Festival Kota Lama Semarang Kembali Digelar, Hadirkan Ragam Seni hingga Kuliner Nusantara
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang kembali menggelar Festival Kota Lama (FKL) Semarang pada 6–14 September 2025 dengan mengusung tema “Color of Unity” yang menghadirkan beragam
event
menarik.
Tema tersebut menegaskan bahwa festival kali ini mengangkat semangat persatuan dalam keberagaman melalui seni, budaya, musik, kuliner, serta pertunjukan internasional yang menghidupkan kawasan Kota Lama sebagai warisan budaya dunia.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng meyakini bahwa FKL 2025 akan berlangsung lebih semarak dan berkesan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Festival Kota Lama selalu jadi momen seru yang dinanti setiap tahun. Saya yakin tahun ini acaranya semakin lengkap dan meriah. Jadi, saya ajak warga Kota Semarang dan siapa pun dari luar kota untuk hadir, merasakan sendiri
vibes
Kota Lama yang hidup dengan beragam pertunjukan,” ujar Agustina.
Ia juga menegaskan bahwa FKL 2025 hadir dengan rangkaian acara yang lebih kaya dan variatif.
FKL 2025 rencananya akan dibuka pada Senin (8/9/2025). Upacara pembukaan atau
opening ceremony
akan berlangsung di Laroka Theater, kawasan Kota Lama Semarang.
Acara akan dibuka dengan pertunjukan orkestra megah yang menghadirkan harmoni musik klasik modern berpadu tata cahaya dalam nuansa bangunan bersejarah.
Pada hari berikutnya, Kota Lama Orchestra di Gereja Blenduk akan memberikan pengalaman mendengarkan musik klasik dalam kubah megah dengan arsitektur khas Eropa abad ke-18.
Selanjutnya, pada Rabu (10/9/2025), akan digelar Jazz Kota Lama di Laroka Theater yang menampilkan musisi nasional, seperti Soegiband dan musisi Parradice dari Belanda.
Rangkaian FKL 2025 akan semakin meriah dengan hadirnya Fiesta Folklore Nusantara di Plataran Marba Jalan Letjen Suprapto yang menampilkan parade kesenian dari Korea, Jepang, Yogyakarta, Minang, Bugis, Kudus, hingga Reog Ponorogo pada Kamis (11/9/2025).
Kemudian, pada 11-14 September 2025, akan ada dua pameran spesial di Gedung Oudetrap.
Pertama
, Pikat Wastra Nusantara yang menampilkan ragam kain batik dan wastra tradisional lengkap dengan demo membatik serta
fashion show
.
Kedua
, Royal Hanbok Exhibition yang mempersembahkan keindahan busana hanbok tradisional Korea Selatan.
Selain itu, panitia FKL 2025 juga menghadirkan Pasar Sentiling Kuliner Nostalgia di Parkir Metro Point pada 6-14 September 2025.
Acara tersebut menyajikan kuliner legendaris dari Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Aceh, Makassar, hingga Pontianak.
Mengusung konsep akulturasi empat entitas budaya Kota Semarang, yakni Belanda, China, Melayu, dan Khoja, Pasar Sentiling Kuliner Nostalgia mengajak masyarakat kembali ke masa lalu sambil mendukung pelestarian kuliner tradisional.
Puncak FKL 2025 akan digelar pada Minggu (14/9/2025) dengan menghadirkan Wayang on The Street di Jalan Letjen Suprapto.
Lakon “Sang Pinilih” dibawakan dalam format modern yang akrab bagi kalangan generasi muda, dipadukan dengan parade
cosplay
,
flashmob
, serta lomba kostum untuk memperebutkan Piala Wali Kota Semarang sebagai hadiah utama.
Selama sembilan hari, berbagai titik di Kota Lama Semarang, seperti Gedung Marba, Gereja Blenduk, Laroka Theater, dan Metro Point akan terasa hidup dengan hadirnya panggung musik, seni rupa, komunitas, serta kuliner khas.
Dalam penyelenggaraan FKL 2025, Pemkot Semarang melibatkan para seniman, pelajar, komunitas, hingga mitra internasional dari Belanda, Korea, dan Taiwan.
