susah. Jadi saya kepikiran bikin pakan sendiri,” ujarnya.

    Bersama sang istri, Tommy mulai bereksperimen membuat pakan ternak. Bahan bakunya berasal dari limbah industri pangan seperti ampas tahu press yang mereka datangkan dari Bekasi, serta onggok atau gamblong dari Lampung dan bahan lainnya yang didatangkan dari Jawa Timur. Onggok adalah limbah pengolahan tepung tapioka yang kaya karbohidrat, cocok untuk pakan ternak.

    “Sekali datangkan onggok dari Lampung bisa sampai 35 ton, dan dalam sebulan dua kali pengiriman. Ampas tahu juga sebulan sampai 25 ton,” kata Dwi Eli Ernawati.

    Selain bahan baku tersebut, juga mendatangkan bahan pakan dari limbah produksi dari wilayah Jawa Timur hingga mencapai 20 ton perbulan. Hasil olahan Dara Farm kini menjadi andalan banyak peternak di Ponorogo, Madiun hingga Pacitan. Pakan buatan Tommy bisa digunakan untuk berbagai jenis ternak, mulai unggas, Kambing, Domba, hingga Sapi.

     

    Produksi pakan rata-rata mencapai 15 ton per bulan, yang didukung oleh dua karyawan tetap serta tenaga lepas jika volume kerja meningkat, terutama saat bongkar muat bahan baku. Tak hanya memproduksi pakan fermentasi, Tommy juga menanam rumput gajah dan hijauan pakan ternak lainnya untuk memenuhi kebutuhan hijauan, bahkan sampai bisa menjualnya untuk memenuhi permintaan dari peternak di sekitar Ponorogo. Dara Farm kini tumbuh menjadi usaha terpadu yang memanfaatkan potensi lokal sekaligus limbah pangan dari luar daerah.

    Menurut Tommy, keberhasilan usahanya tak lepas dari dukungan modal KUR BRI.

    “Tanpa KUR BRI, saya mungkin tidak bisa memulai usaha. Pinjaman itu yang membantu saya berani melangkah,” tuturnya.

    Kini Tommy tak berhenti bermimpi. Ia bercita-cita memiliki pabrik pakan ternak dengan brand sendiri agar bisa menjangkau pasar lebih luas.

    “Saya ingin punya brand pakan sendiri. Biar produk Dara Farm makin dikenal,” katanya penuh semangat.

    Kisah Tommy Wavolta menjadi bukti nyata bagaimana KUR BRI bukan sekadar pinjaman, melainkan bisa menjadi pintu menuju sukses. Dari keterbatasan modal, Tommy kini menjadi salah satu pengusaha pakan ternak yang diperhitungkan di Ponorogo dan sekitarnya.

    Pada kesempatan terpisah, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan bahwa BRI terus menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan Asta Cita guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).  Dengan semakin luas akses pembiayaan melalui KUR, semakin banyak pelaku usaha yang dapat bertumbuh, berkembang, dan berkontribusi lebih besar dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional.

    Hingga akhir Triwulan II tahun 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp83,88 triliun, atau setara 47,93% dari total alokasi KUR tahun ini sebesar Rp175 triliun. Penyaluran ini dilakukan dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan. KUR BRI terus didorong sebagai solusi keuangan bagi pengusaha UMKM untuk memperkuat kapasitas usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.

     

    (*)

  • Kisah Pengusaha Pakan Ternak dari Ponorogo Ini Buktikan KUR BRI Bisa Bikin Usaha Berkembang

    Kisah Pengusaha Pakan Ternak dari Ponorogo Ini Buktikan KUR BRI Bisa Bikin Usaha Berkembang

    FAJAR.CO.ID, PONOROGO — Bermodal tekad kuat dan kepercayaan pada pendanaan dari perbankan, Tommy Wavolta, warga Dukuh Jetis Desa Plancungan, Kecamatan Slahung, Ponorogo, membuktikan bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI bisa menjadi jalan menuju kesuksesan. Bersama sang istri, Dwi Eli Ernawati, Tommy kini menakhodai usaha pakan ternak Dara Farm, yang mampu menyuplai kebutuhan peternak hingga ke luar daerah.

