kab/kota: Ponorogo

  • HUT RI, ribuan pelajar BPS&K Jakarta ikuti karnaval budaya nusantara

    HUT RI, ribuan pelajar BPS&K Jakarta ikuti karnaval budaya nusantara

    Jakarta (ANTARA) – Ribuan pelajar SMP, SMA dan SMK dari BPS&K 2 Jakarta mengikuti karnaval budaya nusantara dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu.

    Pada karnaval yang mengusung tema “The Spirit of Youth and Diversity”, peserta menggabungkan semangat nasionalisme dan kebhinekaan yang telah terkonsep secara matang.

    “Karnaval ini akan ada penilaian dari pihak sekolah. Bagi kelompok yang juara 1 akan mendapatkan hadiah pembinaan senilai Rp10 juta ujar Ketua Yayasan BPS&K Jakarta, Tri Ratmoko di sela-sela kegiatan itu.

    Para pelajar sangat antusias untuk mengikuti karnaval ini. Total ada 2.400 peserta dari pelajar gabungan SMP, SMA dan SMK serta para guru yang ikut dalam karnaval perayaan kemerdekaan tahun ini.

    Hal itu terlihat dari semangat mereka saat mengikuti karnaval dari halaman sekolah BPS&K Jakarta di Jalan Bina Karya, Jalan H Miran, Pintu Air Malaka Sari, Jalan Raden Inten, Jalan Bojong Indah dan kembali lagi ke sekolah.

    Kegiatan karnaval pelajar ini dilakukan setiap tahun dan diharapkan dapat menjadi sarana edukasi tentang warisan budaya bangsa Indonesia dan meningkatkan rasa cinta tanah air.

    Karnaval itu dibagi menjadi beberapa kelompok tiap kelas dan memiliki tema berbeda.

    Peserta mengenakan pakaian adat dari berbagai provinsi serta menampilkan berbagai replika seperti patung ogoh-ogoh dari Bali, patung Monas dan ondel-ondel dari DKI Jakarta.

    Selain itu patung naga, replika rumah joglo Jawa Tengah, replika hanoman, pertunjukan reog Ponorogo dari Jawa Timur serta tarian daerah lainnya.

    Tak hanya itu, ada beberapa pelajar yang mengenakan baju para pejuang sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan.

    Salah satu warga yang menyaksikan karnaval itu, Fitri menyambut baik kegiatan itu agar kaum muda mempunyai jiwa nasionalisme.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) jadi Kunci Buka Akses Kawasan Pawitandirogo

    Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) jadi Kunci Buka Akses Kawasan Pawitandirogo

    Bisnis.com, JAKARTA – Sorak-sorai warga bergemuruh saat Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono tiba di lokasi Merdeka Run, Komplek Museum Reog, Ponorogo, yang masih dalam proses pembangunan.

    Jalan menuju lokasi museum itu masih berupa batu dan tanah. Derap kaki ribuan pelari saat melintas membuat debu berterbangan memenuhi udara. Antusias warga cukup tinggi untuk mengikuti hajatan Merdeka Run. Dari 2.000 kuota yang disediakan panitia, sebanyak 32.000 orang menyerbu pendaftaran secara online.

    Museum Reog diharapkan menjadi magnet baru pariwisata Ponorogo, setelah kesenian daerah itu diganjar warisan budaya tak benda oleh Unesco pada pengujung tahun lalu. Namun, lokasi wisata yang terpencil dan infrastruktur yang buruk menjadi masalah baru.

    “Saya mau di ajak ke situ [Merdeka Run] biar melihat akses jalan yang masih berbatu. Biar ada perhatian dari Menko IPK,” ujar menteri yang biasa disapa AHY tersebut dalam Sarasehan Pengembangan Kawasan Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun dan Ponorogo (Pawitandirogo) di Madiun, Jawa Timur, Jumat (22/8/2025).

    Sarasehan menjadi acara penutup rangkaian acara Paguyuban Pawitandirogo, wadah bagi diaspora dari daerah tersebut, untuk sumbangsih membangun kawasan Mataraman itu.

    Adapun rangkaian acara dimulai dengan Merdeka Run di Ponorogo pada pagi hari. Kemudian dilanjutkan peresmian bukit sampah yang disulap menjadi tempat wisata di Desa Winongo, Madiun. Selanjutnya peresmian Kopdes Merah Putih di Nambangan Lor, Madiun.

    Dalam acara sarasehan, disampaikan kawasan Pawitandirogo dalam kondisi perkembangan ekonomi yang lambat terutama karena akses terkunci. Meskipun demikian, kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lewat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

    Acara yang juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Ketua Paguyuban Pawitandirogo yang juga Sekretaris Menko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Sekjen KEK Edwin Manangsang hingga para kepala daerah dari kawasan Mataraman, mengharapkan ada sinergi ekosistem wilayah.

    Kabupaten Ngawi yang memiliki ikon kawasan industri agrowisata, Magetan identik dengan UMKM, Madiun sebagai kota jasa, Ponorogo memiliki budaya adiluhung dan Pacitan terkenal dengan pantai serta goa perlu bersinergi dalam mengembangkan kawasan.

