kab/kota: Ponorogo

  • Ngalap Berkah Rebutan Tumpeng Purak di Kelurahan Kepatihan Ponorogo

    Ngalap Berkah Rebutan Tumpeng Purak di Kelurahan Kepatihan Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Untuk ngalap berkah, sebanyak 3 buceng setinggi kurang lebih 2 meter diperebutkan oleh warga Kelurahan Kepatihan Ponorogo. Buceng yang berisi aneka sayuran dan buah-buahan yang diperebutkan itu menandai acara puncak dari bersih kelurahan wilayah Kepatihan.

    Acara yang diselenggarakan selama dua hari itu bagian dari upaya untuk menjaga lingkungan kelurahan dan memperkuat rasa kebersamaan warga.

    “Ini bersih kelurahan mempunyai nilai-nilai yang baik. Yakni untuk kirim doa leluhur yang babat atau pendiri kelurahan. Supaya masyarakat lebih rukun serta lebih saling mengenal,” kata Lurah Kepatihan Husnul Arifandi, Minggu (19/5/2024).

    Acara bersih kelurahan ini, kata Husnul Arifandi, baru pertama kali dilakukan di Kelurahan Kepatihan. Kegiatan ini merupakan hasil dari musyawarah tokoh masyarakat dan para sesepuh kelurahan. Ke depan, jika ini berdampak positif, maka tahun-tahun berikutnya akan diteruskan dan dibuat lebih besar lagi.

    “Nanti kegiatan ini dilakukan evaluasi, jika berdampak positif ya dilanjutkan. Kalau berdampak negatif, ya ada pertimbangan lainnya,” katanya.

    Kegiatan bersih kelurahan ini, diawali dengan khataman Alquran dan shalawatan pada Sabtu (19/5/2024). Kemudian puncaknya pada Minggu (20/5/2024) ini kirab 3 tumpeng purak dan pagelaran kesenian Reog Ponorogo.

    Sebelum tumpeng porak dilakukan, tumpeng yang telah didoakan oleh sesepuh kelurahan dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan. Proses ini tidak hanya diisi dengan keceriaan, tetapi juga dipenuhi dengan doa-doa dari sesepuh kelurahan untuk keselamatan dan kemakmuran bagi seluruh warga.

    “Pada tahap awal ini, kita tidak narik warga. Biaya murni dari kelurahan. Para warga hanya dibebankan pembuatan bucengnya karena mewakili 6 rukun warga (RW) di Kelurahan Kepatihan,” pungkasnya.

    Sementara itu Hadi Sanyoto, salah satu warga Kelurahan Kepatihan mengaku antusias dengan kegiatan bersih kelurahan itu. Kegiatan ini sangat positif sekali, sebab warga tumplek blek datang semua ke kelurahan.

    Berebut tumpeng, sebagai simbol keberkahan warga. Dengan kegiatan ini, ke depan warga Kelurahan Kepatihan selalu sehat, sejahtera dan panjang umur.

    “Warga sangat antusias, bisa tumplek blek di kelurahan. Semoga kegiatan ini bisa menjadikan warga menjadi sehat, sejahtera dan panjang umur,” pungkas Hadi. [end/suf]

     

  • Kisah Jemaah Haji Tertua di Indonesia Asal Ponorogo, Umurnya 110 Tahun

    Kisah Jemaah Haji Tertua di Indonesia Asal Ponorogo, Umurnya 110 Tahun

    Madinah (beritajatim.com) – Jemaah haji tertua di Indonesia bernama Harjo Mislan. Kakek asal Ponorogo Jawa Timur ini usianya 110 tahun. Mbah Harjo tercatat sebagai pejuang veteran.

    Dia mengaku perjalanan panjang dari Surabaya ke Madinah cukup melelahkan. Namun kakek asal Ponorogo ini mengaku senang dan sehat setibanya di Madinah. Berbincang dengan petugas, terungkap saat muda Mbah Harjo merupakan pejuang ’45.

    Dia mengaku pernah ikut perang melawan Belanda. “(Perang melawan Belanda) Pakai pentungan,” kata Mbah Harjo, Sabtu (18/5/2024) sebagaimana dikutip dari laman Kemenag.

    Sirmat, anak Mbah Harjo menjelaskan ayahnya terdaftar sebagai pejuang veteran. Teman seangkatannya sudah tidak ada, hanya Mbah Harjo yang masih hidup. “Dari kelompok veteran, tinggal bapak yang masih ada,” kara Sirmat.