Dengan rangkaian acara yang semakin kaya, FKL 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi kreatif, meningkatkan kunjungan wisatawan, serta memperkuat identitas Semarang sebagai kota budaya yang terbuka bagi dunia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Ponorogo
-

DPRD Ponorogo Siap Kawal 7 Tuntutan Mahasiswa ke Tingkat Pusat
Ponorogo (beritajatim.com) – Aspirasi mahasiswa di Bumi Reog kembali menggema, namun dengan wajah yang berbeda. Tanpa kericuhan, tanpa gesekan. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ponorogo memilih jalur dialog dalam menyiarakan 7 tuntutan rakyat tersebut.
Dialog digelar di ruang DPRD Ponorogo, selain pimpinan dialog itu dihadiri langsung jajaran Forkopimda. Dari forum itu lahir kesepahaman, bahwa aspirasi mahasiswa akan dikawal bersama hingga ke tingkat pusat.
“Hari ini kita menerima teman-teman PMII dan IMM untuk berdialog. Semua aspirasi yang disampaikan sudah kami terima dan akan kami kawal bersama Forkopimda ke Pemerintah Pusat,” kata Dwi Agus Prayitno, usai audiensi, Kamis (4/9/2025).
Menurut Dwi, langkah itu penting agar suara mahasiswa dari Ponorogo tidak berhenti di tingkat daerah. Dia memastikan tuntutan akan diteruskan kepada DPR RI maupun Pemerintah Pusat. “Hal-hal yang disampaikan tidak jauh beda dengan apa yang berkembang selama ini. Tuntutannya tentang kebijakan di Pemerintah Pusat,” katanya.
Dalam audiensi tersebut, mahasiswa menegaskan 7 tuntutan mereka kepada Pemerintah. Antara lain, penghentian tindakan represif aparat saat aksi massa, evaluasi menyeluruh terhadap oknum aparat yang melanggar HAM, hingga desakan agar pembatalan kenaikan gaji dan tunjangan DPR yang dinilai tidak sejalan dengan kondisi ekonomi rakyat.
Tuntutan lain mencakup audit independen terhadap anggaran DPR, revisi total RKUHAP dengan melibatkan publik dan akademisi, penolakan kebijakan rekening pasif yang diambil alih pemerintah melalui PPATK, serta percepatan pengesahan UU perampasan aset.
Ketua Umum PMII Cabang Ponorogo, Azizah Intan Qurotunnisa menyebut poin-poin itu sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap keberlangsungan demokrasi dan keadilan sosial di masyarakat.
“Kami tegaskan, mahasiswa punya peran sebagai agen kontrol, bertanggung jawab penuh mengaspirasikan suara rakyat, sekaligus menjaga kedamaian dan keamanan masyarakat Ponorogo,” kata Azizah.
Kehadiran Forkopimda dalam audiensi juga diapresiasi. Dialog yang berlangsung hangat itu mencerminkan pola komunikasi yang sehat antara mahasiswa, legislatif, dan unsur pemerintahan daerah. “Terima kasih kepada Forkopimda yang berkenan hadir sehingga komunikasi dengan mahasiswa lebih jelas,” tambah Dwi Agus.(Adv/End)
-

Perumda Sari Gunung Hidup Lagi, Pemkab Ponorogo Buka Lowongan Direktur dan Dewas
Ponorogo (beritajatim.com) – Setelah sekian lama tak terdengar geliat usahanya, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Sari Gunung akhirnya kembali dibangkitkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang berdiri sejak 2020 itu kini bertransformasi, tak lagi terbatas di sektor pertambangan, melainkan akan merambah ke berbagai bidang strategis.
Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, Agus Pramono, menegaskan langkah awal yang ditempuh adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Pemkab pun membuka lowongan jabatan direktur dan dewan pengawas (dewas) yang pendaftarannya berlangsung pada 1–7 September 2025.
“Persyaratannya minimal sarjana dan berusia maksimal 55 tahun untuk direktur, 60 tahun untuk dewas. Jadi pensiunan tidak boleh mendaftar,” kata Agus Pramono, Rabu (3/9/2025).
Agus menjelaskan, selain memenuhi syarat administrasi, calon pelamar juga wajib memiliki pengalaman manajerial minimal lima tahun, baik di perusahaan maupun bidang pekerjaan lain. Standar yang tinggi tersebut, menurutnya, penting agar sosok yang terpilih benar-benar mampu menghidupkan kembali roda usaha Perumda Sari Gunung.
“Karena ini sistem seleksi, kami harapkan yang terpilih nanti memang berkualitas sebagai direktur dan dewan pengawas,” jelasnya.