    Awal ceritanya tak selalu mulus. Pada 2018, Tommy ingin memulai usaha mandiri. Namun keterbatasan modal menjadi tembok penghalang. Kesempatan datang ketika ia mengenal KUR dari BRI. Dengan keberanian, Tommy mengajukan pinjaman dan modal itulah yang menjadi titik awal kesuksesan perjalanan bisnisnya.

    “Waktu awal saya benar-benar nggak punya modal. Padahal kepengin punya usaha sendiri, hingga akhirnya saya diperkenalkan dengan KUR BRI,” kenangnya.

    Ia semula menjalankan usaha gas elpiji yang sampai dengan saat ini masih berjalan dan peternakan ayam jawa super hingga berjalan hampir 5 tahun, sebelum melihat peluang lebih besar di sektor peternakan lainnya.

    Melihat peluang lainnya, tahun 2021 Tommy memutuskan beralih mengembangkan usaha peternakan kambing dimulai dari 4 ekor sebagai sarana belajar tentang perawatan kambing hingga sekarang jika ditotal mencapai hampir 60 ekor. Namun tantangan baru muncul terkait ketersediaan pakan yang memadai dan terjangkau.

    “Pelihara kambing makin banyak, pakan makin susah. Jadi saya kepikiran bikin pakan sendiri,” ujarnya.

    Bersama sang istri, Tommy mulai bereksperimen membuat pakan ternak. Bahan bakunya berasal dari limbah industri pangan seperti ampas tahu press yang mereka datangkan dari Bekasi, serta onggok atau gamblong dari Lampung dan bahan lainnya yang didatangkan dari Jawa Timur. Onggok adalah limbah pengolahan tepung tapioka yang kaya karbohidrat, cocok untuk pakan ternak.

  • Sekolah Rakyat Lebak dibuka, tandai MPLS di 37 titik tambahan

    Sekolah Rakyat Lebak dibuka, tandai MPLS di 37 titik tambahan

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat membuka MPLS di SRMA 34 Kabupaten Lebak, Banten, Jum\\\\\\\\\\\\\\\’at (1/8/2025). Foto: Kemensos

    Sekolah Rakyat Lebak dibuka, tandai MPLS di 37 titik tambahan
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 04:59 WIB

    Elshinta.com – Sekolah Rakyat rintisan tahap 1b memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak, Banten menjadi titik awal dimulainya MPLS di 37 titik tambahan seluruh Indonesia setelah sebelumnya sekolah rakyat telah dimulai di 63 titik, demikian keterangan tertulis yang diterima Elshinta.

    Para siswa dan guru tampak semangat dan bahagia mengikuti kegiatan pembukaan MPLS yang dilaksanakan di Aula SRMA 34 Lebak. Sebanyak 100 siswa yang terbagi dalam 4 Rombongan Belajar (Rombel) hadir dalam kegiatan ini.

    “Hari ini kita memulai penyelenggaraan Sekolah Rakyat di 37 titik, ini bisa dikatakan tahap berikutnya dari 14 Juli yang lalu, 14 Juli lalu kita memulai 63 titik, sekarang kita memulai di 37 titik di bulan Agustus ini,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat membuka MPLS di SRMA 34 Kabupaten Lebak, Banten, Jum’at (1/8/2025).

    Selain di Kabupaten Lebak, dua Sekolah Rakyat di Kabupaten Ponorogo dan Kota Pasuruan juga memulai MPLS hari ini. Rencananya minggu depan akan dilanjutkan 5 titik lainnya dan pada tanggal 15 Agustus di 29 titik, sehingga total ada 37 titik.