    Mbah Harjo merupakan pensiunan perangkat desa. Dia juga petani di kampung. Dan Mbah Harjo masih beraktivitas seperti biasa di usia senjanya.

    Sirmat menjelaskan kondisi fisik sang ayah. Sebenarnya, Mbah Harjo masih bisa jalan dengan bantuan tongkat. Mbah Harjo memakai kursi roda hanya untuk mempercepat pergerakan saja. Tak hanya itu, sebagai antisipasi, Sirmat juga membawa kursi roda dari Tanah Air untuk berjaga-jaga.

    “Sebenarnya bisa jalan sendiri, pakai kursi roda untuk mempercepat pergerakan saja, agar tidak merepotkan yang lain,” kata Sirmat.

    Hanya saja, pendengaran Sang Ayah kurang optimal. Sehingga untuk bisa berkomunikasi harus dengan suara yang lebih tinggi. “Iya, jadi kalau ngomong harus agak keras suaranya,” kata Sirmat mengakhiri.

    Dalam perjalanan haji kali ini Mbah Harjo tak hanya didampingi sang anak. Ada menantu dan besan Mbah Harjo yang juga ikut berhaji bersama.

    Kini Mbah Harjo dan keluarga tengah menjalankan ibadah di Masjid Nabawi. Mereka juga akan berziarah ke sejumlah lokasi bersejarah di Madinah sebelum menjelang akhir bulan diberangkatkan ke Makkah. [suf]

  • Kasus Balon Udara Meledak, Oknum Perangkat Desa Muneng Ponorogo Jadi Tersangka

    Kasus Balon Udara Meledak, Oknum Perangkat Desa Muneng Ponorogo Jadi Tersangka

    Ponorogo (beritajatim.com) –  Kasus meledaknya balon udara di Ponorogo, Satreskrim Polres Ponorogo sudah menetapkan 14 tersangka. Dari jumlah itu, salah satunya merupakan oknum perangkat Desa Muneng Kecamatan Balong Ponorogo. Terkait oknum perangkat yang dijadikan tersangka, polisi enggan menyebutkan nama maupun jabatannya di Pemerintah Desa (Pemdes) Muneng.

    “Ada oknum perangkat desa yang kita tetapkan sebagai tersangka, bersama dengan 13 orang lainnya,” kata Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Ponorogo, Iptu Guling Sunaka, Sabtu (18/05/2024).

    Penetapan tersangka terhadap oknum perangkat desa itu, tentu berdasarkan penyelidikan petugas penyidik. Dalam kasus meledaknya balon udara di area persawahan Desa Muneng ini, oknum perangkat desa itu berperan memberikan iuran uang atau salah satu penyandang dana dalam pembuatan balon udara dan mercon.

    “Dari hasil pemeriksaan itulah, yang bersangkutan kita tetapkan tersangka,” katanya.

    Nama oknum perangkat desa itu, tertulis di buku catatan dari arus keluar masuk untuk pendanaan pembuatan balon udara dan petasan di Desa Muneng. Buku catatan yang pertama kali diamankan petugas itu, juga membuka jalan untuk penetapan tersangka lainnya. Termasuk yang bertugas sebagai bendara mencatat uang masuk dan keluar yang berjenis kelamin perempuan.

    “Jadi dari 14 tersangka itu, ada 2 yang berjenis kelamin perempuan. Ada yang bertugas mencatat arus keuangan dan satunya lagu juga sebagai penyandang dana,” katanya.

    Guling menambahkan bahwa, dari buku kas yang disita petugas kepolisian, tercatat uang yang masuk senilai Rp 1.723.000,-. Uang sebanyak itu digunakan untuk membeli bahan-bahan balon udara, bahan peledak dan untuk konsumsi.

    “Memang sengaja dibuat setelah lebaran,  ya menghindari momentum petugas kepolisian masif melakukan razia,” pungkasnya.