Pemkab Ponorogo pun menaruh harapan besar pada wajah baru BUMD ini. Jika sebelumnya fokus pada pertambangan, kini Sari Gunung diarahkan untuk terjun ke sektor pariwisata, pertanian, perikanan, hingga perdagangan. Strategi itu diyakini dapat memperkuat rantai ekonomi dari hulu ke hilir.
“Tahap awal kami fokus pada SDM. Tidak dulu target PAD, tapi kami harapkan Perumda Sari Gunung ini bisa menjadi badan usaha yang kuat,” pungkas Agus. (end/ian)
-

Polres Ponorogo Pulangkan 4 Pemuda Berjaket Ojol, Tak Terbukti Penyusup
Ponorogo (beritajatim.com) – Tercatat ada 4 pemuda yang sempat diamankan di Pos Lantas Dengok, jelang rencana demo di depan Gedung DPRD Ponorogo pada Senin (1/9/2025) lalu. Namun, akhirnya Polres Ponorogo memulangkannya ke rumah masing-masing. Mereka sebelumnya dicurigai hendak menyusup dalam aksi unjuk rasa yang dikabarkan bakal berlangsung di Bumi Reog tersebut.
Empat orang itu diamankan, setelah sejumlah pengemudi ojek online (ojol) lokal dan Satlantas Polres Ponorogo mendapati kejanggalan. Saat diperiksa di lokasi, tak seorang pun mengenali mereka sebagai bagian dari komunitas ojol di Ponorogo. Kecurigaan pun muncul, hingga informasi sempat beredar bahwa mereka merupakan penyusup dalam demo.
Namun, hasil pemeriksaan mendalam, memastikan hal tersebut tidak benar. Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Imam Mujali, menegaskan ke-4 pemuda itu tidak memiliki kaitan dengan rencana aksi maupun upaya provokasi.
“Mereka bukan bagian dari kelompok penyusup yang akan membuat onar, dan tidak ada niatan ikut demo. Hasil pemeriksaan menyebutkan mereka warga asli Ponorogo,” kata AKP Imam Mujali, Rabu (3/9/2025).
Dia juga menerangkan, jaket hijau ojol yang dikenakan para pemuda itu bukanlah atribut resmi untuk bekerja sebagai pengemudi online. Mantan kanit Jatanras Polda Jatim yang ikut melakukan pendalaman kasus.
Ia menyebut, tidak ada hubungan antara keempat pemuda itu dengan kelompok penyusup atau pihak yang berniat melakukan aksi anarkis. Karena tidak terbukti bersalah, mereka dipulangkan. “Itu jaket lama yang mereka beli sendiri, jadi bukan tanda bahwa mereka driver ojol,” pungkasnya. (end/kun)
-

Lagi Marak Demo, ASN Ponorogo Diinstruksikan Tak Pakai Baju Seragam
Ponorogo (beritajatim.com) – Menyikapi unjuk rasa di beberapa daerah di Indonesia yang berujung ricuh, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo melakukan beberapa langkah antisipasi. Dengan begitu, diharapkan ricuh maupun perusakan fasilitas umum (fasum) di Bumi Reog bisa diminimalisir.
“Alhamdulillah Ponorogo semoga dan tetap damai serta kondusif,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo, Agus Pramono, Selasa (2/9/2025).
Upaya yang dilakukan untuk antisipasi itu, antara lain menginstruksikan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak memakai seragam. Mereka bisa memakai pakaian yang bebas dan rapi. Pemakaian bebas rapi itu dimulai hari Senin (1/9/2025) kemarin, hingga nanti hari Kamis (4/9/2025).
“Ini merupakan instruksi dari Pemprov Jawa Timur dan juga untuk menjamin keselamatan ASN,” ungkap Agus Pram, sapaan akrabnya.
Tak hanya soal seragam, kendaraan dinas berpelat merah juga untuk sementara tidak digunakan. Hal ini dilakukan agar simbol-simbol pemerintahan tidak menjadi sasaran dalam situasi rawan.
“Kendaraan pelat merah ya untuk lokal Ponorogo tidak usah dipakai dulu. Nanti setelah situasi benar-benar stabil baru bisa digunakan lagi,” tegasnya.
Pemkab Ponorogo juga memperketat akses keluar masuk komplek perkantoran. Sejak Senin kemarin, semua kendaraan dan orang yang hendak masuk area kantor bupati harus melewati satu pintu utama.