    Tak hanya berhenti pada 100 Sekolah Rakyat rintisan yang sudah berjalan pada bulan Juli dan Agustus, pada bulan September mendatang 59 titik lain juga akan diluncurkan, sehingga total terdapat 159 sekolah rakyat yang sudah dan akan berjalan pada tahun ajaran 2025/2026.

    “Jadi ini (Sekolah Rakyat) adalah gagasan dan program prioritas dari Presiden Prabowo, ini asli dari Pak Presiden, saya hanya pembantunya, kami menteri-menteri ini hanya membantu Presiden melaksanakan apa yang menjadi gagasannya,” ujar Gus Ipul yang didampingi oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono.

    Di hadapan Gubernur Banten Andra Soni dan Bupati Lebak Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya, Gus Ipul menekankan tiga kunci memahami gagasan Presiden Prabowo terkait Sekolah Rakyat.

    “Kunci pertama adalah memuliakan wong cilik, memuliakan kaum dhuafa, memuliakan mereka yang belum terbawa dalam proses pembangunan, dan mereka yang kurang mampu, mereka yang dalam statistik disebut miskin dan miskin ekstrem,” jelasnya.

    Lewat Sekolah Rakyat, Presiden Prabowo ingin memuliakan wong cilik agar siap menjadi Generasi Emas Indonesia 2045. Sekolah Rakyat merupakan upaya memberikan jalan cepat kepada keluarga yang kurang mampu agar bisa menjadi generasi tangguh lewat pendidikan.

    Kunci kedua memahami gagasan Presiden Prabowo terkait Sekolah Rakyat yaitu menjangkau yang belum terjangkau. “Banyak saudara-saudara kita di usia sekolah baik SD, SMP, atau SMA yang putus sekolah, belum sekolah atau tidak sekolah, maupun berpotensi putus sekolah, maka itu Sekolah Rakyat ingin menjangkau yang belum terjangkau,” urainya.

    Terakhir adalah memungkinkan yang tidak mungkin, memberikan kesempatan untuk anak-anak yang ingin sekolah namun menyadari orang tuanya tidak mampu menyekolahkan anaknya, sehingga yang tidak mungkin menjadi mungkin.

    “Inilah kunci memahami Sekolah Rakyat, jadi jangan business as usual, jangan disamakan dengan sekolah-sekolah umum, kalau di tempat lain mungkin pendekatannya adalah tes akademik, tapi di sini pendekatannya adalah mereka dari keluarga yang tidak mampu, kalau dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional itu desil 1 dan 2, miskin dan miskin ekstrem,” jelasnya.

    Gus Ipul menyampaikan setelah lulus dari Sekolah Rakyat, diharapkan anak-anak menjadi terdidik, berkarakter, dan terampil. Pintar atau terdidik yang dimaksud di sini adalah mampu menggunakan akalnya dengan baik. Lalu berkarakter adalah punya jati diri, bangga dengan orang tua, dan cinta terhadap tanah air. “Itulah anak-anak kita yang berkarakter, dia pintar dan cerdas tapi juga bisa mencintai keluarganya, mencintai orang lain, dan juga mencintai negeri ini,” tuturnya.

    Selanjutnya anak-anak diharapkan mempunyai keterampilan setelah lulus dari Sekolah Rakyat. Anak-anak akan dibimbing untuk bisa mewujudkan cita-cita sesuai keterampilan yang mereka pilih. “Itu target saya pak, saya ingin lulusan Sekolah Rakyat, ada yang kuliah di luar negeri, tapi juga saya ingin lulusan Sekolah Rakyat ada yang bisa menjadi pengusaha sukses, dengan merintis usaha,” kata Gus Ipul.

    Di sela-sela sambutannya, Gus Ipul juga menyapa siswa Sekolah Rakyat. Salah satunya Komalasari yang berasal dari Desa Pagelaran, Kecamatan Melimping, Kabupaten Lebak. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Orang tuanya bekerja keras menghidupi keluarga dengan bekerja sebagai buruh bangunan.

