kab/kota: Ponorogo

  • Kejari Ponorogo Geledah Kantor Dinsos PPPA, Terkait Dugaan Penyalahgunaan Dana Bansos

    Kejari Ponorogo Geledah Kantor Dinsos PPPA, Terkait Dugaan Penyalahgunaan Dana Bansos

    Ponorogo (beritajatim.com) — Kejaksaan Negeri (Kejari) Ponorogo menggeledah Kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Ponorogo, Selasa (16/12) siang. Penggeledahan tersebut diduga berkaitan dengan penanganan kasus dugaan penyalahgunaan dana bantuan sosial (bansos) yang tengah diusut kejaksaan.

    Pantauan wartawan beritajatim.com di lokasi, sejumlah penyidik Kejari Ponorogo tampak keluar masuk kantor dinas yang beralamat di Jalan Gondosuli Nomor 35, Kelurahan Nologaten. Beberapa penyidik masuk membawa laptop, sementara lainnya menenteng kotak plastik berukuran besar yang diduga digunakan untuk mengamankan dokumen dan berkas penting dari dalam kantor.

    Proses penggeledahan berlangsung tertutup dan mendapat pengawalan ketat dari Denpom. Aktivitas tersebut menyita perhatian pegawai kantor, mengingat aparat kejaksaan terlihat fokus menyisir sejumlah ruangan.

    Hingga berita ini diturunkan, Kejari Ponorogo belum memberikan keterangan resmi terkait detail perkara maupun barang yang diamankan. Kepala Seksi Intelijen Kejari Ponorogo, Agung Riyadi, memilih irit bicara saat ditemui awak media sebelum masuk ke dalam kantor Dinsos PPPA.

    “Nanti di kantor saja,” kata Agung Riyadi singkat, seraya berlalu memasuki gedung.(End

  • Brankas SMPN 1 Pulung Ponorogo Dibobol Maling, Uang Rp180 Juta Raib

    Brankas SMPN 1 Pulung Ponorogo Dibobol Maling, Uang Rp180 Juta Raib

    Ponorogo (beritajatim.com) — Aksi pencurian menyasar dunia pendidikan di Ponorogo. Brankas yang berada di ruang Kepala SMP Negeri 1 Pulung, Ponorogo, dibobol maling. Uang tunai sekitar Rp180 juta yang disimpan di dalamnya raib tanpa sisa.

    Kasus tersebut kini dalam penanganan Satreskrim Polres Ponorogo. Polisi masih mendalami waktu kejadian, cara pelaku masuk, hingga kemungkinan adanya kelengahan sistem pengamanan sekolah.

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Imam Mujali, membenarkan adanya laporan pencurian tersebut. Informasi awal diterima dari masyarakat, sebelum pihak sekolah resmi melapor ke kepolisian.

    “Ada kejadian pencurian. Kami dapat informasi dari masyarakat, kemudian pihak sekolah melaporkan kejadian pencurian brankas di ruang kepala sekolah. Kerugian mungkin sekitar 180-an juta,” kata AKP Imam Mujali, Senin (15/12/2025).

    Berdasarkan keterangan sementara, aktivitas pihak sekolah membuka brankas tersebut pada Kamis (11/12). Pada Jumat (12/12/2025) brankas tidak dibuka. Sementara Sabtu (13/12/2025) dan Minggu (14/12/2025) sekolah dalam kondisi libur, bahkan terdapat kegiatan sekolah ke luar kota.

    “Kejadian tidak bisa diprediksi. Yang jelas hari Kamis brankas masih dibuka pihak sekolah, Jumat tidak dibuka. Sabtu-Minggu libur dalam keadaan kosong. Mungkin masih ada penjaga, ini masih kita dalami,” katanya.

    Peristiwa pencurian baru diketahui pada Senin (15/12) pagi. Penjaga sekolah yang membuka pintu ruang kepala sekolah, dibuat kaget saat mendapati brankas dalam kondisi rusak dan terbuka.

    “Ketahuan tadi pagi. Penjaga buka pintu, kaget brankasnya sudah di bawah dan dalam keadaan terbuka, rusak semuanya,” ungkap AKP Imam.

    Polisi memastikan brankas dibobol secara paksa. Kerusakan parah pada bagian kunci mengindikasikan pelaku menggunakan alat keras.