Langkah ini, menurut Agus, bukan untuk membatasi pelayanan, tetapi untuk mengantisipasi penyusup maupun aksi provokatif yang bisa mengganggu keamanan.
“Saya yakin kalau orang Ponorogo tidak begitu. Kita hanya mewaspadai adanya penyusup dan provokasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk dinas pelayanan ya tetap jalan seperti biasa,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah ini, Pemkab Ponorogo berharap kondisi tetap aman sehingga pelayanan publik berjalan lancar dan masyarakat merasa tenang. (end/but)
-

Permudah Pemungutan Pajak, Lurah di Ponorogo Terima Motor Operasional
Ponorogo (beritajatim.com) – Upaya meningkatkan pendapatan daerah lewat sektor pajak terus digenjot Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo. Bupati Sugiri Sancoko menyerahkan 26 unit sepeda motor berplat merah untuk seluruh kelurahan di Bumi Reog.
Kendaraan operasional ini diperuntukkan khusus mendukung kelancaran pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Dengan adanya motor dinas tersebut, para lurah diharapkan lebih leluasa bergerak, terutama saat menagih kewajiban pajak masyarakat di wilayah masing-masing.
“Konsekuensi kami karena selalu menarget para lurah, sedangkan perjadinnya dipotong. Kemudian mereka butuh operasional, maka kita belikan sepeda motor biar mereka aktif untuk memungut pajak,” kata Bupati Sugiri Sancoko, ditulis Selasa (2/9/2025).
Program ini lahir sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden (Inpres) RI Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam APBN dan APBD. Salah satu poinnya memangkas 50 persen biaya perjalanan dinas (perjadin). Pemkab Ponorogo lantas mengalihkan efisiensi tersebut dengan pembelian kendaraan operasional untuk kelurahan.
Menurut Bupati yang akrab disapa Kang Giri, solusi ini sekaligus menjadi bentuk dukungan nyata bagi aparat kelurahan. Pasalnya, beban target pajak tetap harus terpenuhi meski anggaran perjalanan dinas berkurang signifikan.
“Dengan tambahan kendaraan ini, semangat mereka diharapkan semakin tinggi. Selain memudahkan pemungutan pajak, juga bisa meningkatkan pelayanan ke masyarakat,” tegasnya.
Kendaraan dinas tersebut bersifat pinjam pakai, melengkapi sarana transportasi yang sebelumnya sudah dimiliki kelurahan. Pemkab berharap strategi ini mampu memperbaiki capaian penerimaan pajak, terutama dari sektor PBB-P2, yang menjadi salah satu tulang punggung Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Mudah-mudahan realisasi PBB-P2 dan pajak-pajak lainnya lebih bagus,” pungkas Kang Giri.
Dengan langkah ini, Pemkab Ponorogo ingin memastikan bahwa pemungutan pajak tidak lagi terbentur kendala lapangan. Sebaliknya, pelayanan publik bisa lebih dekat, dan potensi pendapatan daerah dapat terjaga optimal. (end/kun)
-

Kredit Fiktif BRI Ponorogo: Kejari Resmi Tahan Tersangka SPP, Terancam Pasal Berlapis Tipikor
Ponorogo (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Ponorogo resmi menahan tersangka berinisial SPP, dalam perkara dugaan korupsi kredit fiktif di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Unit Pasar Pon, Ponorogo. Penahanan dilakukan setelah tahap II, yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti dari jaksa penyidik ke jaksa penuntut umum, pada Kamis (28/8/2025) lalu.
“Setelah proses penelitian oleh Jaksa Penuntut Umum, tersangka SPP ditahan di Rutan Klas IIB Ponorogo selama 20 hari, terhitung mulai 28 Agustus 2025 hingga 16 September 2025,” kata Kasi Intel Kejari Ponorogo, Agung Riyadi, Senin (1/9/2025).
Dalam kasus ini, tersangka SPP dijerat dengan pasal berlapis. Secara primair, Dia disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Secara subsidair, SPP juga didakwa dengan Pasal 3 jo Pasal 18 UU Tipikor jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Kedua pasal tersebut mengatur ancaman pidana bagi setiap orang yang menyalahgunakan kewenangan atau melawan hukum sehingga merugikan keuangan negara. Agung menegaskan, seluruh rangkaian pelaksanaan Tahap II berjalan aman dan tertib. “Proses penyerahan tersangka maupun barang bukti berlangsung lancar tanpa kendala berarti,” kata Agung.