    Wartawan Beritajatim.com juga berusaha melakukan konfirmasi terhadap Santoso, Kepala Desa Muneng. Konfirmasi lewat aplikasi pesan WhatsApp itu, hingga berita ditulis belum mendapatkan jawaban. (end/ian)

  • Ada Korban Jiwa di Ledakan Balon Udara, Begini Tanggapan Bupati Sugiri

    Ada Korban Jiwa di Ledakan Balon Udara, Begini Tanggapan Bupati Sugiri

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kejadian balon udara yang meledak di Desa Muneng Kecamatan Balong Ponorogo, pada Senin (13/5) lalu, membuat keprihatinan banyak pihak. Terlebih lagi, ledakan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa. Pelajar SMP yang terkena ledakan dan mengalami luka bakar 63 persen, 3 hari kemudian akhirnya meninggal dunia.

    Salah satu keprihatinan yang mendalam diutarakan oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Seakan tak pernah lelah, himbauan larangan pun digaungkan oleh beberapa pihak. Mulai dari himbauan banner yang dipasang di berbagai tempak hingga publikasi di media massa. Selain itu, hampir setiap tahunnya juga ada aja korban dari ledakan petasan itu. Korbannya, tidak hanya mengalami luka-luka, tetapi nyawa juga ikut melayang. Namun juga tidak ada yang kapok atau menyudahi kegiatan yang dianggap tradisi lebaran di wilayah Ponorogo itu.

    “Ketika aparat kepolisian melarang dan undang-undang tidak membolehkan, berarti ada apa-apa,” kata Bupati Sugiri Sancoko, Jumat (17/05/2024).

    Bupati Sugiri juga heran, masih ada saja sebagian masyarakat yang tidak mengindahkan larangan-larangan itu. Dengan tidak melakukan pembuatan dan menerbangkan balon dan menyalakan petasan, berarti sudah berupaya untuk mencegah kejadian terburuknya.

    “Kok masih ada saja ya frend, apalagi ini juga menyebabkan korban jiwa,” katanya.

    Orang nomor 1 di Ponorogo itu, meminta semua pihak untuk merenung. Biar semuanya bisa sadar, bahwa kegiatan itu bahayanya luar biasa. Bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Ia meminta semua pihak, baik itu tokoh masyarakat, kepala desa, guru, ibu-ibu untuk mengingatkan putra dan putrinya untuk tidak membuat balon udara dan petasan.

    “Jangan bangga sejenak karena suara dor mercon. Karena itu berpotensi membuat nyawa melayang. Saya minta semua pihak, kades, tokoh masyarakat, guru dan para orang tua untuk mengingatkan putra-putrinya,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Ilham Nugroho, korban ledakan balon udara di Ponorogo, akhirnya meninggal dunia.  Pemuda yang masih berumur 14 tahun itu, menghembuskan nafas terakhir pada hari Rabu (15/5) malam saat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya.

    Menurut informasi yang dihimpun beritajatim.com, pasca ledakan balon udara pada hari Senin lalu, korban langsung dilarikan ke RSUD dr. Harjono Ponorogo. Beberapa bagian tubuhnya mengalami luka bakar akibat ledakan tersebut. Bahkan bagian yang paling parah, berada di sekitar alat vitalnya. Tingkat luka bakarnya pun cukup serius, yakni mencapai 63 persen. [end/but]

  • Ledakan Balon Udara Ponorogo, Polisi Tetapkan 14 Tersangka

    Ledakan Balon Udara Ponorogo, Polisi Tetapkan 14 Tersangka

    Ponorogo (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Ponorogo menetapkan 14 tersangka dalam kasus ledakan balon udara pada hari Senin (13/5/2024) lalu. Peristiwa yang akhirnya menelan korban jiwa itu terjadi di area persawahan Desa Muneng, Kecamatan Balong.

    Dari 14 tersangka itu, 7 orang di antaranya berusia dewasa. Sedangkan 7 sisanya lainnya merupakan anak di bawah umur.

    “Setelah kita melakukan gelar perkara, akhirnya penyidik menetapkan 14 tersangka dalam kasus meledaknya balon udara di Ponorogo. Dengan rincian, 7 tersangka dewasa dan 7 tersangka sisanya merupakan anak di bawah umur,” kata Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Ponorogo, Iptu Guling Sunaka, Jumat (17/5/2024).

    Guling menjelaskan, pemrosesan 7 tersangka yang masih di bawah umur itu menggunakan sistem peradilan anak. Tersangka di bawah umur dilimpahkan ke unit PPA, sementara untuk tersangka dewasa tetap ditangani Unit Pidum.

    “Untuk tersangka di bawah umur tidak ditahan namun proses hukumnya tetap berjalan dan ditangani oleh unit PPA,” katanya.