    Komala, panggilan akrabnya, tinggal di rumah berdinding triplek dan dibangun di atas lahan orang lain. Ia terpaksa putus sekolah selama satu tahun karena keterbatasan ekonomi orang tuanya.

    “Kenapa bisa putus sekolah nak?” Tanya Gus Ipul.

    “Karena adanya ketidakmampuan ekonomi dalam rumah tanggak orang tua pak,” jawab Komala.

    Mendengar jawaban tersebut, Gus Ipul menyampaikan bahwa Komala merupakan salah satu contoh profil anak yang bersekolah di Sekolah Rakyat.

    “Inilah bapak Presiden Prabowo kita yang luar biasa ingin mengajak kita menoleh kepada saudara-saudara kita yang seperti ini,” ujarnya.

    Sekolah Rakyat menjadi harapan baru bagi Komala untuk mencapai cita-cita demi membahagiakan kedua orang tuanya. “Contoh orang semangat ini, luar biasa kayak gini, Istimewa sekali, saya bangga dengan kamu Komala, saya ingin kamu sukses beserta yang lain,” tutup Gus Ipul.

    Penulis: Hutomo Budi/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • PLN operasikan listrik pertama di Kawasan Konservasi Bandealit

    PLN operasikan listrik pertama di Kawasan Konservasi Bandealit

    Surabaya (ANTARA) – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mengoperasikan listrik pertama di kawasan konservasi Meru Betiri, Dusun Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember.

    General Manager PLN UID Jawa Timur Ahmad Mustaqir di Surabaya, Jumat, mengatakan hadirnya listrik di kawasan ini menjelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia menandai era baru akses energi berkeadilan bagi masyarakat setempat.

    “Keberhasilan penyalaan listrik di Dusun Bandealit merupakan bagian dari program perluasan jaringan PLN yang terbagi dalam tiga tahap strategis,” katanya di Surabaya, Jumat.

    Untuk tahap pertama telah sukses beroperasi penuh menghadirkan listrik ke 40 pelanggan dengan pemasangan kabel terisolasi berpilin tegangan menengah sepanjang 5.023 meter sirkuit (ms) dan jaringan tegangan rendah sepanjang 150 ms.

    Untuk tahap kedua akan menambah pembangunan jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah serta material lainnya dengan potensi melayani 125 pelanggan baru.

    Sementara tahap ketiga, akan kembali melakukan pembangunan jaringan dengan potensi melayani 65 pelanggan baru di area-area terpencil.

    Ahmad mengatakan kehadiran listrik kini membuka gerbang harapan, konektivitas dan ribuan peluang yang sebelumnya tak terjangkau serta mengubah lanskap kehidupan secara fundamental.

    Terlebih, ia mengatakan PLN percaya listrik adalah hak dasar yang akan mendorong kemajuan pendidikan, ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas hidup.

    “Momen penyalaan listrik pertama di Dusun Bandealit ini adalah bukti nyata komitmen kami untuk mewujudkan pemerataan akses energi,” ujar dia.

    PLN berkomitmen terus melistriki dusun hingga kepulauaun terluar di Jawa Timur yang belum menikmati akses listrik.

    Pada 2025, PLN memproyeksikan melistriki 125 lokasi tersebar di berbagai wilayah seperti Madura, Kediri, Situbondo, Ponorogo, Jember dan Malang.

    Warga Dusun Bandealit Agus mengatakan bersyukur yang tak terhingga setelah listrik masuk ke wilayahnya yang berada di dalam Kawasan Konservasi Taman Nasional Meru Betiri.

    “Terima kasih PLN dan Pemerintah Kabupaten Jember yang telah memberikan akses listrik di wilayah kami setelah selama ini nenek dan orang tua kami belum dapat menikmati. Semoga kedepannya dapat meningkatkan kesejahteraan wilayah kami,” kata Agus.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.