    “Perlu ada kolaborasi untuk mengembangkan kawasan ini. Apalagi tiap daerah memiliki kekhasan tersendiri, mari kita dorong bersama-sama,” kata AHY, anak Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang sebagai penggagas Paguyuban Pawitandirogo.

    Sementara itu, Emil Dardak menambahkan bahwa kawasan Pawitandirogo memiliki kontribusi ekonomi cukup signifikan bagi Jawa Timur. Apalagi, sambungnya, jumlah penduduk di kawasan itu mencapai 4,09 juta jiwa.

    “Dari enam daerah ini rata-rata PDRB-nya Rp20 triliun. Total lebih dari Rp100 triliun. Potensinya sangat besar dengan jumlah penduduk sebanyak itu,” ujarnya.

    Menurutnya, pemerintah provinsi terus mengembangkan akses ke kawasan Pawitandirogo itu. “Kami mau melakukan reaktivasi jalur kereta Madiun-Ponorogo yang mencapai Slahung. Ini sudah mendekati Pacitan.”

    Perlu Dukungan Pusat

    Kawasan Pawitandirogo ini memiliki luas lebih dari 6.000 km2, dengan sebagian besar wilayah berada di posisi geografis yang ‘kurang strategis’ karena berada di tengah pulau (land-lock), kecuali Pacitan di pinggir laut selatan, dan beberapa kabupaten tidak berada di jalur logistik utama Pulau Jawa, hanya Madiun dan Ngawi yang dilewati Tol Trans Jawa.

    Susiwijono menyampaikan dengan karakteristik seperti itu, pilihan terbaik adalah mengoptimalkan sektor pariwisata. Apalagi kawasan Pawitandirogo memiliki  banyak destinasi wisata, tetapi perlu infrastruktur dan integrasi destinasi.

    “Perlu dukungan infrastruktur dan konektivitas antar destinasi wisata, dan perlu integrasi antar lokasi wisata sehingga bisa lebih menarik wisatawan,” ujarnya.

    Selain itu, sambungnya, perlu dukungan program dan event dari pemerintah pusat untuk pengembangan destinasi wisata yang berkelanjutan, seperti program kegiatan dari Kementerian Pariwisata, untuk menjaga agar obyek wisata tetap hidup dan berkegiatan.

    “Perlu dukungan adanya event-event bertaraf nasional dan global yang bisa masuk di KEN [Karisma Event Nusantara] di Kementerian Pariwisata.”

    Dia menambahkan kawasan khusus juga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi, seperti KEK di Gresik dan di Singhasari. Hal itu dapat mendorong perekonomian daerah dan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru.

    Sependapat dengan Susiwijono, Edwin Manangsang menyampaikan bahwa kawasan ekonomi khusus bakal mendapatkan keringanan fasilitas fiskal dan non-fiskal dari pemerintah, sehingga mempunyai daya saing untuk menarik investasi.

    “Perlu dikembangkan juga kawasan khusus yang tidak hanya berbasis industri, tetapi bisa sektor jasa pariwisata, saya tantang kepala daerah di sini untuk mewujudkan itu,” ujarnya.

  • Jual Rokok Ilegal, Seorang Pemuda di Madiun Didenda Rp 326 Juta
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 Agustus 2025

    Jual Rokok Ilegal, Seorang Pemuda di Madiun Didenda Rp 326 Juta Surabaya 21 Agustus 2025

    Jual Rokok Ilegal, Seorang Pemuda di Madiun Didenda Rp 326 Juta
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Tertangkap basah menjual rokok ilegal, seorang pemuda berinisial RA (22) harus membayar denda kepada negara hingga Rp 326 juta.
    Sanksi pembayaran denda diberlakukan setelah Tim Bea Cukai Madiun menggerebek rumah milik RA (22), oknum pesilat salah satu perguruan pencak silat yang berada di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
    Kepala Kantor Bea Cukai Madiun, P Dwi Jogyastara yang dikonfirmasi Kamis (21/8/2025) membenarkan penangkapan RA beserta ratusan ribu batang rokok ilegal.
    Selain menangkap RA, tim juga menyita ratusan ribu batang rokok ilegal yang dikemas dalam berbagai merek rokok tanpa pita cukai.
    “Kami bersama Denpom berhasil mengamankan satu orang pelaku yang menjual rokok ilegal dengan inisial RA (22) dengan barang hasil penindakan sejumlah 144.200 batang pada Jumat (15/8/2025). Potensi kerugian negara dalam kasus ini sebesar Rp 141.133.091. Pemuda ini dikenakan sanksi administratif dengan membayar denda sebesar tiga kali nilai cukai yakni uang sebesar Rp 326.521.200,” kata Dwi.
    Dwi mengatakan, timnya menemukan bukti permulaan yang cukup adanya dugaan tindak pidana berdasarkan Pasal 54 dan/atau Pasal 56 Undang-undang Cukai.
    Atas pelanggaran tersebut, RA mengajukan permohonan penyelesaian perkara berupa tidak dilakukan penyidikan atau melalui mekanisme ultimatum remidium.
    “Pemuda berinisial RA itu telah menyetorkan uang denda sebesar Rp 326.521.200 ke rekening negara,” kata Dwi.
    Ia mengatakan, proses penyelesaian melalui mekanisme ultimum remidium sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-237/PMK.04/2022 tentang Penelitian Dugaan Pelanggaran di Bidang Cukai.
    Dwi mengungkapkan, prinsip ultimum remedium diterbitkan untuk mengatasi pelanggaran di bidang cukai dan memberikan efek jera. Bentuknya, melalui penerapan sanksi administratif berupa denda agar pelaku tidak mengulangi perbuatan pidana.
    Untuk mencegah rokok ilegal, Dwi menyatakan timnya rutin melakukan operasi dan patroli pada daerah-daerah yang rawan peredaran rokok ilegal di wilayah pengawasan Bea Cukai Madiun.
    Daerah yang diawasi yakni Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Pacitan.
    Ia mengatakan, tahun 2025 hingga 20 Agustus 2025, tim Bea Cukai Madiun sudah melakukan penindakan 56 kali. Dari penindakan itu disita 4.361.224 batang rokok dan 21 liter miras ilegal.
    “Potensi kerugian negara sebesar Rp 4.193.738.635,” kata Dwi.
    Ia menambahkan, capaian itu hasil kerja sama lintas sektoral antara Bea Cukai Madiun, pemerintah daerah dan aparat penegak hukum.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tanpa Kenaikan PBB-P2 Sejak 2023, Pemkab Ponorogo Klaim PAD dari Pajak Tetap Naik
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 Agustus 2025