    Fakta hasil penyidikan polisi, para tersangka mengakui mereka terlibat dalam pembuatan mercon maupun balon udara tanpa awak. Mereka mengumpulkan dana dan membuat balon udara serta petasan itu setelah Idulfitri 1445 H/2024 M.

    “Mereka membuat setelah Lebaran. Mereka sengaja menghindari momentum Lebaran, sebab pengawasan dari kepolisian sangat ketat. Sehingga akhirnya diterbangkan pada hari Senin lalu itu,” pungkas mantan Kanit Reskrim Polsek Sukorejo itu.

    Untuk diketahui, peristiwa balon udara meledak terjadi pada Senin (13/5/2024) pagi sekitar pukul 06.30 WIB di area persawahan Desa Muneng. Akibat kejadian itu, 4 orang yang menerbangkan balon udara mengalami  luka-luka terkena ledakan mercon dari balon udara yang belum sempat terbang tersebut.

    Belakangan, dari 4 orang terluka, 1 orang akhirnya meninggal dunia karena mengalami luka bakar serius. Sempat dirawat di RSUD dr Harjono Ponorogo dan dirujuk ke RS Dr. Sutomo Surabaya. Sehari dirawat di Surabaya, akhirnya pasien meninggal dunia. [end/beq]

  • Meninggal Dunia Akibat Ledakan Balon Udara, Ilham Nugroho di Mata Teman Sekolah

    Meninggal Dunia Akibat Ledakan Balon Udara, Ilham Nugroho di Mata Teman Sekolah

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kabar meninggalnya Ilham Nugroho, korban ledakan balon udara Ponorogo, mengagetkan teman-teman sekolahnya di SMPN 1 Balong. Remaja berumur 14 tahun itu, di mata teman-temannya merupakan sosok yang baik. Almarhum juga aktif dalam organisasi olahraga bola voli. Tak heran kepergiannya yang bisa dikatakan masih muda itu, membuat kesedihan bagi mereka yang mengenal anak dari pasangan suami istri Parno dan Sumining itu.

    “Anaknya sangat baik. Almarhum aktif organisasi voli juga,” kata Andini Juwitasari, salah satu teman Ilham Nugroho di kelas 9 SMPN 1 Balong, Kamis (16/05/2024).

    Andini menyebut bahwa Ilham semasa hidupnya juga sosok teman yang periang dan ceria. Rasa kesetiakawanannya juga tinggi. Dia suka menghibur saat ada temannya yang lagi sedih. “Ilham orangnya periang. Dia suka menghibur saat ada temannya sedih,” ungkap Andini dengan suara terbata-bata sambil menangis.

    Hal senada juga diungkapkan oleh Viona Nur Fitriani, teman kelas 9 lainnya. Menurut Viona, Ilham juga tipe cowok yang tidak neko-neko. Suka main dengan semua orang dan tidak pernah membuat masalah dengan guru. “Anaknya juga alim, almarhum juga lulusan tahfidz. Kita shock saat tahu kabar jika Ilham meninggal dunia,” katanya.

    Viona mengungkapkan bahwa pada hari Selasa pekan depan itu, di sekolahnya ada kegiatan wisuda kelulusan untuk kelas 9. Teman-teman, kata Viona berharap Ilham bisa datang, dengan apapun kondisinya. Namun, takdir berkata lain. Anak ke 7 dari 8 bersaudara itu meninggalkan teman-temannya selama-lamanya. “Hari Selasa nanti itu ada wisuda. Ya harapannya Ilham bisa datang. Tetapi ternyata Allah lebih sayang kepada Ilham,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Ilham Nugroho, korban ledakan balon udara di Ponorogo pada hari Senin (13/5) lalu, akhirnya meninggal dunia.  Pemuda yang masih berumur 14 tahun itu, menghembuskan nafas terakhir pada hari Rabu (15/5) malam saat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya.

    Menurut informasi yang dihimpun beritajatim.com, pasca ledakan balon udara pada hari Senin lalu, korban langsung dilarikan ke RSUD dr. Harjono Ponorogo. Beberapa bagian tubuhnya mengalami luka bakar akibat ledakan tersebut. Yang bersangkutan mengalami luka bakar sebanyak 63 persen. Bahkan bagian yang paling parah, berada di sekitar alat vitalnya.