    “Dibobol paksa, semua rusak parah. Kunci tidak bisa dibuka, kemungkinan pakai palu,” jelasnya.

    Hingga saat ini, polisi belum berani menyimpulkan bagaimana pelaku masuk ke dalam lingkungan sekolah. Fakta lain yang turut menyulitkan penyelidikan adalah kondisi kamera pengawas yang tidak berfungsi.

    “Masuknya bagaimana masih kita dalami, belum berani menjawab. Uang saja yang ada di brankas. Barang bukti yang diamankan sementara brankas saja, selebihnya kita identifikasi. CCTV sudah mati sekitar enam bulan,” pungkasnya.

    Kasus ini menjadi peringatan serius soal lemahnya sistem pengamanan fasilitas pendidikan, terutama dalam penyimpanan dana sekolah. Polisi memastikan penyelidikan terus dilakukan guna mengungkap pelaku dan memastikan dana publik tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

    “Kejadian masih kita dalami, perlu penyelidikan lebih dalam. Mohon doanya semoga cepat terungkap,” pungkas Imam Mujali.

    Pihak SMPN 1 Pulung pun tidak mau berkomentar atas kejadian pencurian ini. (end/but)

  • Cuaca 14 Desember 2025: Prakiraan untuk Ngawi, Magetan, Ponorogo

    Cuaca 14 Desember 2025: Prakiraan untuk Ngawi, Magetan, Ponorogo

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur bagian barat diperkirakan didominasi kondisi berawan pada Minggu, 14 Desember 2025. Berdasarkan informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, masyarakat di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang berpotensi terjadi, terutama pada siang hingga sore hari.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S. Tr., menyampaikan bahwa secara umum kondisi cuaca di ketiga wilayah tersebut masih tergolong stabil.

    “Untuk wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, cuaca pada Minggu diperkirakan didominasi awan dengan peluang hujan ringan yang bersifat lokal,” jelasnya saat dimintai keterangan.

    Ia menambahkan, potensi hujan ringan diperkirakan muncul pada siang hari. “Masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hingga sore hari diharapkan tetap waspada, terutama di wilayah Magetan dan Ponorogo yang berpeluang mengalami hujan ringan,” kata Oky.

    Di Ngawi, cuaca diperkirakan berawan sejak pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Kondisi tersebut sempat berubah menjadi cerah pada pukul 13.00 WIB dengan intensitas panas yang cukup terasa. Namun, awan kembali mendominasi langit mulai sore hingga malam hari.

    “Ngawi cenderung memiliki kondisi cuaca yang relatif stabil dengan suhu berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius,” terang Oky.

    Kecepatan angin di wilayah ini bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan sekitar 18,5 km per jam, sementara kelembapan udara berada pada kisaran 65 hingga 95 persen.

    Sementara itu, Magetan diperkirakan mengalami cuaca berawan hampir sepanjang hari. Meski demikian, hujan ringan berpeluang turun pada pukul 13.00 WIB sebelum kembali berawan pada sore hari.

    Suhu udara di wilayah ini berada di rentang 21 hingga 28 derajat Celcius, dengan angin bertiup dari arah Timur berkecepatan 18,5 km per jam dan kelembapan udara antara 70 hingga 93 persen.

    Kondisi cuaca di Ponorogo diperkirakan hampir serupa dengan Magetan. Wilayah ini juga berpotensi mengalami hujan ringan pada siang hari dengan kondisi berawan mendominasi. “Ponorogo memiliki suhu yang relatif lebih tinggi, yakni mencapai 32 derajat Celcius pada siang hari,” kata Oky.

    Angin bertiup dari arah Timur dengan kecepatan 18,5 km per jam, sedangkan kelembapan udara berkisar antara 55 hingga 92 persen.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terbaru agar aktivitas akhir pekan dapat berjalan dengan aman dan nyaman. [mnd/suf]

  • Unit Penjinak Bom Polda Jatim Sisir Lokasi Ledakan di Pacitan

    Unit Penjinak Bom Polda Jatim Sisir Lokasi Ledakan di Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Penyelidikan kasus ledakan dahsyat yang terjadi di Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, terus berlanjut. Ledakan yang terjadi pada Jumat (12/12/2025) dini hari tersebut merusak tiga rumah warga dan mengakibatkan lima orang terluka.