    Tanpa Kenaikan PBB-P2 Sejak 2023, Pemkab Ponorogo Klaim PAD dari Pajak Tetap Naik Surabaya 19 Agustus 2025

    Tanpa Kenaikan PBB-P2 Sejak 2023, Pemkab Ponorogo Klaim PAD dari Pajak Tetap Naik
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Pemkab Ponorogo, Jawa Timur mencatat kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak meski sejak 2023 tidak pernah menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
    Kepala Badan Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Ponorogo, Sumarno mengatakan, pada tahun 2024, realisasi PBB-P2 Ponorogo tembus Rp 50 miliar dari target Rp 47 miliar.
    “Hingga Agustus ini, realisasi PBB P2 Ponorogo mencapai Rp 36 miliar dari target Rp 48 miliar untuk 2025. Sejak saya menjabat sebagai kepala BPPKAD (Januari 2023), belum sekalipun ada kenaikan PBB P2 di Ponorogo,” ujarnya ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/8/2025).
    Sumarno mengatakan, kenaikan PAD dari sektor pajak tanpa menaikkan nilai Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) karena adanya dorongan dari pemerintah daerah terhadap wajib pajak yang menunggak.
    Pemerintah daerah juga mengapresiasi wajib pajak melalui Pajak Ekstravaganza.
    Melalui program itu, puluhan ribu wajib pajak yang telah melunasi pajak mereka berhak atas kupon undian untuk mendapatkan hadiah berupa mobil, sepeda motor, televisi,
    handphone,
    tabungan, sepeda, serta beragam
    door prize
    .
    “Ada apresiasi dari daerah untuk warga yang taat pajak, salah satunya Pajak Ekstravaganza yang diadakan setiap tahun, jadi bisa meningkatkan semangat masyarakat. Yang nunggak itu kami dorong untuk melunasi dan tertib pajak sehingga pendapatan PBB P2 daerah bisa terkejar,” katanya. 
    Tersedianya layanan digital sehingga masyarakat tidak perlu antre di kantor kas pajak daerah, menurut Sumarno, turut meningkatkan kesadaran warga untuk membayar pajak mereka.
    Penghitungan PBB-P2 mengacu pada Perda 10/2020 tentang Pajak Daerah, yaitu faktor seperti luasan lahan, jenis peruntukan, hingga nilai jual obyek pajak (NJOP) setiap tanah.
    “Pembayaran dapat melalui mobile banking, kantor pos, atau bank terdekat, atau toko ritel berjaringan,” ucap Sumarno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menjaga nyala api kemerdekaan dari desa hingga dunia

    Menjaga nyala api kemerdekaan dari desa hingga dunia

    Jakarta (ANTARA) – Agustus selalu menjadi bulan yang sarat makna bagi bangsa Indonesia. Tak sekadar pengingat sejarah perjuangan bangsa, momentum ini adalah upaya menjaga api semangat perjuangan dan pengorbanan kolektif bangsa agar terus berkobar, tumbuh menjadi terang, sejahtera, dan maju.

    Presiden Prabowo Subianto, dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (15/8), mengarahkan makna kemerdekaan sejati adalah saat tiga tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 benar-benar terwujud, yakni memakmurkan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berperan aktif dalam perdamaian dunia.

    Terkait mewujudkan kemakmuran, pemerintah terus berupaya menjaga laju kebijakan di arah yang tepat, salah satunya dengan menghadirkan program-program prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Hingga semester I 2025, lebih dari 5 juta rakyat telah menikmati Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan realisasi Rp5 triliun, melalui 1.863 dapur umum. Target penerima manfaat ditingkatkan hingga 82,9 juta orang melalui 30 ribu dapur umum, guna mendukung kesehatan, pendidikan, pengentasan stunting, sekaligus membuka lapangan kerja baru.