    “Tadi pagi keluarga besar SMPN 1 Balong mengadakan salat goib di sekolah,” kata Kepala SMPN 1 Balong, Hary Prasetyo, Kamis (16/05/2024).

    Usai salat goib di masjid sekolah, semua guru dan siswa-siswi kelas 9 melakukan takziah langsung ke tempat pemakaman umum (TPU) Desa Muneng Kecamatan Balong Ponorogo. Di sana mereka mendoakan almarhum Ilham Nugroho, setelah itu ke rumah duka yang berada  sekitar 100 lebih dari pemakaman. “Ini bentuk empati kita pada Almarhum Ilham yang sudah berpulang ke Rahmatullah,” ungkap Heri.

    Dalam kesempatan itu, Hary menyebut kejadian yang menimpa almarhum bisa menjadi pelajaran untuk semua. Agar siswa-siswi lainnya bisa lebih waspada, menjaga diri dan kehormatannya. Sebab, masa depan siswa-siswi ini masih panjang untuk diraih.

    “Kejadian ini menjadi pelajaran bagi anak-anak untuk lebih waspada. Setiap hari Senin selalu saya ingatkan untuk selalu menjaga diri dan kehormatan. Menjaga nama baik sekolah dan keluarganya,” katanya.

    Almarhum Ilham Nugroho, di mata sekolah merupakan sosok siswa yang baik dan santun. Almarhum bahkan menjadi salah satu peserta wisuda tahfidz Quran yang beberapa waktu lalu digelar di Pendopo Pemkab Ponorogo. “Pihak sekolah mengetahui meninggalnya Ilhan dari adiknya yang kebetulan juga bersekolah di sini, masih kelas 7,” pungkas Hery. (end/kun)

  • Korban Ledakan Balon Udara Ponorogo Meninggal Dunia

    Korban Ledakan Balon Udara Ponorogo Meninggal Dunia

    Ponorogo (beritajatim.com) – Korban ledakan balon udara di Ponorogo, Ilham Nugroho, meninggal dunia usai menjalani perawatan intensif. Remaja 14 tahun itu mengembuskan napas terakhir pada Rabu (15/5/2024) malam di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya akibat luka bakar sebanyak 63 persen.

    Menurut informasi yang dihimpun beritajatim.com, pasca ledakan balon udara pada Senin lalu, korban langsung dilarikan ke RSUD dr. Harjono Ponorogo. Beberapa bagian tubuhnya mengalami luka bakar akibat ledakan tersebut, bahkan bagian yang paling parah sekitar alat vitalnya.

    “Tadi pagi keluarga besar SMPN 1 Balong mengadakan Sholat Ghoib di sekolah,” kata Kepala SMPN 1 Balong, Hary Prasetyo, Kamis (16/5/2024).

    Usai Sholat Ghoib di masjid sekolah, semua guru dan siswa-siswi kelas IX melakukan takziah langsung ke tempat pemakaman umum (TPU) Desa Muneng, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Di sana mereka mendoakan almarhum Ilham Nugroho, setelah itu ke rumah duka yang berada  sekitar 100 lebih dari pemakaman.

    “Ini bentuk empati kita pada Almarhum Ilham yang sudah berpulang ke Rahmatullah,” ungkap Heri.

    Dalam kesempatan itu, Hary menyebut kejadian yang menimpa almarhum bisa menjadi pelajaran untuk semua. Agar siswa-siswi lainnya bisa lebih waspada, menjaga diri dan kehormatannya. Sebab, masa depan siswa-siswi ini masih panjang untuk diraih.

    “Kejadian ini menjadi pelajaran bagi anak-anak untuk lebih waspada. Setiap hari Senin selalu saya ingatkan untuk selalu menjaga diri dan kehormatan. Menjaga nama baik sekolah dan keluarganya,” katanya.

    Almarhum Ilham Nugroho, di mata sekolah merupakan sosok siswa yang baik dan santun. Almarhum bahkan menjadi salah satu peserta wisuda tahfidz Quran yang beberapa waktu lalu digelar di Pendopo Pemkab Ponorogo.

    “Pihak sekolah mengetahui meninggalnya Ilhan dari adiknya yang kebetulan juga bersekolah di sini, masih kelas VII,” pungkas Hery.