Kasus kredit fiktif di BRI Unit Pasar Pon ini menjadi perhatian publik Ponorogo karena diduga merugikan keuangan negara. Dengan penahanan tersangka SPP, Kejari Ponorogo memastikan penanganan perkara ini terus berjalan sesuai aturan hukum. (end/kun)
-

Khofifah: Kopi dan kakao perkuat daya saing Jatim di pasar global
Surabaya (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan kopi dan kakao menjadi dua komoditas yang menopang ekonomi petani sekaligus memperkuat posisi dan daya saing Jawa Timur di pasar global.
“Dua komoditas ini tidak hanya menopang ekonomi petani tetapi juga memperkuat daya saing daerah di pasar global,” kata Khofifah dalam Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di Surabaya, Selasa.
Khofifah mengatakan Jawa Timur masuk empat besar produsen kopi nasional dengan luas areal 122.623 hektare dan produksi mencapai 78.688 ton dengan berkontribusi pada ekspor kopi se-Jawa tercatat 87 persen.
Produksi itu terbagi atas robusta yang berkembang di dataran menengah dan rendah, serta arabika yang tumbuh di dataran tinggi dengan memiliki potensi premium untuk ekspor.
Beberapa sentra utama kopi Jatim di antaranya Bondowoso dengan Java Ijen Raung Coffee, Jember yang menjadi pusat penelitian kopi dan kakao (Puslitkoka), serta Malang, Pasuruan, Lumajang, Situbondo, dan Banyuwangi.
Selain kopi, kakao juga menjadi andalan perkebunan Jatim dengan areal 50.096 hektare dan produksi 23.599 ton yakni sentra tersebar di Blitar, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, dan Malang Selatan.
“Sejumlah daerah bahkan telah mengembangkan hilirisasi menjadi produk olahan cokelat bernilai tambah,” ujar dia.
Oleh sebab itu, Khofifah mengajak berbagai pihak mendukung pengembangan kedua komoditas tersebut termasuk melalui acara Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) di Surabaya.
Menurut Khofifah, JCFF merupakan strategic flagship event yang mempertemukan petani, UMKM, akademisi, dunia usaha, dan wisata heritage dalam satu ekosistem.
“JCFF adalah ruang kolaborasi. Kita ingin kopi, cokelat, dan rempah Jatim tidak hanya berhenti sebagai komoditas, tetapi lahir menjadi produk bernilai tambah melalui riset, inovasi, dan teknologi,” ujar dia.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti pun memastikan mereka siap mendukung pengembangan kopi, kakao, dan rempah di Jawa Timur.
Terlebih, ia mengatakan Jatim adalah produsen utama kopi Jawa dengan kontribusi 48 persen terhadap total produksi sehingga optimalisasi sangat diperlukan agar terwujud pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
“Kami ingin pertumbuhan ekonomi daerah berkelanjutan bukan hanya dinikmati perusahaan besar tetapi juga mengangkat pendapatan UMKM,” kata Destry.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Ponorogo usulkan pembangunan patung Tjokroaminoto sebagai ikon wisata
Arsip foto – Rumah Pahlawan Nasional HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII Surabaya. ANTARA/Hanif Nashrullah
Ponorogo usulkan pembangunan patung Tjokroaminoto sebagai ikon wisata
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Selasa, 26 Agustus 2025 – 08:15 WIBElshinta.com – DPRD Ponorogo, Jawa Timur mengusulkan pembangunan patung Pahlawan Nasional H.O.S. Tjokroaminoto sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa dan pemikirannya.
Patung tersebut rencananya dibangun di kawasan Jalan HOS Cokroaminoto, pusat Kota Ponorogo.
Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno, Senin, mengatakan Tjokroaminoto layak mendapat apresiasi besar dari masyarakat Ponorogo.
Selain dikenal sebagai pemikir ulung, politisi, dan pendidik, ia juga guru dari Presiden pertama RI Soekarno.
“Sebagai tonggak pahlawan, pemikir, sekaligus pendidik, masyarakat Ponorogo seharusnya bangga dengan H.O.S. Tjokroaminoto,” kata Dwi Agus di Ponorogo.