    Di sektor pendidikan, inisiatif Sekolah Rakyat hadir sebagai terobosan untuk memberikan akses pendidikan layak bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera. APBN menyalurkan Rp327,1 miliar, dengan tujuan menekan angka 3 juta anak Indonesia yang tidak bersekolah akibat hambatan ekonomi.

    Pertumbuhan ekonomi nasional juga menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (yoy) pada triwulan II 2025, ditopang konsumsi domestik yang solid, investasi yang melonjak 6,99 persen (tertinggi sejak 2021), serta ekspor barang dan jasa yang tumbuh 10,67 persen (yoy).

    APBN berkontribusi besar menjaga daya beli masyarakat melalui stimulus, seperti diskon transportasi, bantuan sosial atau bansos, hingga subsidi upah.

    Untuk pemenuhan kebutuhan papan, program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah menyalurkan Rp18,8 triliun bagi 115 ribu unit rumah pada semester I 2025, dengan target 350 ribu rumah subsidi pada akhir tahun.

    Program ini ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar memiliki rumah layak, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan.

    Di bidang kesehatan, alokasi APBN mencapai Rp218,5 triliun, dengan fokus memperluas akses layanan, hingga pelosok. Program Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) dijalankan secara rutin untuk balita, remaja, usia subur, hingga lansia, sehingga masyarakat terpencil tetap terlayani kebutuhan kesehatannya.

    Pemerintah juga memperkuat ekonomi desa melalui Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Hingga Juli 2025, sudah terbentuk lebih dari 80 ribu KDMP yang berperan menurunkan harga kebutuhan pokok, meningkatkan nilai tukar petani, memperluas partisipasi kelompok rentan, serta diproyeksikan menciptakan hingga 2 juta lapangan kerja baru.

    Selain itu, perhatian khusus diberikan kepada anak-anak yatim piatu melalui Program ATENSI YAPI, yang hingga Juni 2025 telah menjangkau 134.718 penerima manfaat dengan realisasi anggaran Rp354,09 miliar.

    Delapan dekade

    Setiap tahun, semangat kemerdekaan terus bergema dari Sabang sampai Merauke, dari desa kecil di pedalaman, hingga pusat-pusat kota besar.

    Perjalanan delapan dekade bukanlah waktu yang singkat. Indonesia telah melewati berbagai dinamika: masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan, pembangunan pasca-kolonial, hingga menghadapi tantangan globalisasi abad ke-21.

    Presiden Prabowo Subianto menyebut leluhur dan orang tua kita, pernah dijajah, pernah diperbudak, pernah diperlakukan lebih rendah dari binatang.

    Momentum 80 tahun kemerdekaan menjadi refleksi kolektif tentang betapa pentingnya persatuan dan nasionalisme sebagai fondasi bangsa.

    Pemerintah, melalui Kementerian Sekretariat Negara telah menetapkan tema besar perayaan hari kemerdekaan tahun 2025 ini, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Tema ini tidak hanya menggaungkan visi besar bangsa, tetapi juga mengikat masyarakat untuk menghayati nilai-nilai sejati kemerdekaan.

    Presiden Prabowo mengapresiasi seluruh presiden terdahulu atas perjuangan dan dedikasi mereka membangun bangsa.

    Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 merupakan hasil perjuangan panjang dan penuh pengorbanan. Setelah proklamasi, bangsa Indonesia masih harus berjuang selama lima tahun melalui perlawanan bersenjata dan diplomasi, hingga kedaulatan diakui pada 1949.

    Pemerintah menghormati seluruh pemimpin bangsa, mulai dari presiden pertama, hingga ketujuh, yang telah bekerja keras mewujudkan cita-cita kemerdekaan, yakni terbangunnya negara yang adil dan makmur.

    Kepala negara juga menguraikan kontribusi masing-masing presiden. Sukarno dikenang sebagai pemimpin yang mempersatukan bangsa serta berhasil mengintegrasikan Irian Barat (Papua).

    Soeharto dinilai meletakkan dasar industrialisasi dan menurunkan angka kemiskinan ekstrem. B.J. Habibie dianggap menjaga stabilitas ekonomi di tengah krisis 1998, sekaligus memperkenalkan teknologi tinggi.

    Kontribusi KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dipandang penting dalam memperkokoh kerukunan antarsuku, agama, dan ras. Megawati Soekarnoputri diakui perannya dalam memulihkan ekonomi pasca-krisis serta menginisiasi pemilihan umum langsung pertama.

    Susilo Bambang Yudhoyono diapresiasi atas penyelesaian konflik Aceh dan kemampuannya menghadapi krisis keuangan global 2008. Sementara Joko Widodo disebut meninggalkan warisan besar melalui pembangunan infrastruktur strategis, penanganan pandemi COVID-19, serta perintisan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan.

    Presiden menilai seluruh pemimpin terdahulu bersama pemerintahan yang mereka pimpin telah berupaya membawa Indonesia semakin dekat pada cita-cita kemerdekaan, yaitu menjadi negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

    Bagi pemerintah, kemerdekaan sejati tidak hanya berarti terbebas dari penjajahan, melainkan juga dari kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan.