    Diberitakan sebelumnya, ada 4 korban ledakan balon udara di area persawahan Desa Muneng Kecamatan Balong Ponorogo. Bahkan salah satunya harus dirujuk ke RSUD dr. Harjono. Korban Ilham Nugroho itu mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuhnya.

    Dokter jaga di IGD RSUD dr. Harjono Ponorogo, dr. Agustina Wulandari menjelaskan bahwa korban mengalami luka bakar sekitar 63 persen. Yakni pada kedua tangan, punggung, kedua kaki, leher. Selain itu juga ada sempat bagian rambutnya yang terbakar. Paling parah, kata dr Agustina luka bakar di sekitar alat vitalnya.

    “Paling parah luka bakar di sekitar alat vital. Bukan di alat vitalnya, tapi di sekitarnya, ya area sensitifnya juga,” katanya. [end/beq]

  • Fakta Mengejutkan di Balik Ledakan Mercon Ponorogo

    Fakta Mengejutkan di Balik Ledakan Mercon Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Polisi terus melakukan penyelidikan terkait dengan ledakan mercon di sebuah rumah di Desa Blembem Kecamatan Jambon Ponorogo pada Selasa (14/5) malam. Fakta mengejutkan pun terungkap dalam penggalian keterangan dari 7 pemuda yang diamankan oleh Satreskrim Polres Ponorogo. Kuat dugaan, para pemuda yang mayoritas masih di bawah umur itu terlibat dalam kejadian.

    “Jadi yang kita amankan itu, sebelum kejadian sedang membuat mercon,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana, Rabu (15/05/2024).

    Para pemuda ini akan membuat mercon dalam jumlah banyak. Hendak diterbangkan dengan balon udara yang juga akan dibuat. Balon udara dan mercon itu, sejatinya dibuat oleh mereka untuk diterbangkan nanti saat lebaran Iduladha.

    “Jadi selain membuat mercon, mereka juga membuat balon udara. Rencananya akan diterbangkan saat nanti lebaran Iduladha,” kata mantan kanit jatanras Polrestabes Surabaya itu.

    Bubuk mercon itu pun diracik sendiri. Mereka membeli beberapa bahannya di online shop. Mulai dari booster klengkeng, serbuk aluminium dan belerang. Bahan-bahan itu kemudian dicampur dengan takaran yang berbeda-beda, hingga akhirnya menjadi bubuk mercon atau peledak.

    “Bahan-bahan untuk membuat bubuk mercon itu, dibeli di online shop,” katanya.

    Meracik bubuk mercon, kata Ryo, bukan dilakukan sekali saja oleh mereka. Dia meyakini 7 pemuda ini, sebelumnya sudah pernah membuat hal serupa. Mereka belajar membuat bubuk mercon dari melihat video-video tutorial dari Youtube maupun media sosial (medsos) lainnya.

    “Cara membuat bubuk mercon, mereka melihat di Youtube maupun medsos lainnya,” pungkasnya. [end/but]

  • Terlalu Sembrono, Ini Pemicu Mercon Meledak di Ponorogo

    Terlalu Sembrono, Ini Pemicu Mercon Meledak di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Sebanyak 7 remaja yang mayoritas di bawah umur, diamankan oleh kepolisian, imbas peristiwa ledakan mercon di Desa Blembem, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo. Mereka terlibat dalam terjadinya ledakan mercon di dalam rumah Lasemi, warga desa setempat.

    Salah satu dari mereka terlalu sembrono, saat proses pembuatan mercon sambil menghisap puntung rokok. Nah, ledakan itu diduga kuat dipicu oleh percikan api dari rokok yang mengenai bubuk petasan yang berada di wadah toples.

    “Salah satu dari mereka ini sambil merokok saat membuat mercon. Percikan api dari rokok yang mengenai bubuk mercon itulah yang akhirnya membuat ledakan terjadi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana, Rabu (15/5/2024).

    Pemuda yang menghisap rokok pun otomatis terkena imbas dari ledakan itu. Dari 7 pemuda yang saat itu membuat mercon, dia lah yang mengalami luka bakar di beberapa tubuhnya. Sehingga harus dilarikan ke RSUD dr. Harjono Ponorogo untuk mendapatkan pertolongan medis.

    Sementara, satu pemuda lainnya mengalami luka ringan pada bagian lengan kanannya. Ledakan serbuk petasan yang diperkirakan lebih dari 1 kilogram itu, juga membuat rusak beberapa bagian rumah. Mulai dari genting yang rusak dan jatuh, kaca jendela yang pecah, hingga perabotan yang rusak akibat terkena jatuhan genting maupun ledakan mercon.