    Aparat kepolisian, termasuk Unit Penjinak Bom (Jibom) Korps Brimob Polda Jawa Timur, kini tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan sumber dan penyebab ledakan yang mengejutkan warga setempat.

    Selama penyisiran di lokasi, tim gabungan dari Polres Pacitan dan Polda Jatim telah memeriksa dengan teliti setiap benda yang ada di sekitar tempat kejadian. Beberapa barang yang diduga berkaitan dengan ledakan telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut.

    Kasat Reskrim Polres Pacitan, AKP Khoirul Maskanan, berharap tim Jibom dan Gegana Brimob Polda Jatim dapat mempercepat proses pengungkapan kasus ini. “Kami belum bisa memastikan penyebab pastinya. Masih menunggu hasil pemeriksaan dari Labfor dan tim Gegana Brimob. Mereka yang lebih berwenang menentukan,” ujar AKP Khoirul Maskanan pada Sabtu (13/12/2025).

    Tim kepolisian menemukan benda yang diduga menjadi sumber ledakan, berupa sisa bahan peledak kategori lemah yang disimpan dalam botol plastik air mineral berkapasitas 300 mililiter. Barang bukti tersebut telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.

    “Sementara ditemukan sisa bahan ledakan lemah yang berada di botol air mineral 300 mililiter. Saat ini sudah kami amankan,” terang AKP Khoirul.

    Meskipun demikian, pihak kepolisian belum dapat menarik kesimpulan pasti mengenai penyebab ledakan tersebut. “Untuk kesimpulan, kami masih menunggu keterangan resmi dari tim Jihandak,” jelasnya.

    Kepastian mengenai penyebab ledakan baru akan diumumkan setelah seluruh proses pemeriksaan oleh tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) selesai.

    Kasus ini bermula ketika ledakan hebat terjadi pada Jumat dini hari, merusak tiga rumah warga dan mengakibatkan lima orang terluka. Kelima korban yang terluka adalah Sidik Sarofudin, Sutini, Arba Sarifudin, Cantika Noviana Ristasari, dan Endro Dwi Nur Fidayanto.

    Dua korban masih menjalani perawatan di RSUD dr Hardjono, Ponorogo. Berdasarkan informasi awal dari penyelidikan, Polres Pacitan menduga bahan peledak yang memicu ledakan tersebut berasal dari sisa mesiu mercon yang dibuat saat perayaan Idul Fitri tahun lalu.

    Dugaan ini didasarkan pada keterangan saksi yang merupakan orang dekat pemilik rumah. “Keterangan sementara dari saksi menyebutkan ledakan diduga berasal dari sisa mesiu mercon yang dibuat pada perayaan hari raya tahun kemarin,” pungkas AKP Khoirul Maskanan. [tri/suf]

  • Bantuan Tiba di Lokasi Ledakan Pacitan, Satu Korban Kembali Dirujuk Usai Muntah Darah

    Bantuan Tiba di Lokasi Ledakan Pacitan, Satu Korban Kembali Dirujuk Usai Muntah Darah

    Pacitan (beritajatim.com) – Penyaluran bantuan logistik dan medis mulai mengalir ke Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, pasca insiden ledakan dahsyat yang diduga bersumber dari bahan petasan. Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pacitan bergerak cepat menyalurkan paket sembako, terpal, alas tidur, hingga obat-obatan pada Sabtu (13/12/2025) untuk warga yang kehilangan tempat tinggal.

    Bantuan tersebut diserahkan langsung di lokasi kejadian yang kini telah disterilkan, serta di area pengungsian sementara yang memanfaatkan rumah warga sekitar. Langkah ini diambil untuk memastikan kebutuhan dasar para korban yang rumahnya hancur tetap terpenuhi di tengah masa pemulihan trauma.

    Bhabinkamtibmas Polsek Tegalombo, Bripka Wiwi Yohana, yang berada di lokasi kejadian menjelaskan situasi terkini para pengungsi. Warga yang terdampak ledakan saat ini ditampung di kediaman salah satu warga bernama Lamin, yang struktur bangunannya dinilai masih aman dan layak huni.