    Karena itu, perlu ditekankan mengenai pentingnya kedaulatan ekonomi dan ketahanan pangan sebagai kunci utama. Indonesia telah dianugerahi sumber daya melimpah, sehingga tantangan utama adalah menjaga, sekaligus mengelolanya secara tepat agar cita-cita kemerdekaan dapat segera terwujud.

    Semarak di Ibu Kota

    Jakarta, sebagai pusat pemerintahan, menjadi denyut utama semarak Bulan Kemerdekaan 2025. Rangkaian kegiatan dimulai sejak akhir Juli, dengan pemasangan umbul-umbul, bendera merah putih, dan lampu-lampu hias di sepanjang jalan protokol.

    Gedung-gedung pemerintahan, pusat perbelanjaan, hingga gang dan rumah-rumah warga serentak mengibarkan Sang Merah Putih.

    Puncak perhatian tentu tertuju pada Kirab Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi dari Monumen Nasional menuju Istana Merdeka pada 17 Agustus pagi.

    Ribuan orang tumpah ruah menyaksikan iring-iringan ini, lengkap dengan atraksi pasukan berkuda, marching band, pasukan berseragam tradisional, hingga parade kebudayaan dari berbagai provinsi.

    Kehadiran Presiden Prabowo Subianto beserta sejumlah mantan dan keluarga presiden menambah khidmat momen bersejarah pengibaran dan penurunan Sang Saka Merah Putih di halaman Istana Merdeka, Jakarta.

    Malam harinya, langit Jakarta dipenuhi kembang api raksasa yang dipusatkan di Monas. Suasana Monas semarak dengan “Karnaval Bersatu” yang menampilkan 32 kendaraan hias dari berbagai kementerian dan lembaga.

    Parade ini menghadirkan gemerlap cahaya, musik, serta antusiasme masyarakat, sekaligus memamerkan capaian pembangunan dan semangat kolaborasi.

    Kementerian Kelautan Perikanan dan Kementerian Pertanian menonjolkan simbol swasembada pangan, Kemendagri menampilkan konsep tiga dimensi tentang penyelenggaraan pemerintahan, sementara Kemlu mengusung pilar diplomasi Indonesia di ASEAN hingga PBB.

    Karnaval ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana mendekatkan capaian pembangunan dan visi Presiden Prabowo Subianto kepada masyarakat.

    Semangat

    Tidak hanya di ibu kota, semarak nasionalisme juga berdenyut, hingga ke pelosok negeri. Di pinggiran kota dan desa-desa, warga menggelar lomba khas 17 Agustusan, mulai dari panjat pinang, balap karung, tarik tambang, hingga makan kerupuk sebagai simbol kebersamaan dan kegembiraan rakyat dalam merayakan kemerdekaan.

    Di kota-kota besar, kreativitas masyarakat semakin beragam. Di Kota Bekasi digelar lomba tangkap bebek dan belut, hingga parade budaya Nusantara yang melibatkan ribuan pelajar dengan pakaian adat.

    Yogyakarta, menjadi pusat perayaan budaya, seni, dan kemerdekaan yang ditandai dengan “Yogyakarta International Dance Carnival” di Titik Nol Kilometer yang menampilkan tarian dari delapan negara dan berbagai provinsi yang dirangkai dengan Upacara Pengibaran Bendera di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

    Siangnya, “Jogja Fashion Carnival” meramaikan Jalan Malioboro dengan parade busana tradisi dan inovasi, dilanjutkan Pentas Musikan Kamardikan di Keraton Yogyakarta yang mempersembahkan peragaan busana prajurit diiringi “gending” Jawa.

    Di ujung timur Indonesia, Kampung Biha, Distrik Makimi, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, digelar berbagai kegiatan seni budaya dan perlombaan tradisional, pada Senin (18/8).

    Perayaan HUT ke-80 RI di Kampung Biha dimeriahkan dengan pementasan seni tradisi, seperti Reog Ponorogo, Kuda Lumping, dan Tari Wesisi, disertai aneka lomba rakyat untuk pelajar dari tingkat PAUD hingga SMP.

    Panitia lomba menyatakan bahwa perayaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum syukur dan refleksi untuk mewariskan semangat kemerdekaan kepada generasi muda.

    Bulan Kemerdekaan 2025 juga menjadi ruang ekspresi generasi muda. Melalui platform digital, mereka menggelorakan nasionalisme dalam bentuk konten kreatif, seperti film animasi, ilustrasi digital, hingga lagu bertema perjuangan.

    Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mengadakan diskusi kebangsaan, lomba esai sejarah, serta aksi sosial, berupa donor darah dan bakti lingkungan. Semua itu menunjukkan bahwa semangat nasionalisme, bukan hanya milik generasi tua, tetapi terus diwariskan secara dinamis kepada anak muda.

    Semarak Bulan Kemerdekaan juga menjalar hingga ke kancah internasional. Kedutaan besar dan konsulat Indonesia di berbagai negara menggelar upacara bendera, pameran budaya, serta festival kuliner Nusantara.

    KJRI Frankfurt menggelar upacara yang dihadiri ASN, TNI, diaspora, serta masyarakat Indonesia. Acting Konsul Jenderal Toary C.F Worang menyoroti capaian diplomasi dan pembangunan Indonesia, sekaligus menyerahkan penghargaan kepada pegiat budaya serta anggota Paskibra dan pegawai terbaik.