Menurutnya, pembangunan patung tersebut diharapkan menjadi pengingat sejarah, sarana edukasi generasi muda, sekaligus penanda kebanggaan masyarakat Ponorogo terhadap sosok yang dijuluki Raja Jawa Tanpa Mahkota itu.
“Memang sudah ada jalan yang menggunakan nama HOS Cookroaminoto, tetapi dengan patung ini kami ingin ada legacy yang lebih kuat,” katanya menambahkan.
Dwi Agus menilai keberadaan patung juga dapat memperkaya destinasi wisata sejarah di Ponorogo, mengingat Tjokroaminoto lahir di kota ini dan memiliki garis keturunan dengan ulama besar Ponorogo, Kyai Ageng Muhammad Besari, pendiri Pesantren Tegalsari, Jetis.
Sumber : Antara
-

Kabar Baik! Jalur Kereta Api Madiun-Ponorogo Akan Diaktifkan Lagi
Bisnis.com, MADIUN—Pemerintah melalui Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, akan mengaktifkan kembali jalur kereta Madiun-Ponorogo setelah tidak berfungsi selama 41 tahun.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyampaikan pengkajian untuk pengaktifan kembali jalur kereta api Madiun-Ponorogo sudah dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian pada 2022.
“Nah ini reaktifasi jalur kereta api ini memang sudah dikaji oleh Ditjen Perkeretaapian pada 2022. Harapannya reaktifasi ini bisa dilakukan KA Madiun-Ponorogo yang berakhir di Slahung,” ujarnya dalam Sarasehan Pengembangan Kawasan Pawitandirogo di Madiun, Jawa Timur, Jumat (22/8).
Menurutnya, destinasi terakhir di Slahung, Ponorogo, sudah mendekati Pacitan. Namun, sambungnya, kontur menuju ke Pacitan tidak mudah, apabila diperpanjang hingga Kota Seribu Goa itu, membutuhkan biaya tidak sedikit.
Jika reaktivasi ini dilakukan, Emil berharap dapat meningkatkan destinasi wisata ke Ponorogo. Terlebih lagi saat ini ada Monumen Reog yang sedang dibangun dengan ketinggian melebihi Garuda Wisnu Kencana, Bali.
“Jadi kalau keretaapi ini bisa direaktifasi mudah-mudahan akan semakin meningkatkan minat travelling di dalam kawasan Pawitandirogo [Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun dan Ponorogo],” tuturnya.
Lebih lanjut, Emil melihat potensi yang diperoleh dari reaktifasi jalur kereta api Madiun-Ponorogo. Pertama, di Ponorogo terdapat pusat pendidikan terkemuka, yakni Pondok Modern Gontor.
Kedua, terdapat lahan yang dapat digunakan pengembangan jalur alternatif kereta api. Ketiga, jalur kereta api eksisting masih ada, tetapi tertimbun tanah maupun bangunan. Keempat, terdapat banyak destinasi wisata.
Akan tetapi, Wagub Jatim itu juga melihat ada permasalahan yang dihadapi dalam melakukan aktifasi jalur kereta Madiun-Ponorogo. “Jalur eksisting dalam perkotaan [Madiun-Ponorogo] sudah dipergunakan untuk perumahan, pertokoan, perkantoran.”
Dia menambahkan beberapa stasiun yang akan disingahi jalur kereta api Madiun-Ponorogo tidak beda jauh dengan sebelumnya.
Foto situasi stasiun kereta api jalur Madiun-Ponorogo pada saat masih aktif pada 1949./Arsip Nasional-Kellenbach, F.C./DLC
Berikut ini stasiun yang akan dilewati jalur kereta api Madiun-Ponorogo:
– Stasiun Kanigoro
– Stasiun Pagotan
– Stasiun Ponorogo
– Stasiun Jetis
– Stasiun Balong
– Stasiun Slahung
Jalur kereta api Madiun-Ponorogo dinonaktifkan pada 1984 setelah beroperasi lebih dari 77 tahun atau beroperasi sejak 1907. Jalur ini ditutup karena dinilai kalah bersaing dengan kendaraan bermotor.
Jalur kereta api ini digunakan untuk mengangkut hasil bumi, pedagang hingga penumpang era penjajahan Belanda. Hasil bumi yang diangkut dari Ponorogo dibawa ke sejumlah daerah hingga ekspor ke mancanegara.
/data/photo/2025/09/06/68bc3138c1e0d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)