    “Semalam korban dan warga berkumpul di rumah Mbah Lamin yang masih bisa ditempati. Untuk sementara mereka tinggal di rumah tetangga,” ujar Bripka Wiwi saat dikonfirmasi, Sabtu (13/12/2025).

    Wiwi menambahkan bahwa pihak kepolisian tidak hanya fokus pada pengamanan lokasi, tetapi juga pendampingan psikologis. Ia sendiri turut bermalam di lokasi pengungsian untuk memantau kondisi warga dan memastikan keamanan lingkungan pasca-insiden.

    “Iya, tadi malam ikut mengungsi bersama warga,” jelasnya singkat.

    Update medis dari lima korban luka menunjukkan perkembangan yang beragam. Tiga korban, yakni Arba Sarifudin, Cantika Noviana Ristasari, dan Endro Dwi Nur Fidayanto, dilaporkan telah membaik dan diperbolehkan kembali ke lokasi pengungsian.

    Namun, kondisi berbeda dialami dua korban lainnya. Sutini masih harus menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Ponorogo. Sementara itu, kondisi Sidik Sarofudin yang sebelumnya sempat dipulangkan dari Puskesmas Gemaharjo, mendadak memburuk.

    Sidik terpaksa dilarikan kembali ke RSUD dr. Harjono Ponorogo karena mengalami pendarahan internal yang cukup serius tak lama setelah sampai di rumah.

    “Kemarin sempat pulang, namun Sidik dirumah muntah darah dan dirujuk ke Ponorogo,” ungkap Wiwi.

    Insiden ledakan yang terjadi pada Jumat pagi tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada tiga unit rumah warga. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih terus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna memastikan penyebab utama ledakan yang menggemparkan warga Tegalombo tersebut. [tri/beq]

  • 231 Desa di Ponorogo Terdampak, Ini Solusi Pencairan DD Tahap II

    231 Desa di Ponorogo Terdampak, Ini Solusi Pencairan DD Tahap II

    Ponorogo (beritajatim.com) — Kebuntuan pencairan Dana Desa (DD) tahap II, yang sempat menghantui 231 desa di Kabupaten Ponorogo akhirnya menemukan jalan keluar.

    Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah membuka skema solusi, agar pekerjaan fisik desa yang terlanjur rampung tetap bisa dibayar, tanpa melanggar regulasi keuangan negara.

    Masalah ini bermula dari terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2025, yang membatasi pencairan Dana Desa non-earmark hanya sampai 17 September 2025. Akibatnya, ratusan desa di Ponorogo gagal mencairkan DD tahap II, meski sebagian besar proyek infrastruktur telah selesai dikerjakan.

    Situasi tersebut membuat pemerintah desa kelimpungan. Tidak sedikit kepala desa terpaksa menalangi biaya proyek dengan berutang, sembari berharap ada kebijakan korektif dari pemerintah pusat.

    Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Ponorogo, Anik Purwani, mengungkapkan bahwa seluruh desa terdampak mengalami persoalan serupa akibat regulasi tersebut.

    “Dalam PMK itu salah satu poinnya DD non-earmark (bukan peruntukan, -red) hanya bisa dicairkan sampai 17 September, sisanya tidak bisa dicairkan. Mayoritas pekerjaan fisik rampung, tinggal menanti administrasi dan pencairan,” kata Anik, Sabtu (13/12/2/25).

    Kebuntuan itu akhirnya terurai setelah pemerintah pusat menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri. Yakni Kementerian Keuangan, Kementerian Desa dan PDT, serta Kementerian Dalam Negeri. SKB ini menjadi landasan hukum baru yang memungkinkan desa melakukan penyesuaian anggaran.

    Salah satu poin krusial dalam SKB tersebut adalah izin menggeser anggaran Dana Desa earmark untuk menutup defisit non-earmark. Skema ini memberi ruang fiskal bagi desa agar kewajiban pembayaran proyek tidak terkatung-katung.

    “Mana yang bisa digeser (DD,-red), bisa dilakukan perubahan anggaran sampai pertengahan bulan ini,” jelasnya.

    Anggaran earmark yang dapat digeser meliputi sejumlah pos, antara lain penanganan stunting, operasional desa, penyertaan modal BUMDes, hingga program ketahanan pangan, dengan tetap memperhatikan kebutuhan prioritas desa.