    Acara dilanjutkan dengan Bazaar Kuliner Nusantara, menutup rangkaian perayaan sejak 9 Agustus yang juga menghadirkan fun walk, senam, seni budaya, dan kuliner.

    Perayaan ini menjadi simbol persaudaraan diaspora Indonesia di enam negara bagian di wilayah kerja KJRI Frankfurt yang dihuni sekitar 17 ribu WNI.

    Ketika kembang api meriah menghiasi langit malam pada 17 Agustus 2025, jutaan pasang mata menatap ke atas dengan rasa haru. 80 tahun lalu, bangsa ini menentang penjajahan.

    Kini, semarak Bulan Kemerdekaan menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak pernah berhenti. Nasionalisme harus terus hidup dalam dada setiap insan Indonesia, agar cita-cita “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” dapat benar-benar terwujud.

    Di tengah perayaan kemerdekaan itu, Indonesia tetap menunjukkan keberpihakannya pada isu mendasar bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Pada momentum Agustus tahun ini, Indonesia, melalui TNI, mengirimkan bantuan untuk masyarakat di Gaza, Palestina.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pengunjung TMII selama pekan kemerdekaan tembus 20 ribu per hari

    Pengunjung TMII selama pekan kemerdekaan tembus 20 ribu per hari

    Arsip foto – Pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. (ANTARA/Siti Nurhaliza/pri).

    Pengunjung TMII selama pekan kemerdekaan tembus 20 ribu per hari
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 19 Agustus 2025 – 13:49 WIB

    Elshinta.com – Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, mencatat jumlah pengunjung selama pekan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan RI mencapai rata-rata 20 ribu orang per hari.

    “Selama pekan kemerdekaan HUT ke-80 RI ini rata-rata per hari 20 ribu pengunjung di TMII,” kata Kepala Departemen Hubungan Pemangku Kepentingan TMII Ken Elsa saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebut TMII masih menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat untuk merayakan momen HUT Kemerdekaan RI.

    Lonjakan pengunjung itu dipicu beragam acara bertema kemerdekaan yang digelar, mulai dari parade budaya, lomba rakyat, hingga pertunjukan musik.

    “Saat 17 Agustus 2025, kami ada beragam lomba terbuka untuk seluruh pengunjung. Itu menjadi daya tarik TMII sehingga menjadi ramai dan seru,” ujar Elsa.

    Rangkaian lomba terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu kategori dewasa kelompok dengan lomba tarik tambang perempuan dan laki-laki, estafet tepung, balon air, lompat suit, dan panjat pinang.

    Lalu, kategori dewasa perorangan dengan lomba balap karung dan makan kerupuk.

    Ada pula kategori anak-anak kelompok dengan lomba bakiak dan estafet karung. Sementara pada kategori anak-anak perorangan terdapat lomba memasukkan pensil ke dalam botol, membawa kelereng dengan sendok, cantol caping, dan makan kerupuk.

    “Pendaftaran langsung datang ke lokasi, semua lomba Alhamdulillah ramai pendaftar. Tapi peminat terbanyak dan paling seru lomba panjat pinang dan tarik tambang,” ucap Elsa.

    Selain lomba, TMII juga menggelar acara lain, seperti kuliner Nusantara, pesta rakyat Nusantara, musik pangling band dan Nusantara, penampilan air mancur Tirta Menari, dan Reog Ponorogo.

    “Kita juga ada program tiket khusus selama Agustus, bagi yang namanya ada unsur ‘Agus’ gratis tiket masuk. Lalu selama periode kedatangan 17-18 Agustus ada tiket Merdeka Seru hanya bayar Rp17 ribu saja,” jelas Elsa.

    Lebih lanjut, dia mengatakan HUT RI selalu menjadi momen spesial bagi TMII. Antusiasme masyarakat tahun ini juga meningkat signifikan dibandingkan hari biasanya.

    Bahkan, pengunjung yang datang tidak hanya dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), tetapi juga dari berbagai daerah lain.

    Sejumlah wahana, seperti anjungan daerah, museum, serta area rekreasi keluarga menjadi lokasi favorit yang ramai dikunjungi.

    “Target kami, selama periode kemerdekaan mencapai angka 60 ribu pengunjung,” tutur Elsa.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak pengelola TMII masih mendata total jumlah pengunjung selama libur periode kemerdekaan yakni 16-18 Agustus 2025.