    “Ketika tim datang, rumah itu gentingnya banyak yang jatuh, ledakan membekas di dinding rumah dan kaca jendela pecah,” katanya.

    Lebih lanjut, Ryo menjelaskan bahwa para pemuda ini berniat membuat secara sendiri mercon tersebut. Rencananya, mercon yang dibuat itu, akan dipasang di balon udara yang akan diterbangkan nantinya. Sehingga, menurut keterangan dari mereka, selain membuat mercon, juga akan membuat balon udara. Hal itu terkonfirmasi dengan adanya banyak plastik di TKP. Plastik-plastik itu merupakan bahan untuk membuat balon udara.

    “Kita juga amankan plastik sebagai bahan untuk membuat balon udara. Jadi selain membuat mercon, mereka juga akan membuat balon udara yang akan diterbangkan nanti lebaran Idul Adha,” pungkasnya. [end/beq]

  • Mercon Meledak di Ponorogo, Polisi Amankan 7 Orang

    Mercon Meledak di Ponorogo, Polisi Amankan 7 Orang

    Ponorogo (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Ponorogo mengamankan 7 orang terkait dengan peristiwa mercon meledak di salah satu rumah warga Desa Blembem, Kecamatan Jambon. Mayoritas yang diamankan ini, merupakan remaja yang masih di bawah umur.

    Akibat ledakan mercon ini, sebagian genting rumah roboh dan kaca jendela pecah. Selain itu, juga menyebabkan 2 orang mengalami luka-luka.

    Korban luka-luka ini juga diambil keterangannya, sebab mereka juga ikut terlibat dalam peristiwa ledakan mercon tersebut.

    “Jadi jelang Rabu dini hari itu, kita dapat laporan terkait ledakan di wilayah Kecamatan Jambon. Ketika datangi TKP, genting-genting di atap rumah sebagian roboh,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Ryo Perdana, Rabu (15/5/2024).

    Dari olah TKP dan penggalian informasi, polisi mengamankan 7 pemuda yang diduga terlibat dalam pembuatan mercon yang meledak di Kecamatan Jambon. Mayoritas yang diamankan itu, pemuda yang masih dibawah umur. Hanya pemuda berinisial MN saja, yang sudah berumur 21 tahun.

    “Ada 7 orang yang diamankan, mayoritas pemuda dibawah umur. Salah satunya ya korban yang mengalami luka bakar, yang bersangkutan ini menjalani rawat jalan,” katanya.

    Dalam olah TKP yang dilakukan pada hari Rabu dini hari, Ryo mengaku pihaknya mengamankan beberapa barang bukti. Seperti handphone, selongsong petasan, serbuk aluminium dan belerang. Mereka meracik sendiri, petasan yang akan dibuat.

    “Status mereka masih menjadi saksi atau terperiksa,” katanya.

    Untuk diketahui sebelumnya, ledakan mercon di Desa Blembem Kecamatan Jambon Ponorogo menyebabkan 2 orang mengalami luka-luka. Keduanya merupakan pemuda yang masih dibawah umur. Pemuda berumur 14 tahun hanya mengalami luka ringan di lengan kanan.

    Sementara, temannya yang berumur 15 tahun mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh. Yakni dibagian wajah, sebagian rambut, lengan kanan dan pinggang bagian kanan. Korban ini pun langsung menjalani perawatan medis di RSUD dr. Harjono Ponorogo.

    “Korban mengalami luka bakar sekitar 13 persen. Datang dengan mengeluh kesakitan karena mengalami luka bakar di wajah, lengan kanan dan pinggang kanan,” ungkap dr. Amanda Teri, dokter jaga di IGD RSUD dr. Harjono Ponorogo.

    Saat masuk, Amanda menyebutkan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan mengeluh sakit karena merasakan perih di area punggung karena terbakar. Luka bakarnya pun hanya berada di permukaan kulit, tidak dalam. Dalam pemeriksaan, meski wajahnya terkena, namun matanya masih bisa dibuka dan tidak sesak napas.

    “Tidak ada trauma, karena pasien sadar. Pasien juga bisa membuka matanya dan tidak merasa sesak,” katanya. [end/beq]