    Tak berhenti di situ, pemerintah juga menyiapkan opsi lanjutan apabila pergeseran anggaran belum mampu menutup seluruh kewajiban pembayaran. Utang yang terlanjur muncul dapat dibebankan ke anggaran desa tahun 2026, dengan batasan ketat.

    “Jika postur anggaran tersebut tak cukup tutupi defisit, utang tersebut dapat diambilkan dari anggaran desa tahun 2026. Syaratnya, pembayaran tidak diizinkan menggunakan alokasi DD 2026, melainkan menggunakan sumber anggaran lain seperti bagi hasil pajak maupun pendapatan lain,” tambah Anik.

    Skema ini dinilai menjadi jalan tengah agar desa tidak tersandera utang berkepanjangan. Selain itu, sekaligus tetap menjaga kepatuhan terhadap aturan penggunaan Dana Desa. Lebih jauh, Anik menegaskan bahwa persoalan ini harus menjadi evaluasi bersama, terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan desa agar tidak menumpuk di akhir tahun anggaran.

    “Ini pembelajaran semuanya saja, agar disiplin dalam kegiatan dan tidak difokuskan akhir tahun,” tegasnya.

    Dengan solusi yang kini terbuka, desa-desa di Ponorogo diharapkan dapat segera merampungkan administrasi. Kemudiam membayar kewajiban proyek, serta memulihkan stabilitas keuangan desa yang sempat terguncang akibat macetnya pencairan Dana Desa tahap II. (end/ted)

  • Ledakan Dahsyat di Pacitan Hancurkan Tiga Rumah, Polisi Sebut Bersumber dari Sisa Mercon Hari Raya

    Ledakan Dahsyat di Pacitan Hancurkan Tiga Rumah, Polisi Sebut Bersumber dari Sisa Mercon Hari Raya

    Pacitan (beritajatim.com) – Ledakan kuat mengguncang Dusun Semanding, Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, Pacitan, Jumat (12/12/2025) pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Dentuman dahsyat yang disertai kilatan cahaya itu meratakan dua rumah, merusak satu rumah lainnya, serta melukai lima warga.

    Polisi kini mengungkap fakta baru terkait sumber ledakan. Kasat Reskrim Polres Pacitan AKP Khoirul Maskanan mengatakan, dentuman tersebut diduga berasal dari sisa mercon atau bahan peledak rakitan yang dibuat saat perayaan Idul Fitri tahun lalu.

    “Keterangan saksi orang dekat bahwa ledakan dari sisa mesiu mercon yang dibuat pada perayaan Hari Raya tahun kemarin,” ujar AKP Khoirul Maskanan saat dikonfirmasi, Jumat petang.

    Hasil olah tempat kejadian perkara menunjukkan titik ledakan berada di salah satu rumah yang terdampak. Aparat masih menelusuri apakah bahan peledak itu sengaja disimpan atau terlupakan oleh pemiliknya.

    Kapolsek Tegalombo Iptu Fatchur Rahman menyebut lima orang menjadi korban akibat kuatnya ledakan. Mereka adalah Sidik Sarofudin, Sutini, Arba Sarifudin, Cantika Noviana Ristasari, serta Endro Dwi Nur Fidayanto.

    Empat korban dirawat di Puskesmas Gemaharjo, sementara satu lainnya dirujuk ke RSUD dr Hardjono Ponorogo lantaran mengalami sesak napas dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan CT scan.

    “Untuk yang satu orang dirujuk ke rumah sakit Ponorogo untuk dilakukan scan karena mengalami sesak napas,” ujar Iptu Fathur.

    Salah satu korban, Sidik Sarofudin, menceritakan detik-detik terjadinya ledakan. Saat itu ia masih tertidur ketika tiba-tiba suara menggelegar disertai cahaya terang mengagetkannya.

    “Pas ada ledakan itu saya masih tidur. Tiba-tiba ada ledakan itu,” tuturnya dari ruang perawatan.

    Sidik mengaku langsung terbangun dan mendapati bagian rumahnya telah runtuh akibat kerasnya tekanan ledakan. Ia sempat terjebak di bawah reruntuhan sebelum akhirnya berhasil keluar dan ditemukan warga yang membawanya ke Puskesmas.