    Sumber : Antara

  • Sosok Siswanto, Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera Karena Tali Pengerek Macet: Nekat Saja…
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 Agustus 2025

    Sosok Siswanto, Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera Karena Tali Pengerek Macet: Nekat Saja… Surabaya 19 Agustus 2025

    Sosok Siswanto, Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera Karena Tali Pengerek Macet: Nekat Saja…
    Editor
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Akhirnya terungkap sosok asli petugas pengibar bendera di Ponorogo, Jawa Timur, yang viral panjat tiang bendera saat talinya macet.
    Dia adalah Siswanto, warga Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
    Siswanto diketahui menekuni 3 profesi sekaligus.
    Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Minggu (17/8), berlangsung penuh haru dan tegang.
    Momen yang seharusnya khidmat sejenak berubah riuh ketika tali pengerek Bendera Merah Putih tiba-tiba macet di tengah prosesi.
    Dalam video berdurasi singkat yang beredar luas di media sosial, seorang pemuda dengan kemeja putih dan celana kain hitam terlihat nekat memanjat tiang setinggi delapan meter.
    Aksi heroiknya sontak membuat warga bersorak sekaligus khawatir.
    Pemuda tersebut belakangan diketahui bernama Siswanto, petugas pengibar bendera di desa setempat.
    Siswanto merupakan seorang petani dan peternak yang juga sopir mobil ambulans desa milik Pemerintah Desa (Pemdes) Wagir Kidul.
    Siswanto berkisah bahwa kejadian saat tengah-tengah mengibarkan bendera.
    “Terjadi bendera ditarik gak bisa naik. Talinya macet,” tutur Siswanto, Senin (18/8/2025).
    Dia mengaku awalnya gugup.
    Apalagi kejadian macetnya tali, saat dia menjadi petugas pengibar bendera.
    Pun selama puluhan hidup dirinya baru kali ini menjari petugas pengibar bendera.
    “Saya gugup banget pas tali macet tidak bisa terkerek,” kata Siswanto.
    Namun karena bertanggung jawab, Siswanto nekat memanjat tiang bendera.
    Padahal dia tidak lihai dalam memanjat.
    Keberanian itu muncul karena Siswanto merasa bertanggungjawab.
    “Saya gugup tetapi punya tanggung jawab. Berani gak berani tetapi akhirnya nekat memanjat. Takut-takut gimana gitu,” paparnya.
    Dia mengaku sejatinya sudah berlatih menjadi pengibar bendera selama 3 hari.
    Selama berlatih menjadi petugas pengibar bendera, tidak ada kendala.
    “Informasi awal upacara kan di Kecamatan. Nah 3 hari sebelum upacara kemerdekaan diberikan informasi bahwa upacara dipindah ke desa-desa,” tegasnya.
    Hingga, upacara perayaan kemerdekaan juga digelar di halaman Balai Desa Wagir Kidul.
    Dia pun didapuk menjadi petugas pengibar bendera.
    “Waktu gladi atau latihan lancar-lancar. Hingga hari H malah ada insiden. Tapi ini amanah kan, makanya kami bertanggung jawab,” pungkasnya.
    Aksi heroik pemuda memanjat tiang bendera di Desa Wagir Kidul Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo viral di berbagai platform media sosial, Minggu (17/8/2025).
    Dalam video berdurasi beberapa detik, pemuda tersebut menggunakan kemeja putih dan celana kain hitam.
    Aksi heroik itu kemudian viral dan menjadi buah bibir di Kabupaten Ponorogo, Jatim.
    Usut punya usut pemuda tang memanjat adalah petugas pengibar bendera di desa setempat.
    Aksi itu dilakukan lantaran tali pengerek macet.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Sosok Asli Siswanto, Petugas Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia Megapolitan 18 Agustus 2025

    Meriahnya Perayaan Kemerdekaan di TMII Bikin Wisatawan Asing Merasa Dekat dengan Indonesia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan asing yang tengah berkunjung ke Jakarta.
    Salah satunya adalah Greg, turis asal Amerika Serikat, yang tengah menikmati liburannya di Indonesia selama satu pekan terakhir.
    Greg mengaku terpesona dengan kemeriahan perayaan, terutama antusiasme warga dalam mengikuti berbagai rangkaian acara.
    “Saya sangat kagum dan ini membuat saya teringat dengan negara asal saya, karena kami juga selalu merayakan hari kemerdekaan setiap tahunnya,” ujarnya kepada
    Kompas.com.
    Menurut Greg, kemiripan tradisi perayaan kemerdekaan di Indonesia dengan di negaranya membuatnya merasa lebih dekat dengan budaya lokal.
    “Seperti ada kedekatan tersendiri antara tradisi di negara saya dengan Indonesia,” tambahnya.
    Kedekatan ini pun menjadi motivasi bagi Greg untuk mempelajari lebih dalam kebudayaan Indonesia selama liburannya.
    Salah satu pengalaman yang menarik baginya adalah kunjungan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, destinasi wisata edukasi kebudayaan.
    Di TMII, Greg menyaksikan pertunjukan Reog Ponorogo di depan Gedung Sasono Langen Budoyo pada Senin (18/8/2025). Ia menyatakan kagum pada kesenian yang baru pertama kali ia saksikan.
    “Pentasnya sangat bagus. Saya sangat menyukai bagaimana pertunjukan ini menghibur dengan menampilkan budaya dan kisah-kisah sejarah juga,” ucapnya.
    TMII sendiri selama libur panjang HUT ke-80 RI menyajikan berbagai rangkaian acara bertema kemerdekaan, mulai dari pertunjukan seni, karnaval budaya, pesta kuliner daerah, hingga lomba-lomba khas 17 Agustusan.
    Tidak hanya warga lokal, wisatawan asing seperti Greg pun turut merasakan kemeriahan din lokasi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton Megapolitan 18 Agustus 2025

    Reog Ponorogo Tampil di TMII, Hiburan Sekaligus Nostalgia bagi Penonton
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Sorak sorai penonton mengiringi pertunjukan Reog Ponorogo yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (18/8/2025).
    Kesenian tradisional Warisan Budaya Takbenda UNESCO ini tampil memukau dengan tarian khas dan iringan musik tradisional.
    Pertunjukan ini menjadi suguhan istimewa menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Pertunjukan berlangsung di depan Sasono Langen Budoyo dan menarik perhatian ratusan penonton.
    Hilda (30), warga Ponorogo yang kini tinggal di Jakarta Selatan, tampak antusias menyaksikan pertunjukan bersama suami dan anaknya.