    Hingga kini, polisi masih melakukan pendalaman terkait kepemilikan dan penyimpanan bahan peledak tersebut. (tri/ted)

  • Pagi Mencekam di Pacitan: Ledakan Hancurkan Rumah dan Lukai Warga

    Pagi Mencekam di Pacitan: Ledakan Hancurkan Rumah dan Lukai Warga

    Pacitan (beritajatim.com) – Ledakan dahsyat mengguncang Dusun Semanding, Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo, Pacitan, pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Peristiwa tersebut menyebabkan lima warga terluka dan dua rumah semi permanen milik warga luluh lantak hingga rata dengan tanah. Satu rumah lain yang berada di bawah lokasi kejadian juga mengalami kerusakan cukup parah.

    Ledakan terjadi begitu cepat dan memicu kepanikan warga sekitar. Salah satu korban, Syidiq Syarofudin, mengaku saat itu masih tidur ketika mendengar suara ledakan mirip bom disertai kilatan cahaya. “Saya masih tidur, ada ledakan saya terbangun, kayak ada kilatan,” kata Syidiq saat dikonfirmasi.

    Syok dan tertimpa reruntuhan bangunan, ia berusaha keluar hingga akhirnya ditemukan warga dan dibawa ke Puskesmas Gemaharjo.

    Selain Syidiq, empat korban lain yakni Cantika Noriana Ristaeni, Sutini, Arba Sarifudin, dan Endro Dwi, juga mengalami luka ringan.

    Mereka sempat menjalani perawatan sebelum akhirnya dipulangkan dan tinggal sementara di rumah keluarga. Cantika harus dirujuk ke RSUD Ponorogo karena mengalami sesak napas. (tri/kun)

  • Belum Setahun Menjabat, Sederet Kepala Daerah Terjaring OTT KPK

    Belum Setahun Menjabat, Sederet Kepala Daerah Terjaring OTT KPK

    Bisnis.com, JAKARTA — Belum genap satu tahun menjabat, sejumlah kepala daerah satu per satu mulai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Sejak pelantikan kepala daerah pada Februari 2025, lembaga anti rasuah setidaknya telah menangkap 4 orang kepala daerah saat menggelar OTT.

    Adapun, kepala daerah yang terciduk pertama kali adalah Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz, disusul Gubernur Riau Abdul Wahid, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, dan terakhir Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya.

    Berikut ringkasan kasus OTT para kepala daerah sepanjang 2025:

    OTT Bupati Kolaka Timur

    Dalam OTT KPK pada 7 Agustus 2025 telah menjaring Bupati Kolaka Timur periode 2024-2029, Abdul Aziz. Dia ditangkap atas dugaan korupsi dana alokasi khusus (DAK) Rumah Sakit di Kolaka Timur.

    Penangkapan ini setelah KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) karena sudah mengendus penyelewengan alokasi DAK.

    Tidak berselang lama, KPK langsung menetapkan Abdul Azis periode 2024-2029 menjadi tersangka.

    “KPK menaikkan perkara ini ke tahap penyidikan dengan menetapkan 5 orang sebagai tersangka, yakni: ABZ [Abdul Azis], ALH [Andi Lukman Hakim], AGD [Ageng Dermanto], DK [Deni Karnady], dan AR [Arif Rahman],” Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu dalam konferensi pers Sabtu, (9/8/2025).

    OTT Gubernur Riau

    KPK melakukan aksi OTT di wilayah Riau, Senin (3/11/2025) yang menjaring 10 orang, termasuk Gubernur Riau Abdul Wahid.

    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan pihaknya menemukan dugaan ‘jatah preman’ terkait tambahan anggaran di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Riau.

    “Terkait dengan penambahan anggaran di Dinas PUPR tersebut, kemudian ada semacam japrem atau jatah preman sekian persen begitu, untuk kepala daerah. Itu modus-modusnya,” kata Budi.

    OTT Bupati Ponorogo

    KPK telah mengadakan OTT di wilayah Ponorogo, Jawa Timur dan mengamankan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

    Sugiri diciduk atas kasus dugaan suap peralihan jabatan Direktur Utama RSUD Harjono Ponorogo dan Proyek RSUD Harjono Ponorogo. 

    Setelah menjalani pemeriksaan setibanya di gedung KPK, Sugiri langsung ditetapkan sebagai tersangka.

    “Bahwa sebelum kegiatan tangkap tangan, pada 3 November 2025, SUG meminta uang kepada YUM senilai Rp1,5 miliar. Kemudian pada 6 November 2025, SUG kembali menagih uang tersebut,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu saat konferensi pers, Minggu (9/11/2025) dini hari.

    OTT Bupati Lampung Tengah

    KPK menetapkan Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan proyek di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah.

    Ardito meminta fee sebesar 15%-20% dari sejumlah proyek di Pemkab Lampung Tengah. Anggaran tersebut, sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, layanan publik, hingga program prioritas daerah.

    Ardito melakukan pengkondisian sejak dirinya dilantik menjadi bupati. Dia memerintahkan Riki untuk mengatur Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ), di mana perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut merupakan milik keluarga Ardito.

    Ardito meminta Riki berkoordinasi dengan Anton dan Iswantoro selaku Sekretaris Bapenda yang selanjutnya akan berhubungan dengan para SKPD untuk pengaturan pemenang PBJ.

    Ardito memperoleh Rp5,25 miliar pada periode Februari-November 2025 yang diberikan oleh sejumlah rekanan melalui Riki dan Ranu.

    Ardito juga mengkondisikan pengadaan jasa alat kesehatan di Dinas Kesehatan melalui Anton dengan memenangkan vendor pengadaan barang tersebut. Alhasil, PT Elkaka Mandiri dimenangkan memperoleh 3 paket pengadaan alat kesehatan di Dinkes dengan total nilai proyek Rp3,15 miliar.

    Dari pengadaan tersebut, Ardito diduga mendapat fee Rp500 juta dari Mohamad Lukman. Sehingga total uang yang diterima Ardito senilai Rp5,75 miliar.

  • Setelah Bongkar Korupsi BOS, Kejari Ponorogo Kumpulkan 60 Kepala Sekolah

    Setelah Bongkar Korupsi BOS, Kejari Ponorogo Kumpulkan 60 Kepala Sekolah

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Ponorogo mengambil langkah tegas, setelah membongkar skandal korupsi dana BOS di SMK PGRI 2 Ponorogo. Sekitar 60 kepala sekolah SMA sederajat dikumpulkan untuk diberi peringatan keras. Yakni penyimpangan dana pendidikan tidak boleh terulang, siapa pun pelakunya akan berhadapan dengan hukum.

    Kepala Kejari Ponorogo, Zulmar Adhy Surya, menegaskan bahwa pertemuan itu, merupakan tindak lanjut penanganan kasus yang kini tengah diproses kejaksaan. Perbaikan tata kelola juga penting dilakukan usai aksi penindakan di Bumi Reog tersebut.

    “Kami undang sekitar 60 kepala sekolah SMA sederat, sebagai bentuk perbaikan tata kelola usai penindakan yang kami lakukan,” kata Zulmar, Jumat (12/12/2025).

    Dalam forum itu, para kepala sekolah aktif bertanya mengenai penggunaan dana BOS sesuai regulasi. Kekhawatiran muncul, kesalahan administratif dapat menyeret mereka ke ranah hukum, bila tidak memahami aturan secara detail. “Harapan kami tentu tidak tertulang seperti penindakan yang kami lakukan kemarin,” jelas Zulmar.

    Sejalan dengan arahan Presiden, Kejari menegaskan bahwa setiap penindakan korupsi wajib dibarengi pemulihan kerugian negara dan perbaikan sistem tata kelola. Dalam kasus SMK PGRI 2 Ponorogo, kejaksaan menaksir mampu mengembalikan Rp 18 miliar kerugian negara, sebagian berupa barang bukti kendaraan.

    Bus hingga mobil sitaan itu akan dilelang setelah putusan inkrah.Zulmar menambahkan bahwa pertemuan tersebut sekaligus menjadi ruang edukasi hukum bagi pengelola sekolah. “Kami manfaatkan ini sebagai sosialisasi dan penyuluhan hukum, khususnya untuk kepala sekolah,” pungkasnya. (end/kun)