    Ngobatin
    kangen juga, kebetulan sudah lama tidak pernah lihat Reog Ponorogo, karena lahir di Ponorogo kemudian besar di Jakarta,” tutur Hilda saat ditemui di lokasi.
    Ia rela berdiri di tengah kerumunan demi menikmati pertunjukan yang mengingatkannya pada kampung halaman.
    Hilda menambahkan, hadir di TMII juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan kesenian tradisional ini kepada anak-anaknya. Ia berharap generasi muda tidak melupakan warisan budaya leluhur.
    “Sengaja datang ke sini buat nonton Reog Ponorogo, karena memang jarang ada untuk pentas seni Reog Ponorogo,” ujarnya.
    Selain warga lokal, pertunjukan Reog Ponorogo juga menarik perhatian wisatawan mancanegara. Greg, turis asal Amerika Serikat, tak henti merekam jalannya pertunjukan.
    “Budaya yang dipentaskan sangat bagus. Saya menyukai jalan ceritanya yang bertemakan tentang budaya dan sejarah,” ucap Greg.
    Ia mengaku terpesona dengan kisah di balik pertunjukan tersebut dan ingin mencari tahu lebih mendalam mengenai kesenian Reog.
    “Tapi itu terlihat seperti kisah yang sangat menarik. Sejarah, budaya, saya sangat enjoy,” tambahnya.
    Pertunjukan ini menjadi momen penting untuk melestarikan kesenian tradisional sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda dan wisatawan dari berbagai negara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Petugas Pengibar Bendera di Ponorogo Panjat Tiang Bendera Ketika Tali Pengerek Macet
                        Surabaya

    1 Petugas Pengibar Bendera di Ponorogo Panjat Tiang Bendera Ketika Tali Pengerek Macet Surabaya

    Petugas Pengibar Bendera di Ponorogo Panjat Tiang Bendera Ketika Tali Pengerek Macet
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Minggu (17/8), berlangsung penuh haru dan tegang.
    Momen yang seharusnya khidmat sejenak berubah riuh ketika tali pengerek Bendera Merah Putih tiba-tiba macet di tengah prosesi.
    Dalam video berdurasi singkat yang beredar luas di media sosial, seorang pemuda dengan kemeja putih dan celana kain hitam terlihat nekat memanjat tiang setinggi delapan meter.
    Aksi heroiknya sontak membuat warga bersorak sekaligus khawatir.
    Pemuda tersebut belakangan diketahui bernama Siswanto, petugas pengibar bendera di desa setempat.
    Tindakannya dilakukan spontan, tanpa aba-aba, setelah tali pengerek tersangkut di bagian atas tiang.
    “Mas Siswanto namanya mbak. Dia itu petugas pengibar bendera,” ujar Kepala Desa Wagir Kidul, Suhariyanto, Senin (18/8/2025).
    Suhariyanto menceritakan, upacara awalnya berjalan lancar.
    Namun ketika pengibaran, bendera hanya naik setengah tiang lalu terhenti.
    Para peserta mulai panik.
    “Baru saja dikibarkan, tiba-tiba macet. Peserta upacara panik karena bendera Merah Putih-nya tidak naik-naik,” jelasnya.
    Tanpa berpikir panjang, Siswanto segera melepas sepatu dan kaus kakinya.
    Dengan tangan kosong, ia memanjat tiang setinggi delapan meter.
    Suasana hening seketika berubah menjadi deg-degan.
    “Saya yang jadi inspektur upacara juga kaget. Deg-degan juga. Soalnya saya tahu dia tidak punya keahlian khusus memanjat,” tambah Suhariyanto.
    Meski penuh risiko, aksi Siswanto berhasil.
    Ia membetulkan tali yang macet, lalu memastikan bendera kembali bisa berkibar dengan sempurna di Balai Desa Wagir Kidul.
    “Alhamdulillah setelah Siswanto benerin tali, semua berjalan lancar,” kata Suhariyanto.
    Dihubungi melalui telepon, Siswanto mengatakan, aksi memanjat tiang bendera tersebut semata-mata bentuk tanggung jawab sebagai petugas pengibar bendera pusaka.
    Dia mengaku spontan melakukan aksi tersebut.
    “Lebih kerasa tanggung jawab sih. Kan tugas saya. Walaupun tidak ahli manjat, ya nekat saja,” ujar Siswanto singkat.
    Kini, video keberanian Siswanto terus dibagikan warganet dan menuai pujian.
    Baginya, bendera Merah Putih harus tetap berkibar, apa pun yang terjadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.